Case Vignette Autism
-
Upload
dita-annisa -
Category
Documents
-
view
42 -
download
1
description
Transcript of Case Vignette Autism
CASE VIGNETTE
AUTISMEILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDERPembimbing : dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJOleh : Dita Annisa Purwanty (2011730024)
Ilustrasi Kasus
M adalah anak berusia 11 tahun di bawa ke psikiatri oleh orang tuanya karena masalah yang telah ada sejak dia lahir. M digambarkan tidak dewasa secara sosial dan dia mempunyai masalah dalam berteman. Ibunya melihat dia sebagai anak yang tidak bahagia, ayahnya melihat M sebagai anak yang sulit terfokus dan pemalas. Tahun ini dalah tahun sekolah yang sulit. Dia terlihat selalu berbicara dan melakukan hal yang salah.
M adalah bayi “penuntut”. Dia jarang terlihat tertidur dan dia banyak menangis. Tumbuh kembang dalam batas normal. Pada masa balita dia adalah seorang yang pendiam.
Saat kelas satu M mempunyai masalah dengan mengantri dan menjadi terpaku pada beberapa mainan, lebih memilih bermain dengan mainan yang sama berulang-ulang. M selalu mempunyai kesulitan dalam hal perubahan dan transisi seperti contohnya perubahan urutan tempat duduk saat makan malam dapat membuatnya tidak bersemangat.
Dalam bidang akademik, sekolah dasarnya tidak ada masalah. M dalam
kecerdasan rata - rata, tetapi akademiknya menurun saat di kelas 7. Ayahnya
orang yang sangat menuntut dan merasa bahwa M terus - menerus membuang
waktunya saat belajar, lebih sering melamun dibanding fokus dengan tugas
sekolahnya. Kebiasaan melamun menjadi jelas saat M menjadi anggota tim basket
di kelas 6. Ayahnya adalah asisten pelatih dan mengamati bahwa M tidak fokus
pada permainan basketnya dan perkembangan sosialnya kurang dari yang lain. M
jarang melakukan kontak mata dan kemampuan bersosialisasinya kurang. Dia
tidak ikut tertawa pada lelucon yang dilontarkan dan tidak bergabung dengan tim
sebayanya.
Ibunya biasanya mengatakan pesan positif kepada M sebelum memulai sekolah,
tetapi pekerjaannya menjadi sulit dan kompleks, menjadi tidak terorganisir. Saat
makan M mempunyai masalah dalam mengikuti perbincangan. Selama musin
panas masalahnya berkurang, dia adalah atlit yang terampil dan menghabiskan
waktunya untuk kegiatan olahraga. Namun, saat berkemah dia hanya mempunyai
satu teman, sejak memulai kegiatan berkemah pada usia 8 tahun dia tidak pernah
memperbanyak teman. Kepala kemahnya melaporkan bahwa M adalah orang yang
kaku, mengucapkan hal-hal konyol dan kesulitan mengikuti instruksi yang
diberikan.
Ibu M usia 40 tahun, berpendidikan S2 audiologi. Ayahnya usia 41 tahun lulusan MBA dari Ivy league school dan investor perbankan yang berhasil. Pernikahan mereka digambarkan sempurna, dan M satu-satunya yang menjadi fokus konflik. Ayahnya kecewa dan sedih kepada M, dan ibunya lebih melindungi dan khawatir. M mempunyai dua adik laki-laki usia 9 dan 7 tahun tanpa gangguan emosional.
M selalu dipaksa ibunya untuk pergi kontrol. M mengatakan bahwa dia mempunyai masalah dalam berteman, dan tidak melakukan hal dengan baik di sekolah seperti seharusnya. Mata pelajaran favoritnya adalah matematika dan bahasa inggris, walaupun sebenarnya dia buruk dalam kedua pelajaran ini. M mengatakan dia bertengkar dengan orang tuanya dan ayahnya yang kritis dapat membuatnya menangis. Dia takut untuk datang ke psikiater karena dia pikir dia gila. M mengaku tidak ada masalah dengan tidur, nafsu makan baik, dan dia suka sekali menonton TV sampai berjam – jam khususnya acara olahraga. M tidak punya teman dan menghabiskan akhir pekannya sendiri.
M tidak mengerti kenapa orang – orang tidak menyukainya. Dia sulit untuk menangkap pelajaran di sekolah dan mengakui pikirannya tidak berkonsentrasi saat guru sedang menjelaskan. Dalam berolahraga berjalan baik, tetapi M tidak punya teman dekat. Dia lebih memilih tenis daripada tim olahraga karena “lebih mudah memperhatikan saat bola mendatangimu“. Dia berharap akan lebih mudah untuk berteman, dia dan ayahnya akan berhenti bertengkar, dan dapat menjadi pemain basket professional.
