Case Ketuban Pecah Dini
-
Upload
jose-manuputty -
Category
Documents
-
view
52 -
download
2
description
Transcript of Case Ketuban Pecah Dini
KETUBAN PECAH DINI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.I M
Umur : 33tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku bangsa : Jawa
Masuk RS : tgl 20 September 2006
Nama suami : Tn. S N
Umur : 42 Th
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : JL.Pondok Sukma Jaya Blok B2 RT 09 RW 02 No.24 Depok
Status : Menikah
II. ANAMNESA
Diambil secara autoanamnesa pada tgl 20 September 2006 pukul 07.35 WIB
Keluhan utama : Pasien mengeluh keluar cairan dan darah 3 jam SMRS (pukul 4.30).
Keluhan tambahan : Pinggang terasa pegal -pegal
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang keruangan kebidanan dan penyakit kandungan RSU Bhakti Yudha
Depok.Pasien mengaku ini adalah kehamilan yang kedua.Pasien mengaku Hari
Pertama Haid Terakhir pada tanggal 6 Januari 2006 dengan perkiraan partus tanggal
13 Oktober 2006.Pasien mengaku bulan Februari sudah tidak mendapatkan haid lagi.
Pasien mengeluh keluar cairan yang disertai juga dengan darah tapi dalam jumlah
sedikit sejak 3 jam SMRS. Kira –kira terjadi sejak pukul 4.30 pagi .Lalu pasien juga
mengaku pinggang terasa pegal – pegal.Pasien juga mengatakan selama kehamilan ini
ia tidak pernah kerja berat apalagi mengangkat barang – barang berat dan tidak
pernah jatuh selama kehamilan yang kedua ini.
Riwayat kehamilan dahulu :
Kehamilan yang pertama ,lahir normal dengan jenis kelamin laki – laki ,berat
badan 2500 gr dan panjang 47 cm.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Penyakit jantung ,DM Hipertensi ,Astnma disangkal semua oleh pasien.
Mempunyai riwayat alergi obat tapi pasien lupa nama obatnya apa.
Riwayat Obstetrik : G 2 P 1 A 0
Riwayat Haid :
\ Haid Pertama : Umur 13 tahun
HPHT : 6 Januari 2006
Lama menstruasi : 7 hari
Siklus : teratur
Tafsiran Partus : 13 Oktober 2006
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status generalis :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 75x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 35,5ºC
Kepala : normocephal
Mata : pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, CA-/-, SI -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Mammae : retraksi mammae -/-
Cor : BJ I-II reguler, murni
Mumur (-), gallop (-)
Pulmo : suara napas vesikuler
Ronkhi -/-, wheezing -/-
Ekstremitas : Akral hangat , Udem –
b.Status obstetrik :
Abdomen :
TFU : 30 cm
DJJ : 154 X/menit
His : ( + ) Lemah
Pemeriksaan khusus :
VT : Portio teraba lunak
Pembukaan :1 cm
Ketuban pecah
Kepala hodge I
Kertas Lakmus hasilnya berwarna biru (+)
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb : 10,8 g/dL
Ht : 32%
Leukosit : 6.000/mm
Trombosit : 143.000/mm
Golongan darah : A Rh (+)
V. DIAGNOSIS KERJA
G2P1A0 Hamil 37 minggu PK 1 Laten dengan KPD
VI. Rencana Kerja
a. Rencana Edukasi :
-Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya bahwa kondisi janin
dalam masa yang membahayakan akibat ketuban pecah sebelum pada
waktunya.
-Memberitahukan informasi tentang tindakan medis yang akan didapatkan pasien
dan apa saja resikonya bila tindakan tersebut tidak di lakukan sekarang
dan apa juga resiko yang didapat bila tindakan tersebut dilakukan.
b. Rencana diagnosa :
- Cek darah lengkap dan golongan darah untuk memantau kondisi ibu agar dapat
dilakukan tindakan therapi yang tepat.
