blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan...
Transcript of blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/izzamurasaki/files/2012/10/upload1.docx · Web viewSejalan dengan...
TUGAS KELOMPOK
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
“Budidaya Buah Naga Dengan Memanfaatkan Lahan Pasir Pantai”
Disusun oleh :
KELOMPOK 16
NUR IZZATUL KHAMIDAH 115040101111139
NORMA RACHMA 115040113111004
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................2
2.1 Buah Naga (Hylocereus sp).................................................................2
2.2 Agroekosistem Buah Naga dan Lahan Pasir Pantai............................2
2.3 Budidaya Buah Naga...........................................................................3
2.4 Organisme Penyakit Tanaman pada Buah Naga.................................4
2.5 Penanganan Pascapanen......................................................................4
2.6 Pemasaran dan Analisis Usahatani......................................................5
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................8
3.1 Cara Membudidayakan Buah Naga (Cactaceae hylocereus) di Lahan
Pasir Pantai................................................................................................8
3.2 Analisis Usahatani...............................................................................12
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pembuatan lubang tanaman buah naga................................................3
Gambar 2. Perkebunan Buah Naga di daerah pantai Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta..........................................................................................4
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Analisis Usahatani Buah Naga................................................................6
Tabel 2. Dosis dan Jenis Pupuk per Patok per Bulan............................................11
Tabel 3. Grand Total Budidaya Buah Naga..........................................................14
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan semakin meningkatnya pertanian di Indonesia dan
kesadaran manusia terhadap kelestarian lingkungan hidup semakin banyak pula
aspek lingkungan yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan berbagai
pengambilan keputusan, termasuk sebelum melakukan tindakan dalam penanaman
buah dalam usaha taninya. Dan berbagai pengendalian hama tanaman agar para
petani dapat menghasilkan buah-buahan yang dapat menguntungkan. Buah-
buahan yang menguntungkan saat ini tentunya buah naga yang tenar di sekitar
tahun 2010.
Pembangunan pertanian dapat dilakukan di lahan pasir pantai seiring
menyempitnya lahan pertanian. Anggapan selama ini bahwa lahan pasir pantai
tidak bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat di sekitar pantai untuk
kegiatan pertanian, karena selama ini lahan pasir pantai dinilai tidak layak sebagai
media tanam serta memiliki keterbatasan dan pengelolaannya lebih sulit
dibandingkan lahan tegalan maupun lahan sawah. Lahan untuk budidaya buah
dapat diolah dengan menggunakan teknik bercocok tanam di lahan pasir pantai
sehingga menjadi lahan pertanian yang produktif, khususnya yang akan dijelaskan
dalam makalah ini tentang budidaya buah naga menggunakan media tanam pasir
pantai.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah untuk
mengetahui cara membudidayakan buah naga di lahan pasir pantai.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Buah Naga (Hylocereus sp)
Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari
marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-
negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat
ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus
hanya mekar pada malam hari. (Bernard, 2000)
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke
Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya
dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara
dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah terlihat
mencolok di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di
kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai
thang loy (buah naga). Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di Eropa dan
negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga). (Wikipedia,
2009)
Di Indonesia, buah naga (cactaceae hylocereus) mulai dikenal sekitar
pertengahan tahun 2000, itupun bukan hasil budi daya negeri sendiri, tetapi hasil
impor dari Thailand. Daerah Indonesia hingga kini sudah mengembangkan
tanaman buah naga ialah Pasuruan Jember, Mojokerto, dan Jombang. Daerah
yang diketahui pertama kali menanam tanaman buah naga adalah Pasuruan
kearah Tosari, daerah desa Pohgading, Kecamatan Pasrepan. Hingga kini luas
areal penanaman tanaman ini relatif masih sedikit. Hal ini dapat dimaklumi karena
buah naga masih tergolong langka (Daniel, 2003).
