Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

19
TINJAUAN PUSTAKA VERTIGO A. Definisi Vertigo adalah sensasi rotasi tanpa adanya perputaran yang sebenarnya . Penderita merasa dirinya berputar atau lingkungannya yang bergerak mengelilinginya. B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Vestibularis Membran labirin berisi endolimf dan dikelilingi perilimf, terletak di dalam rongga labirin tulang. Sistem vestibularis terdiri dari labirin statik yang memberikan informasi mengenai posisi kepala di dalam ruang (makula dan utrikulus), dan labirin kinetik yang mengirimkan informasi mengenai pergerakan kepala dari area khusus di dalam ampula ( . Seluruh peralatan vestibuler memberikan informasi yang membantu dalam mempertahankan keseimbangan dan bersama-sama dengan sistem penglihatan dan proprioseptif, memberikan rasa posisi yang kompleks di dalam batang otak dan serebelum. C. Patofisiologi dan Etiologi Vertigo timbul bila terdapat gangguan pada alat-alat vestibuler atau pada serabut-serabut yang menghubungkan nukleus vestibularis dengan pusatnya di serebelum atau di korteks cerebri.

description

Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

Transcript of Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

Page 1: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

TINJAUAN PUSTAKA

VERTIGO

A. Definisi

Vertigo adalah sensasi rotasi tanpa adanya perputaran yang sebenarnya . Penderita

merasa dirinya berputar atau lingkungannya yang bergerak mengelilinginya.

B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Vestibularis

Membran labirin berisi endolimf dan dikelilingi perilimf, terletak di dalam rongga

labirin tulang. Sistem vestibularis terdiri dari labirin statik yang memberikan informasi

mengenai posisi kepala di dalam ruang (makula dan utrikulus), dan labirin kinetik yang

mengirimkan informasi mengenai pergerakan kepala dari area khusus di dalam ampula (.

Seluruh peralatan vestibuler memberikan informasi yang membantu dalam mempertahankan

keseimbangan dan bersama-sama dengan sistem penglihatan dan proprioseptif, memberikan

rasa posisi yang kompleks di dalam batang otak dan serebelum.

C. Patofisiologi dan Etiologi

Vertigo timbul bila terdapat gangguan pada alat-alat vestibuler atau pada serabut-

serabut yang menghubungkan nukleus vestibularis dengan pusatnya di serebelum atau di

korteks cerebri.

Gangguan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai hal yang dapat dikelompokkan menjadi :

1. Fisiologis , seperti mabuk kendaraan

2. Kelompok penyakit yang menimbulkan gangguan di bagian perifer dari susunan

vestibularis, diantaranya :

- Penyakit-penyakit telinga

- Neuronitis vestibularis

- Vertigo posisional benigna

- Penyakit meniere

3. Kelompok penyakit yang menimbulkan gangguan di bagian sentral dari susunan

vestibularis, antara lain :

- Neoplasma

- Migren basiler

Page 2: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

- Gangguan di serebelum

- Epilepsi

- Stroke batang otak atau TIA di daerah arteri vertebro basilaris

- Spondilitis servikalis, dll

4. Kelompok penyakit sistemik yang menimbulkan gangguan di bagian perifer atau

sentral, seperti Diabetes Mellitus, hipoglikemi, anemia, hipotensi postural, dll.

D. Gejala Klinis

Keluhan dari pasien dapat berupa rasa berputar, atau tempat di sekitarnya bergerak

atau perasaan bahwa mereka mengelilingi sekitarnya dan tidak dapat menentukan tempatnya.

Beberapa orang menggambarkan perasaan tertarik ke arah lantai atau ke arah satu sisi

ruangan, sukar untuk memfokuskan penglihatan dan merasa tidak enak untuk membuka mata

selama serangan. Disertai pula dengan mual muntah, keringatan dan dada berdebar-debar .

