Case Croup
-
Upload
isabella-puspa-dewi -
Category
Documents
-
view
61 -
download
1
description
Transcript of Case Croup
CROUP
(LARYNGOTRACHEOBRONCHITIS)
Susilawaty
406047052
Pembimbing : dr. Tri Ruspandji, Sp.A
Identitas Pasien Nama : Rizki Maulana Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 3,5 tahun Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Alamat : Kosambi Rt 4/14 No. 2
Kel.Semenan
Cengkareng Barat
Riwayat Penyakit Keluhan Utama : Panas dan batuk Riwayat Perjalanaan Penyakit :
PanasBatuk berdahak seperti menggonggongPilekSesak napasNapas mengorokSuara serak
3 x berobat
Gejala sama dan lebih berat
4 hari
Tidak ada perbaikan
Dirawat dan diperiksa
Riwayat perjalanan penyakit sekarangSejak 4 hari sebelum dirawat : Panas mendadak, terus-menerus Batuk berdahak seperti menggonggong yang makin
hebat pada malam hari sehingga menganggu tidur Suara napas seperti mengorok Suara serak dan lemah Sesak napas duduk tegak, mulut terbuka Pilek dengan ingus putih bening Muntah 2x tidak menyemprot setelah batuk Sakit menelan (-) Riwayat tersedak (-) Riwayat alergi makanan dan minuman (-) Di lingkungan tidak ada yang batuk-batuk Riwayat BAK dan BAB baik
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah dirawat . Pasien belum pernah dirawat di rumah
sakit
Riwayat Keluarga Pasien adalah anak tunggal. Ayah dan ibu pasien sehat
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Selama hamil, ibu pasien kontrol ke bidan tiap bulan.
Lahir cukup bulan dan ditolong oleh bidan, langsung menangis, tidak biru dan tidak kuning
BBL : 2800 g dan PBL : 48cm.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi dilakukan di puskesmas BCG 1x, skar + lengan atas kanan,
usia 1 bulan. Polio 4x, usia 0,2,4,6 bulan. DPT 3x,usia 2,4,6 bulan. Hepatitis B 3x, usia 0, 1, 5 bulan. Campak 1x, usia 9 bulan.
Riwayat Tumbuh Kembang
Berat badan dan tinggi badan pasien bertambah namun ibu pasien lupa penambahannya.
Gerakan kasar: berlari dan melompat. Gerakan halus: menggambar Komunikasi: bercerita dan menghitung Sosial dan kemandirian: memakai pakaian
sendiri, bergaul baik dengan teman-teman
Riwayat Makanan 0 - 3 bulan : ASI sekehendak + susu Laktogen 5x/hari, 40cc habis. 3 - 6 bulan : ASI sekehendak + susu Laktogen 5x/hari, 60cc habis + biskuit Milna2x/hari + buah1x 6 - 9 bulan : ASI sekehendak + susu Laktogen 5x/hari,100cc habis + nasi tim (daging atau hati, wortel, tomat) 2x, 1 mangkok kecil habis + buah 1x 9 bulan - 1 ½ tahun : ASI sekehendak + susu Bendera 123, 3x/hari, 120cc habis + nasi putih, lauk pauk, dan sayur, 3x/hari,1 piring kecil habis + buah 1x
1 ½ - 3 tahun : Susu Bendera123, 3x/hari,
120cc habis + nasi putih,
lauk pauk, dan sayur,3x/hari,
1 piring sedang + buah 1-2x. 3 – sekarang : Susu Bendera 456, 3x/hari,
150cc habis + nasi putih,
lauk pauk, dan sayur,
3x/hari, 1 piring sedang +
buah 2x.
Status Present (20/11/2005)
Keadaan Umum
Tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis GCS 15 (E4V5M6), dispnue (+), stridor inspirasi terdengar tanpa auskultasi,sianosis (-), pucat (-).