2.2 Agroekosistem Buah Naga dan Lahan Pasir Pantai
Buah Naga ditanam di dataran rendah, pada ketinggian 20 – 500 m diatas
permukaan air laut. Kondisi tanah yang gembur, porous, banyak mengandung
bahan organik clan banyak mengandung unsur hara, pH tanah 5 – 7, air cukup
6
tersedia, karena tanaman ini peka terhadap kekeringan dan akan membusuk bila
kelebihan air, membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh untuk
mempercepat proses pembungaan. (Mujiman, 2006)
Lahan pasir pantai merupakan tanah yang mengandung lempung, debu,
dan zat hara yang sangat minim. Akibatnya, tanah pasir mudah mengalirkan
air, sekitar 150 cm per jam. Sebaliknya, kemampuan tanah pasir menyimpan
air sangat rendah, 1,6-3% dari total air yang tersedia. Angin di kawasan pantai
selatan itu sangat tinggi, sekitar 50 km per jam. Angin dengan kecepatan itu
mudah mencerabut akar dan merobohkan tanaman. Angin yang kencang di pantai
bisa membawa partikel-partikel garam yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Suhu di kawasan pantai siang hari sangat panas. Ini menyebabkan
proses kehilangan air tanah akibat proses penguapan sangat tinggi (Prapto dkk.,
2000).
2.3 Budidaya Buah Naga
Budidaya menurut Bilhadian (2011), buah naga dibudidaya dengan cara
stek atau penyemaian biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous
(tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu
antara 38-40° C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada
umur 11-17 bulan. Kota Malang berada 400-700 dpl, sangat cocok untuk
budidaya buah naga merah. Walaupun memiliki udara yang cukup sejuk, namun
mendapatkan sinar matahari yang cukup merupakan syarat pertumbuhan buah
naga merah.
Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi
apapun, namun tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah
mengandung pupuk yang bagus, maka pertumbuhannya akan baik. Dalam waktu 1
tahun, pohon buah naga dapat mencapai ketinggian 3 meter lebih. Berdasarkan
beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di Indonesia.
Sementara ini, daerah Mojokerto, Jember, Malang, Pasuruan, Banyuwangi,
Ponorogo, dan Batam merupakan daerah yang telah membudidayakan tanaman
ini. Macam-macam buah naga yang dapat dimakan dari tumbuhan jenis:
7
1. Hylocereus undatus, yang buahnya warna merah dan daging buahnya
warna putih
2. Hylocereus polyrhizus, yang buahnya warna merah muda dan daging
buahnya warna merah
3. Selenicereus megalanthus, yang kulit buahnya warna kuning dan
daging buahnya putih
4. Hylocereus costaricensis, yang daging buahnya super merah.
(Mujiman, 2006)
2.4 Organisme Penyakit Tanaman pada Buah Naga
Penyiraman dan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan bunga jatuh
dan buah membusuk. Bakteri yang sering menyerang akar yaitu Xanthomonas
campestris. Jamur Dothiorella dapat menyebabkan bercak cokelat pada buah
namun bukan penyakit yang umum (Wikipedia, 2011)
2.5 Penanganan Pascapanen
Buah naga (Cactaceae hylocereus) yang siap panen biasanya pertama
dilakukan saat tanaman berumur 9-12 bulan sebanyak dua buah per tanaman atau
sekitar 1 kg. buah siap petik umumnya merupakan buah yang sudah tua dengan
beberapa penampakan atau tanda-tanda sebagai berikut: kulit buah sudah berubah
warna menjadi merah tua atau merah mengkilap. Mahkota buah sudah mengecil.
Kedua pangkal buah sudah berkeriput. Bentuk buah bulat besar dengan berat
masing-masing buah sudah mencapai 500 g. Wang (2004) berpendapat bahwa
pasca panen batang bekas buah dipotong untuk merangsang pertumbuhan tunas-
tunas baru itu tumbuh besar dan menghadap ke langit. Tunas-tunas itu dibiarkan
tinggi lurus hingga mencapai kurang lebih 1,5 meter, kemudian dipotong
pucuknya kurang lebih 3 cm. Pemotongan batang ini berfungsi merangsang
pertumbuhan tunas baru. Upayakan tunas baru yang tumbuh jangan sampai lebih
dari 5 tunas karena dapat mengganggu pertumbuhan buah naga hitam. Tunas-
tunas baru tersebut nanti akan tumbuh membesar dan menjadi percabangan
sekaligus sebagai tempat buah.
8
Agar kualitas buah tetap baik, maka penanganan pasca panen harus
dilakukan dengan baik, mulai pemetikan buah hingga pengangkutan, pengemasan
dari kebun hingga ke konsumen. Pengemasan buah dilakukan dengan
menggunakan karton khusus. Rasa buah yang dikonsumsi segera setelah panen
biasanya rasanya sedikit asam, buah akan lebih manis apabila dikonsumsi setelah
diperam beberapa hari. Dalam perdagangan, berdasarkan ukuran buah dapat
dibedakan dalam 3 kelas buah naga yaitu: kelas super (berat per buah > 700 gr);
Klas A (berat per buah 400 - 700 gr): Klas B (berat per buah 300 - 400 gr).
