BF Week 5

download BF Week 5

of 6

description

It's about Behavioral Finance

Transcript of BF Week 5

Keadilan, Pertukaran, dan KepercayaanKetiga hal ini adalah syarat penting dalam melakukan bisnis. Jika ketiga hal ini diterapkan dalam bisnis, dipastikan biaya transaksi dalam ekonomi dapat mengalami penurunan pesat. Jika kita percaya orang tersebut jujur dan adil, maka kita tidak perlu menulis secara detail hal hal penting di dalam surat perjanjian yang dapat menghabiskan berlembar lembar kertas. Penelitian saat ini bahkan menunjukkan bahwa orang orang mulai bertindak adil dan mempercayai satu sama lain, meskipun masing masing sebenarnya tidak saling mengenal. Contoh : pemberian tip untuk pelayan di restoran. Jika kita menilai jasa pelayan di restoran tersebut bagus, maka kita akan menyelipkan uang tip sebelum kita pulang. Sebenarnya pemberian tip ini tidak diwajibkan tetapi kita tetap menilainya benar dan adil karena adil sebab pelayan tersebut memang memberikan jasa yang sangat bagus sehingga perlu diberi reward. Di satu sisi, pelayan percaya dan meyakini, jika tamu diberikan pelayanan yang sangat bagus, maka tamu tersebut akan member tip padanya.Ultimatum dan Dictator GameIni adalah sebuah penelitian dalam bentuk permainan yang memperlihatkan apakah masih ada keadlian dan kebaikan di dalam diri seseorang. Berikut adalah bentuk permainannya :Peserta dikelompokkan di dalam ruang A dan ruang B. Peserta ruang A diberikan uang 10 dolar dan diminta untuk memberikan dalam jumlah berapapun (terserah mereka sendiri) kepada peserta di ruang B. Peserta A mendapatkan uang sebesar sisa dari yang ia berikan ke peserta B ($10-x). Di dalam ultimatum game, peserta B diberikan pilihan, apakah menerima tawaran peserta A atau menolaknya (jika ditolak, baik peserta A maupun B, pada akhirnya tidak akan mendapatkan uang sepeser pun). Sedangkan di dictator game, peserta B tidak diberikan pilihan sama sekali dan harus menerima apapun tawaran dari peserta A. Berikut adalah hasil kedua permainan ini :

Dalam game ultimatum, hasilnya semua peserta A memberikan porsi uang kepada peserta B (meskipun tentu tidak semua 10 dolar). Terlihat bahwa 50% lebih peserta A di ultimatum game memberikan uang sebsar 3.5 dolar kepada peserta B dan sebagai dampaknya, peserta A hanya mendapatkan 6.5 dolar. Peserta A sebenarnya boleh boleh saja tidak memberikan sepeser pun namun mereka khawatir jika peserta B menolaknya. Jika ditolak, peserta A tidak akan mendapatkan apapun. Sementara itu di dictator game, 36% peserta A sama sekali tidak memberikan uang sepeserpun dan sisanya (64%) memberikan uang kepada peserta B.Dictator game menunjukkan bahwa ternyata masih ada kebaikan, kemurahan hati, dan keadidlan dalam diri setiap orang. 64% peserta A bersedia memberikan uang kepada peserta B (meskipun tidak saling mengenal dan kemungkinan tidak akan berjumpa lagi berikutnya) padahal peserta A memiliki hak mutlak untuk tidak memberikan uang sepeser pun. Hasil game ini mendukung pernyataan pada subbab sebelumnya di atas.Trust GameDalam permainan ini, tiap peserta dibagi kembali ke dalam ruang A dan ruang B. Masing masing peserta di tiap ruang diberi uang sebanyak 10 dolar. Peserta di ruang A bertindak sebagai investor dan diminta untuk mengirimkan uang (terserah jumlahnya) kepada peserta B. Tiap uang yang dikirimkan ke peserta B akan dilipatgandakan sampai 3 kali lipat. Peserta B kemudian diminta untuk mengembalikan uang ke peserta (terserah jumlahnya).Hasilnya cukup mengejutkan. Pada umumnya, uang yang dikirimkan oleh peserta A adalah setengah dari jumlah yang ia punya (5 dolar). Namun, ternyata peserta B hanya mengembalikan lebih sedikit daripada yang ia terima dari peserta A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta B mengembalikan uang dengan jumlah yang kurang dari 50% dari yang ia dapat dari A. Jadi, misalnya, jika peserta A memberikan 5 dolar kepada peserta B. Maka peserta B hanya mengembalikan kurang dari 2.5 dolar (padahal ia punya dana 10 dolar juga).Hasil game ini menunjukkan bahwa kepercayaan dari peserta A tidak dibalas dengan baik oleh peserta B. Dalam bisnis, banyak pemodal ventura yang menyediakan modal bagi pengusaha start-up (pemula). Hasil game ini menujukkan bahwa return yang diberikan pengusaha tersebut kepada pemodal ventura adalah kurang dari yang diinvestasikan oleh pemodal ventura tersebut.Who Is More Fair ?Adil tidaknya seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah kematangan umur. Usia remaja biasanya cenderung individual dan mementingkan diri sendiri. Sehingga, jika dihubungkan dengan permainan sebelumnya, usia remaja bisa bisa tidak memberikan uang sepeser pun kepada lawan mainnya atau dalam trust game, usia remaja sama sekali tidak memberikan return. Sedangkan usia dewasa cenderung lebih sosial sehingga usia dewasa cenderung lebih murah hati dan memberikan yang layak kepada lawan mainnya. Faktor kedua adalah budaya masyarakat sekitar yang mempengaruhi individu. Jika budaya lingkungan sekitar individualis, orang tersebut juga akan ikut ikutan individualis. Apabila budayanya sosial atau saling menolong, maka orang tersebut juga ikut murah hati. Seperti terlihat di gambar berikut ini, orang Machiguenga yang cenderung individualis adalah komponen yang paling mayoritas dalam memberikan penawaran rendah (uang yang diberikan hanyalah 20% dari 10 dolar). Sebaliknya, di beberapa daerah yang menjadi tempat penelitian, responden peserta B bahkan sama sekali tidak menolak saat peserta A memberikan jumlah uang yang sedikit.