- Observasi DJJ dan CTG untuk melihat kondisi janin.
- Observasi tanda vital ibu untuk mengawasi derajat kegawatan daruratan ibu.
c. Rencana Therapi :
- IVFD Dektrose 5%
- Induksi dengan Cyntosinon 5 Unit IV sampai His bagus
VII. CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl 21September 2006 Pk. 10.00 Wib
S : pasien mengaku sudah tidak ada keluhan
O : Status generalis :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,3ºC
Kepala : normocephal
Mata : pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, CA-/-, SI -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Cor : BJ I-II reguler, murni
Mumur (-), gallop (-)
Pulmo : suara napas vesikuler
Ronkhi -/-, wheezing -/-
Status obstestrik :
Colostrum :+/+
TFU : 2 jari diatas pusat
Kontraksi uterus (+) baik
Lochia :rubra
A : P2 NH 1 Post partus spontan a/i KPD
P : Amoxicillin 3 X 1
Methergin 3 X 1
Ponstan 3 X 500mg
Becefort 2 X 1
Tgl 22September 2006 Pk. 10.00 Wib
S : pasien mengaku nyeri kepala
O : Status generalis :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36ºC
Kepala : normocephal
Mata : pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, CA-/-, SI -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Cor : BJ I-II reguler, murni
Mumur (-), gallop (-)
Pulmo : suara napas vesikuler
Ronkhi -/-, wheezing -/-
Status obstestrik :
ASI :+/+
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus (+) baik
Lochia :rubra
A : P 2 NH 2 Post partus spontan a/i KPD
P : Amoxicillin 3 X 1
Ponstan 3 X 500 mg
Becefort 2 X 1
PEMBAHASAN KASUS
Tanggal 20 september 2006 pkl.07.35 WIB Ny.I M berusia 33 tahun datang ke RS
BHAKTI YUDHA dengan keluhan utama keluar cairan dan darah sejak 3 jam SMRS
disertai pinggang terasa pegal-pegal.Riwayat HPHT tanggal 6 januari 2006 dan taksiran
partus tanggal 13 oktober 2006.Pasien menyatakan bahwa ini kehamilan yang kedua
kali.Anak I : Laki –laki BB :2500 gr.Umur 37 minggu pada pemeriksaan fisik
didapatkan:
Status generalis :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 75x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 35,5ºC
Kepala : normocephal
Mata : pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+, CA-/-, SI -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Mammae : retraksi mammae -/-
Cor : BJ I-II reguler, murni
Mumur (-), gallop (-)
Pulmo : suara napas vesikuler
Ronkhi -/-, wheezing -/-
Ekstremitas : Akral hangat , Udem –
Status obstetrik :
Abdomen :
TFU : 30 cm
DJJ : 154 X/menit
His : ( + ) Lemah
Pemeriksaan khusus :
VT : Portio teraba lunak
Pembukaan :1 cm
Ketuban pecah
Kepala hodge I
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10,8 g/dL
Ht : 32%
Leukosit : 6.000/mm
Trombosit : 143.000/mm
Golongan darah : A Rh (+)
Dari data – data tersebut diatas berupa:
- Pasien mengatakan bahwa ini kehamilan yang kedua kali
- Keluarnya cairan dan darah pervaginam sejak 3 jam SMRS disertai pegal pada
pinggang.
- Riwayat HPHT tanggal 6 Januari 2006 dan taksiran partus pada tanggal 13 Oktober
2006
- TFU 30 cm, DJJ 154 X/menit,His (+) lemah,Portio lunak ,pembukaan 1 cm,ketuban
pecah ,kepala hodge I.
Maka ibu tersebut di diagnosa G 2 P 1 A 0 Hamil 37 minggu PK I laten dengan
KPD.Karena dilakukan test dengan kertas lakmus hasilnya biru (+).
KETUBAN PECAH DINI
Pendahuluaan
Didalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion
dan korion terdapat likuor amnii (= air ketuban).
