Cara Kerja Ilmuwan

24
CARA KERJA ILMUWAN Perkembangan peradaban manusia selalu dihiasi oleh berbagai aktivitas manusia dalam mencari dan menemukan jawaban terhadap berbagai fenomena yang terjadi di jagat raya ini, baik fenomena alam fisik, alam hayati, termasuk fenomena manusia sebagai individu, insan sosial, politik, ekonomi, maupun sebagai insan Tuhan, salah satu bentuk aktivitas itu adalah proses mencari keajegan fenomena-fenomena alam maupun manusia berdasarkan logika rasional dan empirikal. Aktivitas demikian itu merupakan proses pencarian dan pengembangan ilmu yang dilakukan para ilmuwan (scientist). Dalam konteks ini ilmuwan dapat disebut sebagai seorang yang mempunyai kemampuan dan hasrat untuk mencari pengetahuan baru, asas-asas baru, dan bahan-bahan baru dalam suatu bidang ilmu. 1. Hakikat Pengetahuan Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo, 1998). Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi

Transcript of Cara Kerja Ilmuwan

Page 1: Cara Kerja Ilmuwan

CARA KERJA ILMUWAN

Perkembangan peradaban manusia selalu dihiasi oleh berbagai aktivitas manusia

dalam mencari dan menemukan jawaban terhadap berbagai fenomena yang terjadi di

jagat raya ini, baik fenomena alam fisik, alam hayati, termasuk fenomena manusia

sebagai individu, insan sosial, politik, ekonomi, maupun sebagai insan Tuhan, salah

satu bentuk aktivitas itu adalah proses mencari keajegan fenomena-fenomena alam

maupun manusia berdasarkan logika rasional dan empirikal. Aktivitas demikian itu

merupakan proses pencarian dan pengembangan ilmu yang dilakukan para ilmuwan

(scientist). Dalam konteks ini ilmuwan dapat disebut sebagai seorang yang

mempunyai kemampuan dan hasrat untuk mencari pengetahuan baru, asas-asas

baru, dan bahan-bahan baru dalam suatu bidang ilmu.

1. Hakikat Pengetahuan

Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah

pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode

tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo,

1998). Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge.

Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi

setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan

ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.   

Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh

Bakhtiar tahun 2005 diantaranya  adalah :

Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang

pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,

maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut

bangunannya dari dalam.

Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,

rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.

Page 2: Cara Kerja Ilmuwan

Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang

komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang

sederhana.

Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang

disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh

dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang

pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia.

Sedangkan, pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun,

baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah

informasi yang berupa common sense,  tanpa memiliki metode, dan mekanisme

tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan

pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat

cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan

ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.  Pencarian pengetahuan

lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka.

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh

seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis,

konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar

atau berguna.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan

diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang

belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya, ketika seseorang

mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan

tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. (Blog Enas76)

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi

dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini

bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan

secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang

Page 3: Cara Kerja Ilmuwan

menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan

menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut.

Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia

yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin

organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen

organisasi.

Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal

budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan

pengetahuan yang bersifat apriori, tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya

pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan

didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah

pemikiran logis akal budi.

Dari uraian diatas, terlihat bahwa ilmu (science) berbeda dengan pengetahuan.

Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia, disamping

pengetahuan lainnya yaitu seni dan agama. Pengetahuan merupakan khasanah

kekayaan mental yang secara langsung atau tak langsung turut memperkaya

kehidupan kita. Sukar untuk dibayangkan bagaimana kehidupan manusia seandainya

pengetahuan itu tidak ada, sebab pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi

berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan.

Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa

(ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan

tersebut disusun, ketiga landasan ini saling berkaitan, jadi ontologi ilmu terkait

dengan epistemologi ilmu dan epistemilogi ilmu berkaitan dengan aksiologi ilmu

dan seterusnya. Jadi, kalau kita ingin membicarakan epistemologi ilmu, maka hal

ini harus dikaitkan dengan ontologi dan aksiologi ilmu. (Suriasumantri, 105)

Apabila kita bertanya : “ apakah yang akan terjadi sesudah mati?” Maka

pertanyaan tersebut tidak kita ajukan kepada ilmu melainkan kepada agama. Sebab

ilmu membatasi diri pada objek kajian yang berada dalam lingkup pengalaman

empirik manusia, sedangkan masalah hidup sesudah mati merupakan sesuatu yang

Page 4: Cara Kerja Ilmuwan

bersifat transendental (gaib) yang merupakan objek kajian agama. Demikian pula

seandainya ada pertanyaan lagu “nina bobo” apa yang harus kita perdengarkan

agar anak dapat tidur terlelap. Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab oleh ilmu

atau agama, melainkan oleh seni. Dengan demikian setiap pengetahuan memiliki

bidang kajian masing-masing. Ilmu melakukan kajian terhadap alam sebagaimana

adanya (dassein) dan terbatas pada lingkup pengalaman empirik manusia.

Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan

yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari dan menawarkan berbagai

kemudahan kepada manusia. Seni disisi lain dari pengetahuan mencoba

mengungkapkan objek penelaahannya itu pada bidang estetika (keindahan),

sedangkan agama merupakan jenis pengetahuan manusia yang mengkaji bidang

transendental.

Gambar 1. Jenis-jenis Pengetahuan menurut bidang kajiannya masing-masing

2. Kemampuan Manusia Mengembangkan Pengetahuan

Terdapat dua hal utama mengapa manusia dapat mengembangkan

pengetahuannya. Pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu

mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi

tersebut. Seekor beruk bisa saja mengkomunikasikan informasi kepada

kelompoknya bahwa ada segerombolan gorila datang menyerang, namun bagaimana

PENGETAHUAN

ILMU Mengkaji bidang empirik

SENI Mengkaji bidang estetika

Mengkaji bidang transdental

AGAMA

Page 5: Cara Kerja Ilmuwan

pun berkembang bahasanya, dia tidak mampu mengkomunikasikan kepada beruk-

beruk lainnya, jalan pikiran analitis mengenai gejala tersebut. Kedua, yang

menyebabkan manusia mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap,

adalah kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara

garis besar cara berpikir seperti itu disebut penalaran. Binatang mampu berpikir

namun tidak mampu berpikir nalar. Perbedaan utama antara seorang Professor

nuklir dengan anak kecil yang membangun bom atom dari pasir di play group nya

terletak pada kemampuannya dalam menalar. Instink binatang jauh lebih peka dari

instink seorang insinyur geologi, mereka sudah jauh-jauh berlindung ke tempat yang

aman sebelum gunung meletus. Namun binatang tidak bisa menalar tentang gejala

tersebut, mengapa gunung meletus, faktor apa yang menyebabkannya, apa yang

dapat dilakukan untuk mencegah semua terjadi.

3. Metode Ilmiah

Kata metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang terdiri dari kata hodos

yang berarti jalan, arah atau cara, dan prefiks meta yang berarti menuju, melalui,

sesudah. Sehingga methodos berarti penelitian, metode ilmiah, uraian ilmiah. Metode

juga bisa dikatakan sebagai proses atau prosedur yang sistematis menurut prinsip

atau teknik-teknik ilmiah yang digunakan dalam suatu disiplin untuk mencapai suatu

maksud atau tujuan (Kebung,2011). Metode ilmiah merupakan prosedur atau

langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu

merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah (Komara,2011).

Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan

yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat

yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa

yang dinamakan metode ilmiah.

Seperti diketahui berpikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan

pengetahuan. Suriasumantri (2011) berpendapat bahwa ,metode ilmiah merupakan

ekspresi mengenai cara bekerja pikiran. Dengan cara bekerja ini maka pengetahuan

yang dihasilkan diharapkan mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang

diminta oleh pengetahuan ilmiah, yaitu sifat rasional dan teruji yang memungkinkan

Page 6: Cara Kerja Ilmuwan

tubuh pengetahuan yang disusunnya merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.

