Buku Mtu 1437h

download Buku Mtu 1437h

of 84

Transcript of Buku Mtu 1437h

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    1/84

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    2/84

     

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    3/84

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    4/84

     

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    5/84

     

    DAFTAR ISI

     

    Opening Speech Muktamar Tokoh Umat 2016 - 3

      Syariah dan Khilafah Mewujudkan Islâm Rahmat[an] li al-

    ‘Alamîn - 9 

      Khilafah Menjaga Aqidah Ummat dan Menjamin

    Kebutuhan Rakyat - 13 

      Khilafah Memberantas Kriminalitas, Menjaga Keutuhan

    Negara dan Mengemban Dakwah - 25 

      Pidato Politik: Menegakkan Daulah Khilafah, Mewujudkan

     Rahmah - 53 

      Sekilas Tentang Hizbut Tahrir - 61 

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    6/84

    2 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    7/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 3 

    OPENING SPEECH

    MUKTAMAR TOKOH UMAT 2016

     Assalamu’alaikum Wr Wb

     Alhamdulillahiladzi arsala Rasullahu bil huda wa diinil Haq,

     Asyhadualaa ilaha illallah wahdahu la syarikalah, wa asyhadu’anna

    muhammadan abduhu wa rasuluhu, ALLAHuma shali wasallim …

    Pertama-tama, mewakili pimpinan pusat Hizbut Tahrir

    Indonesia, saya ingin menyampaikan selamat datang kepada

    seluruh peserta dan tamu undangan, terima kasih, syukran

     jazakumullah khayran jaza atas kehadirannya pada acara

    Muktamar Tokoh Umat 1437 H. Acara ini dilaksanakan oleh

    HTI selain di Jakarta juga di 63 kota besar lain di seluruh

    Indonesia di sepanjang bulan Rajab yang bertepatan denganbulan April - Mei ini, mulai dari Aceh hingga Papua. Kita

    pantas merasa sangat bersyukur dan berbahagia, bahwa di

    tengah berbagai berbagai tekanan ideologis, politis dan

    ekonomis masih ada bagian dari umat Islam yang tetap

    peduli terhadap apa yang ALLAH wajibkan kepada kita

    semua, yaitu kegiatan dakwah.

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    8/84

    4 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    Saudara-saudara sekalian, para tokoh umat yang

    berbahagia rahimakumullah.

    Pada bulan Rajab lebih dari 1400 tahun lalu, Allah SWTmemperjalankan baginda Rasulullah Muhammad saw pada

    suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil

    Aqsha di Palestina, kemudian naik ke Sidratul Muntaha.

    Inilah peristiwa Isra’ Mi’raj yang sangat monumental, yang

    kelak sangat berpengaruh pada perjalanan hidup Rasulullah

    dan umatnya. Tapi kita juga harus ingat bahwa pada bulan

    Rajab pula, persisnya pada tahun 1342 Hijirah – 95 tahun

    lalu - khilafah Utsmani yang berpusat di Turki diruntuhkan

    oleh tangan-tangan kafir penjajah.

    Peristiwa yang kemudian menjadi pangkal dari timbulnya

    berbagai malapetaka yang menimpa kaum muslimin di

    seluruh dunia atau ummul jaraaim memang layak untuk terusmendapat perhatian. Tapi kita hadir disini tidak untuk

    meratapi momen menyedihkan itu. Kita hadir di sini justru

    untuk bangkit dan mengokohkan pendirian bahwa

    perjuangan penegakan syariah dan Khilafah memang tidak

    boleh surut sedikitpun. Bila runtuhnya khilafah dulu menjadi

    pangkal hancurnya dunia Islam dan timbulnya berbagai

    malapetaka yang menimpa dunia Islam, maka kita di siniyakin bahwa bangkitnya kembali dunia Islam dari

    keterpurukannya pun hanya mungkin melalui tegaknya

    kembali al Khilafah itu. Khilafahlah yang akan menyatukan

    kaum muslimin di seluruh dunia, menerapkan syariah secara

    kaffah dan menghadapi adikuasa jahiliah darimanapun

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    9/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 5 

    datangnya, sehingga rahmatan lil alamin yang telah

    dijanjikan Allah akan terwujud.

    Ayyuhal hadirun rahimakumullah

    Muktamar Tokoh Umat ini bertajuk Syariah dan Khilafah

    Mewujudkan Islam Rahmatan Lil alamin. Tema ini sungguh

    sangat releven, mengingat negeri kita ini, juga negeri

    muslim lain di seluruh dunia saat ini sedang terbelit berbagai

    macam masalah dan penderitaan. Berbagai upaya sudah

    dilakukan namun tidak kunjung segera membuahkan hasil.

    Rezim berulang berganti, namun tidak ada perubahan yang

    berarti. Yang ada hanyalah pergantian. Ganti presiden, ganti

    menteri, ganti gubernur, ganti walikota dan bupati, tapi

    hasilnya tetaplah sama. Kemiskinan dan penderitaan tetap

    terjadi dimana-mana, kriminalitas dan kemaksiatan tetap

    merajalela, kemungkaran juga tidak dapat dihentikan.

    Saudara sekalian, dalam pandangan Islam, sesungguhnya

    hal itu terjadi karena ummat Islam telah berpaling dari

    penerapan syariah ALLAH secara kaffah. Kita mungkin telah

    menjalankan syariah, namun syariah yang kita lakukan baru

    sebatas lingkup pribadi (seperti shalat zakat puasa), belum

    mencakup syariah dalam kehidupan bermasyarakat dan

    bernegara (seperti dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial-

    budaya dan lainnya), sehingga menyebabkan timbulnya

    berbagai persoalan. ALLAH menyampaikan di dalam QS

    Thaha : 124

    عمى

     

    قيامة ا

     

    وم ي

     

    ه وحنش

     

    كا ض

     

    معيشة

     

    ه

     

    َّن ف

     

    ذكري

     

    عن

     

    ض ع

     

    ومن

     

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    10/84

    6 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku (dari Syariat

    Ku), maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan

    Kami akan membangkitkannya dalam keadaan buta”, (Thaha [20]:124)

    Maka, ketika kita kembali kepada Syariah ALLAH,

    yakinlah bahwa kita akan mendapatkan banyak sekali

    kebaikan-kebaikan atau maslahah, yang sesungguhnya

    menjadi dambaan bukan hanya umat Islam, tapi semua insan

    di muka bumi ini. Keyakinan akan terwujudnya maslahah

    dalam penerapan syariah itulah yang harus dijelaskan

    kepada semua pihak agar mereka dapat memahami sehingga

    pada akhirnya bersedia mendukung. Tema utama inilah

    yang akan dipaparkan pada Muktamar ini, bahwa penerapan

    syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah akan

    memberikan kebaikan, kebahagiaan dan kesejahteraan

    kepada kita semua, dengan kata lain akan memberikanrahmat bagi seluruh alam atau rahmatan lil alamin.

    Ayyuhal hadirun rahimakumullah

    Muktamar Tokoh Umat ini adalah salah satu cara yang

    ditempuh oleh HTI untuk meyakinkan semua pihak,

    khususnya para tokoh tentang bagaimana rahmatan lil

    alamin hanya mungkin bisa diujudkan melalui penerapan

    syariah secara kaffah di bawah naungan khilafah. Di sinilah

    pentingnya perjuangan untuk tegaknya syariah dan khilafah,

    karena melalui perjuangan ini sajalah Islam rahmatan lil

    alamin bisa diujudkan.

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    11/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 7 

    Akhirnya, kepada seluruh peserta yang telah hadir

    diucapkan selamat mengikuti acara ini. Dan kepada seluruh

    panitia, juga rekan-rekan wartawan dan semua pihak,termasuk para petugas keamanan yang telah mendukung

    acara ini, diucapkan terimakasih atas kerja kerasnya

    sedemikian sehingga acara penting ini menjadi mungkin

    terlaksana dengan baik. Semoga semua jerih payah tersebut

    mendapat imbalan setimpal dari Allah SWT. Jazakumullahu

    khayran jaza.

    Demi keberhasilan perjuangan syariah dan khilafah,

    marilah kita senantiasa tingkatkan selalu kesungguhan,

    kesabaran dan keikhlasan kita. Yakinlah di tengah lorong

    gelap peradaban jahiliah ini pastilah ada secercah cahaya

    diujung sana. Itulah cahaya Islam. Allahu Akbar !!!

    Hasbunallah wani’mal wakil ni’mal mawla wa ni’man nashirBillahitaufuq wal hidayah ,

    Wassalamu’alaikum Wr Wb

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    12/84

    8 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    13/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 9 

    SYARIAH DAN KHILAFAH

    MEWUJUDKANISLÂM RAHMAT[AN] LI AL-‘ALAMÎN

    slam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT

    kepada Nabi Muhammad1  untuk mengatur interaksi

    manusia dengan Tuhannya, dirinya dan sesamanya.2 Karena

    itu Islam adalah agama yang sempurna dan mengatur

    seluruh aspek kehidupan umat manusia. Kita pun

    diperintahkan oleh Allah SWT agar memeluk Islam secara

    kâffah, tidak setengah-setengah:

    ﴿ناط

    َّ

    الش

     خطوات

     عوا

    َّ

    ت

     و

     ة

    َّ

    كاف

     لم

    ِّ

    الس

       وا ادخ

     وا آم

     ذين

    َّ

    ا

     ها

    ُّ

    ي

     يا

     

    ◌ني

    ُّ

    م

     ٌّ

    عدو

     كم

     نَّه

    ]البقر

     سورة

    :٠٨

    1  Prof. Dr. Muhammad Rawwas Qal’ah Jie,  Mu’jam Lughat al-Fuqaha’: ‘Arabi-Injelisi-Inransi, Dar an-Nafa’is, Beirut, cet. I, 1426 H/1996 M, hal. 48. 

    2  Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Nidzam al-Islam, Dar al-Ummah,

    Beirut, edisi Muktamadah, cet. VI, 1422 H/2001 M, hal. 70. 

    I

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    14/84

    10 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam

    Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-

    langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagikalian.” (Q.s. al-Baqarah [02]: 208) 

    Sebagai agama yang diturunkan oleh Allah SWT, Zat

    Yang Maha Sempurna, Islam diturunkan untuk menjadi

    rahmat bagi alam semesta. Allah SWT menegaskan dalam

    kitab suci-Nya:

    ﴾نيم لعا

     رمحة

     َّال

     اك رسل

     ﴿وما

    ]األنبيا

     سورة

    :٠٧

    “Kami tidak mengutus kamu [Muhammad], kecuali untuk

    menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Q.s. al-Anbiya’ [21]: 107)

    Ayat ini, menurut Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-

    Nabhani, rahimahu-Llâh  menjelaskan, bahwa tujuan

    Rasulullah saw. diutus adalah agar risalahnya menjadirahmat bagi manusia. Rasul saw. menjadi “rahmat bagi

    manusia” bermakna bahwa risalahnya diturunkan untuk

    mewujudkan kemaslahatan [ jalb al-mashâlih] bagi mereka dan

    mencegah kemafsadatan [dar’u al-mafâsid] dari mereka.3 

    Memang tampak ayat ini menjelaskan bahwa menjadi

    “rahmat” [rahmat[an]] adalah tujuan [ ghâyah]. Namun, tujuan

    syariah Islam untuk mewujudkan kemaslahatan [ jalb al-

    mashâlih] bagi manusia dan mencegah kemafsadatan [dar’u

    al-mafâsid] dari diri mereka, dalam konteks ayat ini, tidak

    terletak pada satu-persatu hukum, melainkan syariah Islam

    3  Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, as-Syakhshiyyah al-Islamiyyah al- Juz’u at-Tsalits, Dar al-Ummah, Beirut, edisi Muktamadah, cet. III, 1426 H/2005

    M, hal. 381. 