Volume liquor amnii pada wanita hamil cukup bulan 1000 – 1500 ml,warna
putih,agak keruh serta mempunyai bau yang khas,agak amis dan manis.
Liquor amnii mempunyai berat jenis 1,0008,terdiri atas 98% air.Sisanya terdiri
atas garam anorganik serta bahan organic dan bila diteliti benar,terdapat:
* Rambut lanugo (rambut halus berasal dari bayi)
* Sel – sel epitel
* Verniks kaseosa ( lemak yang meliputi kulit bayi )
Protein ditemukan rata – rata 2,6 % g per liter,sebagian besar sebagai albumin.
Terdapat dan sfingomielin yang amat penting untuk mengetahui apakah janin
mempunyai paru – paru yang sudah siap untuk berfungsi.Dengan meningkatnya kadar
lesitin permukaan alveolus paru – paru diliputi oleh zat yang dinamakan surfaktan dan
merupakan syarat untuk berkembangnya paru – paru dan untuk bernafas.Untuk menilai
ini dipakai perbandingan antara lesitin dan sfingomielin.
Kadang – kadang pada partus ,warna air ketuban ini menjadi kehijau – hijauan
karena bercampur mekonium ( kotoran pertama yang di keluarkan bayi dan yang
mengandung empedu ).Berat jenis Liquor amnii menurun dengan tuanya kehamilan
(1,025 1,010).
Dari mana liquor ini berasal belum diketahui dengan pasti ,masih dibutuhkan
penyelidikan lebih lanjut.Telah banyak teori dikemukakan mengenai hal ini ,antara lain
bahwa :
* Liquor amnii berasal dari lapisan amnion,terutama dari bagian pada plasenta
* Liquor amnii kemungkinan berasal dari plasenta.
Dikemukakan bahwa peredaran liquor amnii cukup baik.Dalam satu jam
didapatkan perputaran lebih kurang 500 ml.Mengenai perputaran ini pun terdapat banyak
teori,antara lain bayi menelan air ketuban yang kemudian dikeluarkan melalui air kencing
.Prichard dan Sparr menyuntikan kromiat radioaktif kedalam air ketuban ini.ereka
menemukan bahwa janin menelan ± 8 – 10 cc air ketuban atau 1 % dari seluruh air
ketuban dalam tiap jam.
Air ketuban menpunyai fungsi :
* Melindungi janin tehadap trauma dari luar
* Kemungkinan janin bergerak d engan bebas
* Meratakan tekanan didalam uterus pada partus,sehingga serviks membuka
*Membersihkan jalan lahir jika ketuban pecah dengan cairan steril ,dan
mempengaruhi keadaan didalam vagina ,sehingga bayi kurang mengalami infeksi.
Definisi
Ketuban pecah dini atau spontaneus/early/premature rupture of the membrane(PROM)
Adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu ,yaitu bila pembukaan pada primi
kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah , maka dapaterjadi
infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak .Untunglah kerena adanya
antibiotic spectrum luas maka hal tersebut dapat ditekan.
Ruptura membran amnion yang terjadi jauh sebelum waktunya ,lebih tepat
disebut dengan istilah rupture membrane preterm dari pada rupture membrane
premature.Rupture membrane premature paling sering dipakai untuk menyatakan
peristiwa pecahnya ketuban pada sembarang waktu sebelum awal persalinan ,tanpa
memperdulikan apakah lama persalinan pada saat terjadinya rupture tersebut adalah a22
minggu atau kah 44 minggu.
Ruptura membrane preterm diartikan sebagai ketuban yang pecah sebelum
kehamilan 38 minggu dan merupakan penyebab morbiditas serta mortalitas yang
penting, baik maternal maupun perinatal.Penyebab keadaan ini kadang – kadang bersifat
Iatrogenic akibat induksi persalinan.
