Bio List Rik
-
Upload
aripermadi05832 -
Category
Documents
-
view
60 -
download
8
description
Transcript of Bio List Rik
BAB II
PEMBAHASAN
1.Rumus/hukum dalam biolistrik
Hukum Ohm
Menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu
tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor
I = V / R
Hubungan arus dan tegangan dalam sebuah penghantar dinyatakan dalam persmaan
yang dikenal dengan hukum ohm
Hukum Ohm untuk rangkaian tertutup
I = n E
R + n rd
I = n
R + rd/p
n = banyak elemen yang disusun seri
E = ggl (volt)
rd = hambatan dalam elemen
R = hambatan luar
p = banyaknya elemen yang disusun paralel
Rangkaian hambatan disusun seri dan pararel
SERI
R = R1 + R2 + R3 + ...
V = V1 + V2 + V3 + ...
I = I1 = I2 = I3 = ...
PARALEL
1 = 1 + 1 + 1
R R1 R2 R3
V = V1 = V2 = V3 = ...
I = I1 + I2 + I3 + ...
Energi listrik (W)
Energi Listrik adalah energi yang dipakai (terserap) oleh hambatan R.
W = V I t = V²t/R = I²Rt
Joule = Watt.detik
KWH = Kilo.Watt.jam
Daya listrik (p) adalah energi listrik yang terpakai setiap detik.
P = W/t = V I = V²/R = I²R
Hukum Joule
Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam
waktu tertentu akan menimbulkan panas.
HI(kalori) = VIT
J
V = tegangan dalam voltage
I = arus dalam Amper
T = waktu dalam detik
J = joule =0,239 Kal.
2.Macam-macam gelombang arus listrik
Gelombang arus listrik berkaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk
merangsang syaraf motoris atau syaraf sensoris.Macam-macam gelombang arus
listrik:
1.
Arus bolak balik /sinusoidal
2.
Arus setengah gelombang (telah di searahkan)
3.
Arus searah penuh tapi masih mengandung ripple/desir
4.
Arus searah murni
5.
Faradik
6.
Surged faradic/sentakan faradik
7.
Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
8.
Galvanik yang interuptus
9.
Arus gigi gergaji
3.Kelistrikan yang timbul dalam tubuh
3.1.Sistem saraf dan neuron
Sistem saraf di bagi dalam dua bagian:
Sistem saraf pusat:
Terdiri dari dari otak,medulla spinalis dan saraf perifer.Saraf perifer
ini adalah serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke
medulla spinalis di sebut saraf afferen sedangkan serat saraf yang
menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot serta
kelenjar disebut saraf efferent.
Sistem saraf otonom :
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh.Misalnya jantung,usus,dan
kelenjar-kelenjar.Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.
Struktur dasar dari system saraf disebut neuron/sel saraf.Suatu sel saraf
mempunyai fungsi menerima,interpretasi dan penghantar aliran listrik.
3.2.Konsentrasi ion didalam dan diluar sel
Dari hasil penelitian di peroleh konsentrasi ion di dalam dan di luar membrane
suatun akson .
Gambar ini merupakan suatu model potensial istirahat pada waktu = 0 dimana
ion K akan melakukan difusi dari konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah sehingga
pada saat tertentu akan terjadi membrane dipole/membrane dua kutub di mana larutan
dengan konsentrasi yang tadinya rendah akan kelebihan ion positif ,kebalikan dengan
larutan konsentrasi tinggi akan merubah menjadi kekurangan ion sehingga menjadi
lebih negatif.
3.3. Kelistrikan saraf
Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di bagi dalam
3 bagian yaitu serat saraf tipe A, B, dan C. dengan mempergunakan mikroskop
electron, serat saraf dibagi dalam 2 tipe: yakni serat saraf bermielin dan serat saraf
tanpa myelin. Saraf bermielin banyak terdapat pada manusia. Myelin merupakan
suatu insulator (isolasi) makin menurun apabila melewati serat saraf yang bermielin.
Kecepatan aliran listrik pada serat saraf yang berdiameter yang sama dan panjang
yang sama sangat tergantung kepada lapisan mielin ini. Akson tanpa mielin (diameter
1 mm) mempunyai kecepatan 20-50 m/detik. Serat saraf bermielin pada diameter 10
um mempunyai 100 m/detik. Pada serat saraf bermielin aliran sinyal dapat meloncat
dari suatu simpul ke simpul yang lain.
Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat (tidak adanya
proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak diluar sel dari pda
di dalam sel, di dalam sel akan lebih negative dibandingkan dengan di luar sel.
Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai -90 m Volt, membrane
sel ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan potensial membrane istirahat -90 m
Volt.
3.4. Perambatan potensial aksi
Potensial aksi terjadi apabila suatu daerah membrane saraf atau otot mendapat
rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri mempunyai
kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membrane untuk mencapai aksi
kesegala jurusan sel membrane, keadaan ini disebut perambatan potensial aksi atau
gelombang depolarisasi.
Setelah timbul potensial aksi, sel membrane akan mengalami repolarisasi sel
membrane disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter dibagi dalam 2 fase:
1. Periode Refrakter Absolut
Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsure kekuatan untuk
menghasilkan aksi yang lain.
2. Periode Refrakter Relatif
Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode
refrakter absolute akan menjadi periode refrakter relatif, dan apabila ada
stimulus/rangsangan yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial
aksi yang baru.
Sel membrane setelah mencapai potensial membrane istirahat, sel
membran tersebut telah siap untuk menghantarkan implus yang lain.
Gelombang depolarisasi setelah mencapai ujung dari saraf atau setelah terjadi
depolarisasi seluruhnya, gelombang tersebut akan berhenti dan tidak pernah
aliran balik kearah mulainya datang rangsangan.
3.5 kelistrikan pada sinapsis dan neuromyal junction
Hubungan antara dua buah syaraf disebut sinapsis; berakhirnya syaraf pada
sel otot/hubungan syaraf otot disebut neuromyal junction.
Baik sinapsi maupun neuromyal junction mempunyai kemampuan
meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel
berikutnya. Gelombang depolarisasiini penting pada sel membrane otot , oleh karena
pada waktu terjadi depolarisasi , zat kimia yang terdapat pada otot akan
trigger/bergetar /berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setslah itu akan terjadi
repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.
3.6 Kelistrikan Otot Jantung
Sel membran otot jantung (mikardium) sangat berbeda dengan saraf otot
bergaris. Pada saraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial membran istirahat
dilakukan rangsangan maka ion-ion Na+ akan masuk kedalam sel dan setelah tercapai
nilai ambang akan timbul depolarisasi. Sedangkan pada sel otot jantung, ion Na+
mudah bocor sekingga setelah terjadi repolarisasi komplit, ion Na+ perlahan-laha
akan masuk kembali kedalam sel dengan akibat terjadi gejala depolarisasi secara
sepontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi potensial aksi tanpa memerlukan
rangsangan dari luar.
3.7.Macam-macam gelombang potensial aksi
1. Potensial Membran (mV)
2.
3.
3.8.Elektroda
Untuk mengatur potensial aksi secara baik dpergunakane lektroda. Kegunaan
dari elektroda untuk memindahkan transmisi ion kepenyalur electron. Bahan yang
dipakai sebagai elktroda adalah perak dan tembaga. Apabila sebuah elektroda
tembaga dan sebuah elektroda perak dicelupkan kedalam larutan misalnya larutan
elektrolit seimbang cairan badan/tubuh maka akan terjadi perbedaan potensial antara
kedua elektroda itu.perbedaan potensial ini kira-kira sampai perbedaan antara
potensial kontak keduaa logam trsebut disebut potensia offset elektroda.
Logam I o n Potensial
(Volt)
Aluminium A1+++ -1,66
Besi Fe++ -0,44
Zat cair H+ 0
Perak Ag++ +0,80
Emas Au++ +1,50
Seng Zn++ -0,76
Timbal Pb++ -0,12
Tembaga Cu++ +0,34
Platina Pt+ +0,86
Perbedaan potensial sebesar 0,46 dapat dijumpai bila kedua tangan penderita
disambung melalui elektroda tembaga dan elektroda perak pada jalan masuk
instrumen yang dipakai untuk pengukuran . Namun dalam praktek perbedaan
potensial offset elektroda harus dibuat sekecil mungkin / mendekati nol , akan tetapi
selalu tidak mungkin dan akan terjadi drift.