2.6 Pemasaran dan Analisis Usahatani
2.6.1 Pemasaran
Pemasaran buah naga untuk saat ini dapat dikatakan masih sulit untuk di
pasarkan, karena buah naga belum banyak dikenal masyarakat. Oleh karena itu,
buah naga (cactaceae hylocereus) di pasarkan petani langsung ke swalayan dan
toko buah-buahan segar atau pedagang langsung menemui petani. Para pedagang
buah naga untuk saat ini mempromosikan buah naga sebagai tanaman obat untuk
membidik konsumen yang ingin coba-coba dan penasaran terhadap buah langka
tersebut.
Buah naga di pasar eksport buah-buahan masih sedikit, karena buah ini
belum banyak dikenal di banyak Negara. Saat ini negara-negara penghasil buah
naga mempunyai program untuk perbaikan varietas serta program internasional
mengidentifikasi kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit. Hingga kini
belum ditemukan hama penyakit yang berbahaya, dan dari kultivar yang ada
apabila dibudidayakan dengan baik akan menghasilkan buah dengan kualitas yang
tinggi dan akan diterima konsumen.Warna buah naga yang atraktif (menarik),
disertai kandungan gizi buah yang tinggi dengan rasa dan aroma yang menarik,
buah naga mempunyai potensi tinggi di pasar eksport di Negara seperti Cina. Pada
saat ini Vietnam mengekspor buah naga ke negara tetangga seperti Hongkong dan
Singapura. Ada peluang besar untuk eksport ke Eropa karena rasa buah disukai
oleh orang Eropa. Kandungan gula yang tidak terlalu tinggi, cocok untuk
penderita diabetes, dan yang berpotensi tekanan darah tinggi. Buah naga yang
9
berdaging merah mempunyai rasa yang lebih manis dan kandungan vitami A yang
lebih tinggi, dan bersifat self polinasi ( kawin sendiri) akan segera dilepas.
2.6.2 Analisis Usahatani
Di bawah ini merupakan analisis usahatani budidaya buah naga :
Tabel 1. Analisis usahatani buah naga (Siagian, Leonard, 2012)
No. Kegiatan Biaya Keterangan1. Penanaman 1000 bibit @ Rp 10.000,-
1000 bibit x 10.000 = Rp. 10.000.000,-
Lahan : sendiriLuas lahan : 1000 m2
Jarak tanam : 2 x 2 m2 (masing-masing tiang 4 bibit)
2. Tiang penyangga @ Rp 40.000,-250 cor x 40.000 = Rp 10.000.000,-
Tinggi tiang cor 2 m, diameter 10 cm, masuk tanah 50 cm dengan menyisakan besi cor sepanjang 10 cm.
3. Persiapan perlengkapan -Persiapan lahan =Rp 2.000.000,--Pupuk perangsang =Rp 1.000.000,--Teknisi (1 tahun)=Rp 1.000.000,--Transportasi=Rp 2.000.000,--Besi + ban=Rp 2.000.000,-TOTAL = Rp.8.000.000,-
4. Pengeluaran rutin per bulan untuk petani sendiri
-Pupuk kandang (2 truk) =Rp 500.000,--1 orang =Rp.300.000,--Alat =Rp 200.000,-TOTAL =Rp 1.000.000,-
5. Pendapatan asumsi nilai -Jual tertinggi =Rp 25.000,--Jual saat
10
booming=Rp 10.000,--Harga rata-rata jual =Rp 15.000,-(petik kebun)
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Cara Membudidayakan Buah Naga (Cactaceae hylocereus) di Lahan
Pasir Pantai
a. Persiapan Lahan
Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini
tidak mempunyai batang primer yang kokoh. Dapat menggunakan tiang dari kayu
atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 meter, yang
ditancapikan ke tanah sedalam 50 cm. Ujung bagian atas dari tiang penyangga
diberi besi yang berbentulk lingkaran untulk penopang dari cabang tanaman
(Mujiman, 2006).
b. Pengadaan Bibit
Kriteria bibit yang baik antara lain berwarna hijau kebiruan atau hijau
gelap, penampilan fisik kekar dan keras, serta tampak tua. Ukuran yang ideal
untuk bibit setek batang adalah 50-80 cm dengan diameter batang mencapai 8 cm.