Dari gejala yang didapatkan dapat dibedakan apakah kelainannya di perifer atau sentral,

seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan vertigo tipe perifer dengan sentral

Gejala Perifer Sentral

Onset Tiba-tiba Perlahan

Beratnya keluhan Gejala hebat, episodik Gejala ringan, kontiniu

Durasi dan Gejala Beberapa menit sampai jam Kronik

Sifat vertigo Rasa berputar Rasa melayang, hilang

keseimbangan, light headed

Nistagmus (+) satu arah (dengan fase

cepat atau lambat)

Kadang-kadang dua arah

Fiksasi visual Dihambat oleh nistagmus

dan vertigo

Tidak ada hambatan

Arah post pointing Ke arah fase lambat Berubah-ubah

Arah jatuh pada

Romberg test

Ke arah fase lambat Berubah-ubah

Gangguan lain Tuli, tinitus, mual, muntah Jarang

E. Pemeriksaan Penderita dengan Vertigo

Page 3: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

1. Anamnesis

Anamnesis merupakan bagian pemeriksaan yang paling penting untuk penderita

vertigo, oleh sebab itu diperlukan anamnesis yang cermat dan banyak memerlukan waktu .

Penderita diminta melukiskan dengan kata-kata sendiri apa yang dimaksudnya dengan

pusing

Anamnesis khusus dengan vertigonya

o Adakah kekhususan sifat vertigo yang timbul, keparahan vertigonya

o Intensitas timbulnya vertigo berkaitan dengan perjalanan waktu

o Bagaimana timbul dan bagaimana berakhirnya

o Pengaruh lingkungan atau situasi

o Keluhan lain seperti telinga berdenging, mual, muntah dll

Anamnesis untuk keluhan-keluhan lain (drop attack, gangguan penglihatan, disatria,

disfonia, gangguan pergerakan atau sensibilitas) bilamana keluhan ini ada dan

bersamaan dengan penurunan kesadaran maka perlu dicurigai kelainan

serebrovaskuler.

Anamnesis intoksikasi/pemakaian obat-obatan, sepeti streptomisin, anti konvulsan,

gentamisin, anti hipertensi, kanamisin, penenang, neomisin, alkohol, fenilbutazol,

kinin, asam eta-akrinik, tembakau.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan mata dilakukan pada kondisi mata bergerak dan dalam posisi netral.

1. Mencari adanya strabismus dan atau diplopia

2. Mencari adanya nistagmus

Nistagmus yang disebabkan oleh kelainan sistem syaraf pusat mempunyai ciri-

ciri :

a. Nistagmus pendular : nistagmus yang tidak memiliki fase cepat dan lambat.

b. Nistagmus vertikal yang murni : nistagmus yang geraknya ke atas dan ke

bawah

c. Nistagmus rotarorri yang murni : nistagmus yang geraknya berputar

d. Gerakan nistagmoid : gerakan bola mata yang bukan nistagmus sebenarnya

e. Nistagmus tatapan yang murni : nistagmus yang berubah arahnya bila arah

lirik mata berubah.

Page 4: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

Pemeriksaan nistagmus dengan tes elektronistagmografi

Pemeriksaan dengan alat ini diberikan stimulus kalori ke liang telinga dan

lamanya serta cepatnya nistagmus timbul dapat dicatat pada kertas, menggunakan

teknik yang mirip dengan elektrokardiografi.

3. Pemeriksaan dengan rangsangan perubahan posisi kepala dan tubuh

Cari kemungkinan posisi yang membangkitkan nistagmus atau vertigo.

Test baring terlentang, baring miring ke kiri, kanan dan tes baring terlentang

dengan kepala menggantung. Tiap-tiap test dilakukan selama 1 menit dengan

kecepatan perubahan posisi 90 derajat dalam 5 detik sehingga pengaruh gaya

gravitasi ditiadakan

4. Manuver Hallpike

Langkah-langkah :

- Tolehkan kepala pasien 450 ke arah kiri

- Kemudian pasien direbahkan sampai kepala bergantung di pinggir tempat

tidur

- Pasien tetap membuka mata agar pemeriksa dapat melihat gejala nistagmus.

- Tolehkan kepala pasien ke arah kanan, perhatikan munculnya nistagmus ke

arah yang berlawanan.

