burung pemimpi
-
Upload
inas-klepon -
Category
Documents
-
view
255 -
download
0
Transcript of burung pemimpi
-
8/9/2019 burung pemimpi
1/133
-
8/9/2019 burung pemimpi
2/133
BURUNG BURUNG
PEMIMPIKumpulan Dongeng
SUDARSANA
PUTRA ARIAWAN
CAHYA MAHARDIKA
GIRI ARTA SEDANA
SYAHRIZAL AKBAR
HENDI ANGGARA PUTRAALIT SUWARBAWA
Penerbit
Basindo Media PratamaSingaraja, 2008
-
8/9/2019 burung pemimpi
3/133
Sanksi Pelanggaran Pasal 45:
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009
Tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hakmengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau
memberi izin untuk itu, dipidana dengan penjara paling
lama 7 (tujuh) hari dan/atau denda paling banyak Rp
1000,- (seribu rupiah)
2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan,mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana
dimaksud dalam ayat (11), dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) hari dan/atau dendan paling
banyak Rp 5000,- (lima ribu rupiah).
-
8/9/2019 burung pemimpi
4/133
Burung-Burung Pemimpi
Redaksi M@TA
GM 201 05.016
All right reserved
Penerbit Basindo Media Pratama
Jl. Dewi Sartika Utara,
Buleleng, 81117
Desain sampul dan ilustrasi oleh Putra Ariawan
Lomografi oleh Putra Ariawan dkk.Foto sampul muka oleh Putra Ariawan dkk.
Cetakan Pertama: Desember 2008
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
Penerbit.
ISBN 601-22-1212-7
Dicetak oleh Percetakan Nengah Printer,
Sambangan
Isi di luar tanggung jawab percetakan
-
8/9/2019 burung pemimpi
5/133
Kenangan penuh rasa cinta dan hormat
kepada dosen kami
Pak Wayan ArtikaPak Wayan ArtikaPak Wayan ArtikaPak Wayan Artika
Kenangan penuh kehangatan dan kebersamaan
kepada teman-teman kami
SahabatSahabatSahabatSahabat----Sahabat Karib Angkatan 2006Sahabat Karib Angkatan 2006Sahabat Karib Angkatan 2006Sahabat Karib Angkatan 2006Basindo (VBasindo (VBasindo (VBasindo (Va) Undiksha, Mak Nyossa) Undiksha, Mak Nyossa) Undiksha, Mak Nyossa) Undiksha, Mak Nyoss
dan orang tua kami yang telah banyakmemberikan perhatian dan motivasi untuk
kami.
-
8/9/2019 burung pemimpi
6/133
Malam hanyalah pergantian sebuah
waktuTakkan pernah berubah dan terus
berlalu
Kita semua hanya bisa menunggu
Dan hidup adalah
perjalanan sebuah waktu
Kita hanya bisa pasrah pada waktu
terus berpacu dengan waktu,
Sampai nafas kita terhenti
meraih mimpi dalam semesta
Giri Arta. S
-
8/9/2019 burung pemimpi
7/133
Sepatah KataSepatah KataSepatah KataSepatah Kata
Penikmat dongeng yang setia, kami yang tergabung
dalam redaksi M@TA mencoba mengungkap dongeng
dongeng yang masih tersembunyi dan hanya menjadi
pengantar tidur dalam suatu peradaban masyarakat.
Melalui kumpulan dongeng ini kami mencoba menjaga
eksistensi sastra dan mulai menanamkan kecintaan
sastra sejak dini.Melalu kumpulan dongeng Burung-burung
Pemimpi ini kami akan mulai menerobos kesastraan
kita yang seakan menganaktirikan dongeng. Cerpen,
novel, puisi, merupakan bentuk-bentuk sastra yang
selalu menjadi sajian utama para penyaji sastra.
Sedangkan dongeng hanyalah pilihan sampingan dari
pilihan utama tersebut. Mungkin faktor penikmat yang
notabene merupakan anak-anak menjadi salah satupemicu para penulis enggan menulis dongeng.
Untuk menjaga keberadaan ruang dongeng
tersebut, kami akan terus berusaha membangkitkan
gairah menulis para pendongeng. dongeng-dongeng
yang terukir dalam buku ini hanyalah contoh kecil
yang kami harapkan mampu memotivasi rekan-rekan
lainnya.
Dongeng yang mayoritas merupakan santapan
anak-anak ini perlu ditanamkan sejak dini. Untuk
menumbuhkan kecintaan terhadap sastra maka
pengembangan buku-buku seperti ini sangat
diharapkan terus berkembang.
Tak hanya itu terobosan-terobosan lain akan coba
kami lakukan demi pemerataan terhadap
pengembangan sastra kita. Jadi tujuan kami bukanhanya meningkatkan kecintaan sastra sejak dini
-
8/9/2019 burung pemimpi
8/133
melainkan demi meningkatkan taraf apresiasi terhadap
dongeng.
Peningkatan apresiasi pembaca sekalian sangat
kami harapkan, bukan hanya melalui membaca, tetapi
kami harapkan mampu menghasilkan suatu karya
bahkan sampai tahapan evaluasi demi perbaikan-
perbaikan kearah yang lebih membanggakan.
Singaraja, Desember 2008Singaraja, Desember 2008Singaraja, Desember 2008Singaraja, Desember 2008
Redaksi M@TARedaksi M@TARedaksi M@TARedaksi M@TA
-
8/9/2019 burung pemimpi
9/133
Daftar isiDaftar isiDaftar isiDaftar isi
Sepatah kataSepatah kataSepatah kataSepatah kata........
Mangku Moksa & AsuajagMangku Moksa & AsuajagMangku Moksa & AsuajagMangku Moksa & AsuajagAlit Suwarbawa
Lutung Yang PicikLutung Yang PicikLutung Yang PicikLutung Yang PicikAlit Suwarbawa .
Sup Celedu Dan Telur IrengSup Celedu Dan Telur IrengSup Celedu Dan Telur IrengSup Celedu Dan Telur IrengNengah Sudarsana.
Si Penjinak KutuSi Penjinak KutuSi Penjinak KutuSi Penjinak KutuNengah Sudarsana.
CungklikCungklikCungklikCungklikGiri Arta Sedana..
KunangKunangKunangKunang----Kunang Andarung SasihKunang Andarung SasihKunang Andarung SasihKunang Andarung SasihGiri Arta Sedana..
Sandal Kulit KerbauSandal Kulit KerbauSandal Kulit KerbauSandal Kulit Kerbau (Lelampak Lendong(Lelampak Lendong(Lelampak Lendong(Lelampak LendongKao)Kao)Kao)Kao)Syahrizal Akbar
BoroqBoroqBoroqBoroqSyahrizal Akbar.
-
8/9/2019 burung pemimpi
10/133
BurungBurungBurungBurung----Burung PemimpiBurung PemimpiBurung PemimpiBurung PemimpiPutra Ariawan
Kisah GelatikKisah GelatikKisah GelatikKisah GelatikPutra Ariawan.
Si Sarkali dan Si BodiSi Sarkali dan Si BodiSi Sarkali dan Si BodiSi Sarkali dan Si BodiHendi Anggara Putra..
Bende WasiatBende WasiatBende WasiatBende WasiatHendi Anggara Putra.
Monyet Pencuri ApelMonyet Pencuri ApelMonyet Pencuri ApelMonyet Pencuri ApelHendi Anggara Putra
Anggara AnakAnggara AnakAnggara AnakAnggara Anak Pan KalerPan KalerPan KalerPan KalerCahya mahardika
Nengah dan Peri CantikNengah dan Peri CantikNengah dan Peri CantikNengah dan Peri CantikCahya mahardika
Kolor Pocong PerjakaKolor Pocong PerjakaKolor Pocong PerjakaKolor Pocong Perjaka( Edisi khusus dari RedaksiM@TA)...........................................
Tentang PenulisTentang PenulisTentang PenulisTentang Penulis
-
8/9/2019 burung pemimpi
11/133
Mangku Moksa & AsuajagMangku Moksa & AsuajagMangku Moksa & AsuajagMangku Moksa & AsuajagOlehOlehOlehOleh
Alit Suwarbawa
-
8/9/2019 burung pemimpi
12/133
arena kebaikannya, ia dipanggil Mangku
Moksa. Ia adalah seorang lelaki yang telah
paruh baya. Mangku Moksa yang masih
tegar, menjalani hidup sendiri. Ia tidak
mempunyai anak karena ia tidak pernah menikah. Istri
saja dia tidak punya apalagi anak.
Kesehariaan Mangku Moksa bekerja di kebun.
Pagi ia memasak untuk bekal ke kebun dan siangnya ia
ke kebun merawat kebunnya. Di kebun ia menanam
ubi rambat dan jagung. Siang hari ia kekebun
mengunakan baju yang terbuat dari karung goni dan
sore hari ia pulang dengan membawa barang dengansanan. Di depan ditaruhnya daun ubi dan di belakangubi dan jagung. Daun ubi untuk diberikan makan babi
dan ubi serta jagung digunakan untuk makanan sendiri.
Jagung dan ubi yang ditanamnya tumbuh
dengan subur, daun-daunnya lebat hijau, batang-
batangnya besar, ubinya berondot-rondot, danjagungnya empat tongkol. Hehehe hari demi hari tak
pernah ia lelah untuk merawat kebunnya,menggerburkan tanahnya, menyirami,
membersihkannya.
Kebun I Mangku Moksa berada tak jauh dari
rumahnya, yaitu di tengah hutan di utara rumahnya. Di
tengah rimbun dan hijaunya hutan itu hidup berbagai
macam binatang, seperti monyet, anjing, kambing,
ayam, rusa, dan lain-lain.Suatu hari ada seorang yang berburu ke hutan
itu. Ia adalah I Raden Mantri dari kuripan. Ia berburu
sendiri tanpa didampingi oleh pengawal atau teman-
temannya. I Randen Mantri membawa tombak dan
panah, di kanan tombak dan di kiri panah.
Di samping kebun Mangku Moksa, Raden
Mantri melihat Asuajag bersama tiga anaknya yang
gemuk. Disanalah Randen Mantri mengejar Asuajag.
K
-
8/9/2019 burung pemimpi
13/133
Asuajag adalah seekor anjing, ia memiliki tiga
anak. Dua anaknya adalah cewek yang gemuk-gemuk
dan lagi satunya cowok yang lebih gemuk dari yang
lain.
Melihat Raden Mantri mengejarnya, Asuajag
lari kalang kabut. Mereka berpisah, ada yang lari
keselatan, timur, barat, dan utara. Asuajag lari kearah
timur, anaknya yang cewek berlari ke barat dan
anaknya yang cewek lagi satunya berlari keselatan
sedangkan anaknya yang cowok berlari ke utara ke
kebun Mangku Moksa, sampai ia terengah-engah dan
disana ia bersembunyi.Melihat salah satu asuajag berlari ke utara
melewati kebun Mangku Moksa, Raden Mantri
mengejarnya kesana. Namun sayang Raden Mantri
kehilangan jejak. Raden Mantripun bertanya pada
Mangku Moksa.
Raden Mantri : Mangku melihatAsuajag lewat kesini? Tadi larinya kesini tapi sampai
disini ia hilang.Mangku Moksa : Maaf Raden saya tidak
melihatnya. Mungkin ia lari ke utara Tuan.
Raden Mantri : Ya.
Raden mantri langsung pergi untuk mengejar
Asuajag ke utara.
Karena kasihan Mangku Moksa sengaja
menyembunyikan Asuajag agar tidak dibunuh olehRaden Mantri. Mungkin capek berlari dalam kondisi
tegang hingga Asuajag lemas dan bersembunyi di
bawah pohon pisang.
Melihat Asuajag terseenga-engah, mangku
moksa langsung membuka baju karung goninya untuk
dijadikan tempat membawa Asuajag. Asuajag
dimasukkan ke dalam karung goni dan dipikul di depan
agar tidak dilihat oleh Raden Mantri.
-
8/9/2019 burung pemimpi
14/133
Mangku Moksa berjalan setapak dan terus
melangkahkan kakinya walaupun agak berat Asuajag
dalam karung. Sampai di rumah, Mangku Moksa
mengikat Asuajag di pilar rumahnya. Asuajag kini
menjadi peliharaan Mangku Moksa.
Karena Asuajag dipelihara di rumah Mangku
Moksa, Asuajag tumbuh semakin besar begitu juga
Mangku Moksa semakin tua.
Di pagi hari sebelum pergi ke kebun, setiap
memasak nasi titisannya deberikan kepada Asuajag,
datang dari kebun Mangku Moksa lagi memberikan
makan kepada Asuajag. Setiap hari terus begitu.Hingga Asuajag gemuk, besar dan Mangku Moksa
semakin tua.