Ukuran ideal bibit setek batang adalah panjang 20-30 cm dan diameter 4-5 cm.
Untuk bibit asal biji harus dipilih yang tampak sehat, tua, matang di pohon dan
bebas dari hama penyakit. Bibit demikian tampak dari fisik, keseragaman
pertumbuhan dan warna.
c. Pembuatan media tanam.
Gambar 1. Pembuatan lubang tanaman buah naga.
Keterangan:
(a) Buat lubang tanam berukuran 60 x 60 cm dan kedalaman 50 cm
12
(b) Buat lubang di tengah lubang tanam dengan ukuran 10cmx10cmx15cm
(c) Pasang tiang panjat pada lubang kecil di tengah lubang tanam
(d) Masukan media tanam dalam lubang tanam, lalu disiram.
d. Penanaman Bibit
Bibit ditanam pada tiap-tiap beton sebanyak 4 bibit, bila panjang bibit 50-80 cm
maka harus dimasukan kedalam tanah sedalam 10 cm dan sedalam 4-8 cm kalau
panjang bibit berukuran kurang dari 50 cm. pembenaman empat bibit tersebut
harus merapat pada tiang panjat secara melingkar. Jarak setiap bibit dengan
pangkal panjatan ± 10 cm dengan posisi merapat ke tiang panjatan supaya sulur
tanaman memeluk tiang panjatan. Ikat keempat bibit pada tiang panjatan dengan
kawat atau rapia agar tidak mudah jatuh dan pengikat jangan terlalu erat karena
akan merusak permukaan dan daging bibit.
e. Pemeliharaan Buah Naga (Cactaceae Hylocereus)
Dalam budi daya buah naga (cactaceae hylocereus) di lahan pasir pantai
diperlukan beberapa tindakan diantaranya sebagai berikut:
1) Perawatan tanaman
Perawatan pertama yang biasa dilakukan adalah penggantian tanaman setelah
seminggu penanaman, tanaman yang mati, busuk pada pangkal batang, tidak
tumbuh atau kerusakan fisik lainnya, sering terjadi busuk pangkal batang setek.
Setek demikian harus segera diganti dengan setek yang baru. Demikian juga
dengan setek yang mati atau yang tidak tumbuh harus segera diganti. Pengaturan
letak cabang atau batang dilakukan dengan pengikatan. Pengikatan harus
dilakukan pada saat pertumbuhan cabang atau batang sudah bertambah dan diubah
letaknya. Dengan demikian batang atau cabang dapat diarahkan pertumbuhannya.
Pengikatan yang terlambat akan membuat pertumbuhan cabang atau batang
melengkung tidak teratur atau menyimpang dari arah tiang. Hal ini akan
mempengaruhi pertumbuhan cabang dan bakal cabang produktif kearah atas.
Pemangkasan tanaman harus dilakukan sedini mungkin dan berkala guna
memperoleh keseimbangan pertumbuhan. Bila pemangkasan tidak dilakukan
maka percabangan akan saling bersaing dan akhirnya menjadi tidak produktif.
13
Gambar 2. Perkebunan Buah Naga di daerah pantai Kabupaten
Kulonprogo, Yogyakarta.
2) Pengairan
Pengairan buah naga harus diperhatikan dengan baik dan bila lahan pasir
terlalu kering harus segera disiram. Penyiraman tidak perlu terlalu banyak atau
jangan sampai terendam. Bila ini terjadi maka tanaman dapat terserang busuk
batang. Dalam penyiraman buah naga (cactaceae hyloceraeus) di lahan pasir
pantai harus diperhatikan drainasenya.
Pengairan di daerah pesisir ini dengan membuat sumur tanah dan tempat
panampungan air. Para petani hanya membutuhkan kedalaman sumur 12 meter,
disalurkan melalui pipa dan bisa dimanfaatkan langsung dengan mesin pompa.
Tak diragukan lagi, penemuan sistem pengairan dan pola tanam pesisir ini
termasuk salah satu keajaiban dunia pertanian yang akan sangat menarik jika
ditularkan ke daerah lain di tanah air kita.
3) Pemupukan
Pemupukan buah naga di lahan pasir pantai perlu dilakukan sebagai
penyimpan air, menjaga kelembaban tanah, penghemat air penyiraman.