Dalam hal ini maka metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir deduktif dan

cara berfikir induktif dalam mengembangkan tubuh pengetahuannya. Berpikir deduktif

memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten

dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya. Secara sistematik dan

kumulatif pengetahuan ilmiah disusun setahap demi setahap dengan menyusun

argumentasi mengenai sesuatu yang baru berdasarkan dari pengetahuan yang telah

ada. Penjelasan yang  bersifat rasional ini dengan kriteria kebenaran koherensi tidak

memberikan kesimpulan yang bersifat final, sebab sesuai dengan hakikat

rasionalisme yang bersifat pluralistik, maka dimungkinkan disusunnya berbagai

penjelasan terhadap suatu objek pemikiran tertentu. Meskipun  argumentasi secara

rasional didasarkan  kepada premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya

namun dimungkinkan pula pilihan yang berbeda  dari sejumlah premis ilmiah yang

tersedia yang dipergunakan dalam penyusunan argumentasi. Oleh sebab itu maka

diperlukan cara berpikir induktif yang berdasarkan kriteria kebenaran korespondensi.

Metode ilmiah ini pada dasarnya adalah sama bagi semua disiplin keilmuan baik

yang termasuk dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial. Bila pun terdapat

perbedaan dalam kedua kelompok keilmuan ini maka perbedaan tersebut sekedar

terletak pada aspek-aspek tekniknya dan bukan pada struktur berpikir atau aspek

metodologinya. Misal, teknik pengamatan bintang-bintang di langit akan berbeda

dengan teknik pengamatan anak di taman kanak-kanak yang sedang belajar. Metode

ilmiah ini tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak termasuk ke dalam

kelompok ilmu. Matematika dan bahasa tidak mempergunakan metode ilmiah dalam

menyusun pengetahuannya, sebab matematika bukanlah ilmu, melainkan

pengetahuan yang merupakan sarana berpikir ilmiah. Demikian juga dengan bidang

sastra yang termasuk kepada humaniora yang jelas tidak mempergunakan metode

ilmiah dalam penyusunan tubuh pengetahuannya (Suriasumantri,1993).

Mengenai metode ini kita menemukan banyak pendapat. Ditilik dari cara

memperoleh kebenaran metode ilmiah berbeda dari metode-metode lainnya, seperti

metode tenasiti, metode otoritas dan metode a priori. Metode tenasiti dianggap

sebagai yang paling miskin, yang mengajar orang agar bertahan pada pendiriannya,

Page 7: Cara Kerja Ilmuwan

pada apa yang ia yakini. Dengan ini orang akan memperoleh ketenangan dan

keamanan. Namun metode ini akan mengumpulkan orang dan orang tidak dilatih

untuk berpikir dan bertanya tentang pendapat atau keyakinannya.

Pada metode otoritas kebenaran datang dari institusi yang memiliki kewenangan

atas suatu kelompok tertentu manusia. Metode ini sungguh menghalangi daya kreasi

dan berpikir sendiri, dan melarang setiap penelitian pribadi. Institusi menuntut

ketaatan hidup. Namun justru disini lebih mudah muncul perlawanan.

Dalam metode a priori setiap orang dapat menerima pandangan apapun jika itu

cocok dengan pikirannya tanpa perlu dibuktikan dengan fakta empiris yang dapat

diamati. Metode ini kelihatan lebih baik walaupun gagal menjelaskan fakta empiris

dengan tepat. Namun dalam metode ini setiap orang mulai mengajukan pertanyaan,

menemukan jawabannya sendiri, kendati jawabannya tidak mendasar.

T.H Huxley dalam bukunya yang berjudul The method of Scientific

Investigation, science: Method and Meaning mengemukakan bahwa metode ilmiah

merupakan ekspresi mengenai cara bekerjanya pikiran. Sedangkan kita tahu bahwa

beripikir itu merupakan kegiatan mental yang mampu menghasilkan pengetahuan.

Oleh karena itu dengan menggunakan mekanisme demikian diharapkan pengetahuan

yang dihasilkan nanti memiliki karakteristik tertentu sebagaimana yang diisyaratkan

sebagai pengetahuan ilmiah yakni memiliki sifat rasional dan teruji pada dunia

empirik. Dalam hal ini maka metode ilmiah merupakan cara berpikir gabungan

antara deduktif dan induktif.

Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai permasalahan yang dihadapinya

agar dia mengerti mengenai hakikat permasalahan itu dan dengan demikian maka ia

dapat memecahkannya. Dalam hal ini maka pertama-tama ilmu menyadari bahwa

masalah yang dihadapinya adalah masalah konkret yang terdapat dalam dunia fisik

yang nyata. Secara ontologis maka ilmu membatasi masalah yang terdapat dalam

ruang lingkup jangkauan pengalaman manusia. (Suriasumantri, 121)

Karena masalah yang dihadapinya adalah nyata maka ilmu mencari jawabannya

pada dunia yang nyata pula. Kata Einstein ilmu dimulai dengan fakta, dan diakhiri

dengan fakta pula, apa pun juga teori yang menjembatani antara keduanya. Teori

Page 8: Cara Kerja Ilmuwan

yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia

empirik yang diabstraksikan secara intelektual. Artinya, teori itu merupakan

penjelasan yang berkesesuaian dengan objek yang dijelaskannya. Suatu penjelasan

betapapun meyakinkan, tetap harus didukung oleh fakta empirik untuk dinyatakan

benar. Disinilah pendekatan rasional (deduktif) digabungkan dengan pendekatan

empirik (induktif) dalam langkah-langkah yang disebut metode ilmiah.

Tahapan Metode Ilmiah

Garis besar tahapan-tahapan dalam metode ilmiah (Komara,2011) yaitu:

a) Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah

b) Menyusun kerangka pokiran (logical construct)

c) Merumuskan hipotesis (jawaban rasional terhadap masalah)

d) Menguji hipotesis secara empirik

e) Melakukan pembahasan

f) Menyimpulkan.

Tiga langkah pertama merupakan metode penelitian, sedangkan langkah-langkah

berikutnya bersifat teknis penelitian. Dengan demikian maka pelaksanaan penelitian

menyangkut dua hal, yaitu metode dan hal teknis penelitian. Namun, secara implisit

metode dan teknik melarut di dalamnya..

Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah, yaitu menetapkan masalah

penelitian, apa yang dijadikan masalah penelitian dan apa objeknya. Menyatakan

objek penelitian masih saja belum spesifik, baru menyatakan pada ruang lingkup

mana penelitian akan bergerak. Sedangkan mengidentifikasi atau menyatakan

masalah yang spesifik dilakukan dengan menyatakan pertanyaan penelitian, yaitu

pertanyaan yang belum dapat memberikan penjelasan yang memuaskan berdasarkan

teori atau hukum yang ada.

Menyusun kerangka pemikiran yaitu mengalirkan jalan pikiran menurut

kerangka yang logis. Hal ini tidak lain dari menduduk perkarakan masalah yang

diteliti (diidentifikasi) dalam kerangka teoretis yang relevan dan mampu menangkap,

menerangkan, serta menunjukkan perspektif terhadap masalah itu. Upaya ditujukan

untuk menjawab atau menerangkan pertanyaan penelitian yang diidentifikasi. Cara

Page 9: Cara Kerja Ilmuwan

berpikir (nalar) ke arah memperoleh jawaban terhadap masalah yang diidentifikasi

ialah dengan penalaran deduktif. Sebagaimana telah dijelaskan, cara penalaran

deduktif adalah cara penalaran yang berangkat dari hal yang umum (general) kepada

hal-hal yang khusus (spesifik). Hal yang umum ialah teori, dalil, hukum, sedangkan

hal yang bersifat khusus tidak lain adalah masalah yang diidentifikasi.

Merumuskan hipotesis, bahwa hipotesis adalah kesimpulan yang diperoleh dari

penyusunan kerangka pikiran, berupa proposisi deduksi. Merumuskan berarti

membentuk poposisi yang sesuai dengan kemungkinan serta tingkat kebenarannya.

Bentuk-bentuk proposisi menurut tingkat keeratan hubungannya (linkage) serta nilai

informasinya (informative value). Jika dikaji kembali kalimat proposisi, baik berupa

teori maupun hipotesis, ternyata kalimat itu mengandung tiga komponen, yaitu

antiseden, konsekuen dan dependensi. Dua kelompok yang pertama merupakan

bagian dari kalimat proposisi, sedangkan komponen dependensi merupakan sifat

hubungan dari antiseden dan konsekuen merupakan linkage dalam proposisi itu.