Untuk mendapatkan potensial offset elektroda sekecil mungkin,elektroda
tidak disambung pada amflimier tegangan searah melainkan dilapisi pasta /jelly. Dan
dalam pemilihan bahan sebagai elektroda sangat penting terutama bahan elektroda
dapat disterilkan (oleh karena pemakaian terus menerus terhadap berbagai penderita)
dan tidak mengandung racun. Untuk pilihan utama adalah perak (Ag) dan ditutupi
lapisan tipis perak chloride (AgCl).
Macam-macam Bentuk Elektroda :
Bentuk elektroda penting artinya pada waktu pemilihan dalam pemakaian.
Ada beberapa bentuk elektroda :
1. Elektroda jarum (mikro elektroda)
Berbentuk konsentrik (concentric elektroda). Elektroda berbentuk jarum ini
dipergunakan untuk mengukur aktivitas motor unit tunggal.
Elektroda terbuat dari baja anti karat ; walaupun bahan ini tidak memenuhi
syarat namun telah di usahakan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat
tehnis yang tinggi.
2. Elelktroda mikropipet
Elektroda ini dibuat dari padagelas. Cara pembutannya ialah pipa gelas
dipanaskan kemudian ditarik cepat-cepat kemudianujung gelas tersebut
dipotong. Diameter elektroda ini berukuran tidak lebih dari 0,5 um.
Didalam pipa diisi elektrolit sehingga diperoleh kontak penyaluran yang baik
dengan kawat perak sehingga dapat dipergunakan untuk menyalukan potensial
kedalam sebuah sel. Elektroda sesungguhnya terdiri dari larutan elektrolit
yang berada di ujung kapiler. Tahan elektroda sebesar 10M tetapi sering pula
mempunyai tahanan yang lebih tinggi lagi. Kegunaan elektroda ini untuk
mengukur potensial biolistrik dekat/didalam sebuah sel.
3. Elektroda permkaan kulit
Elektroda permukaan kulit terbuat dari metal/logam yang tahan karat.
Misalnya perak, nikel atau alloy.
a. Bentuk plat
Elektroda ini dipakai untuk mengukur potensial listrik permukaan tubuh
EKG, EEG dan EMG. Tahun 1917 elektroda ini mula-mula
dipergunakan. Didaerah yang akan diletakkan elektroda. Digosok dengan
saline solution (air garam fisiologis). Pemakaian saline solution kemudian
diganti dengan jelly atau pasta (suatu elektrolit).
b. Bentuk suction cup
Elektroda suction cup ini merupakan suatu bentuk tua atau kuno yang
hingga kini masih dipergunakan pada waktu mealkukan EKG.
c. Bentuk floating
Elektroda ngambang ini merupakan elektroda baru. Prinsip dari elektroda
ini dibuat agar mencegah kontak langsung antra logam dan kulit. Dalam
pemakaianya masih menggunakan elektrolit pasta atau jelly.
d. Bentuk ear clip
Sutu elektroda yang dipergunakan sebagai reference pada pengukuran
EEG atau EKG.
e. Bentuk batang
Merupakan elektroda yang dipakai sebagai reference pada waktu
perekaman EKG atau EEG. Tetapi bentuk ini (Gb. 211) biasanya dipakai
pada perekaman EGG (Elektro Gastrogram).
3.9.Isyarat Listrik Tubuh
Isyarat listrik (electrical signal) tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari
tipe-tipe sel tertentu. Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif sangat
berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh.
Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :
1. EMG (Elektromiogram)
2. ENG (Elektroneurogram)
3. ERG (Eektroretionogram)
4. EOG (Elektrookulogram)
5. EGG (Elektrogastrogram)
6. EEG (Elektroensefalogram)
7. EKG (Elektrokardiogram)
1. Elektromiogram
Pencatatan pototensial otot biolistrik selama pergerakan otot disebut
elektromiogram. Otot diladeni banyak unit motor. Suatu unit motor terdiri
dari cabang tunggal neuron/saraf dari otak atau medulla spenalis. Ada 25-
2.000 serat otot (sel), dihubungkan dengan saraf via motor end plate;
sehingga potensial istirahat yang melewati serat otot serupa dengan potensial
istirahat yang melewati serat saraf. Oleh sebab itu gerakan otot berkaitan
dengan satu potensial aksi yang merambat sepanjang akson dan diteruskan ke
serat otot melalui motor end plate.
a. Pengkuran sel otot tunggal
Biasanya tidak dikerjakan oleh karena sulit mengisolasi serat otot
tunggal. Tetapi secara skematis dapat ditunjukan sebagai berikut :
b. EMG pada beberapa serat otot
Pencatatan aktifitas listrik pada beberapa serat otot dapat dilakukan
sebagai berikut :
Elektroda permukaan diletakan pada permukaan kulit dengan tujuan mengukur
isyarat listrik dari sejumlah unit motoris. Sebuah elektroda jarum konsentis
dimasukkan kedalam kulit untuk mengkur aktivitas unit motoris tunggal.
