case stroke
-
Upload
ibrahim-achmad -
Category
Documents
-
view
48 -
download
3
description
Transcript of case stroke
LAPORAN KASUS
STROKE HEMORAGIK
PEMBIMBING :
Dr.Yudi Yuwono Wiwoho, Sp.BS
PENYUSUN :
Ibrahim Achmad
030.09.117
KEPANITERAAN KLINIK BEDAH
RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR.ESNAWAN ANTARIKSA
PERIODE 13 JANUARI 2014 – 22 MARET 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah laporan kasus dengan judul “Stroke
hemoragik”.Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan
klinik di bagian Bedah RSAU dr.Esnawan Antariksa
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada :
1. Dr. Yudi Y.W , Sp.BS selaku pembimbing laporan kasus penulis
2. Seluruh dokter dan staff SMF Bedh
3. Rekan-rekan kepaniteraan klinik Bedah RSAU dr.Esnawan Antariksa atas bantuan dan
dukungannya
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran guna penyempurnaan makalah ini sangat
diharapkan.Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
dalam bidang Bedah
Maret , 2014
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di segala bidang
kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Kesibukan yang luar biasa terutama di kota
besar membuat manusia terkadang lalai terhadap kesehatan tubuhnya. Pola makan tidak
teratur, kurang olahraga, jam kerja berlebihan serta konsumsi makanan cepat saji sudah
menjadi kebiasaan lazim yang berpotensi menimbulkan serangan stroke.
Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) masih penyebab kematian ketiga, sesudah
penyakit jantung dan kanker. Di negara maju, meskipun angka kematian dari GDOP akhir-
akhir ini cenderung menurun oleh karena pencegahan terhadap penyakit ini telah dilakukan
sebaik mungkin. Di negara berkembang kemajuan ekonomi serta ilmu pengetahuan dan
teknologi telah memperpanjang usia.
Di samping itu, perbaikan metoda penanganan penderita GPDO yang akut, telah
menekan angka kematian penderita, akibat dari semua ini dapat diramalkan bahwa jumlah
penderita yang mempunyai gejala sisa akibat GPDO akan meningkat.Pada kondisi Gangguan
Pembuluh Darah Otak atau Stroke, Masalah yang sering timbul oleh pasien
biasanya : Adanya kelemahan otot pada bagian anggota gerak tubuh yang terkena Adanya
gangguan keseimbangan,Adanya gangguan postur, Adanya gangguan pernafasan Adanya
atropi, Adanya gangguan kemampuan fungsional.Beberapa definisi tentang stroke secara
teoritis dari beberapa literatur dapat digambarkan sebagai berikut antara lain:
Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat
dalam beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang terganggu.
Definisi menurut WHO: stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal
maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat
gangguan aliran darah otak.
Menurut Neil F Gordon: stroke adalah gangguan potensial yang fatal pada suplai
darah bagian otak. Tidak ada satupun bagian tubuh manusia yang dapat bertahan bila
terdapat gangguan suplai darah dalam waktu relatif lama sebab darah sangat dibutuhkan
dalam kehidupan terutama oksigen pengangkut bahan makanan yang dibutuhkan pada otak
2
dan otak dalah pusat control system tubuh termasuk perintah dari semua gerakan
fisik.
Dengan kata lain stroke merupakan manifestasi keadaan pembuluh darah cerebral
yang tidak sehat sehingga bisa disebut juga “cerebral arterial disease” atau “cerebrovascular
disease”. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan pembuluh
darah, sumbatan dan penyempitan atau pecahnya pembuluh darah, semua ini
menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai.
