Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2015-1... · Web viewPara pelaku...
Transcript of Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2015-1... · Web viewPara pelaku...
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fenomena perkembangan industri jasa pengiriman barang yang semakin pesat dewasa
ini karena permintaan konsumen yang semakin meningkat dalam jasa pengiriman barang
menimbulkan bertambahnya perusahaan yang memasuki pasar jasa untuk dapat bersaing
dan bertahan. Menghadapi kenyataan banyaknya jasa pengiriman barang yang sejenis
dengan kualitas yang beragam dan selera konsumen yang mudah berganti serta
munculnya pesaing-pesaing baru, dampaknya adalah semakin banyak perusahaan jasa
pengiriman barang yang ditawarkan dalam bentuk pelayanan yang beragam. Kondisi
demikian membuat pelanggan dihadapkan kepada berbagai alternatif pilihan pembelian
dalam rangka memenuhi kebutuhannya, sementara dipihak perusahaan menimbulkan
iklim persaingan yang semakin tinggi dalam mendapatkan konsumen/pelanggan.
Menurut (Purwanti, 2008), dalam bisnis ekspedisi sebagian besar sudah dikenal
nama-nama seperti TIKI, ESL, JNE serta perusahaan yang sudah lama sekali mengurusi
jasa pengiriman mulai surat sampai dengan paket barang yang merupakan satu-satunya
perusahaan BUMN yaitu Pos Indonesia. Selain itu, terdapat nama-nama perusahaan besar
berskala global (Internasional), seperti DHL Express, UPS, TNT Express International,
FedEx dan lain-lain. Banyaknya perusahaan yang bergerak di jasa ekspedisi
menyebabkan persaingan bisnis di pasar jasa kiriman barang dan paket dokumen ini juga
ketat. Perusahaan tersebut berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik untuk
menarik konsumen yang sebanyak-banyaknya.
Selain menjanjikan pelayanan terbaik, mereka juga berupaya menghadirkan berbagai
produk inovatif jasa layanan pengiriman barang maupun paket dokumen. Sebagai sebuah
peluang usaha, jasa pengiriman barang ini prospeknya juga masih sangat menjanjikan.
Terlebih dengan adanya trend dikalangan perusahaan-perusahaan besar yang belakangan
ini cenderung menyerahkan kepada pihak lain untuk urusan pengiriman barang hingga
penanganan gudang kepada perusahaan logistik.
1
2
Dikutip dari (Purwanti, 2008) industri jasa pengiriman, kargo, ekspedisi, logistik, jasa
angkutan barang dan sejenisnya mampu memberikan kontribusi yang tidak sedikit pada
pendapatan sebuah perusahaan. Sehingga tidak heran industri ini kian menjamur,
berdasarkan informasi PT Dataindo Inti Swakarsa (perusahaan yang melakukan survei
industri dan menerbitkannya dalam bentuk data dan informasi keuangan), penyebaran
pasar industri ekspedisi atau jasa pengiriman serta usaha titipan berdasarkan wilayah
dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Penyebaran Pasar Industri Ekspedisi berdasar Wilayah
No. Wilayah Pangsa Pasar (%)
1. Jakarta 36,8
2. Jawa Barat 3,4
3. Jawa Timur 23,2
4. Jawa Tengah 6,1
5. Sumatera 13,9
6. Bali 5,2
7. Sulawesi 3,8
8. Lain-lain 7,6
Sumber data: (Purwanti, 2008)
Berdasarkan tabel data di atas dapat dijelaskan bahwa pangsa pasar untuk kota Jakarta
adalah sebesar 36,8%, adalah yang terbesar, kedua terletak di kota Jawa Timur dengan
persentase sebesar 23,2%, ketiga berada di pulau Sumatera dengan besaran 13.9%, dan
diikuti oleh Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Jawa Barat dan lain-lain dengan persentase
dibawah 10%.
Sedangkan meningkatnya jumlah pelaku bisnis ekspedisi ini dapat dilihat pada
Gambar 1.1. Untuk 2006 - 2010 industri ini akan tumbuh 53,35%, dari Rp68 triliun
(2006) menjadi Rp104,4 triliun (2010), atau rata-rata 11% per tahun, hal ini bisa dilihat
dari Gambar 1.2.
3
Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Perusahaan Ekspedisi
Sumber: (Sulaiman, 2005)
Jumlah perusahaan ekspedisi setiap tahun selalu bertambah, seperti gambar di atas
dari tahun 2001 sampai 2005 perusahaan ekspedisi bertambah sekitar 711 perusahaan.