Komposisi pupuk yang digunakan dalam budi daya buah naga (cactaceae
hylocereus) adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik berupa pupuk
14
kandang berasal dari hewan, sapi, kambing, ayam dan limbah kandang lainnya.
Sedangkan dosis pemupukan anorganik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Dosis dan jenis pupuk per patok per bulan
Bulan ZA (g) TSP (g) KCl (g) NPK (g) ZK (g)
1 20 50 10 - -
2 30 30 - - -
3 30 10 - - -
4 30 - 15 - -
5 - - - 50 10
6 - - - 50 10
Sumber : (Daniel, 2003)
4) Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman buah naga umumnya tidak rentan terhadap hama dan penyakit.
Hanya beberapa jenis kutu (Pentalonia nigronervosa), mealy bug (Pseducoccus
brevipes) dan semut (Solenopsis geminata, Iriidomyrmex humilis and Pheidole
megacephala) hama tersebut menyerang tunas muda baik tunas buah maupun
tunas cabang, hama ini relatif lebih mudah dikendalikan dengan penggunaan
insektisida. Sedangkan serangan lalat buah diatasi dengan pembungkusan buah.
Collar rot (Phytopthora sp.) dan busuk akar (Fusarium sp., Alternara sp.)
dikendalikan dengan fungisida. Perkembangan penyakit ini perlu diwaspadai,
terutama apabila curah hujan dan kelembaban dan suhu udara tinggi. Di Amerika
Tengah dan Australia bakteri Xanthomonas campestris menyebabkan busuk
batang cactus yang sukulen. Sedangkan pengendalian gulma biasanya dilakukan
secara manual, kemudian biomasnya digunakan sebagai mulsa atau dibenamkan
dalam lubang tanam diantara baris tanaman sebagai kompos. Musim
berbuahTanaman buah naga akan mulai berbuah setelah berumur satu tahun dan
selanjutnya tanaman buah naga dapat dikatakan hampir berbuah sepanjang tahun,
terutama apabila kebutuhan air dan pupuk tercukupi.Ada beberapa tahapan mulai
bunga keluar sampai buah dipetik yaitu: fase muncul bunga, pembentukan buah,
pembesaran buah, pemasakan buah dan pemanenan buah. Untuk mendapatkan
buah saat permintaan konsumen tinggi dapat dikendalikan melalui teknik
pemangkasan. Untuk memacu pembungaan dapat dilakukan dengan cara
15
menghambat perkembangan vegetatif tanaman dengan jalan mengurangi
munculnya tunas baru pada cabang yang telah dewasa (mature) untuk mandukung
buah. Cabang yang mature dicirikan pertumbuhan memanjang cabang telah
terhenti. Dan mata tunas nampak membengkak. Apabila penyinaran matahari pada
saat itu penuh maka akan terjadi induksi pembungaan.Pengaturan pembuahan
dilakukan dengan menggilir blok tanaman yang berbuah dalam satu hamparan
kebun dengan mengatur saat-saat munculnya cabang pendukung buah baru untuk
diprogramkan muncul buah pada musim berikut.
3.2 Analisis Usahatani
Penanaman 1000 Bibit
Lahan : sendiri
Luas lahan : 1000 m2
Jarak Tanam : 2 x 2 m2 (Masing-masing tiang 4 bibit)
Bibit : @ Rp 10.000,- jadi 1000 bibit x 10.000,- = Rp 10.000.000,-
Tiang Penyangga:
Beton cor : @ Rp 40.000,- Tinggi tiang cor 2m diameter 10 cm,
masuk tanah 50 cm dengan menyisakan besi cor sepanjang 10 cm
Total : 250 cor X 40.000,- = Rp 10.000.000,-
Persiapan Perlengkapan
Persiapan lahan : Rp 2.000.000,-
Pupuk Perangsang : Rp 1.000.000,-
Teknisi (1 tahun) : Rp 1.000.000,-
16
Transportasi : Rp 2.000.000,-
Besi + ban : Rp 2.000.000,-
Total : Rp 8.000.000,-
Pengeluaran Rutin Per Bulan
Pupuk kandang : 2 truk = Rp 500.000,-
1 orang : Rp 300.000,-
Alat : Rp 200,000,-
Total : Rp 1.000.000,-
Panen tahun I
Jumlah Bibit 1000
Jumlah buah 12. berat tiap buah ½ kg
Total : 12X1000X1/2kg = 6000 Kg
Jadi Total tahun 1 : 6000 Kg x 15.000,- x 50 % = Rp 45.000.000,-
Pendapatan Bersih Tahun Pertama:
Pendapatan per tahun/12 : Rp 45.000.000/ 12 (tiap bulan) = Rp 3.750.000
(biaya rutin tiap bulan)
Jadi Pendapatan / bulan : Rp 3.750.000 – 500.000 = Rp 3.250.000,-
Pendapatan Tahun Ke Kedua
Kelipatan 2X dari tahun pertama.
