Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
-
Upload
dinas-perikanan-dan-kelautan-provinsi-jawa-barat -
Category
Science
-
view
3.223 -
download
28
Transcript of Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Laporan Praktikum Biologi Perikanan
MAKANAN DAN KEBIASAAN MAKAN
Dosen Penanggung Jawab
Indra Lesmana, S.Pi, M.SiAni Suryanti, S.Pi, M.Si
Oleh
Tiur Natalia Manalu120302028
VI / B
LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANANPROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA
PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN
2014
2
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebiasaan makanan (food habits) adalah kualitas dan kuantitas makanan
yang dimakan oleh ikan. Umumnya makanan yang pertama kali datang dari luar
untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya ialah plankton yang bersel tunggal
yang berukuran kecil. Jika untuk pertama kali ikan itu menemukan
makanan berukuran tepat dengan mulutnya, diperkirakan akan dapat meneruskan
hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relative singkat ikan tidak dapat
menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya akan terjadi kelaparan
dan kehabiasan tenaga yang mengakibatkan kematian. Hal inilah yang antara lain
menyebabkan ikan pada masa larva mempunyai mortalitas besar. Kajian
kebiasaan makan per;u dipelajari untuk mengetahui jenis makanan apa yang ikan
suka (Ahlina, 2011).
Makanan alami ikan terdiri atas berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang
hidup diperairan. Keberadaan suatu jenis ikan memiliki hubungan yang sangat
erat dengan keberadaan makanan dengan mengetahui kebiasaan makan ikan, kita
dapat melihat hubungan ekologi diantara organisme pada perairan tersebut,
misalnya bentuk pemangsaan, persaingan dan rantai makanan, disamping itu kita
juga memiliki pengetahuan yang penting dalam hal domestikasi ikan-ikan yang
memiliki nilai ekonomis penting yang akan dibudidayakan. Makanan ikan adalah
organisme, bahan maupun zat yang dimanfaatkan ikan untuk menunjang
kehidupan dan perkembangan organ tumbuhnya. Kebiasaan makanan (feeding
habbit) adalah tingkah laku saat mengambil dan mencari makanan. Analisis food
and feeding habbit dilakukan melalui pengamatan isi usus ikan tersebut. Ada jenis
ikan yang aktif makan selama 24 jam dan adapula yang hanya pada waktu tentu
saja. Saat-saat ikan aktif mengambil makanan dalam 24 jam disebut feeding
perlodicity. Tipe-tipe makanan ikan yang umum ditemukan adalah plankton,
nekton, bentos, dan detritus. Berdasarkan jenis kelompok makanannya ikan dibagi
3 kelompok besar yaitu herbivore, karnivora, dan omnivore (Niboy, 2011).
Faktor yang menentukan apakah suatu jenis ikan akan memakan suatu
organisme makanan adalah ukuran makanan, ketersediaan makanan, warna
3
makanan dan seleraikan terhadap makanan. Jumlah makanan yang dibutuhkan
oleh suatu jenis ikan bergantung pada macam makanan, kebiasaan makan,
kelimpahan makanan, suhu air dan kondisi umum dari ikan yang bersangkutan.
Struktur alat pencernaan yang berperan dalam adaptasi makanan adalah mulut,
gigi, tepi insang dan usus. Persaingan dalam hal makanan, biakan antara spesies
maupun antara individu dalam spesies yang sama akan mengurangi persediaan
makanan, sehingga yang diperlukan oleh ikan tersebut menjadi pembatas. Ini
mempengaruhi tingkat pertumbuhan, hanya ikan-ikan yang kuat dalam persaingan
yang akan tumbuh dengan baik. Kebiasaan makan suatu species ikan perlu dikaji
jika ingin ikan tersebut ingin dijadikan ikan peliharaan (budidaya), hal ini
berkaitan dengan penyusunan ransom yang sesuai untuk ikan berkenaan
(Wijayanti, dkk., 2009).
Kebiasan dan cara makan individu merupakan faktor paling penting yang
menentukan keberhasilan mempertahankan eksistensi suatu organisme kerena
makanan menyediakan semua nutrisi yang diperlukan oleh organisme untuk
tumbuh dan berkembang. Makanan juga berperan dalm menentukan distribusi dan
migrasi ikan. Pengetahuan tentang interaksi makan antara suatu species lain
juga penting diketahui dalam keaitan penyusunan rancangan manajemen sumber
daya perikanan dan konservasi disuatu perairan. Analisis makanan juga penting
dilakukan untuk mengetahui pesaingan makan (diet overlap) antar spesies,
informasi ini penting diketahui dalam kegiatan restocking (Pusluh, 2012).