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    15/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 11 

    sebagai satu kesatuan. Karena itu, terwujudnya

    kemaslahatan [ jalb al-mashâlih] dan tercegahnya

    kemafsadatan [dar’u al-mafâsid], dalam konteks ini, tidak bisadisebut sebagai ‘illat  [alasan hukum] pensyariatan hukum

    syariah.

    Dengan kata lain, terwujudnya kemaslahatan [ jalb al-

    mashâlih] dan tercegahnya kemafsadatan [dar’u al-mafâsid]

    merupakan hasil dari penerapan syariah Islam secara kâffah,

    bukan ‘illat [alasan hukum] pensyariatan hukum syariah.

    Hasil [natîjah] jelas berbeda dengan alasan [sabab]

    pensyariatan hukum. Sebab, hasil merupakan konsekuensi

    dari penerapan syariah. Adapun alasan pensyariatan hukum

    ada sebelum hukum tersebut disyariatkan dan menyertainya

    setelah hukum itu ada, bukan hasil yang menjadi

    konsekuensi dari penerapannya.4 

    Karena itu kerahmatan Islam bagi alam semesta [Islâm

    rahmat[an] li al-‘âlamîn] merupakan konsekuensi logis dari

    penerapan Islam secara kâffah  dalam seluruh aspek

    kehidupan manusia. Kerahmatan Islam tidak akan terwujud

     jika Islam hanya diambil sebagai simbol, slogan, asesoris dan

    pelengkap “penderita” yang lain. Kerahmatan Islam tidak

    akan ada jika Islam hanya diambil ajaran spiritual dan

    ritualnya saja, sementara ajaran politiknya ditinggalkan.

    Pada saat yang sama, paham politiknya diambil dari

    Kapitalisme maupun Sosialisme, yang nota bene bertentangan

    dengan Islam.

    4  Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, as-Syakhshiyyah al-Islamiyyah al- Juz’u at-Tsalits, Dar al-Ummah, Beirut, edisi Muktamadah, cet. III, 1426 H/2005

    M, hal. 381. 

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    16/84

    12 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    Inilah Islâm rahmat[an] li al-‘âlamîn  yang sesungguhnya.

    Inilah Islam sebagaimana yang diturunkan oleh Allah SWT

    kepada Nabi-Nya, Muhammad saw. Inilah Islam yang benar-benar pernah diterapkan selama 14 abad di seluruh dunia;

    yang pernah memimpin umat manusia, dari Barat hingga

    Timur, Utara hingga Selatan. Di bawah naungannya, dunia

    pun aman, damai dan sentosa, dipenuhi keadilan. Muslim,

    Kristen, Yahudi dan penganut agama lain pun bisa hidup

    berdampingan dengan aman dan damai selama berabad-

    abad lamanya.

    Begitulah Islâm rahmat[an] li al-‘âlamîn, yang telah terbukti

    membawa kerahmatan bagi seluruh alam. Inilah Islam yang

    dirindukan oleh umat manusia untuk kembali memimpin

    dunia; membebaskan umat manusia dari perbudakan dan

    penjajahan oleh sesama manusia; serta menebarkan

    kebaikan, keadilan dan kemakmuran di seluruh penjurudunia. Itulah Islam yang hidup sebagai peradaban di tengah

    umat manusia, diterapkan, dipertahankan dan diemban oleh

    umat manusia di bawah naungan Khilafah Rasyidah.[]

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    17/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 13 

    KHILAFAH MENJAGA

     AQIDAH UMMAT DAN MENJAMINKEBUTUHAN RAKYAT

    llah SWT mengutus Nabi Muhammad saw. dengan

    membawa Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.

    Seluruh interaksi antarmanusia diatur sedemikian rupa olehsyariah Islam sehingga bisa mewujudkan kebahagian bagi

    manusia dan harmoni seluruh alam semesta.

    Wujud kerahmatan Islam itu bisa tampak manakala Islam

    diterapkan secara sempurna (kâffah) dalam Negara Khilafah.

    Umat, baik secara individu dan berjamaah, akan terlindungi

    oleh Islam. Sebaliknya, jika umat tidak dijaga denganpenerapan syari’at oleh Negara Khilafah, maka kondisi umat

    menderita di dunia dan di akheirat akan terancam dengan

    siksa neraka.

    Bagaimana gambaran penjagaan Negara Khilafah

    terhadap rakyatnya tersebut? Berikut ini akan diberikan

    A

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    18/84

    14 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    beberapa contoh gambaran penjagaan Negara Khilafah

    terhadap berbagai aspek kehidupan rakyatnya.

    1. Negara Khilafah Menjaga Aqidah Umat 

    Aqidah atau keimanan adalah perkara yang sangat

    penting bagi umat Islam. Karena, ia akan menentukan surga

    atau nerakanya seseorang. Masalahnya adalah, seseorang

    yang telah memeluk aqidah Islam, tidak ada jaminan bahwa

    ia akan terus memeluk Islam hingga meninggal dunia.

    Keimanan seseorang bisa naik, bisa juga turun. Bahkan,

    iman seseorang juga bisa tercerabut dari dalam dirinya. Oleh

    karena itulah, keimanan seseorang, bahkan keimanan dari

    ummat Islam secara keselurhan itu perlu dijaga. Siapa yang

    mampu menjaga iman, baik secara individu, dalam keluarga,

    masyarakat, bahkan untuk seluruh umat Islam?

    Islam telah memiliki mekanisme penjagaan yang berlapis

    untuk melindungi aqidah umat Islam secara keseluruhan.

    Penjagaan yang pertama dan yang utama akan diberikan

    oleh Negara Khilafah.

    Mengapa Negara Khilafah wajib menjaga aqidah

    umatnya? Peran Negara Khilafah dalam menjaga aqidah

    ummatnya harus dipandang sebagai wujud cinta dan kasihsayang yang tinggi, agar jangan sampai ada (walaupun

    hanya satu) dari ummatnya ada yang tersentuh api neraka.

     Jangan sampai ada yang keimanan dari umat ini terus

    mengalami kemerosotan, bahkan keluar (murtad) dari agama

    Islam. Sebab, jika manusia itu sampai mati dalam keadaan

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    19/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 15 

    kafir, maka dia akan bisa masuk neraka untuk selama-

    lamanya, sebagaimana Firman Allah SWT:

    عماهلم

     طت ح

     ك فأو

     كاف

     وهو

     مت ف

     ه دي

     عن

     كم م

     ردد ي

     ومن

     ا ن

    ُّ

    الد

     دون خا

     فيها

     هم

     الَّار

     صحاب

     ك وأو

     ة واآلخ

    Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu

    dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia

    amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni

    neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS al-Baqarah [2]: 217). 

    Bagaimana cara Negara Khilafah menjaga aqidah

    umatnya? Ada beberapa cara yang harus dilakukan Negara

    Khilafah dalam menjaga aqidah umatnya, diantaranya

    adalah:

    1. 

    Pemahaman dan pembinaan Islam akan terus diajarkandan ditanamkan secara formal di seluruh jenjang

    pendidikan oleh Negara Khilafah.

    2.  Pemahaman dan pembinaan Islam juga akan terus

    didakwahkan oleh Negara Khilafah melalui berbagai

    media, tempat ibadah, majlis ta’lim, dan lain-lain yang

    ada di tengah-tengah masyarakat.

    3.  Negara Khilafah juga akan terus mendorong kepada

    seluruh kaum muslimin untuk berperan aktif melakukan

    amar ma’ruf nahi munkar , agar aqidah dan pemahaman

    Islam di tengah-tengah masyarakat dapat terus terjaga.

    4.  Aqidah dan pemahaman ummat Islam Insya Allah  juga

    akan dapat terus terjaga dengan penerapan Islam dalam

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    20/84

    16 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    kehidupan sehari-hari oleh Negara Khilafah, sehingga

    akan nampak keagungan dan kemuliaan Islam di mata

    ummat.

    Oleh karena itu, jika semua upaya telah dilakukan oleh

    Negara Khilafah, tetapi masih ada juga yang mencoba murtad 

    dari Islam, maka hukumannya tidak main-main. Jika ada

    orang Islam yang mencoba murtad, mengaku sebagai nabi,

    atau menistakan Islam dan syariahnya, maka hukumannya

    adalah akan dibunuh. Nabi saw. bersabda:

    لمن

    َّ

    هبد وهدي ت  فاق

    Siapa saja yang murtad dari agamanya, bunuhlah! (HR at-

    Tirmidzi).

    Cara Islam ini akan menjadi semacam imunitas bagi

    seluruh kaum Muslim. Dengan cara ini pula pemurtadanakan menghadapi tembok tebal. Virus kemurtadan yang

    ingin ditularkan oleh orang-orang murtad seperti saat ini

    tidak akan terjadi. Mengapa? Karena tak akan ada orang

    murtad yang hidup dan menjadi misionaris.

    Penjagaan Negara Khilafah yang luar biasa terhadap

    agama ini tidak akan memungkinkan munculnya aliran-

    aliran sesat, seperti yang terjadi di negeri ini. MUI Pusat

    mencatat ada lebih dari 300 aliran sesat di Indonesia. Tidak

    mungkin ada Gafatar yang menipu ribuan orang dengan

    nabi palsunya. Ahmadiyah dan aliran sesat lainnya juga

    tidak akan bisa hidup dan menyebarkan ajaran sesatnya

    seperti sekarang. Negara Khilafah pasti akan menghentikan

    dan menghabisi ajarannya sampai ke akar-akarnya.

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    21/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 17 

    Penjagaan Negara Khilafah atas agama ini pun tidak akan

    memungkinkan munculnya orang-orang liberal yang

    merusak Islam dari dalam. Khilafah akan menghentikanmereka sebelum mereka menyebarkan pemikiran rusak dan

    sesat mereka. Negara Khilafah tak akan memberikan ruang

    sedikitpun bagi pemikiran Barat (liberalisme, sekularisme,

    pluralisme dan kapitalisme) berkembang di dunia

    pendidikan. Penistaan terhadap Islam, al-Quran dan Nabi

    saw. juga tidak akan muncul. Syariah Islam telah memiliki

    sejumlah sanksi keras atas penistaan ini.

    Selain menjaga aqidah orang yang sudah beraqidah Islam,

    negara khilafah juga mengajak pemeluk aqidah lainnya

    untuk masuk Islam. Negara mendakwahi mereka dan

    menjelaskan kebenaran aqidah Islam serta kebatilan aqidah

    selainnya. Dengan begitu, diharapkan mereka mau

    meninggalkan aqidah kufur mereka dan meyakini Islamdengan sukarela dan kemauan sendiri.

    Kendati demikian, mereka tidak boleh dipaksa untuk

    masuk Islam. Allah SWT berfirman:

    ﴿ ها ك ينال ِّ

      ﴾الد

    Tidak ada paksaan dalam memeluk agama [Islam] (QS al-Baqarah [2]: 256).