A = Potensial unit motoris yang normal
B = Potensial Fibrillasi
C = Fotensial motor unit yang polyphasik
Tujuan pembuatan EMG :
Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas kelistrikan otot.
2. ENG (Elektronurogram)
Pembutan ENG :
a. Untuk mengetahui keadaan lengkungan refleks.
b. Untuk mengetahui kecepatan konduksi saraf motoris dan sensoris.
c. Untuk menentukan penderita miastenia grafis.
a.Untuk mengetahui keadaan lengkungan refleks
b.Untuk mengetahui kecepatan konduksi saraf motoris
3. ERG (Elektroretinogram)
Suatu pencatatan bentuk kompleks potensial biolistrik yang ada pada retina
mata yang dikerjakan melalui rangsangan cahaya pada retina.
Tehnik pembuatan ERG :
Mula-mula kornea diberi cairan NaCl fisiologis kemudian pada kornea mata
ini diletakan lensa kontak/contaclens. Pada lensa kontak di pasang elektroda
Ag-AgCl. Pada bagian temporal mata diletakan elektroda “reference” (bisa
juga pada dahi atau pada telinga) dan diberi kabel “grounded”/kabel kebumi.
Kemudian retina disinari dengan cahaya lampu, pada saatini dilakakan
pencatatan.
Isyarat ERG sangat kompleks oleh karena merupakan sumasi efek yang
terjadi didalam mata. Apabila gelombang B tidak tampak pada REG berarti
retina penderita mengalami suatu perubahan/retina pigmentosa.
4. EOG (Elektrookulogram)
Suatu pengukuran/pencatatan berbagai potensial pada kornea-retina sebagai
akibat perubahan posisi dan gerakan mata.
Think pembuatan EOG :
5. EGG (Elektrogastrogram)
Merupakan MMG yang berkaitan gerakan pelistrik traktus gastrointestinalis.
6. EEG (Elektroensefalogram)
Pencatatan isyarat listrik otak disebut EEG.pencatatan potensial listrik otak
merupakan sumasi dari potensial aksi sel saraf didalam otak.
Pada tahun 1929 Hans Brager mula-mula melakukan pengamatan
aktivitaslistrik sel saraf. Pada korteks sereberi (korteks otak). Kemudian
dikembangkan teori baru bahwa kwlistrikan dikepala merupakan hasil dari
tingkat potensial dendrite sel saraf di dalam cortex cerebri dan bagian lain
dari otak.
Amplitude dari isyarat EEG merupakan gelombang denyut demi denyut
(peak to peak) dengan jarak antara 10 mV-100 mV pada frekwensi dibawah
1Hz sampai lebih 100Hz.
Lokasi pemasangan elektroda :
Elektroda yang digunakan adalah elektroda permukaan kulit atau elektroda
jarum dan elektroda reference yang dipasang pada kedw=ua daun telinga
(A1-A) .
Lokasi pemasangan elektroda menurut standard internasional sebanyak 10-20
saluran yang disebut “eletrktrode placement system”.
Secara routin hanya 8-16 saluran elektroda yang dipergunakan dan
pencatatan dilakukan secara serentak, jarak tiap-tiap elektroda dengan
interval 10% dan 20% (lihat gambar 222,223).
7. Elektrokardiogram (EKG,ECG)
Merupakan pencatatan isyarat biolistrik jantung, dilakukan pada permukaa
kulit.
Irama jantung diatur oleh isyarat listrik yang dihasilkan oleh rangsangan
secara spontan, oleh sel-sel khusus yang terdapat pada atrium kanan (dekat
muara vena cava superior dan inferior), yaitu SA node (simpul sinotrial). SA
node ini bertindak sebagai “pace marker”, bergetar SA node berkisar 72 kali
permenit. Getaran tersebut dapat meningkat atau menurun di atur oleh saraf
eksternal jantung yang merupakan respon/jawaban kebutuhan darah oleh
tubuh. Isyarat listrik dari SA node menyebabkan depolarisasi otot jantung
atrium dan memompa darah vertikel, kemudian diikuti oleh repolarisasi otot
atrium.
