Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
-
Upload
azhari-terobosan -
Category
Documents
-
view
236 -
download
0
Transcript of Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
-
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
1/12
Media ini dikelola oleh Pelajar dan Mahasiswa Indonesia sebagai media informasi, opini dan komunikasi
mahasiswa Indonesia di Mesir. Redaksi menerima tulisan dari pelbagai pihak dan berhak mengeditnya tanpa
menghilangkan makna dan tujuan.
Sekapur Sirih, Terimakasih,
Halaman 2Sikap, Semakin Murahnya
Sebuah Nilai, Halaman 3Laporan Utama,Alternatif
Liburan Dekat dan Murah:
- Nilometer,Halaman 4-Musium Ummi Kultsum,
Halaman 5
-Musium Ahmed Shawki,
Halaman 5
-Japan Foundation, Halaman 6
-El-Sawy Culturewheel,
Halaman 6
-Goethe Institut, Halaman 7
-Istana Amir Taz, Halaman 8Seputar Kita, Empat
Mahasiswa Ditodong, Dua
Telfon Genggam Raib, Halaman
9
Seputar Kita,Dai Nada
Bertolak ke Italia,
Halaman 9
Opini,Abad Kebangkitan
Diaspora Indonesia,Halaman 10
Kolom, Fakih Ekslusif,
Halaman 11
Edisi Interaktif
Liburan
31 Januari 2013
Selamat Membaca!Santai dan penting dibacaTajam tanpa melukaiKritis tanpa menelanjangi
Alternatif Liburan Dekat
dan MurahAnda ingin mengisi liburan tapi tersandung dengan biaya?
Beberapa tempat yang kami sajikan bisa jadi alternatif
anda
Simak Laporan Utama hal 4-8
BerhadiahKalender 2013 dari
TROBOSAN
-
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
2/12
TROBOSAN, EdisiInterakf Liburan, 31 Januari 2013
Sekapur Sirih
Terimakasih
Pendiri: Syarifuddin Abdullah, Tabrani Sabirin. Pimpinan Umum: Tsabit Qodami. Pemimpin
Redaksi: Fahmi Hasan Nugroho. Dewan Redaksi: Kadarisman, Abdul Majid, M. Hadi Bakri.Reportase: M. Ainul Yaqien, M. Zainuddin, Dirga Zabrian, Sulhansyah Jibran, Luthiatul Fuadah Al -Hasan, Ainun Mardiah, Erika Nadarul
Khoir, Heni Septini. Editor: Zulfahani Hasyim. Pembantu Umum: KeluargaTROBOSAN.Alamat Redaksi: Indonesian Hostel-302 Floor 04,
08 el-Wahran St. Rabea el-Adawea, Nasr City Cairo-Egypt. Telepon: 22609228 E-mail: [email protected]. Facebook : Terobosan
Masisir. Untuk pemasangan Iklan dan Layanan Pelanggan silakan menghubungi nomor telpon : 01159319878 (Tsabit) atau
01122217176 (Fahmi)
Hari demi hari, waktu demi waktu telah
berlalu. Setelah sempat vakum selama satu bulan
karena ujian termin satu, kini kami hadir kembali
untuk para pembaca setia sahabatTROBOSAN.
Kini kami hadir kembali walaupun dengan
keadaan kami masih belum stabil karena radiasi
ujian. Kami pun mencoba untuk
mempersembahkan karya terbaik kami yang
telah kami siapkan selama seminggu ini.Melihat minat membaca dan menulis Masisir
yang terus menurun, kami berharap dengan
kehadiran kami di sini bisa membantu
meningkatkan minat membaca dan menulis yang
menjadi kode etik bagi mahasiswa khususnya.
Dikarenakan berubahnya orientasi menjadi
diorientasi yang tak terasa namun kini marak di
kalangan Masisir. Kami pun tergerak dari hati
yang paling dalam untuk bersama sama
membangun minat membaca dan menulis di
kalangan Masisir.
Alhamdulilah beberapa waktu lalu
TROBOSAN telah melakukan survei bersama
kru kami untuk mengujungi beberapa tempat
bersejarah yang ada di sekitar kota Kairo untuk
menghadirkannya ke tengah anda. Walaupun
dengan kru yang jumlahnya tidak begitu banyak,
kami pun tetap bersemangat dan berusaha
menghadirkan buletin TROBOSANuntuk warga
Masisir yang sedang menikmati masa masa
liburan kali ini.
Bukanlah materi yang kami harapkan
dari penerbitan buletin ini, kami pun tidak
mematok harga untuk buletin ini. Namun
anda pun pasti paham bahwa semua proses
dari pengumpulan gagasan, penulisan,
pengeprinan hingga percetakan semuanya
membutuhkan ongkos.Beraneka ragam tulisan kami hadirkan,
namun tak terlepas dari itu kami masih
sangat hijau dalam dunia jurnalistik
khususnya dalam bidang tulis menulis.
Kami terus berusaha untuk membenahidiri guna meningkatkan kualitas tulisan
yang kami torehkan dalam buletin ini.
Respon dan kritik para pembaca pun
mengobarkan semangat kami untuk terus
hadir di antara anda, yang tak lain dari itu
bahwa respond atau komentar menjadi
tanda bukti keberadaan kami. Tak ada kata
yang terucap sia-sia, karena semua kerja
keras kami selama ini yang mengahadirkan
manfaat bagi anda semua Insya Allah.Untuk mengisi liburan kali ini
TROBOSANhadir dengan topik yang
berbeda, guna menyegarkan otak yang
selama satu bulan penuh menghadapi ujian
yang menjadi penentu bagi masa depan.
Maka dari itu, setelah kami telaah dan
amati ternyata banyak dari kalangan
Masisir yang menjadikan tempat
perbelanjaan sebagi tujuan berwisata,
khususnya para mahasiswi.Untuk itu di edisi kali ini, kami
mencoba hadir untuk
mengulas topik yang sedikit berbeda
dengan edisi sebelumnya. Di edisi kali ini
kami akan menguak tentang berwisata
dengan cerdas dan murah di sekitar Kairo.
Salah satunya, kami akan menguak tentang
situs peninggalan bersejarah di Kairo yang
jarang dikunjungi oleh kalangan para
mahasiswa ataupun mahasiswi.
Menceritakan beberapa bangunan
bersejarah yang ditinggalkan para pejuang
dan penyair di zaman dahulu, seperti
museum penyanyi tersohor Ummu
Kultsum, penyair Ahmad Syauqi dan lain
sebagainya. Dan juga kami mencoba
memaparkan beberapa tempat tempat
wisata yang dekat dengan kita tapi sangat
jarang dikunjungi, seakan akan terdengar
asing di telinga kita.Untuk saran dan kritik dengan tangan
yang terbuka, Kami akan menerima nya.
Karena dengan kritikan dan saran andalah
kami akan bangkit dan berdiri sekokoh
bangunan bangunan kuno peninggalan
sejarah, yang tak akan hanyut atau pun
lenyap di telan oleh zaman.Terima kasih kami ucapkan dari lubuk
hati Kami yang paling dalam atas saran dan
kritik yang anda lontarkan untuk Kami
selama ini. Selamat membaca! []
02
Express Copy
Menerima segala jenis
fotokopi
Mahatthah Mutsallas,
Hay `Asyir
Building 102 Sweesry.
Hp: 01001726484
-
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
3/12
TROBOSAN, EdisiInterakf Liburan, 31 Januari 2013
S i k a p
03
Semakin Murahnya Sebuah Nilai
Lagi-lagi aksi kejahatan terhadap maha-
siswa Indonesia terjadi. Para duta bangsa
yang berjuang untuk masa depan bangsa
dengan pergi menuntut ilmu di negeri ini
justru menjadi sasaran empuk bagi tidakankejahatan yang dilakukan oleh beberapa
pihak yang tidak bertanggung jawab. Empat
orang mahasiswa ditodong oleh tujuh orang
pemuda Mesir bersenjatakan pisau saat
mereka begadang di depan kantor imigrasi,
saat mereka menunggu antrian kantor
imigrasi.
Memang, kita tidak bisa menunjukkan
jari kepada salah satu pihak untuk menunjuk
siapa yang salah dalam perkara ini. Jika kita
menyalahkan para pelaku kejahatan,
sebenarnya ada hal lain yang membuat
mereka nekat melakukan hal itu. Krisis
ekonomi yang menjerat rakyat Mesir bisa
menjadi salah satu faktor meningkatnya ke-
jahatan yang terjadi di negeri ini. Dalam
lilitan ekonomi, cara apapun bisa saja
dilakukan agar dapat bertahan hidup.
