BK Kecerdasan Majemuk

6
Kecerdasan majemuk (multiple intelegence) Untuk mengukur kemampuan dan perilaku manusia, digunakan tes psikologi. Alat tes ini dirancang sedemikian rupa dengan bentuk yang sangat terstruktur, sehingga dapat menampilkan kemampuan manusia secara individu. Tes psikologi juga dilengkapi dengan wawancara, sejarah kehidupan seseorang, serta observasi dari perilaku individu dalamm situasi alamiah. Dengan demikian tes psikologi benar-benar merupakan contoh dari perilaku manusia. Tes psikologi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain harus reliable, valid, objektif, dapat dibandingkan, dapat menampilkan perbedaan individu, dapat menginterpretasikan, serta memiliki standart pengukuran yang mewakili sampel dari populasi norma situasi tertentu. Tes psikologi dapat digunakan untuk beberapa tujuan tertentu, karena dapat memberikan informasi dalam spektrum yang luas dari perilaku seseorang. Penggunaan yang tepat dapat menggambarkan dan memprediksikan perilaku sesuai dengan karakteristik individu, namun penggunaan yang tidak sesuai dapat membahayakan masa depan kehidupan seseorang. Terdapat dua macam tes psikologi yang lebih berperan dalam menentukan perilaku seseorang daripada sekedar tes prestasi, yaitu tes kemampuan (ability test) dan tes kepribadian (personality test). pada tes kemampuan diukur apa yang paling mampu dilakukan oleh seseorang, yang merupakan tes potensi kemampuan seseorang dan bukan pencapaian prestasi yang dapat dicapai seseorang. Tes kemampuan ini sering disebut sebagai tes inteligensi (intellegence test), atau sering pula disebut tes kecakapan (aptitude test), padahal kedua istilah ini menunjukan istilah yang berbeda. Kecapakan atau aptitude merupakan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pada situasi tertentu, misalnya scholastic aptitude merupakan kemampuan seseorang untuk keberhasilan dalam jenis-jenis tertentu sekolah tertentu, misalnya sekolah mekanik, sekolah medis, sekolah seni dan sebagainya. Sedangkan inteligensi merupakan istilah yang lebih luas. Inteligensi adalah semua kapasitas manusia untuk belajar dan semua kapasitas manusia untuk menyelesaikan tugas. Pada akhir abad sembilan belas dan awal abad dua puluh, tes psikologi pertama kali dilakukan oleh Alfred Binet di Perancis, yang kemudian berkembang menjadi tes inteligensi. Saat itu dilakukan

description

kecerdasan majemuk bimbingan konseling

Transcript of BK Kecerdasan Majemuk

Page 1: BK Kecerdasan Majemuk

Kecerdasan majemuk (multiple intelegence)

Untuk mengukur kemampuan dan perilaku manusia, digunakan tes psikologi. Alat tes ini dirancang sedemikian rupa dengan bentuk yang sangat terstruktur, sehingga dapat menampilkan kemampuan manusia secara individu. Tes psikologi juga dilengkapi dengan wawancara, sejarah kehidupan seseorang, serta observasi dari perilaku individu dalamm situasi alamiah. Dengan demikian tes psikologi benar-benar merupakan contoh dari perilaku manusia. Tes psikologi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain harus reliable, valid, objektif, dapat dibandingkan, dapat menampilkan perbedaan individu, dapat menginterpretasikan, serta memiliki standart pengukuran yang mewakili sampel dari populasi norma situasi tertentu.

Tes psikologi dapat digunakan untuk beberapa tujuan tertentu, karena dapat memberikan informasi dalam spektrum yang luas dari perilaku seseorang. Penggunaan yang tepat dapat menggambarkan dan memprediksikan perilaku sesuai dengan karakteristik individu, namun penggunaan yang tidak sesuai dapat membahayakan masa depan kehidupan seseorang.