Etiologi
Ketuban pecah dini ini di sebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan
membrane atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua factor
tersebut.Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks (65%).Hal lain yang dapat memicu terjadinya ketuban
pecah dini disebutkan kontraksi uterus dan batuk.Penyebab ketuban pecah dini yang tidak
di ketahui,tindakan preventif tidak dapat dilakukan kecuali dalam upaya untuk menekan
infeksi.
Faktor predisposisi:
1. Distosia
2. Infeksi genitalia
3. Serviks inkompeten
4. Multifetus:Kembar dua (50%),Kembar tiga (90%)
5. Hidramnion
6. Kehamilan preterm,Sebelumnya memiliki resiko 2- 4 X
7. Multipara
8. Malposisi
9. Tindakan senggama ,tidak berpengaruh pada resiko kecuali jika higine buruk
predisposisi terhadap infeksi.
10. PH vagina diatas 4,5 memiliki resiko 32 %
11. Kadar CRP ( Corticropin Releasing Hormon )meternal tinggi misalnya pada
stress psikologis,dsb dapat menjadi stimulasi persalinan preterm.
Patogenesis
Taylor dkk,telah menyelidiki hal ini ,teryata ada hubungannya dengan hal –
hal berikut :
Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban
pecah.Penyakit-penyakit seperti pielonefritis ,sistitis,dan vaginitis terdapat
bersama –sama dengan hipermotilitas rahim ini.
Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)
Infeksi ( amnionitis atau korioamnionitis)
Faktor – faktor lain yang merupakan predisposisi
ialah ,malposisi,disproporsi,cervix incompeten ,dan lain – lain.
Ketuban pecah dini artifisial ( amniotomi ),dimana ketuban dipecahkan
terlalu dini.
Cox dkk(1988),mengemukakan hasil akhir kehamilan dari 298 wanita yang
secara berurutan setelah mengalami ruptura membran spontan pada kehamilan
diantara 24 dan 34 minggu.Meskipun ditemukan hanya pada 1,7 %
kehamilan ,komplikasi ini turut menyebabkan 20 % dari semua kematian perital
pada periode waktu itu.
Ruptura membran preterm teryata berkaitan dengan komplikasi obstetrik
lain yang menimbulkan dampak terhadap hasil akhir perinatal ,termasuk
kehamilan multifetus, presentasi bokong ,korioamnionitis dan gawat janin pada
persalinan.Akibat dari semua komplikasi ini,seksio sesaria dilakukan pada hampir
40% kasus.
Kadang – kadang agak sulit atau meragukan kita apakah ketuban benar
sudah pecah atau belum,apalagi bila pembukaan kanalis servikalis belum ada atau
kecil.
Cara menentukan ketuban pecah dini dengan:
Memeriksa adanya cairan yang berisi mekonium, verniks kaseosa,
rambut lanugo, atau bila telah terinfeksi berbau.
Inspekulo : lihat dan perhatikan apakah memang air keatuban keluar dan
kanalis servisi dan bagian yang sudah pecah.
Gunakan kertas lakmus ( tes nitrazin ) :
Bila menjadi biru (basa):air ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina
dapat menghasilkan tes yang positif palsu.
Bila menjadi merah (asam) :air kemih (urin)
Tes Pakis
Dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan
kering.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukan kristal cairan amnion dan
gambaran daun pakis.
Pemeriksaan PH forniks posterior pada ketiban pecah dini PH adalah basa
(air ketuban).
Pemeriksaan histopatologis air (ketuban)
Aborization dan sitologi ketuban.
Ketuban pecah dini berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan.Jarak
antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan disebut
periode=LP=lag period.Makin muda umur kehamilan makin memanjang
LP- nya.Sedangkan lamanya persalinan lebih pendek dari biasa ,yaitu
pada primi 10 jam dan multi 6 jam.
Manifestasi klinis
Keluarnya air ketuban warna putih keruh,jernih,kuning,hijau,atau
kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
Janin sudah diraba
Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada,air ketuban sudah kering.
Inspekulo :tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan
air ketuban sudah kering.