Isyarat listrik dilanjutkan ke AV node akan menyebabkan depolarisasi
ventrikel kanan dan kiri yang menyebabkan kontraksi ventrikel sehingga
darah dipompa ke dalam arteri pulmonalis dan ke aorta saraf pada ventrikel
dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan mulai kembali
isyarat listrik dari SA node,
Saraf dan otot jantung dapat dipandang sebagai sumber listrik tertutup dalam
suatu konduktor listrik dada dan perut (torso). Hal ini nyata sekali bahwa
tidak mungkin mengukur kelistrikan jantung secara langsung. Informasi
untuk diagnostic akan tercapai dengan mengukur potensial listrik di berbagai
tempat permukaan tubuh yang dihasilkan jantung.
3.10.AKTIFITAS KELISTRIKAN OTOT JANTUNG
Sel membran otot jantung serupa dengan sel membran otot bergaris, yaitu
mempunyai kemampuan menuntun suatu perambatan potensial aksi/gelombang
depolarisasi. Depolarisasi sel membran otot jantung (miokardium) oleh perambatan
potensial aksi dengan menghasilkan kontraksi otot. Hanya saja ada 3 hal penting
perbedaan antara sel otot jantung dengan sel otot bergaris yaitu sel otot jantung
mempunyai :
1. High speed conductive pathways (konduksi berjalan dengan kecepatan tinggi)
Pada otot bergaris perjalanan gelombang depolarisasi secara seragam
meliputi seluruh bagian dari struktur otot. Pada otot jantung (miokardium)
ada keistimewaan yaitu high speed conductive pathways yang mana
konduksi gelombang depolarisasi secara cepat.
2. Long refractory period (periode refrakter yang panjang)
Lamanya repolarisasi dan periode refrakter pada otot jantung (miokardium)
100 kali lebih lama dari pada otot bergaris.
3.Automatisasi (otomatisasi)
Tidak seperti otot bergaris, sel otot jantung tidak menghendaki rangsangan
dari luar untuk mencapai nilai ambang melainkan mempunyai kemampuan
sendiri yaitu depolarisasi spontan tanpa rangsangan dari luar.
4.Isyarat Magnet Jantung dan Otak
4.1.Magnetokardiografi (MCG)
Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet.Medan magnet
sekitar jantung disebabkan adanya arus listrik jantung yang mengalami depolarisasi
dan repolarisasi.Pencatatan medan magnet jantung disebut magnetokardiogram.Besar
medan magnet sekitar jantung adalah sekitar 5 x 10-11 Tesla (T)atau sekitar 10 x 108
medan magnet bumi.Hubungan Tesla (T) Dengan Gaussdapat dinyatakan :
IT = 104 Gauss
Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu ruang
yang terlindung magnet dan sangat peka terhadap detektor medan (magnetometer).
Detektor yang dipergunakan yaitu SQUID (Superconducting Quantum Interference
Device)yang bekerja pada suhu 50 K,dan dapat mendeteksi medan magnet yang
disebabkan arus searah atau arus bolak balik.SQUID ini sangat peka sekali ,dapat
mendeteksi medan magnet yang di sebabkan seseorang berjalan dengan
mempergunakan magnet sepatu kuda sejauh 400 meter (0,25 mil).
4.2.Magnetoensefalografi (MEG)
MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan mempergunakan arus
searah.Alat yang digunakan adalah SQUID Magnetometer.Pada rithme alpha,medan
magnet otak berkisar 1 x 10-13 T.
5.Penggunaan Listrik/Magnet pada permukaan tubuh
5.1.Frekuensi Arus Listrik
Sesuai efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik dibagi dalam 2 bentuk :
a.Listrik berfrekuensi rendah.
b.Listrik berfrekuensi tinggi.
5.1.a Listrik berfrekuensi rendah.
Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 Hz. Frekuensi rendah ini
mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot.