Stroke adalah penyebab utama disabilitas dan penyebab ketiga kematian di Amerika
Serikat. Lebih dari 700.000 orang per tahun menderita stroke untuk pertama kalinya di
Amerika Serikat, dengan 20% nya meninggal satu tahun setelah serangan stroke. Jika hal ini
terus berlanjut, angka tersebut akan naik menjadi 1 juta orang per tahun pada tahun 2050.1
Definisi stroke menurut WHO 1986 dan PERDOSSI 1999 adalah tanda-tanda klinis
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskular.2
3
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
No. RM : 062709
Nama : Tn. GS
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 56 tahun
Tempat, tanggal lahir :
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
II. ANAMNESIS
Dilakukan alloanamnesis pada IGD RSAU dr.Esnawan Antariksa.Pada tanggal 6 maret
2014, Jam 20.00
Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran
( Masuk IGD : 16.00 , 6 maret 2014)
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang pasien laki-laki 56 tahun Tn.GS, datang dengan keluhan penurunan
kesadaran. Awalnya kurang lebih satu hari sebelumnya(5 maret 2014) Jam 9 malam,
tiba-tiba saja pasien mengelami penurunan kesadaran secara mendadak, Sebelum nya
pasien tidak mengeluhkan apa, tidak ada sakit kepala, mual atau pun muntah, saat itu
pasien sedang duduk setelah menunaikan solat isya. Ketika itu pasien tiba-tiba pingsan,
terjatuh kelantai dan beberapa saat kemudian pasien sadar dan hanya mampu
mengerang dan tidak dapat bergerak, dan menurut keluarga yaitu istri pasien yang
pertama kali menolong pasien, saat itu pasien terlihat sangat lemah, tidak muntah, dan
masih dapat ber interaksi walaupun hanya melirik dan bergerak sedikit. Kemudian oleh
keluarga pasien dibawa kerumah sakit swasta dijakarta kurang lebih jam 10.30 malam di
IGD RS Tugu Ibu tersebut. Saat itu pasien sudah tidak dapat berinteraksi, hanya
terdengar suara mengorok dari pasien.menurut keluarga saat datang ke IGD RS tersebut
tekanan darah pasien lebih dari 200mmhg, Kemudian oleh rumah sakit tersebut di
4
diagnosa sebagai stroke hemoragik dan dilakukan CT-Scan kepala pada pukul 1.30 dini
hari, dan menurut rumah sakit terjadi perdarahan yang kemungkinan harus dilakukan
operasi segera, dan karena kerterbatasan sumberdaya. Lalu dirujuk pasien tersebut di
RSAU dr.Esnawan Antariksa dan sampai di IGD kurang lebih tiba Jam 16.00.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah seperti ini sebelumnya, menurut keluarga pasien memiliki
riwayat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, dan tidak pernah mengkonsumsi
obat-obatan, pasien tidak memiliki riwayat DM.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang seperti ini
Riwayat Kebiasaan :
Pasien mengkonsumsi rokok kira 1 bungkus per hari, tidak pernah olahraga
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran : Coma
GCS : E1V1(Tube)M1 = 3
Sikap : Berbaring
Koperasi : (-)
Keadaan Gizi : Cukup
Tekanan Darah : 190/110 mmHg(dextra) ; 190/110 mmHg(sinistra)
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 36oC
Pernafasan : 25 x/menit
Keadaan Lokal
Trauma Stigmata : -
Pulsasi arteri karotis : cukup, regular, equal kanan dan kiri
Perdarahan perifer : capilary refill time < 2 detik
KGB : tidak teraba membesar
Columna vertebralis : letak ditengah, skoliosis (-), lordosis (-)
Kulit : warna sawo matang, sianosis (-), ikterik (-), Keringat( hiperhidrosis
pada kulit daerah thorak, extremitas atas dext&sinistra)
5
Kepala : normosefali, rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah dicabut,
jejas (-), nyeri tekan perikranial (?)