Bukankah zaman dahulu sayyidina Umar bin
Khatthab pernah menghapuskan sementara
hukuman potong tangan untuk para pencuri
ketika kelaparan melanda negeri?
Belum lagi krisis politik yang tak menen-
tu menjadikan para pihak berwajib kewala-
han. Kita pun tidak bisa menyalahkan para
petugas keamanan atas kurangnya perhatian
mereka terhadap aksi kejahatan yang me-
nimpa mahasiswa asing. Para petugas kea-
manan itu masih dibuat pusing oleh urusan
negerinya sendiri, naiknya tingkat kejahatan
di negeri ini mengharuskan mereka untuk
bekerja ekstra dalam kondisi seperti ini.
Terlebih lagi penodongan itu terjadi pada
tanggal 25 Januari, saat negeri ini dikacaukan
dengan berbagai macam kerusuhan yang
serentak hampir di seluruh pelosok negeri.
Kerusuhan di Port Said dan Suez yang me-nyebabkan beberapa nyawa melayang dan
ratusan orang cidera. Begitu juga Ismailiyah,
Kafrussyaikh dan Aleksandria. Kota Kairo
pun tidak luput dari kerusuhan, jalur Metro
dan terowongan Al-Azhar diblokir massa,
bentrokan antara petugas keamanan dengan
massa terjadi di beberapa wilayah sekitar
lapangan Tahrir. Pastinya, para petugas kea-
manan memiliki urusan yang jauh lebih pen-
ting ketimbang hanya mengurusi pe-
nodongan yang terjadi kepada dua orang
mahasiswa, warga asing pula.
Di pihak lain, para mahasiswa pun terka-
dang seolah tidak sadar bahwa tindak keja-
hatan akan selalu menghantui mereka ka-
panpun dan di manapun. Sangat mudah
melihat para mahasiswa yang tenang me-
mainkan blackberry mereka di tengah
keramaian bus, kita pun akan sangat sering
melihat para mahasiswi mengenakan tas
selendang yang sangat mudah untuk dijam-bret.
Namun dalam masalah penodongan kali
ini, para mahasiswa itu pun tidak bisa di-
salahkan sepenuhnya. Kebutuhan akan visa
memaksa mereka harus rela menahan
kantuk dan dingin bahkan bertaruh nyawa
untuk menunggu kantor imigrasi yang baru
akan buka di keesokan harinya. Dan siapa
sangka bahwa antrian kali ini akan berujung
pada penodongan yang bisa saja melenyap-
kan nyawa mereka saat itu juga. Meski pihak
KBRI dan PPMI telah mengusahakan pengu-
rusan visa secara kolektif untuk mengatasi
hal ini, namun hal itu masih dinilai belum
bisa mengatasi permasalahan antrian visa.
Antrian sejak malam hari masih saja berlang-
sung sebagaimana tahun sebelumnya.
Berbicara masalah primitifnya penguru-
san birokrasi visa pun akan tersandung
dengan kebijakan pihak yang mengeluarkan
visa tersebut, departemen dari pemerintahan
Mesir yang terkait. Apapun ide dan usaha
yang kita lakukan sebagai masyarakat asing
di negeri ini tetaplah akan kembali lagi ke
perkataan Kita tidak punya wewenang akan
hal itu.
Maka, berbicara tentang sebuah masalah
justru akan mengantar kita kepada hal lain
yang menyebabkan masalah itu terjadi.
Tasalsul, sebuah masalah terjadi karena
adanya masalah lain, yang masalah itu terjadi
karena adanya masalah lainnya, begitu se-
terusnya.
Kembali ke hikmah di atas. Sering ter-
jadinya tindak kejahatan seolah menjadi
tanda bahwa nilai dari sebuah kejahatan pun
kini telah menurun. Jika dahulu saat tindakkejahatan jarang terjadi, sebuah penodongan
yang dilakukan terhadap seorang mahasiswa
bisa menjadi sebuah berita penting yang
perlu untuk ditindaklanjuti dengan serius.
Namun saat ini, saat berbagai macam tindak
kejahatan sering terjadi, kasus penodongan
seolah menjadi hal biasa yang tidak perlu lagi
ditanggapi serius, karena sebuah penodo-
ngan atau penjambretan di satu tempat akan
disusul dengan kejadian yang hampir sama
di tempat lain pada waktu yang tidak terlalu
lama. Mungkin tindakan serius baru akandilakukan jika tindak kejahatan yang terjadi
lebih dari sekedar penjambretan ataupun
penodongan, pembunuhan dan pemerkosaan
misalnya.
Meminjam istilah seorang jurnalis India,
Arundhati Roy, penulis buku The God of
Small Thing, ia mengkritik kemajuan
teknologi persenjataan perang yang semakin
menurunkan nilai sebuah peperangan. Jikadahulu peperangan yang dilakukan dengan
pedang dengan beberapa orang korban su-
dah merupakan sebuah peperangan yang
dahsyat, maka saat ini perang belumlah dise-
but dahsyat jika belum menggunakan senjata
nuklir. Lima nyawa yang terbunuh dalam
peperangan tradisional antar suku awalnya
adalah sebuah kejadian yang besar, namun
kini telah kalah pamor dengan lenyapnya
nyawa satu kota yang diakibatkan karena
bom nuklir.
Maka, aksi baku tembak antara petugas
keamanan dan gerombolan preman yang
terjadi di daerah Tub Romly pada tanggal 22
Januari lalu tidaklah lagi disebut sebagai
peperangan meski entah memakan berapa
korban jiwa. Kejadian seperti itu mungkin
sekarang hanya akan disebut sebagai sebuah
keributan antara dua pihak. Begitupun
dengan penyerangan Israel ke Palestina be-
berapa bulan yang lalu. Penurunan kadar
horor dari sebuah peperangan mengakibat-
kan terbunuhnya puluhan orang warga Pa-
lestina sudah bukan lagi sebuah berita yang
wah!.
Kembali lagi ke masalah penodongan
empat mahasiswa tadi. Sepertinya kita pun
telah mengamini turunnya kadar horor dari
kejahatan yang terjadi. Penodongan sudah
bukan lagi sebuah hal yang perlu diambil
tidakan yang serius, penjambretan sudah
menjadi hal yang tidak perlu diperhatikan
dan pembobolan rumah hanya menjadi hia-
san di grup-grup Facebook. Para pejabat
KBRI yang terkait pun akan tetap berlaku
seperti bagaimana biasanya, PPMI dan DKKM
pun masih akan berjalan dengan kegiatanlayaknya hari-hari biasa, dan para maha-
siswa pun akan tetap bermain Blackberry di
bis dan berjalan-jalan dengan menenteng
Samsung Galaxy Note seolah Mesir adalah
negara paling aman se-dunia.
Namun satu pertanyaan kami lontarkan
kepada anda, apakah benar nilai sebuah tin-
dak kejahatan sudah turun sedemikian rupa
di benak anda hingga anda bisa tenang-
tenang saja? []
Sebuah hikmah mengatakan, Selain adab, segala sesuatu akan bernilai murah jika semakin banyak..
-
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
4/12
TROBOSAN, EdisiInterakf Liburan, 31 Januari 2013
Laporan UtamaAlternatif Liburan Dekat dan Murah
tuliskan ayat al-Quran yang berisikan ke-
makmuran yang bersumber dari air. Menurut
riwayat skrip kaligrai ini merupakan hasil
restorasi yang dilakukan oleh Ibnu Tulun. Di
tiga sisi dinding bawahnya anda bisa menik-
mati tiga buah lubang air yang dibentuk seper-ti mihrab masjid sebagai jalan masuknya air
sungai Nil ke dalam sumur pengukur. Dit-
ambah lagi dengan sorot lampu dari atas, san-
gat mempesona.
Untuk masuk ke dalam situs ini kita hanya
perlu merogoh kocek 8 LE. Tiket itu bisa
didapatkan di gerbang pintu masuk. Kalau
anda membutuhkan pemandu wisata tidak
perlu khawatir karena di sana ada pemandu
yang sangat ramah dan siap membantu anda
mempelajari wisata sejarah tempat tersebut.
Jika anda berminat berkunjung, sebaiknya
jangan berangkat sore hari karena situs ini
tidak buka sampai malam. Situs hanya buka
mulai dari jam 09.00 sampai jam 16.00 CLT.