Dependensi mengandung arti bahwa hubungan antara antiseden dan konsekuen

merupakan hubungan sebab-akibat yang benar. Konsekuen tergantung pada

kenebaran antiseden. Antiseden yang tidak benar menyebabkan konsekuen yang

tidak benar (tidak dependen).

Beberapa syarat logika yang harus terkandung dalam hipotesis antara lain: (1)

dapat menjelaskan kenyataan yang menjadi masalah dan dasar hipotesis; (2)

mengandung sesuatu yang mungkin;(3) dapat mencari hubungan kausal dengan

argumentasi yang tepat dan;(4) dapat diuji baik kebenaran maupun kesalahannya.

Macam-macam hipotesis yang sering dijumpai yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis

argumentasi, hipotesis kerja, dan hipotesis nol. Hipotesis deskriptif merupakan

hipotesis lukisan, menunjukkan dugaan sementara tentang bagaimana (how) benda-

benda, peristiwa-peristiwa, atau variabel-variabel itu terjadi. Hipotesis argumentasi

yaitu hipotesis penjelasan, menunjukkan dugaan sementara tentang mengapa (why)

benda-benda, peristiwa-peristiwa, atau variabel-variabel itu terjadi. Hipotesis ini

merupakan pernyataan sementara yang diatur secara sistematis sehingga salah satu

pernyataan menjadi kesimpulan (konsekuen) dari pernyataan lainnya (antiseden).

Hipotesis kerja merupakan hipotesis yang meramalkan atau menjelaskan akibat-

Page 10: Cara Kerja Ilmuwan

akibat dari suatu variabel yang menjadi penyebabnya. Jadi hipotesis ini menjelaskan

suatu ramalan bahwa jika suatu variabel berubah maka variabel tertentu akan

berubah pula. Hipotesis nol yakni hipotesis statistik, bertujuan memeriksa

ketidakbenaran suatu dalil atau teori, yang selanjutnya akan ditolak melalui bukti-

bukti yang sah. Karena hipotesis ini mempergunakan perangkat statistik atau

matematik maka disebut hipotesis statistik. Melalui prosedur ini maka kita membuat

dugaan dengan hati-hati, bahwa menurut pendapat kita tidak ada hubungan yang

berarti atau perbedaan yang signifikan , dan selanjutnya kita mencoba memastikan

ketidakmungkinan hipotesis ini. Jika ternyata hipotesis ini ditolak maka pekerjaan

kita pindah ke hipotesis kerja. Oleh karena itu hipotesis nol disebut kebalikan dari

hipotesis kerja.

Menguji hipotesis ialah membandingkan atau menyesuaikan segala yang

terkadung dalam hipotesis dengan data empirik. Perbandingan atau penyesuaian itu

pada umumnya didasarkan pada pemikiran yang beranggapan bahwa di alam ini

suatu peristiwa mungkin tidak terjadi secara tersendiri. Dengan kata lain, suatu

sebab mungkin akan menimbulkan beberapa akibat, atau mungkin pula suatu akibat

ditimbulkan oleh beberapa penyebab. Menurut John Stuart Mills, cara sederhana

untuk mengetahui faktor penyebab timbulnya suatu akibat adalah dengan

membandingkan berbagai peristiwa dalam suatu fenomena.

Membahas dan menyimpulkan sudah termasuk pekerjaan interpretasi terhadap

hal-hal yang ditemukan dalam penelitian. Dalam interpretasi, pikiran kita diarahkan

pada dua titik pandang. Pertama, kerangka pikiran yang telah disusun, bahkan ini

harus merupakan frame of work pembahsan penelitian. Kedua, pandangan diarahkan

ke depan, yaitu mengaitkan pada variabel-variabel dari topik aktual. Pembahasan

tidak lain adalah mencocokan deduksi dalam kerangka pikiran dengan induksi dari

empirik (hasil pengujian hipotesis), atau pula kepda induksi yang diperoleh orang

lain (hasil penelitian orang lain) yang relevan.