Mata : konjungtiva anemis -/-, ptosis -/-, lagoftalmus -/-, pupil bulat isokor,
diameter 3mm/3mm, refleks cahaya langsung +/+(lambat), refleks
cahaya tidak langsung +/+(lambat)
Telinga : normotia +/+, perdarahan -/-
Hidung : deviasi septum -/-, perdarahan -/-, Sekret -/-
Mulut : bibir sianosis(-), lidah kotor (-),
Tenggorok : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Leher : bentuk simetris, trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaran
KGB dan tirod, tidak terdapat dilatasi Vena leher
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V 2 jari Medial linea midklavikula
sinistra
Perkusi : Batas atas jantung, ICS III parasternalis kanan, batas kanan
ICS IV linea parasternalis dextra, batas kiri ICS V 2 jari media
linea midklavikularis sinistra
Auskultasi : SI dan SII normal reguler, Murmur (-); Gallop (-)
Pemeriksaan Paru
Inspeksi : pergerakkan dada simetris pada statis dan dinamis
Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara nafas Bronchial +/+, ronkhi +/+ (basah kasar),
wheezing -/-
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : datar, tidak tampak buncit
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba membesar
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Punggung : deformitas (-), gibus (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
6
Atas : akral hangat + / +, edema - / -
Bawah : akral hangat + / +, edema - / -
IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
GCS : E1V1(tube)M1 = 3
Rangsang Selaput Otak :
Kaku kuduk : (-)
Laseque : >700 / >700
Kerniq : > 1350 / > 1350
Brudzinsky I : -
Brudzinsky II : - / -
Nervus Kranialis
N. I (Olfaktorius)
Normosmia: tidak valid dinilai
N. II (Optikus)
Acies visus : tidak valid dinilai
Visus campus : tidak valid dinilai
Lihat warna : tidak valid dinilai
Funduskopi : tidak valid dinilai
N. III, IV, VI (Occulomotorius, Trochlearis, Abducens)
Kedudukkan bola mata : tidak valid dinilai
Pergerakkan bola mata : tidak valid dinilai
Exopthalmus : - / -
Nystagmus : - / -
Pupil
Bentuk : bulat, isokor, diameter 3mm/3mm
Reflek cahaya langsung : +/+(lambat)
Reflek cahaya tidak langsung : +/+(lambat)
N. V (Trigeminus)
Cabang Motorik
7
Gerakan rahang : tidak valid dinilai
Menggigit : tidak valid dinilai
Cabang sensorik
Ophtalmicus : tidak valid dinilai
Maksilaris : tidak valid dinilai
Mandibularis : tidak valid dinilai
Refleks
Kornea : -/-
N. VII (Fascialis)
Motorik
Sikap wajah : kesan Simetris
Angkat alis : tidak valid dinilai
Mengernyitkan dahi : tidak valid dinilai
Menutup mata : tidak valid dinilai
Menyeringai : tidak valid dinilai
Plika nasolabialis : kesan simetris
Rasa kecap : tidak valid dinilai
Sensorik
Pengecapan lidah 2/3 depan : baik
N. VIII (Vestibulocochlearis)
Vestibular
Vertigo : tidak valid dinilai
Koklearis : tidak valid dinilai
N. IX, X (Glossopharyngeus, Vagus)
Motorik
Kedudukan uvula : di tengah
Kedudukan arcus faring : tidak ada deviasi
Menelan : tidak valid dinilai(gagling +)
Sensorik : tidak valid dinilai
N. XI (Accesorius)
8
Mengangkat bahu : tidak valid dinilai
Menoleh : tidak valid dinilai
N.XII (Hypoglossus)
Pergerakkan lidah : tidak valid dinilai
Menjulurkan lidah : tidak valid dinilai
Atrofi : -
Fasikulasi : -
Tremor : -
Sistem Motorik
Trofi : eutrofi
Tonus : normotonus
Kekuatan otot :
Ekstremitas atas proksimal - distal : 0000/0000
Ekstremitas bawah proksimal - distal : 0000/0000
Gerakkan involunter :
