Case Report Aki
-
Upload
tukogustarilisa -
Category
Documents
-
view
25 -
download
3
description
Transcript of Case Report Aki
CASE REPORT“Acute Kidney Injury”
OlehSabella Gustika Vernanda1408466188
Pembimbing :Dr. W.R Butar-Butar, Sp.PD-FINASIM
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAMFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
2015
LATAR BELAKANG
Acute kidney injury (AKI) merupakan salah satu sindrom dalam bidang
nefrologi yang dalam 15 tahun terakhir menunjukkan peningkatan insidensi.
Beberapa laporan dunia menunjukkan insidens yang bervariasi antara 0,5-0,9%
pada komunitas, 0,7-18% pada pasien yang dirawat di rumah sakit, hingga 20%
pada pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU), dengan angka kematian yang dilaporkan dari seluruh
dunia berkisar 25% hingga 80%.
DEFINISI
Penurunan cepat (dalam jam hingga minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya
berlangsung reversibel, diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme nitrogen,
dengan/ tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
KRITERIA RIFLEStage GFRCriteria Urine Output Criteria Probability
Risk Kreatinin serum meningkat 1.5x atauGFR menurun >25%
UO <0.5 mL/kg/jam × 6 jam
Sensitivitasi tinggi (Risk >Injury >Failure)
Injury Kreatinin serum meningkat 2 x atau GFR menurun >50%
UO <0.5 mL/kg/jam × 12 jam
Failure Kreatinin serum meningkat 3x atau GFR
menurun 75% atau Kreatinin serum ≥4 mg/dL;
akut meningkat ≥0.5 mg/dl
UO <0.3 mL/kg/h × 24 jam(oliguria)atau
anuria × 12 jam
Loss Gagal ginjal persisten , hilangnya fungsi ginjal penuh > 4 minggu
Spesifisitas tinggi
ESKD Hilangnya fungsi ginjal penuh > 3 bulan
ETIOLOGI
ETIOLOGI
penyakit yang menyebabkan
hipoperfusi ginjal tanpa menyebabkan
gangguan pada parenkim ginjal (AKI
prarenal)
55%
penyakit yang secara langsung
menyebabkan gangguan pada
parenkim ginjal (AKI renal)
40%
penyakit yang terkait dengan obstruksi
saluran kemih (AKI pascarenal)
5%
AKI PRA RENAL• Hipovolemia
▫ Kehilangan cairan pada ruang ketiga, ekstravaskular, Kerusakan jaringan (pankreatitis), hipoalbuminemia, obstruksi usus
▫ Kehilangan darah▫ Kehilangan cairan ke luar tubuh, Melalui saluran cerna (muntah, diare,
drainase), melalui saluran kemih (diuretik, hipoadrenal, diuresis osmotik), melalui kulit (luka bakar)
• Penurunan curah jantung▫ Penyebab miokard : infark,kardiomiopati▫ Penyebab perikard: tamponade▫ Penyebab vaskular pulmonal: emboli pulmonal▫ Aritmia▫ Penyebab katup jantung
• III.Perubahan rasio resistensi vaskular ginjal sistemik▫ Penurunan resistensi vaskular perifer Sepsis, sindrom hepatorenal, obat dalam
dosis berlebihan (contoh: barbiturat), vasodilator (nitrat, antihipertensi)▫ Vasokonstriksi ginjal; Hiperkalsemia, norepinefrin, epinefrin, siklosporin,
takrolimus,amphotericin B▫ Hipoperfusi ginjal lokal▫ Stenosis a.renalis, hipertensi maligna
AKI PRA RENAL• Hipoperfusi ginjal dengan gangguan autoregulasi ginjal
▫Kegagalan penurunan resistensi arteriol aferen Perubahan struktural (usia lanjut, aterosklerosis, hipertensi kronik, PGK (penyakit ginjal kronik), hipertensi maligna), penurunan prostaglandin (penggunaan OAINS, COX-2 inhibitor), vasokonstriksi arteriol aferen (sepsis, hiperkalsemia, sindrom hepatorenal, siklosporin, takrolimus, radiokontras)
▫Kegagalan peningkatan resistensi arteriol eferen▫Penggunaan penyekat ACE, ARB▫Stenosis a. renalis
• Sindrom hiperviskositas▫Mieloma multipel ▫Makroglobulinemia, polisitemia
AKI RENAL• Obstruksi renovaskular
▫ Obstruksi a.renalis (plak aterosklerosis, trombosis, emboli, diseksi aneurisma, vaskulitis), obstruksi v.renalis trombosis, kompresi)
• Penyakit glomerulus atau mikrovaskular ginjal▫ Glomerulonefritis, vaskulitis
• Nekrosis tubular akut (Acute Tubular Necrosis, ATN)▫ Iskemia (serupa AKI prarenal)▫ Toksin▫ Eksogen (radiokontras, siklosporin, antibiotik, kemoterapi, pelarut
organik, asetaminofen), endogen (rabdomiolisis, hemolisis, asam urat, oksalat, mieloma)
• Nefritis interstitial▫ Alergi (antibiotik, OAINS, diuretik, kaptopril), infeksi (bakteri,viral,
jamur), infiltrasi (limfoma, leukemia, sarkoidosis), idiopatik• Obstruksi dan deposisi intratubular
▫ Protein mieloma, asam urat, oksalat, asiklovir, metotreksat, sulfonamida• Rejeksi alograf ginjal
AKI PASCARENAL•Obstruksi ureter
▫Batu, gumpalan darah, papila ginjal, keganasan, kompresi eksternal
•Obstruksi leher kandung kemih▫Kandung kemih neurogenik, hipertrofi prostat,
batu, keganasan, darah•Obstruksi uretra
▫Striktur, katup kongenital, fimosis
GEJALA KLINIS
Tergantung faktor penyebab
Oliguria, Anuria
Uremia
Peningkatan ureum kreatinin
Peningkatan BUN
Asidosis metabolik
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan untuk dapat membedakan AKI pre-renal, renal, dan pasca-renal.