Laporan dari sekolah menjelaskan bahwa kemampuan berorganisasi M jelek. Dia
dapat duduk dalam 10-15 menit, tetapi seringkali mengambil minuman atau pergi
ke toilet. Dia memiliki konsentrasi yang kurang. Saat di tutorial satu persatu M
dapat menyelesaikan banyak persoalan, dan dianggap baik oleh tutornya. Ketidak
disiplinan M juga dilaporkan oleh sekolah.
Dari sudut pandang guru yang menilai hiperaktivitas, impulsivitas dan perhatian
telah dilengkapi oleh beberapa dokternya. Mereka mengindikasikan M mempunyai
rentang perhatian yang pendek, mudah teralih, lebih banyak melamun, dan gagal
menyelesaikan apa yang telah dimulai. Data tes neuropsikologi mengindikasikan
dengan masalah perhatian dan kecepatan proses. Hasil tes hubungan spasialnya
buruk, waktu, gerakan kompleks yang membutuhkan proses cepat. Dia juga buruk
dalam hal mengikuti petunjuk yang membutuhkan perhatian baik melalui visual
dan verbal. Tes memori dan pembelajaran, dia melakukan tugas memori dengan
baik, tetapi buruk pada tes memori dengan informasi acak.
Tanda dan Gejala
• Tidak dewasa secara sosial dan dia mempunyai masalah dalam
berteman
• Terlihat selalu berbicara dan melakukan hal yang salah
• Lebih memilih bermain dengan mainan yang sama berulang-ulang
• Mempunyai kesulitan dalam hal perubahan dan transisi
• Jarang melakukan kontak mata dan kemampuan bersosialisasinya
kurang
• Tidak ikut tertawa pada lelucon yang dilontarkan dan tidak
bergabung dengan tim sebayanya
• Orang yang kaku, mengucapkan hal – hal konyol dan kesulitan
mengikuti instruksi yang diberikan
• Suka sekali menonton TV sampai berjam – jam
• Sulit untuk menangkap pelajaran di sekolah dan mengakui
pikirannya tidak berkonsentrasi saat guru sedang menjelaskan
• Lebih memilih tenis daripada tim olahraga karena “lebih mudah
memperhatikan saat bola mendatangimu“.
• Mempunyai rentang perhatian yang pendek, mudah teralih, lebih
banyak melamun, dan gagal menyelesaikan apa yang telah
dimulai
• Buruk dalam hal mengikuti petunjuk yang membutuhkan perhatian
baik melalui visual dan verbal
Multi Aksial Diagnosis
• Aksis I : F84.0 Autisme pada anak
• Aksis II : R46.8 Diagnosis aksis II tertunda
• Aksis III : Tidak ada
• Aksis IV: Tidak ada
• Aksis V : GAF 1 tahun terakhir : 60-51
GAF sekarang : 60-51
AUTISME
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Gangguan dalam interaksi sosial, komunikasi
dan perilaku yang terbatas dan berulang
(stereotipik), yang muncul sebelum usia 3 tahun.