Alat-alat yang menghasilkan listrik berfrekuensi rendah yaitu : stimulator yang
rangkaiannya terdiri dari multivibrator, astable multivibrator. Selain frekuensi yang
diperhatikan, pengulsngsn dalam pemakaian sangat penting serta pemilihan bentuk
gelombang manakah yang dipakai. Untuk pemakaian dalam jangka waktu singkat dan
bersifat merangsang persarafan otot, maka dipakai arus faradic.
5.1.b Listrik berfrekuensi tinggi
Yang tergolong listrik derfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik di atas
500.000 siklus perdetik (500.000 Hz).
Dasar-dasar memproduksi arus listrik berfrekuensi tinggi :
Untuk memperoleh frekuensi tinggi dipergunakan sirkuit osilator yang
mengandung rangkaian kondensator dan inductor yaitu suatu lingkaran L-C.
Penggunaan listrik berfrekuensi tinggi :
Listrik berfrekuensi tinggi tidak mempunyai sifat merangsang saraf motoris atau
saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan dengan pengulangna yang lama.
Frekuensi tinggi ini mempunyai sifat memanaskan berdasarkan sifat ini maka
frekuensi tinggi digunakan dalam bidang kedokteran dibagi dalam 2 bagian “
a) Short wave diathermy (diatermi gelembung pendek)
Pada diatermi ini terdapat dua metoda yang dipakai untuk memperoleh
gelombang elektromagnetis agar masuk ke dalam badan. Dua metoda yang
dimaksudkan adalah metoda capacitance (metoda kondensor) dan metoda
inductance (metoda induksi = metoda kabel).
b) Mikro wave diathermy (diatermi gelembung mikro)
Metoda capacitance/kondensor.
Prinsip : elektroda dan diletakan pada masing-masing sisi yang akan diobati
dan dipisahkan dari kulit dengan bhan isolator.
Apabila kedua elektroda di aliri arus listrik maka akan tercipta medan listrik
di antara kedua elektroda tersebut. Substansi yang berada da dalam medan
listrik akan mengalami vibrasi, elektrolit mengalami dipole dan timbul panas.
Panas yang timbul sesuai dengan rumus :
H ( hukum joule)
Ukuran dan jarak elektroda perlu diperhatiakn, syarat yang perlu diperhatikan
bahwa elektroda harus lebih besar dari pada struktur yang akan diobati dan
jarak penempatan elektroda harus sama terhadap kulit.Untuk lebih jelasnya
lihat gambar di bawah
A. Garis gaya listrik (medan listrik)
cenderung menyebar. Struktur yang
akan diobati lebih besar dari elektroda.
= Vit0 , 24
B. Ukuran elektroda yang benar
C. Penempatan elektroda pada kulit
denga jarak yang tidak seimbang.
Panjang a dan b sama.
D. Penempatan elektroda yang benar.
5.2.Electrocouter dan Electrosurgery
Listrik berfrekuensi tinggi dipergunakan untuk mengontrol perdarahan pada waktu
operasi.Searing (=cauterisasi = pembakaran )telah digunakan 2000 tahun yang lalu
untuk menghentikan perdarahan pada luka menganga yaitu dengan menggunakan
gulungan kawat panas diletakan pada luka tanpa menggunakan anesthesia /
pembiusan.
Kau terisasi dengan yaitu suatu pembakaran dengan menggunakan frekuensi listrik
2 MHz,electrosurgery.Electrocauter dan electrosurgery keduanya berbeda dalam
peralatan tetapi menggunakan probe serta butt plate electrode yang sama.Sebelum
melakukan kauterisasi,mula-mula di olesi dengan pasta di punggung penderita
kemudian butt plate electrod di tempatkan pada punggung penderita yang sedang
berbaring dan di usahakan probe dimasukan ke dalam jaringan maka akan di lewati
arus dengan frekuensi tinggi sehingga diperoleh daya sekitar probe tersebut.
Power density pada probe =3,3 x 103 W/cm3
Frekuansi kawat pada probe = 5 MHz.
Jaringan dengan 0,25 mm diameter terdapat 15 W.
Power density dapat meningkatkan temperatur sekitar 8000C pada probe ;pada jarak
1,25 cm dari probe terdapat 0,10C.
Pada electrosugery :
Jaringan yang terpotong dengan electrosugery cepat mengalami gelembung .Untuk
memotong jaringan dilakukan gerakan cepat 5-10 cm/detik dengan tujuan agar
supaya mengurangi destruksi jaringan sekitarnya . Electrosurgery biasanya digunakan
pada opersi otak ,limpa ,vesica felea (kantong empedu),prostat dan serviks.