Tremor : - / -
Chorea : - / -
Atetose : - / -
Miokloni : - / -
Tics : - / -
Sistem Sensorik
Propioseptif
Getar : tidak dilakukan
Sikap : tidak valid dinilai
Eksteroseptif
Nyeri : tidak valid dinilai
Suhu : tidak valid dinilai
Raba : tidak valid dinilai
9
Refleks Fisiologis
Kornea : + / +
Biceps : +2/+2
Triceps : +3/+3
Patella : +2/+3
Achilles : +2/+2
Refleks Patologis
Hoffman Tromer : - / -
Babinsky : - / +
Chaddok : - / -
Gordon : - / -
Schaefer : - / -
Klonus patella : - / -
Klonus achilles : - / -
Fungsi Serebelar
Ataxia : tidak valid dinilai
Tes Romberg : tidak valid dinilai
Disdiadokokinesia : tidak valid dinilai
Jari-jari : tidak valid dinilai
Jari-hidung : tidak valid dinilai
Tumit-lutut : tidak valid dinilai
Rebound phenomenon : tidak valid dinilai
Hipotoni : - / -
Fungsi Luhur
Astereognosia : -
Apraxia : -
Afasia : -
MMSE : tidak valid dinilai
10
Fungsi Otonom
Miksi : DC on
Defekasi : (-)
Sekresi keringat : Baik
Keadaan Psikis
Intelegensia : tidak valid dinilai
Tanda regresi : -
Demensia : -
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium(6 maret 2014)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hb
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
15,6
46
21.900
250
13,2 – 17,3 g/dL
33-45 %
5,0-10,0 ribu/uL
150-440 ribu/uL
Fungsi Ginjal
Ureum darah
Kreatinin darah
43
1,49
20-40 mg/dL
0,6-1,5 mg/dL
Gula Darah Sewaktu 229 70-140 mg/dL
Lemak
Trigliserida
Kolesterol total
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL
-
-
-
-
<150 mg/dL
<200 mg/dL
34-87 mg/dL
<130 mg/dL
Elektrolit Darah
Natrium
Kalium
136
4,3
135-147 mmol/L
3,10-5,10 mmol/L
11
Klorida 101 95-108 mmol/L
EKG
Kesan:
Sinus tachycardi
Foto Thoraks
Tidak terlampir
Kesan :
Cor : kardiomegali
Pulmo : corakan bronkovascular meningkat, infilrat pada perikardial dextra dan sinistra
Kesan Pneumonia
12
CT Scan
Kesan :
- Perdarahan intraparenkim di occiptocereberal(volume ?)
- Pelebaran ventrikel lateralis
VI. RESUME
VII. DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis klinis : Coma, Hemiparese Duplex, Sups. Pneumonia, Hipertensi
grade II
Diagnosis etiologis : Stroke Hemoragik
13
Diagnosis topis : Sub Korteks
VIII. PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa :
Bagian kepala dan dada ditinggikan 20-30o dengan kepala dan dada pada satu
bidang
O2 3 L per menit
NaCl 0,9 % 500 cc/ 12 jam
Pemasangan DC( Dower Catheter)
Pemasangan NGT(1700 cal)
Pemantauan Tanda Vital( ICU)
Medikamentosa :
Inf. Manitol 20% 6 x 250 cc
Ceftriaxone 2 x 1 gr
Transamin 3x500 mg
Brainact (citicoline) 3 x 500mg
Ranitidine 2 x 1 amp
Ceftriaxone 1 x 2 gr
Inpepsa 4 x 15 cc
Paracetamol 3 x 500
Captopril 3 x 25 mg
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : ad malam
Ad functionam : Dubia ad malam
Ad sanationam : Dubia ad malam
BAB III
14
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI STROKE
Stroke adalah hilangnya sebagian fungsi otak yang terjadi secara mendadak
atau tiba-tiba akibat dari sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Tanpa
oksigen dan nutrisi penting yang dialirkan bersama dengan darah, sel otak akan rusak
atau mati dalam beberapa menit. Stroke atau gangguan aliran darah di otak disebut
juga sebagai serangan otak (brain attack), merupakan penyebab cacat (disabilitas,
invaliditas), utama pada kelompok usia diatas 45 tahun
B. ANATOMI PEMBULUH DARAH OTAK
Menurut American Heart Association (AHA) dalam Family Guide to Stroke,otak adalah
