Budidaya Ikan Lele
description
Transcript of Budidaya Ikan Lele
Budidaya Ikan Lele
(Clarias batrachus) dengan Sistem Organik
Disusun Oleh :
MEILYSA DWI ROSARI
CDB 110 001
Universitas Palangka Raya
Fakultas Pertanian
Jurusan Perikanan
Program Studi Budidaya Perairan
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ini mengenai budidaya ikan lele dngan menggunakan
pakan organik.
Palangkaraya, 10 Maret 2013
Penyusun
Meilysa Dwi Rosari
CDB 110 001
Penulis mengharapkan dengan membaca karya tulis ini pembaca dapat mengetahui
informasi mengenai bagaimana membudidayakan ikan khususnya ikan lele (Clarias batrachus).
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
karya tulis ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat
diselesaikannya karya tulis ini. Memang yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, maka saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……….………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penulisan……….…………………………………………….. 2
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………….. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mengenal Ikan Lele…………………………………………………… 3
2.1.1 Klasifikasi Ikan Lele………………………………………… 3
2.1.2 Jenis-Jenis Ikan Lele………………………………………… 4
2.1.3 Morfologi Ikan Lele…………………………………………. 4
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Budidaya Lele Organik……………………………………………….. 5
3.1.1 Tahap Awal ………………………………………………… 5
3.1.2 Manajemen Pakan………………………………………….. 7
3.1.3 Manajemen Air…………………………………………….. 9
3.1.4 Manajemen Kesehatan…………………….……………….. 9
BAB IV ANALISIS DAN
SINTESIS…………………………………………….. 10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 11
5.2 Saran…………………………………………………………………. 11
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………… 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Protein sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup terutama manusia. Salah satu sumber
protein yang mudah didapat adalah ikan. Sebagai bahan pangan, ikan merupakan protein, lemak,
vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein pada ikan
dibandingkan dengan produk lain yang ada adalah kelengkapan komposisi asam amino dan
kemudahan untuk dicerna (Hassanudin,1984).
Ikan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu ikan air laut, ikan air tawar dan ikan
air payau atau tambak. Kandungan gizi ikan air tawar cukup tinggi dan hampir sama dengan ikan
air laut, sehingga dianjurkkan untuk mengkonsumsi dalam jumlah yang cukup
(Zonneveld,1991). Lingkungan hidup ikan air tawar adalah sungai, danau, kolam, sawah atau
rawa. Jenis ikan air tawar yang umum dikonsumsi adalah sidat, belut, gurame, lele, mas, nila,
tawes, mujair, sepat, betok, gabus dan lainnya.
Perkembangan jaman yang semakin pesat membuat maraknya peredaran makanan
berbahaya semakin merebak ke berbagai daerah. Sangat sulit mendapatkan makanan yang bersih
dan higienis karena ulah dari berbagai pihak produsen-produsen nakal. Namun, tidak semua
produsen berbuat nakal dengan membuat makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya.
Saat ini berbagai pihak produsen mulai berlomba-lomba untuk menghasilkan makanan-makanan
yang higienis dan halal. Salah satu contohnya adalah di bidang perikanan, contohnya ikan lele.
Banyak yang menganggap bahwa ikan seperti lele adalah makanan yang tidak bersih dan kurang
layak untuk dikonsumsi karena jenis pakan yang di berikan untuk lele berupa kotoran dan
sampah. Padahal tidak semua peternak ikan lele memproduksi ikan lele dengan memberikan
pakan berupa kotoran hewan ataupun manusia. Namun, sebenarnya tidak semua lele tidak layak
untuk di konsumsi. Sekarang sudah banyak para peternak lele yang membudidayakan lele
dengan cara organik. Budidaya lele organik sebetulnya tidak jauh berbeda dengan budidaya lele
pada umumnya, perbedaannya hanya terdapat pada pemberian pakan saja, memang untuk saat
sekarang budidaya lele organik dapat menjadi pilihan tepat untuk mengembangbiakkan
lele.
Dalam karya ilmiah ini akan membahas tentang pembesaran ikan air tawar khususnya
ikan lele organik yang dilakukan di dalam kolam. Hal ini dikarenakan dalam pembesaran ikan
lele organik tidak dibutuhkan tenaga yang besar dan tidak memerlukan teknik yang rumit.
Bahkan pembesaran ikan lele organik merupakan mata pencaharian tambahan (sambilan) untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain itu juga dapat memenuhi kebutuhan protein hewani
keluarga.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari pembahasan singkat diatas adalah :
1. Apa itu lele yang dibudidayakan secara organik ?
2. Bagaimana cara membudidayakan lele organik ?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari rumusan masalah tersebut adalah :
Agar masyarakat lebih mengetahui bahwa ada peternak lele yang sudah mulai menggunakan
cara organik untuk membudidayakan lele.