Hasil pembahasan tidak lain adalah kesimpulan. Kesimpulan penelitian adalah

penemuan dari hasil interprestasi dan pembahasan. Penemuan dari interpretasi dan

pembahasan harus merupakan jawaban terhadap pertanyaan penelitian sebagai

masalah, atau sebagai bukti dari penerimaan hipotesis yang diajukan. Dengan kata

Page 11: Cara Kerja Ilmuwan

DitolakDiterima PengujianHipotesis

PerumusanHipotesis

PenyusunanKerangkaberpikir

KhasanahPengetahuan

ilmiah

PerumusanMasalah

lain penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang

diajukan itu ditolak atau diterima (Suriasumantri,1993).

Skema Metode Ilmiah (Suriasumantri,1993)

Secara faktual tidak ada satu pun dari pola-pola penjelasan tersebut mampu

menjelaskan secara keseluruhan suatu kajian keilmuan dan oleh sebab itu

dipergunakan pola yang berbeda untuk menjelaskan masalah yang berbeda pula.

TEORI

Menurut Braithwaite sebagaimana dikutip Wallance (1990: 85) teori merupakan

suatu sistem deduktif dari seperangkat proporsi menurut prinsip-prinsip logis. Teori

memberikan penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari sebuah disiplin

keilmuan. Misalnya dalam sosiologi dikenal teori-teori perubahan sosial, dalam

ekonomi dikenal teori mekanika Newton dan teori relativitasinstein yang hanya

menjelaskan satu sektor tertentu dari disiplin masing-masing. Teori merupakan salah

satu konsep dasar penelitian sosial. Teori adalah seperangkat konsep/konstruk,

Page 12: Cara Kerja Ilmuwan

defenisi dan proposisi yang berusaha menjelaskan hubungan sistimatis suatu

fenomena, dengan cara memerinci hubungan  sebab-akibat yang terjadi.

(http://arrosyadi.wordpress.com/2010/04/20/pengertian-teori/)

HUKUM

Hukum pada hakekatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan

antara dua variabel atau lebih dalam suatu hubungan sebab-akibat (kausalitas). Posisi

hukum berada dalam sebuah teori. Dalam teori mikro, umpamanya, mengenai adanya

hukum permintaan dan penawaran, yang berbunyi sebagai berikut: “jika permintaan

naik sedangkan penawaran tetap maka harga akan baik, bila penawaran naik

sedangkan permintaan tetap maka harga akan turun.”

Pernyataan yang berupa hubungan sebab-akibat atau hubungan kausalitas ini

memungkinkan kita untuk meramalkan sesuatu yang akan terjadi sebagai akibat dari

sesuatu sebab. Jika kita menyimak hukum permintaan dan penawaran tadi kita dapat

meramalkan apa yang akan terjadi terhadap gabah ketika panen raya tiba, dan akan

turun sebab penawaran bertambah sedangkan permintaan umumnya tetap, sebaliknya

pada musim paceklik harga gabah akan naik, sebab umumnya penawaran berkurang

sedangkan permintaan tetap.

PRINSIP

Disamping hukum dalam sebuah teori keilmuan juga dikenal ada kategori

pernyataan yang disebut prinsip. Prinsip dapat diartikan sebagai pernyataan yang

berlaku secara umum bagi sekelompok gejala tertentu, yang mampu menjelaskan

kejadian yang terjadi. Contoh prinsip, misalnya dalam ekonomi dikenal prinsip

ekonomi dan dalam fisika dikenal prinsip kekekalan energi. Sebuah prinsip mampu

menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi dalam lapangan keilmuan. Misalnya

dengan prinsip ekonomi, yakni mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan

pengorbanan sekecil-kecilnya, kita dapat menjelaskan pengertian efisiensi dan dapat

mengembangkan berbagai teknik untuk meningkatkan efisiensi, seperti analisis

sistem dan riset operasional.