5.3.Defibrilator
Penderita yang mengalami fibrilasi telah dilakukan pengobatan melalui massage
jantung (metoda mekanik )namun akan sangat berhasil apabila dilakukan syok listrik
pada daerah jantung .Otot jantung akan memberikan respon terhadap eksitasi
listrik ,60 Hz.. AC, 6 Amper dalam waktu 0,25 sampai 1 detik .Penggunaan syok
listrik untuk mengsinkronisasikan rithme jantung disebut
Countershok/kountersyok.Apabila penderita tidak memberikan respon terhadap
Countershok/kountersyok ,dapat dilakukan pengulangan hingga terjadi
defibrilasi.Metode countershock ini di kenal dengan nama defibrilasi . Metoda
countershock ini dikenal dengan nama defibrilasi. Ada 4 tipe dasar defibrillator :
1. AC defibrilator.
2. Capasitive – discharge defibrillator.
3. Cavasitive – delay – line defibrillator
4. Square – wave defibrillator
6.Magetic blood Flow Meter
Alat pengukur aliran darah magnetis berdasarkan atas prinsip induksi
magnetis.Apabila suatu konduktor listrik digerakan dalam medan magnet akan
menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan gerakan (hukum
Faraday).Prinsip yang sama pula dipergunakan disini yaitu apabila konduktor bukan
suatu kawat melainkan pipa konduksi yang di tempati pada medan magnet dan di
lewati zat alir.
Apabila darah melewati pipa konduksi tersebut ,dengan rata-rata kecepatan V
melewati medan magnet B maka tegangan yang dihasilkan antara elektroda
dinyatakan :
V= B dv
V= tegangan (Volt)
B = Kuat medan magnet (Gauss)
D = diameter pembuluh darah
v = Kecepatan (m/sec)
7.Syok Listrik
7.1.Pembagian Syok Listrik
Penggunaan instrumentasi elektronik pada waktu melakukan pengobatan dan
diagnostik tanpa memperhatikan persyaratan yang akan timbul bahaya syok.Dalam
bidang kedokteran ada dua macam syok listrik , yaitu syok yang dibuat dengan tujuan
tertentu dan syok yang timbul tanpa tujuan tertentu.
7.2.Parameter-parameter yang mempengaruhi syok listrik
Syok semakin serius ,apabila arus yang melewati tubuh semakin besar . Menurut
hukum Ohm intensitas arus listrik tergantunbg kepada tegangan dan tahanan yang
ada.
(I = V ) berarti tegangan penting dalam menentukan beberapa arus yang dapat
R
Dilewti oleh tahanan yang diberikan oleh tubuh.Disamping itu adapula parameter-
parameter lain yang turut berperan mempengaruhi tingkat syok.
7.3.Pengaruh syok listrik terhadap organ tubuh
Didepan telah di bahas mengenai pembagian syok listrik antara lain mikro syok
dan makro syok .Perbedaan dari kedua macam syok ini adalah besarnya arus listrik
yang melewati tubuh.
Pada mikro syok tidak diperlukan arus listrik yang besar cukup dengan Amper saja.
(oleh Roy 1976 limit mikro syok 10 mikro amper ):menyebabkan fibrilasi
ventikel .Hal ini di mungkinkan oleh karena tahanan dalam tubuh sangat kecil .
7.4.Pengobatan terhadap syok listrik
Apabila terjadi syok listrik ,ACswitching segera di “off”kan/di padamkan dan
semua elektroda harus di jauhi dari penderita .Penderita di pindahkan dengan
mempergunakan bahan – bahan isolator agar petugas dapat terhindar dari bahaya
syok.Pengobatan terhadap syok tergantung berat ringannya syok.
7.5.Pencegahan terhadap syok
Oleh karena bahaya syok sangat besar,dapat mengakibatkan kematian sehingga di
pandang perlu untuk melakukan tindakan pencegahan meliputi alat-alat yang
dipergunakan ,penderita,ruangan dan petugas.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menyampaikan uraian mengenai Biolistrik maka penulis dapat
menarik sebuah kesimpulan :
3.Kelistrikan yang timbul dalam tubuh
Hukum Ohm
Menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu
tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor
I = V / R
Hubungan arus dan tegangan dalam sebuah penghantar dinyatakan dalam persmaan
yang dikenal dengan hukum ohm
Gelombang arus listrik berkaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang syaraf motoris atau syaraf sensoris.