1.2 Tujuan Pratikum
1. Untuk mengetahui jenis-jenis organisme yang menjadi makanan ikan.
2. Mengetahui waktu-waktu aktif makan ikan diperairan.
3. Melihat proporsi dan kecenderungan makanan dari ikan.
4. Mampu mengaplikasikan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
1.3 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti praktikum Laboratorium Fisiologi Hewan Air dan sebagai sumber
informasi umum bagi yang membutuhkan.
4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Suatu spesies ikan di alam memiliki hubungan yang sangat erat dengan
keberadaan makanannya. Ketersediaan makanan merupakan faktor dinamika
populasi, pertumbuhan, reproduksi, serta kondisi ikan yang ada di suatu perairan.
Beberapa faktor makanan yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu
jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, akses terhadap makanan, dan lama
masa pengambilan sejumlah makanan oleh ikan dalam populasi tersebut.
Adanya makanan di perairan selain terpengaruh oleh kondisi biotik seperti diatas
ditentukan pula oleh kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, ruangan luas
permukaan. Jenis-jenis makanan yang dimakan suatu spesies ikan biasanya
tergantung pada kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, ukuran dan umur ikan,
musim serta habitat hidupnya. Kebiasaan makan ikan meliputi jenis, kuantitas dan
kualitas makanan yang dimakan oleh ikan. Jenis makanan yang akan dimakan
oleh ikan tergantung ketersediaan jenis makanan dialam dan juga adaptasi
fisiologis ikan tersebut misalnya panjang usus, sifat dan kondisi
fisologis pencernaan, bentuk gigi dan tulang faringeal, bentuk tubuh dan
tingkah lakunya (Aryanto, 2012).
Makanan merupakan faktor biologi yang sangat menentukan bagi
kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu organisme. Oleh karena itu studi
mengenai food dan feeding habit ikan sangat diperlukan, karena dapat digunakan
sebagai acuan dasar pengelolaannya. Selain kegiatan makan, kegiatan reproduksi
merupakan kunci stok rekruitmen dalam populasi ikan, sehingga antara food
habits, feeding habits, reproduksi serta morfometri ikan sangat penting diketahui
untuk bisa lebih mempelajari populasi stok alami ikan. Pengetahuan tentang aspek
biologi berguna untuk mendapatkan pemahaman lebih baik pada kelangsungan
hidup dan pertumbuhan dari stok ikan, karena berdasarkan informasi biologis
semua konsekuensi yang mungkin timbul oleh sejumlah alternatif dapat dikurangi.
Salah satu informasi biologi yang penting adalah hubungan panjang–berat, food
habits, feeding habits dan kondisi morfometri. Pendugaan parameter biologi
merupakan salah satu aspek untuk menunjang beberapa pengkajian terhadap
5
pengusahaan sumberdaya ikan. Informasi mengenai beberapa aspek biologi
tersebut dapat membantu sebagai dasar dalam upaya pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya perikanan laut (Wijayanti, 2009).
Ikan herbivora secara sederhana hanya memiliki kemampuan untuk
mencerna material tumbuhan, oleh karenaitu ikan herbivora memiliki usus yang
lebih panjang karena material tumbuhan memerlukanwaktu yang lama untuk
dicerna. Sedangkan dengan ikan karnivora memiliki usus yang lebih pendek
dan hanya memakan daging. Ikan omnivora memiliki kondisi fisiologis
yang merupakan gabungan antara ikan karnivora dan ikan herbivora.
Berdasarkan kebiasaan makanannya, ikan-ikan di alam dapat digolongkan
dalam jenis herbivora, karnivora, ataupun omnivora. Ikan herbivora adalah ikan
pemakan tumbuh-tumbuhan, misalnya ikan lele, ikan karnivora adalah ikan
pemakan daging misalnya ikan kakap merah. Kebiasaan makanan ikan dipelajari
untuk menentukan gizi alamiah ikan tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan
makanan ikan dapat digunakan untuk melihat hubungan ekologi di antara
organisme di perairan tempat atau lingkungan mereka berada, misalnya bentuk
pemangsaan, persaingan, dan rantai makanan. Jadi, makanan dapat merupakan
faktor yang menentukan bagi keberadaan populasi (Bagus, 2013).
