Biologi hidung

17
Alya Wafia S. (4) Nikki Ayu A. (27) Rizky Agung N. (32) KELOMPOK 9

Transcript of Biologi hidung

Page 1: Biologi hidung

Alya Wafia S. (4)Nikki Ayu A. (27)Rizky Agung N. (32)

KELOMPOK 9

Page 2: Biologi hidung

HIDUNG

A. DEFINISI HIDUNGB. FUNGSI HIDUNGC. BAGIAN-BAGIAN HIDUNGD. CARA KERJA INDERA PENCIUMANE. KELAINAN / PENYAKIT PADA HIDUNG

Page 3: Biologi hidung

DEFINISI HIDUNG Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang

berfungsi menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara.

Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar masuknya udara pernapasan atau alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau.

Page 4: Biologi hidung
Page 5: Biologi hidung

FUNGSI HIDUNG- JALAN UTAMA KELUAR MASUKNYA UDARA PERNAPASAN

- SEBAGAI INDERA PENCIUMAN

- ALAT MENGATUR KONDISI UDARA

Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaban udara dan mengatur suhu.- UNTUK RESONANSI SUARA

Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau (rinolalia).

Page 6: Biologi hidung

- MEMBANTU PROSES BICARAHidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah, bibir dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal (m, n, ng) rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.- PENYARING UDARAFungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi, silia, palut lendir dan enzim yang dapat menghancurkan beberapa bakteri yang disebut lisozim.

Page 7: Biologi hidung

BAGIAN-BAGIAN HIDUNG

1. Dorsum nasi (batang hidung)

a.Bagian kaudal : bagian lunak dari batang hidung yang tersusun oleh kartilago.

b.Bagian kranial : bagian keras dari batang hidung.

Page 8: Biologi hidung

2. Septum Nasi (Pemisah)

Septum nasi : bagian yang menopang dorsum nasi (batang hidung) dan disebut sebagai dinding pemisah nostril (lubang hidung) yang tersusun atas tulang yang sangat tipis.

Page 9: Biologi hidung

3. Nasal Cavity (Rongga Hidung)Rongga hidung adalah bagian dalam hidung yang dilalui udara melalui lubang hidung. Rongga hidung juga berisi sistem penciuman yang mengatur sensasi bau. Rongga hidung memanjang hingga bagian nasofaring. Rongga hidung seseorang terbagi dalam 3 wilayah yaitu ruang depan, daerah penciuman dan daerah pernafasan.Rongga hidung dipisahkan oleh langit – langit mulut yang disebut dengan palate.Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap selpembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.Rongga hidung terdiri atas :A. Vestibulum yang terletak pada bagian anterior menuju ke posterior

yang berbatasan dengan nasofaring. Vestibulum dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.

B. Rambut halus yang berfungsi sebagai penapis udara.C. Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar

karena strukturnya berlapis.D. Sel silia yang berperan untuk menyaring udara dan membersihkan

udara yang masuk

Page 10: Biologi hidung

4. Sel saraf pembauSeseorang dapat merasakan bau-bauan atau wangi-wangian adalah karena terdapat sel saraf pembau pada indera penciumannya. Sel saraf di hidung bertugas dalam menangkap zat kimia yang terdapat dalam udara. Sel saraf pembau mempunyai rambut halus, di mana rambut halus ini berhubungan ke urat saraf, dan juga bersatu menjadi saraf penciuman menuju otak. Saraf pembau di hidung manusia berada pada bagian selaput lendir yang ada di kerangka hidung atas, permukaan hidung tengah dan rongga hidung atas.5. Tulang rawanHidung terbentuk dari kumpulan tulang rawan, yang lentur, sehingga harus dilindungi. Tulang rawan juga memiliki nama lain kartilago.

Page 11: Biologi hidung

MEKANISME ALAT PENCIUMAN

Rangsang (bau) → Lubang hidung → Epitelium olfaktori → Mukosa olfaktori → Saraf olfaktori → Talamus → Hipotalamus → Otak daerah olfaktori Hipotalamus Talamus (korteks serebrum

Page 12: Biologi hidung

Manusia mendeteksi bau menggunakan sel reseptor yangada di hidung. Dia atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta.Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, zat tersebut Akan larut dalam lendir pada mukosa membran sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang dikirim oleh saraf olfaktori ke traktus olfaktori lalu masuk ke bulbus olfaktori. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak.

Page 13: Biologi hidung

Impuls yang dijalarkan dari bulbus Olfaktorius menuju otak akan diolah untuk :

Diinterpretasikan pada daerah bau primerDihubungkan dengan pusat lainnya. Ex: dihubungan ke pusat muntah, dihubungkan dengan hipothalamus, dllDisimpan di korteks otak sebagai memori (ingatan) akan bau.

Page 14: Biologi hidung

Adalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada rongga hidung karena kontak dengan bahan alergen yang ditandai dengan pilek, bersin-bersin (kadang bersin berkepanjangan) dan hidung buntu. Dengan faktor penyebab antara lain: Bahan makanan-minuman. (ex: buah tertentu, telur,

ikan laut, susu, kacang-kacangan, dll.) Bahan hirupan. (ex: jamur, debu, dll.) Suhu dingin. (ex: hujan, ruang ber AC, dll.)

Page 15: Biologi hidung

Polip HidungPolip Hidung adalah gangguan pada indra penciuman dimana penderita mengalami gangguan berupa adanya pertumbuhan sel yang bersifat jinak di selaput lendir hidung. hal ini bisa disebabkan oleh reaksi hipersensitif atau juga bisa karena alergi.

HipernosmiaHipernosmia juga merupakan salah satu gangguan pada indra penciuman, yaitu penciuman yang berlebihan. Namun gangguan ini sangat jarang terjadi.

Page 16: Biologi hidung

DisosmiaDinosmia adalah salahsatu gangguan pada indra penciuman yang mengakibatkan penderita mengalami perubahan penciuman sehingga penderita merasa selalu mencium bau yang tidak enak. Gangguan ini dapat disebabkan oleh infeksi didalam sinus, kerusakan parsial pada syaraf alfaktorius, kurangnya kebersihan mulut.

HiposmiaHiposmia adalah kondisi dimana berkurangnya kemampuan untuk mencium bau. Jika pada Anosmia penderita tidak dapat mencium bau sama sekali, maka pada hiposmia penderita hanya kehilangan sensitifitas bau tertentu.

Salesma (Cold) dan InfluenzaSalesma dan Influenza adalah gangguan pada indra penciuman dimana penderita mengalami infeksi pada alat pernafasan. Gangguan ini disebabkan oleh virus dan umumnya menyebabkan batuk, pilek, sakit leher, danterkadang juga disertai dengan panas serta sakit pada persendian.

Page 17: Biologi hidung

Hidung tersumbat atau PilekGangguan kesehatan pada indra penciuman berikutnya adalah hidung tersumbat datau pilek. Yaitu kondisi dimana penderita pada hidungnya terdapat banyak lendir. Kondisi ini dapat disebabkan oleh alergi maupun virus. Hidung yang tersumbat juga menyebabkan penderitanya kesulitan untuk bernafas karena sinusnya terganggu.

SINUSITIS Peradangan di sekitar rongga hidung yang disebabkan oleh bakteri, jamur atau virus yang berasal dari kotoran yang mengendap.

RINITIS ATROFI Infeksi hidung kronik, ditandai adanya atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka serta pembentukan krusta.

RINITIS VASOMOTOR Gangguan fisiologi pada mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis.