Buku Standart HCU 2013
-
Upload
fitri-anggraeni -
Category
Documents
-
view
233 -
download
26
description
Transcript of Buku Standart HCU 2013
Rumah Sakit
RAWAMANGUN
Terpercaya dan selalu di hati
Kategori unit kerja
PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI HIGH CARE UNIT
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
barkat dan anugrahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku
Pedoman Pelayanan High Care Unit (HCU) dapat selesai di susun .
Buku Pedoman Pelayanan High Care Unit (HCU)merupakan panduan
kerja bagi semua pihak yang terkait dengan unit HCU dalam tata cara pelaksanaan
Dalam pedoman pelayanan High Care Unit (HCU) ini diuraikan tentang
standart ketenagaan, standart fasilitas, tata laksana cretiria pasien masuk dan
keluar HCU, persiapan penerimaan pasien, monitor pasien, prosedur medis,
penggunaan alat – alat medis, konsultasi, rekammedis, evaluasi hasil perawatan
pasien, logistic, keselamatan kerja dan pengendalian mutu.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam –
dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
pedoman High Care Unit (HCU)
Jakarta, Juni 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin
dalam undang – undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yang harus
diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi – tingginya.Peningkatan Upaya Kesehatan Perorangan (UPK) di Rumah
Sakit secara terus menerus ditingkatkan sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Pengembangan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit juga diarahkan guna meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien serta efisiensi biaya dan kemudahan akses segenap
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit perlu di tingkatkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan
pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat yang semakin meningkat
sebagai akibat penyakit menular maupun tidak menular seperti : demam berdarah,
malaria, cidera, keracunan, penyalah gunaan NAPZA, HIV, penyakit jantung
pembuluh darah, diabetes militus dan gagal ginjal
Petunjuk teknis ini di susun sebagai acuan bagi Rumah Sakit dalam rangka
penyelenggaraan pelayana HCU yang berkualitas dan mengedepankan
keselamatan pasien di Rumah Sakit serta dalam penyusunan standart prosedur
operational pelayanan HCU di Rumah Sakit Pemerintah Swasta.
B. Maksud dan tujuan
1. Maksud
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan HCU di Rumah Sakit
Rawamangun dimaksudkan guna memberikan acuan dalam melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan penyelenggaraan High Care
Unit (HCU) di Rumah Sakit Rawamangun.
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan, meningkatkan, dan mengembangkan sumber daya
manusia
b. Meningkatkan sarana dan prasarana serta peralatan HCU
c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan pelayanan HCU
terutama bagi pasien kritis stabil yang hanya membutuhkan
pelayanan pemantauan.
3. Ruang lingkup
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis
stabil yang membutuhkan pelayanan, pengobatan dan pemantauan secara
ketata tanpa penggunaan alat bantu ( Ventilator ).
4. Pengertian
a. High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan Rumah Sakit bagi
pasien dengan kondisi stabil dan fungsi respirasi, hemodinamik, dan
kesadaran, namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan
pemantauan secara ketat. Tujuannya adalah agar bias diketahui
secara dini perubahan yang membahayakan, sehingga bias dengan
segera dipindahkan ke ICU untuk dikelola lebih baik.
b. Pasien yang dimaksud pada poin (a) tersebut adalah pasien yang
memerlukan tingkat pelayanan yang berbeda di antara ICU dan
Ruang Rawat inap biasa ( artinya tidak perlu perawatan ICU namun
belum dapat dirawat di ruang perawatan biasa karena masih
memerlukan pemantauan ketat ).
c. Waktu penyelenggaraan pelayanan HCU berlangsung 24 jam sehari
selama 7 hari perminggu
d. Ada 3 ( tiga ) jenis type HCU, yaitu :
Separated/ conventional/ freestanding HCU adalah HCU yang
berdiri sendiri ( independent), terpisah dari ICU
Integrated HCU adalah HCU yang menjadi satu dengan ICU
Pararel HCU adalah HCU yang terletak berdekatan ( bersebelahan)
dengan ICU.
