Case HZV

16
HERPES ZOSTER Dokter Pembimbing : dr. Hedi Hendrawan R. SpKK, M.kes KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2013

Transcript of Case HZV

Page 1: Case HZV

HERPES ZOSTER

Dokter Pembimbing :

dr. Hedi Hendrawan R. SpKK, M.kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMINRUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI2013

Page 2: Case HZV

PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. BS

Tanggal Lahir : 21 April 1978

Status Pernikahan : Menikah

Pekerjaan : Guru TK

Pendidikan : S1

Agama : Islam

II. ANAMNESIS

Dilakukan secara autoanamnesis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Soreang pada tanggal

10 Juli 2013 pukul 10.45 WIB.

Keluhan Utama :

Lenting berisi cairan disertai nyeri, gatal dan panas di tangan kanan sejak empat hari SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang pada tanggal 10 Juli 2013 ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Soreang

dengan keluhan timbul lenting-lenting berisi cairan pada tangan kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan

ini disertai dengan rasa nyeri dan panas di seluruh tangan kanan.dan juga sedikit gatal. Lenting juga

disertai dengan warna kemerahan pada kulit disekitarnya. Nyeri yang dialami pasien sangat

mengganggu, sedikit sentuhan saja sudah menimbulkan nyeri, dan sumber nyeri berasal dari lenting

yang muncul tersebut. Pasien jarang menggaruk lenting tersebut, dan lenting tersebut belum ada yang

pecah.

Riwayat demam disangkal, namun pasien mengalami ngilu dan pegal-pegal pada tangan

kanan mulai dari bahu sampai ujung-ujung jarinya yang belum pernah di rasakan sebelumnya.

Keluhan nyeri dirasakan pasien sebelum lenting muncul dan memburuk sejak lenting muncul. Pasien

belum pernah berobat sebelumnya.

2

Page 3: Case HZV

Pasien tidak mengeluhkan adanya keluhan kulit di bagian lain, tidak mengeluhkan gangguan

penglihatan dan pendengaran, tidak terdapat kelemahan untuk menggerakkan kaki. Pasien mandi dua

sampai tiga kali sehari, menggunakan sabun mandi, riwayat alergi obat maupun makanan disangkal.

Dalam seminggu terakhir pasien mengakui sedang mengalami keletihan fisik yang berlebihan

dikarenakan ada kegiatan di tempatnya bekerja yang mengharuskan pasien bekerja lebih keras.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat menderita cacar air (-)

Riwayat sakit berat dan dirawat di rumah sakit sebelumnya disangkal.

Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Saat ini tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien. Riwayat penyakit kulit

lainnya pada keluarga disangkal.

Riwayat Sosial :

Pasien bekerja sebagai guru TK dan di lingkungan tempat tinggal maupun bekerja tidak ada satupun

yang mengalami keluhan seperti pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK

• Kesadaran : Kompos mentis

• Keadaan umum : Tampak sakit ringan

• Tekanan darah : 130/80 mmHg

• Nadi : 72 kali/menit

• Pernafasan : 18 kali/menit

• Suhu : Afebris

3

Page 4: Case HZV

STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi : lokalisata

Lokasi : lengan bawah sebelah kanan

Karakteristik : multiple, diskret, herpertiformis, milier, batas tegas, menimbul dari

permukaan kulit dan berisi cairan

Efloresensi : vesikel disertai macula eritema

4

Page 5: Case HZV

IV. RESUME

Seorang wanita usia 35 tahun datang ke Poli kulit dan kelamin RSUD Soreang dengan

keluhan timbul lenting-lenting yang berisi cairan sejak 4 hari SMRS disertai dengan rasa nyeri, panas

dan sedikit gatal. Sebelum timbulnya lenting-lenting tersebut pasien mengalami ngilu dan pegal-pegal

pada tangan kanan yang belum pernah di alami sebelumnya. Status dermatologis : ditemukan vesikel

multipel bergerombol di lengan bagian bawah sebelah kanan, dengan ukuran milier yang terletak di

atas kulit yang eritematosa.

