Case Report 1 Nimas CPSA
Transcript of Case Report 1 Nimas CPSA
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
1/48
Case Report I
Anak Perempuan Usia 6 bulan denganBronchopneumoni dan CPSA
STASE ILMU KESEHATAN ANAK RSUD DRHARJONO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITASMUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
Nimas Dwoastuti
J5000090050
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
2/48
IDENTITAS
Nama lengkap : An. NTempat dan tanggal lahir : Ponorogo, 4-
09-2013Nama ayah : Tn. SPekerjaan ayah : swastaNama ibu : Ny. NPekerjaan ibu : IRT
Alamat :Ponorogo
Masuk RS tanggal : 17-03-2014
Jenis kelamin :perempuanUmur anak : 6 bulan
Umur ayah : 35 tahunPendidikan ayah : SMAUmur ibu : 34 tahunPendidikan ibu : SMA
Diagnosis masuk :bronchopneumoni dgancaman gagal nafas+ sepsis
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
3/48
T A N G G A L : 1 7 M A R E T 2 0 1 4
ANAMNESIS
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
4/48
Sesak nafasKELUHAN UTAMA
Batuk , pilek , demam,kejang
KELUHANTAMBAHAN
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
5/48
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang diantar oleh keluarganya ke IGD RSUD dr.Hardjono
Ponorogo dengan sesak nafas .Dari alloanamnesis yang dilakukan dengan orangtua pasien
didapatkan keterangan sejak 2 hari ygll. Sesak lebih berat pada malamhari. Sesak dirasakan terus-menerus semakin lama semakin memberatdan tidak berkurang saat istirahat. Sesak diikuti dengan demam.
Demamnya naik turun .Kemudian satu hari SMRS pasien kejang 1x.Kejang kira-kira lamanya 5 menit, kedua kaki dan tangan terasa kaku.Saat kejang anak sadar. pasien menjadi kurang aktif dan sering merintih .selain itu pasien juga batuk berdahak Batuk disertai dahak yang sulitkeluar. Dahak kental berwarna putih, lendir darah (-). Batuk dirasakan
terus menerus dan semakin memberat terutama pada malam hari. Batukdirasakan 2-3 kali sehari dengan lama. Pasien tidak muntah, konsumsiASI (-), tidak menangis. BAB (+) sebanyak 1 kali berwarna kuning dancair, kentut (+). BAK (+) berwarna kuning 1-2 kali sehari. Pasien pilek(+), nyeri sendi (-), mimisan (-), bintik-bintik merah pada kulit (-).
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
6/48
Riwayat asma :disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal Riwayat DM : disangkal Riwayat alergi :
disangkal Radiasi : disangkal Riwayat hepatitis : disangkal Riwayat keganasan : disangkal
Kesan : Tidak terdapat riwayatpenyakit yang di turunkan darikeluarga
Riwayat penyakitpada keluarga yang
diturunkan
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
7/48
Riwayat keluarga
Kesan : Tidak ada riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan yang berhubungan dengan
penyakit sekarang
1.
Keterangan :
: Laki-laki / ayah
: Perempuan / ibu
: Pasien
365
5
5
5
5
5
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
8/48
Riwayat Pribadi
Riwayatkehamilan ibu
pasien
Ibu G3P2A1 hamil usia #3 tahun. Ibu pasien mulai memeriksakan kehamilan ketika usia kehamilan 1
bulan dan selanjutnya rutin kontrol ke bidan sebulan sekali. Saat
kontrol ibu mendapat vitamin yang selalu dihabiskan. Selama hamilibu tidak pernah muntah-muntah yang dapat menggangu aktivitassehari-hari, tidak ada riwayat trauma, perdarahan maupun infeksiselama hamil. Tekanan darah ibu selama kontrol dalam kisarannormal yaitu 110/70. Berat badan ibu ditimbang dinyatakan normal.