Gambar 1.2 Proyeksi Omzet Industri Ekspedisi (dalam Rp.)
Sumber: (Sulaiman, 2005)
Berdasarkan gambar di atas maka dapat dikatakan bahwa omset perusahaan industri
ekspedisi setiap tahun selalu bertambah. Karena setiap tahun perusahaan ekspedisi selalu
bertambah banyak.
Para pelaku industri ekspedisi biasanya terdiri dari kelompok Ekspedisi Muatan
Kapal Laut (EMKL), Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU), dan Ekspedisi Muatan
Kereta Api (EMKA), serta perusahaan freight forwarder pada gambar 1.3. EMKL
merupakan jasa ekspedisi yang paling banyak dimanfaatkan berbagai sektor industri di
Indonesia. Porsi EMKL sekitar 50% dari total industri forwarding/ekspedisi, disusul
EMPU (20%), dan EMKA (20%). Sisanya, 10%, merupakan jasa freight forwarding
(Sulaiman, 2005).
Gambar 1.3 Segmentasi Produk dan Jasa Industri Ekspedisi
Sumber: (Sulaiman, 2005)
Dikutip dari (Awal, 2012) Jasa pengiriman barang (ekspedisi), memiliki peranan
penting dalam menunjang kelancaran perekonomian nasional. Pentingnya jasa ekspedisi
tercermin pada sarana dalam menunjang distribusi dan transportasi, sehingga dapat
memperlancar arus barang. Dalam menghadapi globalisasi dan era perdagangan bebas,
4
perananan perusahaan ekspeditur yang mempunyai nilai lebih dalam jasa logistik dan
mata rantai distribusi barang semakin lebih penting lagi bagi para industri, perusahaan
maupun individu yang mempunyai ketergantungan besar terhadap kecepatan dan
ketepatan yang diperuntunkan kepada penerima barang.
Jasa ekspedisi sebagai salah satu sektor industri logistik yang secara langsung
berinteraksi pada percepatan proses "Globalisasi" mulai dirasakan peranannya, khususnya
pada dasawarsa terakhir ini. Berbagai peningkatan yang terjadi, seperti tingginya arus
keluar-masuk barang melalui aktivitas perdagangan, serta arus manusia dari kreativitas
perekonomian sangat ditentukan oleh situasi saat ini demikian pula sebaliknya,
peningkatan arus barang dan manusia akan secara langsung pula mempengaruhi
keberadaan jasa ekspedisi itu sendiri. Pada sisi lain jasa ekspedisi membutuhkan pula
dukungan dari industri yang lain yaitu industri perbankan dan transportasi. Dengan kata
lain, perkembangan yang dialami oleh jasa ekspedisi akan turut pula mewarnai
perkembangan perekonomian nasional
Perusahaan-perusahaan ekspedisi di Indonesia tergabung dalam sebuah asosiasi yaitu
GAPEKSI (Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia). (Purwanti, 2008), dalam
undang-undang dagang bagian II tentang pengiriman barang atau ekspedisi dijelaskan
bahwa ekspedisi merupakan orang yang pekerjaannya menjadi tukang menyuruhkan
kepada orang lain untuk menyelenggarakan pengangkutan barang-barang dagangan dan
lainnya, melalui daratan atau perairan dan sanggup untuk menjamin keselamatan barang-
barang yang diangkut.
Selama ini peraturan yang mengatur tentang usaha ini hanya UU no. 6 Tahun 1964
tentang monopoli pengiriman jasa surat oleh PT. Pos Indonesia yang sudah mulai dirubah
serta Kepmen Perhubungan Tahun 1989 serta sebagian dalam UU No. 21 Tahun 1992
tentang Pelayaran. Dengan sedikitnya perangkat aturan yang mengatur bisnis ini, maka
usaha ini dapat memberikan masukan sekitar Rp. 200 miliar per tahun.
PT. Yandri Laju Pratama adalah sebuah perusahaan yang berlokasi dan beroperasi di
Jakarta Utara, bergerak dalam bidang ekspedisi darat untuk ke daerah Sumatera. Barang
yang di antar oleh PT.Yandri Laju Pratama adalah kertas koran, kaca, logistik dan lain-
lain. Dalam kasus ini, PT. Yandri Laju Pratama sudah mempunyai pelanggan atau
costumer tetap, yaitu perusahaan media cetak besar yang ada di daerah Sumatera.