Tanda Vital
Frekuensi nadi : 124 x/menit, reguler, isi cukup
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu tubuh : 38,5 o C, axilla
Frekuensi napas :28x/menit, regular, abdominothorakal
Data Antropometri Berat badan :15 kgTinggi badan : 98 cmIMT : 15,62 kg/m2 IMT for Age : P5Stature for Age : P5Weight for Age : <P5Sesuai dengan tabel CDC, pasien ini gizinya cukup.
Pemeriksaan Sistematis
Kepala : dalam batas normal Mata : dalam batas normal Telinga : dalam batas normal Hidung : dalam batas normal Bibir : dalam batas normal Gigi geligi : 654321 12345
654321 123456 Mulut : dalam batas normal Lidah : dalam batas normal Tonsil: Tonsil T2/T2 hiperemis
Faring : dalam batas normal Leher : Trakhea di tengah, kelenjar tiroid tidak
teraba membesar, kelenjar getah bening
submandibula dekstra et sinistra teraba
membesar 1x1cm dengan konsistensi
kenyal, tidak ada nyeri tekan dan mobil,
kelenjar getah bening supra-infra
clavicula, cervical tidak teraba
membesar, retaksi ringan suprasternalis Pulmo : Inspeksi, palpasi, perkusi dbn
Auskultasi : Vesikuler,ronkhi -/-,
wheezing -/-, slem +/+,
Stridor inspirasi (+)
Jantung : dalam batas normal Abdomen : dalam batas normal Anus : dalam batas normal Genitalia : dalam batas normal Anggota gerak : dalam batas normal Tulang belakang : dalam batas normal Kulit : dalam batas normal Kelenjar getah bening : Submandibula dekstra et sinistra teraba membesar 1x1cm dengan konsistensi kenyal dan mobil, cervical, supra-infra clavicula, axilla, inguinal tidak teraba membesar Pemeriksaan neurologis : DBN
Pemeriksaan Laboratorium20 /11/05 :
HematologiEritrosit : 4,55 juta/μLHemoglobin : 12,8 g/dlHematokrit : 36,9 %Trombosit : 217 ribu/μl Leukosit : 10 ribu /μlLED : 10 mm/jamSediaan HapusHitung Jenis : 0-2/2-59/34-3Swab TenggorokanTidak ditemukan kuman Corynebacterium diptheriae
Diagnosis Banding
1. Moderate viral croup
2. Spasmodic croup
3. Epiglottitis
4. Bakterial Tracheitis
Diagnosis Kerja : Moderate viral croup
Pemeriksaan penunjang : Ro. Leher PA
Penatalaksanaan1. Tirah baring2. IVFD Dekstrose 5% 1500 cc/24 jam3. Terapi uap : Epinefrin 2,25% dengan dosis 0,05ml/kgBB dalam 3ml NaCl 0,9% tiap 2 jam4. Dexamethason 0,15-0,6mg/kgBB, peroral sebagai dosis tunggal5. Parasetamol 10-15 mg/kgBB/x → 3-4 kali/hari
Pragnosa1. Quo ad vitam : bonam2. Quo ad fungsionam : bonam3. Quo ad sanationam : dubia
PembahasanModerate viral croup Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik : usia 3,5 tahun, panas tidak terlalu tinggi dengan batuk seperti menggonggong, suara serak, dispnoe dengan retraksi ringan, dan stridor inspirasi tanpa auskultasi. Dari pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit dalam batas normal. Dikatakan moderate sesuai dengan Severity Scoring Westley Modified Croup Score didapatkan nilai 4 (stridor 2, retaksi 1, pemasukkan udara 1, sianosis 0, kesadaran 0)
Spasmodic croupKlinis viral croup, namun pada penyakit ini tidak ada panas. Pasien ada panas diagnosa ini dapat disingkirkan
Epiglottitis Dengan demam tinggi mendadak dan berat, nyeri tenggorokan, dyspnoe yang memyebabkan pasien cenderung duduk dengan membungkuk dan dagu terangkat (hiperekstensi leher) serta mulut terbuka, dan obstruksi pernapasan yang progesif cepat. Sebagian besar mengalami pengeluaran liur (drooling). Stridor dapat ditemukan, namun batuk yang menggonggong jarang ditemukan. Pemeriksaan laboratorium cenderung leukositosis dengan shift to the left. pasien ini panas tidak tinggi, nyeri tenggorokan (-), drooling (-), dan hasil pemeriksaan laboratorium didapati nilai leukosit yang normal.