Karena setiap hari Asuajag diberikan makanan
enak dan setelah lama Mangku Moksa tua serta tidak
mampu lagi untuk pergi ke kebun. Memasak juga tidak
mampu karena sudah tua renta.Di sinilah Asuajag marah dan ingin memakan
Mangku Moksa.Asuajag : Mangku Saya disini lama
tidak Mangku beri makan, bisa bisa saya kurus
sekarang saya lapar.
Mangku Moksa : Terus bagaimana sekarang?
Mangku sudah tua, tidak mampu untuk ke kebun
mencari bahan makanan, memasak tak mampu, apalagi
ke kebun atau memasak berjalan saja saya tidakmampu.
Asuajag : Kalau begitu, saya semakin
kurus disini? Bagaimana sekarang, saya lapar sekali?
Mangku Moksa : Terus bagaimana kemauanmu
sekarang?
Asuajag : Mangku yang sekarang saya
terkam, saya makan
Merasa dirinya telah besar dan pantas memakanMangku Moksa yang telah tua renta, Asuajag ingin
-
8/9/2019 burung pemimpi
15/133
memakan Mangku Moksa. Mangku Moksa mencoba
mengelak dari cengkraman Asuajag dengan mencoba
memberikan penjelasan.
Mangku Moksa :Kalau begini kemauanmu
berarti kamu lupa waktu dulu kamu terengah-engah di
pohon pisang Mangku yang menyelamatkan dari
pemburu. Dari kecil Mangku yang memberikan makan.
Kenapa sekarang Mangku yang inin kamu makan?
Asuajag : Bagaimana, saya terikat disina
dan saya lapar. Tak ada yang lain selain Mangku yang
dapat saya cengkram dan sobek-sobek saya makan.
Mangku Moksa : Beh kalau begitu. Sekarangbegini ya? Biar benar cobak tanyakan, pantaskah kamu
memakan saya yang telah membesarkanmu dari kecil?
Sekarang tanyakan kepada yang lebih paham, disini
ada hakim. Yang di utara itu rumahnya.
Asuajag : Ya. Lepaskan saya, saya yang
ikut kesana.Mangku moksa dan Asuajag bersama-sama
mencari rumah hakim untuk kebenaran, apakah pantasMangku Moksa mati dimakan Asuajag.
Mereka berjalan dan setelah dekat rumah hakim
sementara dilihatlah Poh Gading yang menjadi hakim
sementara. Dan setelah dekat Poh Gading langsung
tertawa melihat kedatangan mereka berdua.
Poh Gading : Hihihi Kok tumben Mangku
Moksa bersama Asuajag? Mau ngapain kesini?Mangku Moksa : Saya kesini karena saya mau
bertanya kepada Poh Gading?
Poh Gading : Bertanya apa?
Mangku Moksa : Hahulu sewaktu Asuajag masih
kecil saya pungut dan saya pelihara di rumah hingga
besar dan setelah besar seperti sekarang ini saya sudah
tua tidak bisa memberikan makan, Asuajag mau
memakan saya, apakah benar saya harus dimakanAsuajag?
-
8/9/2019 burung pemimpi
16/133
Poh Gading : Oooh begitu? Sebelumnya saya dulu
menceritakan hidup saya kepada Mangku. Sewaktu
saya masih kecil saya ditanam di tengah halaman
rumahnya, waktu itu belum dia punya rumah, bale
dangin tidak ada, bale dauh tidak juga, meten juga tak
ada, begitu juga dapur. Yang memungut saya di got,
saya ditanam, setiap pagi disirami, dimandiin,
dicarikan pupuk kandang sapi dan babi. Sesudah saya
besar, saya berbuah lebat. Batang saya yang di barat
lebat dengan buah atas sampai bawah, di timur juga
lebat, begitu juga yang di utara dan selatan. Karena
buah saya dia mampu membangun, bale dangin bagus,dapur bagus dan yang lainnya. Namun sekarang saya
mau dicarikan penebang karena dahan-dahan saya
menutupi rumahnya. Batang saya mau dipakai papan,
dan dahan yang kecil-kecil mau dipakai membakar
Bata. Yeh setelah saya tua renta saya mau dibunuh
sama seperti mangku.Asuajag : Hom (mulutnya mengaga
mau mencengkram).Mendengar kata Poh Gading, Asuajag makin
tidak sabaran ingin menghabisi Mangku Moksa.
Asuajag : Hoom sepatutnya sekarang
mangku moksa mati karena sudah tua. Begitu juga
keputusan Poh Gading, karena menutupi rumah maka
Poh Gading harus mati I Mangku Moksa juga mati.
Oooweng. Sembari mencengkeramMangku Moksa : Jangan. Jangan dulu kamumembunuhku, masih banyak yang harus dimintai
pertimbangan, masih dua saksi yang harus dimintai
pertimbangan. Kalau sudah sepatutnya saya dikatakan
mati, bunuh saja saya nanti.
Poh Gading : Karena saya sudah tua,
sepatutnya saya dibunuh karena saya sudah
mengganggu di rumah ini. Begitu juga mangku sudahsepatutnya mati karena sudah tua.
-
8/9/2019 burung pemimpi
17/133
Asuajag : Oooweng menganga mulutnya ingin
menyantap mangku moksa.
Mangku Moksa : Jangan dulu, masih ada dua
saksi yang harus ditemui.
Asuajag : Siapa?
Mangku Moksa : Kerbau namanya.
Asuajag : Dimana rumahnya?
Mangku Moksa : Di utara, tidak jauh kok.
Mereka berjalan menyusuri rimbunnya pohon-
pohon besar. Setiap langkah Mangku Moksa
dikejutkan oleh taring Asuajag yang ingin
menyambarnya. Mangku Moksa hanya mampumenyakinkan jangan dengan rasa yang takut untuk
meninggalkan kehidupan.
Diperjalanan dilihatlah si Kerbau mencari makan di
pingiran jalan. Kerbau yang telah tua kotor tampaknya
tak ada yang merawat. Tegur sapa kerbau menyambut
kedatangan mereka.Kerbau : Ye tumben Mangku
dan Asuajag bersama.Mangku Moksa : Saya mau minta pertimbangan
kepada kerbau.
Kerbau : Kenapa?
Mangku Moksa : Dari kecil saya membesarkan
Asuajag sampai ia besar seperti ini, sekarang saya
sudah tua dan tidak bisa mencari makanan, saya mau
dimakan olehnya (Asuajag).Kerbau : Peh, Kalau begitu saya
mau menceritakan kisah saya kenapa saya mencari
makan di penggir jalan.
Mangku Moksa : Ya,bagaimana?
Kerbau : Dulu sewaktu saya masih sehat
dan kuat tidak pernah yang namanya saya kotor atau
kena kotoran, tidak pernah saya mencari makan.
Bagaimana lebatnya hujan, bagaimana panasnya terikmatahari, yang memelihara saya membuatkan rumah
-
8/9/2019 burung pemimpi
18/133
saya. Kotoran saya ada yang membersihkan dipakai
pupuk kandang. Makanan dicarikan walaupun hujan
lebat, anaknya mencarikan seikat, ayahnya seikat
sampai saya tidak bisa menghabiskan. Karena saya
sekarang sudah tua, apalagi bisa membajak menarik
bajak. Ne pantatku masih berisi kotoran tidak ada yang
peduli, apalagi ada yang membawakan makanan
makanya saya mencari makan di jalan-jalan. Ne
Mangku sama seperti saya, yang memelihara saya
sekarang mau membunuh saya, mencarikan saya Jagal
(tukang potong hewan). Setelah mati, tanduk saya
dipakai sisir dan ukir-ukiran, tulang saya mau dipakai piring, kulit saya mau dipakai wayang. Karena
Mangku Sudah tua sudah sepatutnya Mangku mati.
Asuajag : Oooweng nah,, dua sudah
mencari saksi sekarang mati Mangku Moksa, kedua-
duanya telah memutuskan Mangku mati. Oooweng
Menganga mulutnya menyambar Mangku MoksaMangku Moksa : Jangan dulu ya, masih Mangku
punya saksi lagi satu.Asuajag : Dimana rumahnya?
Mangku Moksa : Tidak jauh, di utara lagi sedikit.
Kembali mereka berjalan mencari rumah saksi
ketiga, sampai di depan rumah saksi itu, dilihatlah
saksi itu sedang di halaman rumahnya. Saksi itu
bernama Dewa Gede yaitu manusia.
Sudah sampai depan rumah Dewa Gede, merekapundisambut dengan hormat oleh Dewa Gede.
Dewa Gede : Ye Mangku Moksa Tumben
bersama Asuajag mau kemana?
Mangku Moksa : Dewa, saya datang kesini mau
minta pertimbangan kepada Dewa.
Dewa Gede : Pertimbangan apa? Ya duduk
dulu disini.
Mangku Moksa : Mengingat masa lalu sewaktusaya dikebun.
-
8/9/2019 burung pemimpi
19/133
Dewa gede : Lantas kenapa?
Mangku Moksa : Saya melihat Asuajag masih
kecil dikejar oleh pemburu, asuajag sembunyi karena
kelelahan dan saya pungut, saya masukkan ke dalam
baju karung dan saya bawa pulang. Saya pelihara dia
sampai besar seperti ini, sekarang saya tidak mampu ke
kebun mencari makanan dan saya tidak mampu
memberi makan Asuajag. Sekarang saya mau dimakan,
sepatutnya seperti itu?
Dewa Gede : Oh begitu. Beneran begitu
Asuajag?
Asuajag : Bener, lima hari saya tidakdikasi makan dan minum, lapar saya.
Dewa Gede : Kalau lapar, Mangku Moksa
yang mau dimakan?
Asuajag : Ya.
Dewa Gede : Bah, kalau begitu. Biar terbukti
kebenarannya, bagaimana kejadiannya dulu, waktu pertama memasukkan Asuajag ke baju karung? Coba
peragakan sekarang disini. Biar pasti masih bajukarungnya?
Mangku Moksa : Baju itu sudah robek, tapi
sekarang saya bawa karung yang saya pakai sekarang.
Dewa Gede : Ya pakai itu saja. Coba
sekarang peragakan biar pasti kejadiannya, biar bisa
memberikan pertimbangan yang benar dan salah, biar
tidak yang salah saya katakana benar. Tidak bolehmengatakan yang benar salah dan yang salah benar.
Nah sekarang peraktikkan sewaktu memungut
Asuajag, apa yang dipakai membungkus biar tidak
kelihatan!
Asujag : Saya dimasukan ke
dalam bajunya sampai saya tidak mampu bernapas,
hampir saya mati.
Dewa gede : Beneran sampai sesak Asuajagdi dalam? Bagaimana cara mangku sampai dia sesak
-
8/9/2019 burung pemimpi
20/133
dalam karung? Nah, sekarang peragakan bagaimana
memasukkannya, dimana diikat!
Mangku Moksa : Saya beginikan, saya masukan
dia.
Dewa Gede : Beh begitu cara mangku
memasukkan pantas sampai sesak dia di dalam.
Sekarang mangku ikat lagi? Bagaimana cara
mengikatnya?
Mangku Moksa : Ya, biar tidak terlihat oleh
yang memburu saya ikat.
Dewa Gede : Erat ikatannya?
Mangku Moksa : YaDewa Gede : Bagaimana ikatannya yang
kuat, coba sekarang peraktikan.
Keretkeretkeret keras sekali ikatan
Mangku Moksa. Setelah terikat ujung karung tersebut,
Asuajag tak berkutik lagi. Dewa gede berbisik bawa
pisau? Sekarang tusuk dibagian lehernya! kepadaMangku Moksa. Mangku moksa langsung mengambil
belati dipinggangnya, mencari leher Asuajag danlangsung menghujaninya dengan belati.
Crutcretcrot bersimbah darah Asuajag
kesana-kemari. Tanpa daya Asuajag mati dan sampai
disini serita ini.
-
8/9/2019 burung pemimpi
21/133
Lutung Yang PicikLutung Yang PicikLutung Yang PicikLutung Yang PicikOlehOlehOlehOleh
Alit Suwarbawa
-
8/9/2019 burung pemimpi
22/133
Temu yang berada di Desa Gunaksa
merupakan salah satu gunung yang ada di
provinsi Bali. Di belahan timur gunung itu,
tinggal Sang Misi dan Si Lutung. Sang Misi
adalah seekor kambing yang mempunyai beberapa
anak.