BAB II
STANDART KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Tenaga yang terlibat dalam pelayanan HCU terdiri dari tenaga
dokter spesialis, dokter dan perawat. Tenaga tersebut melaksanakan
pelayanan HCU sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
Adapun susunan tim pelayanan HCU adalah sebagai berikut :
1. Koordinator: Dokter spesiaris yang terah mengikuti peratihan dasar
dasar ICU, yang meliputi:
a) Pelatihan pemantauan
b) Apelatihan penatalaksanaan jalan nafas dan terafhy oksigen
c) Pelatihan teraphy cairan, elektrolit, dan asam basa
d) Pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi
e) Pelatihan management hcu
2. Anggota :
a. Dokter spesialis/ dokter yang telah mengikuti pelatihan Basic
dan Advence Life Support
b. Perawat yang telah mengikuti pelatihan Basic Life Support
dan dapat melakukan pemantauan menggunakan peralatan
monitor. Jumlah dokter spesialis , dokter dan perawat
disesuaikan dengan jam kerja pelayananan HCU 24
jam, beban kerja dan kompleksitas kasus pasien yang
membutuhkan pelayanan HCU. Rasio jumlah perawat
berbanding pasien di hcu sebaiknya adalah1 ( satu ) perawat
untuk 2 (dua ) pasien.
3. Distribusi ketenagaan
Pola ketenagaan di ruang HCU :
a. Untuk Dinas Pagi
Petugas berjumlah 2 ( dua )orang dengan kategori :
1 ( satu ) orang Ka ru
1 ( satu ) orang pelaksana
b. Untuk Dinas Sore
1 ( satu ) orang pelaksana
c. Untuk Dinas Malam
1 ( satu ) orang pelaksana
4. Pengaturan Jaga
a. Pengaturan jadwal dinas perawat HCU dibuat dan dipertanggung
jawabkan oleh Kepala Ruangan (Ka Ru ) dan di setujui oleh Kasi
Keperawatan
b. Jadwal dianas di buat untuk jangka waktu 1 ( satu ) bulan dan
direalisasikan ke perawat pelaksana HCU dan Rawat Inap
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan
dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan
kebutuhan tenaga yang ada ( apabila tenaga tercukupi dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan
disetujui
d. Jika tidak ada perawat HCU yang berdinas, maka untuk yang
berjaga di HCU adalah perawat senior di rawat inap, dikarenakan
Marger (bersama sama dalam memberikan pelayanan)ketenagaan
di HCU yang masih kurang.
e. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat senior dengan syarat
pendidikan D3 keperawatan memiliki sertifikat pelatihan
kegawatan ( BTCLS ) dan minimal 2 tahun pengalaman.
f. Jadwal dinas dibagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam,
lepas malam libur dan cuti.
g. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga
tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan
(terencana), maka perawat yang bersangkutan harus memberitahu
Ka Ru HCU : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore
dan malam. Sebelum memberitahu Ka Ru HCU, diharapkan
perawat yang bersangkutan sudah mencari pengganti. Apabila
perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti,
maka Ka Ru HCU dan Ka Ru Ranap akan mencari tenaga perawat
pengganti yaitu perawat yang pada hari itu libur.
h. Apabila ada tenaga perawat yang tiba – tiba tidak dapat jaga
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan ( tidak terencana ),
maka KaRu HCU dan Ka Ru Ranap akan mencari perawat
pengganti yang pada hari itu libur, apabila perawat pengganti
tidak di dapatkan, maka perawat yang berdinas pada shift
sebelumnya wajib untuk menggantikan.
B. Pelayanan HCU
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakuakan antara lain :
1. Tingkat kesadaran
2. Fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4
(empat ) jam atau disesuaikan dengan keadaan fisik
3. Oksigenasi dengan meggunakan oksimeter secara terus – menerus
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 ( delapan ) jam
atau disuaikan dengan keadaan pasien
Tindakan medik dan asuhan keperawatanyang dilakukan adalah :
1. Bantuan hidup dasar / Basic Life Support ( BHD/ BLS ) dan bantuan
hidup lanjut Advence Life Support ( BHD / ALS )
a. Jalan Nafas ( Airway ): membebaskan jalan nafas, bila perlu
menggunakan alat bantu jalan nafas, seperti pipa oropharingeal
atau pipa nasopharyngeal. Dokter HCU juga harus mampu
melakukan intubasi endotrakeal bila diindikasikan dean segera
memindahkan/ merujuk pasien
b. Pernafasan/ ventilasi
c. Sirkulasi : resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan kompresi
jantung luar
2. Teraphy oksigen
3. Penggunaan obat – obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi ( obat
inotropik,obat anti nyeri, obat aritmia jantung, obat – obatab yang
bersifat vasoaktif, dan lain – lain.