Langkah proses pencernaan makanan pada ikan dimulai dari mulut dan
rongga mulut, kemudian makanan digiling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan
dibasahi oleh saliva, selanjutnya disalurkan melalui faring dan esophagus,
Pencernaan di lambung dan usus halus, dalam usus halus diubah menjadi asam-
asam amino, monosakarida, gliserida dan unsur-unsur dasarnyayang lain, absorbsi
air dalam usus besar: akibatnya isi yang tidak dicerna menjadi setengah padat
(veses), kemudian veses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada)
kemudian ke anus. Dalam mulut terdapat kelenjar-kelenjar mucus, berfungsi
untuk menghasilkan mucus sebagai pembasah dan pelicin makanan. Alat mulut
terdiri dari palatum keras dan lunak, diliputioleh epitel berlapis gepeng. Palatum
keras adalah membran mukosa yang melekat pada jaringan tulang, sedangkan
palatum lunak mempunyai pusat otot rangka, fungsi mulut adalah
sebagai penerima makanan. Organ didalam rongga mulut antara lain: gigi, lidah
dan kelenjar ludah (Ahlina, 2012).
6
Tidak keseluruhan makanan yang ada dalam suatu perairan dimakan oleh
ikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi dimakan atau tidaknya suatu zat
makanan oleh ikan diantaranya yaitu ukuran makanan ikan, warna makanan dan
selera makan ikan terhadap makanan tersebut. Sedangkan jumlah makanan yang
dibutuhkan oleh ikan tergantung pada kebiasaan makan, kelimpahan makanan,
nilai konversi makanan serta kondisi makanan ikan tersebut. Untuk
mengusahakan penangkapan, pemeliharaan dan peternakan ikan dengan sukses,
seringkali diperlukan pengetahuan praktis tentang jenis makanan yang disukai
ikan bersangkutan, baik berupa anakan, maupun setelah dewasa. Untuk itu penting
penelitian tentang makanan dan kebiasaan makan ikan yang didasarkan atas
pemeriksaan isi lambung dan usus ikan yang bersangkutan. Dari hasil studi ini
kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan apakah ikan yang bersangkutan itu
tergolong jenis herbivora, karnivora atau omnivore. Apakah jenis-jenis
makanan pokoknya dan apa saja yang menjadi makanan sambilannya. Ada
lima cara yang dapat digunakan mempelajari makanan dan kebiasaan makanan
ikan yaitu metode jumlah, metode frekuensi kejadian, metode perkiraan tumpukan
dengan persen, metode volumerik dan metode grafimetrik (Antoni, 2013).
Menurut Sutomo (1988), kebiasaan makan dianalisis dengan
menggunakan indeks preponderan. Indeks preponderan adalah gabungan metode
frekuensi kejadian dan volumetrik. Pada analisis kebiasaan makanan ikan, pakan
dikelompokkan menjadi lima kelompok pakan yaitu fitoplankton, zooplankton,
bagian tumbuhan, bagian hewan dan detritus. Setiap kelompok pakan dapat
dikategorikan berdasarkan nilai Indeks of Preponderan (IP) yaitu sebagai
kelompok pakan utama bagi ikan apabila IP lebih besar dari 20%, pakan
pelengkap apabila 5% ≤ IP ≤ 20% dan pakan tambahan apabila IP kurang dari 5%.
Rumus IP adalah sebagai berikut :
Keterangan :
IPi = indeks preponderan
7
Vi = persentase volume satu macam makanan
Oi = persentase frekuensi kejadian satu macam makanan
Σ(Vi x Oi) = jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan
Pada analisis kebiasaan makanan ikan, pakan dikelompokkan menjadi lima
kelompok pakan yaitu fitoplankton, zooplankton, bagian tumbuhan, bagian hewan
dan detritus. Setiap kelompok pakan dapat dikategorikan berdasarkan nilai Indeks
of Preponderan (IP) yaitu sebagai kelompok pakan utama bagi ikan apabila IP
lebih besar dari 20%, pakan pelengkap apabila 5% ≤ IP ≤ 20% dan pakan
tambahan apabila IP kurang dari 5%.
Menurut Wijayanti (2009). frekuensi kejadian ditentukan dengan mencatat
keberadaan masing – masing organisme yang terdapat dalam sejumlah alat
pencernaan ikan yang berisi bahan makanannya dan dinyatakan dalam persen.