Pengaruh ketuban pecah dini
Terhadap janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin
mungkin sudah terkena infeksi,karena infeksi intra uterin lebih dahulu
terjadi (amnionitis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan.Jadi akan
meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.
Terhadap ibu
Karena jalan telah terbuka ,maka dapat terjadi infeksi antrapartal,apalagi
bila terlalu kering diperiksa dalam.Selain itu juga dapat dijumpai infeksi
puerpuralis (nifas),peritonitis dan septikemia ,serta dry labor.
Ibu akan mersakan lelah karena berbaring ditempat tidur,partus akan
menjadi lama,maka suhu badan naik,nadi cepat dan tampak gejala-gejala
infeksi.
Hal-hal diatas akan meninggikan angka kematian dan angka morbiditas
pada ibu.
Pimpinan persalinan
Ada bermacam-macam pendapat mengenai penatalaksanaan dan pimpinan
persalina dalam menghadapi ketuban pecah dini.Beberapa institute menganjurkan
penataksanaan untuk ketuban pecah menghadapi ketuban pecah dini kira-kira
sebagai berikut.
Bila belum viable(kurang dari 36 minggu)
Penderita dianjurkan untuk beristirahat ditempat tidur dan berikan obat-
obatan antibiotika profilaksis,spasmolitika dan robiransia dengan tujuan
untuk mengundurkan waktu sampai anak viable.
Bila anak viable(lebih dari 36 minggu)
Dilakukan induksi partus 6-12 jam setelah lag phase dan berikan
antibiotika profilaksis.Pada kasus –kasus tertentu dimana induksi partus
dengan PGE2 dan drips sintosinin gagal,maka lakukan tindakan operatif.
Pendapat lain mengatakan ,upaya untuk menghindari persalinan
pada saat terjadi ruptura membran preterm dibagi menjadi 2 bentuk yang
penting:
1. Non inversi atau penanganan menunggu ,dimana tidak ada tindakan yang
dilakukan dan hanya menunggu persalinan spontan.
2. Intervensi yang dapat mencangkup terapi kortikosterid yang diberikan
dengan atau tanpa preparat tokolitik untuk menghentikan persalinan
preterm sehingga kortikosteroid mendapat cukup waktu guna menginduksi
maturitas pulmoner.
Jadi pada KPD penyelesaian persalinan bisa :
Parus spontan
Ekstraksi vakum
Ekstraksi forsef
Embriotomi bila anak sudah meninggal
Seksio sesarea bila ada indikasi obstetrik
Prognosis
Ditemukan oleh cara penata laksanan dan komplikasi-komplikasi yang
mungkin timbul serta umur dari kehamilan.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan leukosit darah:>15.000/ul bila terjadi infeksi.
Tes lakmus merah berubah menjadi biru
Amniosentetis
USG : menentukan usia kehamilan,indeks cairan amnion berkurang.
Komplikasi
Pada anak :
IUFD dan IPFD,asfiksia ,dan prematuritas.
Pada ibu :
Partus lama dan infeksi ,atonia uteri,perdarahan postpartum,atay infeksi
nifas,distosia(partus kering).
DAFTAR PUTAKA
1. Mansjoer Arief,Kapita Selekta Kedokteran,Edisi III,Jilid I,Media
Aesculapius FKUI,1999.
2. Mochtar Rustam, Prof.Dr.MPH.,Sinopsis Obstetri,Edisi II,Jilid
I,EGC,1998.
3. Cunningham, MacDonal ,Gant ,Obstetri William,Edisi 18 ,EGC,1995.
4. Saifudin Abdul Bari,Prof.Dr.SpOG..MPH,Buku panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Meternal dan Neonatal,YBP – SP,2002
5. Friedman ,Acker,Sachs,Seri Skema Diagnosa dan Penatalaksanaan
Obstetri,Edisi II Binaruopa Aksara,1998.
6. Taber Ben- Zion ,M.D,Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan
Ginekologi,EGC,1994.