organ manusia yang kompleks. Setiap area dari otak mempunyai fungsi khusus. Otak
merupakan organ tubuh yang ikut berpartisipasi pada semua kegiatan tubuh, yang apat
berupa bergerak, merasa, berfikir, berbicara, emosi, mengenang, berkhayal, membaca,
menulis, berhitung, melihat, mendengar, dan lain-lain. Bila bagian-bagian dari otak ini
terganggu, misalnya suplai darah berkurang, maka tugasnya pun dapat terganggu. Otak
membutuhkan banyak oksigen. Berat otak hanya 2,5% dari berat badan seluruhnya,
namun oksigen yang dibutuhkan hampir mencapai 20% dari kebutuhan badan
seluruhnya. Oksigen ini diperoleh dari darah. Pada keadaan normal, darah yang
mengalir ke otak (CBF = cerebro blood flow) adalah 50-60 ml/100 g otak/menit. Ada 3
selaput yang melapisi otak, yaitu duramater, araknoid dan pia mater.16 (dapat dilihat
pada gambar)
15
Suplai darah ke otak melalui dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis (kanan dan kiri)
dan arteri karotis interna (kanan dan kiri). Arteri vertebralis menyuplai darah ke area
belakang dan area bawah dari otak, sampai di tempurung kepala dan arteri karotis
interna menyuplai darah ke area depan dan area atas otak. (dapat dilihat pada gambar
Cabang-cabang dari arteri vertebralis dan arteri karotis interna bersatu membentuk
sirkulus willisi. Sistem ini memungkinkan pembagian darah di dalam kepala untuk
mengimbangi setiap gerakan leher jika aliran darah dalam salah satu pembuluh nadi
leher mengalami kegagalan.
16
Ada dua hemisfer serebri (belahan otak), yaitu hemisfer serebri sinistra (kiri) dan
hemisfer serebri dextra (kanan). Hemisfer serebri sinistra (kiri) berfungsi dalam
mengendalikan gerakan sisi kanan tubuh, seperti berbicara, berhitung dan menulis,
sedangkan hemisfer serebri dextra (kanan) berfungsi dalam mengendalikan gerakan sisi
kiri tubuh, seperti perasaan, kemampuan seni, keterampilan dan orientasi.
C. KLASIFIKASI STROKE
A. STROKE NON HEMORAGIK ( CEREBRAL INFARCTION )
1. Klinis terdiri dari
- TIA (Transient Ischemic Attack)
- RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
- Progressing stroke = stroke in evolusi
- Complete stroke
2. Secara kausal
- Stroke trombotik
- Stroke emboli/non trombotik
B. STROKE HEMORAGIK
- PSD (Perdarahan Sub Dural )
17
- PSA (Perdarahan Sub Araknoid )
- PIS (Perdarahan Intra Serebral )
D. STROKE HEMORAGIK
a) Definisi Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak
(disebut hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau kedalam
ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak (disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis stroke yang
paling mematikan dan merupakan sebagian kecil dari stroke total yaitu 10-15%
perdarahan intraserebrum dan sekitar 5% untuk perdarahan subaraknoid Stroke
hemoragik merupakan 15% sampai 20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila lesi
vascular intraserebrum mengalami rupture sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Sebagian dari lesi vascular
yang dapat menyebabkan perdarahan subaraknoid (PSA) adalah aneurisma sakular
dan malformasi arteriovena (MAV)
18
b) Klasifikasi Stroke Hemoragik
i. Perdarahan Sub Dural (PSD)
Perdarahan subdural terjadi diantara duramater dan araknoid. Perdarahan
dapat terjadi akibat robeknya vena jembatan (bridging veins) yang
menghubungkan vena di permukaan otak dan sinus venosus di dalam dura
mater atau karena robeknya araknoid.