Perumusannya sebagai berikut :
dimana :
FK = Frekuensi kejadian
Ni = Jumlah total satu jenis organisme
I = Total lambung berisi
Metode volumetrik merupakan metode untuk mengukur makanan ikan
berdasarkan pada volume makanan yang ada di dalam lambung ikan. Volume
makanan ikan yang didapat dinyatakan dalam persen volume dari seluruh volume
makanan seekor ikan yang dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
%i = Volume total satu macam organism dalam persen
I = Total lambung yang berisi
8
BAB IIIMETODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Biologi Perikanan dilaksanakan pada hari Senin, 28 April 2014,
pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Manajemen
Sumberdaya Perairan Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum ini adalah mikroskop
untuk mengamati jenis-jenis makanan dalam isi usus ikan, gelas objek sebagai
wadah sampel pengenceran isi usus ikan yang akan diamati, gelas penutup yang
berfungsi untuk menutup gelas objek, buku identifikasi untuk menyesuaikan hasil
yang diperoleh, alat tulis untuk mencatat data yang diperoleh pada saat
pengamatan dan kain lap/tissue untuk membersihkan peralatan yang dipakai.
Adapun bahan yang digunakan adalah usus beberapa jenis ikan yang
berasal dari perairan alam dan air yang akan digunakan dalam pengenceran .
3.3 Prosedur Praktikum
1. Diambil usus ikan yang telah diawetkan terlebih dahulu dan dihitung panjang
(mm) besrta berat dari usus (gr) tersebut.
2. Dihitung volume usus dengan melakukan pengenceran dalam air pada gelas
ukur hingga diperoleh nilai volume usus.
3. Dipotong usus ikan hingga diperoleh bagian dalamnya, dilakukan pengerikan
untuk memperoleh makanan yang terdapat didalam usus ikan.
4. Diencerkan usus ikan dengan volume air 2 ml untuk isi dalam usus ikan
sedang dan volume 3 ml jika isi dalam usus ikan besar.
5. Diambil 3 tetes dari usus yang telah diencerkan, kemudian diamati dibawah
mikroskop, pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan.
6. Diidentifikasi jenis dan dicatat jumlah organisme yang diperoleh dengan
menggunakan buku identifikasi dan dilakukan analisis data.
9
DAFTAR PUSTAKA
Adliah, N. 2012. Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Studi Kasus pada Usaha Limbung Mas Indah, Kelurahan Kalebajeng, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. [Skripsi]. Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ahlina, H. F. 2011. Pengaruh Kombinasi Penyuntikan Ovaprim Dan Prostaglandin F2 Α (Pgf2 Α) Terhadap Fertilitas, Daya Tetas Dan Kelulushidupan Larva Ikan Selais (Ompok Hypopthalmus). [Skripsi]. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau, Pekanbaru.
Antoni, A. 2012. Biologi Ikan Mas (Cyprinus carpio). Laborarium Kimia Fisik. Jurusan Kimia Fakultas Mipa. Universitas Diponegoro, Semarang.
Aryanto, A..R., Hafrijal, S dan Nawir, M. 2013. Penggunaan Kombinasi Hormon Ovaprim Dan Ekstrak Hipofisa Ikan Mas Untuk Merangsang Pemijahan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma pomum). Jurusan Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Bung Hatta, Surakarta.
Bagus, H. 2012 . Kebiasaan makan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Program Studi Manajemen Suberdaya Perairan. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Niboy. 2011. Komposisi Lambung dan Kebiasaan Makan Ikan Gurame (Osphronemus Gouramy). Fakultas Pertanian. Jurusan Budidaya. Universitas Setia Budi, Jakarta.
Pusluh, M. 2012. Penyuluhan Budidaya Ikan Patin (Pangasius djambal). Fakultas Pertanian. Program studi manajemen Sumberdya Perairan. Universitas Sriwijaya, Palembang.
Sutomo.1988. Studi Kebiasaan Makan Ikan Endemik (Melanotaenia Arfakensis) Dan Ikan Introduksi (Gambusia Affinis) di Sungai Nimbai Manokwari. Jurnal Oseana. Volume XIII, Nomor 3 : 109 – 123. Oseanografi Lembaga Penelitian Perikanan Indonesia, Jakarta.
Wijayanti, G.E. 2013. Studi Aspek Kebiasaan Makanan Ikan Nomei ((Harpodon Nehereus Ham Buch, 1822) yang Tertangkap Diperairan Juata Laut Tarakan. Fakultas Biologi. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Wijayanti, G. E., Soeminto dan Sorta, B. I. S. 2009. Profil Hormon Reproduksi dan Gametogenesis Pada Gurame (Osphronemus Gouramy Lac) Betina. Jurnal Akuakultur Indonesia. Volume VIII, Nomor 11 : 9737-18095. Fakultas Biologi. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.