Budhi Tri Satrio Manajemen Anti Korupsi

download Budhi Tri Satrio Manajemen Anti Korupsi

of 3

Transcript of Budhi Tri Satrio Manajemen Anti Korupsi

Analisis Kasus KorupsiBudhi Tri Satrio120.2013.028

1. Kasus Korupsi Tafsir Nurhamid

Foto Tafsir Nurhamid keluar dari gedung KPK setelah pemeriksaan

Tafsir Nurhamid mantan wakil rektor UI bidang SDM, di tetapkan KPK sebagai tersangka korupsi proyek pembangunan dan instalasi perpustakaan pusat UI tahun 2010-2011. Tafsir diduga menggelembungkan dana anggaran proyek sebesar Rp 21 Miliar dan melanggar pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 UU pemberantasan tipikor pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.Kasus ini mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 35 Miliar. Dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara dan denda Rp 1 Miliar. Tafsir telah di tetapkan sebagai tersangka oleh KPK sejak 13 Juni 2013. Tafsir telah melawan hukum atau menyalahgunakan wewenang secara bersama sama yang mengakibatkan kerugian terhadap negara.Nama Tersangka: Tafsir NurhamidOrang yang terlibat: Harun Asjiq Gunawan (Dosen Fakultas Kedokteran Gigi UI) Luki Wijayanti (Dosen Fakultas Ilmu Budaya UI)Kerugian: Kerugian yang di akibatkan sekitar Rp 35 miliarFaktor Penyebab: Adanya kesempatan untuk melakukan kecurangan. Mementingkan pribadi dibandingkan keepntingan masyarakat. Sifat keserakahan.Resiko: Mencoreng nama baik Universitas Indonesia karena memiliki wakil rektor seorang koruptor dan merugikan pihak lainnya.

Sumber: http://news.okezone.com/read/2013/11/18/339/898569/kpk-periksa-2-dosen-ui-terkait-korupsi-it

2. Kasus Korupsi Mochtar Mohammad

Mochtar Mohammad stelelah pemeriksaan di gedung KPK

Mochtar Mohammad eks Wakil Walikota Bekasi periode 2003-2008, di tetapkan sebagai tersangka kasus korupsi. Ia di duga melakukan penyuapan agar Pemerintah Pota Bekasi mendapatkan penghargaan Adipura sebesar Rp 500 juta pada tahun 2010. Ia juga melakukan penyuapan terhadap menyuap anggota DPRD untuk meluluskan pengesahan APBD sebesar Rp 1,6 miliar. Dugaan penyalahgunaan dana APBD Kota Bekasi pada tahun 2009 untuk kepentingan pribadinya sebesar Rp 639 juta. Serta penyuapan pegawai Badan Pemeriksa Keuangan senilai Rp 400 juta agar mendapat opini wajar tanpa pengecualian.Petugas KPK menemukan keberadaan Mochtar sebagai tersangka di kawasan Seminyak, Bali. Mochtar pun langsung di bekuk oleh petugas KPK di tempat. Petugas KPK membawa Mochtar ke luar Bali dan segera melakukan penahanan. Namun, penahanan tidak dilaksanakan di Rutan kantor KPK, tetapi dilakukan di LP Cipinang atau Rutan di Bandung.Penangkapan Mochtar tersebut terkait karena Mochtar yang di jadwalkan di eksekusi selasa (20/3) tidak menghadiri panggilan KPK dan melarikan diri keluar kota. Politisi PDIP tersebut di vonis bersalah dan di jatuhi hukuman 6 tahun penjara dan denda sebesar sekitar Rp 300 juta serta di kenakan juga uang pengganti sebesar sekitar Rp 639 juta.Pada tanggal 11 Oktober 2011 Mochtar dibebaskan dari semua tuntutan. Majelis Hakim pimpinan Azharyadi mengatakan Mochtar tidak terbukti melakukan semua tuntutan.Nama Tersangka: Mochtar MohammadKarir Politik: DPRD Bekasi periode 1999-2000 Wakil Walikota Bekasi periode 2003-2008Kerugian: Kerugian sekitar Rp 3 miliarFaktor penyebab: Keinginan untuk menjadi yang terbaik maka dengan cara tidak jujur di menyuap oknum tertentu untuk mendapatkan prestasi. Keserakahan untuk memuaskan kebutuhannya.Resiko: Merugikan masayarakat Kota Bekasi yang telah ia pimpin selama 5 tahun, dan kekecewaan terhadap kepemimpinannya. Membuat dana APBD Merugi karena ulahnya.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/12/03/21/m186oh-kpk-tangkap-mochtar-mohammad-di-bali

3. Kasus Korupsi Ahmad FathanahAhmad Fathanah terdakwa kasus gratifikasi kuota impor daging dan pencucian uang di jatuhi hukuman 14 tahun penjara serta di kenakan denda debesar Rp 1 milar oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.Ahmad Fathanah bersalah dalam kasus gratifikasi namun dalam kasus pencucian uang terdapat opini yang berbeda dari dua hakim perkara pencucian uang. Menurut kedua hakim tersebut seharusnya kasus pencucian uang di serahkan kepada kejaksaan dan kemudian di limpahkan kepada pengadilan tertinggi. Bukan di serahkan kepada KPK lalu ke pengadilan Tipikor. Sedangkan dalam kasus ini, KPK sudah menangani kasus ini dari awal. Dan akhirnya jaksa penuntut umum menuntut ahmad fathanah dengan hukuman selama 14 tahun penjara dengan denda sebesar 1 milyar rupiah subsider selama 6 bulan. Nama tersangka : ahmad fathanahKasus : gratifikasi dan kaus suap daging impor sapiKerugian : 1,3 milyar rupiahResiko : dalam kasus ini resiko yang diperoleh yaitu dalam sistem keamanan dan pertahanan yaitu negara yang dirugikan selain itu masyarakat merasa dirugikan juga karena daging sapi import yang dikelola oleh ahmad fathanah menjadi naik dan itu membebankan masyarakat banyak. Dan dalam kasus ini tergolong dalam kasus korupsi politik serta personal

Kesimpulan dari ketiga kasus yang diatas yaitu kurangnya nilai imam serta spiritual dari para pelaku sehingga mereka berani melakukan perbuatan yang tidak terpuji ini tanpa memikirkan salah dan dosa tersebut.

Sumber:http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/11/131104_vonis_fathanah.shtml