Pemeriksaan Keseimbangan

Berdiri tegak, berjalan, berjalan di atas jari kaki, berjalan di atas tumit dan berjalan

secara tandem.

Duduk di kursi dan angkat kedua lengan serta kedua kaki dengan mata tertutup.

Pemeriksaan Pendengaran

Garpu tala

Audiometri

F. Pengobatan

1. Medikamentosa

Umumnya merupakan pengobatan simptomatis. Beberapa obat yang dapat diberikan

antara lain sebagai berikut :

1. antikolinergik/parasimpatolitik

2. antihistamin

Page 5: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

3. penenang minor dan mayor

4. simpatomimetik

5. vasodilator

2. Fisioterapi

Bertujuan untuk mempercepat tumbuhnya mekanisme kompensasi/ adaptasi atau

habituasi sistem vestibuler yang mengalami gangguan tersebut.

Pengobatan vertigo :

Terapi kausal : merupakan pengobatan terbaik yaitu sesuai dengan etiologi

– Pengobatan terhadap kelainan susunan saraf pusat seperti iskemia, hipotensi,

infeksi, trauma kepala, tumor, migren

– Pengobatan kelainan sistem vaskuler perifer seperti kelainan telinga

tengah/dalam

Terapi simptomatik (medika mentosa) ditujukan kepada 2 gejala

a. rasa vertigo, mutar melayang

b. gejala otonom (mual, muntah)

Pemilihan obat: sesuai efek obat, berat dan fase vertigo

Golongan obat :

a. Menekan irritabilitas vestibular

- Anti histamin: dimenhidrinat (dramamin)

- Prometazine (phenergan)

- Sinarizin (vertizin, stugoron)

- Benzodiazepin

- Beta blocker : carvedilol

- Ca entry blocker (flunarizine)

b. Memperbaiki aliran darah ke labirin dan batang otak (meningkatkan

oksigenasi)

- Histaminik : betahistin (merislon)

- Ca entry blocker (flunarizine)

c. Mengatasi mual, muntah

- Fenotiazine (proklorperazin, stemetil)

Terapi rehabilitatif

Page 6: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

• Meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pasien dengan gangguan vestibular

• Menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi yang dilakukan

berulang-ulang.

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

Page 7: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur : Syafnina Wati / Perempuan / 36 tahun

b. Pekerjaan/pendidikan : Ibu Rumah Tangga / SMA

c. Alamat : Taruko Blok A No. 3

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Sudah Menikah

b. Jumlah Anak : 2 orang

c. Status Ekonomi Keluarga : Berasal dari golongan ekonomi sedang dengan

penghasilan suami perbulan 3.000.000 yang bekerja sebagai pegawai swasta

d. KB : IUD

e. Kondisi Rumah :

- Rumah permanen, 3 kamar tidur , perkarangan kecil, luas bangunan 10x11

m2

- Ventilasi cukup

- Listrik ada

- Sumber air minum : PDAM

- WC ada 1 buah, septitank ada

- Sampah dibuang di TPS

- Jumlah penghuni 5 orang ; pasien, suami pasien serta 2 orang anak pasien.

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

- Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk.

3. Aspek Psikologis di keluarga

- Hubungan di dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya baik.

4. Riwayat Penyakit Dahulu / Penyakit Keluarga

Pasien pernah menderita pusing berputar 6 bulan yang lalu, dibawa ke

puskesmas dan mendapatkan pengobatan. Pasien lupa nama obat yang

diminum.

Riwayat hipertensi, DM (-)

Riwayat infeksi pada telinga (-)

Tidak ada anggota keluarga lain yang sakit seperti ini.

Page 8: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

5. Keluhan Utama

Pusing berputar sejak 1 hari yang lalu

6. Riwayat Penyakit Sekarang

Pusing berputar sejak 1 hari yang lalu. Pasien merasa sekelilingnya berputar.

Pusing bertambah hebat selama 1 menit saat kepala digerakkan ke kiri ataupun

kekanan. Sebelumnya rasa pusing berputar ini terjadi secara tiba-tiba dan

biasanya dirasakan dalam waktu singkat.