ii. Perdarahan Sub Araknoid (PSA)
Perdarahan Subaraknoid (PSA) adalah keadaan akut dimana
terdapatnya/masuknya darah ke dalam ruangan subaraknoid, atau perdarahan
yang terjadi di pembuluh darah di luar otak, tetapi masih di daerah kepala
seperti di selaput otak atau bagian bawah otak.6 PSA menduduki 7-15% dari
seluruh kasus Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO). PSA paling banyak
disebabkan oleh pecahnya aneurisma (50%)
iii. Perdarahan Intra Serebral (PIS)
Perdarahan Intraserebral (PIS) adalah perdarahan yang primer berasal dari
pembuluh darah dalam parenkim otak dan bukan disebabkan oleh trauma,
dimana 70% kasus PIS terjadi di kapsula interna, 20% terjadi di fosa posterior
(batang otak dan serebelum) dan 10% di hemisfer (di luar kapsula interna).PIS
terutama disebabkan oleh hipertensi (50-68%) Angka kematian untuk
perdarahan intraserebrum hipertensif sangat tinggi, mendekati 50%.
Perdarahan yang terjadi diruang supratentorium (diatas tentorium cerebeli)
memiliki prognosis yang baik apabila volume darah sedikit. Namun, perdarahan
kedalam ruang infratentorium didaerah pons atau cerebellum memiliki
prognosis yang jauh lebih buruk karena cepatnya timbul tekanan pada
struktur–struktur vital dibatang otak
E. GEJALA STROKE HEMORAGIK
a) Perdarahan Sub Dural
Gejala-gejala perdarahan sub dural adalah nyeri kepala progresif, ketajaman
penglihatan mundur akibat edema papil yang terjadi, tanda-tanda defisiensi
neorologik daerah otak yang tertekan.
b) Perdarahan Sub Araknoid
19
Gejala prodormal : nyeri kepala hebat dan akut hanya 10%, 90% tanpa keluhan
sakit kepala.
Kesadaran sering terganggu, dari tidak sadar sebentar, sedikit delirium sampai
koma.
Fundus okuli : 10% penderita mengalami papil edema beberapa jam setelah
perdarahan.
Gangguan fungsi saraf otonom, mengakibatkan demam setelah 24 jam karena
rangsangan meningeal, muntah, berkeringat, menggigil, dan takikardi.
Bila berat, maka terjadi ulkus peptikum disertai hamtemesis dan melena stress
ulcer), dan sering disertai peningkatan kadar gula darah, glukosuria dan
albuminuria.
c) Perdarahan Intra Serebral
Gejala prodormal tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan
seringkali di siang hari, waktu bergiat atau emosi/ marah. Pada permulaan serangan
sering disertai dengan mual, muntah dan hemiparesis. Kesadaran biasanya menurun
dan cepat masuk koma (65% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara ½-2 jam,
dan 12% terjadi setelah 2 jam sampai 19 hari)
F. LETAK PERDARAHAN STROKE HEMORAGIK28
1) Hemisfer Serebri
Hemisfer serebri dibagi menjadi dua belahan, yaitu hemisfer serebri sinistra
(kiri) dan hemisfer serebri dextra (kanan). Hemisfer serebri kiri mengendalikan
kemampuan memahami dan mengendalikan bahasa serta berkaitan dengan
berpikir matematis” atau ”logis”, sedangkan hemisfer serebri dextra berkaitan
dengan Ketrampilan, perasaan dan kemampuan seni.
2) Ganglion Basalis
Fungsional peranan umum ganglion basal adalah untuk bekerja sebagai
stasiun-stasiun pemrosesan yang menghubungkan korteks serebrum dengan
nukleusnukleus thalamus tertentu dan akhirnya berproyeksi ke korteks
serebrum. Kerusakan pada ganglion basalis akan mengakibatkan penderita
mengalami kesukaran untuk memulai gerak yang diingini.