     Jika mereka mau tunduk hukum hukum Islam dan

    membayar jizyah sebagai bukti kesediaanya menjadi kafir

    dzimmi, maka darah, harta, dan kehormatannya pun

    dilindungi. Nabi saw. bersabda:

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    22/84

    18 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    هل

     ىل

     م

    َّ

    س

     و

     ه ع

     اهللا

     ى

    َّ

    ص

     ه

    َّ

    ال

     رسول

     ب هك

    َّ

    ن

     من كانا

     من

     اجلزية

     ه وع

     ها عن

     فنت ي

     ال

     نَّه ف

     انَّة نص

     و

     هوديَّة ي

     ى ع

     

    Rasulullah saw. pernah menulis surat kepada penduduk Yaman,

    bahwa siapa saja yang tetap memeluk Yahudi atau Nasrani, dia

    tidak boleh dihasut [untuk meninggalkan agamanya], dan dia wajib

    membayar jizyah  (HR Ibn Hazm dalam kitabnya,  Al-

     Muhalla).

    Ketentuan ini dipraktikkan sejak masa Nabi saw. Di

    Madinah ketika itu hidup beberapa komunitas berbeda yakni

    Islam, Yahudi, dan orang-orang musyrik. Demikian pula

    kekuasaan Islam meluas ke seluruh Jazirah Arab, terdapat

    komunitas Nasrani di Najran. Kondisi itu terus berlangsung

    hingga masa Khilafah di sepanjang masa keberadaannya.

    Ketika Islam berkuasa di Spanyol, Islam bisa mengayomiNasrani dan Yahudi sehingga saat itu Andalusia dikenal

    dengan sebutan negara dengan tiga agama. Pengakuan Islam

    terhadap pluralitas masyarakat ini tentu saja tidak lepas dari

    ajaran Islam itu sendiri.

    2. Negara Khilafah Menjamin Kebutuhan Rakyat

    Selain menjaga aqidah, Negara Khilafah juga wajib

    menjamin kebutuhan seluruh rakyatnya. Jangan sampai ada

    sebagian rakyat yang ada dalam Negara Khilafah yang hidup

    dalam kondisi yang miskin, tidak dapat memenuhi

    kebutuhan hidupnya, sementara sebagian yang lain hidup

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    23/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 19 

    dalam kondisi yang kaya raya, dengan harta yang sangat

    berlimpah, sebagaimana yang terjadi pada saat ini.

    Allah SWT telah memerintahkan kepada Penguasa Islam

    untuk mengatur ekonomi negaranya agar seluruh rakyat

    dapat memenuhi kebutuhannya, bahkan seluruhnya dapat

    hidup dalam keadaan yang makmur makmur dan sejahtera.

    Allah SWT berfirman:

    منكم

     

    ا األغ

     

    بني

     

    ة دو

     

    يكون

       

    كي

    Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang

    kaya saja di antara kamu (QS al-Hasyr: 7). 

    Bagaimana cara Khilafah menjamin agar harta kakayaan

    itu dapat terdistribusi secara adil di tengah-tengah manusia?

    Peran Negara Khilafah yang penting dalam mewujudkan hal

    itu adalah dengan menerapkan konsep kepemilikan dalamIslam yang membagi kepemilikan menjadi tiga jenis, yaitu:

    1.  Kepemilikan individu, yaitu hukum syara' yang berlaku

    bagi zat atau manfaat tertentu, yang memungkinkan

    bagi yang memperolehnya untuk memanfaatkannya

    secara langsung atau mengambil kompensasi (iwadh)

    dari barang tersebut. 

    2.  Kepemilikan umum, yaitu ijin  Asy-Syari’  kepada suatu

    komunitas untuk bersama-sama memanfaatkan suatu

    benda. Contohnya adalah: pertambangan, minyak bumi,

    gas, kehutanan dsb. 

    3.  Kepemilikan negara, yaitu harta yang tidak termasuk

    kategori milik umum melainkan milik individu, namun 

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    24/84

    20 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    barang-barang tersebut terkait dengan hak kaum

    muslimin secara umum. Contohnya adalah: jizyah, kharaj,

     ghanimah, fa’i, ‘usyur  dsb. 

    Individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,

    telah diatur mekanismenya dalam Islam. Peran negara

    adalah menjaga dan mengatur agar urutan pemenuhan

    kebutuhan hidup masing-masing individu dapat terpenuhi

    sesuai dengan aturan Islam. Urutan pemenuhan kebutuhan

    tersebut adalah:

    1.  Islam menetapkan tanggung jawab untuk memenuhi

    kebutuhan pokok individu, yaitu terpenuhinya

    kebutuhan akan sandang, papan dan pangan kepada

    individu

    2.  Islam telah mewajibkan setiap pria, yang baligh, berakal

    dan mampu untuk bekerja memenuhi kebutuhan dirinya

    dan orang yang menjadi tanggungannya, seperti anak,

    isteri, ibu, bapak dan saudaranya.

    3.   Jika individu tersebut tidak mampu dan tidak bisa

    memenuhi kebutuhannya, maka beban tersebut

    dibebankan kepada ahli waris dan kerabat dekatnya.

    4.   Jika ini juga tidak ada, maka beban tersebut barulah

    berpindah ke pundak negara.

    Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan pokok

    masyarakat dalam bentuk pendidikan, kesehatan dan

    keamanan juga merupakan kebutuhan asasi dan harus

    ditempuh negara dengan mekanisme langsung, artinya,

    negara memberikan fasilitas pendidikan dan kesehatan

    secara cuma-cuma atau semurah mungkin, serta

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    25/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 21 

    menciptakan stabilitas dalam negeri demi terciptanya rasa

    aman warga negara. Ini berlaku bagi seluruh rakyat, baik

    Muslim maupun non-Muslim; baik kaya maupun miskin—mendapat kesempatan dan perlakuan yang sama.

    Dalam hal pengelolaan kepemilikan umum, Negara

    Khilafah juga akan menjaga dan mengelola harta milik

    umum. Dalam hal menjaga harta milik umum itu, yang

    pertama: Negara Khilafah akan menetapkan harta tertentu

    sebagai milik umum. Kedua, harta milik umum itu tidak

    boleh dikuasakan, diserahkan atau diberikan kepada swasta.

    Dan ketiga, Negara Khilafah harus mengelolanya langsung

    mewakili rakyat dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat

    baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk

    berbagai pelayanan.

    Islam menetapkan tiga jenis harta sebagai milik umum.

    Pertama, adalah harta-harta yang menjadi fasilitas publlik,

    yang jika tidak ada maka masyarakat akan mengalami dharar  

    dan persengketaan dalam mencarinya. Rasul saw bersabda:

    »والَّار

     ما  وا

     كإل ا

       ثالث

       شكا 

     مون مس ا

    «

    “Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang

    rumput, air dan api” (HR. Abu Dawud dan Ahmad). 

    Kedua, harta yang tabiat pembentukannya

    menghalanginya untuk dikuasai oleh individu. Misalnya,

    laut, sungai, danau, jalan umum, masjid dan sebagainya.

    Ketiga, barang tambang yang jumlah depositnya besar. Hal

    itu berdasarkan penuturan Abyadh bin Hamal.

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    26/84

    22 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    ه

    َّ

    ال

     رسول

     ىل

     وفد

     ه

    َّ

    ن

    -وسل

     عليه

     اهللا

     صلى

    -ملح ا

     قطعه فاست

    -

     أرب

     اَّذى

     وكِّل مت ا

     ابن

     قال

     ه

     قطعه منف

     رجل

     قال

     َّىلو

     ن

     ا َّم

    عد  ما  ا ه ا ا قطعت  َّ ه  درى ما قطعت  س  مج ه.ا ع م ت قال فان

    “Ia datang kepada Rasulullah saw. Ia meminta (tambang)

     garam –Ibn al-Mutawakkil berkata “yang ada di Ma’rib”-. Maka

    Beliau memberikannya kepadanya. Ketika ia pergi, seseorang di

    majelis itu berkata: “apakah Anda tahun apa yang Anda berikan,melainkan Anda memberinya (sesuatu laksana) air yang terus

    mengalir”. Ibn al-Mutawakkil berkata: “maka Rasul menarik

    kembali darinya (Abyadh bin Hamal) (HR Abu Dawud, at-

    Tirmidzi, al-Baihaqi). 

    Dengan hukum-hukum ini, maka harta milik umum itu

    akan tetap menjadi milik seluruh rakyat secara hakiki,dimana seluruh rakyat bisa mendapatkan dan merasakan

    manfaat dari harta-harta milik umum itu.

    Selain semua itu, sistem Islam akan menerapkan sistem

    moneter berbasis emas dan perak atau Dinar dan Dirham.

    Emas dan perak (Dinar dan Dirham) memiliki nilai intrinsik

    sehingga nilainya senantiasa terjaga. Negara dalam sistem ini

    tidak bebas mencetak uang. Akan tetapi negara boleh

    mencetak uang asalnya ada emas atau perak yang

    membackupnya secara penuh. Kekuatan mata uang berbasis

    emas dan perak ini bersandar pada nilai intrinsiknya, bukan

    pada kekuatan perekonomian negara. Sehingga, sistem mata

    uang ini justru bisa menjadi faktor untuk menguatkan

    perekonomian negara. Berbeda dengan sistem moneter saat

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    27/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 23 

    ini yaitu sistem uang kertas  fiat money  yang tidak memiliki

    nilai intrinsik sebaliknya nilainya ada karena ditetapkan

    dengan undang-undang. Kekuatan nilainya bergantung padakekuatan perekononomian negara. Negara juga bisa

    mencetak uang kapan saja dan berapa saja. Akibatnya, mata

    uang kertas  fiat money  ini terus menerus mengalami inflasi

    karena nilainya menurun akibat jumlahnya yang terus

    bertambah selain karena pencetakan juga karena sistem

    reserve banking, riba transaksi di sektor non riil dan transaksi

    derivatif . Maka mata uang kertas fiat money tidak bisa menjadifaktor untuk mengokohkan perekonomian, sebaliknya justru

    menjadi faktor ketidakstabilan perekonomian.

    Itulah beberapa contoh bagaimana Negara Khilafah akan

    menjaga aqidah dan menjamin kebutuhan rakyanya dengan

    sangat sempurna. Dengan itu kehidupan masyarakat pun

    menjadi tenang, tenteram dan bahagia serta dijauhkansejauh-jauhnya dari hal-hal yang bisa merusak ketenteraman

    dan kebahagiannya. Itulah kerahmatan Islam bagi

    masyarakat, dari urusan agama hingga harta benda. [] 

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    28/84

    24 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    29/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 25 

    KHILAFAH MEMBERANTAS

    KRIMINALITAS,MENJAGA KEUTUHAN NEGARA DANMENGEMBAN DAKWAH 

    alah satu hal yang penting dalam kehidupan

    bermasyarakat adalah keamanan. Di antara yangmenjadikan terganggunya kondisi keamanan di tengah

    masyarakat adalah tindak kriminal. Khilafah hadir untuk

    menerapkan syariat Islam, di antaranya terkait hukum-

    hukum untuk memberantas kriminalitas.

    Apa yang dimaksud dengan kriminalitas? Imam al-

    Mawardi memaknai kriminalitas (jarimah, jamak: jaraim)dengan mengatakan:

    عزير و ت  ٍّ

    د ها  عاىل عن اهللا ت ة زجَّ

    ا ئم حمظورات شرع جل  

    Artinya, “ Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang

    oleh Syara’ yang diancam oleh Allah dengan hukuman hadd atau

    ta’zir ".

    S

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    30/84

    26 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    Tindak kriminal tersebut di antaranya pergaulan bebas,

    pencurian, narkoba, minuman keras, pembunuhan, LGBT,

    pemerkosaan, dll.

