BIOLOGI (Alat Indra)

10
MAKALAH BIOLOGI SISTEM INDRA (INDRA PERABA DAN INDRA PENGLIHATAN) Oleh : Kelompok 4 Kelas XI IPA 1 Lela Lailatu R. Melati Fitriani Zein Alvionita St. Ahdiatunnisa Sri Wahyuni

description

Makalah biologi alat indra

Transcript of BIOLOGI (Alat Indra)

Page 1: BIOLOGI (Alat Indra)

MAKALAH BIOLOGISISTEM INDRA

(INDRA PERABA DAN INDRA PENGLIHATAN)

Oleh : Kelompok 4Kelas XI IPA 1

Lela Lailatu R.

Melati Fitriani

Zein Alvionita

St. Ahdiatunnisa

Sri Wahyuni

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 MODEL

SERANG

Page 2: BIOLOGI (Alat Indra)

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB IPENDAHULUAN

Sistem indra menjadikan orang sadar terhadap lingkungannya. Indra ibarat jendela

bagi tubuh manusia. Melalui indra manusia dapat melihat, mendengarkan, meraba,

mengecap makanan, sehingga kita dapat memperolah informasi tentang lingkungan kita.

Pada hakikatnya, indra merupakan sel-sel reseptor sensori yang mampu mendeteksi

berbagai rangsang. Rangsang tersebut diterima oleh reseptor, saraf meneruskan rangsang

tersebut ke otak, lalu otak mengolahnya dan memerintahkan efektor.

Pada kesempatan ini kami akan membahas sistem indra untuk indra penglihatan dan

indra peraba beserta mekanismenya.

Page 3: BIOLOGI (Alat Indra)

BAB IIPEMBAHASAN

1. Indra Peraba

Indra peraba pada manusia adalah kulit. Kulit memiliki ujung-ujung saraf sensorik sebagai reseptor khusus sentuhan, tekanan, temperatur (panas dan dingin), serta rasa sakit.

1.1 Struktur anatomi kulit

Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis.

a) Epidermis

Terbagi atas 4 lapisan:

Lapisan basal / stratum germinativum

Lapisan ini terdiri dari sel – sel yang tegak lurus terhadap dermis. Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade dan merupakan lapisan terbawah dari epidermis. Selain itu pada lapidan ini terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang membentuk melanin yang melindungi kulit dari sinar matahari.

Lapisan Malpighi/ stratum spinosum.

Merupakan lapisan epidermis yang paling tebal yang terdiri dari sel polygonal, yaitu sel-sel yang mempunyai protoplasma yang menonjol dan terlihat seperti duri. Selain itu juga terdapat berkas-berkas filamen yang dinamakan tonofibril. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril.

Lapisan Granular / s. granulosum.

Lapisan ini terdiri dari butir-butir granul keratohialin yang basofilik. Sel-sel dari lapisan granulosum ini umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin).

Lapisan tanduk / korneum.Terdiri dari 20 – 25 lapis sel tanduk tanpa inti.

Stratum LusidumLapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki

dan telapak tangan. Namun tidak tampak pada kulit tipis.

Page 4: BIOLOGI (Alat Indra)

b) Dermis ( korium)

Merupakan lapisan dibawah epidermis dan merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Dermis terdiri dari dua lapisan : Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang. Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah.

Dermis juga mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

1.2 Reseptor yang terdapat di kulit

Secara umum reseptor yang terletak di kulit antara lain adalah :

a) Ujung Saraf Bebas

Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu.

b) Korpuskulus Peraba (Meissner)

Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron.

Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).

Page 5: BIOLOGI (Alat Indra)

c) Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)

Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.

Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria.

d) Korpuskulus Gelembung (Krause)

Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia.

Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.

e) Korpuskulus Ruffini

Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor,

Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.

f) Spindel Neuromuskular

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat 15% berat badan. Kulit yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, ulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan telapak tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, kulit yang lembut terdapat pada leher dan badan, dan kulit yang berambut kasar terdapat pada kepala.

Selain reseptor-reseptor yang disebutkan di atas tipe reseptor juga dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu :

a) Berdasarkan kepekaan terhadap modalitas tertentu :

1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

b) Berdasarkan sumber rangsangan

1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.

2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.

3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.

1.3 Kelainan/Penyakit pada indra peraba (kulit)

Page 6: BIOLOGI (Alat Indra)

a) Scabies

Scabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei betina yang hamil dan bersarang dalam lapisan tanduk dari epidermis. Di sini ia bertelur beberapa butir setiap hari yang menetas mengeluarkan banyak pinjal muda.

Sarang tampak sebagai garis putih dengan tepi yang tidak teratur. Sarang ditemukan pada lipatan, antara jari-jari dan pada muka bayi. Kondisi ini ditularkan oleh kontak yang intim dan cenderung mengenai seluruh keluarga.

b) Akne

Akne merupakan penyakit dari folikel sebasea yaitu folikel yang mempunyai glandula sebasea yang banyak dan tidak mempunyai bulu. Arpertura dari glandula sebasea terblokir oleh sumbat tanduk (blackheads). Kondisi ini mempengaruhi remaja muda sehingga menyebabkan perasaan malu dan tidak senang.