Pusing disertai dengan mual, tapi muntah tidak ada.

Telinga berdenging (+), pandangan ganda(-).

Sakit kepala (+) diseluruh lapangan kepala sejak ± 2 hari yang lalu. Sakit kepala

terasa berdenyut dan dirasakan terus menerus.

Pasien mengeluhkan sukar untuk tidur sejak sakit.

Penurunan nafsu makan (-)

Riwayat trauma tidak ada

Demam sebelumnya tidak ada

Riwayat pemakaian obat-obatan lama (-)

Riwayat memakan sarapan pagi jarang dilakukan

Riwayat memakai kacamata (-)

Buang air kecil dan buang air besar biasa

7. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : CMC

Nadi : 84 x/ menit

Nafas : 20 x/menit

TD : 110/70 mmHg

Suhu : 36,8 0C

BB : 55 Kg

TB : 158 cm

Indeks Massa Tubuh : 55_ = 22,08 ( normoweight)

(1,58)2

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Page 9: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

Kulit : Turgor kulit baik

Dada

Paru

Inspeksi : simetris kiri = kanan dalam keadaan statis dan dinamis

Palpasi : fremitus kiri = kanan

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)

Jantung

Inspeksi : iktus tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi :

Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V

Kanan : LSD

Atas : RIC II

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )

Perkusi : Timpani

Auskultasi : BU (+) N

Status Neurologis :

1. GCS 15 : E4 M6 V5

2. Tanda rangsangan meningeal :

- Kaku kuduk (-)

- Brudzinsky I (-)

- Brudzinsky II (-)

- Kernig (-)

3. Gejala peningkatan tekanan intrakranial :

- muntah proyektil (-)

- sakit kepala progresif (-)

4. Nn Kranialis :

- N I : penciuman baik

Page 10: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

- N II : reflek cahaya +/+

- N III, IV, VI : pupil bulat, diameter 3 mm/ 3 mm, gerakan bola mata bebas ke

segala arah, nistagmus (-)

- N V : bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri dan ke kanan

- N VII : bisa menutup mata, mengangkat alis : simetris

- N VIII : Fungsi pendengaran baik

- N IX, X : Arcus faring simetris, uvula di tengah.

- N XI : bisa mengangkat bahu dan bisa melihat kiri dan kanan

- N XII : lidah : deviasi (-)

Keseimbangan dan Koordinasi :

: Tes Romberg (+), Romberg dipertajam (+), pasien jatuh ke

samping.

: Tandem gait (+), stapping gait (+)

: Tes telunjuk hidung : tidak terganggu

: Test supinasi-pronasi : tidak terganggu

: Test tumit-lutut : tidak terganggu

5. Motorik : 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5

Sensorik

- Eksteroseptif : rasa raba, tekan dan nyeri baik

- Proprioseptif : rasa getar dan posisi sendi baik

Fungsi otonom : BAK dan BAB normal

Reflek fisiologis : Reflek biseps +/+, Reflek triceps +/+, Reflek KPR +/+, Reflek APR

+/+

Reflek patologis : Reflek Hoffman Trommer -/-, Reflek Babinsky Group -/-

8. Laboratorium : Tidak Dilakukan

9. Diagnosis Kerja

Diagnosis Klinik : Benign Paroxismal Posisitional Vertigo

Diagnosis Topik : Canalis Semisirkularis

Diagnosis Etiologi : Idiopatik

10. Diagnosis Banding : -

Page 11: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

11. Manajemen

a. Preventif :

- Istirahat yang cukup

- Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum berdiri dari

tempat tidur

- Hindari posisi membungkuk dalam mengangkar barang ( hindari posisi yang

mencetuskan rasa pusing berputar)

b. Promotif :

- Menjelaskan dan memberikan edukasi tentang vertigo, pencegahannya dan

pengobatannya

c. Kuratif :

- Betahistin mesilat tab 6 mg 3x1 tab/hari

- Domperidone tab 10 mg 3x1 tab/hari

- Flunarizin tab 5 mg 2x1 tab/hari

d. Rehabilitatif :

- Kontrol teratur ke Puskesmas untuk menilai efek pengobatan yang

diberikan.

- Meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pasien dengan gangguan

vestibular serta menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon

terhadap stimulasi yang dilakukan berulang-ulang. Hal ini dapat dilakukan

dengan latihan visual vestibular :

Pasien berbaring melirik keatas-kebawah-kesamping kiri-kanan

mula-mula lambat makin lama makin dipercepat

Gerakan fleksi ekstensi kepala dan ke kiri - ke kanan

Lakukan hal yang sama pada posisi duduk

Bila sudah mungkin lakukan waktu berdiri

Kemudian latihan berjalan, tenden dengan mata terbuka kemudian

mata tertutup

-

Dinas Kesehatan Kota PadangPuskesmas Kuranji

Dokter : Puti LevianaTanggal : 29 Januari 2014

R/ Betahistin Mesilat tab 6 mg No. XS3 dd tab I £

__________________________________________R/ Domperidone tab 10 mg No.X

S3 dd tab I £__________________________________________R/ Flunarizin tab 5 mg No.X

S 2 dd tab I £

Pro : Syafnina WatiUmur : 36 tahun

Page 12: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

DISKUSI

Telah diperiksa seorang wanita berumur 36 tahun yang datang ke Puskesmas Kuranji

dengan diagnosis klinik benign paroxismal positional vertigo, diagnosis topik canalis

semisrikularis, dan diagnosis etiologi idiopatik.

Diagnosis vertigo perifer ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Dari anamnesis diketahui pasien merasa pusing berputar yang timbul secara tiba-tiba. Pusing

Page 13: Case Report Session Rotasi 2 : BPPV

bertambah dengan perubahan posisi kepala. Pusing diiringi dengan mual dan telinga

berdenging.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan nistagmus (-) dan adanya gangguan koordinasi

berupa tes romberg (+), romberg yang dipertajam (+), dan tandem gait (+),stapping gait (+),

sedangkan pada pemeriksaan tes tunjuk hidung tidak ada gangguan, hal ini menunjukkan

bahwa pasien ini menderita vertigo posisional.

Penatalaksanaan umum pada pasien ini yaitu dengan istirahat yang cukup, bangun

secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum berdiri dari tempat tidur serta

menghindari posisi membungkuk dalam mengangkat barang ( hindari posisi yang

mencetuskan rasa pusing berputar). Selanjutnya perlu dijelaskan kepada pasien mengenai

penyakit vertigo, penyebabnya pencegahannya dan pengobatannya . Pasien diberikan terapi

kuratif betahistin mesylate, suatu analog histamin, dapat meningkatkan sirkulasi di telinga

dalam dengan cara memperbaiki mikrosirkulasi pada labirin dan menurunkan tekanan pada

endolimf sehingga dapat mengatasi gejala vertigo. Flunarizin merupakan suatu golongan

antagonis kalsium yang bersifat supresan vestibular (sel rambut vestibular banyak

mengandung terowongan kalsium), bersifat antikolinergik dan antihistamin. Antiemetik

Domperidone merupakan antagonis dopamin yang diberikan untuk pengobatan jangka

pendek terhadap gejala mual pada pasien, dimana domperidone memiliki efek langsung

dengan menekan pada pusat muntah the chemoreceptor trigger zone.

Penatalaksanaan rehabilitatif yatu dengan meningkatkan kompensasi sentral dan

habituasi pasien dengan gangguan vestibular serta menimbulkan habituasi, yaitu

berkurangnya respon terhadap stimulasi yang dilakukan berulang-ulang, salah satu

metodenya yaitu dengan cara latihan visual vestibular. Dengan latihan ini diharapkan dapat

meminimalkan gejala vertigo karena telah dilakukan sensitisasi dan stimulasi berulang –

ulang pada pasien. Pasien diharapkan kontrol teratur ke Puskesmas untuk menilai efek

pengobatan yang diberikan.