Riwayat penyakit untuk mengetahui saat mulainya AKI serta faktor-faktor pencetus yang terjadi, serta RPD
Pemeriksaan fisik yang harus diperhatikan adalah status volume pasien, pemeriksaan kardiovaskuler, serta pemasangan kateter
DIAGNOSIS
Pemeriksaan laboratorium : elektrolit serum, BUN, kreatinin serum, kalsium, fosfor, AGD, dan asam urat.
PP lain: USG Ginjal, CT Scan dan MRI jika diperlukan
Perbedaan AKI Prerenal dan RenalPEMERIKSAAN PreRenal Renal
Albuminuria - +
Oliguria + +
BJ Urin >1,020 1,010-1,012
Sedimen Normal Silinder
Osmolaritas >400 Isoosmotik
Ureum urine / ureum serum >10 <10
Na Urine <20 >20
Ureum serum / kreatiniin serum
>10:1 <10:1
PENATALAKSANAANTergantung penyebab AKI dan pada tahap apa AKI ditemukan.
Rehidrasi bila penyebab AKI adalah prarenal/ hipovolemia
Terapi sepsis, penghentian zat nefrotoksik, koreksi obstruksi pascarenal, dan menghindari penggunaan zat nefrotoksik.
Pemantauan asupan dan pengeluaran cairan harus dilakukan secara rutin.
PENATALAKSANAAN
Pada pasien dengan kelebihan volume, keseimbangan cairan dapat dipertahankan dengan menggunakan diuretika Furosemid sampai dengan 400 mg/hari.
Diet kaya karbohidrat serta rendah protein, natrium dan kalium.
Indikasi Dialisa pada AKI• Oligouria : produksi urine < 200 ml dalam 12
jam• Anuria : produksi urine < 50 ml dalam 12 jam• Hiperkalemia : kadar potassium >6,5 mmol/L• Asidemia : pH < 7,0• Azotemia : kadar urea > 30 mmol/L• Ensefalopati uremikum• Neuropati/miopati uremikum• Perikarditis uremikum• Hipertermia• Keracunan obat
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M Umur : 51 tahunJenis kelamin : Laki-lakiPekerjaan: Tidak bekerjaAlamat : Tenayan Raya, PekanbaruMRS: 7 Oktober 2015
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• 5 hari SMRS pasien mengeluhkan BAB encer berupa ampas bercampur air, berwarna kuning, darah (-), lendir (-), bau busuk (-), frekuensi BAB sebanyak 7-8 kali sehari. Volume BAB ± 1 gelas belimbing dalam sekali BAB. Tenesmus disangkal.
• Sejak 5 hari SMRS, pasien juga mengeluhkan mual dan muntah sebanyak 3 kali dalam sehari. Isi muntah berupa sisa makanan, tidak ada darah. Volume muntah ½ gelas belimbing dalam satu kali muntah. Semenjak mengalami keluhan BAB encer, pasien juga mengeluhkan badan terasa demam dan lemas.
• Pasien juga mengeluhkan rasa tidak nyaman diperut, pusing, haus dan mulut kering. Sejak sakit, pasien hanya mau minum sedikit.