Pada suatu saat yaitu pada sasih ke lima
terjadilah kerak (kemarau) di Bali. Rumput yang
dulunya hijau telah kuning dan kering begitu pula
pohon-pohon yang dulinya rindang telah berguguran,
hanya tinggal batang-batang dari pohon yang dapat
dipandang.Karena kemarau ini, Sang Misi menjadi sulit
mencari makanan, begitu juga Si Lutung. Sampai
akhirnya Si Lutung mencari Sang Misi untuk
membicarakan hal yang sudah direncanakan Si Lutung.
Lutung : Sang Misi
Sang Misi : Ya, bagaimana Tung? Tumben kesini.Lutung : Duh, dunia sudah kemarau,
mencari makan sulit, satupun tak ada pohon yang berdaun apalagi berbuah. Sang Misi dimana mencari
makanan?
Sang Misi : Bih bih, aku juga sulit mencari makan,
jauh-jauh sampai mencari makan tapi semuanya sama,
kering tak ada yang dapat mengenyangkan.
Lutung : Setiap setahun, pasti kemarau. Biar
tahun depan kita tidak sulit mencari makan, bagaimanakalau kita menanam kacang?
Sang Misi : Ah menanam kacang? Bagaimana
caranya menanam di tanah yang kering dan keras ini?
Lutung : Begini begini caranya, kita gemburkan
dulu tanah disini. Sang Misi menarik Tengala dan aku
yang memegang dari belakang. Setelah tanah gembur
baru kita tanam biji kacang bersama. Dalam
perhitungan ku, di sasih ke pitu (7) sudah musimhujan, pasti kacang-kacang akan hidup dengan subur.
G
-
8/9/2019 burung pemimpi
23/133
Sang Misi : O bagus juga, ya kapan bisa kita
mulai membajak?
Lutung : Biar lebih cepat, mulai besok saja.
Sang Misi bisa besok?
Sang Misi : Ya bisa
Perjanjian sudah disepakati untuk membajak
sawah besok.
Pagi itu datanglah Si Lutung ke pondok Sang
Mong. Lutung langsung mengajak Sang Misi beserta
anak-anaknya untuk membajak sawah. Diikatlah Sang
Misi di depan tengala (bajak) dan langsung muali
membajak.Beberapa putaran Sang Misi berhenti untuk
kencing, Si Lutung langsung mencambuknya.
Sang Misi : Aduh kenapa memukul? Aku masih
kencing.
Lutung : Kirain kenapa berhenti, biar tidak
berat sebelah atau temannya keberaan makanya akumukul biar Sang Misi jalan.
Berjalanlah tengala yang ditunggangi olehLutung itu kembali. Lagi beberapa saat Lutung
Kembali Menghujankan cambuk ke Sang Misi yang
lain.
Sang Misi : Adah aduh aku Masih berak
Tung
Lutung : Ya maaf. Biar tidak berat sebelah
makanya aku mukul Sang Misi.Hati Si Lutung gembira, sudah duduk di atas
dan mendapat mencambuk pula.
Akhirnya selesailah mereka membajak tanah
seluas 15 petak. Mereka mulai menebar benih kacang.
5 petak ditanami kacang tanah, 5 petak lagi ditanami
kacang panjang, 5 petak lagi ditanami kedelai.
Pada awal sasih ke pitu (7) kacang-kacang
sudah tumbuh dengan sedikit lebat. Hujan terusmengguyur gunung itu sehingga memberikan tenaga
-
8/9/2019 burung pemimpi
24/133
kepada tumbuhan yang hidup di gunung itu. Kesuburan
kacang-kacang terjadi di akhir sasih ke pitu (7). Daun-
daunya telah lebat-lebat. Saat itu Si Lutung datang
untuk melihat tanaman kacang.
Melihat kacang-kacang sudah subur, Lutung
dengan sifat liciknya membagikan hasil kepada Sang
Misi. Lutung mendatangi rumah Sang Misi.
Lutung : Sang MIsi
Sang Misi : Woooh Kenapa Tung?
Lutung : Cobak lihat kacang-kacang sudah
subur. Sekarang kita bagi hasil, aku kasian kepada sang
Misi karena sang Misi punya anak banyak, sang Misimakan daun-daunnya dan aku buah-buahnya. aku
kasian pada Sang Misi soalnya sang misi kan makan
berbanyak dan aku paling berdua.
Sang Misi : Ooo ya kalau begitu bagiannya,
aku mau bilang kepada anak-anakku biar mereka tidak
memakan buahnya.Pergilah Sang Misi mencari anak-anaknya
untuk memberitahukan hal ini. Si Lutung bahagiakarena telah memperdayai Sang Misi. Lutung
mendapat bagian yang lebih enak tapi Sang Misi
mendapat bagian yang lebih jelek.
Melihat anak-anaknya dari jauh, Sang Misi
berteriak
Sang Misi : We anak-anaku semua, kumpulkan
diri kalian di depan ibu.Setelah semua anak anaknya berkumpul Sang
Misi memberitahukan kabar baik itu.
Sang Misi : Tadi ibu telah diberikan bagian oleh Si
Lutung kalau kita mendapat bagian memakan daun
dari kacang-kacang yang dahulu kita tanam. Mulai
besok boleh kita makan daun-daunnya tetapi jangan
sampai memakan buahnya. Sekarang kembalilah
Hari demi hari berlalu, Sang Misi bersamaanaknya setiap hari memakan daun-daun kacang. Baru
-
8/9/2019 burung pemimpi
25/133
tumbuh hep, telah dilahap oleh sang Misi kecil. Asal
berdaun dilahap.
Begitulah kacang tanpa daun tak akan mau
berbuah ataupun berumbi. Hanya tinggal batang batang
kacang yang mempesona di ladang itu. Satu daun pun
tak dilihat oleh Lutung, apalagi buah.
Padahal menurut perkiraan Si Lutung, kacang-
kacang itu seharusnya telah berbuah dan berumbi
karena telah lewat 3 sasih. Melihat keadaan ladang
mendadak hati Lutung kesal padahal tadinya telah
gembira saat memikirkan kacangnya telah berbuah.
Lutung emosi dan mendatangi pondok SangMisi.
Lutung : Sang Misi begitu caramu memakan
daun bagaimana kacang-kacang bisa berbuah?
Sang Misi : duh kok marah-marah. Yang
memberikan bagian kan lutung, sekarang kok marah-
marah. Anak-anakku sudah memakan daun-daunnyadan tidah pernah makan buah.
Lutung : Ya, makan dah semua aku tidak jadiambil bagian.
Lutung langsung pergi dengan muka musam
dan amarah.
Mengetahui kelicikan Lutung, Sang Misi segera
mengumpulkan anak-anaknya.
Sang Misi : anak-anakku semua, tadi lutung pergi
dengan dendam, tak mungkin ia tak mengunakankelicikannya. O dia pergi kea arah barat, pasti dia
mencari Sang Mong(Harimau) untuk membantunya.
Sekarang carilah buah gondola, makan dan poles-
poleskan di seluruh tubuh kalian agar terlihat seperti
darah. Kalau nanti Sang Mong datang, kalian diam
saja, biar ibu yang berbicara kenapa kalian dipenuhi
darah. Sekarang carilah dan saling Bantu memerahkan.
Semua anak sang misi bergegas mencari buahgondola dan saling poles.
-
8/9/2019 burung pemimpi
26/133
Sementara itu, Lutung pergi ke barat gunung,
disana ia melihat Sang Mong yang sedang menangkap
belalang. Dari atas pohon sang lutung berteriak
memanggil Sang Mong.
Lutung : Sang Mong, apa yang kau cari disana?
Sang Mong : Aku menangkap belalang, perut aku
lapar. kamu ngapain kesini Tung?
Lutung : Pih dua belas belum pasti kenyang
kamu makan Belalang. Pih, anak-anaknya Sang Misi
Gemuk-gemuk, kalau makan itu satu saja pasti
kenyang selama 5 hari.
Sang Mong : Beneran??? Dimana tempatnya?Lutung : Peh ngapain aku bohong, di balik
gunung ini. o itu yang hijau disana dia tinggal.
Sang Mong : Pantes, aku cari-cari tidak pernah
ketemu Sang Misi, disana dia tinggal sekarang? Mau
kamu mengantar kesana tung?
Lutung : Aku mau nganterin tapi gendong ya,aku cape?
Sang Mong : Ya. Aku gak tahu jalan.Sang Mong berjalan dibawah injakan kaki
lutung yang bergendong padanya. Lutung menunjukan
jalan dengan menuding-nudingkan tangannya seperti
jendral perang belanda pada jaman penjajahan.
Tak lama kemudian sampailah Sang Mong dan
Lutung di depan pondok sang Misi.
Berjejer anak sang misi seperti para demontran penglengser Suharto. Dengan menunjukan mulut
merah darah, tubuh penuh darah dan pandangan mata
tajam seakan algojo pembasmi PKI.
Sang misi menyambut kedatangan Sang Mong
dengan senyum mematikan.
Sang Misi : Hehehe nyari apa kesini Sang
Mong?
Sang Mong : Aku lapar.Sang Misi : men, ngapain kesini?
-
8/9/2019 burung pemimpi
27/133
Sang Mong : Aku mau makan anakmu.
Sang Misi : Duh, kalau begitu, tunggu dulu
sebelum mau makan anakku, sekarang aku
menceritakan kejadian yang tadi. Coba kamu lihat
anak-anakku semua berlumur darah. Tadi sudah ada
sang Mong dan lutung kesini mau makan anakku tapi
sang Mong dan Lutung udah di keroyok dan dimakan
oleh anak-anakku. Kepala Sang Mong dan Lutung
dibuang ke sumur. Kalau tidak percaya lihat saja ke
sumur.
Sang Mong : Sumur yang mana? (dengan rasa takut
ia bertanya).Sang Misi : Yang disamping mu
Dengan rasa takut sang Mong menghampiri
sumur itu. Hati-hati ia memasikan kepalanya ke sumur
dan melihat ke dalam sumur. Tentu saja ia melihat
kepala Sang Mong dan Lutung disana karena
kepalanya sendiri yang nampak dalam bayangan airdalam sumur. Ia tak tau kalau kepala yang ada dalam
sumur adalah bayangan kepalanya. Ia takut dan larisecepat mungkin dan masing menggendong Lutung.
Lari sang Mong kencang karena ketakutan
diiringi teriakan Sang Misi. Sang misi terus berteriak
kejar-kejar, tangkap kakinya, tangkap kepalanya,
gigit? Sang Mong terus lari kesemak-semak,
melewati rimbunnya tumbuhan keket yang penuh duri
karena ketakutan. Setelah jauh sang Misi dari sangMong, sampai disini Sang Misi dilupakan.
Lutung yang ada di pundak Sang Mong
terjebak dalam rimbunnya diri-duri keket saat sang
mong menerobos keket yang rimbun itu. Lutung tak
berdaya, tak mampu tuk melepaskan diri dari tajamnya
duri-duri keket.
Berselang lima hari Lutung terluntang lantung
di semak keket, tanpa makan dan minum, ia lapar dan
-
8/9/2019 burung pemimpi
28/133
haus lewatlah sang Satuana (burung keker) mencari
makan sambil bernyanyi kekerkekerkeker...
Mendengar suara Sang Satuana, Lutung
berteriak minta tolong.
Lutung : Sang SatuanaSang
SatuanaTolong Aku.
Sang Satuana : Yeh Lutung ngapain disana?
Kenapa memanggilku?
Lutung : Dari lima hari aku terjebak disini, haus
dan lapar tak tertahankan lagi. Kalau Sang Satuana
masih ingat berteman denganku, tolong aku, tolong
angkat aku dari keket ini.Sang Satuana : Ingat pasti ingat berteman tapi kalau
aku menolongmu nanti kamu malah memakanku.
Lutung : Ngapain aku memakan kamu?
Jangankan kepadamu, kepada bulumu aku sudah takut,
kepada bulumu yang jatuhpun aku takut apalagi untuk
memakanmu mana aku berani.Sang Satuana : Beneran kamu takut?
Lutung : Bener. Kepada bulumu yang jatuh akutakut apalagi pada dirimu.
Sang Satuana : Ya, sekarang aku turun.
Sang Satuana mulai mengepakkan sayapnya
untuk mendekati Lutung di rimbunnya keket itu. Deras
angin mewarnai lambaian sayap-sayapnya sebelum
mendarat diatas semak hijau itu.
Sang Satuana : Ayo naik Tung!Lutung : Dimana naik?
Sang Satuana : Di punggungku, biar tidak jatuh kamu
pegang ekorku, injak tegilku dan taruh kepalamu
disamping kepalaku.