[] Tsabit
Jika anda suka berkunjung ke tempat yang
memiliki pemandangan alam indah, jangan
lewatkan berwisata alam ke pulau Rawda
(Roda). Karena selain memiliki pemandangan
yang indah, di ujung selatan pulau tersebut anda
bisa menemukan situs bersejarah. Di sana andaakan menjumpai Nilometer, sebuah konstruksi
bangunan untuk mengukur ketinggian air Nil
yang sudah digunakan dari zaman Mesir kuno
hingga era modern ini. Struktur bangunan ini
merupakan peninggalan tertua di Mesir yang
masih berdiri dan bisa kita nimati sekarang ini.
Karena dulu Mesir sering mengalami banjir
kiriman pada bulan Agustus sampai September,
maka dibangunlah Nilometer untuk dijadikan
pengukur alat.
Pada abad pertengahan, Nilometer ini terke-
nal menjadi alat pengatur aliran air yang
digunakan untuk perayaan Fath al-Khalij atau
festival pembukaan kanal. Festival ini merupa-
kan simbol kemakmuran Mesir yang tergantung
pada sungai Nil. Jika sedang mengalami krisis
air, festival ini diganti dengan doa meminta air.
Sebuah rekam sejarah yang sangat luar biasa
dan sangat terkenal pada masa tersebut.
Bangunan Nilometer yang kita temui
sekarang telah mengalami beberapa kali pemu-
garan. Namun stuktur aslinya bisa kita temui,
yang mana pertama kali tercatat pada tahun
861. Ketika itu pembangunan Nilometer ini di
bawah komando perintah Khalifah Abbasiyah,Al-Mutawakkil. Menurut salah satu sumber,
pembangunan Nilometer yang ada sekarang
dirancang oleh Ahmad Al-Farghani, seorang
ilmuwan isika dan astronomi asal Farghana
(sekarang masuk wilayah Uzbekistan). Setelah
itu struktur ini juga kembali dipugar pada tahun
870 dan 1092. Bangunan yang ada sekarang
sebagian besar masih asli, kecuali atap kerucutkayu (kubah di dalam) yang merupakan
restorasi modern. Kubah ini sebelumnya pernah
hancur ketika perang sipil dengan Perancis
pada tahun 1825, kemudian dibangun kembali
dengan pada abad ke-18 oleh wisatawan
Denmark.
Pertama kali masuk kawasan anda akan
mendapatkan patung Abul 'Abbas Ahmad ibn
Muhammad ibn Kathir al-Farqhani. Dia adalah
seorang astronom dari masa Abbasiyah yang
ditugaskan di Mesir.
Kemudian anda akan menemukan bangunan
Nilometer di ujung pulau. Di sana ada bangunan
yang berkubah kerucut berwarna coklat pekat
kehitam-hitaman. Jika melihat seberang, anda
akan merasakan bahwa keberadaan pulau Raw-
da (Roda) memang benar-benar membelah
sungai Nil. Sebuah pemandangan yang sangat
menakjubkan.
Bangunan Nilometer berbentuk kotak
dengan lubang mirip sumur yang memiliki tiga
lubang air di dindingnya. Terdapat sebuah
tangga yang mengundak untuk bisa mencapai
permukaan terbawah. Di tengah-tengah ter-
dapat tiang yang berfungsi sebagai pengukurketinggian air. Ketika masuk ke dalam, anda
akan mendapat beberapa ukiran kaligrai ber-
03
Nilometer
Ujian telah selesai beberapa minggu lalu, anda pun saat ini pastinya tengah menikmati
liburan yang mungkin telah anda rencanakan sejak saat ujian kemarin. Bagi anda yang
memiliki kocek lebih, mungkin saat ini anda sedang menikmati liburan ke Turki ataupun
Luxor. Atau bagi anda yang penasaran akan putihnya salju (dan semoga masih ada), mung-
kin anda saat ini sedang dalam perjalanan menuju Sinai demi menggenggam bola salju dan
melemparkannya ke teman anda. Namun bagi anda yang saat ini ingin berlibur namun
tidak memiliki biaya besar, beberapa tempat yang akan kami sajikan bisa menjadi alter-
natif bagi liburan anda kali ini.
-
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
5/12
TROBOSAN, EdisiInterakf Liburan, 31 Januari 2013
Laporan Utama
Museum Ahmad Syauqi bisa menjadi
alternatif tempat yang anda kunjungi dalam
libur semester kali ini. Diresmikan oleh
Pemerintah Mesir pada tanggal 17 Juni 1977,
musium Ahmad Syauqi menjadi salah satu
pusat rujukan bagi pelajar di Mesir untuk
referensi menulis tesis atau disertasi.Nama musium Ahmad Syauqi sendiri
didedikasikan untuk menghormati seorang
penyair terkenal di jazirah Arab yang
dijuluki Pangeran Poets atau Amir Al-Suara
asal Kurdi yang bernama Ahmed Syauqiyang hidup pada tahun 1869-1932 Masehi.
Terletak di Corniche Nile, Giza, Museum
ini merupakan tempat tinggal Ahmad Syauqi
setelah kembalinya dari Eropapada tahun
1914. Rumah ini awalnya dinamai Karma
Ibnu Hani karena Ahmad Syauqi merupakan
pengagum salah seorang penyair dinasti
Abbasiyah, Abu Nawwas Hasan Bin Hani.Museum Ahmad Syauqi ini dialokasikan
sebagai tempat sejarah seni, budaya dan
peniggalan Ahmad Syauqi seperti medali,
piagam penghargaan pemerintah Emirat
Arab dan lainnya. Pada bagian luar musium,
terdapat patung perunggu Ahmad Syauqi
yang dibuat oleh pematung Gamal Mesir El
Seguini. Patung ini dibuat sebagai upacara
peringatan 50 tahun meninggalnya Ahmad
Syauqi yang dihadiri oleh Pemerintah Mesir,
Kebudayaan Italia, Walikota Roma, Seniman
Arab, Penyair, dan Penulis. Patung ini sama
dengan patung yang terletak di taman Opera
di samping komplek Opera Kairo.
Pada bagian dalam museum, terdapat
dua lantai atas dan bawah. Di lantai bawah
terdapat perpustakan audio dan
perpustakaan Ahmad Syauqi untuk kerabat
dekatnya Mohammed Abdel Wahab Suite
yang terdiri dari 332 buku dan puisi-puisi
yang tertulis dalam kertas biasa. Dilantai
atas tedapat 713 naskah dan draf serta
berbagai pernak pernik lukisan maupun foto
tentang kehidupan Ahmad Syauqi.Saat awal menginjakan kaki di museum
ini, nampak keindahan dari asrinya
lingkungan, gedung megah dengan
arsitektur eropa, dan ditambah dengan
keindahan sungai Nil didepannya.
Bagi anda yang senang syair-syair puisi
berbahasa Arab, disini anda akan
menemukan puisi-puisi indah karangan para
penyair terkenal seperti Ahmad Syauqi dan
lainnya. Dan bagi anda pelajar sastra Arab
yang sedang menulis tugas akhir kuliah,
tempat ini sangatlah cocok untuk menjadi
rujukan referensi karena banyak berbagai
macam buku karangan Ahmad Syauqi dan
penyair-penyair terkenal lainnya.
Museum ini dibuka pada setiap hari dari
jam 8 pagi sampai jam 2 siang. Dalam
perjalanan menuju musium Ahmad Syauqi,
anda dapat naik bis jurusan munib
kemudian turun di hadiqoh Giza. Bagi anda
yang pernah pergi ke kebun binatang Giza,
musium ini terletak hanya satu blok
setelahnya. Informasi lebih lanjut anda dapat
googling dengan kata kunci Ahmad Syauqi
Museum. Selamat menikmati! [] Luthi
04
Jika kita berkunjung ke dalam kawasan
Nilometer, anda akan menemukan patung
seorang wanita berwarna hijau lumut di de-
pan sebuah gedung. Patung tersebut digam-
barkan sebagai Ummi Kultsum. Karena selain
Nilometer, di dalam kawasan situs terdapat
juga Museum Ummi Kultsum, seorang pen-yanyi legendaries Mesir (1898-1975).
Bangunan museum ini terletak di timur pintu
masuk. Kalau anda berminat berkunjung ke
dalam museum ini, anda harus merogoh
kocek 6 LE. Museum Ummi Kultsum ini
berisikan benda-benda yang lekat dengan
sang legenda, seperti pakaian dan benda-
benda yang akrab dengan keseharian.
Di sebelah kanan pintu masuk anda akan
menemukan kacamata hitam yang berhias-
kan kerlap-kerlip berlian. Di seberang pintu
masuk di sediakan bioskop kecil, anda bisa
meminta petugas memutar ilm dokumenter
ini. Film ini berkisah tentang kehidupannya,
mulai dari kecil, pertama kali meniti karir,
puncak karir, hingga cerita akhir hayatnya.