    Pemberantasan tindak kriminal oleh Khilafah secara

    umum mencakup dua hal. Pertama, pencegahan tindak

    kriminal dengan penerapan syariat Islam di tengah

    kehidupan; dan kedua penjatuhan sanksi hukum (‘uqubat)

    bagi orang yang melakukan tindak kriminal. Dengan

    demikian, paradigma pemberantasan kriminal didasarkan

    pada tindakan  preventif  (pencegahan) sebelum terjadi tindak

    kriminal tersebut dan kuratif  (‘pengobatan’) bagi pelaku yang

    melakukannya. Upaya pencegahan berupa hukum-hukum

    syariat yang mencegah terjadinya tindak kriminal.

    Sementara, upaya kuratif   berupa penjatuhan sanksi hukum

    bagi pelaku tindak kriminal.

    Satu hal yang menarik, sistem sanksi dalam Islam berbeda

    dengan sistem sanksi apapun di dunia ini. Sanksi dalam

    syariat Islam bukan hanya berpihak kepada masyarakat yang

    menjadi korban, melainkan juga berpihak pada korban itu

    sendiri. Sanksi dalam Islam merupakan zawajir   sekaligus

     jawabir . Sanksi dalam Islam sangat tegas sehingga

    mendatangkan efek jera. Oleh karena itu, sanksi dalam Islam

    akan mencegah seseorang untuk melakukan suatu tindak

    kriminal. Inilah yang disebut zawajir .

    Sebagai contoh, ketika diterapkannya hukum qishash,

    maka qishash  tersebut akan mencegah terjadinya tindakan

    balas dendam kepada keluarga korban kepada pelaku atau

    keluarga pelaku. Di dalam al-Quran Allah SWT berfirman:

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    31/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 27 

    اب األ

     ياأو

     اة ح

     قصاص ا

       كم و

    “Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidupbagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu

    bertakwa” [TQS al-Baqarah ayat 179]. 

    Al-Alusi berkata dalam tafsirnya, Ruhul Ma’ani (2/1130),

    mengatakan, “Makna qishash sebagai jaminan kelangsungan

    hidup adalah kelangsungan hidup di dunia dan di akhirat. Jaminan

    kelangsungan hidup di dunia telah jelas karena dengandisyariatkannya qishash berarti seseorang akan takut melakukan

     pembunuhan. Dengan demikian, qishash menjadi sebab

    berlangsungnya hidup jiwa manusia yang sedang berkembang.

     Adapun kelangsungan hidup di akhirat adalah berdasarkan alasan

    bahwa orang yang membunuh jiwa dan dia telah diqishash di

    dunia, kelak di akhirat ia tidak akan dituntut memenuhi hak orang

    yang dibunuhnya.” Sanksi dalam Islam juga merupakan  jawabir . Ini berarti

    sanksi tersebut merupakan penebus dosa bagi pelaku yang

    dikenai sanksi hukum Islam. Rasulullah SAW bersabda:

    »كفارته

     فهو

     عقوبته

     له

     فجعلت

     حد

     منكم

     أصاب

     من

    «

    “Barang siapa melakukan pelanggaran batas (hukum Allah) laludijatuhi sanksi maka itu merupakan kafaratnya (penebus dosa)” 

    (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban). 

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    32/84

    28 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    Kriminalitas 

    Salah satu bentuk kriminalitas adalah pergaulan bebas.

    Sistem kufur tak memerhatikan sama sekali soal ini. Sistem

    itu justru mempertuhankan hawa nafsu. Nafsu seks diumbar

    sedemikian rupa tanpa mengindahkan aturan sama sekali.

    Bagi sistem tersebut, hubungan seks boleh selama tidak

    merugikan orang lain. Jangan heran, jika tidak ada aturan di

    negeri ini yang mengharamkan zina, homoseks maupun

    lesbian.Tak ayal, seks bebas dan homoseks angkanya terus

    meningkat. Yang sungguh mengkhawatirkan, perilaku ini

    menghinggapi para remaja. Banyak survei membuktikan.

    Menurut hasil survei 2008 oleh satu lembaga, 63 persen

    remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah

    melakukan hubungan seksual di luar nikah, dan 21 persen di

    antaranya melakukan aborsi. Bagaimana dengan tahun ini?

    Survei-survei berikutnya membuktikan peningkatan yang

    signifikan dengan pelakunya makin muda, bahkan ada yang

    masih sekolah dasar (SD).

    Prostitusi pun bak jamur di musim hujan. Jika dulu

    perbuatan maksiat itu terjadi di warung remang-remang atau

    lokalisasi pelacuran, kini tempatnya di hotel berbintang. Caramenggaet konsumennya pun kian canggih, menggunakan

    media sosial. Pelacurnya pun tak lagi kelas kere (miskin),

    tetapi artis-artis papan atas. Spektrum hidung belangnya pun

    kian lebar, dari miskin hingga konglomerat.

    Setali tiga uang dengan seks bebas, LGBT pun terus

    berkembang. Kalau dulu sembunyi-sembunyi, kini mereka

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    33/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 29 

    terang-terangan. Penularan perilaku menyimpang itu

    menjangkau banyak kalangan. Menurut survei CIA,

    sebagaimana dilansir sebuah situs asing, jumlah populasiLGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) di

    Indonesia adalah ke-5 terbesar di dunia setelah Cina, India,

    Eropa dan Amerika. Beberapa lembaga survey independen

    dalam maupun luar negeri menyebutkan bahwa Indonesia

    punya 3 persen LGBT. Berarti dari 250 juta penduduk kita 7,5

     jutanya adalah LGBT. Ini sungguh angka yang mengagetkan.

    Itulah fakta negeri yang jauh dari rahmat ilahi. Ini tidak

    akan terjadi dalam sistem Islam. Dalam sistem ini, negara

    sangat menjaga keturunan/nasab manusia. Bukankah

    manusia diciptakan berlainan jenis untuk melangsungkan

    keturunannya? Maka dari itu, Islam sangat menjaga perilaku

    manusia agar tidak menyimpang dari fitrah penciptaan nafsu

    dalam dirinya.

    Sebagaimana memberantas tindak kriminal lainnya,

    khilafah memberantas pergaulan bebas dan LGBT dengan

    penerapan hukum secara komprehensif. Di antara hukum

    syariat Islam yang berkaitan dengan hal tersebut adalah:

    1.  Keimanan individu dengan pembinaan dan sistem

    pendidikan Islam (kurikulum, materi, metode) yangmembentuk kepribadian Islam secara gratis. Rasulullah

    SAW dulu membebaskan tahanan dengan tebusan

    berupa seorang tahanan mengajari membaca kepada

    sepuluh orang sahabat. Ini menunjukkan bahwa

    pendidikan merupakan tanggung jawab negara.

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    34/84

    30 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    2.  Kewajiban menutup aurat (terhadap lawan jenis

    maupun sesama jenis). Di dalam khazanah syariat Islam

    sudah dikenal batasan aurat. Tidak bolehmenampakkan aurat kecuali kepada mahramnya.

    Misalnya, seperti yang digambarkan di dalam al-Quran

    surat an-Nur ayat 31.

    3.  Tak mengumbar kecantikan di depan publik (tabarruj);

    mencegah acara yang mempertontonkan aurat.  Allah

    SWT menerangkan hal ini di antaranya dalam surat al-

    Ahzab ayat 33.

    4.  Perintah menjaga pandangan ( ghadhul bashar ),

    sebagaimana dinyatakan dalam surat an-Nur ayat 30 dan

    31.

    5.  Larangan tidur dalam satu selimut (baik sejenis, maupun

    lawan jenis). Nabi saw.:

    وهم

     ها ي ع

     واضربوهم

     ني س

     ع س

     ا  ب

     وهم

     الة

    َّ

    بالص

     والدكم

     وا م

    هم يف املضاجع  ن ي قوا بِّ

     وف ا  عشر ب

      Perintahkanlah anak-anak kalian shalat ketika usia mereka

    tujuh tahun; pukullah mereka karena (meninggalkan)-nya saat

    berusia sepuluh tahun; dan pisahkan mereka di tempat

    tidur” (HR Abu Dawud). 

    Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk

    memisahkan tempat tidur anak-anak. Padahal tidak ada

    keraguan sedikitpun, ketika mereka tidur dalam satu

    ranjang hal itu belum bisa mengantarkan mereka dalam

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    35/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 31 

    perbuatan zina atau sodomi, karena belum ada hasrat

    (syahwat) untuk itu di usia tersebut. Dengan begitu,

    perintah “memisahkan tempat tidur” tersebut lebihdiarahkan pada perbuatannya itu sendiri,

    yaitu mudhâja’ah (tidur bersama). Karena itu perbuatan

    mudhâja’ah (tidur bersama) ini haram.

    6.  Larangan ber-khalwat dan ikhtilath. Khalwat  artinya

    mojok, atau berdua-duaan antara seorang laki-laki

    dengan perempuan. Ikhtilat  berarti campur baur antara

    laki-laki dengan perempuan. Banyak sabda Nabi SAW

    yang melarang khalwat, di antaranya:

    معها

     

    يس

     

    ة امر

     

    َّ

    يخلون

     

    فال

     

    آلخر و ي

    ْ

    ل و

     

    اهللا

     

    ؤمن ي

     

    كان

     

    ومن

     

    هما ث ثا

     

    َّ

    ن ف

     

    ها من

     

    محر

     

    يطانذو

    َّ

    لش

    “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada

    mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga

    diantara mereka berdua” (HR. Ahmad). 

    7.  Negara memberikan kemudahan dalam menikah. Nabi

    Muhammad Rasulullah SAW bersabda: "Perempuan yang

     paling besar mendatangkan berkah Allah untuk suaminyaadalah perempuan yang paling ringan maharnya." (HR.

    Ahmad, Hakim, Baihaqi). Dalam hadits lain,

    diterangkan, bahwa Rasulullah SAW

    bersabda: "Sesungguhnya pernikahan yang paling berkah

    adalah pernikahan yang sederhana belanjanya."(HR.

    Ahmad). 

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    36/84

    32 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    8.  Kebolehan poligami, dan pada saat yang sama melarang

    perzinaan.

    9. 

    Negara menerapkan sistem ekonomi Islam yang

    menjamin kesejahteraan rakyat sehingga tertutup alasan

    ekonomi untuk melacur.

    10.  Negara melarang pornografi dan mengontrol

    tayangan/media agar tidak merusak masyarakat.

    Islam mewujudkan kemaslahatan dalam hal ini seperti

    adanya perintah menikah serta larangan melakukan

    zina, sodomi dan homoseksual. Allah SWT berfirman:

    ﴿ اس

    ِّ

    كم من ال  ..﴾فانكحوا ما طاب 

    Karena itu nikahilah wanita-wanita yang menyenangkan hati

    kalian (QS Ali ‘Imran [3]: 14).

    Pada saat yang sama, Allah SWT juga mengharamkan

    zina:

    ﴿ال س

     وسا 

     فاحشة

     كان

     ه

    َّ

    ن

     نا

    ِّ

    ال

     بوا ق ت

     وال

    ..﴾

     

     Janganlah kalian mendekati zina karena sesungguhnya zinaitu merupakan perbuatan keji dan jalan [memenuhi naluri

    seksual] yang buruk (QS al-Isra’ [17]: 32).