Lutung : Ooo ya
Naiklah Lutung dipunggung Sang Satuana,
dipegang erat ekornya, buur kepakan sayap Sang
Satuana terbang keatas menerjang hembusan udara.Terbang mengelilingi puncak gunung. Melihat tanah
-
8/9/2019 burung pemimpi
29/133
lapang Lutung menyuruh Sang Satuana untuk
menurunkannya disana.
Lutung : Nah, disana turun. (sambil
menudingkan tangannya ketempat yang dituju).
Sang Satuana : Ya.
Menuju dengan sekali kepakan sayap Sang
Satuana sampai di tempat yang ditujukan oleh lutung.
Kaki Sang Satuana Sudah menyentuh tanah namun
Lutung tak kunjung turun dari punggung Sang Satuana,
makin kencang ekor Sang Satuana dipegang Lutung.
Sang Satuana : Turun dong. Berat nih.
Lutung : Gak mau gak mau perutku lapar.Sang Satuana : Bagaimana sekarang? Apa
maksudmu?
Lutung : Kamu sekarang yang aku makan.
Sang Satuana : Mendusta kamu Tung. Bulu yang jatuh
saja aku taku apalagi kepadamu. Mendusta kata-
katamu.Lutung : Dusta ya dusta. Biarin, perut lapar.
Sang Satuana : Kalau gitu maumu aku hanya bisapasrah. Biar dagingku manis, aku kasi tahu caranya.
Lutung : Bagaimana caranya?
Sang Satuana : Bersihkan buluku semua tinggalkan
dua bulu ekorku saja kemudian putar aku tiga kali
dengan cara memegang ekorku.
Tak ambil pusing Lutung langsung mencabuti
semua bulu mulai dari leher sampai ujung pantatkemudian dicabutlah ekornya Sang Satuana satu
persatu dan ditinggalkan dua.
Sang Satuana : Nah. Sekarang putar aku tiga kali,
dijamin dagingku akan manis kau makan.
Lutung langsung memegang erat dua bulu ekor
Sang Satuana dan memutarnya dengan keras.
Nguespuaaag suara putaran dan terlemparnya
Sang Satuana dan jatuh ditengah semak keket.
-
8/9/2019 burung pemimpi
30/133
Lutung : Bah bohong kau Sang Satuana
(sambil berlari mendekati semak).
Sang Satuana telah masuk dalam semak,
bersembunyi dalam rimbunnya semak. Siang ia
bersembunyi dan malam keluar mencari makan disaat
semuanya telah tertidur lelap.
Setiaap hari dia hanya mencari makan di dalam
rimbunnya semak keket, sampai sebulan akhirnya
bulu-bulunya kembali tumbuh. Ia hanya keluar pada
malam hari saat Lutung tertidur lelap, ia mengepak-
ngepakkan sayap yang baru mulai tumbuh. Pagi telah
tiba saatnya sayap baru akan terbang, Sang Satuanaterbang melewati Lutung yang sedang mencari
belalang.
Hari terus berganti, musimpun kini telah
berganti. Setahun sudah dunia ini berputar kini kembali
ke sasih kelima. Rumput telah kuning kembali bahkan
kering, daun-daun pada berguguran hanya tinggalbatang dan ranting pada pohon. Tak ada lagi yang enak
dimakan di gunung itu, dipandang tak enak. Lutung bingung mencari makanan, ia menangkap belalang
yang mampir di keringnya semak.
Sore itu lewatlah Sang Satuana dari selatan ke
utara, kekerkekerkeker melihat Lutung
menangkap belalang Sang Satuana sengaja
menjatuhkan kulit mangga disamping Lutung.
GelubugLutung : Peh, Sang Satuana ngapain
melemparkan kulit mangga kepadaku?
Sang Satuana : Maaf, aku tak tau kau ada dibawah,
tadi aku makan mangga dari Nusa Penida sampai disini
habis ya aku buang kulitnya.
Lutung : Dimana dapat mangga?
Sang Satuana : Di Nusa Penida
-
8/9/2019 burung pemimpi
31/133
Lutung : Kamu kan temenan sama aku, tolong
carikan aku satu ya. Lima hari belakangan ini aku tidak
makan.
Sang Satuana : Aduh, aku tidak bisa awakan, aku
cuma mampu bawa mangga untuk persediaanku.
Mangga di Nusa Penida berbuah lebat sekali Tung,
nangka juga. Kalau kamu mau, ikut saja kesana.
Lutung : Benerran boleh aku ikut dengan mu?
Jam berapa kamu berangkat kesana?
Sang Satuana : Sekarang angina mulai kencang, biar
bisa nyebrang kesana besok jam Empat pagi aku
berangkat. Kalau kamu mau ikut, tunggu aku diPesisir.
Lutung : Ya. Besok aku tunggu.
Keesokan harinya, lutung telah menanti jam 4
pagi di pesisir pantai Kusamba. Lama lutung menanti
namun Sang Satuana tak kunjung datang, dari pagi
hingga siang, dari siang berganti sore belum juga SangSatuana datang. Hingga lutung kelaparan, kehausan.
Sore mau berganti petang Sang Satuana datang dariselatan. Kekerkekerkeker geleeebbuuug kulit
nangka jatuh di samping Lutung.
Lutung : Sang Satuana, kok datang dari selatan?
Jam berapa lewat keselatan, kok ga jadi ngajak aku?
Sang Satuana : Tadi pagi jam tiga kamu ga ada di sini.
Sudah aku panggil tapi kamu ga ada, ya aku tinggal.
Lutung : Kamu ga bawa buat aku?Sang Satuana : Ga bisa.
Lutung : Besok beneran ajak aku ya? Jam
berapa besok berangkat? Aku tunggu dah disini.
Sang Satuana : Angin terus kencang, besok jam 3
tungguin disini biar tidak ada angin.
Lutung : Ya.
Malampun berlalu tanpa arti, begitu cepat jam 3
pagi. Lutung telah siaga dipantai menanti kedatanganSang Satuana namun kali ini Lutung diperolok lagi
-
8/9/2019 burung pemimpi
32/133
oleh Sang Satuana. Hingga matahari bangun dari
timur, Sang Satuana tak kunjung tiba. Lutung sangat
kelaparan, kasihan juga melihatnya. Mataharipun
berada diatas Lutung, Lutung kelaparan dan kehausan
entah kemana perginya Sang Satuana.
Menyerong barat matahari mengaga, Sang
Satuana tepat datang jam empat sore. Keker
kekerkeker
Lutung : Kok baru datang Sang Satuana?
Sang Satuana : Kamu lihat tadi angin kencang sekali?
Sekarang sudah reda anginnya baru kita berangkat.
Lutung : Sekarang? Bisa kita sampai disana?Nginep disana ya?
Sang Satuana : Ga nginep, satu jam kesana terus nyari
makanan langsung balik jam enam kita sudah sampai
disini.
Lutung : Oya,,, biar cepat ayo berangkat. Tapi
bagaimana caranya aku ikut denganmu?Sang Satuana : Sama seperti dulu, kamu naik di
punggungku, pegang ekorku, taruh kepalamudipundakku, dan injak cekerku. Ayo cepet naik.
Lutung naik dengan sigap dan memegang erat
ekor Sang Satuana. Bur Sang Satuana telah terbang
ke angkasa. Di angkasa sang satuana sengaja terbang
ke kanan dan kekiri angin kencang sekali. Lama tak
sampai-sampai hingga matahari mulai diatas air laut.
Sang Satuana : Uduh Aku haus sekali, anginkencang.istirahat dulu yuk?
Sang Lutung : Dimana istirahat? Aku juga haus
sekali.
Sang Satuana : Ooo Tu ada batu, dibatu itu saja.
Lutung : Ya dah.
Sang Satuana pun mulai mengepakkan
sayapnya untuk turun. Cengkraman kaki Sang Satuana
sangat kokoh di batu itu. Kepalanya merunduk sepertiminum air tapi sesungguhnya ia hanya ingin
-
8/9/2019 burung pemimpi
33/133
meyakinkan Lutung kalau ia haus. Lutung mulai turun
dan mengagakan mulutnya ke air.
Saat lutung sedang asik membasahi
tenggorokannya, sang satuana terbang semakin tinggi.
Lutung : Sang Satuana jangan tinggalakan aku!
Kau mau kemana? Jangan tinggalkan aku!
Lutung menangis, ia tak bisa terbang ataupun
berenang. Ia menangis dengan keras hingga didengar
oleh penyu kecil. Datanglah penyu kecil menghampiri
Lutung. Lutung langsung menyambut dengan
kebohongannya.
Lutung : Ye dari tadi dipanggil kok hanyayang kecil datang? Cari penyu yang paling besar suruh
kesini, ada hal penting yang ingin disampaikan.
Penyu kecil : Ya Jro.
Pergilah penyu kecil mencari kakeknya yang
sangat besar. Berkumpullah penyu dari kecil hingga
yang terbesar menuju Lutung. Sampai muncul dipermukaan lutung langsung berpura kenal.
Lutung : Ye dari kemarin aku tunggu disinikenapa Jro Wayan baru datang?
Penyu : Ada apa Jro Wayan kesini.
Lutung : Ya, aku mau bercerita sebentar.
Kemarin Betara yang ada dibali mengutus aku untuk
menghubungkan pulau Bali dengan pulau Nusa Penida
agar tidak terpisahkan. Kalau begitu, lautan ini akan
diratakan dengan batu, ne bukti batu yang baru keariaku bawa kesini. Setelah aku ingat dengan Jro Wayan,
kalau aku jadikan lautan ini sebagai dataran, Jro
Wayan tidak ada tempat untuk mencari makan.
Penyu : Ya, Jro Wayan. Bisa Jro Wayam membantu
kami? Kami tidak setuju kalau laut ini dijadikan
dataran.
Lutung : Bener tidak setuju? Kalau begitu, aku
bisa memohonkan kepada Betara di Bali agarmengurungkan niatnya untuk meratakan ini. Tapi antar
-
8/9/2019 burung pemimpi
34/133
dulu aku ke pesisir agar aku bisa menghadap Betara.
Sekarang Jro Wayan yang aku naiki dan yang lain
membantu Jro Wayan.
Cos naiklah Lutung di cangkang penyu.
Beberapa kilo dari batu penyu mulai tenggelam,
Lutung membentak seakan raja menyuruh para budak.
Hingga sampai dipesisir lutung menyuruh penyu besar
untuk ikut dengannya namun yang lainnya boleh
kembali mencari makan.
Lutung : Nah sudah sampai, yang lain boleh
kembali namun Jro Wayan harus ikut biar ada saksi,
biar saya tidak dikira berbohong.Penyu : Ya,,, berat Jro, ini sudah di pasir
tolong turun.
Lutung : Nah jalan dulu, panas nanti kakiku
kebakaran bagaimana bisa menghadap
Betara?
Sampailah di bawah pohon ketapang. Penyuyang kepayahan dan tak mempunyai tenaga lagi
dibalikkan oleh lutung hingga keempat kakinyamenghadap keatas, penyu tak berdaya untuk melawan.
Penyu : Jro, kenapa saya dibalikkan? Bagaimana saya
bisa berjalan?
Lutung : Mau kemana?
Penyu : Menghadap Betara.
Lutung : Betara dari mana?
Penyu : Jro berbohong kepada saya?Lutung : Aku lapar sudah lima hari tidak
makan sekarang aku mau makan kamu. Kalau aku
tidak berbohong aku akan mati di tengah laut.
Hehehe
Karena Lutung tidak bisa bencabik cabik
penyu, ia pergi mencari Sang Mong. Beberapa jam
datanglah Lutung dengan Sang Mong. Sang Mong
mulai mencabik-cabik, setiap potongan daging Penyudibawa ke atas pohon ketapang oleh Lutung. Sampai
-
8/9/2019 burung pemimpi
35/133
semua daging yang telah sang Mong cabik habis
dibawa keatas pohon, Sang Mong tidak mendapat
bagian daging, cangkang dan tulang yang ada di bawah
yang menjadi bagian Sang Mong. Sembari Sang Mong
meminta kepada Lutung, kembali kaki penyu yang
dilemparkan oleh Lutung, semua hanya tulang. Hingga
lutung kekenyangan dan ketiduran dipohon.
Melihat Lutung tidur di atas pohon, Sang Mong
marah dan mengoyah pohon kelapa itu hingga lutung
terjatuh dan pingsan. Karena Sang Mong kesal telah
dibohongi oleh Lutung, Lutung diikat di bawah pohon
ketapang dengan pohon BunLutung mulai ingat, lagi terlelap, pusing
kepalanya karena terjatuh. Belum sadar betul ia terikat
disana. Datang Asuajug dan kencing di muka lutung
tanpa sengaja karena lutung tak terlihat lebat ditutupi
Bun. Lutung marah-marah kepada Asuajag.