5
Diantaranya adalah Rakyat Aceh (Aceh), Batam Pos (Batam), Padang Ekspress (Padang),
Sumut Pos (Medan), Riau Pos (Riau). Kelima perusahan media cetak diatas bernaung di
atas nama Riau Pos Group (RPG).
Kendala utama yang sering kali di hadapi oleh PT. Yandri Laju Pratama adalah
penugasan untuk masing-masing drivernya. Masalah penugasan (Assignment Problem)
merupakan suatu kasus yang khusus dari masalah linear programing. Pada umumnya,
dalam dunia usaha dan industri, manajemen sering menghadapi masalah-masalah yang
berhubungan dengan penugasan yang efektif dari bermacam-macam sumber yang
produktif atau personalia yang mempunyai tingkat efisiensi yang berbeda-beda untuk
tugas yang berbeda-beda pula.
Berikut ini merupakan data nama pengemudi atau driver dan biaya yang harus di
bayar oleh perusahaan PT. Yandri Laju Pratama:
Tabel 1.2 Ongkos Driver
TujuanMEDAN
PEKANBARU /
RIAUACEH BATAM PADANG
Driver
Mukhlis 3.8 jt 3.3 jt 4.5 jt 3.2 jt 3.2 jt
Talib 4 jt 3.9 jt 5 jt 3.2 jt 2.8 jt
Ade 3.6 jt 3.5 jt 5.2 jt 3.1 jt 2.9 jt
Kamal 3.5 jt 3.2 jt 4.8 jt 3.4 jt 2.7 jt
Hendra 3.9 jt 3.9 jt 4.4 jt 3.5 jt 2.5 jt
Suhud 4 jt 3.7 jt 4.5 jt 3.5 jt 3.3 jt
Chaidir 4.3 jt 4 jt 5 jt 3.3 jt 3.5 jt
Sumber: hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan (Rp.)
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk mengantar barang ke kota Aceh
menjadi pengantaran barang termahal dengan rata-rata Rp.4.700.000.00 per driver,
karena letak daerah yang jauh dari pada daerah-daerah lainnya. Untuk biaya pengiriman
dengan rata-rata terendah berada didaerah Batam dan Padang dengan biaya rata-rata
drivernya sekitar Rp. 3.300.000.00 dan Rp. 3.000.000.00 per driver.
6
Untuk mencari pengeluaran yang optimal maka pemimpin perusahaan harus mencari
biaya yang termurah dari para driver. Untuk kota Aceh, dari tabel diatas pemimpin
perusahaan dapat mengambil keputusan dengan memberikan pekerjaan kepada Hendra,
untuk kota Medan, dapat diserahkan kepada Kamal, untuk kota Pekanbaru dapat
diberikan kepada Kamal, untuk kota Batam dapat diberikan kepada Ade, dan untuk kota
Padang kepada Kamal. Tetapi dalam permasalahan penugasan atau Assignment Method
satu kota harus diberikan kepada satu driver, dikarenakan Kamal mendapatkan 3
pengantaran dengan ongkos termurah maka pimpinan harus mencari solusi lainnya.
Dengan adanya masalah diatas maka di dalam penelitian ini saya sebagai peneliti
akan menggunakan metode assignment dengan judul penelitiannya “ALOKASI
DENGAN MENGGUNAKAN ASSIGNMENT METHOD DAN OPTIMALISASI
PENGELUARAN BIAYA (STUDI KASUS: PT. YANDRI LAJU PRATAMA)”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka identifikasi masalah yang dapat
dikemukakan oleh peneliti adalah:
1. Untuk mendapatkan hasil pengeluaran yang optimal, maka siapakah driver yang
harus ditugaskan ke masing-masing daerah oleh PT. Yandri Laju Pratama dengan
menggunakan metode assignment ?
2. Berapakah pengeluaran bulanan optimal oleh PT. Yandri Laju Pratama dengan
tambahan pajak 10%, biaya operasi, dan uang saku bagi para driver ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan penelitian, adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mendapatkan pengeluaran optimal, dengan menggunakan metode
assignment pada PT. Yandri Laju Pratama.
2. Untuk mendapatkan pengeluaran optimal dan setelah ditambahkan dengan pajak,
biaya Operasional dan uang saku untuk para driver.
1.4 Ruang Lingkup
7
Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan sistem
proses Penugasan/Assignment para driver PT. Yandri Laju Pratama dan karena adanya
keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan
secara mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan akan diteliti.
Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan dilakukan penelitian, variabel apa
saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel yang
lain.
1. Proses Pemilihan driver oleh pihak management PT. Yandri Laju Pratama dengan
menggunakan metode assignment agar mendapatkan biaya yang optimal.
2. Optimalisasi Pengeluaran bulanan oleh PT. Yandri Laju Pratama di tambah
dengan adanya biaya-biaya lainnya, seperti pajak, biaya operasional dan uang
saku para driver.
3. Data yang digunakan oleh peneliti didapatkan melalui interview dengan orang
dari perusahaan dan menggunakan data di tahun 2015.
4. Data yang diambil berdasarkan pada pengeluaran perusahaan untuk membayar
pengemudinya dari bulan Januari sampai Desember tahun 2015.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi PT. Yandri Laju Pratama
a) Diharapkan bisa membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk
melakukan penugasan para driver secara tepat sasaran.
b) Diharapkan metode assignment yang penulis gunakan pada penulisan ini bisa
membantu perusahaan mengambil keputusan untuk pengembangan usahanya.
2. Bagi Penulis
a) Peneliti dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan
dalam dunia kerja yang sebenarnya.
b) Peneliti dapat meningkatkan kemampuan dalam menganalisa suatu masalah dan
memberikan solusi yang tepat.
3. Bagi Pihak Lain
8
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat melengkapi penelitian-penelitian
sebelumnya yang telah ada mengenai metode assignment untuk menambah
pengetahuan dan informasi bagi pembaca.
1.6 State Of The Art
Menegaskan bahwa peneliti tidak melakukan duplikasi atau replikasi dari penelitian
sebelumnya. Sebab, baik duplikasi maupun replikasi keduanya dianggap tidak
memberikan kontribusi apa-apa dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan
penelitian memerlukan hal-hal yang baru (novelty) yang tentu tidak akan diperoleh dari
duplikasi dan replikasi. Oleh para ahli sering disebut sebagai ‘state of the arts’ dalam
penelitian yang meliputi siapa saja hingga yang paling terakhir meneliti apa, di mana
(jika penelitian lapangan), apa masalahnya, metode apa yang dipakai, dan dengan hasil
apa. Untuk kepentingan praktis agar memudahkan pembaca melihat posisi peneliti pada
deretan tema sejenis, state of the arts dibuat dalam bentuk tabel dengan komponen-
komponen tersebut (Rahardjo, 2011).
Berdasarkan pengertian diatas, state of the arts yang dapat disusun untuk penelitian
ini adalah sebagai berikut.
Tabel 1.3 State of The Art / Tinjauan Pustaka
Nama Judul Penelitian Hasil
Dewi
Purwanti
Penggunaan
Analisis SWOT
dalam Kompetisi
Bisnis Jasa
Ekspedisi
Assignment Keberadaan
perusahaan jasa forwarding
(jasa ekspedisi) memegang
peranan yang relatif sangat
penting dalam menunjang
keberhasilan perdagangan
dunia. Mengingat potensi
pasar pengguna jasa
forwarding relatif besar,
maka industri penyedia jasa
forwarding pun memiliki
kecenderungan semakin
9
kompetitif. Dengan
demikian kompetitifnya
struktur pasar penyedia jasa
forwarding, pada akhirnya
mendorong perusahaan-
perusahaan forwarding
untuk menciptakan
perbedaan-perbedaan dan
mengkomunikasikannya
kepada pengguna
jasa/pelanggan sasarannya
melalui strategi promosi.
Pelaksanaan program
promosi perusahaan jasa
forwarding, sama halnya
untuk perusahan-
perusahaan lain, pada
umumnya memiliki
karakteristik dan preferensi
pasarnya dalam mencari
informasi tentang jasa
forwarding. Dengan
mampu mengkombinasikan
antara program promosi
yang dilakukan oleh
perusahaan dengan
karakteristik dan preferensi
pasarnya, maka diharapkan
program promosi tersebut
dapat berhasil sesuai
dengan tujuan perusahaan.
10
Marline
Paendong,
Jantje D.
Prang
OPTIMISASI
PEMBAGIAN
TUGAS
KARYAWAN
MENGGUNAKAN
METODE
HUNGARIAN
Assignment 1. Sebaiknya penugasan
karyawan yang tepat agar
total kelebihan biaya
produksi minimum yaitu
karyawan A menjahit
seragam pramuka putri,
karyawan B menjahit
seragam SMA putri, dan
karyawan C ditugaskan
menjahit baju pegawai.