2. Indra Penglihatan

Indra penglihatan pada manusia adalah mata. Rangsangan yang terjadi diterima oleh reseptor yang selanjutnya diteruskan ke otak. Otak mengolah dan menerjemahkan informasi sehingga menghasilkan suatu perwujudan penglihatan.

2.1 Struktur anatomi mata

Mata manusi aberbenuk bulat lonjong sebesar bola golf. Bagian depan mata dilindungi oleh membran tipis transparan yang disebut konjungtiva yang berfungsi melindungi kornea. Cairan air mata dihasilkan oleh kelejran air mata. Cairan ini mengandung enzim yang disebut lisozom yang dapat membunuh kuman.Mata tersusun dari tiga lapisan, yaitu :

a) Sklera

Merupakan lapisan terluar mata yang berwarna putih. Pada bagian sklera terdapat kornea, yaitu bagian mata yang transparan dan tersusun dari serabut kolagen.

b) Koroid

Page 7: BIOLOGI (Alat Indra)

Merupakan lapisan tengah yang tipis dan gelap. Pada bagian depan koroid di belakang kornea terdapat iris. Iris berbentuk bulat seperti donat dan terdiri atas otot-otot sirkular berpigmen. Bagian ini yang memiliki warna dan setiap orang ada yang berbeda warnanya. Iris berfungsi untuk mengatur ukuran pupil sebagai tempat masuknya cahaya. Jadi, banyak sedikitnya cahaya yang masuk diatur oleh iris. Pupil akan mengecil jika memperolah cahaya yang kuat. Sebaliknya, ketika mata memperolah sedikit cahaya maka pupil akan membesar.

Di bagian belakang iris terdapat lensa bening bikonkaf. Lensa ini melekat pada otot bersilia yang disebut ligamen suspensori. Otot ini berfungsi mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan cahaya pada retina. Proses perubahan bentuk lensa disebut akomodasi.

c) Retina

Merupakan lapisan dalam dari mata yang mengandung fotoreseptor dan sel-sel saraf yang sensitif terhadap cahaya. Terdapat dua macam fotoreseptor. Pertama, Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya tapi tidak dapat membedakan warna. Kedua, Sel kerucut (konus) sensitif terhadap cahaya dan daapt membedakan warna.Pada retina terdapat bagian khusus disebut fovea. Fovea adalah daerah kecil tempat berkumpulnya sel-sel konus. Bagian mata yang tidak mengandung sel reseptor disebut bintik buta.

2.2 Mekanisme melihat

Secara garis besa, pantulan cahaya masuk ke mata secara berurutan melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor, dan ditangkap oleh fotoreseptor di retina.

Cahaya yang masuk menembus kornea akan diteruskan melewati pupil. Melalui pupil cahaya akan diteruskan menembus lensa mata. Terjadilah perubahan bentuk pada lensa mata untuk memfokuskan cahaya ke retina.

Pada retina terbentuk bayangan nyata, terbalik, diperkecil. Saat fotoreseptor di retina menerima rangsang cahaya, impuls akan diteruskan ke dalam serat-serat saraf. Impuls-impuls ini dikirim ke pusat penglihatan di otak depan (lobus oksipital) sehingga menghasilkan kesan sesuai aslinya. Lalu, pembalikan bayangan pada retina dilakukan di dalam pusat optik di otak dan membentuk kesan obyek yang tidak terbalik.

2.3 Kelainan/Penyakit pada indra penglihatan

a) Mata Hipermetropi

Merupakan keadaan bola mata yang lebih pendek dibandingkan ukuran mata normal. Sehingga saat melihat obyek dekat bayangan jatuh dibelakang retina dan tampak kabur. Sebaliknya saat melihat obyek jauh akan tampak jelas. Penderita hipermetropi atau rabun dekat dapat dibantu penglihatannya menggunakan kaca mata lensa cembung (positif).

b) Mata Miopi

Merupakan keadaan bola mata yang lebih panjang dibandingkan ukuran mata normal. Sehingga saat melihat obyek jauh bayangan jatuh didepan retina dan tampak kabur. Sebaliknya saat melihat obyek dekat akan tampak jelas. Penderita miopi atau rabun jauh dapat dibantu menggunakan kacamata berlensa sekung (negatif).

c) Mata PresbiopiMerupakan keadaan mata yang mengalami pengurangan daya akomodasi lensa.

Sehingga tidak dapat melihat dengan jelas obyek yang terletak jauh atau dekat. Penderita presbiopi atau rabun tua dapat dibantu penglihatannya menggunakan kacamata positif negatif atau berlensa rangkap.

d) Mata Astigmatisme

Page 8: BIOLOGI (Alat Indra)

Merupakan kelainan pada kornea mata yang permukaannya tidak rata. Sehingga tidak dapat membedakan garis vertikal dan horizontal secara bersamaan. Penderita astigmatisme dapat dibantu pengluhatannya menggunakan kacamata khusus berlensa silindris.

e) Buta WarnaMerupakan kelainan mata bawaan (keturunan) yang disebabkan gangguan sel saraf

retina yang peka terhadap warna merah dan hijau. Biasanya penderita tidak bisa membedakan warna merah, hijau atau biru. Mereka hanya dapat membedakan warna hitam dan putih.