Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal
description
Transcript of Budaya Kerja dan Standar Pelayanan Minimal
BUDAYA KERJA & STANDAR PELAYANAN MINIMAL
TRANSCULTUR NURSING II
By :Kelompok IV / A6-A
• Septian Trijayantika I Komang 12.321.1507• Sri Somarianti Ni Putu 12.321.1508• Sukma Handayani Ni Luh Putu 12.321.1509• Suryani Ni Putu 12.321.1510• Sutami Wahyuni Ni Luh 12.321.1511• Trisna Irawan I Made 12.321.1512• I Ngurah Kadek Verar Oka Pinatih 12.321.1513• Wiwit Purnama Yanthi Ni Kade 12.321.1504• Yuni Astuti Ni Nyoman 12.321.1516• Yuni Sumantari Ida Ayu 12.321.1517
Anggota Kelompok :
1. Pengertian budaya, budaya kerja, dan budaya kerja
dalam pelayanan kesehatan.
2. Standar pelayanan minimal rumah sakit dan standar
pelayanan minimal puskesmas.
Hal yang akan kami bahas . . .
Konsep . . .
Budaya Kerja Budaya Kerja
Budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. (Dikutip dari kamus besar Indonesia)
Pengertian Budaya
Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu : yang dilakukan (diperbuat)
Pengertian Kerja
• Budaya kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi prilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. (Menurut Triguno dalam Daryatmi (2002))
Budaya Kerja
1. Meningkatkan jiwa gotong royong2. Meningkatkan kebersamaan3. Saling terbuka satu sama lain4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan5. Meningkatkan rasa kekeluargaan6. Membangun komunikasi yang lebih baik7. Meningkatkan produktivitas kerja8. Tanggap dengan perkembangan dunia luar
Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :
• Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
• Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, yaitu 1. faktor kemampuan (ability) 2. faktor motivasi (motivation).
Budaya Kerja dalam Pelayanan Kesehatan
• Dalam pelayanan kesehatan, berbagai jenjang pelayanan dan asuhan pasien (patient care) merupakan bisnis utama, serta pelayanan keperawatan merupakan mainstream sepanjang kontinum asuhan.
• Upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja pelayanan klinis pada umumnya dimulai oleh perawat melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti: gugus kendali mutu, penerapan standar keperawatan, pendekatan – pendekatan pemecahan masalah, maupun audit keperawatan.
Penerapan pendekatan kualitas pelayanan kesehatan dapat menjamin organisasi pelayanan kesehatan akan selalu menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, sebuah pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan pasien.
Penerapan pendekatan kualitas pelayanan kesehatan akan menjadikan organisasi pelayanan kesehatan semakin efisien.
Penerapan pendekatan kualitas pelayanan kesehatan akan membuat organisasi pelayanan kesehatan menjadi terhormat, terkenal dan selalu dicari oleh siapapun yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, serta menjadi tempat kerja menyenangkan bagi tenaga kesehatan.
Terdapat beberapa alasan terpenting terkait penerapan kualitas pelayan kesehatan dalam organisasi pelayanan kesehatan, antara lain (Pohan, 2007)
Penerapan pendekatan kualitas pelayanan kesehatan terutama akan memperhatikan keluaran pelayanan kesehatan sehingga setiap pelaksanaan tugas harus dilakukan dengan benar agar bermanfaat bagi pasien.
Penerapan pendekatan kualitas pelayanan kesehatan akan menumbuhkan kepuasan kerja, komitmen, dan peningkatan moral profesi pelayanan kesehatan, serta akhirnya akan menimbulkan kepuasan pasien.
Lanjutan. . .
Standar Pelayanan Kesehatan
• Standar pelayanan minimal di rumah sakit• Standar pelayanan minimal di puskesmas
No JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR
1 2 3 41 Gawat Darurat Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa 100%
Jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam
Pemberi pelayanan kegawatdaruratan yang bersertifikat yang masih berlaku ATLS/BTLS/ACLS/PPGD
100 %
Kesediaan tim penanggulangan bencana Satu tim
Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang
Kepuasan pelanggan ≥ 70 %Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka
100 %
Kematian pasien ≤ 24 jam ≤ dua per seribu
(pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam)
Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka
100 %
STANDAR PELAYANAN MINIMAL SETIAP JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR DI RUMAH SAKIT
Standar pelayanan minimal di rumah sakit
2 Rawat Jalan Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis
100% Dokter Spesialis
Ketersediaan pelayanan a. Klinik Anak b.Klinik Penyakit Dalam c. Klinik Kebidanan d.Klinik Bedah
Jam buka pelayanan 08.00 s/d 13.00
Setiap hari kerja kecuali Jum’at : 08.00 - 11.00
Waktu tunggu di rawat jalan ≤ 60 menit
Kepuasan pelanggan ≥ 90 %
a. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB
b. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di Rumah Sakit
a. ≥ 60%
b. ≥ 60 %
3 Rawat Inap Pemberi pelayanan di Rawat Inap a. Dokter spesialis b.Perawat minimal
pendidikan D3 Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
100 %
Ketersediaan Pelayanan Rawat Inap a. Anak b.Penyakit Dalam c. Kebidanan d.Bedah
Jam Visite Dokter Spesialis 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja
Kejadian infeksi pasca operasi ≤ 1,5 %
Kejadian infeksi nosokomial ≤ 1,5 %
Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakhir kecacatan / kematian
100 %
Kematian pasien > 48 jam ≤ 0,24 %
Kejadian pulang Paksa ≤ 5 %
Kepuasan pelanggan ≥ 90 %
Rawat inap TB :
a. Penegakan Dianogsis TB melalui
4 Bedah Sentral (Bedah saja )
Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 hari
Kejadian Kematian di meja operasi ≤ 1 %
Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
100 %
Tidak adanya kejadian operasi salah orang
100 %
Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
100 %
Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing / lain pada tubuh pasien setelah operasi.