V. DIAGNOSIS BANDING

Herpes simpleks

Varisela

Pemfigoid bulosa

VI. DIAGNOSIS KERJA

Herpes zoster

5

Page 6: Case HZV

VII. PENATALAKSANAAN

1. Umum

Edukasi: mengurangi sementara aktivitas fisik, jangan digaruk walaupun terasa sedikit gatal,

hindari lenting yang pecah, jangan berdekatan dengan anak-anak atau orang lain yang belum

pernah mengalami cacar air sebelumnya. Konsumsi obat harus teratur, termasuk jam-jamnya

2. Khusus

Sistemik

Antivirus:

Asiklovir, 5 x 800 mg p.o selama 7 hari

Kontrol kembali ke dokter dalam waktu 7 hari

Anti Inflamasi:

Metilprednisolon 2 x 8 mg p.o

Topikal

Antibiotik Gentamisin 3 x 1 (cream)

Neuralgia akibat herpes zoster

• Asam mefenamat, 3 x 500 mg p.o jika nyeri

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN

Tzanck test

IX. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad fungtionam : ad bonam

Quo ad sanationam : ad bonam

6

Page 7: Case HZV

HERPES ZOSTER

Definisi

Herpes zoster adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster yang menyerang

kulit dan mukosa, yang merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.

Sinonim

Dampa, cacar ular

Epidemiologi

Penyebarannya sama seperti varisela. Penyakit ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah

infeksi primer. Kadang varisela ini berbentuk subklinis. Ada pendapat yang menyatakan

kemungkinan transmisi virus secara aerogen dari pasien yang sedang menderita varisela atau herpes

zoster.

Insidens

Frekuensi penyakit pada pria dan wanita sama. Insiden lebih sering pada orang dewasa.

Patogenesis

Virus berdiam diganglion posterior susunan saraf tepi dan saraf kranialis. Kelainan kulit yang

ditimbulkan memberikan lokasi setingkat dengan daerah yang dipersarafi. Kadang menyerang

ganglion anterior, bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejala-gejala gangguan motorik.

Gejala klinis

Masa tunas penyakit 7-12 hari, masa aktif kira-kira 1 minggu ditandai dengan lesi baru yang tetap

timbul sedang masa resolusi berlangsung kira-kira 1-2 minggu. Disamping gejala kulit dapat dijumpai

pembesaran kelenjar getah bening regional. Lokalisasi unilateral dan bersifat dermatomal sesuai

dengan tempat persarafan. Pada susunan saraf tepi jarang menimbulkan kelainan motorik tetapi pada

susunan saraf pusat lebih sering dikarenakan struktur ganglion kranialis yang memungkinkan hal

tersebut. Hiperestesi pada daerah yang terkena merupakan gejala khas.

Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal. Diawali dengan gejala prodromal baik

sistemik (demam, pusing, malaise) maupun local (nyeri otot, tulang, gatal, pegal dan sebagainya).

7

Page 8: Case HZV

Kemudian timbul eritem yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar

kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel berisi cairan jernih, kemudian berubah menjadi keruh

(berwarna abu-abu) serta dapat menjadi pustule dan krusta. Kadang vesikel berisi darah yang disebut

sebagai herpes zoster hemoragik. Dapat terjadi infeksi sekunder yang menyebabkan terbentuknya

ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks.

Gangguan pada nervus trigeminus (ganglion Gasseri) atau nervus fasialis dan otikus (ganglion

genikulatum) menimbulkan kelainan pada muka. Herpes zoster oftalmikus terjadi akibat infeksi pada

cabang pertama nervus trigeminus yang menimbulkan kelainan pada mata sedangkan infeksi pada

cabang kedua dan ketiga menimbulkan kelainan kulit sesuai dengan daerah yang dipersarafi.

Gangguan pada nervus fasialis dan otikus menimbulkan sindrom Ramsay Hunt. Ditandai dengan

paralysis otot muka (paralysis Bell), kelainan kulit yang sesuai dengan daerah yang dipersarafi,

tinnitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, nausea, serta gangguan pengecapan.

Herpes zoster abortif ditandai dengan penyakit yang berlangsung dalam waktu singkat dan

kelainan kulit hanya berupa vesikel dan eritem. Pada herpes zoster generalisata kelainan kulitnya

unilateral dan segmental ditambah kelainan kulit yang menyebar secara generalisata berupa vesikel

yang soliter dan ada umbilikasi. Kasus ini terjadi pada orangtua atau orang yang kondisi fisiknya

sangat lemah misalnya penderita Limfoma malignum.

Neuralgia pasca herpetic adalah rasa nyeri yang timbul didaerah bekas penyembuhan yang timbul

lebih dari 1 bulan setelah penyakitnya sembuh dan dapat berlangsung beberapa bulan sampai tahun

dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari. Kecenderungan terjadi pada

penderita yang berusia diatas 40 tahun.