Page 13: Cara Kerja Ilmuwan

Prinsip merupakan petunjuk arah layaknya kompas. Sebagai petunjuk arah, kita

bisa berpegangan pada prinsip - prinsip yang telah disusun dalam menjalani hidup

tanpa harus kebingunan arah karena prinsip bisa memberikan arah dan tjuan yang

jelas pada setiap kehidupan kita. Seorang leader atau pemimpin yang baik adalah

seorang pemimpin yang berprinsip. Karena seorang pemimpin yang berprinsip pasti

akan terarah dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.

http://carapedia.com/pengertian_definisi_prinsip_info2118.html

POSTULAT

Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa pembuktian dan dapat digunakan

sebagai premis pada deduksi 

• Ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat

dipertukarkan 

• Ada yang berpendapat bahwa ada harapan bahwa pada suatu saat postulat

dapat dibuktikan 

Contoh Postulat 

Postulat Geometri 

Dengan mistar dan jangka,

1.dapat dilukis garis lurus dari suatu titik ke titik lain

2.dapat dihasilkan garis lurus terhingga dengan sebarang panjang 

3.dapat dilukis lingkaran dengan sebarang titik sebagai pusat dan jari-jari

sebarang panjang 

Postulat Ekivalensi Massa

1.Hukum lembam Newton menggunakan massa lembam, m G = ma

2.Hulum gravitasi Newton menggunakan massa gravitasi, m dan M

3.Postulat: massa lembam m = massa gravitasi m (dapat diterangkan oleh

Einstein)

http://dohkamtis.blogspot.com/2011/10/postulat-dan-premis_31.html

Page 14: Cara Kerja Ilmuwan

Untuk memahami kedudukan postulat sebenarnya tidak begitu sulit.

Secara filsafati postulat merupakan titik mula dalam menyusun argumentasi.

Seperti kita ingin mengelilingi sebuah lingkaran maka kita harus mulai dari

sebuah titik dalam lingkaran tersebut, dan postulat adalah ibarat titik dalam

lingkaran tersebut yang eksistensinya kita tetapkan secara sembarang.

ASUMSI

Asumsi merupakan kebalikan dari postulat. Bila postulat dalam

mengajukan argumentasinya tidak memerlukan bukti tentang kebenarannya,

sedangkan asumsi harus ditetapkan dalam sebuah argumentasi ilmiah, untuk

memahami eksistensi asumsi dapat mengambil contoh cara orang mengemudi

mobil di jalan tol Jakarta-Cikampek pada pagi buta. Sekiranya orang

beranggapan bahwa keadaan jalan pada waktu pagi buta adalah aman

disebabkan jarangnya kendaraan yang lalu lalang, maka kemungkinan besar

orang itu akan mengendarai mobilnya kurang hati-hati, toh asumsinya bahwa

jalanan aman bukan? Sebaliknya mungkin juga terdapat orang lain yang

mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut pendapatnya justru mengemudikan

mobil pada waktu pagi buta di jalan tol Jakarta-Cikampek sangat tidak aman

disebabkan banyak sopir yang melakukan perjalanan jauh menuju Jakarta telah

mengalami kelelahan sehingga mengemidikan kendaraannya sembrono. Oleh

karena itu ia akan sangat berhati-hati ketika melewati jalan tol Jakarta-Cikampek

tersebut, sebab asumsinya jalanan rawan kecelakaan.

Agar tidak memilih cara yang keliru, maka asumsi yang kita pegang

kebenarannya harus dibuktikan. Mengambil kasus mengemudikan mobil lewat

jalan tol Jakarta-Cikampek, ternyata asumsi yang kedua benar sebab secara

faktual ruas jalan tersebut sangat rawan kecelakaan terutama jika mengemudikan

kendaraan pada pagi buta. Beberapa media massa kerapkali menurunkan berita

terjadinya kecelakaan di jalan tol Jakarta-Cikampek yang diakibatkan oleh

kelalaian sopir akibat mengalami kelelahan.

Page 15: Cara Kerja Ilmuwan

Daftar Pustaka

Kebung, K.(2011). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya

Komara,E. (2011). Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama

Mulyadi, D. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri. Makalah Tugas Mata Kuliah

Pengajaran Biologi Sekolah Lanjut. Program Studi Pendidikan IPA. SPs UPI. Tidak

dipublikasi.

Suriasumantri,J.(1993). Filsafat Ilmu. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

http://arrosyadi.wordpress.com/2010/04/20/pengertian-teori

http://carapedia.com/pengertian_definisi_prinsip_info2118.html

http://dohkamtis.blogspot.com/2011/10/postulat-dan-premis_31.html, diunduh tanggal

29 november 2012