Dengan cara ini masyarakat tahu cara proses pembuatan awal kolam lele.
1.4 MANFAAT
Manfaat yang dapat diambil adalah :
Bagi masyarakat :
a) Masyarakat mengetahui bahwa sudah ada pembudidaya lele organik.
b) Masyarakat jadi tidak memandang sebelah mata untuk mengkonsumsi ikan lele.
Bagi mahasiswa :
a) Mahasiswa mengetahui bagaimana cara untuk berternak lele organik.
b) Mahasiswa mendapat informasi baru tentang adanya budidaya lele organik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MENGENAL IKAN LELE
Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali
karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang
mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Secara ilmiah lele terdiri dari banyak sepesies. Sehingga
tidak mengherankan pula apabila lele di nusantara mempunyai banyak nama daerah. Ikan-ikan
marga Claries ini dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip
punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang menyatu dengan sirip ekor. Ikan lele
bersifat natural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan
lele berdiam diri dan berlindung ditempat-tempat gelap. Hal ini dikarenakan kulitnya yang licin
dan tidak bersisik tidak bisa terkena panas matahari yang berlebihan. Lele dibagi menjadi dua
yaitu lele lokal dan lele dumbo. Lele dumbo memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan
dengan lele lokal (Nugroho,2011).
2.1.1 Klasifikasi ikan lele
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias batrachus
2.1.2 Jenis-Jenis Ikan Lele
a. Clarias qariepinus (lele dumbo)
Menyebar luas di afrika dan asia kecil, sekarang diternakan di asia tenggara termasuk di
Indonesia.
b. Clarias stappersii (lele berbintik)
Menyebar di afrika, sungai kafuie, hulu sungai Zambezi dan sungai Cunene.
c. Clarias planiceps (lele kepala pipih)
Menyebar di Kalimantan, hulu sungai Rajang dan Kapuas (Kalimantan barat) serta sungai Kayan
(Kalimantan timur)
d. Clarias batu (lele batu)
Menyebar di pulau timoan (Malaysia)
e. Clarias batrachus (lele kampung)
Menyebar di asia selatan dan asia tenggara
f. Clarias macrocephalus (lele kepadal lebar)
Menyebar di asia tenggara
g. Clarias nieuhofii (limbat)
Menyebar di asia yaitu, sumatera, Kalimantan dan india.
2.1.3 Morfologi Ikan Lele
Ikan lele tubuhnya licin dan tidak bersisik, dengan sirip dan sirip anus yang juga panjang,
yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek.
Kepalanya keras menulang dibagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut yang lebar yang
terletak diujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba yang amat berguna
untuk bergerak di air yang gelap, lele memiliki alat pernafasan berupa insang. Pada umumnya,
insang tertutup atau terlindungi oleh tutup insang (operkulum). Insang berwarna merah karena
banyak mengandung pembuluh darah. Pada insang inilah oksigen diserap dari air dan karbon
dioksida dibebaskan ke air. Lele memiliki sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada
sirip-sirip dadanya. Lele berkembang biak dengan telur, pembuahan terjadi diluar tubuh
induknya atau didalam air (pembiakan eksternal). Pada sisi tubuh terdapat gurat sisi yang
memanjang dari belakang tutup insang sampai ekor. Gurat sisi berfungsi untuk mengetahui
tekanan air (Hasanuddin,1984).
Pada ikan lele di Indonesia dikenal adanya 3 variasi warna tubuhnya, ialah : Hitam agak
kelabu (gelap), ini yang paling umum Bulai (putih), dan Merah. Biasanya lele yang berwarna
putih dan merah dipelihara sebagai ikan hias. Ikan lele juga memiliki labirin yang membantu
dalam proses pernafasan ketika berada di daerah yang berlumpur.