Di sebelah kanan bisokop anda akanmenemukan lorong, yang memampang syair
lagu-lagunya yang ditulis asli dengan tangan
Ummi Kultsum. Selain itu, ada juga terdapat
beberapa piagam, medali penghargaan, kos-
tum konser. Semua itu terletak samping
kanan-kiri lorong. Sementera itu, di samping
kiri bisokop anda akan menemukan banyak
buku-buku dan klipping berisikan riwayat
dan sepak terjang beliau. [] Tsabit
Museum Ummi Kultsum
Museum Ahmad Syauqi
-
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
6/12
TROBOSAN, EdisiInterakf Liburan, 31 Januari 2013
Jika Indonesia memiliki PUSKIN sebagai
pusat kebudayaan Indonesia di Kairo, maka
beberapa negara lain pun memiliki pusat
kebudayaan yang serupa untuk mengenal-
kan budaya mereka di negeri ini.
Japan Foundation
Kita mulai dari Negeri Sakura. Jepangmerupakan salah satu negara yang gencar
mengenalkan budayanya kepada dunia, khu-
susnya negeri ini. Salah satu pengenalan bu-
daya Jepang adalah dengan adanya Japan
Foundation, pusat kebudayaan masyarakat
Jepang di negeri ini.
Terletak di kawasan Garden City, tepat-
nya di 5F Cairo Center Building, 106 jalan
Kasr al-Aini, anda bisa mengikuti berbagai
macam kegiatan yang diadakan oleh Japan
foundation.
Dimulai dari kursus Bahasa Jepang. Japan
Foundation mengadakan kursus bahasa Je-
pang dengan kurikulum standar yang telah
teruji dan guru-guru yang berpengalaman.
Kursus ini terdiri dari 10 level: level 1 sampai
6 untuk pemula, level 7 sampai 9 untuk ting-
kat lanjutan, dan level 10 untuk level terting-
gi. Jika anda berminat dan memiliki uang
yang cukup, anda bisa mengikuti kursus ini
dengan biaya sebesar 600 LE untuk setiap
levelnya.
Selain itu juga terdapat beberapa kursus
lain, di antaranya adalah kursus origami. An-
da pasti tahu apa itu origami, seni melipat
kertas yang populer dari Jepang. Bertempat di
el-Sawy Culturewheel, kursus ini terdiri dari
tiga kali pertemuan dengan kurun waktu dua
jam setiap pertemuan. Untuk kursus ini anda
hanya dikenakan biaya sebesar 30 LE untuk
keseluruhan.
Ada juga kursus merangkai bunga atau
disebut juga dengan Ikebana. Kursus ini khu-
sus bagi anda pecinta bunga dan penasaran
untuk mengetahui teknik merangkai bunga
ala Jepang. Bertempat di perpustakaan Japan
Foundation, kursus ini diadakan empat kali
dalam satu tahun. Jika anda berminat, se-
diakan uang sebesar 200 LE untuk pendafta-
ran.
Untuk yang suka gratisan, Japan Founda-
tion memiliki klub permainan Igo. Jika anda
pernah melihat dalam sebuah ilm terdapat
adegan dua orang berhadapan dengan sebuah
papan mirip papan catur, lalu di atasnya ter-
dapat kancing-kancing hitam dan putih, itulah
Igo. Diadakan setiap hari Ahad pertama dan
ketiga dan Sabtu keempat setiap bulannya,
anda bisa ikut bermain Igo bersama teman
anda gratis di tempat ini. Paling tidak, anda
tahu bagaimana cara bermain dengan kancing
-kancing hitam putih itu.
Nah, bagi anda pecinta komik manga,
Japan Foundation adalah tempat yang pas
untuk melepaskan dahaga anda. Denganmembayar uang pendaftaran sebesar 20 LE
untuk pelajar dan 40 LE untuk orang dewasa,
anda bisa mendapatkan fasilitas keanggotaan
di perpustakaan Japan Foundation yang
memungkinkan anda untuk membaca dan
meminjam buku apapun di sini, termasuk
komik.
Selain itu juga diadakan berbagai macam
seminar dan pemutaran ilm yang sayang jika
anda lewatkan. Maka, jika anda bosan dengan
liburan yang seperti itu saja, maka Japan
Foundation bisa menjadi alternatif untuk
liburan anda kali ini.
Untuk mencapai tempat ini, anda tinggal
naik metro turun di lapangan tahrir, lalu ber-
jalan dua blok di belakang gedung Mugam-
ma`, Cairo Center Building. Informasi lebih
lanjut bisa anda akses di www.jfcairo.org,
ataugoogling dengan kata kunci Japan Foun-
dation Cairo.Arigato Gozaimasu![] Fahmi
El-Sawy Culturewheel bisa menjadi tem-
pat alternatif anda dalam mengisi liburan
semester kali ini. Didirikan oleh insinyur Mu-
hammed el-Sawy pada tahun 2003, El-Sawy
Culturewheel menjadi pusat kajian sekaligus
penampilan seni dan budaya yang dikunjungi
tidak kurang dari 500.000 orang setiap ta-
hunnya.
Nama el-Sawy sendiri diambil sebagai
penghormatan terhadap ayahnya, Abdel Mo-
nem el-Sawy, seorang novelis dan pernah
menjabat sebagai Menteri Kebudayaan Mesir.
Berdiri di atas lahan seluas 5.000 m2
,terletak di bawah jalan layang 15 Mei, pulau
Zamalek, El-Sawy Culturewheel menjadi tem-
pat nongkrong yang asik untuk para remaja
dan para turis. Terdapat setidaknya lima
buah panggung pementasan dan beberapa
aula sebagai tempat pameran.
Bagi anda yang senang mendengarkan
musik, di sini juga diadakan konser musik
dari berbagai macam aliran, dari jazz, hiphop,
rock, orkestra, paduan suara sampai musik
tradisional Mesir. Di sini juga terdapat teater
pertunjukan teater drama, teater musikal,
sulap dan berbagai penampilan yang menarikuntuk disaksikan.
Dan bagi anda yang suka menonton ilm,
di sini adalah tempat yang pas untuk mencari
tontonan yang asyik dan mendidik. Di sini
pun terdapat perpustakaan yang pastinyaakan mengobati dahaga anda akan bacaan
berkualitas, sayang sekali jika anda tinggal-
kan begitu saja.
Di dalamnya juga diadakan berbagai
macam seminar dari berbagai bidang, dari
seni, fotograi, jurnalistik, kedokteran, se-
jarah, hingga bahasa Arab yang pastinya akan
menambah wawasan anda. Berbagai macam
kegiatan ini bisa anda lihat di jadwal yang
tertera pada website resminya.
Di antara acara menarik yang diadakan
pada bulan februari adalah teater bonekayang diadakan oleh grup teater el-Arais yang
mengangkat tentang kehidupan penyanyi
terkenal Mesir, Ummi Kultsum, 7 Februari
2013.
El-Sawy Culturewheel ini juga merupakan
pusat kebudayaan swasta yang terlepas dari
pemerintahan, maka ia memiliki nilai lebih
dari segi kebebasan berekspresi dan kualitas
seni ketimbang pusat kebudayaan yang dia-
tur oleh pemerintah. Hal ini bisa dilihat dari
beragamnya kegiatan yang diadakan di sana
mencakup berbagai macam bidang.
Beberapa agenda menuntut anda untukmengeluarkan uang untuk pembayaran tiket.
Namun meski begitu, hal itu tidak
menghalangi anda untuk tetap mengunjungi
tempat ini untuk sekedar melihat-lihat atau-
pun mendaftar menjadi anggota.
Dengan biaya 50 LE, anda bisa mendapat-
kan status keanggotaan di El-Sawy Culture-
wheel ini. Dengan menjadi anggota tetap anda
bisa mendapatkan berbagai kemudahan dan
keuntungan, di antaranya mendapatkan
potongan harga untuk pembelian tiket
berbagai konser, mendapatkan hak untuk
meminjam buku yang terdapat di per-
pustakaan, dapat menghadiri acara pem-
utaran ilm gratis, dan dapat ikut ber-
partisipasi dalam berbagai macam seminar
dan diskusi yang diadakan. Maka, jika andaingin mencari hal baru untuk mengisi hari-
hari anda di negeri ini tidak ada salahnya
menyempatkan diri untuk mengikuti
berbagai kegiatan yang ada di sini.
Untuk mencapai tempat ini, anda tinggal
naik bis nomor 109 dari arah Asyiratau Sabi`,
atau 121 dari Ramses Square lalu turun di
depan El-Sawy (sebelum jembatan yang
menghubungkan Zamalek dengan el-Aguza,
sekitar 500 meter dari Diwan Bookstore).