Komplikasi

Neuralgia pascaherpetik, 10-15% terjadi pada pasien berumur diatas 40 tahun, makin tua

penderita makin tinggi persentasinya.

Penderita dengan defisiensi imunitas, infeksi HIV, keganasan atau usia lanjut dapat disertai

komplikasi. Vesikel sering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik.

Komplikasi herpes zoster oftalmikus dapat berupa ptosis paralitik, keratitis, uveitis, korioretinitis,

dan neuritis optic.

Paralisis motorik terjadi pada 1-5% kasus yang terjadi akibat penjalaran virus secara

perkontinuitatum dari ganglion sensorik kesistem saraf yang berdekatan. Paralisis biasanya timbul

8

Page 9: Case HZV

dalam 2 minggu sejak awitan munculnya lesi. Berbagai paralysis dapat terjadi misalnya diafragma,

batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaria dan anus. Umumnya akan sembuh spontan.

Infeksi dapat menjalar ke alat dalam misalnya paru, hepar, dan otak.

Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan Tzanck dapat ditemukan sel datia berinti banyak.

Diagnosis Banding

1. Varisela

Terutama menyerang anak-anak tetapi dapat juga menyerang orang dewasa. Penyebaran terutama

didaerah badan yang kemudian menyebar secara sentrifugal kemuka dan ekstremitas serta dapat

menyerang selaput lendir, mata, saluran nafas bagian atas dan selalu disertai demam

2. Herpes simpleks tipe II

Terutama menyerang dewasa muda dengan aktivitas seksual tinggi. Berdasarkan tempat predileksinya

yaitu daerah pinggang kebawah. Lesinya berupa vesikel-vessikel yang berkelompok diatas dasar

macula eritematosa berisi cairan jernih dan kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan

kadang-kadang mengalami ulserasi.

3. Angina pectoris atau penyakit reumatik

Bila keluhan utama nyeri dimana merupakan gejala prodromal local jika terdapat didaerah setinggi

jantung.

Pengobatan

Terapi sistemik umumnya bersifat simptomatik, untuk nyerinya diberikan analgetik. Jika disertai

infeksi sekunder diberikan antibiotic. Indikasi antiviral ialah herpes zoster oftalmikus, pasien dengan

defisiensi imunitas atau pasien dengan terapi kortikosteroid. Obat yang biasa digunakan adalah

Asiklovir dan derivatnya seperti valasiklovir dan Famsiklovir. Sebaiknya diberikan dalam 3 hari

pertama sejak lesi muncul.

Dosis asiklovir 5 x 800 mg sehari selama 7 hari

Valasiklovir 3 x 1000 mg sehari selama 7 hari

Famsiklovir 3 x 500 mg sehari selama 7 hari.

Jika lesi baru masih tetap timbul, obat tersebut masih dapat diberikan dan dihentikan 2 hari

setelah lesi tidak timbul lagi.

9

Page 10: Case HZV

Isoprenosin sebagai imunostimulator tidak berguna karena awitan / mula kerja setelah 2-8 minggu

sedangkan masa aktif penyakit ini kira-kira hanya seminggu. Unutk neuralgia pascaherpetik tidak ada

obat pilihan, dapat dicoba dengan akupunktur. Nyeri tersebut lambat laun akan menghilang.

Pemberian kortikosteroid harus sedini mungkin untuk mencegah terjadinya paralysis. Prednison

dengan dosis oral 3 x 20 mg, setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap. Dengan dosis

prednisone setinggi itu, imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan obat antiviral.

Pengobatan topical bergantung pada stadiumnya. Jika masih stadium vesikel diberikan bedak

dengan tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel sehingga tidak terjadi infeksi sekunder.

Bila erosive diberikan kompres terbuka. Asam salisil dalam konsentrasi 1 % dipakai sebagai kompres

bersifat antiseptic. Jika terjadi ulserasi dapat diberikan salep antibiotic.

Prognosis

Umumnya baik, pada herpes zoster oftalmikus bergantung pada tindakan perawatan secara dini.

10

Page 11: Case HZV

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Adhi, Prof.dr; Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ketiga; Balai Penerbit FKUI;

Jakarta 2009

Suherman, Suharti K; Farmakologi dan Terapi edisi ke empat; Gaya Baru; Jakarta 1997

R.S. Siregar, Prof dr Sp.KK; Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit edisi kedua; Penerbit

Buku kedokteran EGC 2005, hal 80-89

www.emedicine.com

11