Lutung : Ye Asu ajag ngapaikkencing dimukaku?
Asuajag : Maaf, kamu tak terlihat olehkuLutung : Kok aku terikat, siapa yang mengikat?
Tolong buka ikatanku!
Asuajag : Ga mau, nanti aku yang dibunuh
Asuajag lari dengan kencang karena
ketakutannya dengan Sang Mong
Lutung terus terikat disana, namun ada yang
menyndul-nyundul pantat Lutung, lutung bertanya.Lutung : siapa yang dipantatku? Coba
perlihatkan dirimu!
Munculah rayap dari pantat Lutung, Luung
langsung minta tolong.
Lutung : Ye, Jro tetani tulong dong
lepaskan akatanku!
Rayap : Ya
Dimakanlah bun yang mengikat Lutung sampai putus. Setelah lutung lepas lutung menyuruh rayap
-
8/9/2019 burung pemimpi
36/133
untuk berkumpul agar ia tidak bingung untuk
menyembah balas budi atau permohonan terimakasi.
Lutung : Jro Tetani semua, ayo berkumpullah
agar aku tidak bingung untuk menyembahmu.
Berkumpullah disini menjadi satu.
Rayap demi rayap berdatangan, berkumpul dan
membentuk gunung. Lutung yang jahat tak mungkin
pernah balas budi, setelah Rayap menggunung mulut
lutung langsung mengaga dan melahap Rayap yang
menggunung itu. Namun tak semua Rayap terlahap,
dua rayap terpental ke bawah daun Bambu dan Teep.
Disanalah Rayap berjanji, jika daun Bambu danTeep terus menutupinya agar tak terlihat oleh lutung
dia tida akan pernah memakan daun Bambu dan Teep.
-
8/9/2019 burung pemimpi
37/133
Sup Celedu Dan Telur IrengSup Celedu Dan Telur IrengSup Celedu Dan Telur IrengSup Celedu Dan Telur IrengOlehOlehOlehOleh
Nengah Sudarsana
erlalu pagi untuk bangun dipagi hari buat
seorang Bornet. Pencari kayu bakar ini tidur
pulas di dalam gua yang begitu lembab, hanya
diterangi beberapa pantulan cahaya dari airT
-
8/9/2019 burung pemimpi
38/133
sungai di luar gua. Dia tidur beralaskan jerami yang
cukup menghangatkan tubuhnya. Selenting bunyi
menggetarkan genderang telinga Bornet, terusik,
tubuhnya terasa kaku saat bangun. Karena kemarin dia
berjalan sangat jauh untuk mengumpulkan kayu bakar.
Dia berusaha untuk melangkahkan kakinya
untuk keluar menuju sumber bunyi itu. Gaungnya
sangat keras dan kuat. Dan keberadaannya pun sangat
jauh, namun Bornet berpikir dia masih bernegosisi
dengan suara hatinya, Mengapa juga aku mencari
suara itu, iya. Dia membalikkan badan ingin
melanjutkan tidurnya, selangkah terhenti, ia gelisah.Tapi suara itu sepertinya tidak asing bagiku,
mengapa aku seperti ini, tidak seperti biasanya. Ini
sangat dekat dengan diriku. Apa yang sebenarnya
terjadi? Lebih baik aku bertanya kepada Telur Ireng,
iya itu jalan satu-satunya.
Telur ireng adalah telur berwarna hitam danmemiliki kekuatan gaib, dengan mengucapkan Telur
Irenge lalunge akebuuuuut kemudian telur itu akan berubah wujud menjadi makhluk kecil, aneh, pendek
dan mempunyai tangan namun tidak mempunyai kaki.
Telur ini dahulu ditemukan oleh Bornet di tengah-
tengah hutan yang sangat lebat, pada saat mencari buah
polkor di tebing yang sangat curam.
Bornet, dengan ketidak sabarannya
mengucapkan, Telur irenge lalunge akebuuuuut.Kemudian telur itu berubah menjadi mkhluk pendek,
kecil, hitam dan berkata
Apa yang menyebabkan sobat begitu
bingung? Bornet segera mengungkapkan
pertanyaannya,
Temanku tahukah kau dengan bunyi yang
mengusik jiwaku?
Dijawab oleh Mahkluk itu, Wahai sobat yangbijaksana, inilah awal keberangkatanmu mencari orang
-
8/9/2019 burung pemimpi
39/133
yang telah kau tinggal selama 40 tahun lebih. Kamu
akan tau jawabannya, pergilah ke arah matahari
terbenam, dalam perjalananmu kamu cukup memberi
tanda beberapa pohon agar kamu tidak tersesat, alam
sudah menyediakan segalanya. Cukup sampai disini
pencarian kayu bakarmu untuk membakarku.
Bornet menyahut, Jadi kayu bakar yang aku
kumpulkan ini hanya untuk membakar kamu?
Mengapa banyak sekali?
Aku akan melebur diri menjadi lebah madu di
hutan Linggar Catu ini, maka dari itu aku menyuruh
kamu teman mencari kayu bakar bukan untuk dijualnamun untuk diriku semata. Aku harap teman
mengerti. Tolong nanti aku dibakar dalam gua
kemudian teman melanjutkan perjalanan yang aku
sebutkan tadi.
Kalau begitu aku akan menuruti segala
permintaanmu. Bornet dengan rasakesetiakawanannya.
Setelah semuanya berlalu Bornet mengawali perjalanannya dengan memberi tanda pada pohon
pertama begitu juga dengan pohon-pohon besar
berikutnya. Dalam perjalanannya ia melihat celedu
(kalajengking) yang mengerumuni bunga Topey yang
begitu indah. Sayang Bornet terlalu tua untuk
menempuh jalanan yang begitu jauh di seberang
lembah di sana. Tidak habis pikir Bornet mengencingikerumunan celedu itu. Seketika celedu itu mati, ia
memungut satu persatu kemudian ia tempatkan pada
kulit kayu ditambah lagi dengan air seninya.
Tanpa pikir panjang ia melahap santapan
siangnya yaitu sup celedu dengan bergairah. Dia duduk
sebentar sambil mengipas-ngipas dirinya, di depannya
ia melihat sebuah kubangan kecil yang airnya sangat
jernih sekali. Dia teringat dengan cerita ibunya bahwadi hutan Linggar Catu terdapat taman bidadari yang
-
8/9/2019 burung pemimpi
40/133
mengeluarkan aroma wangi dan airnya sangat jernih,
konon katanya dapat mengembalikan wajah yang
mandi seperti muda kembali (awet muda).
Dari ingatannya itu Bornet kemudian membuka
pakaiannya, ia berendam dan menikmati segarnya air
telaga itu. Tanpa disengaja dia bercermin di air yang
tenang, dari wajah yang keriput menjadi muda kembali
seperti pria tampan dan gagah berani. Bornet terkejut
dan dia berteriak sekencangnya, Aku muda
kembaliiiiiiiii. Hey ini aku Si Bornet dari Gua Batu.
Bornet bergegas memakai pakaiannya yang
lusuh, namun wajahnya tidak lusuh lagi bahkantenaganya, tenaga kuda yang siap berpacu. Dia
mengambil kampaknya dan tali yang biasa ia bawa saat
mencari kayu bakar. Bornet kembali melanjutkan
perjalannya, dia hampir menandai seratus pohon besar
yang telah dilewatinya.
Matahari sudah sejajar dengan tatapannya, iakemudian mencari tempat untuk beristirahat, dilihatnya
gubuk kecil beratapkan jerami dan berdindinganyaman daun kelapa. Didengarnya suara batuk
seorang wanita yang sudah tua bersumber dari gubuk
kecil itu.
Langkah kakinya mencirikan keraguan hatinya
untuk mendekati suara batuk itu, namun rasanya telah
terlarut dalam suara batuk itu. Tepat Bornet bediri di
depan pintu, sesekali sesekali dia mengetuk pintu bambu sehingga keluar seorang nenek yang jalannya
sudah bungkuk memegang tongkat kemudian berkata,
Mencari siapa anak muda?
Bornet keheranan bahwa dia lupa dirinya
sekarang seorang pemuda gagah. Kemudian Bornet
berkata, Maaf saya tidak bermaksud mengganggu
nenek. Apakah nenek sendirian tinggal ditengah hutan
ini ? Nenek itu memperhatikan, memandangi Bornetdari atas sampai bawah. Kemudian si nenek berkata,
-
8/9/2019 burung pemimpi
41/133
Sepertinya wajah kamu tidak asing bagi saya, siapa
sebenarnya kamu anak muda? Nenek itu berusaha
mengingat-ingat, namun dia hanya bisa berharap
pemuda itu mempunyai maksud yang baik.
Diceritakan Bornet menginap di gubuk nenek
itu kemudian seorang gadis molek yang berparas
cantik datang dengan membawa wakul berisi dua ikat
kacang panjang yang masih tersisa, tidak laku dijual
yang akan dipakai sayur untuk santap malam. Paras
cantik yang dimiliki oleh anak pemilik rumah itu
mengingatkan Bornet kepada istrinya yang memiliki
wajah yang sama persis. Padahal saat itu Bornet tidakmemberitahukan nama aslinya dia memakai nama
Sobrit sehingga wanita tua tidak mengenalinya.
Sobrit dari nama samaran Bornet adalah
rumusan nama yang akan mematikan Bornet. Bornet
dilayani dengan sepenuh hati pemilik rumah apalagi
gadis cantik yang bernama Galuh. Semula rencanaBornet numpang nginap adalah satu malam saja namun
keadaanya berbeda. Ternyata Bornet tertarik dengananak pemiliki rumah tersebut. Bornet berusaha untuk
membantu segala kesibukan yang ada di rumah itu.
Bornet berusaha membantu keluarga kecil itu mencari
kayu bakar di tengah hutan.
Dia teringat dengan masa keterasingannya
selama 35 tahun mencari kayu bakar di tengah hutan
seorang diri. Namun kini dia memiliki semangat yanglebih besar untuk membantu keluarga itu. Dengan
maksud mendapatkan putrinya tersebut Bornet
berusaha memberikan citra yang baik kepada ibu gadis
itu.
Seiring berjalannya waktu Bornet merajut cinta
bersama Galuh mereka tidak buru-buru untuk ke
jenjang pernikahan, mereka ingin menikmati masa
pacaran lebih lama lagi. Bornet melewati hari-harinyadi gubuk itu bersama keluarga kecil itu. Pada malam
-
8/9/2019 burung pemimpi
42/133
hari Bornet bermimpi tentang keluarganya dahulu yang
dibinanya selama enam bulan enam hari yang berakhir
dengan kisah yang tidak mengenakkaan. Bornet
terbangun oleh mimpinya itu, dia berusaha mencari air
bersih untuk membasuh mukanya agar segar kembali.
Dia kemudian duduk di batu besar di pinggir sungai,
dia merenung apa arti mimpinya tadi itu. Tanpa
disadari seekor ular berbisa menggigit betisnya Bornet
merang kesakitan lama kelamaan dia melihat kulit
tangannya kembali keriput dan itupun terjadi pada
seluruh tubuhnya, ternyata bisa ular itu memnyebabkan
Bornet kembali menjadi kakek tua.Dia tidak mau menerima kenyataan itu
kemudian Bornet berusaha untuk mencari telaga ajaib
itu. Dengan menahan rasa sakit Bornet seorang tua
renta berjalan bertatih-tatih untuk menuju telaga itu,
setelah lama perjalannya kepala Bornet terasa pusing
dan dia tidak sadarkan diri seluruh kulitnya memar berwarna kebiruan. Tidak lama kemudian Bornet
terbangun telah sadarkan diri, dia kemudian mencari-cari telaga itu namun telaga itu sudah tidak ada lagi.
Airnya sudah kering.
Bornet kemudian berteriak seolah-olah tidak
mau menerima semua itu, Ini tidak adil bagi seorang
Bornet yang lugu. Apa yang sebenarnya kau
inginkan. Dengan suara yang lantang dari Bornet
kemudian didengar oleh lebah madu dari kejauhan.Lebah madu sangat yakin suara itu adalah suara
Bornet. Tidak terasa matahari sudah tepat berada di
atas kepala Bornet, ternyata Bornet terlalu kuat untuk
menahan rasa sakit yang dideritanya. Dia hanya bisa
pasrah duduk bersandar di pohon selama berhari-hari.
Suara aneh dari kejauhan hingga bergemuruh
terasa mendekat, mendekati Bornet, bagaikan angin
kencang yang mengamuk. Ternyata ribuan lebah madumembawa madunya untuk mengobati Bornet. Suara
-
8/9/2019 burung pemimpi
43/133
terdengar samar dari kumpulan lebah madu itu,
Jangan kau sesali keadaanmu, bangkitlah wahai
sobatku! Aku akan selalu membantumu, bersiap-
siaplah! Kemudian Bornet bermandikan madu, Bornet
merasakan hal yang luar biasa pada tubuhnya. Bisa
ular yang ada ditubuhnya melawan khasiat dari madu
dari ribuan lebah itu.