2. penugasan karyawan
yang tepat agar waktu
produksi minimum yaitu
karyawan A menjahit baju
kebaya, karyawan C
menjahit rok kebaya,
karyawan D menjahit
celana panjang, karyawan
E menjahit rok pendek,
Seto Adji
Nugroho,
Sutaryadi,
Jumiyanto
Widodo
Pengaruh Metode
Pembelajaran
Penugasan dan
Media
Pembelajaran
Terhadap Prestasi
Belajar Siswa
Assignment Guru hendaknya mampu
mengotimalkan metode
pembelajaran sebagai
strategi untuk mencapai
prestasi belajar yang
diharapkan dari siswa, guru
juga harus belajar
menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai
dengan materi
pembelajaran yang akan
11
disampaikan. Hal lain yang
dapat dilakukan guru
adalah dengan memberikan
tugas secara tidak
berlebihan dengan
memperhatikan waktu yang
disediakan untuk
mengerjakan tugas
tersebut, Selain itu, guru
harus mampu menciptakan
suasana dan pengalaman
belajar baru bagi siswa
dengan penggunaan media
pembelajaran yang lebih
variatif guna melibatkan
peran aktif siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
Julianto
Lemantara,
Tantri
Windarti
Sistem Pendukung
Keputusan
Pengoptimalan
Pembagian
Tugas dengan
Metode Assignment
Berbasis Web
Assignment Setelah dilakukan uji coba
terhadap aplikasi yang
telah dibuat ini, maka dapat
ditarik kesimpulan berikut:
a. Aplikasi yang dibuat
sudah dapat menangani
penilaian yang melibatkan
banyak kriteria dan bobot
kriteria secara dinamis.
b. Aplikasi yang dibuat
sudah dapat menghasilkan
banyak solusi optimal,
tidak hanya 1 solusi saja
jika memang
12
memungkinkan.
c. Aplikasi dinilai sudah
baik dalam hal keindahan
tampilan, kemudahan
penggunaan, dan
keakuratan hasil. Aplikasi
ini bahkan dinilai sangat
baik dalam hal
kebermanfaatan.
Arcadius
Benawa
MEMBANGUN
KEPEMIMPINAN
OTENTIK
DENGAN
MODEL
PENUGASAN
Assignment Lebih dari sekadar
mengajar mahasiswa
dengan teori dan konsep
tentang kepemimpinan
yang otentik dan efektif,
lalu menguji kemampuan
mereka dengan
memuntahkan kembali
teori-teori tersebut kepada
dosen/instruktur, sistem
penugasan semacam ini
memberi landasan bagi
para
mahasiswa dalam
mengembangkan
kepemimpinan yang
otentik dan efektif.
Model penugasan semacam
ini membuka peluang
untuk mewujudkan
pembelajaran yang tidak
sekadar ”objektif”, tetapi
13
juga subjektif karena
menyertakan pengalaman
dan perasaan mahasiswa.
Robert Greenleaf
mengatakan bahwa
pembelajaran itu tidak akan
berarti, kecuali bila
pembelajaran itu terkait
dengan pengalaman diri si
pembelajar (”Nothing is
meaningful until it is
related to the learner’s own
experience,” Greenleaf,
1977: 18).
Bettina
Klaus,
Jonathan
Newton
Stochastic Stability
in Assignment
Problems
Assignment This paper makes two
distinct contributions.
Firstly, it improves our
knowledge of paths to
stability in assignment
games, demonstrating that,
following a small
perturbation from any
stable outcome, there exists
a path to stability that takes
the process closer to some
target
stable outcome. Moreover,
this can be done in such a
way that payo_s change
and the matching
remains the same, or in
14
such a way that the
matching changes and
payo_s remain
the same. The second
contribution of the paper is
to use these results to
derive stochastic stability
results for a variety of
perturbed blocking
dynamics. Processes with
uniform
errors and with two types
of errors are analyzed, and
a large
class of perturbed
processes shown to reduce
to the two aforementioned
cases.
This paper joins a set of
recent papers that have
made signi_cant progress
in understanding
dynamic recontracting in
assignment games.
However, it is still the case
that such processes are
understood less well than
their NTU equivalents, a
research area that has itself
made considerable
recent progress. A possible
15
area for future work would
be the study of adaptive
dynamics in
many-to-one and many-to-
many bipartite trading
networks, seeking to
establish TU analogues
of recent results in the
NTU literature.