Riwayatpersalinan ibu
pasien
Ibu pasien melahirkan anaknya yang pertama saat usia 33 tahun,umur kehamilan 9 bulan, persalinan normal dibantu bidan, beratbadan lahir 2800 gram, pada saat lahir bayi langsung menangis, tidakditemukan cacat bawaan saat lahir, gerakan aktif, (+) kulit tampak
biru (-),
Kesan: Riwayat ANC baik, persalinan baik.
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
9/48
Riwayat makanan :
Diberi ASI sejak lahir sampai usia 1-6 bulan eksklusif
Makanan pengganti ASI belum diberikan
Kesan: kualitas cukup
Perkembangan dan kepandaian
Motorik kasar : 3 bulan (tengkurap), 6 bulan sudah mulai merangkak
Motorik halus : memegang mainan (4 bulan)Bicara: bereaksi terhadap suara (1 bulan)
Personal sosial: belum dapat dinilai
Kesan : Perkembangan dan kepandaian baik
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
10/48
Kesan: pasien sudah mendapat imunisasi dasarlengkap
Hepatitis B 4x Pada umur : 0, 2, 4, 6 bulan Di posyandu
BCG 1x Pada umur : 1 bulan Di posyandu
DPT 3x Pada umur : 2,4,6 bulan Di posyandu
Polio 4x Pada umur : 0, 2,4, 6 Di posyandu
Campak - Pada umur : 9 bulan -
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
11/48
Riwayat demam : disangkal
Riwayat kejang : disangkal
Riwayat diare : disangkal Riwayat tifoid : disangkal
Riwayat perdarahan : disangkal
Kesan : tidak terdapat riwayat penyakitdahulu
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
12/48
Ayah adalah seorang pekerja bangunan dan Ibuadalah seorang Ibu Rumah Tangga dengan rata-rata penghasilan Rp. 700.000,- per bulan.
kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rumah terdiri dari ruang tamu, dapur dan 2
kamar. Rumah mempunyai cukup pintu, jendeladan ventilasi. Kamar mandi berada di dalam
rumah. Air yang digunakan untuk kebutuhanhidup berasal dari air sumur digunakan untukminum, memasak, mandi dsb. Belakang rumahberupa area pemukiman. Pada depan rumahterdapat jalan raya disertai dengan pepohonan.
Pembuangan air limbah rumah tangga dialirkanke selokan. Jarak rumah pasien dengan tetangga 10 meter. Tidak terdapat pabrik yang mencemarilingkungan.
SosialEkono
mi
Lingkungan
Kesan: keadaan sosial ekonomi kurang, lingkungan cukup
baik.
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
13/48
Serebrospinal : Demam (+)
Kardiopulmoner : Sianosis (-) Respiratorius : Sesak (+ ), batuk (+), napas cuping hidung(+)
Gastrointestinal : Kembung (-), muntah (-), BAB normal.
Urogenital : BAK (N)
Integumentum : Ikterik (-), pucat (-), sianosis (-)
Muskuloskeletal : Eutrofi, sendi normal
Kesan : Terdapat gangguan sistem serebrospinal dan respiratorius
Kesadaran : Kompos mentisNadi : 176 x/menitSuhu badan : 38,5 0CPernapasan : 79 x/menitTipe : ThorkoAbdominalPola : teratur
Kesan : takikardi, takipneu, demam
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
14/48
Berat badan : 6,1 kg Tinggi badan : 58 cm
Berdasarkan WHO BB/U =
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
15/48
Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), nafascuping hidung (+), lidah tifoid (-)Leher : Simetris kanan-kiri, retraksi suprasternal (-),deviasi trachea (-), JVP R0,
pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-)Thoraks : Simetris kanan-kiri, retraksi dinding dada (+),ketinggalan gerak (-)
Kesan : terdapat gangguan respiratori
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
16/48
Jantung:- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak.- Palpasi : ictus cordis kuat angkat.