3) Batang Otak
20
Batang otak adalah bagian otak yang masih tersisa setelah hemisfer serebri
dan serebelum diangkat. Medula oblongota, pons dan otak tengah merupakan
bagian bawah atau bagian infratentorium batang otak. Kerusakan pada batang
otak akan mengakibatkan gangguan berupa nyeri, suhu, rasa kecap,
pendengaran, rasa raba, raba diskriminatif, dan apresiasi bentuk, berat dan
tekstur
4) Serebelum
Serebelum terbagi menjadi tiga bagian, yaitu archiserebelum berfungsi untuk
mempertahankan agar seseorang berorientasi terhadap ruangan. Kerusakan
pada daerah ini akan mengakibatkan ataxia tubuh, limbung dan terhuyung-
huyung. Paleoserebelum, mengendalikan otot-otot antigravitas dari tubuh,
apabila mengalami kerusakan akan menyebabkan peningkatan refleks
regangan pada otot-otot penyokong. Neoserebelum, berfungsi sebagai
pengerem pada gerakan dibawah kemauan, terutama yang memerlukan
pengawasan dan penghentian, serta gerakan halus dari tangan. Kerusakan
pada neoserebelum akan mengakibatkan dysmetria intenton tremor dan
ketidakmampuan untuk melakukan gerakan mengubah-ubah yang cepat.
G. TINDAKAN MEDIS STROKE HEMORAGIK
Tindakan medis pada stroke hemoragik ditujukan agar penderita tetap hidup dengan
harapan pendarahan dapat berhenti secara spontan. Sekali terjadi pendarahan maka
terapi medikanmentosa tidak dapat menghentikannya. Tindakan medis yang dilakukan
pada penderita stroke hemoragik meliputi :
1) Tindakan Operatif
Pertimbangan untuk melakukan operasi biasanya bila perdarahan berada di
daerah superficial (lobar) hemisfer serebri atau perdarahan sereberal.
Penentuan waktu untuk operasi masih bersifat kontroversial. Berdasarkan data
mortalitas pasca operasi, disimpulkan bahwa waktu untuk operasi adalah
antara 7-9 pasca perdarahan. Tindakan operasi segera setelah terjadi
perdarahan merupakan tindakan berbahaya karena terjadinya retraksi otak
yang dalam keadaan membengkak. Sementara itu tindakan operasi yang dini
dapat menimbulkan komplikasi iskemi otak.
21
2) Tindakan Konservatif
a. Pencegahan peningkatan tekanan intrakranial lebih lanjut
Upaya pencegahan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) lebih lanjut
adalah pengendalian hipertensi dan pengobatan kejang. Hipertensi yang
menetap akan meningkatkan edema otak dan TIK. Pengendalian
hipertensi harus hati-hati karena apabila terjadi hipotensi maka otak
akan terancam iskemia dan kerusakan neuron.Obat yang di anjurkan
dalam mencegah peningkatan TIK adalah beta bloker atau obat yang
mempunyai aksi beta dan alfa bloking (misalnya labetolol), diberikan
secara intravena di kombinasikan dengan deuretika. Kejang biasanya
terjadi pada perdarahan obar sehingga pemberian anti konpulsan secara
rutin tidak dianjurkan. Pada hiperglikemia tidak diajurkan untuk diberi
difenilhidantoin karena glukosa darah akan meninggi dan kejang tidak
terkontrol. Secara umum antikonfulson yang dianjurkan adalah
difenilhidantoin (bolus intravena) dan diazepam.
b. Pengendalian peningkatan tekanan intracranial
Secara umum terapi untuk hipertensi intrakranial meliputi
hiperventilasi,diuretika, dan kortikosteroid. Hipertventilasi paling efektif
untuk menurunkan hipertensi intrakranial secara cepat, biasanya dalam
beberapa menit untuk mencapai tingkat hipokapnia antara 25-30 mmHg.
Urea intravena (0,30 gr/Kg BB), atau lebih umum dipakai manitol (0,25-
1,0 gr/Kg BB) dapat menurunkan TIK secara cepat, sering diberikan
bersama-sama dengan hiperventilasi pada kasus herniasi otak yang
mengancam.