• Sejak 1 hari SMRS mengeluhkan buang air kecil (BAK) sangat sedikit dan jarang, hanya ½ gelas belimbing perhari. Warna urin kuning pekat seperti teh. Nyeri saat BAK disangkal. Tidak ada riwayat kencing berdarah ataupun keluar batu.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
•Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal
•Riwayat sakit ginjal atau HD (-)•Riwayat DM (-)•Riwayat HT (-)•Riwayat alergi dan asma (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA•Tidak ada anggota keluarga dengan
keluhan yang sama.•Riwayat HT, DM, dan alergi disangkal
RIWAYAT PRIBADI, SOSIAL DAN EKONOMI•Pasien tidak bekerja•Kebiasaan : pasien mengaku makannya
tidak teratur•Riwayat minum jamu dan obat-obatan
penghilang nyeri disangkal•Merokok (-), minum alkohol (-)
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : tampak sakit sedangKesadaran : composmentisTekanan darah : 90/60 mmHgFrekuensi nadi : 110x/menitFrekuensi nafas : 24x/menitSuhu tubuh : 38oCBB : 55 kg
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala dan leher• Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
bulat isokor diameter (2mm/2mm), refleks cahaya (+/+), mata cekung (+/+)
• Hidung: napas cuping hidung (-/-), keluar cairan/lendir (-/-)
• Telinga: deformitas daun telinga (-/-), keluar cairan (-)• Mulut : bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-),
gusi berdarah (-) suara serak (+)• Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-),
peningkatan JVP(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks - Paru • Inspeksi : bentuk dan gerakan dinding dada simetris normal kiri
dan kanan• Palpasi : vokal fremitus simetris nomal kiri dan kanan• Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru• Auskultasi : vesikular (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Thoraks - Jantung• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat• Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 1 jari medial linea
midclavicula sinistra• Perkusi : batas jantung kanan : ICS 5, linea sternalis dextra
: batas jantung kiri : ICS 5, 1 jari medial linea midclavicula sinistra
• Auskultasi : S1 dan S2 regular, gallop (-), murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen• Inspeksi : perut tampak datar, venektasi (-), scar (-)• Auskultasi : bising usus (+)• Perkusi : timpani di seluruh lapangan abdomen• Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan
lien tidak teraba. Nyeri ketok CVA (+/+)
Ekstremitas• Akral dingin• Kulit pucat (-)• Edema (-)• Sianosis (-)• Washer’s woman hand (+/+)• CRT 2 detik• Turgor kulit kembali lambat
•Skor Daldiyono
Total skor : 8 keb.cairan = skor/15 x 10% x BB x 1 liter
Total kebutuhan cairan : 2,67 L
GEJALA DAN TANDA SKOR
Rasa haus/muntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik < 60 mmHg 2
Frekuensi nadi > 120 kali per menit 1
Kesadaran apatis 1
Kesadaran somnolen, stupor, atau koma 2
Frekuensi napas > 30 kali permenit 1
Mata cekung 2
Suara serak / parau 2
Turgor kulit menurun 1
Washer’s woman hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun -1
Umur > 60 tahun -2
PEMERIKSAAN PENUNJANGTanggal 7 Oktober 2015Darah rutinLeukosit : 12.000/uLEritrosit : 4.660.000/uLHb : 12,9 g/dLTrombosit : 340.000/uL
Kimia darahUreum : 109 mg/dlKreatinin : 4,3 mg/dlGDS : 79 mg/dLLFG : 15,81
ElektrolitNa+ 125,3 mmol/LK+ 3,53 mmol/LCl 99,3 mmol/L
DAFTAR MASALAH1. AKI e.c Dehidrasi Berat• Tatalaksana:
▫O2 nasal kanul 3-4L/menit▫Pasang kateter urin▫Diet cukup kalori dan protein 0,6-0,7 gram/kgBB/hari▫Bed Rest▫ IVFD NaCl 0,9% (jumlah cairan menurut skor Daldiyono
2670cc)▫½ jumlah cairan dalam 1 jam pertama (1400cc dlm 1 jam
pertama di guyur)▫2/3 sisa dilanjutkan di jam kedua (840cc jam kedua di guyur)▫Sisa : jam ketiga + jumlah cairan yang hilang via muntah /
mencret pada jam pertama dan kedua
• PP: USG Ginjal, Urinalisa, AGD, Elektrolit
2. GEA
•Terapi:▫Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gram▫Injeksi omeprazol 2 x 40 mg▫Paracetamol 3 x 500 mg
•PP: Feses rutin, kultur feses
Follow Up 8 Oktober 2015S O A P
Diare 3x sehariMual muntah Nyeri perut (+)
TD : 120/80 mmHgN : 92xS : 37 CP : 20x
Vol Urin: 400cc
USG ginjal :tidak ditemukan adanya obstruksi dan dilatasi pelviokalises, ukuran ginjal normal.
AGD: pH 7,35 pCO2 36 mmHg, pO2 82 mmHg, HCO3 24 mmol/L, TCO2 26 mmol/L, BE -1, SO2c 97%. Urinalisis (-)
AKI e.c Dehidrasi Berat
IVFD NaCl 0.9% 30 tpm Paracetamol 500 mg (jika demam),Inj. Cefriaxone 2 x 1 gramInj. Omeprazole 40 mg
Follow Up 9 Oktober 2015S O A P
Diare (-)Mual muntah Nyeri perut (-)
TD : 120/80 mmHgN : 88xS : 36,5 CP : 18x
Vol Urin: 600cc
Darah rutin: Hb 13 g/dl, leukosit 10.000/µl, dan trombosit 310.000/µl.
Elektrolit : Natrium 135 mmol/L, Kalium 3,56 mmol/L, Cl 101,1 mmol/L.
Urinalisis: warna urin kuning, kejernihan agak keruh, protein urin (+1), glukosa (-), bilirubin (-), urobilinogen normal, pH 6,5 , BJ urin 1,030, darah (-), keton (-).
AKI e.c Dehidrasi Berat
IVFD NaCl 0.9% 20 tpmInj. Cefriaxone 2 x 1 gramInj. Omeprazole 40 mg