    Ayat ini juga memberi pengertian melalui dalalah iltizam 

    bahwa negara harus menutup semua jalan yang bisa

    mendekatkan ke arah perzinaan. Karena itu negara

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    37/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 33 

    harus misalnya: melarang beredarnya pornografi dan

    pornoaksi di tengah masyarakat. Negara harus

    menghalangi campur baur antara laki-laki danperempuan di masyarakat. Negara harus mengawal

    terwujudnya kewajiban bagi semua orang untuk

    menutup aurat dan ketidakbolehan wanita mengumbar

    kecantikannya di depan publik. Negara harus menjamin

    penerapan sistem ekonomi Islam yang kan menutup

    alasan ekonomi bagi seseorang untuk melacur.

    11.  Kontrol masyarakat dengan spirit amar makruf nahi

    mungkar .

    12.  Penerapan sanksi hukum, termasuk sanksi bagi orang

    yang menuduh zina (qadzaf ).

    Zina dalam pandangan Islam merupakan kemaksiyatan

    dan dosa besar, merupakan  jarîmah  (kejahatan). Karena ituorang yang melakukan zina dikenai sanksi yang berat. Sanksi

    pezina itu jiak ia muhshan yakni telah pernah menikah maka

    hukumannya adalah dirajam. Sedangkan jika ia  ghayru

    muhshan  yakni belum pernah menikah maka hukumannya

    adalah dijilid seratus kali dera.

    Allah SWT berfirman:

    جلدة

     ة ما

     هما ن

    ِّ

    م

     واحد

     َّ

    كل

     دوا فاج

     ا

    َّ

    وال

     ة ان

    َّ

    أخذكم ما﴿ال   و

     اآلخر

     يو وا

     ه

    َّ

    ال

     ون ؤم ت

     م كن

     ن

     ه

    َّ

    ال

     دين

       همارأفة عذاب

     شهد و

    نيطائفة  مؤم ن اِّ

    م

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    38/84

    34 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka

    deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan

     janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan

    hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka

    disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman” (TQS an-

    Nur [24]: 2).

    Ayat ini menjelaskan bahwa hukuman bagi pezina adalah

     jilid 100 kali dera. Ayat tersebut bersifat umum mencakup

    semua pezina. Namun keumuman ayat tersebut dikhususkan

    oleh banyak riwayat yang menjelaskan bahwa hukuman jilid

    100 kali dera itu adalah untuk pezina  ghayru muhshan,

    sedangkan untuk pezina muhshan maka hukumannya adalah

    dirajam. Diantaranya adalah riwayat berikut:

    ُّ َّلا

     

    ه

     

    فأم

     

    ة ام

     

    زىن

     

    رجال

     

    َّن

    -

    وسل

     

    عليه

     

    اهللا

     

    صلى

    -

    َّمث

     

    َّدحلا

     

    د فج

    جم  ه ف   نَّه حمصن فأم   أخ

    Seorang laki-laki berzina dengan seorang perempuan lalu nabi

    saw memerintahkan agar dia dijilid maka dia pun dijilid, kemudian

    diberitahukan bahwa ia muhshan maka Beliau memerintahkan agar

    dia dirajam. (HR Abu Dawud, an-Nasai) 

    Hukuman itu bagi orang yang terbukti dengan

    pembuktian syar’iy telah melakukan zina. Pembuktian syar’iy 

    untuk kasus zina itu diantaranya dengan pengakuan pelaku

    seperti dalam kasus Ma’iz al-Aslami dan al-Ghamidiyah, ada

    empat orang saksi yang memberi kesaksian terjadinya

    perzinaan itu secara pasti tanpa ada keraguan sedikitpun.

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    39/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 35 

    Adapun orang yang melakukan perbuatan mendekati

    atau pendahuluan ke arah zina tetapi tidak terbukti dengan

    pembuktian syar’iy  telah melakukan zina, misalnya seoranglaki-laki didapati berduaan di sebuah kamar dengan seorang

    perempuan, maka tentu saja tidak bisa dijatuhi hadd  zina.

    Namun demikian bukan berarti hal tersebut dibenarkan,

    sebab masuk dalam kategori mendekati zina.

    Sementara itu, homoseksual merupakan dosa besar. Imam

    Ibnu Qudamah mengatakan bahwa telah sepakat (ijmak)

    seluruh ulama mengenai keharaman homoseksual (Ibnu

    Qudamah, Al-Mughni, XII/348). Nabi saw. telah bersabda:

    وط«   عن الَّه من عمل عمل قو وط و   عن الَّه من عمل عمل قو

    وط    عن الَّه من عمل عمل قو »و 

     Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan

    kaum Nabi Luth. Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat

    seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah telah melaknat siapa saja

    yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth (HR Ahmad).

    Orang yang melakukan sodomi dan homoseksual, Islam

    dengan tegas menegaskan pelakunya dibunuh. Nabi saw.

    bersabda:

    ه مفعول  فاعل وا وا ا ت وط فاق   و عمل عمل ق وه ي  من وجد

    Siapa saja yang kalian temukan sedang melakukan perbuatan

    kaum Nabi Luth, bunuhlah pelaku dan pasangannya (HR

    Ahmad).

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    40/84

    36 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    Lesbianisme dalam kitab-kitab fikih disebut dengan istilah

    as-sihâq  atau al-musâhaqah. Definisinya adalah hubungan

    seksual yang terjadi di antara sesama wanita. Tak adakhilafiyah  di kalangan  fuqaha’  bahwa lesbianisme hukumnya

    haram. Keharamannya antara lain berdasarkan sabda

    Rasulullah saw.:

    هن« ن ي سا  زنا بِّ

    حاق بني الِّ

    »الس

    Lesbianisme (as-sihâq) diantara wanita adalah [bagaikan] zinadi antara mereka (HR ath-Thabrani).

    Lesbianisme menurut Imam adz-Dzahabi merupakan

    dosa besar (Dzahabi,  Az-Zawâjir ‘an Iqtirâf al-Kabâ’ir , II/235).

    Para  fuqaha’  sepakat akan keharamannya berdasarkan hadis

    dari Watsilah bin Al Asqa’ ra., bahwa Rasulullah saw.

    bersabda:

     زنسحاق«َّ

    هن ن ي سا  بِّ

    »ال 

    Perbuatan lesbian di antara wanita adalah [bagaikan] zina. (HR

    Abu Ya’la. Lihat juga: Majma’ az-Zawâ’id, VI/256).

    Dalam riwayat lain yang semakna, Rasulullah saw

    bersabda:

    هن« ن ي سا  زنا بِّ

    حاق بني الِّ

     »الس

    Lesbianisme diantara wanita adalah [bagaikan] zina di antara

    mereka.  (HR ath-Thabrani, dalam  Al-Mu’jam al-Kabîr ,

    XXII/63; Sa’ud al-Utaibi,  Al-Mawsû’ah al-Jinâ`iyah al-

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    41/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 37 

    Islâmiyyah, 1/427 dan 452;  Al-Mawsu’ah al-Fiqhiyyah al-

    Kuwaytiyyah, 24/162; Wahbah Zuhaili,  Al-Fiqh al-Islami wa

     Adillatuhu, VII/291).

    Imam Ibnu Hazm menyebut dalil-dalil lain yang

    mengharamkan lesbianisme. Di antaranya hadis dari Ibnu

    Mas’ud ra. yang berkata bahwa Nabi saw. telah melarang

    perempuan bersentuhan kulit (mubâsyarah) dengan

    perempuan lain dalam satu selimut karena bisa jadi

    perempuan itu akan menceritakan keadaan temannya itu

    kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihat

    perempuan teman istrinya itu (HR al-Bukhari). Imam Ibnu

    Hazm menjelaskan bahwa dalil ini telah mengharamkan

    mubâsyarah, yakni persentuhan kulit dengan kulit tanpa

    penghalang antarwanita di bawah satu selimut. Jika

    persentuhan itu terjadi antar kemaluan ( farji), yaitu

    lesbianisme, maka tentu lebih haram lagi dan merupakankemaksiatan yang berlipat ganda (ma’shiyah mudhâ’afah)

    (Ibnu Hazm, Al- Muhalla, VI/547; Ibnu Bathal, Syarh Shahîh al-

    Bukhari, VII/366).

    Namun demikian, hukuman untuk lesbianisme tidak

    seperti hukuman zina, melainkan hukuman ta’zîr , yaitu

    hukuman yang tidak dijelaskan oleh sebuah nash khusus.

     Jenis dan kadar hukumannya diserahkan kepada qâdhi 

    (hakim). Ta’zîr  ini bentuknya bisa berupa hukuman cambuk,

    penjara, publikasi (tasyhîr ), dan sebagainya (Sa’ud al-Utaibi,

     Al-Mawsû’ah al-Jinâ`iyyah al-Islâmiyah, hlm. 452;

    Abdurrahman Al-Maliki, Nizhâm al-‘Uqûbât, hlm. 9).

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    42/84

    38 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    Dengan semua itu keturunan manusia pun terjaga.

    Eksistensi umat manusia degan segenap martabat

    kemanusiannya juga terjaga. Masyarakat pun terbebas dariperilaku menyimpang yang sangat membahayakan eksistensi

    manusia.

    Semua aturan di atas merupakan syariat Islam. Tidak

    mungkin hukum-hukum tersebut diterapkan oleh sistem

    sosialisme/komunis. Sebab, mereka tidak memiliki hukum-

    hukum tersebut. Bahkan, tidak mengimaninya. Jadi,

    bagaimana dapat menerapkannya. Begitu juga, hukum-

    hukum tersebut tidak mungkin dapat dilaksanakan oleh

    sistem kapitalisme. Mereka tidak memiliki dan tidak

    mengimaninya. Semua hukum tersebut baru dapat

    diterapkan dengan sistem yang berasal dari Islam, yakni

    khilafah.

    Begitu pula berkaitan dengan kriminalitas yang

    mengganggu keamanan. Di negeri yang mayoritas Muslim

    ini justru keamanan begitu mahal, apalagi dalam dua tahun

    terakhir. Para begal begitu leluasa beraksi. Jambret dan

    penodong bisa menghadang setiap orang di jalanan. Tidak

    hanya di kota-kota besar, mereka berkeliaran sampai ke

    pelosok-pelosok desa. Mereka tidak hanya merampas harta

    orang lain di jalan. Sebagian mereka menganiaya korbannya

    hingga ada yang tewas. Berbagai operasi aparat keamanan

    ternyata tak menghentikan aksi kejahatan di jalanan ini. Ini

    bisa jadi karena sanksi yang diterapkan tidak memberikan

    efek jera.

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    43/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 39 

    Islam memiliki cara tersendiri untuk mencegah kejahatan

    di jalanan ini. Tindakan teror, perampokan maupun

    pembegalan adalah perbuatan haram. Ada sanksi yang tegasterhadap para pelakunya.

    Abdurrahman al-Maliki dalam kitab Nizhâm al-‘Uqûbât

    menyatakan bahwa sanksi yang harus diterima pembegal

     jalanan (quthâ’ ath-tharîq) berbeda-beda sesuai dengan

    tindakan yang mereka lakukan.

    حياربون

     اَّذين

     ا  ج

     ا َّ

     ﴿ن

     فسادا

     األرض

       ويسعون

     ه ورسو

     الَّه

     من

     ينفوا

     و ن خالف 

    ِّ

    هم م يديهم ورج قطَّع  و ت   وا َّصي و   لواَّ

    قت ي

    ﴾ضرألا

    “Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang

    memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di mukabumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan

    dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri

    (tempat kediamannya).“ (TQS al-Maidah [5]: 33)

     Jika hanya merampas harta benda saja, mereka akan

    dikenai hukuman dengan dipotong tangan kanan dan kaki

    kirinya (secara silang). Tangan dipotong dipergelangannyaseperti pemotongan pada kasus pencurian. Adapun kaki

    dipotong pada persendian mata kakinya (dengan benda yang

    sangat tajam dan tanpa dilakukan penyiksaan).