AUTISME
Etiologi
Teori Psikoso
sial
Teori Biologis
Teori Imunolo
gi
Infeksi Virus
Teori Psikososial
◦Pengaruh psikogenik :
Orang tua yang emosional, kaku dan obsesif
yang mengasuh anak mereka dalam suatu
atmosfer yang secara emosional kurang hangat
bahkan dingin
Teori Biologis
◦Faktor Genetik
Sindrom fragile-X
◦Faktor Perinatal
Fetal distress
◦Model Neuroanatomi
Disfungsi beberapa daerah di otak
◦Hipotesis Neurokemistri
Serotonin, dopamin, dan opioid endogen
Teori Imunologi
Antibodi ibu menyerang jaringan saraf otak janin
Infeksi Virus
Congenital rubella, herpes simplex, encephalitis, dan cytomegalovirus infection
Gambaran Klinis
3 kelompok gejala yang harus diperhatikan
untuk dapat mendiagnosis autism:
◦Dalam interaksi sosial
◦Dalam komunikasi verbal dan non verbal saat
bermain
◦Dalam berbagai aktivitas dan minat
Ciri Khas Perilaku
◦ Gangguan kualitatif di dalam interaksi sosial
◦ Gangguan kualitatif dalam komunikasi verbal/nonverbal dan dalam bermain
◦ Aktivitas dan minat terbatas
◦ Gangguan kognitif
◦ Gangguan pada perilaku motoric
◦ Reaksi abnormal terhadap perangsangan indera
◦ Gangguan tidur dan makan
◦ Gangguan afek dan mood/ perasaan/ emosi
◦ Perilaku yang membahayakan
◦ Gangguan kejang
Pemeriksaan Medis
◦ Pemeriksaan fisik
◦ Pemeriksaan neurologis
◦ Tes neuropsikologis
◦ Tes pendengaran dengan BERA
◦ Tes ketajaman penglihatan
◦ Berbagai rating scales, CARS (Chidhood AutismRating Scale), GARS (Gilian Autism Rating Scale)
◦ MRI, Ct scan, PET, brain maping
◦ EEG
◦ Pemeriksaan sitogenetik untuk abnormalitas kromosom
Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Autistik
A. Keenam (atau lebih) hal dari (1), (2), (3), dengan sedikitnya dua dari (1), dan satu masing-masing dari (2) dan (3) :(1) Hendaya kualitatif dalam hal interaksi sosial,
seperti yang ditunjukkan oleh sedikitnya dua dari hal berikut:a) Hendaya yang nyata dalam hal penggunaan
berbagai perilaku non verbal seperti pandangan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan sikap untuk mengatur interaksi sosial
b) Kegagalan mengembangkan hubungan sebaya yang sesuai dengan tingkat perkembangan
c) Tidak adanya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat, atau pencapaian dengan orang lain (cth., dengan tidak menunjukkan, membawa, atau menunjukkan objek minat)
(2) Hendaya kualitatif dalam hal komunikasi seperti yang ditunjukkan dengan sedikitnya salah satu dari di bawah ini:
a) Keterlambatan atau tidak adanya perkembangan bahasa lisan (tidak disertai dengan upaya untuk mengompensasikan melalui cara komunikasi alternatif seperti sikap atau mimik)
b) Pada orang dengan pembicaraan yang adekuat, hendaya yang nyata dalam hal kemampuannya untuk memulai atau mempertahankan pembicaraan dengan orang lain
c) Penggunaan bahasa yang stereotipik dan berulang atau bahasa yang aneh
d) Tidak adanya berbagai permainan sandiwara spontan atau permainan pura-pura sosial yang sesuai dengan tingkat perkembangan
(3) Pola perilaku, minat, dan aktivitas stereotipik berulang, dan terbatas, yang ditunjukkan oleh sedikitnya salah satu dari berikut:
(a) Meliputi preokupasi terhadap salah satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan terbatas yang abnormal baik dalam intensitas atau fokus
(b) Tampak terlalu lekat dengan rutinitas atau ritual yang spesifik serta tidak fungsional
(c) Manerisme motorik berulang dan stereotipik (cth., ayunan atau memuntir tangan atau jari, atau gerakan seluruh tubuh yang kompleks)
B. Keterlambatan atau fungsi abnormal pada sedikitnya salah satu area ini, dengan onset sebelum usia 3 tahun: (1) interaksi sosial, (2) bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial, atau (3) permainan simbolik dan khayalan.
C. Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan Rett atau gangguan disintegeratif masa kanak-kanak.
Diagnosis Banding
◦Retardasi mental
◦Skizofrenia
◦Gangguan perkembangan dan bahasa
◦Gangguan penglihatan dan pendengaran
◦Gangguan kelekatan yang reaktif
◦Semua ganggguan yang termasuk dalam kelompok PDD
◦Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
Penatalaksanaan Non-Medikamentosa
◦Pendekatan Edukatif
◦Terapi Perilaku
◦Terapi Khusus
Terapi wicara, terapi okupasi, sensori
integritas, dan fisioterapi.
◦Psikoterapi
Penatalaksanaan Medikamentosa◦Antipsikotik : memblok reseptor dopamine
Risperidone (risperidal)
Olanzapine (zyprexa), aripriprazol (abilify) masih perlu penelitian lebih lanjut
◦SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
Fluoxetine (procaz), sertraline (Zoloft), fluvoxamine (Luvox)
◦Methylphenidate : menurunkan hiperaktivitas, inatensi
Prognosis
◦Dua pertiga dari anak autistik mempunyai
prognosis yang buruk
◦Seperempat dari anak autistik mempunyai
prognosis sedang
◦Sepersepuluh dari anak autistik mempunyai
prognosis baik
TERIMA KASIH