Informasi lebih lanjut bisa diakses di halaman
resminya di www.culturewheel.com, atau
bisa juga googling dengan kata kunci el-sawy
culturewheel. [] Fahmi
Laporan Utama
06
Pusat Kebudayaan Asing
El-Sawy Culturewheel
1
2
http://www.jfcairo.org/http://www.jfcairo.org/http://www.culturewheel.com/http://www.culturewheel.com/http://www.culturewheel.com/http://www.jfcairo.org/ -
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
7/12
TROBOSAN, EdisiInterakf Liburan, 31 Januari 2013
Laporan Utama
07
Goethe Institut (Jerman)
Anda pasti mengenal Mesut Ozil, seorang
pesepak bola asal Jerman keturunan Tur-
ki. Ya, Jerman tidak hanya terkenal dengan
sepakbolanya, namun juga Jerman memiliki
kebudayaan yang patut diperhitungkan.
Untuk pusat kursus bahasa Jerman ter-
letak di jalan Hussein Wasef, Doqi. Goethe
Institut mengadakan kursus bahasa Jermanyang terbagi menjadi beberapa jenis yang
bervariasi, dan terbagi juga menjadi beberapa
level dan tingkatan. Rata-rata kursus ini di-
adakan selama 10 minggu di setiap levelnya,
dengan satu kelas maksimal terdiri dari 18
orang. Biaya kursusnya pun beragam, mulai
dari 980 LE sampai 2.850 LE tergantung jenis
kursus yang akan anda ikuti. Mereka pun
mengadakan ujian kemampuan bahasa bagi
anda yang memiliki kemampuan dalam baha-
sa Jerman dan membutuhkan sertiikat lulus
tes bahasa Jerman.
Jika harga kursus itu membuat anda ga-
lau, Goethe institut masih memiliki berbagai
kegiatan lain yang tidak memerlukan banyak
biaya dan sayang untuk dilewatkan. Seperti
pameran yang akan dilaksanakan di Gallery
Town House Cairo pada tanggal 20 Februari
sampai 3 Maret 2013, dan berbagai macam
seminar.
Anda juga bisa mendapatkan akses kepa-da berbagai macam ilm Jerman yang telah
diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab mau-
pun Inggris dengan mendaftarkan diri se-
bagai anggota pada saat peminjaman pertama
kali. Tidak kurang dari 150 judul ilm dari
berbagai genre dapat anda saksikan.
Selain itu juga anda bisa mendapatkan
informasi terkait studi di berbagai universitas
di Jerman. Pastinya anda tidak akan
melewatkan kesempatan ini bukan?
Anda pun bisa mendapatkan akses kepa-
da berbagai macam buku yang di per-
pustakaan Goethe Institut. Anda bisa
mendapatkan buku-buku tentang sastra Jer-
man, tata bahasa Jerman, seni dan budaya,
hingga ilmu sosial dan geograi. Perpustakaan
ini terletak di tempat yang berbeda dengan
pusat bahasa di atas, ia terletak di kantor
pusatnya di jalan al-Bustan, kode pos 7 Mu-
hammad Farid, 11518 Cairo. Anda tinggal
naik metro turun di lapangan Tahrir, lalumasuk jalan Thalat Harb kemudian belok kiri
di tikungan pertama, gedung ketiga sebelah
kiri anda.
Informasi lebih lengkap bisa anda akses
di http://www.goethe.de/ins/eg/kai/
arindex.htm, atau anda bisa googling dengan
mengetik kata kunci Goethe Institut Egypt.
Maka, Tahrir bukan saja menjadi pusat
demonstrasi belaka, namun anda pun bisa
mendapatkan pengalaman yang berbeda,
salah satunya dengan mengunjungi Gothe
Institut ini. Danke![] Fahmi
Utara
Doc: en.wikipedia.org Doc: wasla.fmDoc: weekly.ahram.org.eg
Goethe Institut
Lapangan Tahrir
Mugamma`
Japan Foundation
Stasiun Metro
Mar Girgis
Nilo Meter & Musium
Ummi Kultsum
Masjid Amru
bin Ash
Giza Zoo
Museum Ahmed
Shawki
Doc:Googlemaps
Doc:Googlemaps
Doc: jfcairo.orgDoc: jfcairo.org
3
1
2
3
Doc: shapingthenewpecs.wordpress.com
-
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
8/12
TROBOSAN, EdisiInterakf Liburan, 31 Januari 2013
Laporan Utama
08
Kairo memiliki banyak Istana para raja, di
antara istana raja yang terkenal dalam se-
jarahnya adalah Istana Mamluk Amir taz,
yang juga dikenal sebagai Dar Taz (rumah
Taz). Istana ini terletak di persimpangan
jalan Saliba dan jalan suyuiyya. Kira-kira di
antara Masjid Sultan Hassan dan Masjid IbnuTholun. Dibangun pertama kali oleh raja Taz
al-Nasiri pada tahun 753 H. Menurut sejarah,
ia adalah sosok bangsawan yang rupawan,
tinggi, dan gagah berani. Pada awalnya Taz al-
Nasiri adalah seorang tentara Mohammed
Qalawun. Namun kemudian naik pangkat
menjadi kepala dewan atau Amir Majlis.Lalu
kembali naik pangkat menjadi Sultan pada
tahun 752 H (1351 M.) berkat bantuan Salah
al-Din Muhammad Shalih Qalawun. Amir Taz
al-Nashiri memiliki dedukasi yang baik, maka
tak heran jika ia mendapatkan banyak
penghormatan.
Amir Taz membangun istana pada tahun
753 H. untuk merayakan pernikahannya
dengan putri Sultan An-Nasir Mohammed,
Khwand Zahra. Namun, meski memiliki
kekayaan dan pangkat tinggi, ia tidak bisa
menyelamatkan dirinya dari konspirasi yang
berbahaya pada masa itu. Ia terpaksa harus
menghadapi beberapa kali hukuman penjara.
Karena itulah Amir Taz tidak pernah
mendapat kesempatan untuk memegang
kekuasaannya kembali.Akhirnya, ia terpaksa
meninggalkan istananya yang megah dan
pergi untuk mencari ketenangan jauh dari
kotaKairo. Dia sempat tinggal selama bebera-
pa tahun di Yerusalem dan kemudian di Dam-
askus sebelum akhirnya meninggal pada ta-
hun 763 H.
Istana ini termasuk bangunan kuno, yang
dilengkapi dengan kebun dan halaman yang
luas. Kedua sisi timur dan barat dari istana itu
tertutup, hingga memberikan suasana terpen-
cil dan privasi. Kompleks ini dikelilingi oleh
dinding batu besar yang menjaga semua hala-
man yang ada didalamnya dari pandangan
orang yang melintas.
Istana Amir Taz memiliki banyak pintumasuk. Di antaranya pintu masuk utama yang
terletak di jalan Al-Suyyuiyya. Pintu ini kaya
akan hiasan stalaktit yang diapit oleh dua
lengkungan sekunder.Pintu masuk barat dan
utama digunakan sebagai pintu masuk untuk
kendaraan. Adapun Pintu masuk timur
menghadap gang, agak redup dan sem-
pit. Pintu masuk ini juga berkarakteristik
sama, yakni gaya arsitekturnya yang seder-
hana.
Loggia atau Maqad adalah salah satu bagi-
an dari istana yang dibangun pada abad ke-
17. Bangunan ini dapat diakses dari halamanutama melalui serambi megah dengan
dekorasi batu. Meskipun Loggia menunjuk-
kan itur gaya raja, namun perlu dicatat bah-
wa itu adalah tambahan pemerintah Ottoman
terhadap istana. Pun demikian, ia tetap
mengikuti aspek arsitektur yang sama dari
istana sebagai proporsi yang utuh, sehingga
tambahan tersebut tidak terlalu menonjol.
Loggia memiliki dua lantai, lantai pertama
adalah Qaa utama yang mengikuti desain
tradisional klasik durqa pusat dan memiliki
sisi berlawanan. Qaa ini memiliki dua pintu
masuk. Pintu masuk yang utama menuju
tangga marmer sementara yang lainnya
mengarah ke tempat pribadi milik ra-
ja. Banyak kamar dan ruang didalam kom-
pleks yang besar ini. Semuanya berada dalam
kondisi baik dan menunjukkan banyak lukis-
an-lukisan. Kamar mandi di lantai dasar
menunjukkan langit-langit yang indah,
menembus langit-langit berkubah dan datar
dengan kaca berwarna-warni berbentuk
kerucut. Ini adalah itur yang sangat umum
digunakan untuk penerangan dan sebagai
sarana untuk membantu penguapan air.