- Perkusi : dalam batas normal.- Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler.
bising jantung tidak ditemukan
Kesan : Jantung dalam batas normal.
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
17/48
Paru-paru
KANAN PEMERIKSAAN KIRI
Depan
Ketinggalan gerak (-)
Retraksi dinding dada(+)Inspeksi Ketinggalan gerak (-)
Retraksi dinding dada(+)Fremitus (N) massa (-) Palpasi Fremitus (N) massa (-)
Sonor (+) Perkusi Sonor (+)SDV (+)
Ronkhi basah kasar (+)Auskultasi SDV (+)
Ronkhi basah kasar (+)
Belakang
Ketinggalan gerak (-) Inspeksi Ketinggalan gerak (-)Fremitus (N) massa (-) Perkusi Fremitus (N) massa (-)
Sonor (+) Palpasi Sonor (+)SDV (+)
Ronkhi basah kasar(+)Auskultasi SDV (+)
Ronkhi basah kasar (+)
Kesan : Terdapat gangguan pernapasan
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
18/48
Abdomen : Inspeksi : lebih tinggi dengan dinding dada, venektasi (-)Auskultasi : Peristaltik (+)
Perkusi : Timpani (+), meteorismus (-), perkusi liver 2 cmdibawa arcus costae dextra ( hepatomegali)
Palpasi : Massa skibala (-), distensi (-), ascites (-) hepatteraba 2 cm dibawah arcus costa e dextra,permukaan rata, konsistensi kenyal padat tepitumpul, splenomegali(-)
Anogenital : Anus (+), kelainan (-)
Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-), sianosis (-), turgorkulit (N), stiffness(-)
Kesan :terdapat hepatomegali
PEMERIKSAAN
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
19/48
PEMERIKSAANNEUROLOGIS
TUNGKAI LENGAN
Kanan kiri Kanan kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus + N + N + N + N
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus (-) (-) (-) (-)
Reflek fisiologis : Patella (+), achilles (+)Refleks patologis : Babinsky (-), Chaddock (-)Meningeal sign : Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-),Kernig (-)Sensibilitas : Normal
Kesan : Tidak terdapat gangguan neurologi
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
20/48
Kepala : Normosefal, rambut hitam tidak mudah dicabut
Bentuk : Mesosefal
Ubun-ubun : sudah menutup
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), reflek cahaya (+/+), mata cekung (-/-).
Hidung : Napas cuping hidung (+), sekret (-)
Telinga : Simetris kanan-kiri, serumen (-), hiperemis (-)
Mulut : Mukosa mulut kering (-), lidah kotor (-), perdarahan gusi (-),moniliasis (-)
Pharing : Mukosa hiperemis (-), pseudomembran (-)
Gigi : Gigi sudah tumbuh
Kesan : Terdapat gangguan pernapasan
il b i
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
21/48
Hasil Laboratorium
Kesan : hasillaboratoriumdarah lengkap :
anemiahipokromikmikrositer
ParameterHasil
Nilai Normal17 Maret 2014
WBC
#Lymph#Monosit
#Gran
Lymph %
Monosit %
Gran %HGB
RBC
HCT
MCV
MCH
MCHCPLT
PCT
7,6
2,20,1
5,3
29,4
2,5
68,19,23,76
29,1
77
24,5
31,7281
0,2
4.0 - 10.5 (x 103/uL)
1.25 - 4.0 (x 103/uL)0.31.0 (x 10
3/uL)
2.5 - 7.0 (x 103/uL)
25.0 - 40.0 (%)
3.0 - 9.0 (%)
50.0 - 70.0 (%)11.0 - 16.0 (g/dL)
3.50 - 5.50 (x106/uL)
37.0 - 50.0 (%)
82.0 - 95.0 (fL)
27.0 - 31.0 (pg)
32.0 - 36.0 (g/dL)150 - 300 (x 10
3/uL)
0.108 - 0.282 (%)
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
22/48