Akhirnya, tidak disangka tubuh Bornet muda
kembali seperti setelah mandi di telaga bidadari itu.
Bornet sangat berterimakasih kepada lebah madu itu.
Lebah madu itu kembali ke sarangnya yaitu gua batu.
Berhari-hari Bornet meninggalkan Galuh dan Ibunyadengan tanpa ada kabar kemudian Bornet teringat
dengan mereka. Dengan tidak berlama-lama kemudian
Bornet segera kembali ke gubuk Galuh. Ia berlari
seperti kidang alas yang dikejar pemburu. Dengan
kakinya yang kuat, ia dapat sampai ke gubuk Galuh
dengan cepat. Sesampai di depan gubuk Bornet melihatGaluh yang sudah mendahului menatapnya. Galuh
berkata, Kang Sobrit dari mana saja? Aku kira Akangtak kan kembali lagi dengan rasa bersalah Bornet
mengungkapkan segala kesahnya dengan memungkiri
kenyataan. Tanpa disadari bahwa Galuh sudah
mengandung anak Bornet. Galuh menyampaikan
segala yang terjadi padanya. Ibunya hanya bias diam
seribu bahasa.
Anak itu dilahirkan, begitu riang gembirakeluarga kecil itu. Tidak lama kemudian ibu Galuh
meninggal karena asma. Sekarang tinggal Galuh dan
Sobrit. Waktu berjalan sangat cepat, Bornet sebagai
Sobrit menayakan asal-usul keluarga Galuh mengapa
bisa berada di tengah hutan seperti itu.
Setelah Galuh mengungkapkan segala keadaan
keluarganya, menceritakan siapa sebenarnya ibunya
dan itu merupakan masa lalu Bornet. Bornet tidakkuasa membendung air matanya, dia tidak bisa berkata
-
8/9/2019 burung pemimpi
44/133
apa-apa lagi selain kalimat dari bibirnya gemetar
seperti orang kesurupan. Jadi kamu anak dari
Sunari? Ia, kenapa? jawab Galuh dengan
penasaran. Bornet kemudian memalingkan mukanya
dan berkata, Aku sudah menghamili anakku sendiri.
Apa yang kau katakan Kang Sobrit? Galuh
bingung dengan pernyataan Bornet. Kemudian Bornet
menjelaskan pelan-pelan dengan panjang lebar tentang
keadaan dirinya. Dia sangat menyesal dan Galuh tidak
berbuat apa lagi.
Mereka duduk terdiam memikirkan Aib
keluarganya tersebut. Kemudian Bornet memintabantuan kepada lebah madu, mungkin lebah madu bisa
membantunya. Lebah madu memberikan syarat yang
sangat sulit untuk dilakukan oleh seorang Bornet.
Bornet harus menggali 77 sumur di Bukit Keramat dan
meminum airnya bersama Galuh dan anaknya.
Bornet dengan keras hati untuk berjuangmelakukan hal tersebut. Masalahnya hutan itu bukan
sembarang hutan, nilai magisnya tanpa tandingandengan yang lain. Setelah menggali beberapa meter
dari permukaan tanah tiba-tiba Bornet tertimbun tanah
galian tersebut. Bornet mengakhiri hidupnya di Bukit
Keramat dengan harapan Besarnya.
Galuh sangat menderita dan tersiksa dengan
keadaannya. Dia menjalani hari-harinya bersama
anaknya dalam bayangan aib yang luar biasa.
-
8/9/2019 burung pemimpi
45/133
Si Penjinak KutuSi Penjinak KutuSi Penjinak KutuSi Penjinak KutuOlehOlehOlehOleh
Nengah Sudarsana
-
8/9/2019 burung pemimpi
46/133
esa Bet Ngandang, Kecamatan Tegal
Penangsaran adalah tempat Berut dilahirkan
namun dibesarkan oleh seekor kera yang
bijaksana bernama Gabot. Kedua orang tua
Berut dimakan oleh raja dan ratu kera yang sangat
buas. Namun Berut dibiarkan begitu saja. Itu
disebabkan darah Berut dan dagingnya begitu pahit
untuk ukuran si pemangsa. Berut yang lugu itu dalam
kesehariannya hanya makan pisang dan mempunyai
sifat seperti kera karena pengasuhnya kera tulen.
Matahari mulai meraba langit belahan timur,
Berut dan Gabot segera untuk pergi ke ladang yangmereka garap selama ini dengan membawa peralatan
yang sederhana. Setelah melintasi sungai Ayung
mereka beristirahat sejenak karena jarak tempat
tinggalnya sangat jauh dengan ladangnya. Di pinggir
sungai Gabot berusaha mencari buah jaring-jaring yang
sudah berwarna kemerahan. Gabot naik ke atas pohonkarena tumbuhnya pohon jaring-jaring itu menjalar
menumpangi pohon camplung. Sampai di atas Gabot berkata, Hey ada banyak sekali, kamu yang
ngumpulin di bawah Rut. Baiklah kalau begitu.
Sahut Berut.
Mereka menikmati hasil petikannya dengan
riang gembira, mereka saling membina tali
persahabatan. Berut sangat menghormati Gabot seperti
layaknya orang tua yang melahirkannya. HarapanGabot kepada Berut, dia ingin menjadikan Berut
menjadi orang yang berguna dan tidak membuat orang
lain menjadi susah. Mereka berjalan beriringan dengan
segera melangkahkan kaki ke ladang. Mereka bekerja
dengan ulet hasil panennya berupa ubi-ubian dan
kacang tanah, itupun sudah cukup untuk mengisi
perutnya dari kelaparan.
Namun si raja kera mempunyai sifat pembencidan dengki kepada siapa saja yang berani tidak
D
-
8/9/2019 burung pemimpi
47/133
menyerahkan hasil panen, akan tau akibatnya. Gabot
dan Berut berusaha untuk menyembunyikan hasil
panennya dari raja kera yang rakus itu. Namun
sepandai-pandai tupai meloncat pada gilirannya akan
pernah terjatuh pula. Begitu juga dengan Berut dan
Gabot, mereka diketahui menyembunyikan hasil
panennya dari sang raja kera maka mereka diseret oleh
pasukan kera yang sangat sadis memperlakukan
mereka.
Mereka babak belur akibat diseret, sangat
malang nasib Gabot dan Berut. Si raja kera tidak akan
segan-segan memberikan hukuman bagi yangmenghianatinya. Karena dia yang memegang
kekuasaan di wilayang itu. Gabot adalah bangsa kera
maka hukumannya lebih berat ketimbang Berut yang
bangsa manusia. Gabot kemudian dibuang di tempat
yang sangat mengerikan, hal yang ia takuti akhirnya
terjadi juga. Dia dikurung dalam gua yang banyaklintahnya dan keadaanya pengap sekali. Yang ada
dalam pandangannya adalah hitam gelap, diamerasakan neraka yang menyelimuti jiwanya. Dalam
benaknya adalah kematian yang perlahan lahan akan
menghampirinya.
Berut kemudian mendapat giliran untuk
menerima hukuman dari raja kera. Berut rencannya
mau dimangsa oleh raja kera namun daging dan
darahnya pahit, raja teringat dengan bayi yang orangtuanya telah dimangsa dulu. Raja menceritakan
semuanya kepada Berut. Berut sangat membenci raja
kera yang empat kali lipat lebih besar badannya
daripada Berut. Berut tidak mau gegabah, dia
memikirkan segala cara untuk mengalahkan raja busuk
itu. Yang ada dalam pikiran Berut adalah mencari
kelemahan musuhnya itu. Ternyata Berut dihukum
untuk melayani sang raja, dia disuruh mencari kuturaja kera tersebut.
-
8/9/2019 burung pemimpi
48/133
Berut mencari-cari jalan untuk membunuh raja
kera itu. Akhirnya berut menemukan banyak kutu yang
akan dipakai untuk mematikan raja yang angkuh itu.
Besok harinya, berut dipanggil untuk mencari kutu raja
kera karena akan ada pertemuan diantara raja kera.
Dengan tidak sabaran setelah memegang kepala kera
itu berut langsung melepaskan kutu-kutu yang akan
mematikan raja kera yang angkuh itu. Setelah kutu-
kutu itu menyebar keseluruh tubuh raja kera maka raja
kera itu mati dengan mengenaskan karena ia melompat
ke jurang dan terpental di batu, maka dari itu tidak ada
lagi kekuasaan dari kera yang munafik itu.Kemudian kera-kera yang lain menjadi tunduk
kepada Berut, sayangnya Gabot telah mati disiksa oleh
kekejaman raja kera itu. Berut kemudian membuat
sebuah kerajaan yang makmur dengan memanfaatkan
tenaga kera-kera itu untuk berkebun dan bercocok
tanam. Sungguh sejahteranya kerajaan itu.
-
8/9/2019 burung pemimpi
49/133
CungklikCungklikCungklikCungklikOlehOlehOlehOleh
Giri Arta Sedana
-
8/9/2019 burung pemimpi
50/133
entari belum berani menampakan sinarnya,
kokokan ayam membangunkan Pan Sugih
dari lelapnya mimpi. Tergesa-gesa Pan
Sugih pergi ke sungai tanpa menyempatkan
dirinya tuk cuci muka. Langkahnya panjang dengan
nafas yang tersengal-sengal yang hampir dimakan usia,
dalam langkahnya menembus subuh yang ditemani
siulan tuk melawan dinginnya pagi itu.
Tibanya di sungai yang berjarak 2 km dari
rumahnya Pan Sugih dengan cepatnya membenamkan
kakinya ke sungai uh...uh.. itulah reaksi Pan Sugih
ketika kedua kakinya terbasuh air sungai, dengan pelan-pelan ia memeriksa bubu yang ia pasang
kemarin malam. lumayan, hahaha desah Pan Sugih.
Benar saja bubu yang dipasang Pan Sugih penuh
dengan udang. Pan Sugih sangat senang menangkap
udang dan itulah yang menghidupi dirinya beserta
keluarganya.Mentari kini mulai menampakan sedikit kilauan
sinarnya, tapi Pan Sugih berjalan dengan cepatnya,senyum yang ditahan membuat ceria wajah Pan Sugih
saat itu, langkahnya tak mau kalah tuk berpacu dengan
waktu ia hanya bisa tersenyum saat berpapasan dengan
ibu-ibu yang pergi ke pasar.
Buk...,bangun buk, haha.. Teriak Pan Sugih
dari halaman rumahnya.
Ada apa sih pak?, pagi-pagi teriak-teriak. Maludong ama tetangga
Ah Ibuk, coba lihat ini haha, biar semua orang
tahu akulah raja sungai semua udang takluk kepadaku
teriak pan sugih.
Aduh banyak sekali, makan enak hari ini saut
istri Pan Sugih.
Cepat buk, pergi sana ke pasar, sebagian kita
jual dan sebagian lagi untuk kita. Ia pak, ibuk akan jual ke pasar.
M
-
8/9/2019 burung pemimpi
51/133
Pan sugih sangatlah pandai dalam masalah
tangkap-menangkap ikan dan udang yang menjadi
buruannya. Udang-udang yang dijual ke pasar dari
tangkapan Pan Sugih sangat disenangi oleh para
saudagar ikan di pasar. Jelas saja karena hasil
tangkapan Pan Sugih besar-besar dan masih segar.
Penduduk setempat menamainya Pan Sugih, itu
bukanlah sekadar nama. Pan Sugih merupakan orang
yang sangat kaya, rajin, ulet dan hal hasil menjadikan
ia tak kekurangan apapun dalam hidupnya, tapi yang
menjadi perbincangan masyarakat adalah Pan Sugih
memilki tabiat yang jelek, sombong, kikir, dan tak mau berbagi dengan sesamanya. Masyarakat desa tidaklah
terlalu pusing denganya karena itu hal yang biasa
terjadi. Hanya satu kekurangan Pan Sugih dengan
istrinya yaitu mereka belum dikarunia seorang anak.
Pak...pak..bantuin pak teriak istri Pan Sugih
dari luar. Nafasnya tersengal-sengal, tubuhnyamembungkuk karena berat barang yang dipikul
olehnya.Aduh Ibuk beli apaan tu banyak sekali
bawaannya. Sahut Pan Sugih dan bergegas membantu
menurunkan barang yang dibawa oleh isterinya.
Ini ada sayur dan buah, terus Ibu beli beras juga
buat persediaan kita.