100 %
Komplikasi anastesi karena overdosis, reaksi anastesi, dan salah penempatan endotracheal tube.
≤ 6 %
5 Persalinan dan Perinatalogi (kecuali rumah sakit khusus diluar rumah sakit ibu dan Anak)
Kejadian kematian ibu karena persalinan
a. Perdarahan ≤ 1 % b.Pre –Eklamsia ≤ 30% c. Sepsis ≤ 0,2 %
Pemberi pelayanan persalinan normal
a. Dokter Sp.OG b.Dokter Umum terlatih
(Asuhan Persalinan Normal )
c. Bidan Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit
Tim PONEK yang terlatih.
Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
a. Dokter Sp.OG b.Dokter Sp.A c. Dokter Sp.An
Kemampuan menangani BBLR 1500 gr - 2500 gr
100%
Pertolongan Persalinan melalui seksio cesaria
≤ 20 %
Keluarga Berencana :
Persentase KB (Vasektomi & tubektomi) yang dilakukan oleh tenaga kompeten dr. Sp.OG, dr.Sp.B, dr.Sp.U, dokter umum terlatih.
Persentase peserta KB mantap
a.100%
6 Intensif Rata-rata Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
≤ 3 %
Pemberi pelayanan Unit intensif a. Dokter Sp.Anestesi dan dokter spesialis sesuai dengan kasus yang di tangani
b. 100 % perawat minimal D3 dengan sertifikat Perawat mahir ICU/setara (D4)
7 Radiologi Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto.
≤ 3 jam
Pelaksana ekspertisi Dokter Spesialis Radiologi
Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen
Kerusakan foto ≤ 2%
Kepuasan pelanggan. ≥ 80 %
8 Laboratorium Patologi Klinik
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium.
≤ 140 menit
Kimia darah & darah rutin.
Pelaksana ekspertisi Dokter Spesialis Patologi Klinik
Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium.
100 %
Kepuasan pelanggan. ≥ 80 %
9 Rehabilitasi Medik
Kejadian Drop Out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi medik yang direncanakan
≤ 50 %
Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik
100 %
Kepuasan pelanggan. ≥ 80 %
10 Farmasi Waktu tunggu pelayanan
a. Obat jadi b. Obat Racikan
a. ≤ 30 menit b. ≤ 60 menit
Tidak adanya Kejadian kesalahan pemberian obat.
100%
Kepuasan pelanggan. ≥ 80 %
Penulisan resep sesuai formularium 100 %
11 Gizi Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
≥ 90 %
Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien.
≤ 20%
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet
100 %
12 Tranfusi Darah Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi
100 % terpenuhi
Kejadian reaksi tranfusi ≤ 0,01 %
13 Pelayanan GAKIN
Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan
100 % terpenuhi
14 Rekam Medik Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
100%
Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas.
100%
Waktu penyediaan dokomen rekam medik pelayanan rawat jalan
≤ 10 menit
Waktu penyediaan dokumen rekam medik rawat Inap
≤ 15 menit
15 Pengelolaan Limbah
Buku mutu limbah cair
a. BOD < 30 mg/1 b. COD < 80 mg/1 c. TSS < mg/1 d. PH 6-9
Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan.
100 %
16 Administrasi dan manajemen
Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi
100 %
Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
100 %
Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
100 %
Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala
100 %
Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun.
≥ 60 %
Cost recovery ≥ 40 %
Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
100 %
Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
≤ 2 jam
Ketepatan waktu pemberian imbalan 100 %
17 Ambulance/ Kereta Jenazah
Waktu pelayanan ambulance / kereta jenazah
24 jam
Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit
≤ 30 menit
Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan
Sesuai ketentuan daerah
18 Pemulasaraan Jenazah
Waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaraan jenazah
≤ 2 jam
19 Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
≤ 80 %
Ketepatan waktu pemeliharaan alat 100 %
Peralatan laboratorium dan alat ukur yang di gunakan yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
100 %
20 Pelayanan Laundry
Tidak adanya kejadian linen yang hilang
100 %
Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
100 %
21 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI )
Adanya anggota tim PPI yang terlatih
≥ 75 %
Tersedia APD disetiap instalasi / departement
≥ 60 %
Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial / HAI (health care associated infections) di rumah sakit (minimum 1 parameter)
≥ 75 %
Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas
Fungsi Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
a. Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan dasar kepada masyarakat
secara merata.