4. Nutrisi enteral dan nutrisi oarenteral campuran
5. Fisioteraphy sesuai dengan keadaan pasien
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah di berikan
Pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanan, keterampilan dan
pengetahuan perawat yang bekerja di ruang HCU maka diperlukan
pelatihan – peltihan yang mendukung profesionalisme agar senantiasa
dapat memberikan pelayanan yang bermutu seiring dengan perkembangan
ilmu keperawatan dan kedokteran.
Pelatihan yang diperlukan yaitu :
a. Pengenalan tanda kegawat daruratan yang mengancam nyawa :
Penatalaksanaan pasien syok
Penatalaksanaan pasien gawat
Pemantauan hemodinamik
b. Program pengendalian infeksi
Monitoring SOP mencuci tangan
Monitoring SOP tindakan invasive
c. Program kesehatan dan keselamatan kerja
Penggunaan alat pelindung diri ( APD )
d. Penggunaan peralatan secara benar, efektif dan aman :
Monitoring SOP penggunaan alat medic : monitor bed side,
Ekg, Syring pump dan Infus pump
e. Pelayanan prima :
Komunikasi.
BED PASIEN 1
BAB III
Standart Fasilitas
A. Denah Ruangan
NURSE
B. Standart Fasilitas dan sarana
JENIS JUMLAH KETERANGAN
Disain
Pencahayaan lampu TL 20 watt 7 buah
Unit Terbuka 12 – 16 M ²
Jarak antara tempat tidur 2 meter
Oksigen tabung besar 1/ tempat tidur
Suction 1/ tempat tidur
BED PASIEN 2
Stop kontak 2/ tempat tidur
westafel 1 buah
Hand soft 1 buah
Area Kerja
Lingkungan Air Conditioner
suhu 23 – 25 °©
Tempat penyimpanan peralatan dan barang
bersih
Ada
Nurse station Ada
Ruang untuk tempat buang kotoran Ada
Ruang tunggu keluarga pasien Ada
Peralatan
Resusitator manual 1 buah
Intubasi set 1 buah
Minor set 1 buah
Monitor bed side 2 buah
Syiring pump 1 buah
Infus pump 2 buah
Tempat tidur multi fungsi 3 buah
Trolley emergency 1 buah
CPV set 1 buah
C. Pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi alat
Setiap peralatan yang ada baik medis maupun non medis harus dilakukan
pemeliharaan, pebaikan dan kalibrasi alat agar perlatan dapat tetap
terpelihara dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
Tujuan
a. Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi
dan tujuannya.
b. Agar nilai yang dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan nilai
yang diinginkan
c. Agar pelalatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap
digunakan.
d. Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan
peralatan medis yang diperlukan.
Prosedur
a. Untuk perbaikan peralatan yang rusak ruang HCU, kepala
ruangan harus membuat permintaan perbaikan di dalalam
program rs rawamangun ( PUM) sebanyak 2 rangkap, dan
diantar ke bagian sarana dan prasarana ( Sapra )
b. Pihak maintenance melihat alat yang rusak dan diperbaiki
c. Setelah alat selesai diperbaiki oleh teknisi, alat dikembalikan
ke Ruang HCU
d. Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh maintenance internal, maka
alat diperbaiki oleh meinteneence luar ( melalui bagian Sapra ).
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Kriteria masuk dan keluar HCU
1. Pasien yang memerlukan pelayanan HCU sesuai indikasi adalah :
Pasien dari IGD
Pasien dari Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti kamar
bersalin, ruang endoskopi.
Pasien dari bangsal ( Ruang Rawat Inap )
2. Indikasi Masuk
Pasien gagal yang berpotensi mempunyai resiko tinggi untuk
terjadi komplikasi dan tidak merlukan monitor dan alat bantu
invasive.
Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif.