Terdapat dua macam tes psikologi yang lebih berperan dalam menentukan perilaku seseorang daripada sekedar tes prestasi, yaitu tes kemampuan (ability test) dan tes kepribadian (personality test). pada tes kemampuan diukur apa yang paling mampu dilakukan oleh seseorang, yang merupakan tes potensi kemampuan seseorang dan bukan pencapaian prestasi yang dapat dicapai seseorang. Tes kemampuan ini sering disebut sebagai tes inteligensi (intellegence test), atau sering pula disebut tes kecakapan (aptitude test), padahal kedua istilah ini menunjukan istilah yang berbeda. Kecapakan atau aptitude merupakan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pada situasi tertentu, misalnya scholastic aptitude merupakan kemampuan seseorang untuk keberhasilan dalam jenis-jenis tertentu sekolah tertentu, misalnya sekolah mekanik, sekolah medis, sekolah seni dan sebagainya. Sedangkan inteligensi merupakan istilah yang lebih luas. Inteligensi adalah semua kapasitas manusia untuk belajar dan semua kapasitas manusia untuk menyelesaikan tugas.

Pada akhir abad sembilan belas dan awal abad dua puluh, tes psikologi pertama kali dilakukan oleh Alfred Binet di Perancis, yang kemudian berkembang menjadi tes inteligensi. Saat itu dilakukan pemeriksaan beberapa aspek proses mental yang tinggi seperti pemahaman bahasa serta daya imajinasi seseorang dalam upaya melakukan evaluasi terhadap anak-anak yang gagal berprestasi di sekolah, yang mengalami keterbelakangan mental maupun yang membutuhkan penanganan khusus di bidang akademisnya.

Sejak saat itu dikenal bahwa tes kecerdasaan dapat mengukur potensi anak untuk belajar di sekolah, sehingga semua orang tua merasa senang bila putra putrinya dikatakan memiliki tingkat inteligensi yang tinggi, yang berarti mempunyai anak yang cerdas. Anak yang cerdas identik dengan kepandaian dalam memenuhi tuntutan yang bersifat akademis, sehingga memiliki keyakinan bahwa putra-putrinya kelak akan mampu menjalani kehidupan yang sukses.

Sebaliknya orangtua akan merasa kecewa bila putra-putrinya memiliki tingkat inteligensi yang rendah dan tidak berhasil memenuhi tuntutan akademisnya, sehingga memandang masa depan anaknya dengan kacamata yang pesimis. Persepsi ini memang sangat umum dijumpai dalam kehidupan masyarakat. Tampaknya hal ini tidak hanya terjadi pada kaum orangtua, mengingat kalangan guru di dunia pendidikan pun tampak sangat menghargai pencapaian prestasi di bidang akademis siswanya.

Page 2: BK Kecerdasan Majemuk

Pada umumnya masyarakat hanya memandang konsep pandai dari bidang di dunia pendidikan saja, padahal di dunia pendidikan saja, padahal mungkin saja seorang siswa tidak pintar di sekolah, namun pandai dalam menggambar, atau cerdas dalam berolah raga ataupun dapat memainkan musik dengan cantik maupun melantunkan nyanyian dengan sangat indah.

Sejalan dengan ilmu pengetahuan yang terus berkembang, konsep inteligensi pun mulai dipandang dengan kacamata yang lebih luas. Pada tahun 1980-an seorang psikolog dari Harvard, yaitu Howard Gardner berpendapat bahwa manusia memiliki spektrum intelektual yang kaya, yang ditunjukan dalam gambar kognisi yang jelas. Menurut Gardner, inteligensi harus memiliki standar tertentu, yaitu kemampuan untuk mengatasi masalah dalam kehidupan, kemampuan untuk menetralisir masalah baru untuk diatasi serta kemampuan untuk membuat atau menawarkan pelayanan yang bernilai dalam suatu budaya.

Pada definisinya tentang intelgensi, Gardner menekankan faktor multi budaya dalam menyelesaikan berbagai masalah serta memperkuat inteligensi dan perspektif budaya manusia. Sehubungan dengan hal ini Gardner menentang kepercayaan umum bahwa inteligensi hanya berkaitan dengan kemampuan yang berkaitan dengan bidangg akademis saja. Gardner mengemukakan bahwa semua manusia memiliki delapan dasar inteligensi, yaitu inteligensi linguistik, inteligensi logika matematika, inteligensi musikal , inteligensi interpersonal, inteligensi intra personal, dan intelegansi natural. Kedelapan inteligensi ini disebut multiple intelligence (inteligensi majemuk).