Aduh Ibu, cepat masak sana aku udah laparni.
Ia sebentar, bapak tu bersihin dulu dongudangnya
Ia buk tenang saja ha..ha.., pokoknya hari ini
kita makan enak sepuasnya
Pan Suguh dan istrinya sangat sibuk pagi
itu,sambil bersiul-siul Pan Sugih membersihkan udang
tangkapannya dan istrinya sangat sibuk di dapur.
Hasap mengepul keluar dari fintelasi dapur dan
mengeluarkan aroma yang gurih. Orang-orang yanglalu lalang di jalan tak tertahankan mencium bau sedap
-
8/9/2019 burung pemimpi
52/133
dari rumah Pan Sugih. Pan Sugih hanya terseyum
melihati orang-orang yang melirik ke arahnya.
Entah darimana datangnya aroma ini. Sadarkan
cungklik dari lamunan pagi itu. Ia mengusap-usap
matanya dan mencoba mencari sumber bau yang
berani mengganggu dirinya menyambut pagi. Sial
aroma ini membuat perutnya bernyanyi-nyanyi ria dan
membius langkahnya. Terhenti langkah Cungklik saat
aroma itu benar-benar sangat terasa di hidungnya,
dengan mengusap-usap matanya Cungklik telah berada
di depan rumah tetangganya. Tetangga yang selalu
membodohinya, mungkin karena cungklik orang yang benar-benar bodoh. Cungklik adalah anak yatim yang
ditinggal oleh kedua orang tuanya. Cungklik tinggal
bersama neneknya, dan neneknya itupun sudah lama
meninggal, kini ia hidup sebatang kara.
Bih masak apa tu Pan Sugih?. Tanya Cungklik
pada Pan Sugih.Eh Cungklik, ni iseng kemarin masang bubu
Bih enak tu. Saut Cungklik dengan wajah yangpenuh harapan.
Pak boleh minta gag.? Aku belum makan dari
tadi.
Mau.? Wajah Cungklik berseri-seri mendengar
tanggapan Pan Sugih.
Nih ambil kulit-kulitnya, kamu goreng pasti
enakMau-mau. Cungklik merasa senang dengan
tawaran Pan Sugih.
Dengan senangnya ia membawa kulit-kulit udang
yang dibersihkan Pan Sugih. Cungklik lalu pulang dan
bergegas menggoreng kulit udang yang ia minta dari
Pan Sugih.
Bapak kok gitu sih ama Cungklik. Tanya istriPan Sugih yang mendengar percakapan mereka tadi.
-
8/9/2019 burung pemimpi
53/133
Ibu tau apa sih. Enak saja Cungklik mau udang
Bapak. Bapak yang dapat harusnya menjadi milik kita
bukan milk orang lain. Jawab Pan Sugih dengan
ketusnya.
Begitulah tabiat Pan Sugih yang sebenarnya.
Memang ia orang yang rajin bekerja tapi sayangnya ia
tak mau berbagi dengan sesemanya.
Sore harinya Pan Sugih membetulkan bubu
kesayangannya. Ia berencana untuk memasang bubu
nanti malam. Tangannya yang kasar dengan lihai
merapatkan kisi-kisi yang terbuat dari bambu itu,
dengan kedua alis bertemu menandakan pekerjaan ituamat sulit baginya.
Terdengar langkah yang tergesa-gesa Pan
Cungklik memandang ke arah langkah tersebut. Tepat
di depan mukanya berdirilah pemuda dekil yang
kurang terawat dengan wajah yang penuh dengan
kepolosan. Buat apa tu Pan Sugih.?
Eh Cungklik ni lagi buat bubu. Bapak maumenangkap udang lagi.
Boleh ikut gag Pak.? Tanya Cungklik penuh
harapan.
Boleh tapi kamu harus punya bubu.
O...baiklah Pak aku pulang dulu dan membuat
bubu. Dengan cepatnya Cungklik menghilang dari
hadapan Pan Sugih. Cungklik berlari berharap akanmendapatkan udang yang banyak sama seperti Pan
Sugih.
Beberpa kemudian Cungklik kembali ke ruman
Pan Sugih.
Pan Sugih apa yang dipakai untuk umpannya?
Kamu beli saja roti di warung, dan kamu
masukan ke dalam bubu.
Tunggu sebentar aku segera kembali.
-
8/9/2019 burung pemimpi
54/133
Cungklik bergegas membeli roti. Cungklik
sangat semangat sekali untuk segera menaruh
perangkapnya dan membawa udang ke rumah. Meski
bubu yang dibuatnya tidak begitu bagus dan rapi tapi ia
yakin bahwa dengan ini ia akan banyak mendapatkan
udang yang menjadi kesukaannya.
Sang Surya kini mulai kelelahan
menyembunyikan sinarnya tuk esok pagi, hanya
bintang-bintang yang mau menghiasi langkah Pan
Sugih beserta Cungklik yang diterangi bulan malam
itu.
Langkah dengan nafas yang tersengal-sengal darinafas Pan Sugih dan wajah yang begitu riang
mengantarkan mereka ke hulu sungai.
Cungklik kamu pasang bubunya di atas pohon
sana.
Di atas pohon?
Ia di atas pohon. Aku akan menaruh bubuku ditepi sungai saja karena. Aku suda tua tak kuat untuk
memanjat. Begitulah Pan Sugih membodohiCungklik.
Tanpa pikir panjang Cungklik langsung menaruh
bubunya di atas pohon. Begitu mudahnya ia dibodohi
oleh seseorang.
Setelah mereka selesai memasang bubu. Mereka
bergegas pulang kerumah. Wajah Pan Cungklik
bergeming dan menahan tawanya karena ia berhasilmembodohi Cungklik. Cungkliknya juga ikut
tersenyum tanpa mengetahui apa yang dipikirkan oleh
Pan Sugih. Sesampainya dekat rumah masing-masing
mereka berpisah pulang kerumah dan sepakat tuk
melihat bubu mereka besok pagi.
Keesokan harinya Pan Sugih dan Cungklik pergi
ke sungai bersama-sama untuk melihat bubu udang
yang mereka pasang kemarin. Wajah Pan Sugih dan
-
8/9/2019 burung pemimpi
55/133
Cungklik terlihat berseri-seri berharap mendapatkan
untung yang besar atas apa yang mereka inginkan.
Sesampainya mereka di sungai Cungklik
langsung memanjat pohon melihat bubu yang ia
pasang. Melihat tingkah Cungklik Pan Sugih tertawa
terbahak-bahak. Hati-hati Cungklik entar kepeleset
lo. Cungklik tak menghiraukan apa yang dikatakan
Pan Sugih. Ia dengan semangatnya sudah berada di
atas pohon tempat ia memasang bubu udangnya.
Wajahnya pucat dan kedua alisnya bertemu.
Cungklik apa yang kau lihat. Banyakkah udangnya
ha,ha,ha. Tanya Pan Sugih seraya sambil mengejekCungklik dalam hati.
Bah kenapa tidak ada udannya satupun ya?.
Jawab Cungklik penuh kekecewaan
Lalu kini giliran Pan Sugih memeriksa bubu
yang ia pasang di tepi sungai. Wah-wah aku beruntug
sekali. Aku memang rajanya dalam tangkap-menangkap udang. Seru Pan Sugih penuh kegirangan.
Cungkilk bergegas turun dan melihat hasil bubuPan Sugih. Kok bisa dapat banyak ya Pak? Tanya
Cungklik penuh penasaran. Ya dong siapa dulu Pan
Sugih. Ha,ha,ha. Saut Pan Sugih dengan bangganya.
Cungklik merasa sedih, kenapa ia tidak
mendapatkan udang satupun dari bubu yang ia pasang.
Melihat senyum Pan Sugih ia ikut tersenyum walau
nasibnya tidak sebagus Pan Sugih, karena ia sudah berusaha meski ia taidak tahu bahwa dirinya telaah
dibohongi oleh Pan Sugih.
Dengan senangnya Pan Sugih mengambil udang-
udang hasil tangkapannya itu. Saat Pan Sugih
memasukan tangannya ke dalam bubu untuk
mengambil udang tiba-tiba saja Pan Sugih menjerit
kesakitan. Aduh...aduh. di lemparnya bubu ke tanah
oleh Pan Sugih. Melihat semua itu Cungklik mendekatiPan Sugih. Kenapa Pan Sugih?. Tanya Cungklik
-
8/9/2019 burung pemimpi
56/133
penuh penasaran. Tiba-tiba saja tangan kanan Pan
Sugih membekak dan Cungklik melihat bubu Pan
Sugih yang dijatuhkannya. Cungklik sangat terkejut
melihat isi dalam bubu Pan Sugih ternyata selain udang
terdapat ular hijau yang sangat berbisa dengan
cepatnya Cungklik membuang bubu tersebut ke sungai
dan terhanyut arus sungai.
Cungklik kemudian dengan sigapnya mengikat
tangan Pan Sugih dengan tali yang ia bawa, agar racun
ularnya tidak cepat menyebar. Aduh, aduh, mati dah
aku sekarang. Teriak Pan Sugih ketakutan. Cungklik
menggendong Pan Sugih dan berlari membawanya kedukun. Cungklik tahu bahwa dukun yang ia kenal bisa
mengobati segala jenis racun.
Setibanya di tempat dukun yang Cungklik kenal.
Cungklik menceritakan semua kejadiannya kepada
Sang dukun tersebut. Lalu Pan Sugih dikasi segelas air
yang berisi penawar racun oleh Sang dukun.Mendadak Pan Sugih lemas dan tak sadarkan
diri. Cungklik ketakutan melihat reaksi Pan Sugih. Kenapa ini jero?. Tanya Cungklik. Tenang saja
penawarnya sedang bekerja dan bereaksi terhadap
racun ular yang berada dalam tubuh Pan Sugih, karena
tubuh Pan Sugih lemah maka ia tak sadarkan diri ini.
Jawab Sang dukun bak seorang dokter.
Cungklik sangat cemas apa yang menimpa Pan
Sugih. Tiba-tiba Sang Dukun mengambil golok yangsangat tajam dan seketika itu memotong tangan Pan
Sugih yang terkena racun. Kenapa kau lakukan itu
terhadap Pan Sugih?. Tanya Cungklik penasaran.
Ini ku lakukan karena racun di tangan Pan Sugih yang
kau ikat dengan tali itu mengumpul semua racun ular
yang menggigitnya, jika ini tidak dipotong maka
tangannya akan membusuk. Jelas Sang dukun.
Cungklik hanya terdiam melihat aksi Sang Dukun.
-
8/9/2019 burung pemimpi
57/133
Sejam kemudian Pan Sugih sadarkan diri dan
terkejut saat melihat tangan kanannya buntung.
Dimana tangan ku. Apa yang telah terjadi?. Saut Pan
Sugih ketakutan. Pan Sugih terus menagis dan merasa
kecewa atas apa yang menimpanya. Lalu Cungklik
menjelaskannya kepada Pan Sugih atas apa yang telah
terjadi.
Eh kau Cungklik temanmu sudah ku
selamatkan mana imbalannya?. Pinta Sang dukun
kepada Cungklik.
Maaf jero dukun kami tidak membawa uang
sepeserpun sebagai gantinyanaku siap melayani jerosampai batas waktu yang jero inginkan, kami hanyalah
orang miskin yang terkena bencana ini jero. Jawab
Cungklik dengan lugunya.
Kamu memang anak yang baik. Baiklah
silahkan pergi dari sini dan bawa pergi sana temanmu
ini sebelum aku berubah pikiran. Perintah Sangdukun.
Cungklik lalu pergi dan menatuh Pan Sugihdengan hati-hati. Pan Sugih merasa menyesal telah
membodohi Cungklik yang baik hati itu.
Cungklik kenapa kamu mau menolong ku dan
mengantikan biyaya pengobatan tadi.
Ya iyalah Pak. Aku tidak punya siapa-siapa
lagi. Bapak adalah tetangga saya dan saya sering
bertanya kepada Bapak jika saya kebingungan, jiakBapak mati siapa yang menemani Cungklik memasang
bubu di Sungai.
Mendengar kebaikan dan kepolosan Cungklik
Pan Sugih akhirnya sadar atas apa yang ia perbuat
kepada Cungklik sebelumnya.
Beberapa hari kemudian Pan Sugih beserta
istrinya mendatangi Cungklik kerumahnya. Mereka
berniat meminta cungklik untuk menjadi anaknya.Cungklik merasa senang atas apa yang ditawarkan Pan
-
8/9/2019 burung pemimpi
58/133
Sugih bersama dengan istrinya. Semenjak itu Cungklki
menjadi anak Pan Sugih dan Cungklik sangat di
sayangi oleh keluarga barunya.