Dengan prosedur Masuk HCU
Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menginformasikan
kepada penanggung jawab pasien terkait kondidi pasien untuk
masuk HCU
Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien ke
dokter penanggung jawab HCU (dr. anastesi )
Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian admission
Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission terkait
dengan masuk pasien ke HCU
Memberikan pelayanan
3. Indikasi keluar
Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat
Pasien yang cenderung memburuk dan/atau memerlukan
pemantauan dan alat bantu invasife sehingga perlu pindah ke
ICU
Dengan prosedur Keluar HCU
Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) menginformasikan
kepada penanggung jawab pasien terkait kondisi pasien membaik
dan layak pindah ruangan.
Dokter atau perawat mengonsulkan keadaan umum pasien ke
dokter penanggung jawab HCU (dr. anastesi ) bahwa indikasi
pindah ruang
Penangung jawab pasien di anjurkan untuk kebagian admission
Perawat ruang HCU diinformasikan oleh bagian admission terkait
dengan pindah kamar di rawat inap
Memindahkan pasien dan Memberikan pelayanan di rawat inap.
4. Yang tidak perlu masuk HCU
Pasein dengan fase terminal suatu penyakit ( seperti : kanker
stadium akhir )
Pasien atau keluarga yang menolak untuk di rawat di HCU
(atas dasar “informed consent” ).
B. Persiapan penerimaan pasien
a. Ruang Hcu mendapat informasi dari bagian admission terkait dengan
pasien yang akan dirawat di ruang HCU
b. Perawat IGD menghubungi perawat HCU terkait dengan kondisi pasien
yang akan dirawat di ruang HCU
c. Perawat HCU menyiapkan fasilitas yang diperlukan
d. Setelah pasien tiba ruang HCU perawat melaporkan ke Ka In HCU yaitu
dr Anastesi
C. Monitoring Pasien
a. Setiap pasen yang di rawat di HCU dilakukan monitoring Hemodinamik
selama 24 jam
b. Bila ada gambaran monitoring yang menggambarkan kelainan, perawat
HCU menginformasikan ke dokter jaga ruangan
c. Dokter ruangan akan melakukan konfirmasi ke dokter DPJP, dan edukasi
kepada pennggung jawab pasien.
D. Penggunaan alat medis
a. Syiring Pump
Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan
Syring pump
Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat
Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Syiring Pump
b. Infusion pump
Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi
penggunaan
Infus pump
Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat
Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Infus pump
c. Suction
Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan
Suction
Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat
Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Infus pump
d. Bed side monitor
Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang indikasi penggunaan
Bed Side Monitor
Melakukan edukasi terhadap pasien akan kegunan alat, dan
menginformasikan bahwa bunyi alat tidak dapat di matikan.
Perawat HCU menindaklanjuti penggunaan Bed Side Monitor
e. Konsultasi
DPJP menginformasikan kepad penanggung jawab pasien terkait
dengan konsultasi ke dokter spesialis
DPJP menuliskan pada rekam medis pasien pada lembar konsultasi
Penangung jawab pasien menandatangani inform consent
Perawat ruang intensif menghubungi dokter spesialis yang dikonsultan
Penanggung jawab pasien diinformasikan tentang hasil konsultasi oleh
dokter konsultan
f. Indikasi dan prosedur laboratorium dan radiologi
DPJP menginformasikan indikasi pemeriksaan laboratorium
dan radiologi kepada penanggung jawab pasien
Penagnggung jawab pasien menandatangani formulir inform
consent pemeriksaan radiologi dan laboratorium
Perawat ruang HCU menginformasikan tentang pemeriksaan
laboratorium dan radiologi kepada bagian terkait
Perawat HCU melengkapi form pemeriksaan dan menyerahkan
kepada petugas radiologi dan laboratorium
Pasien di tindak lanjuti sesuai dengan jenis tindakan
g. Rekam Medis
Rekam medis pasien meninggal / pulang / pindah ke rumah
sakit lain di lengkapi ileh DPJP
Setelah dilengkapi di kirim ke bagian rekam medis disertai
buku ekpedisi maximal 2 x 24 jam
h. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
Kegiatan pelayanan yang diberikan pada pasien ditulis pad
flow sheet yang sudah tersedia
Informasi pasien tertulis di dalam flow sheet
Setiap shift jaga melakukan pelaporan dan serah terima pasien
i. Evaluasi hasil perawatan
Kegiatan pelayanan pada bulan terkait dirangkum
didokumentasikan pada laporan bulanan ruang HCU
Laporan yang sudah dibuat di serahkan pada Dir Yanmed
Hasil laporan di evaluasi setiap 6 bualan.