b. Menjamin tercapainya kondisi rata-rata minimal yang harus dicapai
pemerintah sebagai penyedia pelayanan kepada masyarakat.
c. Pedoman pengukuran kinerja penyelenggaraan bidang kesehatan.
d. Acuan prioritas perencanaan daerah dan pembiayaan APBD bidang
kesehatan dalam melakukan pengevaluasian dan monitoring
pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Tujuan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
a. Pedoman bagi Puskesmas dalam penyelenggaraan layanan kepada masyarakat.
b. Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.
c. Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi anggaran yang dibutuhkan.
d. Alat akuntabilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan layanannya.
e. Mendorong terwujudnya checks and balances.
f. Terciptanya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan puskesmas.
g. Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang
definisi operasional, indikator kinerja, ukuran atau satuan rujukan, target nasional tahunan,
cara perhitungan, rumus, pembilangan, penyebut, standar, satuan pencapaian kinerja, dan
sumber data.
Berikut adalah Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas:No. Jenis
Pelayanan
Indikator Keterangan
I.
Pelayanan
Kesehatan
Dasar
1. Cakupan kunjungan Ibu
Hamil K- 4.
Ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar
paling sedikit empat kali, triwulan
ketiga umur kehamilan.
2. Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani.
Komplikasi kebidanan pada
kehamilan, persalinan, nifas.
3. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan.
Proses pelayanan persalinan
dimulai pada kala I
sampai dengan kala IV persalinan.
4. Cakupan Pelayanan Nifas pelayanan kepada ibu nifas
sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca
persalinan s.d 3 hari; pada minggu
ke II, dan pada minggu ke VI
termasuk persiapan dan/atau
pemasangan KB Pasca Persalinan
5. Cakupan Neonatus
dengan komplikasi yang
ditangani
Bayi berumur 0 – 28 hari, dengan
penyakit dan kelainan yang dapat
menyebabkan kesakitan, kecacatan,
dan kematian
6. Cakupan Kunjungan Bayi Setiap bayi memperoleh pelayanan
kesehatan minimal 4 kali yaitu
1 kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1
kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali
pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali
pada umur 9-11 bulan.
7. Cakupan Desa/ imunisasi dasar secara lengkap
8. Cakupan pelayanan anak balita Mencakup Pemantauan pertumbuhan dan
Pemantauan perkembangan setiap anak usia 12-
59 bulan dilaksanakan minimal 2 kali pertahun
(setiap 6 bulan)
Pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 6 – 24 Bulan dari keluarga miskin selama 90
hari.
10. Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan
balita gizi buruk yang ditangani di sarana
pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi
buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
11. Cakupan penjaringan kesehatan
siswa SD dan setingkat
pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi
dan mulut siswa kelas 1 SD dan Madrasah
Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersama guru, dokter kecil.
12. Cakupan peserta KB aktif Pasangan suami – Isteri, yang istrinya berusia 15
– 49 tahun. Angka Cakupan Peserta KB aktif
menunjukkan Tingkat pemanfaatan kontrasepsi
di antara para Pasangan Usia Subur (PUS).
13. Cakupan Penemuan dan
Penanganan Penderita Penyakit.
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
100.000 penduduk < 15 tahun
b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita
c. Penemuan pasien baru TB BTA Positif
d. Penderita DBD yang ditangani
14. Cakupan pelayanan kesehatan
dasar pasien masyarakat miskin
Jumlah pasien masyarakat miskin di puskesmas
pada kurun waktu tertentu.
II Pelayanan
kesehatan
rujukan
15. Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
Rawat Jalan Tingkat Lanjut
meliputi rawat inap di sarana
kesehatan strata dua dan strata tiga
16. Cakupan Pelayanan
Gawat Darurat level 1 yang
harus diberikan
tempat pelayanan gawat darurat
yang memiliki Dokter
Umum on site 24 jam dengan.
General Emergency Life Support.
Advance Trauma Life Support.
Advance Cardiac Life Support.
III Penyelidikan
epidemiologi
dan
penanggulangan
KLB
17. cakupan desa/kelurahan
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
Upaya untuk menemukan penderita
atau tersangka penderita,
penatalaksanaan penderita,
pencegahan peningkatan, perluasan
dan menghentikan suatu KLB
IV. Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
18. Cakupan Desa Siaga
Aktif
desa yang mempunyai Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) atau
UKBM lainnya berfungsi sebagai
pemberi pelayanan kesehatan
dasar, penanggulangan bencana
dan kegawatdaruratan, surveilance
berbasis masyarakat yang meliputi
pemantauan pertumbuhan (gizi),
penyakit, lingkungan dan
Suksema . . . . . . .Semoga materi ini bisa bermanfaat untuk kita.