Setiap inteligensi memiliki urutan perkembangan tersendiri, yang pertumbuhan dan kemunculannya berbeda satu sama lain. Sebagai contoh inteligensi musikal tubuh paling awal dalam kehidupan manusia, tetapi kualitasnya akan tergantung pada interaksi dengan lingkungan bagaimana cara mengembangkannya. Setiap manusia memiliki ke delapan inteligensi ini, namun kebanyakan manusia unggul hanya dalam satu atau dua macam inteligensi saja.

Setiap inteligensi akan berkembang jika diberi kesempatan untuk mengembangkannya, diantaranya faktor guru akan dapat memegang peranan yang penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang cerdas bagi siswa-siswinya dalam mengembangkan ke delapan inteligensi yang dimilikinya. Guru sebaiknya menyediakan banyak cara bagi siswa untuk mencapai keberhasilan mengingat manusia hidup dan belajar melalui interaksi dengan media.

Howard Gardner sebagai pelopor yang memperkenalkan konsep multiple intelligence ini bependapat bahwa inteligensi seseorang tidak hanya memiliki kapasitas untuk belajar dan menyelesaikan masalah, tetapi juga memiliki kapasitas menciptakan sesuatu dalam konteks yang kaya serta menciptakan setting yang alamiah. Sebagai contoh bidang musik, bidang visual ruang serta kinestetika tubuh merupakan produk dalam konteks yang kata serta memiliki setting alamiah.

Menurut Gardner bidang-bidang ini bukan disebut sebagai ketangkasan atau bakat tetapi kecerdasan/inteligensi. Istilah inteligensi digunakan agar lebih bersifat provokatif, sehingga orang yang mendengarnya merasa lebih tanggap dan tidak menyepelekan istilah ini.

Namun demikian gardner memiliki beberapa alasan mengapa memakai istilah inteligensi.

a. Apabila seseorang mengalami kecelakaan atau menderita sakit yang mempengaruhi kesehatan otaknya, maka hal itu akan mempengaruhi pada tidak berkembangnya seluruh inteligensi yang dimilikinya. Sebagai contohnya seseorang yang mengalami luka di daerah

Page 3: BK Kecerdasan Majemuk

“broca” di otaknya, mungkin akan terganggu inteligensi linguistiknya, sehingga sulit untuk berbicara, membaca dan menulis, namun ia mampu untuk menari, berhitung, serta berinteraksi dengan orang lain dengan sangat baik.

b. Adanya penderita “savants” atau individu dengan kekecualian kemampuan tertentu, misalnya ada seorang anak yang hampir keseluruhan inteligensinya rendah, namun kemampuan berhitungnya sangat menonjol. Ada pula kasus seseorang yang “savants” pada ingatan musik yang sangat menonjol, “savants” pada membaca materi bacaan yang sangat kompleks (hyperlexia), tanpa ia memahami isi materi yang dibacanya.

c. Adanya perbedaan sejarah perkembangan dan suatu penampilan “akhir” yang dipastikan oleh para ahli. Menurut Gardner inteligensi ditentukan oleh beberapa jenis aktivitas budaya dan pertumbuhan individu yang mengikuti suatu pola perkembangan. Setiap inteligensi memiliki pola perkembangan tersendiri, dimana timbul di usia kanak-kanak memuncak hampir selama hidup seseorang, serta mengalami penurunan di masa tua.

d. Memiliki sejarah yang bersifat masuk akal, sebagai contoh inteligensi kinestetika tubuh, diniliai sangat berharga pada seratus tahun yang lalu, ketika mayoritas populasi penduduk di dunia hidup di alam pedesaan, pada saat kemampuan untuk memanen padi dan menumpuknya di gudang merupakan penerimaan sosial yang baik.

e. Adanya dukungan dari pengukuran tes psikologi, misalnya pada tes”Wechsler Intelelligence Scale for Children” meliputi pengukuran inteligensi linguistik, inteligensi logika matematika, serta inteligensi visual ruang.