Demikian arsitektur bangunan IstanaAmir Taz yang penuh keindahan dan kemega-
han. Namun sayangnya, Istana ini sempat
mengalami banyak kerusakan struktural keti-
ka Kairo mengalami gempa pada tahun 1992.
Dan kerusakan itu tidak langsung diperbaiki
pada saat itu, sehingga beberapa tahun
kemudian bagian dalam istana mengalami
kerusakan lebih lanjut. Pintu masuk dan Qaa
yang menghadap pintu masuk juga runtuh.
Perlu diketahui bahwa Istana ini telah
mengalami beberapa kali renovasi, terutama
pada abad ke-17, selama reformasi Ismail
Khedive. Kemudian pada abad ke-19, menjadi
sekolah perempuan mesir pertama pada ma-
sa pemerintahan Ali Pasha Mubarok sampai
kondisinya memburuk. Setelah itu digunakan
sebagai gudang utama untuk menyimpan
buku pelajaran sekolah oleh Departemen
Pendidikan. Selain itu tujuan renovasi ini juga
untuk menjadikannya sebagai pusat ke-
budayaan dan sebagai pembelajaran seni
tradisional dan teknologi informasi. Renovasi
ini melibatkan lebih dari 400 orang.
Di abad ke-20 ini, istana mengalami reno-
vasi besar, dan sekarang terbuka untuk kun-
jungan wisata di pagi hari dengan daerah
baru yang mencakup pameran property ista-
na. Pada malam hari, istana menyelenggara-
kan acara televisi Mesir yang disebut Al
Kasr. [] Erika
Istana Amir Taz
Masjid al-Rifa`i
Masjid Sultan Hassan
Istana Amir Taz
Benteng Shalahuddin
al-Ayyubi
Doc: 2.bp.blogspot.com
Doc: wasla.fm Doc: Google maps
Utara
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&ei=C3MDUayQLIPJ0AXLsYGgCA&hl=id&prev=/search%3Fq%3Damir%2Btaz%2Bpalace%26hl%3Did%26tbo%3Dd%26biw%3D1024%26bih%3D469&rurl=translate.google.co.id&sl=en&twu=1&u=http://www.touregypt.net/cairo/&usg=ALkJrhhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&ei=C3MDUayQLIPJ0AXLsYGgCA&hl=id&prev=/search%3Fq%3Damir%2Btaz%2Bpalace%26hl%3Did%26tbo%3Dd%26biw%3D1024%26bih%3D469&rurl=translate.google.co.id&sl=en&twu=1&u=http://www.touregypt.net/cairo/&usg=ALkJrh -
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
9/12
TROBOSAN, EdisiInterakf Liburan, 31 Januari 2013
Seputar Kita
Pada Selasa (29/12) Dai Nada grup nasyid
Indonesia bertolak menuju Roma, Italia demi
menggelar konser perdamaian selama lima
hari. Acara ini terselenggara berkat kerjasama
antara pemerintah Mesir dengan pemerintah
Italia.
Sebelum berangkat ke Italia, Dai Nada telah
mengadakan konser kolaborasi bersama Tim
Messege of Peace pada tanggal 25 Januari di
Hadiqah Dauliyah guna memperingati revolusi
Mesir yang ke-2 sekaligus sebagai pemanasan
sebelum konser di Italia.
Sebenarnya Italia bukanlah negara yang
yang pertama kali dikunjungi oleh grup nasyid
yang berdiri sejak tahun 2003 ini, karena sebe-
lumnya Dai Nada pernah mengadakan konser
di Austria, Cina, Aljazair, Maroko, Prancis, Jer-
man dan Kuwait. Kedepannya, dalam dua bulan
dekat ini Dai Nada juga akan menggelar konser
di Jepang dan Rusia.
Dai Nada menjadi satu-satunya grup dari
Indonesia yang ikut bertolak ke Italia, selain
tiga grup lainnya yang berada dibawah kemen-
trian kebudayaan Mesir.
Meskipun secara struktural mereka berada
di bawah Kementrian Kebudayaan Mesir, Dai
Nada tidak hanya mengenalkan kebudayaan
Mesir, tapi juga mengenalkan kebudayaan In-
donesia. [] Zainuddin
09
Pada hari Jumat (25/1) sekitar pukul
11.45 malam, terjadi penodongan terhadap
beberapa orang mahasiswa Indonesia di
depan kantor imigrasi yang terletak di
samping asrama Madinatul Bu`uts al-
Islamiyah, Abbasiyah. Penodongan ini dil-
akukan oleh sekelompok pemuda Mesir
yang berjumlah tujuh orang dan membawa
senjata pisau dapur.
Salah seorang teman korban, Ahmad
Tirmidzi menuturkan di jejaring sosial Face-book bahwa gerombolan itu datang dengan
mengendarai tiga buah sepeda motor, dan
mengepung empat orang mahasiswa yang
saat itu sedang begadang di depan kantor
imigrasi. Satu orang berhasil melarikan diri
dari kepungan tersebut, namun ketiga
lainnya tidak sempat melarikan diri dan
akhirnya menjadi korban dalam aksi ini. Dua
buah telfon genggam raib dari tangan mere-
ka, dan para penodong itu pun langsung
melarikan diri.
Sebagaimana minggu-minggu sebe-
lumnya, keempat mahasiswa tersebut se-
dang menunggu antrian di kantor imigrasi
yang baru akan dibuka pada pukul sembilan
keesokan harinya. Namun nahas, kali initerjadi penodongan terhadap para maha-
siswa yang mengantri di sana. Selain sua-
sana jalan yang sepi pada saat itu, jumlah
mereka yang sedikit pun tidak sebanding
dengan jumlah para penodong yang lebih
banyak dan membawa senjata tajam.
Mengomentari hal ini, Jamil Abdul Latief
menuliskan di jejaring sosial Semoga rekan-
rekan lebih waspada dan berhati-hati
lagi [] Fahmi
Empat Mahasiswa Ditodong, Dua Telfon Genggam Raib
Dai Nada Bertolak Ke Italia
Doc. Facebook.com/tarmidzi.muhayar
El-Shawi
Culturewheel
Ramsis
Taman Opera,
Atabah
Egypt Museum
Lapangan Tahrir
Utara
Doc: Google maps
Liburan tiba, To dan Ing sedang me-
nyusuri tumpukan buku di Ma`ridh.
Setelah berjam-jam mereka berkeliling,
akhirnya mereka pulang ke rumah.
Di tengah jalan To bertanya kepada
Ing.
To : Ing! Ente beli buku apa aja..??
Ing : Banyak.. Fathul Bari, Lisanul Arab,
Sohih Muslim, Musnad Ahmad
banyak deh
To
: Lah, emang ente yakin bakal bisa
baca buku itu sampe habis??
Ing : Yah, dibaca mah urusan nomer
dua, yang penting beli mah dulu. Ntar
kalo udah di rumah baru dibaca
To : Mending kalo beneran kebaca, lah
di sini aja buku cuma buat menuhin
kamar sama buat background foto
proil Facebook...
Ing : Lah, mending dari pada punya
uang dihabisin buat yang ngga jelas
Lah, ente sendiri kenapa ngga beli
buku??
To : Prinsip ane beda sama ente. Ane
baru akan beli kalo satu buku udah
ane baca abis lah, sekarang aja
ane lagi baca satu buku, udah bertaun-
taun ngga abis...
Ing : Lah, buku apa emang?? Ko ngga
abis-abis??
To : Buku Muka!! Facebook!!
Ing : Sialan lu! []
Toing T B S
-
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
10/12
TROBOSAN, EdisiInterakf Liburan, 31 Januari 2013
Abad Kebangkitan Diaspora Indonesia;
Tantangan dan Peluang Bagi Diaspora Indonesia di MesirOleh: Mohammad Nur Salim*
O p i n i
Kata diaspora barangkali masih belum
populer di kalangan masyarakat Indonesia di
Mesir. Gampangnya, diaspora Indonesia ada-
lah orang di luar negeri yang berdarah, berji-
wa dan berbudaya Indonesia, baik yang masih
WNI maupun yang sudah menjadi WNA. Dias-
pora Indonesia adalah manusia yang dalam
hatinya ada merah putih.