Anamnesis Pemeriksaan fisik Laboratorium
17 Maret 2014 (HMRS)
Sesak nafas Demam Banyak berkeringat Kejang Batuk disertai dahak sejak 2 hari,
dahak sulit keluar, batuk
memberat pada malam hari
pilek ASI (-) BAB 1x sehari BAK lancar
17 Maret 2014
Lemah Akral hangatNafas cuping hidung Retrasksi dada Ronkhi basah kasar pada
kedua lapang paru dengan
punctum maksimum di
basal
Hepatomegali teraba 2 cmdibawah arcus costae
dextra, permukaan rata,
konsistensi kenyal padat,
tepi tumpul
Suhu 38,5CNadi: 176 x/menit RR: 79 kali/menit
17 Maret 2014
Anemia HipokromikMikrositer
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
23/48
Aktif Inaktif
- Sesak nafas- Demam
- Batuk berdahak-Anemia
-Hepatomegali
- Pendidikan orangtua yang kurang- Masalah ekonomi
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
24/48
Kemungkinan penyebab masalah (bisa berupa diagnosis
banding dari masalah yang ada) :
Bronchopneumoni
Bronkiolitis
CPSA
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
25/48
Rencana engelolaan
Rencana Tindakan :
Observasi tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, frekeuensi pernafasan)
Rencana Penegakan diagnosis :Anamnesis
Pemeriksaan Fisik : KU , serebrospinal, kardiopulmonal, respiratory,
gastrointestinal, dan neurologis.Pemeriksaan Lab : darah lengkap, hapusan darah tepi
Pemeriksaan rongent thorax
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
26/48
Rencana Terapi :pasang NGT , puasakan
inj. Tridex 27 B + aminophilin 3 cc 20 tpm
inj meropenem 3 x 200 mg
Inj antrain 3 x 50 mgInj. Dexametason 3x 2 mg
terapi IRPD
Rencana Evaluasi :Keadaan Umum
Tanda vital
Darah lengkap
Rongent thorak
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
27/48
Rencana Edukasi :
Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang penyakit yang diderita
Menjelaskan unruk selalu menjaga kebersihan diri, lingkungan dan
keluarga.Memotivasi untuk kontrol pasca opname di rumah sakit
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
28/48
Prognosis
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad sanam : dubia ad bonam
- Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
29/48
LEMBAR FOLLOW UPSOAP TERAPI
18 Maret 2014
S : demam (+),kejang (+), sesak (+), batuk berdahak (+),
BAB hitam 2x lendir (+) cair (+) , BAK (+)
O : compos mentis, lemah
N 174 x/menit; S 38 C; RR 76x/menit
K/L : conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), PKGB (-
/-)
Thorax : simetris (+/+), retraksi (+)
Pulmo/ SD Vesikuler (+/+), Rh (+/+), Wh (-/-)
Cor/ BJ 1-2 reguler, bising (-)
Abdomen : sejajar dinding dada, peristaltic (+)
meteorismus (-), hepatomegali (+)
Ekstremitas : akral hangat (+)
Infus RL 60 tpm 1jam selanjutnya25 tpm
NGT , puasa Injeksi meropenem 3x 200mg Injeksi antrain 3x 50 mg Injeksi dexametason 3x 2mg Injeksi fenitoin 3x 25mg Injeksi kalnex 3x 50 mg
19 Maret 2014
S : sesak (+), batuk berdahak (+), demam (-),BAB (+), BAK
(+)
O : compos mentis, lemah
N: 157 x/menit; S 36,7 C; RR 57x/menitK/L : conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), PKGB (-
/-)
Thorax : simetris, retraksi (+)
Pulmo/ SD Vesikuler (+/+), Rh (+/+), Wh (-/-)