Sistem saraf dan neuron
Sistem saraf di bagi dalam dua bagian:
Sistem saraf pusat:
Terdiri dari dari otak,medulla spinalis dan saraf perifer.Saraf perifer
ini adalah serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke
medulla spinalis di sebut saraf afferen sedangkan serat saraf yang
menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot serta
kelenjar disebut saraf efferent.
Sistem saraf otonom :
Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh.Misalnya jantung,usus,dan
kelenjar-kelenjar.Pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.
Suatu model potensial istirahat pada waktu = 0 dimana ion K akan melakukan
difusi dari konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah sehingga pada saat tertentu
akan terjadi membrane dipole/membrane dua kutub di mana larutan dengan
konsentrasi yang tadinya rendah akan kelebihan ion positif ,kebalikan dengan
larutan konsentrasi tinggi akan merubah menjadi kekurangan ion sehingga
menjadi lebih negatif.
Akson tanpa mielin (diameter 1 mm) mempunyai kecepatan 20-50 m/detik. Serat saraf bermielin pada diameter 10 um mempunyai 100 m/detik. Pada serat saraf bermielin aliran sinyal dapat meloncat dari suatu simpul ke simpul yang lain.
Periode Refrakter Absolut
Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsure kekuatan untuk
menghasilkan aksi yang lain.
Periode Refrakter Relatif
Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode
refrakter absolute akan menjadi periode refrakter relatif, dan apabila ada
stimulus/rangsangan yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial
aksi yang baru.
neuromyal junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel berikutnya.
Untuk menentukan natural rate dari bernagai sel otot jantung yaitu waktu antara terhitungmulai depolarisasi spontan sampai nilai ambang setelah terjadinya repolarisasi.
Macam-macam Bentuk Elektroda : Elektroda jarum (mikro elektroda)
Elelktroda mikropipet
Elektroda permkaan kulit
3 hal penting perbedaan antara sel otot jantung dengan sel otot bergaris yaitu
sel otot jantung mempunyai :
High speed conductive pathways (konduksi berjalan dengan kecepatan tinggi)
Long refractory period (periode refrakter yang panjang)
4.Isyarat magnet jantung dan otak
Besar medan magnet sekitar jantung adalah sekitar 5 x 10 -11 Tesla (T)atau
sekitar 10 x 108 medan magnet bumi.Hubungan Tesla (T) Dengan Gaussdapat
dinyatakan :
IT = 104 Gauss
MEG yaitu pencatatan medan magnet sekeliling otak dengan
mempergunakan arus searah.Alat yang digunakan adalah SQUID
Magnetometer.Pada rithme alpha,medan magnet otak berkisar 1 x 10-13 T.
5.Penggunaan listrik/magnet pada permukaan tubuh
Sesuai efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik dibagi dalam 2
bentuk :
a.Listrik berfrekuensi rendah.
b.Listrik berfrekuensi tinggi.
6.Magnetic Blood Flow Meter
Alat pengukur aliran darah magnetis berdasarkan atas prinsip induksi
magnetis.
7.Syok Listrik
Pengaruh syok listrik terhadap organ tubuh tergantung arus yang melewatinya
serta jalan yang ditempuh .Pada makro syok ,arus 8-15 mAtelah menyebabkan
kontraksiotot-otot involunter menetap dan arus diatas 100mA dapat
menyebabkan fibrilasi ventirel dan diikuti dengan kematian .
Apabila penderita dipasang kateter jantung dan alat pacu jantung ke jantung
penderita dengan arus 20 uA telah menyebabkan fibrilasi ventrikel ; penderita
demikian dinyatakan mikro syok sensitive.
Pada penderita yang mengalami syok,ditelentangkan dan diberi minum air
dingin ,lakukan pernapasan buatan dan masase jantung . Untuk menghindari
dari bahaya syok segala alat digrounkan ,isolasi penderita dari ground ,hindari
alat-alat yang berdekatan dengan penderita dan lakukan regular testing
procedur.
DAFTAR PUSTAKA
Supiyanto.2002.”Fisika SMA Untuk Kelas XII”.Erlangga.Jakarta.
www.google.com
Gabriel,