Blok INJEKSI TRIAMSINOLON ASETONID.ppt

download Blok INJEKSI TRIAMSINOLON ASETONID.ppt

of 25

Transcript of Blok INJEKSI TRIAMSINOLON ASETONID.ppt

  • INJEKSI TRIAMSINOLON ASETONID

  • TRIAMSINOLON ASETONIDKortikosteroid sintetikBerinteraksi dengan reseptor sitoplasmik steroid efek antiinflamasi, antipruritik

  • TERAPI STEROID INTRALESIONAL injeksi larutan steroid pada kulit abnormal

    Sediaan steroid paling sering digunakan dgn cara ini triamsinolon asetonid

  • Terapi steroid intralesional paling sering digunakan untuk jaringan parut yg berlebihan (skar hipertropik atau keloid), akne kistik dan alopecia areata, dapat juga: kelainan inflamasi lokalisata seperti DLE dan sarkoidosis

  • Efek samping steroid intralesional:Cepat: nyeri, perdarahan, infeksi, reaksi alergiLambat: atropi, telangiektasia, perubahan pigmentasi

  • Kontra indikasi Triamsinolon asetonid:HipersensitivitasInfeksi jamur sistemikITP

  • Keloid,Hipertropi skar

  • Cara penyuntikan : intralesi atau sublesiMemerlukan tenaga dan tekanan yg cukup kuat untuk memasukkan obatPada saat penyuntikan pasien sering mengeluh kesakitan, bbrp kasus dpt terjadi kolaps

  • Alat dan bahan yg digunakan :Alat suntik disposable 1ml (Terumo syringe), jarum 27 atau 30 GTriamsinolon asetonid suspensi : 10 mg/ml, 40 mg/ml yg diencerkan menjadi 10 mg/mlTriamsinolon diasetad suspensi :25 mg/ml Suspensi obat dijaga agar tetap homogen saat penyuntikan

  • Bisa dilarutkan dgn lidokain 2% untuk mengurangi nyeriBisa ditambah dgn epinefrin 1 : 100.000 untuk meningkatkan lama kerja steroid

  • Cara infiltrasi obatSetelah persiapan penyuntikkan selesai, kulit diatas jaringan keloid direnggangkan dgn ibu jari dan jari telunjukAlat suntik berisi obat ditusukkan dalam posisi hampir sejajar dgn permukaan kulitDisuntikkan sedalam 1-3 mm hingga mengenai bagian atas keloid, sebaiknya mengenai bagian dermis papilari

  • Posisi jarum dpt dipantau dgn menggerak-gerakkan atau mengangkat jarum dan diraba dgn ujung jariPosisi lubang jarum diatur ketika obat disemprotkan maka obat akan keluar ke atas massa keloidJumlah obat dan jarak penyuntikan disesuaikan dgn luas keloidSecara teratur dpt disuntikan dgn jarak 0,5 cm dgn jumlah obat 0,1-0,5 ml

  • Frekuensi penyuntikanDilakukan setiap minggu keloid paska bedah (laparatomi, seksio sesaria), paska suntikkan (cacar, BCG) dan paska penyakit tertentu (akne, cacar air, luka bakar, trauma)

  • Kekambuhan terjadi pada keloid yg terletak di deltoid, dada dan persendianBila terjadi kekambuhan penyuntikan secepatnya diulang kembali

  • Dijelaskan pd pasien area tersebut dpt mengalami hipopigmentasi, hal ini dpt terjadi selama 6-12 tahunDisekitar tempat injeksi dpt terjadi atropi dan teleangiaktasi

  • Akne

  • AKNEInjeksi intralesi glukokortikoid mengurangi ukuran lesi nodular yg dalamSuntikan 0,05-0,25 ml suspensi triamsinolon asetat (2,5-10 mg/ml) direkomendasikan sbg anti inflamasiBentuk terapi yg sangat berguna utk Akne nodular tetapi sering perlu diulang setiap 2-3 minggu

  • Injeksi steroid intralesi dapat menghasilkan pendataran nodul akne dalam 48-72 jam, sering digunakan bila terapi topikal atau oral tidak efektif atau bila dibutuhkan respon yg cepat

  • Keuntungan: dapat dilakukan tanpa insisi atau draining lesi menghindarkan kemungkinan pembentukan skarRisiko: hipopigmentasi, terutama pada pasien dgn kulit lebih gelap

  • Alopesia

  • Kortikosteroid intralesi lebih efektif utk patchy alopecia areata dibandingkan dgn alopecia areata yg lbh 50% & sgt aktif.

    Kortikosteroid intralesi tdk tepat utk peny. yg sgt progresif atau ekstensif.

    Umumnya yg digunakan hidrokortison asetat (25mg/ml),& triamsinolon asetonik (5-10 mg/ml), yg disuntikan secara subdermal atau mengunakan needleless device (Dermajet)

  • Triamsinolon asetonid ( TA ) adalah kortikosteroid poten yg berdaya larut rendah absorbsi berlangsung lambat hasil daya kerja yg maksimal dgn efek sistemik yg minimal.

    TA dpt diperoleh dlm bentuk suspensi 10mg / 1ml ( 1mg / 0,1ml)

    Dosis yg digunakan tergantung pada luas tempat dan jumlah lesi.

  • Setiap pemberian TA, tdk boleh melebihi * 0,5 ml u/ luas lesi 1,0 x 1,0 cm* 3,0 ml u/ luas lesi 2,5 x 2,5 cm* 4,0 ml u/ luas lesi 3,0 x 3,0 cm

    TA diberikan intralesi, tdk melebihi 20 mg pd tiap suntikan mencegah supresi adrenal.

    Jarak suntikan * Pertama & kedua 4 mgg * Kedua & ketiga 8 mgg

  • Frekwensi pemberian tergantung pd hasil yg diperoleh, dan menilai pertumbuhan rambut