Cor/ BJ 1-2 reguler, bising (-)
Abdomen : sejajar dinding dada, peristaltic (+)
meteorismus (-), hepatomegali (+)
Ekstremitas : akral hangat, bintik-bintik merah pada kulit (-),
Infus RL 20 tpmNGT , puasa Injeksi meropenem 3x 200mg Injeksi dexametason 3x 2mg Injeksi kalnex 3x 50 mg
20 Maret 2014
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
30/48
20 Maret 2014
S : sesak (+), batuk berdahak (+), demam (-),BAB (+), BAK
(+)
O : compos mentis, lemah
N: 157 x/menit; S 36,7 C; RR 57x/menit
K/L : conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), PKGB (-
/-)
Thorax : simetris, retraksi (+)
Pulmo/ SD Vesikuler (+/+), Rh (+/+), Wh (-/-)
Cor/ BJ 1-2 reguler, bising (-)
Abdomen : sejajar dinding dada, peristaltic (+)
meteorismus (-), hepatomegali (-)
Ekstremitas : akral hangat (+)
Infus RL 20 tpmNGT , puasa Injeksi meropenem 3x 200mg Injeksi dexametason 3x 2mg Injeksi kalnex 3x 50 mg
21 Maret 2014
sesak (+), batuk berdahak (+), demam (-),BAB hitam cair 2x
(+), BAK (+)
O : compos mentis, lemah
N: 113 x/menit; S 36,1 C; RR 37x/menit
K/L : conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), PKGB (-
/-)
Thorax : simetris, retraksi (+)
Pulmo/ SD Vesikuler (+/+), Rh (+/+), Wh (-/-)
Cor/ BJ 1-2 reguler, bising (-)
Abdomen : sejajar dinding dada, peristaltic (+)
meteorismus (-), hepatomegali (-)
Ekstremitas : akral hangat (+)
Infus RL 20 tpmNGT , puasa Injeksi meropenem 3x 200mg Injeksi kalnex 3x 50 mg
22 Maret 2014
sesak (+), batuk berdahak (+), demam (-),BAB hitam cair 1x
(+), BAK (+)
O : compos mentis, lemah
N: 139 x/menit; S 36,4 C; RR 43x/menit
K/L : conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), PKGB (-
Infus RL 20 tpmNGT , puasa Injeksi meropenem 3x 200mg Injeksi kalnex 3x 50 mg
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
31/48
22 Maret 2014
sesak (+), batuk berdahak (+), demam (-),BAB hitam cair 1x
(+), BAK (+)
O : compos mentis, lemah
N: 139 x/menit; S 36,4 C; RR 43x/menitK/L : conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), PKGB (-
/-)
Thorax : simetris, retraksi (+)
Pulmo/ SD Vesikuler (+/+), Rh (+/+), Wh (-/-)
Cor/ BJ 1-2 reguler, bising (-)
Abdomen : sejajar dinding dada, peristaltic (+)meteorismus (-), hepatomegali (-)
Ekstremitas : akral hangat (+)
Infus RL 20 tpmNGT , puasa Injeksi meropenem 3x 200mg Injeksi kalnex 3x 50 mg
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
32/48
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
33/48
A. Kor plmonal
Penyakit jantung paru yang juga dikenal sebagai korpulmonal oleh WHO didefinisikan sebagai hipertrofi
ventrikel kanan dengan atau tanpa gagal jantungkanan yang tejadi akibat penyakit paru, baik akibatkelainan struktur (parenkim atau pembuluh darahparu) maupun gangguan fungsi paru tidak termasukakibat gangguan pada bilik kiri atau penyakit
jantung bawaan (Sastroasmoro,1994) .
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
34/48
B. Epidemiologi
Di indonesia PJP kronik sering terdapat pd org dewasa3-23% dari semua penderita penyekit jantung ygdirawat.
Pada PJP akut dan subakut jarang terjadi pada anak-anak maupun dewasa.