H. PENCEGAHAN STROKE
1) Pencegahan Premordial
Tujuan pencegahan premordial adalah mencegah timbulnya faktor risiko bagi
individu yang belum mempunyai faktor risiko. Pencegahan premordial dapat
dilakukan dengan cara melakukan promosi kesehatan, seperti berkampanye
tentang bahaya rokok terhadap stroke dengan membuat selebaran atau poster
yang dapat menarik perhatian masyarakat. Selain itu, promosi kesehatan lain
22
yang dapat dilakukan adalah program pendidikan kesehatan masyarakat,
dengan memberikan informasi tentang penyakit stroke hemoragik melalui
ceramah, media cetak, media elektronik
2) Pencegahan Primer
Tujuan pencegahan primer adalah mengurangi timbulnya faktor risiko stroke
bagi individu yang mempunyai faktor risiko tetapi belum menderita stroke
dengan cara melaksanakan gaya hidup sehat bebas stroke, antara lain:
a. Menghindari merokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi
garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan
sejenisnya
b. Mengurangi kolesterol, lemak dalam makanan seperti jerohan, daging
berlemak, goreng-gorengan
c. Mengatur pola makan yang sehat seperti kacang-kacangan, susu dan
kalsium, ikan, serat, vitamin yang diperoleh dari makanan dan bukan
suplemen (vit C, E, B6, B12 dan beta karoten), teh hijau dan teh hitam
serta buah-buahan dan sayur-sayuran
d. Mengendalikan faktor risiko stroke, seperti hipertensi, diabetes
mellitus,penyakit jantung dan lain-lain.
e. Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara
teratur, minimal jalan kaki selama 30 menit, cukup istirahat dan check
up kesehatan secara teratur minimal 1 kali setahun bagi yang berumur
35 tahun dan 2 kali setahun bagi yang berumur di atas 60 tahun
3) Pencegahan Sekunder
a. Hipertensi : diet, obat antihipertensi yang sesuai
b. Diabetes melitus : diet, obat hipoglikemik oral/ insulin
c. Penyakit jantung aritmik nonvalvular (antikoagulan oral)
d. Dislipidemia : diet rendah lemak dan obat antidislipidemia
e. Berhenti merokok
f. Hindari alkohol, kegemukan dan kurang gerak
g. Polisitemia
23
h. Asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat antiagregasi
trombosit pilihan pertama. Tiklopidin diberikan pada penderita yang
tidak tahan asetosal
i. Antikoagulan oral diberikan pada penderita dengan faktor risiko
penyakit jantung dan kondisi koagulopati yang lain
j. Tindakan bedah lainnya
4) Pencegahan Tertier
Meliputi program rehabilitasi penderita stroke yang diberikan setelah
terjadi stroke. Rehabilitasi meningkatkan kembali kemampuan fisik dan mental
dengan berbagai cara. Tujuan program rehabilitasi adalah memulihkan
independensi atau mengurangi ketergantungan sebanyak mungkin. Cakupan
program rehabilitasi stroke dan jumlah spesialis yang terlibat tergantung pada
dampak stroke atas pasien dan orang yang merawat.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Jauch EC. Ischemic stroke. Available at : emedicine.medscape.com/article/1916852-
overview. Accessed on : October 13th, 2013.
2. PERDOSSI. Updates in neuroemergencies II. Jakarta : Balai penerbit FKUI ; 2004.
3. Hartwig MS. Penyakit serebrovaskular. In : Price SA, Wilson LM, editors.
Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. 6th ed. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC ; 2003.
4. http://www.medquarterly.com/mq88/MQPDF/MM/OxfordStrokeClassification.pdf
5. http://ptjournal.apta.org/content/86/3/369/F1.expansion
6. http://www.stroke.org/site/DocServer/SCU_-_Jan-Feb_2006.pdf
24