case bab 1 iak

7
BAB I STATUS PASIEN Identifikasi Nama : Alya Putri Jenis Kelamin : Perempuans Tanggal lahir : 15 Maret 2014 Umur : 1 tahun Alamat : Talang Jambe Palembang Agama : Islam Bangsa : Indonesia No. MR/REG : 101622/RI13020287 MRS : 17 Juli 2013 Diagnosis : CTEV Bialteral Nama ibu : Minten 35 tahun Nama ayah : Sudai 43 tahun Anamnesis (Aloanamnesis dengan Ibu Pasien Tanggal 18 Maret 2015 Pukul 14.00 WIB) Keluhan Utama: Kelainan bentuk kaki bilateral Riwayat Perjalanan Penyakit: Sejak lahir penderita mengalami kelainan bentuk kaki. Pasien datang saat usia 10 bulan. Riwayat Penyakit Terdahulu: 1

description

gg

Transcript of case bab 1 iak

BAB ISTATUS PASIEN

I.1 IdentifikasiNama: Alya PutriJenis Kelamin: PerempuansTanggal lahir: 15 Maret 2014Umur: 1 tahunAlamat: Talang Jambe PalembangAgama: IslamBangsa: IndonesiaNo. MR/REG: 101622/RI13020287MRS: 17 Juli 2013Diagnosis: CTEV BialteralNama ibu: Minten 35 tahunNama ayah: Sudai 43 tahun

I.2 Anamnesis (Aloanamnesis dengan Ibu Pasien Tanggal 18 Maret 2015 Pukul 14.00 WIB)Keluhan Utama:Kelainan bentuk kaki bilateral

Riwayat Perjalanan Penyakit:Sejak lahir penderita mengalami kelainan bentuk kaki. Pasien datang saat usia 10 bulan.

Riwayat Penyakit Terdahulu:Tidak ada

Riwayat KehamilanIbu melahirkan pada usia 34 tahun, P3A0. Riwayat sakit saat hamil disangkal. Riwayat trauma saat hamil disangkal. Riwayat konsumsi obat-obatan selama hamil disangkal.

Riwayat KelahiranLahir spontan 40 minggu dengan berat badan lahir 3600, bayi langsung menangis. Bayi saat lahir ada kelainan bentuk kaki.

Riwayat Penyakit LainTidak ada

Riwayat Penyakit Serupa dalam KeluargaTidak adaI.3 Pemeriksaan Fisik (Tanggal 18 Maret 2015) Status GeneralisKeadaan Umum: Baik Kesadaran: Compos mentisPernafasan: 23 x/menitNadi: 106 x/menitSuhu: 36,5 CBerat Badan: 7,6 kgTinggi Badan: 50 cmKeadaan Gizi: baik

Status LokalisKepala: Konjungtiva pucat -/-, sklera biru +/+Wajah: Tidak ada kelainan bentuk wajahPupil: Isokor, refleks cahaya +/+Leher: Tidak ada kelainanKelenjar getah bening: Tidak tampak benjolan Thorax: Vesikular (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-), murmur (-), gallop (-).Abdomen : Datar, lemas, tidak teraba pembesaran hepar, nyeri tekan (-). Ekstremitas Superior: Tidak ada kelainan

Ekstrimitas inferiorLook : deformitas (+)Feel: NVD baikMove: ROM aktif pasif baik

I.4Pemeriksaan Penunjanga.Pemeriksaan Laboratorium (Tanggal 13 Maret 2015)Darah Rutin:Hemoglobin: 12,1g/dl (11,314,1 g/dL)Hematokrit: 35 vol% (37%41%)Eritrosit: 4,50 103/mm3 (4,5-13,5)Leukosit: 24,1 103/mm3 (6,0-17,5)Trombosit: 500 103/b.Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang radiologi

1.6 Diagnosis BandingOsteoenesis ImperfectaOsteoporosis Juvenil

I.7 Diagnosis KerjaCongenital Talipes Equinovarus Bilateral

I.8 Penatalaksanaan Skin traksi Bifosfonat 1,5-3 mg /kgBB/ hari (pamidronat intravena atau olpadronat oral) selama 3 hari berturut-turut Menjaga agar tidak terjadi fraktur Mengurangi/ mencegah deformitas tulang panjang

I.9PrognosisQuo ad vitam: bonamQuo ad functionam: bonam

BAB IIIANALISA KASUS

Anak Perempuan berusia 1 tahun datang dengan keluhan kelainan bentuk kaki kanan dan kiri sejak lahir, tidak ada rasa nyeri dan gangguan fungsi. Sejak lahir orangtua penderita mengaku telah terdapat deformitas pada kedua kaki penderita, namun hanya dibawa untuk urut tradisional. Riwayat kelahiran, penderita lahir spontan cukup bulan dengan berat badan lahir normal, bayi langsung menangis. Bayi saat lahir ada kelainan bentuk kak. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.Berdasarkan pemeriksaan fisik pada tanggal 18 Maret 2015, pada status generalis didapatkan vital sign dalam batas normal, konjunctiva pucat (-), sklera berwarna biru (+/+), pupil isokor dengan refleks cahaya semuanya positif, leher, KGB, paru-paru, jantung, thorax, dan abdomen tidak ditemukan kelainan. Pada ekstremitas inferior sinistra dan dextra deformitas (+) NVD baik dan ROM aktif pasif baik.Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien ini dapat di diagnosis congenital talipes equinovarus karena kelainan bentuk kaki sejak lahir.Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan darah. Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil dalam batas normal. Tidak dilakukan pemeriksaan radiologis.Pada kasus ini pasien sebaiknya dilakukan tindakan rehabilitasi medik dan rehabiitasi fisik. Prognosis pada kasus ini Quo ad vitamnya bonam dan quo ad functionamnya dubia ad bonam.

DAFTAR PUSTAKA

1. Marini JC, 2007. Osteogenesis Imperfecta. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, ed., Nelson Textbook of Pediatrics, 18th edition. Philadelphia: Saunders Elsevier Publisher; 2007, chapter 699.

2. Glorieux F, 2007. Guide to Osteogenesis Imperfecta: For Pedriaticians and FamilyPractice Physicians. USA: Departement of Health and Human Service; 2007, 1-24.

3. Rogers LF, Auringer ST, 1998. The Congenital Malformation Syndromes: Osteochondrodysplasias, Dysostoses, and Chromosomal Disorders. Dalam: Juhl JH, Crummy AB, Kuhlman JE, ed., Paul and Juhls Essentials of Radiologic Imaging, seventh edition. Philadelphia: Lippincott Raven Publisher; 2007, 293-328.

4. Murray RK, Keeley FW, 2000. Matriks Ekstrasel. Dalam: Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, ed., Biokimia Harper, edisi ke-25, cetakan pertama, terj. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003, 662-680.

2