C Etiologi
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
35/48
C. Etiologi Penyakit yang menimbulkan hipoksia, hiperkapnia, asidosis, dan vasokontiksi pulmonal
(hipoventilasi alveolar)
I. Penyakit intrinsik (parenkim paru)1. Penyakit paru obstruktif
a. Fibrosis kistikb. Asma bronchialc. Bronkiolitisd. Obstruksi napas bagian atas kronike. Emfisema paru
2. Penyakit paru restriktifa. Fibrosis interstitialis difusb. Sindrom Wilson-Mikityc. Pneumonitis kronikd. TBe. bronkiektasis
II. Faktor ekstrinsik1. Penyakit neuro-muskular, poliomyelitis, sindrom Guillain Barre, distrofi muscular,
miastenia gravis
2. Deformitas dinding dada seperti kifoskoliosis, pektus ekskavatum, spondilitis,torakoplasti
3. Obesitas4. Kelainan congenital seperti hernia diafragmatika5. Tinggal didaratan tinggi6. Disfungsi pusat pernapasan akibat obat atau gangguan pada pusat pernapasan
Penyakit yang dapat menyebabkan obstruksi anatomik pembuluh darah paru1. Intraluminal, seperti emboli paru multiple, hipertensi primer arteria pulmonalis atau
vasokontriksi reaktif arteria pulmonalis dan skistosomiasis
Ekstraluminal, seperti sarkoidosis, penyakit kolagen dan proteinosis alveoli paru (Sasrtoasmoro,1994).
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
36/48
D. Klasifikasi
1. Akut yaitu dilatasi dari ventrikel kanan dan terjadi
kenaikan dari tekanan paru. Hal ini berlangsungsecara mendadak dan tidak ada riwayat serupasebelumnya. Pada anak-anak terjadi blockingyangterjadi secara mendadak dari pembuluh darah paru
misalnya terjadi pada anemia sel sabit yangmenyebabkan oklusi trombotik pada pembuluhdarah kapiler yang ada di paru. Karena hal tersebuttekanan paru menjadi lebih tinggi memeberi kerja
yang lebih berat pada ventrikel kanan.
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
37/48
2. Subakut kor pulmonal adalah sindrom klinis yang sering jarangterdiagnosis karena jarang terjadi. Gejala yang paling menonjol yaitua. perkembangan dypsnea yang mendadak dan progresif,
b. tidak adanya gangguan cardiopulmonary yang mendasariterjadinya dypsnea,
c. kurangnya tanda-tanda fisik di dada untuk menjelaskanterjadinya dyspnea,d. tanda-tanda kegagalan sisi kanan jantung berkembang kemudian
dalam perjalan penyakit,e. kurangnya respon terapi seperti terapi gagal jantung kongestif,f. bukti gambaran rongent ada nya gambaran embolisasi paru,
kelainan pada elektrokardiografi yang menunjukan dilatasiventrikel kanan,
g. klinis yang muncul hanya dalam hitungan minggu atau bulan(Gelfand et al, 1962).
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
38/48
3. Kronis : kor pulmonal kronis lebih sering terjadidibandingkan kor pulmonal akut dan subakut. Padakor pulmonal kronis terjadi kerusakan paru yang
bertahap dan menunjukan hipepertrofi dari ventrikelkanan. Penyakit ini berjalan secara progresif,kerusakan jantung selalu diikuti dengan eksaserbasidari infeksi paru.
E P i
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
39/48
E. PatogenesisPenyakit paru
Penyumbatan a. pulmonalis
gg. a. pulmonalis
Pulmonry vaskularmenurun
PolisitemiaViskositas darahhipervolemia
Curahjantung
menurun
Aliran darahparu menurun
Hipertensi
pulmonal
Hipertrofi
ventrikel kanan
Penyakit
jantungparu
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
40/48
F. Gejala klinis
Berbeda deengan PJP akut, PJP kronik bersifat silentselama jantung masih dalam kompensasi, sehingaa PJPtidak terdeteksi dalam waktu yang cukup lama. Karenagejala klinis pada jantung baru diketahui setelah perjalananpenyakit dasar telah lanjut maka Siassi (1971) dan Monset
Couchard (1975) memberikan beberapa kriteria untuktujuan klinik praktis menentukan PJP, yaitu bila dijumpaisatu atau lebih dari tanda-tanda berikut:
1. Hipertrofi ventrikel kanan pada EKG2. PaO2 lebih rendah dari 50mmHg atau PaCO2 diatas 45
mmHg3. Gagal jantung4. Foto dada: konus pulmonalis menonjol5. Kapasitas vital kurang dari 60% nilai seharusnya.