Di Mesir ini, elemen diaspora Indonesia
adalah para pekerja/profesional, mahasiswa,
para ekspatriat, keturunan WNI, dan mereka
yang pernah hidup di Indonesia dan mempu-
nyai kecintaan mendalam terhadap Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan, apakah elemen-
eleman diaspora Indonesia di Mesir tersebut
sudah saling berjumpa dan terhubungkan
satu sama lain? Jika sudah, apakah hasil dari
hubungan antar elemen tersebut memberikanarti yang signiikan, baik bagi diaspora Indo-
nesia di Mesir sendiri maupun bagi Indonesia?
Selanjutnya, mengapa pembahasan mengenai
diapora dipandang penting?
Sebagaimana dikatakan Dubes RI untuk
AS, Dino Patti Djalal, di harian Kompas, 2 Juli
2012, bahwa di tahun 1980'an, Tiongkok
berhasil memanfaatkan jasa jutaan diaspora
Cina yang tersebar di Asia untuk menjadi jem-
batan modal yang kemudian mengakibatkan
pertumbuhan ekonomi yang spektakuler.
India dewasa ini aktif membina hubungan
kemitraan dengan 24 juta diaspora India di
seluruh dunia. Diaspora Azerbaijan jumlahnya
melebihi populasi Azerbaijan sendiri, semen-
tara diaspora Filipina setiap tahun mengirim
uang ke keluarganya yang jumlahnya 10%
dari PDB Filipina. Konon, hanya ada 14 juta
orang Yahudi di seluruh dunia (termasuk di
Israel) namun karena koneksitas diaspora
Yahudi yang sangat tinggi, mereka menjadi
kelompok ekonomi yang paling kuat di dunia.
Bagaimana dengan Indonesia?
Indonesia baru saja terbangun dari tidur
panjangnya untuk memanfaatkan potensidiasporanya yang tercecer di dunia ini. Pada
6 8 Juli 2012 Kongres Diaspora Indonesia I
digelar di Los Angeles, Amerika Serikat. Kon-
gres tersebut dibuka oleh Presiden RI melalui
video conference. Menurut laporan KBRI
Washington, kongres itu dihadiri beberapa
menteri, anggota DPR RI dan para tokoh.
Selain itu hadir juga lebih dari dua ribu peser-
ta dan sebanyak 87 pembicara. Tujuh belas
butir rekomendasi juga lahir dari kongres
yang dianggap sebagai Sumpah Pemuda Abad
21 tersebut.
Salah satu rekomendasi kongres I adalah
dibentuknya Indonesian Diaspora Netrwork
(IDN) yang digadang-gadang menjadi forum
yang menyatukan potensi seluruh diaspora
Indonesia dari seluruh belahan dunia. Selan-
jutnya di masing-masing Negara yang ada
diaspora Indonesia-nya diharapkan dapat
membentukclusterdiaspora sendiri-sendiri.
Hingga saat ini, telah terbentuk IDN local
Chapter di Washington DC, New York, Hou-
ston (Amerika Serikat), dan Sydney
(Australia).
Bagaimana dengan diaspora Indonesia di
Mesir?
Di Mesir ini ada lebih dari 4000 orang
diaspora Indonesia, namun belum ada wadah
milik bersama yang menjadi penampung as-
pirasi dan potensi mereka. Yang ada saat ini
masih bersifat parsial dan sektoral. Di ka-
langan mahasiswa ada wadah yang bernama
PPMI, kekeluargaan, cabang ormas di Indone-
sia, senat mahasiswa, Muntada S2-S3 dan lain
sebagainya. Di dunia profesional ada wadahyang bernama KOPPIM (Komunitas Pengu-
saha dan Professional Indonesia di Mesir).
Sementara itu, ada komunitas diaspora Indo-
nesia yang bekerja di KBRI, ekspatriat, jurnal-
is, tenaga kerja di sektor informal, dan lain
sebagainya.
Masing-masing komunitas diaspora yang
disebut sibuk dengan urusannya sendiri-
sendiri sehingga secara tidak disadari terjadi
keterputusan koneksi di antara mereka.
Pernahkan terbayangkan bahwa konek-
tivitas antar komunitas diaspora Indonesia di
Mesir ini mampu menciptakan sebuah mo-
mentum luar biasa?
Satu contoh kecil, di Mesir ini banyak ru-
mah makan Indonesia, namun sepak terjang
dan popularitasnya masih terbatas.
Pernahkah terbayangkan jika terjadi konek-
tivitas antara kegigihan etos kerja para
pengelola rumah makan tersebut dengan ilmu
dan pengalaman dari komunitas pengusaha
dan professional Indonesia di Mesir serta
komunitas di KBRI? Rumah-rumah makan
tersebut tentunya dapat dikembangkan
secara lebih luas dan lebih signiikan lagi.Selain tentunya menambah proit dalam hi-
tungan bisnis, juga akan mempopulerkan
khazanah kuliner Indonesia di kancah inter-
nasional dan menjadikan Indonesia semakin
dikenal lebih luas lagi. Pernahkan terba-
yangkan bahwa suatu hari RM. Padang,
Warteg, RM. Bandung akan populer di
Mesir seperti restoran Peking-nya Cina? Tentu
akan banyak pihak yang diuntungkan jika ini
semua menjadi kenyataan.
Di dunia keilmuan, tidak ada yang
menyangkal bahwa Mesir dengan Al-Azhar-
nya adalah kiblat keilmuan bagi dunia Islam.
Sebagai bagian dari Al-Azhar, mahasiswa In-
donesia yang belajar di Mesir merupakan duta
-duta yang siap berjuang dalam menebarkan
ajaran moderatnya Al-Azhar. Pernahkan ter-
pikir bahwa diaspora Indonesia di negara-
negara lain, terutama di belahan dunia bagian
barat, juga haus akan siraman dari duta-
duta al-Azhar? Siapakah yang dapat menjem-
batani konektivitas antara diaspora Indonesia
di Mesir dengan diaspora Indonesia di Negara
lain? Indonesian Diaspora Netrwork (IDN)
tentu akan sangat siap melakukannya.
Dua contoh kecil itu hanya sekelumit
manfaat yang mungkin diraih jika potensi
diaspora Indonesia di Mesir dapat terorgan-
isir dengan baik.
Dari sisi lain, sudahkah keberadaan lebih
dari empat ribu diaspora Indonesia di Mesir
ini memberikan kontribusi yang signiikan
bagi tanah air tercinta?
Inti dari pembahasan diaspora ini adalah
konektivitas. Ibaratnya seperti lidi-lidi yang
menemukan momentumnya saat terkoneksi
menjadi sapu yang mampu membersihkan
sampah-sampah yang berserakan.
Tahun 2013 ini, tepatnya tanggal 19
Agustus mendatang, Kongres Diaspora Indo-
nesia II akan diselenggarakan di Jakarta
dengan mengusung tema Diaspora Indonesia
Pulang Kampung.
Untuk itu, sudah waktunya bagi diaspora
Indonesia di Mesir untuk menyambut ajakan
Kongres Diaspora Indonesia dan bergabung
dalam Indonesian Diaspora Network (IDN).
Diaspora Indonesia di Mesir perlu segera
bangkit, berkiprah dan berkontribusi positif,
baik untuk sesama diaspora di Mesir maupun
untuk menyokong kemajuan di tanah air.
Langkah pertama yang dapat dilakukan
adalah menyatukan seluruh potensi diaspora
Indonesia di Mesir dalam sebuah kongres.
Dalam kongres tersebut seluruh aspirasi di-
jaring dan dipetakan sehingga lahirlah rek-
omendasi dan program aksi. Kemudian, yang
tidak kalah pentingnya adalah bagaimana
mengawal rekomendasi dan program aksi
tersebut agar dapat terealisasi. Untuk itu,yang dibutuhkan adalah para pengawal yang
dengan sukarela mampu menjalankan tugas
dan fungsinya dengan baik.
Untuk sampai ke sana, KBRI Kairo sebagai
institusi pemerintah perlu segera mengini-
siasi sebuah Kongres Diaspora Indonesia di
Mesir dan menjadi pengawal sementara
hingga terbentuk pengawal yang
sesungguhnya.
Pekerjaan ini tentunya tidak mudah, un-
tuk itu dibutuhkan kesungguhan kemauan
dan dukungan dari seluruh elemen diaspora
Indonesia di Mesir ini.
Siapkah kita menuju Kongres Diaspora
Indonesia di Mesir ???.
*Penulis saat ini menjabat sebagai Sekreta-
ris III Pensosbud KBRI Kairo.