Bacterial tracheitisPanas tinggi, batuk seperti mengonggong, dispnoe, stridor inspirasi dengan atau tanpa stridor ekspirasi, tidak mengalami pengeluaran liur (drooling). Pada penyakit ini kadang-kadang ditemukan membran mukopurulen yang mudah dilepas. Pada pemeriksaan laboratorium didapati leukositosis dengan kecenderungan shift to the left.
Diagnosa ini dapat disingkirkan karena pada
pasien ini nilai leukosit balam batas normal.
Dasar Diagnosa
Sejak 4 hari sebelum dirawat : Panas mendadak, terus-menerus Batuk berdahak seperti menggonggong Suara napas seperti mengorok Suara serak dan lemah Sesak napas duduk tegak, mulut terbuka Pilek dengan ingus putih bening Pemeriksaan fisik : dispnoe (+) dengan retraksi
ringan suprasternalis, stridor inspirasi terdengar tanpa auskultasi
Pemeriksaan laboratorium : leukosit dalam batas normal
Moderate viral croup
Pemeriksaan PenunjangRontgen leher posisi PA penyempitan subglotis atau “steeple sign”.
Penatalaksanaan1. Tirah baring
2. IVFD Dekstrose 5% 1500cc/24 jam
3. Terapi uap : Epinefrin 2,25% dengan dosis 0,05
ml/kgBB dalam 3 ml NaCl 0,9 % tiap 2
jam → 0,05 ml x 15 kg = 0,75 ml
4. Dexamethason 0,15-0,6 mg/kgBB, peroral sebagai
dosis tunggal → 0,5 mg x 15 kg = 7,5 mg
5. Parasetamol 10-15 mg/kgBB/x → 10 mg x 15 kg =
150 mg/x → paracetamol syp 3x1 ½ cth / hari
PragnosisQuo ad vitam :
Bonam karena viral croup bersifat self limited disease dan dengan terapi yang tepat, penyakit dapat sembuh sempuna
Quo ad fungsionam :
Bonam karena tidak ada kerusakan organ maupun sekuele yang ditimbulkan akibat penyakit ini
Quo ad sonationam :
Dubia karena viral croup dapat mengalami kekambuhan bila terjadi hiperreaktivitas dari saluran napas.
Tinjauan PustakaCROUP
(LARYNGOTRACHEOBRONCHITIS)
Pendahuluan Infeksi virus akut Ditandai batuk seperti menggonggong, suara
serak, stridor inspirasi dan sesak napas. Penyebab tersering stridor yang disertai
panas pada anak-anak Self limited disease kematian akibat
obstruksi jalan napas.
Epidemiologi Amerika Serikat 50 dari 1000 anak-anak
menderita croup tiap tahunnya usia penderita antara 6 bln – 3 th (6th) Laki-laki 2x perempuan.
Etiologi - Virus parainfluenza tipe I Tersering
- Lain-lain : virus parainfluenza tipe II, III, dan IV;
influenza virus A dan B; adenovirus;
respiatory syncytial virus; herpes
simplex; virus campak; rhinovirus;
coxsackievirus A dan B; dan echovirus.
Patofisiologi Virus saluran napas (hidung dan nasofaring) berreplikasi gejala pilek disertai terjadinya invasi virus ke arah dinding laring dan trakea eritemaous dan edema serta sekresi cairan fibrinous pada lumen penyempitan dinding lumen, edema pita suara, dan subglotis stridor, suara serak, dan batuk khas seperti menggonggong.
Edema berat obstruksi jalan napas.