     Jika mereka hanya melakukan teror dijalan, mereka

    dikenai sanksi pengusiran, yakni diusir dari negerinya ke

    negeri-negeri yang jauh. Jika mereka hanya membunuh,

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    44/84

    40 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    mereka dikenai hukum bunuh saja. Namun, jika mereka

    membunuh disertai merampas harta benda maka mereka

    akan dibunuh dan disalib. Penyaliban dilakukan setelahdilakukan pembunuhan, bukan sebelumnya.

    Tujuan dari hukuman ini juga agar memberikan efek jera

    bagi pelakunya dan efek takut bagi yang ingin melakukan

    kejahatan yang sama.

    Hukum itu juga dilengkapi dengan penerapan sistem

    Islam lainnya yang menyempurnakan penjagaan ataskeamanan itu. Penerapan sistem ekonomi akan

    meminimalkan faktor penyebab kejahatan sebab selama ini

    terungkap fakta banyak orang melakukan kejahatan dengan

    alasan faktor ekonomi. Kejahatan-kejahatan itu tentu akan

    menjadi gangguan keamanan. Penjagaan keamanan juga

    akan dilakukan oleh polisi, termasuk dengan melakukan

    patroli. Hal itu akan memperkecil peluang terjadinya

    kejahatan. Sebab kejahatan terjadi diantaranya karena

    adanya peluang terjadinya kejahatan itu. Dan penerapan

    sistem ‘uqubat Islam akan memberi efek jera yang mencegah

    orang melakukan kejahatan.

    Keamanan dan terwujudnya rasa aman bagi masyarakat

    itu akan terwujud dan bisa dirasakan manusia denganpenerapan syariah Islam secara kâffah. Dengan begitu,

    keamanan individu, masyarakat dan negara pun terjaga.

    Imam al-Ghazali mengungkapkan pentingnya

    kekuasaan dan negara. Beliau mengungkapkan:

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    45/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 41 

    لطان

    ُّ

    والس

     ين ِّدله

     َّ

    أس

     ال

     وما

     حارس

     لطان

    ُّ

    والس

     ٌّ

    أس

     ين ِّدل

     مان و ت

     فضائع

     ه

     حارس

       وما

     فمهدوم

    “ Agama dan kekuasaan (ibarat) saudara kembar. Agama adalah

     pondasi dan kekuasaan adalah penjaga. Sesuatu yang tanpa pondasi

    niscaya runtuh dan sesuatu tanpa penjaga niscata lenyap” (Imam

    al-Ghazali, al-Iqtishâd fî al-I’tiqâd).

    Dengan demikian, negara perlu dijaga. Dijagabagaimana? Negara dijaga agar tetap utuh dan tetap

    menerapkan syariat Islam. Untuk itu, khilafah menerapkan

    beberapa hukum syariat Islam yang apabila diterapkan akan

    dapat menjaga negara. Di antara syariat yang dilakukan oleh

    khilafah adalah:

    1.  Menanamkan bahwa umat Islam adalah ummatan

    wahidah  (satu umat) dan khairu ummah  (umat terbaik)

    dalam pembinaan dan pendidikan. Allah SWT

    berfirman:

    عن

     هون ن وت

     وف مع ا

     ون أم

     لَّاس

     أخرجت

     ة

    َّ

    أم

     خي

     م ك

     

    من

     

    هلم

     

    ا خي

     

    كان

     

    اب ك ا

     

    هل

     

    آمن

     

    و و

     

    ه

    َّ

    ال

     

    ون ؤم وت

     

    كر م هما فاسقون  هم ا ون وكث مؤم  ا

    “Kamu sekalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan

    untuk manusia, yang menyuruh kepada yang ma’ruf dan

    mencegah dari yang munkar serta beriman kepada Allah?”

    (QS Ali ‘Imrân [3]: 110). 

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    46/84

    42 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    2.  Mewajibkan persatuan umat. Rasulullah SAW bahkan

    menegaskan bahwa umat Islam itu laksana bangunan

    yang saling mengokohkan satu dengan lainnya. Beliaubersabda:

    عضا عضه ب  ب ُّدشي نا ن ب لمؤمن كا مؤمن  ن َّا

      “Sesungguhnya mukmin terhadap mukmin yang lain laksana

    suatu bangunan yang saling mengokohkan satu sama lain”

    (HR. Bukhari). 3.  Menjaga pondasi keutuhan dan kelestarian syariat Islam:

    a.  Menetapkan salah satu syarat kepala negara harus

    Muslim

    b.  Proses baiat  yang mewajibkan kepala negara

    menerapkan al-Quran dan as-Sunnah, serta rakyat

    wajib mentaatinya selama tidak memerintahkanmaksiyat. Tidak melakukan tindakan fisik kepada

    penguasa selama mereka tidak melakukan kufran

    bawahan.

    ادة بن صامت صلى اهللا عليه-قال دعانا رسول الَّهعن ع

    وسلم

    -السَّمع

     ى ع

     ا ع باي

     ن

     ا ي ع

     خذ

     فيما

     فكان

     اه ع اي ف

     ون

     ا ي ع

     ة ث و

     ويسرنا

     وعسرنا

     ا ه ومك

     ا شط م

     ىف

     اعة

    َّ

    والط

    ه  ه   ازع األم دكم من«قالال ن واحا ع ا ب وا كف ن ت  َّال

    رهان  »الَّه فيه ب

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    47/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 43 

    Dari Ubadah bin Shamit, dia berkata, Rasulullah SAW

    memanggil kami lalu kami membai’atnya untuk

    mendengar dan taat dalam keadaan lapang kami, sempitkami, sulit kami, mudah kami, hak kami dihalangi, dan

    kami tidak mencabut urusan (kekuasaan) dari pemiliknya.

    Beliau melanjutkan, ‘kecuali kalian melihat kekufuran

    yang nyata yang kalian miliki dari Allah di dalamnya

    bukti/penjelasan (HR. Muslim). 

    c.  Larangan mengangkat lebih dari satu pemimpin.

    Rasulullah SAW bersabda:

    هما«  من وا اآلخ ت يفتني فاق ع خل  »ذا بو

    “Bila dibai’at dua orang khalifah maka bunuhlah yang

    terakhir dari keduanya” (HR. Muslim). 

    d. 

    Memberikan kemudahan pembentukanparpol/organisasi/kelompok masyarakat untuk

    mengoreksi penguasa selama didasarkan pada

    Islam. Hal ini ditegaskan di dalam al-Quran:

    وف مع ا

     ون ويأم

     اخلري

     ىل

     يدعون

     ة

    َّ

    أم

     كم م

     كن و

     

    كر م ا

     

    عن

     

    هون ن حونوي مف ا

     

    هم

     

    ك وأو

     

    “Hendaklah ada di antara kalian sekelompok umat yang

    menyeru kepada kebaikan (Islam) dan menyuruh berbuat

    ma’ruf serta mencegah berbuat munkar dan merekalah

    orang-orang yang beruntung”  (QS. Ali ‘Imran [3]:

    104). 

    4. 

    Melarang hal-hal yang membahayakan negara:

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    48/84

    44 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    a.  Melarang separatisme

    b.  Melarang disintegrasi

    c.  Melarang bughat 

    d.  Melarang memberi jalan bagi orang/negara kafir

    menguasai umat Islam

    5.  Menyampaikan dakwah ke luar negeri sehingga negara-

    negara lain paham akan keadilan Islam dan tidak coba-

    coba memporakporandakan negara6.  Melakukan muhasabah hukkam  (koreksi pada penguasa),

    dan bila melakukan kufran bawahan  (kekafiran yang

    nyata) boleh mengangkat senjata

    7.  Menerapkan sanksi hukum:

    a.  Memerangi kelompok yang memecah belah umat

    Islam

    b.  Berjihad melawan negara kafir imperialis

    Islam tidak memberikan celah sedikit pun bagi kelompok

    tertentu untuk memisahkan diri dari wilayah kesatuan kaum

    Muslim. Karena itu Islam menetapkan hukum haram bagikelompok yang ingin memisahkan diri. Khilafah akan

    memerangi mereka yang memberontak kepada Khalifah dan

    mempertahankan wilayah Daulah dengan kekuatan senjata.

    Tidak bisa kemudian dengan alasan hak asasi manusia

    (HAM) kelompok tertentu memberontak kepada negara

    seperti saat ini yang terjadi di Papua. Apalagi jelas-jelas di

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    49/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 45 

    belakang mereka adalah kekuatan asing yang memang ingin

    memecah negeri kaum Muslim Indonesia agar kian lemah

    dan mudah dicengkeram oleh penjajah.

    Kasus Timor Timur yang lepas dari Indonesia pada tahun

    1999 menjadi catatan penting betapa negara sekular/kapitalis

    tidak memiliki prinsip untuk mempertahankan kesatuan

    wilayahnya. Rezim penguasa saat itu lebih takut kepada

    asing daripada menjaga kedaulatannya.

    Kondisi ini tentu sangat berbeda saat negara menerapkanIslam secara kâffah  dalam naungan Khilafah. Tak akan

    dibiarkan sejengkal pun wilayah Daulah jatuh kepada

    pemberontak atau penjajah.

    Eksistensi negara bisa terancam jika ada sekelompok

    orang yang membangkam dan menentang negara

    menggunakan kekuatan. Aktivitas bughat tersebut dalampandangan Islam merupakan kriminal.

    Muhammad Khayr Haikal dalam bukunya al-Jihâd wa al-

    Qitâl  (Dar al-Bayariq, hal. 63) menjelaskan bahwa orang-

    orang yang melakukan bughat  pada mereka harus ada tiga

    hal:

    1. 

    Membangkang terhadap kekuasaan daulah dengan tidakmau menunaikan hak negara, tidak mau menaati

    perundang-undangan atau berusaha untuk mendongkel

    kepala negara (khalifah).

    2.  Memiliki kekuatan yang memungkinkan mereka untuk

    mengontrol (as-saytharah).

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    50/84

    46 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    3.  Melakukan khuruj yakni penentangan, yaitu yang dalam

    ungkapan sekarang adalah revolusi bersenjata, perang

    sipil, perang dalam negeri, menggunakan senjata ataukekerasan untuk meraih tujuan politik yang menjadi

    alasan dilakukannya revolusi.

    Deskripsi tersebut dijelaskan dalam al-Quran, as-Sunnah

    dan Ijmak Shahabat. Nash  utama tentang bughât  adalah

    firman Allah SWT:

    غت ب

     ن ف

     هما ن ي ب

     حوا فأص

     لوا ت اق

     ني مؤم ا

     من

     ان طائف

     ن و

     ﴿

     اَّيت  قاتلوا ى ف ى األخ  ع نحدامها  ف  الَّه مر ىل    في   َّ

    غي حىت ت

     مقسطني ا

     ُّ

    حيب

     ه

    َّ

    ال

     َّن

     قسطوا و

     عدل ا

     هما ن ي ب

     حوا فأص

     فا ت

    Dan jika dua golongan dari orang-orang mukmin berperang,

    maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya (zalim) maka perangilah golongan

    yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada

     perintah Allah.  Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah

     Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan

    berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

    berlaku adil (TQS al-Hujurat [49]: 9). 

    Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshari (w.925 H) dalam

    Fathul Wahhab  (II/153) mengatakan,”Dalam ayat ini memang

    tidak disebut ‘membangkang kepada imam’ secara sharih, akan

    tetapi ayat tersebut telah mencakupnya berdasarkan keumuman

    maknanya, atau karena ayat tersebut menuntutnya. Sebab jika

     perang dituntut karena kezaliman satu golongan atas golongan

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    51/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 47 

    lain, maka kezaliman satu golongan terhadap imam tentu lebih

    dituntut lagi.” 

    Rasul saw dengan jelas menyatakan tercelanya tindakanmembangkang kepada imam (al-khuruj ‘an tha’at al-imam).

    Nabi SAW bersabda:

    ج من« ةمن فارق اجلماعة وخَّ

    ه جاه »الطَّاعة فمات فمي

    Siapa saja yang memisahkan diri dari jamaah dan keluar dari

    ketaatan (kepada khalifah) lalu ia mati, maka matinya adalah mati jahiliyyah. (HR. Ahmad dari Abu Hurairah)

    Pembangkangan kepada imam itu tidak harus dalam

    bentuk mereka memulai terlebih dahulu angkat senjata.

    Itulah yang menjadi ijmak sahabat dalam kasus

    pembangkangan sekelompok orang arab untuk menunaikan

    zakat kepada Abu Bakar. Tentang perang Abu Bakar raterhadap orang-orang yang tidak mau membayar zakat

    karena kebakhilan mereka atau karena syubhat  anggapan

    mereka bahwa mereka tidak wajib membayar zakat kecuali

    kepada orang yang doanya membuat mereka tenteram yaitu

    Nabi saw sedangkan Beliau sudah wafat sehingga mereka

    tidak harus membayarnya, Imam asy-Syafii di dalam al-Umm 

    (II/215) menyatakan, “Siapa yang tidak mau menunaikanapa yang telah diwajibkan oleh Allah SWT sementara imam

    tidak mampu mengambilnya karena pembangkangan

    mereka, maka imam memeranginya…. Jika membangkang

    menunaikannya atau yang lain dengan berkelompok

    (jamaah) dan jika dikatakan kepada mereka “tunaikan ini”

    mereka menjawab: “saya tidak akan menunaikannya, dan

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    52/84

    48 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    saya tidak akan memulai perang kecuali kamu memerangi

    saya, maka mereka diperangi. Sebab tidak lain dia diperangi

    atas pembangkangan dari hak (kewajiban) yang wajibditunaikan.”

    Mengenai yang dimaksud dengan imam, Abdul Qadir

    Audah menegaskan, “[Yang dimaksud] Imam, adalah

    pemimpin tertinggi (kepala) dari Negara Islam (ra`is ad-

    dawlah al-islamiyah al-a’la), atau orang yang mewakilinya...”

    (Tasyrî’ al-Jinâ`iy II , hal. 676). Dengan demikian,

    pembangkangan kepada kepala negara yang bukan khalifah,

    misalnya kepada presiden dalam sistem republik, perdana

    menteri dalam sistem parlementer, tidak dapat disebut 

    bughât, dari segi mana pun, menurut pengertian syar’i yang

    sahih.

    Orang-orang yang melakukan bughât  itu harus

    mempunyai kekuatan yang memungkinkan mereka untuk

    mendominasi. Kekuatan ini haruslah sedemikian rupa,

    sehingga untuk mengajak golongan bughat  ini kembali taat,

    khalifah harus mengerahkan segala kesanggupannya,

    misalnya mengeluarkan dana besar, menyiapkan pasukan,

    dan mempersiapkan perang (al-Husaini, Kifayatul Akhyar ,

    II/197). Kekuatan itu bisa terwujud dengan adanya jumlah

    orang yang banyak (al-katsrah) dan adanya kekuatan (al-

    quwwah), serta adanya pemimpin yang ditaati (Zakariyya al-

    Anshari,  Asna al-Mathalib, IV/111). Itu artinya kekuatan itu

    terwujud ketika mereka yang melakukan bughât  itu

    berkelompok sebagai tha`ifah. 

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    53/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 49 

    Hal itu ditegaskan dalam QS al-Hujurat: 9, pada lafazh

    “wa in thâ`ifatâni …”. Kata “thâ`ifah” artinya adalah al-jama’ah 

    (kelompok) dan al-firqah  (golongan) (Anis,  Al-Mu’jamulWasith, hal. 571). Ayat tersebut menggunakan kata syarat

    “in” yang memberikan pengertian jika bukan thaifah maka

    tidak bisa diberlakukan keseluruhan hukum dalam ayat ini.

    Karena itu istilah bughât  tidak bisa diberlakukan terhadap

    individu. Taqiyuddin al-Husaini mengatakan,”...jika (yang

    memberontak) itu adalah individu-individu (afrâdan), serta mudah

    mendisiplinkan mereka, maka mereka itu bukanlah bughât.”(Kifayatul Akhyar  II, hal. 198).

    Sedangkan tentang al-khurûj  (penentangan)

    mengggunakan senjata untuk mewujudkan tujuan-

    tujuannya, dasarnya adalah lafazh “iqtatalû”  (kedua

    golongan itu berperang) dalam QS al-Hujurat: 9. Ini

    mengisyaratkan adanya sarana yang dituntut dalam perang,yaitu senjata (as-silâh). Selain itu Nabi SAW juga bersabda :

    »مَّا

     س ف

     الح

    ِّ

    الس

     ا ي ع

     محل

     من

    «

    Barangsiapa yang membawa senjata untuk memerangi kami,

    maka ia bukanlah golongan kami. (Muttafaqun ‘alayhi)

    Ayat diatas telah menyatakan bahwa hukuman terhadappelaku bughat  adalah diperangi sampai mereka kembali

    kepada perintah Allah, yaitu kembali taat kepada khalifah

    atau negara dan menghentikan pembangkangan mereka.

    Namun sebelum sampai kepada perang tersebut, imam atau

    khalifah harus mengontak mereka dan menanyakan apa

    yang mereka tuntut dari negara. Jika mereka menyebutkan

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    54/84

    50 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    kezaliman maka kezaliman itu harus dihilangkan. Jika

    mereka mengklaim suatu syubhat  maka syubhat  tersebut

    harus dibongkar dan dijelaskan. Jika mereka menilai apayang dilakukan oleh khalifah (negara) menyalahi kebenaran

    atau syara’, padahal tidak demikian halnya, maka harus

    dijelaskan kesesuaian tindakan dan kebijakan khalifah atau

    negara dengan syariah dan nash-nashnya serta harus

    ditampakkan kebenarannya. Semua itu harus dilakukan

    sampai taraf dianggap cukup. Jika mereka yang melakukan

    bughât  itu tetap dalam pembangkangan, maka merekadiperangi agar kembali taat. Namun harus diingat, perang

    terhadap mereka adalah perang dalam rangka memberi

    pelajaran (qitâl at-ta`dîb) bukan perang untuk memusnahkan.

    Perang terhadap mereka bukan merupakan jihad. Jadi harta

    mereka bukan fa’i dan tidak boleh dirampas dan dibagi-bagi.

    Mereka yang tertawan tidak diperlakukan sebagai tawanan,

    melainkan diperlakukan sebagai pelaku kriminal. Wanita

    dan anak-anak mereka yang turut di medan perang tidak

    boleh dijadikan sabi.

    Semua itu menunjukkan pentingnya kesatuan negara dan

    persatuan umat. Siapa saja yang mengancam kesatuan

    negara dan persatuan umat Islam itu artinya mengancam

    eksistensi negara dan umat yang sama saja mengancam

    eksistensi Islam. Karena itu siapa hendak memecah belah

    persatuan umat itu harus disikapi dengan keras. Nabi saw

    bersabda:

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    55/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 51 

    »عصاكم

     َّ

    يشق

     ن

     يريد

     واحد

     رجل

     ى ع

     مجيع

     مكم و

     اكم

     ومن

     وه ت فاق

     كم مجاع

     فِّق ي

    «

    “Siapa saja yang mendatangi kalian dan urusan kalian

    berhimpun pada satu orang (imam/khalifah), ia ingin memecah

    belah persatuan kalian maka bunuhlah dia” (HR. Muslim). 

    Begitu pula, apabila ada pihak kafir penjajah yang

    berupaya memporak-porankan kesatuan umat Islam maka

    tidak boleh didiamkan. Allah SWT melarang umat Islam

    memberikan peluang kepada orang kafir untuk menguasai

    kaum Muslim. Allah SWT berfirman:

    ن هجيعلو

    َّ

    نياعلكافرينال يالمؤم س

    “Dan sekali-kali Allah tidak akan pernah memberi jalan kepada

    orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang Mukmin”. (TQS

    An Nisaa [4]:141).

    Bahkan, negara kafir yang hendak menguasai negeri

    Muslim dan hendak menimbulkan fitnah di dalam negeri

    maka dilawan dengan jihad. Khalifah akan menyerukan

     jihad melawan mereka. Allah SWT berfirman:

    َّ هوا فال عدوان  ت ن ان َّه ف ين ِّ

    ة ويكون الد كون فت    َّ

    وهم حىت وقات

    مني  ى الظَّا  ع

    Perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah

    (kekufuran) dan adalah agama bagi Allah semata-mata. (QS

    al-Baqarah [2]:193). 

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    56/84

    52 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    Dengan menerapkan hukum-hukum syariat Islam

    tersebut, kesatuan umat Islam terjaga, negara pun

    terpelihara. Selain itu, upaya untuk menghancurkankesatuan umat baik datang dari dalam maupun dari luar

    akan dapat teratasi. Bila ini terjadi, maka yang akan merasa

    tenang dan tentram bukan hanya umat Islam melainkan juga

    non Muslim yang hidup bersama umat Islam. Namun, sekali

    lagi, penerapan hukum syariat Islam secara kaffah-lah yang

    dapat membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil

    ‘alamin). Dan, penerapan Islam secara kaffah  ini hanya akandapat diterapkan dengan sempurna dengan adanya khilafah.

     Jadi berdasarkan semua itu syariah dan khilafah akan

    mewujudkan islam rahmatan lil ‘alamîn. Wallâh a’lam bi ash-

    shawâb.[] 

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    57/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 53 

    PIDATO POLITIK:MENEGAKKAN DAULAH KHILAFAH,

    MEWUJUDKAN RAHMAH  Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,

    Telah maklum, Islam adalah dîn al-rahmah. Agama yang

    ketika diterapkan secara kaffah  akan mewujudkan rahmat

    bagi seluruh alam. Dan telah maklum pula, syariah secara

    kaffah itu hanya bisa ditegakkan dengan Khilafah Islamiyyah.Karena itu, Khilafah Islamiyyah sebagai institusi pelaksana

    syariah adalah dawlah al-rahmah. Daulah yang mewujudkan

    dan menebarkan rahmat dalam kehidupan.

    Siapa pun yang membuka catatan sejarah tentang

    Khilafah Islamiyyah, niscaya akan menemukan realitas ini.

    Kehidupan penuh rahmat benar-benar terwujud dalamkehidupan. Bukan hanya dirasakan oleh kaum Muslimin,

    orang-orang kafir pun turut merasakannya. Maka, tidak

    heran jika manusia dari berbagai bangsa berbondong-

    bondong masuk Islam dengan sukarela.

    Bukan seperti negara sekular yang menolak hukum

    syariah. Kalaupun ada yang boleh diamalkan, hanya hukum

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    58/84

    54 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    yang menyangkut kehidupan privat. Sikap ini hanya akan

    mengantarkan kepada kesengsaraan dan penderitaan di

    dunia dan akhirat.

     Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,

    Bukan hanya dawlah al-rahmah, Daulah Khilafah

    Islamiyyah juga dawlah al-‘ad-l. Daulah yang mewujudkan

    keadilan dalam kehidupan. Sebab, hukum yang ditegakkan

    Khilafah Islamiyyah adalah hukum yang berasal dari Dzat

    Yang Mahaadil, Allah Swt. Adakah hukum yang lebih baik

    dan lebih adil daripada hukum Pemilik alam raya beserta

    isinya?

    Keadilan itu juga terwujud karena Khilafah Islamiyyah

    memperlakukan rakyatnya secara adil di depan hukum dan

    peradilan, tanpa memandang strata sosial, suku, bangsa,

    maupun agamanya (lihat QS al-Nisa [4]: 59).

    Bukan seperti negara demokrasi yang menyerahkan

    pembuatan undang-undang kepada segelintir orang.

    Mungkinkah tercipta keadilan jika undang-undangnya

    dibuat segelintir orang yang tak terbebas dari ambisi dan

    tendensi pribadi, apalagi suka korupsi? Mungkinkahkeadilan dapat ditegakkan jika hukum laksana pisau yang

    hanya tajam ke bawah, namun tumpul ke atas?

     Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    59/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 55 

    Daulah Khilafah adalah dawlah al-ri’âyah. Daulah  yang

    memelihara urusan rakyatnya, menunaikan kemaslahatan

    mereka, menjamin kebutuhan mereka, dan menjaga merekadari segala marabahaya. Daulah yang menjalankan sabda

    Rasulullah saw:

    ه

    َّ

    ول عن رع  واإلمام رع ومس

    Dan imam atau pemimpin adalah pemelihara urusan [rakyat],

    dan dia ditanya tentang orang-orang yang diurusnya (HR al-Bukhari). 

    Daulah Khilafah bukan daulah al-jibâyah (negara pemalak),

    seperti negara Kapitalis yang gemar memalak rakyatnya

    dengan pajak mencekik dan aneka pungutan yang

    memberatkan. Bukan pula negara yang melepaskan

    tanggung jawabnya dalam urusan pendidikan dan

    kesehatan, mengharamkan subsidi sekalipun rakyatnya

    sudah sengsara dan makin menderita.

     Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,

    Daulah Khilafah adalah dawlah al-hidâyah, negara  yang

    menebarkan petunjuk kepada manusia. Mengeluarkanmereka dari kegelapan menuju cahaya kebenaran Islam.

    Sebab, politik luar negeri Daulah Khilafah adalah nasyr al-

    Islâm ilâ al-‘âlam (menyebarkan Islam ke seluruh dunia).

    Sehingga, dengan Daulah Khilafah, Islam dengan cepat

    tersebar ke seluruh antero dunia, wilayah kekuasaanya

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    60/84

    56 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    terbentang luas, bahkan menjadi negara adidaya berabad-

    abad lamanya.

    Ini jelas berbeda dengan Amerika dan negara-negara kafir

    penjajah lainnya yang melakukan ekspansi ke negara lain

    untuk menjarah kekayaannya dan memperbudak

    penduduknya.

     Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,

    Namun sungguh disayangkan, Daulah Khilafah yang

    memiliki berbagai keistimewaan itu sekarang tidak ada.

    Setelah dihapuskan oleh Musthafa Kemal pada 28 Rajab 1342

    H atau 3 Maret 1924, umat Islam hidup tanpa khilafah. Sejak

    itu, sebagian besar hukum syariah tidak dijalankan.

    Akibatnya, Islam sebagai Rahmatan li al-‘âlamîn  tidak

    terwujud dalam kehidupan.

    Maka, siapa pun yang menginginkan Islam kembali

    mejadi rahmatan li al-‘âlamîn, tidak ada pilihan lain kecuali

    mengembalikan Daulah Khilafah yang menerapkan syariah

    secara kaffah. Inilah jalan satu-satunya yang wajib kita

    tempuh. Bahkan bukan sekadar wajib atau fardhu,

    menegakkan khilafah adalah tâj al-furûdh (mahkotakewajiban), yang dengannya berbagai kewajiban lainnya

    dapat ditegakkan.

     Jalan yang mampu membebaskan kita dari dominasi,

    hegemoni, intervensi, dan segala bentuk penjajahan Amerika

    Serikat dan negara-negara kafir penjajah lainnya. Bahkan,

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    61/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 57 

    inilah jalan yang dapat menghapuskan penjajahan dari

    seluruh dunia.

     Jalan yang membuat kita dapat meraih predikat khairu

    ummah, sebaik-baik umat. Umat terbaik bagi manusia karena

    melaksanakan amar ma’ruf  dan nahi munkar , serta benar-benar

    beriman kepada Allah Swt.

     Jalan yang dapat membuka limpahan berkah dari langit

    dan bumi. Itulah yang dijanjikan Allah Swt kepada

    penduduk negeri yang mau beriman dan bertakwa kepada-Nya. Yakni, menjadikan aqidah Islam sebagai dasar

    kehidupan dan syariah Islam sebagai hukum yang

    diterapkan.

     Jalan yang dapat menghasilkan kebaikan di dunia dan

    akhirat sebagaimana yang kita minta dalam doa yang

    senantiasa kita panjatkan,  fi al-dun-yâ hasanah, wa fî al-âkhirahhasanah.

     Jalan yang menjauhkan kita dari azab, neraka, dan murka

    Allah Swt; serta mengantarkan kita memperoleh nikmat,

    surga, dan ridha Allah Swt. Adakah yang lebih menarik dari

    semua itu?

     Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,

    Oleh karena itu, pada kesempatan yang mulia ini, kami

    kembali mengajak para tokoh dan seluruh umat Islam untuk

    berjuang menegakkan Khilafah. Marilah kita

    menyingsingkan baju untuk menolong agama Allah Swt.

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    62/84

    58 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    Hanya dengan itu, kita akan ditolong oleh Allah Swt

    sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

    عزي

     ٌّيوق

     الَّه

     َّن

     ه ص ي

     من

     الَّه

     َّن ص ي و

    Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong

    (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi

     Mahaperkasa.” (QS. Al-Hajj [22] : 40).

    Kami juga mengajak para tokoh untuk bergabung

    dalam gerakan yang sungguh-sungguh berjuang untukmengembalikan tegaknya khilafah. Sebab, metode syar’i

    untuk menegakkan khilafah adalah dengan berjamaah.

     Jamaah yang konsisten dengan Islam dan tidak mau bergeser

    sedikit pun darinya. Jamaah yang memiliki konsep yang

     jelas, detail, dan benar tentang khilafah beserta semua sistem

    yang dibutuhkan. Jamaah yang meneladani thariqah 

    Rasulullah saw dalam menegakkan daulah. Jamaah yang

    tanpa henti berjuang di tengah umat dan bersama mereka

    untuk menegakkan khilafah.

     Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,

    Maka, kami mengajak kepada para tokoh untukbergabung dalam Hizbut Tahrir berjuang menegakkan

    khilafah; mengerahkan segala daya upaya untuk

    menyongsong janji Allah Swt dan rasul-Nya: Tsumma takûnu 

    khilâfah ‘alâ minhâj al-nubuwwah. Insya Allah, dengan izin dan

    pertolongan-Nya, masa itu akan segera tiba. Tanda-tandanya

    semakin jelas. Dukungan umat terhadap syariah dan khilafah

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    63/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 59 

    terus meningkat. Sebaliknya, kepercayaan umat terhadap

    ideologi Kapitalisme, sistem ekonomi liberal, dan demokrasi

    semakin luntur. Demikian pula terhadap penguasa. Umatsudah semakin sadar bahwa para penguasa itu tak lebih

    adalah para kaki tangan dan komprador negara-negara kafir

    penjajah. Maka, runtuhnya mulkan jabriyyan (kekuasaan

    diktator) itu hanya soal waktu. Dan insya Allah, tak akan

    lama lagi masa mereka akan segera berakhir diganti dengan

    khilâfah ‘alâ minhâj al-nubuwwah. 

    Wahai para tokoh umat, sambutlah seruan kami dengan

    penuh semangat, bulatkan tekad, dan kokohkan niat untuk

    mewujudkan tujuan mulia ini. Sambutlah perintah Allah

    Swt:

    اس

     وا آم

     ذين

    َّ

    ا

     ها

    ُّ

    ي

     يكميا حي

     ما

     دعاكم

     ذا

     سول

    َّ

    ل و

     ه

    َّ  وا جي

     

    Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan

    seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang

    memberi kehidupan kepada kamu (QS al-Anfal [8]: 24). 

    Mari kita tegakkan Daulah Khilafah, wujudkan rahmah!

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    64/84

    60 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    65/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 61 

    SEKILAS TENTANG

    HIZBUT TAHRIR

    Latar Belakang  

    Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang

    berideologi Islam. Partai ini didirikan untuk memenuhi

    perintah Allah SWT:

    كن كمو ةم

    َّ

    وناخلريىليدعونأم وفويأم مع هونا ن عنوي

    كر  م كا حونهموأو مف ا

    “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

    menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan

    mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang

    beruntung.” (Qs. Ali 'Imran [3]: 104)

    Tujuan Hizbut Tahrir 

    Hizbut Tahrir bertujuan membebaskan umat manusia dari

    dominasi paham, pemikiran, sistem hukum, dan negara

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    66/84

    62 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H  

    kufur menuju paham, pemikiran, sistem hukum, dan negara

    Islam dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah dan

    mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia. Tujuan initidak lain berarti membawa umat Islam kembali pada

    kehidupan Islam di dalam Darul Islam, yakni Negara Islam

    dan masyarakat Islam, sehingga seluruh persoalan

    kehidupan umat diatur dengan syariah Islam dalam sebuah

    Daulah Khilafah. Ini merupakan satu-satunya metode untuk

    membangkitkan umat Islam.

    Keanggotaan Hizbut Tahrir 

    Hizbut Tahrir menerima seluruh Muslim, baik laki-laki

    maupun perempuan, sebagai anggota tanpa memandang ras,

    suku bangsa, bahasa, atau mazhab. Metode untuk merekrut

    umat ke dalam Hizb adalah dengan jalan menamkan akidah

    Islam dan mengadopsi tsaqafah Hizb yang disusun semata

    dari Islam. Pembinaan untuk Muslimah dipisahkan dari

    Muslim, di mana pembinaan untuk Muslimah diberikan oleh

    sesama Muslimah atau suaminya atau mahramnya.

    Perjuangan Hizbut Tahrir 

    Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang

    berideologi Islam. Hizbut Tahrir meyakini bahwa Islam

    diturunkan untuk mengatur seluruh aspek hidup manusia

    dan menyelesaikan berbagai problema yang dihadapi

    manusia. Hizbut Tahrir berjuang untuk mengubah keadaan

    masyarakat yang penuh kerusakan ini secara mendasar

    dengan jalan menjadikan Islam sebagai satu-satunya

  • 8/17/2019 Buku Mtu 1437h

    67/84

     Muktamar Tokoh Umat   2016 | 63 

    landasan untuk menyelesaikan persoalan manusia.

    Perubahan yang mendasar seperti ini hanya dapat

    diwujudkan dengan menegakkan kembali Daulah Khilafah.

    Dalam perjuangannya, Hizbut Tahrir senantiasa berusaha

    mengikuti metode atau thariqah dakwah yang ditempuh

    Rasulullah Muhammad saw sejak dari Makkah hingga

    tegaknya Negara Islam yang pertama di Madinah