BAB V
LOGISTIK
A. Prosedur penyediaan alat kesehatan dan obat
Pengertian
Prosedur penyediaan alat kesehatan dan obat adalah suatu prosedur
penyediaan alat kesehatan dan obat – obatan yang digunakan oleh pasien
di ruang HCU, dan sebagai penggantinya di bebankan kepada pasien
melalui resep dan dibuat oleh dokter .
Untuk alat habis pakai perawat menulisnya di lembar alkes dan di
tandatangani oleh perawat.
Tujuan
Agar alat – alat dan obat – obatan emergency stok yang ada di
ruang HCU
Tetap terjaga dalam segi kualitas dan kuantitas
Memudahkan di dalam penggunaan dan pengawasannya
Prosedur permintaan alat kesehatan dan obat – obatan
Jenis obat stok, yang akan dipakai dan alat kesehatan yang akan
diminta di tulis pada resep oleh dokter ruangan, dan jika selain obat
di tulis oleh perawat pada form alkes
Resep dan form alkes yang sudah di isi dengan lengkap diserahkan
ke bagian farmasi
Bila alat kesehatan ( alkes ) dan obat – obatan yang diminta sudah
tersedia akan diserah terimakan ke ruang HCU, lembar putih untuk
farmasi dan yang merah di status pasien.
Prosedur pengganti alat kesehatan dan obat yang telah di gunakan
Alat kesehatan yang sudah digunakan oleh pasien ditulis pada resep
rangkap 2 putih dan biru
Obat – obatan yang sudah digunakan ditulis pada resep dan di buat resep
oleh dokter, jika alkes di tulis oleh perawat pada form alkes
Resep yang telah diisi dengan lengkap oleh perawat, diserahkan ke bagian
farmasi dengan menggunakan buku expedisi
Bila alat kesehatan dan obat yang sudah di siapkan oleh bagian farmasi, di
serahkan ke perawat HCU.
Prosedur penyediaan floor stok
Pengertian
Floor stok adalah alat kesehatan / bahan penunjang keperawatan medis / non
medis habis pakai yang digunakan untuk melakukan pelayanan keperawatan di
ruang HCU dan tidak dibebankan kepada pasien
Prosedur
Jenis floor stok yang akan di minta dituliskan pada buku permintaan
/pemakaian barang ( rangkap 2 ) berwarna putih dan merah
Buku yang sudah diisi dengan lengkap diserahkan ke bagian farmasi
Bila floor stok yang diminta sudah tersedia akan diserah terimakan
keruang HCU, lembar berwarna putih untuk farmasi dan merah untuk
keperawatan
B. Perencanaan peralatan / peremajaan
Pengertian
Perencanaan peralatan / peremajaan adalah suatu proses
perencanaan / pengadaan peralatan keperawatan baik medis atau
non medis yang belum / sudah dimiliki oleh unit kerja.
Tujuan
Memenuhi kebutuhan peralatan keperawatan medis atau
non medis di unit kerja
Agar peralatan yang ada dapat digunkan sesuai dengan
fungsinya
Memenuhi standart pelayanan agar tetap dapat terjaga
Prosedur
Kepala ruangan HCU membuat usulan untuk perencanaan
pelalatan yang baru / peremajaan yang di tujukan kepada
Dir Yanmed
Peralatan yang direncanakan untuk diminta harus disertai
dengan spesipikasi yang lengkap
BAB VI
PENUTUP
Petunjuk teknis penggunaan High Care Unit ini disusun dalam rangka
memberikan acuan bagi Rumah Sakit Rawamangun dalam menyelenggarakan
pelayanan yang bermutu, aman, efektif dan efisien dengan mengutamakan
keselamatan pasien.
Buku ini mempunyai peranan yang penting sebagai pedoman, sehingga mutu
pelayanan yang di berikan kepada pasien dapat terus meningkat.
Penyusunan Buku Pedoman Pelayanan High Care Unit ini adalah suatu
langkah awal kesuatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan
kerjasama dari berbgai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.