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 BUDIDAYA LELE ORGANIK
Ikan lele organik mempunyai beberapa kelebihan dari lele non organik. Terutama dari
segi penghematan biaya pakan, rasa dan manfaatnya untuk kesehatan. Budidaya ikan lele sudah
ada dimana-mana karena memang banyak sekali peminatnya, namun tidak sedikit yang gulung
tikar sebab harga pakan lele terus melambung. Harga pakan lele yang mahal tak sebanding
dengan hasil panen dan jerih payahnya. Akan tetapi bagi peternak lele organik, mahalnya harga
pakan tidak jadi soal. Sebab memang mereka tidak menggunakan pakan pelet oleh karena itu
banyak sekali yang bertanya tentang cara budidaya lele organik dengan pupuk ion organik cair
untuk budidaya lele organik. Budidaya lele dengan pupuk ion organik cair banyak sekali
manfaatnya. Diantaranya adalah :
1. Hemat biaya perawatan.
2. Air kolam tidak berbau busuk.
3. Tidak perlu mengganti air kolam.
4. Lele organik mempunyai rasa yang lebih gurih.
5. Bobot ikan lele lebih berat dan harga jualnya lebih tinggi.
6. Lebih aman untuk kesehatan.
7. Nilai gizinya lebih tinggi dan kolesterolnya lebih rendah.
8. Air bekas budidaya lele organik sangat baik untuk memupuk tanaman.
3.1.1 Tahap awal
Cara budidaya lele organik ada beberapa tahap. Pada tahap awal budidaya lele organik,
dengan membuat kolam ukuran 2×3 meter dengan ketinggian 120 cm. Agar sedikit menghemat
biaya untuk dasar kolam bisa menggunakan terpal seperti biasa, kedalaman air kolam idealnya
80 cm. Penggunaan air bisa menggunakan air sumur, air pam, air sungai asal air tersebut tidak
tercemar limbah berbahaya, di usahakan kolam lele budidaya ini diberi penutup dari bahan ram
atau jaring supaya lele tidak loncat. Sebelum menebar benih lele, kembangkan dulu plankton
sebagai makanan tahap awal benih yang ditebar, cara pembuatan plankton ini bisa menggunakan
pupuk urea atau pupuk kandang seperti kotoran sapi, kotoran kelinci dan lain-lain.
Membudidayakan lele organik memang membutuhkan keuletan tersendiri.
Sebab,setidaknya terdapat empat tahapan yang harus dilakukan.dalam persiapan kolam
pemeliharaan yaitu:
1. Tahap pertama :
Pemberian kotoran sapi yang telah dikomposing selama satu bulan. Kotoran sapi tersebut
ditempatkan dalam karung tertutup dan diposisiskan didasar kolam
2. Tahap kedua:
Pembentukan kultur alami dari pakan alami lele, dengan cara melarutkan pupuk cair organik
yang mengandung bakteri penghasil enzim Xylanase.
3. Tahap ketiga:
Pembiakan pakan alami dengan cara pemberian EM4
4. Tahap keempat:
Pembuatan filter air untuk menyaring air dengan bahan-bahan alami berupa dedaunan dan arang
tempurung kelapa.
Biasanya setelah 7 hari plankton akan tumbuh banyak di kolam pembenihan. Pada tahap
awal penebaran benih lele bisa mulai menebarkan benih sebanyak 300-400 ekor terlebih dahulu,
tapi bila merasa yakin pada tahap awal atau memang sudah biasa budidaya lele, bisa
memadatkan penebaran benihnya. pada tahap penebaran benih diusahakan jangan langsung
menebar benih begitu saja, tapi masukan air wadah benih secara perlahan kedalam kolam dan
biarkan air bercampur. biarkan benih lele keluar dari wadah dengan sendirinya, ini dimaksudkan
agar benih ikan lele yang tebar tadi bisa menyesuaikan perlahan dengan air kolam. Setelah
penebaran benih selesai, jangan langsung langsung memberi pakan, tetapi biarkan benih-benih
tadi memakan pakan alaminya yang sudah tersedia dari plankton yang sudah dibuat. Setelah satu
minggu baru bisa diberikan pakan tambahan.
3.1.2 Manajemen Pakan
Kotoran sapi rupanya tak hanya bermanfaat untuk pupuk organik, kotoran sapi saat ini
juga populer untuk budidaya lele organik. Dalam budidaya lele organik kebutuhan pakan berupa
pellet dapat ditekan, sehingga biaya perawatan pembesaran lele dapat lebih murah, sehingga
petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pada budidaya dengan system
konvensional. Lele yang dipelihara dengan system organik ternyata lebih gurih. Konsep
budidaya lele organik mengadopsi pola hidup lele di alam bebas, dimana media hidup (kolam
pemeliharaan) dan pakannya berasal dari bahan organik.