Berkat kebaikan dan rasa rela menolong dan
berkorban yang dilakukan Cungklik tanpa memandang
siapa orangh itu akhirnya Cungklik menemukan
kebahagiaan yang selama ini ia rindukan.
-
8/9/2019 burung pemimpi
59/133
KunangKunangKunangKunang----KunangKunangKunangKunang
Andarung SasihAndarung SasihAndarung SasihAndarung SasihOlehOlehOlehOlehGiri Arta Sedana
ajah pucat menghiyasi wajah kunang-
kunang pagi ini. Matanya sayu menghadap
langit mungkin ini bukan waktunya untuk
bersedih gumam kunang-kunang kecil padaW
-
8/9/2019 burung pemimpi
60/133
dirinya sendiri. Hujan gerimis ternyata mewakili
perasaanya. Ia pun bertanya pada langit. Mengapa
kau mendung sengajahkah kau mewakili pikiran ku?.
Langit hanya diam. Kunang kunang kecil hanya bisa
menundukan kepala dan meneteskan air mata.
Ibu kunang kunang seminggu ini sakit dan tidak
bisa menemani kunang kunang kecil terbang
menembus malam. Ia sangat bersedih karena tidak
seorangpun yang bisa mengobati penyakit Ibu kunang
kunang kecil.
Hai kunang-kunang kecil kenapa dirimu itu.
Sudah lama aku tidak mendengar nyanyianmumenembus malam?. Tanya Kutilang yang
menghampiri kunang kunang kecil.
Mengapa sinarmu kian redup?. Tanya Kancil
yang ikut bergabung di sana.
Sudah seminggu ini Ibu ku sakit, dan aku tidak
tahu harus membawanya kemana lagi. Semua orangyang berusaha mengobatinya mengatakan menyerah
dan mereka tidak tahu obatnya. Jawab kunang kunangkecil dengan penuh kecewa.
Suasana hening sejenak. Kutilang dan Kancil
ikut merasakan kesedihan kunang-kunang kecil.
Maaf ya Kunang-kunang aku membangkitkan
kesedihanmu. Sesal Kutilang memecah keheningan
saat itu.
Sudahlah Kancil. Jawab kunang kunang kecilsembari matanya berkaca-kaca air mata kesedihan.
O ya kunang kunang kecil. Aku baru ingat
paman Rusa pernah bercerita bahwa di hutan sana ada
orang yang bisa menyembuhkan segala jenis penyakit.
Kamu tunggu dulu di sini aku akan mencari paman
Rusa. Lalu Kancil berlari dengan cepatnya ke rumah
paman Rusa untuk mendapatkan informasi tentang
orang pintar itu.
-
8/9/2019 burung pemimpi
61/133
Wah Kancil memang tahu banyak informasi
ya?. Gumam Kutilang membuka percakapan.
Ya. Kancil memang orang yang pintar dan tahu
banyak informasi tentang banyak hal. Saut kunang-
kunang kecil wajahnya penuh dengan harapan bahwa
Kancil akan memberikan informasi yang
menggembirakan untuk kunang-kunang kecil dan
Ibunya.
O ya Kunag kunang bagaimana Ibu bisa sakit
seperti itu. Tanya Kutilang sembil memenimani
Kunang-kunang kecil menunggu kedatangan Kancil.
Aku juga tidak tahu tepatnya kapan ini terjadi.Masalahnya pada waktu itu aku pergi bermain-main
menembus malam sendirian, setibanya di rumah Ibu
kedapatan sudah berbaring lemas di kamarnya setelah
aku periksa badannya panasnya luar biasa dan tidak
turun-turun sampai sekarang. Jawab kuanang-kunang
kecil.Kasihan sekali apa yang dialami Ibu Kunang-
kunang kecil pikir Kutilang. Andai saja aku tidak keluar rumah malam itu Ibu takan sampai separah ini.
Tambah Kunang-kunang kecil dengan sedihnya.
Kunang-kunang kecil merasa menyesal karena
tidak mendengarkan nasehat Ibunya waktu itu.
Memang kunang kunang kecil sangat senang
menembus malam sendirian tanpa memikirkan
bahayanya malam di belantara hutan ini. Memang begitulah kunang-kunang kecil keras kepala dan
memilki kemauan yang besar dan tidak bisa ditentang
oleh siapapun.
Tapi kini keadaan telah berbalik. Perbuatannya
itu kini mengurug kunang kunang kecil. Ia tidak bisa
berpergian lagi karena harus menemani Ibunya yang
sedang sakit. Kunang-kunang kecil sebenarnya sangat
sayang kepada Ibunya. Hanya saja ia memilki tabiatyang susah ditentang oleh siapapun. Kini kunang-
-
8/9/2019 burung pemimpi
62/133
kunang kecil sadar atas apa yang Ia per buat dan hal ini
menyadari akan sangat berharganya nasehat orang tua
kepada anaknya. Kunang-kunang kecil kini hanya bisa
menunggu muzujat dari Sang Pencipta, yang dikirim
melalui informasi yang akan diberikan Kancil pada
dirinya.
Kancil lama banget sih pasti dia tidak
menemukan Paman Rusa. Sahut kunang-kunag kecil
penuh cemas.
Ah...jangan berpikir yang bukan-bukan.
Mungkin saja ini adalah informasi yang sangat penting
dan Kancil harus memahani betul-betul maksudinformasi dari Paman Rusa. Timpal Kutilang
menenangkan Kunang kunang kecil.
Langit masih gerimis meski mendung sudah
menipis ditiup angin. Seakan-akan memberikan
gambaran perasaan kunang kunang kecil saat ini. Entah
apa yang dicari Kancil yang membuat Kunang kunangkecil menunggu cemas. Kini yang menjadi tujuan
uatama kunang-kunan kecil adalah bagaimana caramenyembuhkan penyakit Ibunya itu. Kutilang hanya
bisa menemani Kunang kunang kecil dengan obralan-
obrolan kecil untuk menghilangkan kesedihan kunang
kunang kecil saat ini.
Hai.... suara itu rasanya tak asing lagi. Benar
itu suara kancil dari kejauhan. Kancil berlari dengan
cepatnya. Dengan nafas yang tersengal-sengal iamenghampiri kunang kunang kecil bersama kutilang
yang menunggu kedatangannya dari tadi.
Maaf ya teman-teman menunggu lama?.
Kancil membuka pertemuannya dengan nafas yang
tidak beraturan dan peluh membasuhi tubuhnya.
Apa yang kau dapatkan dari Paman Rusa?.
Tanya Kutilang penasaran
Ia Kancil. Tambah Kunang-kunang kecildengan cemasnya.
-
8/9/2019 burung pemimpi
63/133
Sebentar dulu. Jawab kancil masih dengan
nafas yang tersengal-sengal.
Suasana semakin hening. Kutilang yang
penasaran akan berita yang hendak disampaikan
Kancil, terdiam sejenak menuruti perintah kancil.
Kunang-kunang kecil tidak tahu apa yang ia rasakan
apakah ia harus merasakan kesenangan atas
kedatangan Kancil atau malah sebaliknya. Kunang
kunang kecil sangat cemas dan penasaran ia tidak bisa
menebak apa yang akan Kancil sampaikan kepadanya.
Semuanya menatap Kancil. Kunang-kunang
kecil aku punya kabar baik untukmu. Kancil ,membuka ketegangan Kutilang dan Kunang-kunang
saat itu.
Kabar baik bagaimana Kancil. Apakah kamu
tahu orang yang dapat menyembuhkan penyakit
ibuku?.
Ya. Paman Rusa memberi tahu tadi. Tapi.... Tapi apa kancil?. Tanya Kunang-kunang kecil
penasaran. Orang itu... oarang itu adalah Ular Slam yang
galak. Jawab Kancil ragu.
Tak masalah bagiku asal ibuku cepat sembuh.
Saut Kunang-kunang kecil.
Baiklah teman-teman. Aku akan menemui
kakek Ular itu, tolong kamu jaga Ibuku jangan kau
beritahu kepergianku kepada ibu. Pesan Kunang-kunang kecil kepada kedua temannya.
Kamu hati-hati ya Kunang-kunang. Pesan
kedua temannya.
Kunang-kunang kecilpun terbang sendirian
menuju tempat Ular Slam yang terkenal galak itu. Ia
harus segera mendapatkan obat untuk menyembuhkan
penyakit ibunya itu. Banyak hal yang dipikirkan
Kunang-kunang diperjalanan. Ia sedikit khawatir apayang akan dilakuka oleh ular slam kepada dirinya.
-
8/9/2019 burung pemimpi
64/133
Dua jam perjalan akhirnya Kunang-kunang kecil
sampai di tempat Ular Slam yang dikatakan Kancil
padanya. Kunang-kunang kecil sedikit ragu. Mengapa
di sini sepi ya?. Gumam Kunang-kunang kecil.
Halo permisi apa benar di sini rumah Ular
Slam?. Tak ada suara yang menyahut dari dalam
rumah itu.
Kunang-kunang kecil penasaran dan mengulangi
salam tuk bisa bertemu dengan Ular Slam. Sesaat
kemudian terdengar suara batuk dari dalam rumah itu.
Siapa itu di luar?. Saut Ular Slam dari dalam
rumah. Aku Kunang-kunang kecil.
Menagapa kau datang mencari aku?. Kamu
mengganggu tidurku saja. Ku makan kamu nanti.
Kunang-kunang kecil ketakutan mendengar
jawaban dari dalam rumah itu. Kunang-kunang kecil
terdiam sejenak. Tiba-tiba saja Ular Slam ke luarrumah.
Hai kau Kunang-kunang kecil mengapai kaudatang kemari?. Tanya Ular Slam dengan seramnya.
Begini tuan Ular. Aku mendengar bahwa kau
dapat menyembuhkan penyakit ibuku, katanya kau bisa
menyembuhkan berbagai penyakit.
Memang ibumu sakit apa?. Tanya Ular Slam
kepada Kunang-kunang kecil.
Sudah seminggu ini ibuku sakit panas dan takkunjung sembuh.
Itu gampang aku bisa menyembuhkannya.
Benarkah?. Kunang-kunang kecil merasa
senang.
Tapi ada syaratnya. Balik Ular kepada
kunang-kunang kecil.
Apa syaratnya?.
Karena kau telah mengganggu tidurku makaaku meminta lidahmu sebagai gantinya.
-
8/9/2019 burung pemimpi
65/133
Kuanang-kunang kecil merasa takut. Ia diam
sejenak tapi ia tidak mendapatkan jalan keluarnya. Ia
pun setuju dengan persyaratan yang di ajukan Ular
Slam kepada dirinya.
Baiklah Tuan Ular. Tapi aku ingin bernyayi
untuk yang terakhir kalinya. Sebelum kau memotong
lidahku sebagai ganti yang kau inginkan dari ku.
Baiklah. Jawab Ular.
Kunang-kunang kecilpun bernyanyi. Tak ada
yang abadi. Aku begini karena aku sayang pada Ibuku
dengarkanlah nyanyianku untuk yang trakhirkalinya.
Apapun akan kulakukan, matipun aku tidak akanmenyesal asal aku bisa berbakti kepada Ibuku.
Begitulah nyanyian Kunang-kunang kecil. Tanpa
ia sadari Ular Slam meneteskan air mata mendengar
nyanyian Kunang-kunang kecil.
Baiklah tuan Ular sekarang potonglah lidahku
dan kau cepat berikan penawarnya?. Benarkah kau lakuakan ini untuk ibumu.
Tanya Ular kepada kunang-kunang. Benar tuan.
Baiklah akan aku berikan.
Tak disangka Ular Slam memberikan obat untuk
Kunang-kunang dengan Cuma-Cuma tanpa meminta
lidah Kunang-kunang kecil. Kuang-kunang kecil
sangat senang dan langsung pergi ke rumah dan
memberiakan obat itu kepada ibunya.Semenjak itu Kunang-kunang kecil menuruti
nasehat ibunya dan Ular Slam yang terkenal jahat
berubah menjadi baik.
Begitulah jika asal ada kemauan dan tekad yang
kuat maka tak hayal semuanya bisa terpenuhi.
-
8/9/2019 burung pemimpi
66/133
Sandal Kulit KerbauSandal Kulit KerbauSandal Kulit KerbauSandal Kulit Kerbau(Lelampak Lendong Kao)(Lelampak Lendong Kao)(Lelampak Lendong Kao)(Lelampak Lendong Kao)
OlehOlehOlehOlehSyahrizal Akbar
-
8/9/2019 burung pemimpi
67/133
i bumi Lombok, dahulu kala hiduplah seorang
raja.