f. Mendapat dukungan dari tugas-tugas eksperimental psikologik, yang berpendapat bahwa dengan studi psikologik secara spesifik, maka kita dapat melihat subjek yang menguasai keterampilan tertentu, tetapi gagal untuk mentransfernya ke inteligensi yang lainnya, yang menunjukkan adanya faktor individual pada diri manusia. Sebagai contoh, seseorang yang pandai dalam berbahasa, tetapi tidak dapat mentransfernya ke bidang matematika, atau seorang yang pandai mempersepsi suara musik tetapi tidak mampu menghayati suara verbal orang lain.

g. Dapat mengidentifikasi tentang pengoperasian tiap jenis inteligensi, misalnya inteligensi musikal memiliki komponen kemampuan yang sensitif pada irama, pada inteligensi kinestetika tubuh terdapat komponen kemampuan yang menonjol untuk meniru gerakan-gerakan orang lain.

h. Tiap inteligensi memiliki sistem simbol tertentu, misalnya dalam intelgensi linguistik terdapat beberapa cara berbicara dan penulisan bahasanya, seperti bahasa Inggris, Perancis maupun Spanyol. Inteligensi visual ruang meliputi kisaran kemampuan yang digunakan oleh arsitek, maupun designer.

Di samping konsep mengenai ke delapan inteligensi, serta pernyataan-pertanyaan pendukung teori itu, terdapat beberapa hal penting yang patut diingat:

a. Setiap manusia memiliki delapan jenis inteligensi, namun yang menonjol hanya satu atau dua inteligensi saja, meskipun ada yang memiliki tingkat jenis inteligensi yang hampir semuanya tinggi.

b. Kebanyakan manusia mampu mengembangkan tiap inteligensi pada tahap yang kompeten, bila mendapat stimulasi, bimbingan dan dukungan yang memadai dari lingkungannya.

c. Inteligensi dapat bekerja bersamaan dalam cara yang kompleks, misalnya seorang yang membaca buku resep masakan berarti ia sedang menggunakan inteligensi linguistiknya,

Page 4: BK Kecerdasan Majemuk

logika matematikanya, interpersonalnya maupun intrapersonalnya pada saat yang bersamaan.

d. Terdapat beberapa cara untuk menjadi cerdas pada tiap jenis inteligensi, misalnya seorang yang tidak membaca, tetapi mampu untuk menceritakan sebuah cerita dengan sangat baik, maka tetap dikatakan memiliki inteligensi linguistik yang tinggi.

secara rinci delapan jenis kecerdasan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Inteligensi Linguistik

Kecerdasan linguistik merupakan kemampuan yang sangat sensitif pada suara, irama dan arti kata-kata serta keinginan yang kuat untuk mengekspresikan dalam bentuk tulisan. Bahasa memang merupakan inteligensi manusia pertama yang sangat diperlukan untuk bermasyarakat, baik dalam bentuk berbicara,becanda, danmenulis. Berbicara memungkinkan seseorang untuk memberi nama objek yang nyata dan berbicara tentang objek yang tidak terlihat. Membaca membuat seseorang mengenal objek, tempat, proses dan konsep yang tidak langsung dialami, sedangkan menulis dapat membuat komunikasi dengan seseorang tanpa harus saling bertemu.

Karakteristik seseorang yang memiliki inteligensi linguistik yang tinggal adalah sebagai berikut :

1. Mendengar dan merespon suara, ritmikwarna, dan variasi pengucapan kata.2. Mengerti suara, bahasa, bacaan, dan tulisan orang lain.3. Belajar melalui mendengar,membaca, menulis, dan berdiskusi.4. Mamppu berbicara, membaca, mendengar, dan menulis secara efektif.5. Berpengalaman dalam mempelajari bahasa orang lain.6. Menggunakan pendengaran, pembicaraan, tulisan, dan bacaan untuk berkomunikasi.7. Berusaha keras meningkatkan pemakaian bahasanya sendiri.8. Memiliki perhatian pada demonstrasi jurnalistik, puisi, dan sebagainya.9. Menciptakan bentuk linguistik yang baru dan orisinil dari bahasa lisan dan tulisan.

b. Inteligensi Logika Matematika

Merupakan inteligensi yang meliputi kemampuan menjumlahkan secara matematis, berpikir secara logis, mampu berpikir secara deduktif