Pakan anakan lele berupa pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing
kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari. Pakan buatan untuk umur diatas
3- 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
Berbeda dengan budidaya lele non organik, untuk membudidayakan lele organik sejak
masih benih hingga siap konsumsi. Biasanya dilakukan dengan perlakuan khusus, dari mulai
persiapan kolam, pemberian pakan, semua berasal dari bahan-bahan alami yang diolah dengan
system fermentasi, pemakaian obat-obatan kimia hanya diberikan sebatas keperluan yang
memang tidak bisa dihindari. Hasilnya tentu saja berbeda. Ukuran lele organik ternyata lebih
panjang, antara 25-30 centimeter dibandingkan lele biasa. Warna lele organik kemerah-merahan,
terutama di bagian sirip dan insang. Sedangkan lele biasa (non Organik) warnanya sedikit lebih
hitam, Lele organik juga lebih menonjol dalam hal rasa. Tekstur daging lebih kesat, kenyal, dan
gurih, hampir menyamai rasa lele yang hidup di alam bebas dan tentunya, lebih sehat..
Kolam lele organik berisi air dicampur langsung dengan pupuk organik, kotoran sapi dan
bakteri-bakteri penghancur sampah organik. Dari cara ini, kotoran sapi akan menghasilkan
banyak plankton yang menjadi makanan utama lele. Sedangkan pupuk cair yang mengandung
bakteri akan menghasilkan enzim-enzim terutama enzim Xylanase yang berfungsi untuk
menguraikan sisa makanan (sampah organik) yang ada didasar kolam menjadi makanan untuk
jasad renik, udang renik, kutu air dan lain-lain yang merupakan makanan alami ikan lele,
sehingga pencemaran akibat sampah pakan yang ada dalam kolam dapat dihindari. Keuntungan
lainnya, air di dalam kolam lele tidak menghasilkan bau busuk seperti halnya lele non organik,
Sehingga tak perlu repot mengganti air dalam kolam, menghemat biaya dan tenaga, bahkan air
dari kolam organic ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman padi dan
palawija.
Hal-hal yang juga berpengaruh pada efektifitas pakan adalah :
1. Kondisi air kolam,air kolam yang keruh menyebabkan ikan tidak dapat mendeteksi pakan
secara cepat,akibatnya pakan yang kita berikan pada ikan lebih banyak terlarut dalam air dan
kemudian mencemari air kolam,atau dengan kata lain pakan yang kita berikan lebih banyak
terbuang percuma daripada yang termakan oleh ikannya.
2. Palatibilitas pakan(keuletan dan kekerasan pakan dalam air),pakan yang baik tidak mudah
hancur waktu ditebarkan kedalam kolam tapi mudah dicerna oleh ikan.Semakin bagus
palatabilitasnya semakin irit pakan yang kita butuhkan selama pemeliharaan.
3. Keseragaman ukuran ikan peliharaan,kolam dengan ikan yang bermacam-macam dapat
menyebabkan terjadinya Kanibalisme dan kekerdilan.hal ini akan berakibat pada hasil panen
yang tidak merata bahkan bisa juga berakibat pada kegagalan panen karena ikan yang berukuran
kecil lebih banyak mati karena dimakan atau diserang oleh ikan-ikan yang berukuran besar,hasil
panen tidak mencapai hasil yang diharapkan karena jumlah ikan yang bisa kita panen jauh
berkurang karena kebanyakan menjadi makanan ikan besar(Kanibalisme)dan ukuran ikan yang
tidak banyak berkembang(kerdil)karena tidak mampu bersaing dalam perebutan pakan.
4. Sistem pemeliharaan. Pemeliharaan dengan cara konvensional seperti yang biasa dilakukan
oleh kebanyakan petani merupakan hal yang sudah biasa dan memang sudah berjalan dengan
lancar meskipun pada saat ini baru terasa akibat negative yang tersisa dari cara konvensional ini
seperti;pencemaran air tanah,polusi udara dan mahalnya harga pellet buatan pabrik.sistem
pemeliharaan yang terbaik dan ramah lingkungan adalah dengan system organik,karena dalam
system ini diterapkan pola pengolahan yang serba alami,semua bahan yang kita terapkan ke
kolam memakai bahan dari lingkungan sekitar kita,sepeti yang kita bahas sebelumnya.
5. Manajemen pakan. Pemberian pakan yang tepat waktu dan jumlahnya akan dapat menambah
nilai keuntungan dari hasil panen yang kita harapkan,poin terakhir yang kita bahas ini terkadang
dilupakan oleh kebanyakan petani lele,sehingga antara biaya pemeliharaan dan hasil panen lebih
banyak biaya pemeliharaannya terutama biaya untuk pakan,yang mencapai nilai 60% dari
peruntukan biaya keseluruhan.]