Keadaan hipoksemia dapat terjadi akibat penyempitan dinding lumen, dan gangguan ventilasi alveolar.
Manifestasi Klinis Demam yang tidak tinggi selama 1-3 hari sebelum timbulnya tanda dan gejala dari obstruksi saluran napas Batuk yang menyalak Suara parau/serak Stridor inspiratoar Faring yang normal sampai inflamasi sedang Sedikit peningkatan jumlah respirasi Jarang terjadi suatu progresif progresif croup hanya sejauh stridor dan dispnue ringan sebelum mereka mulai menyembuh.
Anak lebih memilih untuk duduk tegak di
tempat tidur atau dipertahankan tegak
lurus
Gejala khas memburuk pada malam hari dan
sering berulang dengan intensitas yang
berkurang dalam beberapa hari dan sembuh
sempurna dalam seminggu
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : Leukosit umumnya dalam batas normal walaupun dapat ditemukan limfositosis atau leukopenia
Rontgen leher PA :
Penyempitan dari subglotis
atau “steeple sign”
Diagnosis Berdasarkan gejala klinik, hasil pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang
Derajat keparahan croup berdasarkan
Severity Scoring Westley Modified Croup
Score.
Clinical Feature Degree Score
Stridor
None 0
At rest on auscultation 1
At rest without auscultation 2
Retractions
None 0
Mild 1
Moderate 2
Severe 3
Air entry
Normal 0
Decreased 1Severely decreased 2
Cyanosis
None 0
With agitation 4
At rest 5
Consciousness levelNormal 0
Altered 5Possible Score 0-17.
If <4 then mild, 4-6 moderate, >6 severe croup.
Diagnosa BandingAcute Epiglottitis (Supraglottitis) Demam tinggi mendadak dan berat Nyeri tenggorokan Dispnea Obstruksi pernapasan yang progresif cepat DroolingHiperektensi dari leher usaha untuk menjaga jalan napas
Anak lebih menyukai posisi duduk tegak dan membungkuk ke depan dengan mengangkat dagu dan membuka mulut
Cepat menjadi sianosis dan koma Stridor adalah temuan yang terakhir dan dicurigai kepada
keadaan hampir obstruksi total dari jalan napas. Laryngoskopi Pembesaran epiglotis, berwarna merah cheri,
epiglotis yang membengkak dengan menggunakan Pemeriksaan laboratorium terdapat leukositosis dengan
kecenderungan shift to the left Gambaran klasik dari foto rontgen pada anak menunjukan
gambaran “thumb sign”
Spasmodic Croup Lebih disebabkan karena reaksi alergi karena
antigen virus daripada karena infeksi langsung dari
virus, meskipun patogenesisnya tidak diketahui. Klinis viral croup, namun pada penyakit ini tidak ada
panas Dimulai dengan onset yang mendadak yang dapat
didahului dengan pilek dan suara serak yang ringan
sampai sedang. Anak sering terbangun dengan batuk
yang khas, batuk metalik, inspirasi yang berisik, dan
kegawatan pernapasan. Pada laringoskopi terlihat pucat, edema berair dengan
tampak pemeliharaan epitel.
Bacterial Tracheitis Klinis menyerupai viral croup Panas tinggi, Batuk seperti menggonggong, Stridor dan Sesak napas akibat obstruksi jalan napas. Pada penyakit ini kadang-kadang ditemukan pula membran mukopurulen yang mudah dilepas. Pada pemeriksaan laboratorium didapati leukositosis dengan kecenderungan shift to the left.
Komplikasi Perluasan proses infeksi yang melibatkan daerah saluran pernapasan lainnya, seperti telinga tengah, bronkiolus terminal, atau parenkim paru.
Trakeitis bakteri mungkin merupakan komplikasi dari croup virus dan bukan penyakit yang berdiri sendiri.
Terapi Terapi uap Steroids Epinefrin resemik
Prognosa Self-limiting disease dengan prognosis yang sangat baik