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
41/48
Apabila telah terjadi kor pulmonal biasanya anakgelisah, takipneu dengan pernapasan yang dangkalserta ortopne. Dapat terlihat sianosis ringan sampai
berat, jari-jari tabuh, muka sembab, hepatomegali,
asites, edem, tungkai. Tekanan vena jugularismeningkat dengan refluks hepatojugular.
Pada pemeriksaan jantung didapatkan aktivitasventrikel kanan meningkat meskipun sering sulit
dipalpasi karena thoraks emfisematous. Detakpulmonal biasanya teraba, yang menunjukan adanyahipertensi pulmonal.
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
42/48
G. Pemeriksaan penunjang
Elektrokardiografi
Analisis Gas darah
Uji Faal Paru
Pemeriksaan Radiologis Ekokardiografi
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
43/48
H. Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis PJP dianjurkan melakukan serangkaian langkah seperti dibwah ini:
Tabel .1 protokol diagnosis PJP
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
Foto thoraks dan EKG
Tes fungsi paru dan analisis gas darah
Ekokardiografi
Kateterisasi jantung kanan/ radionuklir (bila perlu)
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
44/48
I. Penatalaksanaan
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam penanggulangan PJP
1. Mencegah timbulnya PJP pada pasien dengan penyakit paru, misalnya dengan mengobatiinfeksi yang ada secara adekuat.
2. Mencegah atau mengobati kegagaln pernapasan:a. Memperbaiki fungsi paru
b. Mengurangi hipoksia arterialc. Mengurangi hipertensi paru
3. Pengobatan terhadap gagal jantung kananTerapi penyakit primer bergantung padad kelainannya dapat diberikan antibiotic, bronkodilator,
ekspektoran, atau kortikosteroid. Sebagai bronkodilator diberikan golongan xantin, sebab selainmemepunyai efek bronkodilator, ia juga sebagai vasodilator a. pulmonalis, mempunyai efek
ionotropik, dan diuretik.
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
45/48
1. Digitalisasi
2. Oksigenasi
3. Diuretik
4. Vasodilator5. Diet rendah garam untuk mencegah retensi cairan
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
46/48
J.Prognosis
Tekanan arteri pulmonalis
Gagal jantung
Usia
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
47/48
Daftar pustaka
DAFTAR PUSTAKA Sastroasmoro S, Madiyono B, 1994.Buku Ajar Kardiologi
Anak. IDAI, Jakarta : Bina rupa Aksara .pp 391-403. Gelfand ML, Tesler MA, 1962.Subacute Cor Pulmonale.
American Journal of Cardiology vol 10 issue 1 pp 38-45.
Royce SW, 1951. Cor Pulmonale in Infancy and earlyChilhood: Report on 34 Patients, with Spesial Refernce to theOccurrence of Pulmonary Hearth Disease in Cystic Fibrosisof the Pancreas. Official of the American Academy ofPediatrics 8: pp 255-274.
Siassi B, Moss AJ, Dooley RR.clinical Recognation of CorPulmonale cystic fibrotic. J pediatric 1971; 78: 794-805. Monset Couchchard M, Masson CV, Moss AJ. Cor
pulmonale in children. Curr prob Ped 1975;67:198-203
-
7/22/2019 Case Report 1 Nimas CPSA
48/48
TERIMA KASIH