Tujuan dari pemeliharaan lele dengan sistem organik dimaksudkan untuk mengubah
kebiasaan lama, dimana disetiap kolam lele pasti akan tercium bau menyengat yang sangat
mengganggu lingkungan, juga untuk menekan limbah dan pencemaran lingkungan air
permukaan (sumur) akibat dari pemberian pakan yang berupa limbah industri peternakan ayam,
atau akibat kelebihan pakan berupa pellet yang biasanya tidak termakan habis oleh lele dan
menjadi penyebab utama dari bau busuk yang mencemari air sumur, parit, sungai dan udara
disekitar kolam pemeliharaan lele dengan system konvensional.
3.1.3 Manajemen Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
air harus bersih
berwarna hijau cerah
kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
bebas senyawa beracun seperti amoniak
mempunyai suhu optimal (22 – 26oC).
3.1.4 Manajemen Kesehatan.
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan
tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan
(air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit
baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan
pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian
nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan pupuk ion organik cair sangat besar. Namun
apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang
sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati
dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut
haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai (Zonneveld,1991
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
Ikan konsumsi popular terdiri dari jenis ikan yang sudah dibudidayakan dengan baik di
masyarakat, mempunyai jumlah yang besar dan pola distribusinya sudah cukup luas. Jenis ikan
tersebut diantaranya ikan mas, lele, nila, patin. Pengembangan ikan konsumsi yang populer
sudah banyak dilakukan oleh masyarakat. Dengan begitu, tingkat keberhasilan pemeliharaan
ikanyang dibudidayakan diharapkan akan lebih tinggi.
Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dalam kolam dapat meningkatkan kandungan amoniak
yang dapat mengakibatkan mutu air turun. Pemberian makanan yang berlebihan akan
menyebabkan mutu air juga menurun. Ikan diberikan makanan yang sempurna karena faktor
kekurangan makanan menyebabkan ikan menjadi lemah dan memudahkan pathogen menyerang
ikan. Seandainya menurunnya kondisi kesehatan ikan dapat diketahui sebabnya tepat pada
waktunya dan terdapat kemungkinan untuk memperbaiki misalnya dengan mengubah
makanan/komposisi makanan, suhu dan pH air wabah penyakit akibat mikroorganisme yang
selalu ada dalam lingkungan ikan bisa dihindari (Zonnneveld,1991).
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Lele atau ikan keli adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali
karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang
mencuat dari sekitar mulutnya. Secara ilmiah lele terdiri dari banyak sepesies. Sehingga tidak
mengherankan pula apabila lele di nusantara mempunyai banyak nama daerah. Ikan lele bersifat
natural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele
berdiam diri dan berlindung ditempat-tempat gelap. Hal ini dikarenakan kulitnya yang licin dan
tidak bersisik tidak bisa terkena panas matahari yang berlebihan.
Manfaat lele selain untuk konsumsi yaitu sebagai ikan hias, memberantas hama padi
berupa serangga air dan juga sebagai obat untuk mengobati penyakit asma, menstruasi tidak
teratur, kencing darah dan lain-lain. Masyarakat juga tidak perlu takut lagi untuk mengkonsumsi
ikan lele, karena sudah banyak peternak lele yang menggunakan budidaya lele organik ini. Selain
itu, lele juga kaya akan protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif yang
sangat baik untuk pertumbuhan anak-anak balita.
Lele organik adalah budidaya ikan lele dengan sistem organik yang artinya pakan alami
berasal dari bahan organik, seperti kotoran sapi yang dapat menumbuhkan plankton sebagai
pakan alami. Usaha budidaya lele organik ini menjadi pilihan utama karena relatif mudah, mulai
dari proses pembenihan bibit, pemijahan, pemindahan hingga pendederan sampai siap jual.
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah untuk semua masyarakat tidak perlu
takut lagi untuk mengkomsumsi ikan lele, karena ikan lele sangat banyak manfaatnya mulai dari
kaya akan protein, lemak, vitamin bahkan juga sebagai obat untuk mengobati penyakit asma,
menstruasi tidak teratur, kencing darah dan lain-lain. Serta dengan informasi ini juga dapat
mencoba untuk membudidayakan lele organik sebagai sumber pencarian baru.
DAFTAR PUSTAKA
Zonneveld et al.1991.Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Nugroho,2011.Panduan Lengkap Ikan Konsumsi Air Tawar Populer.Jakarta:Penebar Swadaya
Bella,A, 2012. Budidaya Ikan Lele. Diakses dari http://bellangriani.blogspot.com/ pada tanggal 9
Maret 2013
Hasanuddin,1984.Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I.Binacipta
http://skarepeenyong.blogspot.com/2013/03/budidaya-ikan-lele.html
http://hardmodes.com
http://carabeternak.com
http://caraberternak.com/ternak-lele-di-drum/