10
-
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
11/12
TROBOSAN, EdisiInterakf Liburan, 31 Januari 2013
K o l o mFakih Ekslusif
Oleh: Ahmad Satriawan Hariadi*Melihat kemampuan Imam Syaii dalam
mengambil kesimpulan hukum ikih dan
kedalaman analisisnya, pemuda itu pun ber-
tanya kepadanya, Bagaimana anda men-
capai level setinggi ini dalam kesimpulan
ikih dan analisis anda? Imam Syaii menja-wab, Aku belajar seluk beluk kehidupan
sosial selama 20 tahun lamanya untuk
memudahkanku dalam mengambil kes-
impulan ikih.
Cerita di atas, terlepas dari kebena-
rannya, cukup menggambarkan kepada kita
bagaimana seorang fakih, atau akademisi
muslim pada umumnya, harus benar-benar
matang, baik ilmu pengetahuan, wawasan,
maupun pengalaman. Ia harus mempersiap-
kan dirinya secara multidimensi dan maksi-
mal.Kesiapan multidimensi mencakup kelua-
san pengetahuan terhadap ilmu agama, ke-
jelian pikiran dalam menyingkap makna-
makna yang tersirat dalam teks-teks sumber
hukum serta kaitannya satu sama lain, dan
kelapangan dada untuk turun langsung ke
ranah kehidupan untuk membaca realitas
sosial dan konstelasi politik yang marak di-
perbincangkan. Selain itu, ia harus memiliki
kesiapan yang maksimal, baik mental mau-
pun isik. Dengan kata lain, seorang akade-
misi muslim harus benar-benar all out di
dalam kehidupan ilmiahnya, tidak boleh
setengah-setengah.
Titik tekan dari cerita di atas sebenarnya
ada pada pentingnya seorang fakih untuk
membaca realitas kehidupan. Inilah yang
seringkali dipandang sebelah mata oleh be-
berapa kalangan akademisi muslim, karena
beberapa sebab; di antaranya adalah terlalu
terpaku pada teks sumber hukum atau-
pun pada fatwa ulama-ulama terdahulu,
begitu juga dengan pola pikir sang fakih yang
sangat sempit, keengganan untuk melihat
realitas umat dan bergaul dengan masyara-kat luas (eksklusif), dan lain sebagainya.
Akibatnya, hikmah Islam sebagai rah-
matan lil alamin pun tergerus bersama
hilangnya humanisme Islam, leksibelitas,
toleransi terhadap pemeluk Islam sendiri
maupun pemeluk agama lain, dan empat
karakteristik Islam lainnya sebagaimana
dicatat oleh Sheikh Al-Qaradhawi di dalam al
-Khashish al-mmah li al-Islm.
Tidak hanya itu, sifat eksklusif fakih ini
juga berimbas pada perubahan paradigma
masyarakat terhadap agama. Merekamenganggap agama hanya ritual-ritual yang
menjadi rutinitas. Bahkan, mereka mengang-
gap agama sebagai kungkungan yang setiap
orang harus berlepas darinya, karena diang-
gap mengebiri hak-hak personal.
Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan
kondisi sastra. Suatu hari, Prof. Thahir Abdul
Lathif, dosen mata kuliah Sastra Arab di
Fakultas Dirasat Islamiyah, pernah ditanya,
Man huwa al-adb? (Siapakah sastrawan
itu?) Ia menjawab, Al-Adb huwa alladzi
yamsy tahta aqdm al-mujtama. (Sastrawan
itu adalah mereka yang berjalan di bawah
telapak kaki masyarakat).
Dalam hal ini sungguh jelas, bahwa
sastrawan yang sebenarnya adalah mereka
menggunakan bahasa yang sederhana, se-
hingga mudah dimengerti tatkala dibaca oleh
berbagai lapisan masyarakat, namun ber-
makna dalam dan penuh dengan pesan-
pesan moral.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bah-wa adanya kemiripan antara sastrawan
aristokrat dengan fakih eksklusif dalam
hal orientasi dan cara pandang, yang masing-
masing berusaha menjauhkan nilai-nilai dari
sastra dan agama. Bahkan, fakih eksklusif
inilah yang paling bertanggung jawab atas
perubahan paradigma masyarakat terhadap
agama.
Jika sejatinya agama adalah pengatur
seluruh aspek kehidupan manusia, mulai
dari aturan personal hingga kehidupan ber-
bangsa dan bernegara, maka agama di mata
masyarakat saat ini adalah kumpulan ritual
personal yang membosankan. Parameter
takwa dalam konsep relasi vertikal, maupun
parameter akhlak dalam konsep relasi hori-
zontal, hanya tertulis di buku-buku sejarah
para pendahulu. Tujuh kakteristik universal
Islam yang seharusnya menjadi landasan
konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara hanya sekedar teori yang tak kun-
jung diaktualkan.
Di samping itu, ada beberapa kalangan
dari akademisi muslim yang hanya menjadi-
kan Islam sebagai alat legitimasi untuk mem-propagandakan ide-ide impor yang pada
dasarnya sangat sulit diterima oleh nalar dan
itrah manusia. Permasalahan yang paling
kentara dan banyak diperbincangkan oleh
kalangan ini adalah kebebasan (liberty), per-
samaan (egality), dan kesetaraan (fraternity),
yang berujung pada integrasi semua agama.
Dalam hal ini, Islam jelas-jelas mempunyai
jalan sendiri dalam memandang ketiga hal
tersebut. Namun lagi-lagi, tidak banyak kaum
muslimin yang mengetahuinya, apalagi
mengamalkannya.
Jika ditelusuri, penyebab munculnya ka-
langan akademisi muslim yang seperti ini
adalah karena hilangnya nilai-nilai spiritual
yang menjadi fondasi sekaligus karakter
setiap pemegang identitas muslim; seperti
keikhlasan, kejujuran, dan lain-lain. Aki-
batnya, orientasi mereka dalam mempelajari
agama bukan lagi untuk tegaknya kalimat
Allah di muka bumi, namun karena tujuan-
tujuan tertentu. sehingga mereka hanyamempelajari Islam secara umum, bukan
secara mendetail.
Dalam hal ini, Imam Syaii merupakan
tipe ideal seorang akademisi muslim. Ia
merupakan sosok yang matang, baik ilmu,
wawasan, maupun pengalamannya. Setelah
mematangkan ilmu agamanya, ia tak segan-
segan untuk mendalami berbagai disiplin
ilmu sosial dan bahasa, yang secara tidak
langsung sangat membantunya dalam me-
mecahkan berbagai macam permasalahan
ikih. Sehingga aktualisasi Islam sebagai rah-matan lil alamin benar-benar termanifestasi
di dalam dirinya sebagai seorang akademisi
muslim teladan sepanjang sejarah.
Di era modern, kita melihat beberapa
fakih/akademisi muslim yang yang patut
dijadikan teladan dalam membaca realitas
sosial dan konstelasi politik; seperti Syeikh
Yusuf al-Qaradhawi dalam bukunya Fiqhu al-
Aulawiyt (Fikih Prioritas), Fiqhu al-
Aqaliyyt al-Muslimah (Fikih Muslim Minori-
tas), Min Fiqhi al-Daulah (Fikih Bernegara),
dan lain-lain; begitu juga dengan Grand
Syeikh Muhammad Sayyid Tantawi dalam
Muamalt al-Bunk wa Ahkmuha al-
Syariyyah (Hukum-hukum Syariah Transaksi
Perbankan); demikian pula halnya dengan
Syeikh Muhammad Imarah dalam Fiqhu
Muqwamah al-Istibdd al-Siysi (Fikih Mela-
wan Tirani), salah buku yang ia tulis pas-
carevolusi 25 Januari 2011 kemarin.
Mereka semua telah membuktikan bah-
wa hidup seorang fakih/akademisi muslim
tidak hanya berkisar antara rumah atau per-
pustakaan. Seorang fakih justru harus mem-
baca realitas dan mengikuti perkembanganzaman. Ia harus berbekal dengan berbagai
ilmu-ilmu sosial kemasyarakatan.
Seorang akademisi muslim harus pandai
memainkan kejelian pikirannyadengan
asas takwa dan jujuruntuk menguraikan
hikmah dan kemudahan ajaran Islam. Se-
hingga Islam benar-benar menjadi pola
hidup manusia, baik yang berkaitan dengan
relasi vertikal maupun horizontal, di tangan
para akademisi muslim yang sejati. Begitu
juga Islam menjadi dasar konstitusi ke-
hidupan berbangsa dan bernegara.
*Penulis adalah mahasiswa tingkat tiga
fakultas Dirasat Islamiyah, Univ. Al-Azhar
Cairo, Pemred Jurnal Himmah PPMI 2012-
2013.
11
-
7/29/2019 Buletin Terobosan Edisi Interaktif Liburan
12/12
12
Email/YM: [email protected]
FB: Tranferindo Mesir