Jadi pendapatan per bulan : Rp 45.000.000. X 2 = Rp 90.000.000,-
Pendapatan perbulan : Rp 90.000.000/12 = Rp 7.500.000 – 500.000
17
Pendapatan bersih per bulan = Rp 7.000.000.,-
Grand Total
Tabel 3. Grand Total Budidaya Buah Naga
No. Kegiatan Biaya
1 Penanaman 1000 bibit Rp. 10.000.000,-
2 Tiang penyangga Rp. 10.000.000,-
3 Persiapan perlengkapan Rp. 8.000.000,-
4 Pengeluaran rutin perbulan Rp. 1.000.000,-
Total Rp. 29.000.000,-
18
BAB IV
KESIMPULAN
Kriteria bibit yang baik harus berwarna hijau kebiruan atau hijau gelap,
penampilan fisik kekar dan keras, serta tampak tua. Ukuran batang 50-80 cm
dengan diameter batang 8 cm. Penanaman tiap-tiap beton sebanyak 4 bibit.
Pemeliharaan setelah seminggu penanaman yaitu tanaman yang mati, busuk pada
pangkal batang, tidak tumbuh atau kerusakan fisik lainnya harus segera diganti
dengan setek yang baru. Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memperoleh
keseimbangan pertumbuhan dan dilakukan sedini mungkin supaya tanaman
menjadi lebih teratur. Pengairan buah naga di lahan pasir pantai jangan terlalu
kering harus segera disiram dan penyiraman jangan terlalu banyak karena kalau
terendam akan terserang busuk batang. Pemupukan buah naga perlu dilakukan
sebagai penyimpan air, menjaga kelembaban tanah, penghemat air penyiraman.
Komposisi pupuk yang digunakan dalam budidaya buah naga adalah pupuk
organik dan anorganik. Buah naga yang siap panen umunya merupakan buah yang
sudah tua, kulit berwarna merah tua mengkilap. Pasca panen batang bekas buah
dipotong untuk merangsang pertumbuhan tunas baru. Pemasaran buah naga untuk
saat ini di pasarkan oleh petani langsung ke swalayan dan toko buah-buahan segar
atau pedagang langsung menemui petani. Manfaat budidaya buah naga bisa
dijadikan sebagai tanaman obat, menambah pendapatan petani, pemasukan devisa
daerah dan sebagai wisata pertanian (agrowisata).
19
DAFTAR PUSTAKA
Ari, Johan. 2011. Macam-macam Buah Naga.
[http://kabar-agro.blogspot.com/2011/04/macam-macam-buah-
naga.html] (online). Diakses pada 30 September 2012.
Cayne S. Bernard. 2000. Ilmu Pengetahuan Populer Edisi Ke Delapan. Jakarta:
PT. Ikrar Mandiri Abadi.
Daniel, K. 2003. Buah Naga: Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar
Swadaya, Jakarta. hlm. 5-7, 18 dan 55.
Effendi. 2012. Buah Naga. [http://effendi10.blogspot.com/2012/02/buah-
naga_07.html?zx=efbe4196855ab5a8] (online). Diakses pada 20
September 2012] (online). Diakses pada 30 September 2012.
Mujiman, Ahmad. 2006. Budi Daya Buah Naga. Jakarta: PT. Niaga Swadaya.
Prapto, Y., dkk. 2000. Menyulap Tanah Pasir Menjadi
Lahan Subur. http/www.suara
merdeka.com/harian/0402/06/ked08.htm-5k,1.
Siagian, Leonard. 2012. Teknologi dan Prospek Pengembangan Buah Naga.
[http://cybex.deptan.go.id/lokalita/teknologi-dan-prospek-
pengembangan-buah-naga-hylocereus-sp]. Diakses pada 30 September
2012.
Wang, S. 2004. Naga Yang Gampang di Budidaya. Buletin Agrobis. Minggu I
September. (589): 5.
Wikipedia. 2009. Buah Naga.http://id.wikipedia.org/wiki/Buah Naga.05
November 2009.
20