Competition in MarketKali ini permainan ultimatum game sedikit dimodifikasi dimana setiap peserta A diperbolehkan menawarkan kepada peserta B yang terdiri dari beberapa individu. Peserta A dianalogikan sebagai proposer sementara peserta B dianalogikan sebagai responder. Dengan semakin banyaknya responder, maka proposer memiliki kekuatan lebih daripada saat hanya satu responder. Sebab, apabila sebelumnya responder merasa tawaran proposer kurang bagus dan dapat menolaknya, jika ada 2 responder, maka responden pertama tidak dapat memastikan bahwa responden kedua sejalan dengannya dan ikut menolak proposer. Jika responden kedua egois dan tidak sejalan dengannya kemudian menerima tawaran, maka mau tak mau responden pertama mau tak mau harus ikut menerima tawaran atau ia tidak mendapatkan apapun.Incentive and Contract DesignDalam penelitian permainan yang dirancang oleh Fehr dan Simon Gachter ini, responden dibagi dalam dua grup. Grup pertama yakni Trust Group (TG) dimana pemberi kerja memberikan pernyataan tingkat hasil kerja yang diminta namun tidak mengikat (tidak dihukum jika tidak berhasil). Kedua adalah Incentive Group (IT) dimana pemberi kerja memberikan pernyataan tingkat hasil kerja yang diminta namun mengikat (dihukum jika tidak berhasil).

Hasilnya seperti gambar di atas. Ternyata, apabila pekerja diberikan upah yang layak dan tinggi, mereka semakin semangat dalam bekerja meskipun tidak ada hukuman yang berat. Angka di atas bar menunjukkan persentase. Contoh : grafik batang pertama menyatakan bahwa 21% dari kontrak pekerja Intensive Group menawarkan gaji antara 0-5% dan pekerja memberikan hasil kerja sebanyak 0.25 sementara hasil kerja Trust Group hanya 0.15. Namun lihatlah grafik batang paling terakhir dimana 7% dari kontrak menawarkan upah di atas 40%, hasil pekerjaan mencapai 0.7 (tertinggi). Ini menujukkan bahwa meskipun tanpa pernyataan hukuman, pekerja mau bekerja dengan keras jika dibayar gaji tinggi.Conformity (Kenyamanan)Solomon Asch melakukan penelitian dengan mengadakan sebuah permainan dimana satu responden ditempatkan di dalam suatu ruangan bersama dengan beberapa responden lain. Responden lain diminta untuk menjawab salah pada pertanyaan untuk menguji apakah responden utama tetap teguh dengan jawabannya yang benar. Ternyata, hasilnya cukup mengejutkan dimana 1/3 responden utama tidak yakin dan tidak percaya diri dengan jawabannya yang benar kemudian mengikuti jawaban yang salah dari responden lain, hanya responden utama yang tetap teguh dengan jawabannya yang benar. Salah satu bentuk utama dari sindrom kenyamanan ini adalah Groupthink dimana sekelompok orang terisolasi di dalam suatu ruang dan terisolasi pula dari hubungan dengan pihak luar. Suasana seperti ini memiliki dampak negatif dimana sekelompok orang ini mulai berpikiran sama dan cenderung menolak perbedaan pendapat dari pihak luar. Salah satu contoh nyata yang terkenal adalah insiden kecelakaan pesawat ulang alik Columbia dimana sebelum peluncuran, beberapa orang telah memberikan peringatan bahwa ada masalah keamanan tetapi tim peluncuran, karena sangat yakin dengan kemampuan mareka, tidak mengindahkan peringatan tersebut dan tetap melakukan peluncuran. Akibatnya, pesawat tersebut mengalami kecelakaan.Perilaku sindrom kenyamanan ini dikenal dengan istilah Herd Behaviour. Apabila pengambil keputusan keuangan (financial decision maker atau CFO) mempertimbangkan pendapat dari teman temannya (dari divisi lain) saat hendak membaut suatu keputusan, maka ini merupakan bentuk herd behaviour.Obedience to AuthorithyPsikiater Stanley Milgram melakukan eksperimen situasi untuk menguji kepatuhan seseorang terhadap perintah. Dalam eksperimen ini, Milgram menempatkan 2 responden yaitu sebagai guru dan sebagai murid. Responden yang berperan sebagai murid diminta untuk selalu menjawab salah sementara responden guru diminta untuk memberikan suatu pertanyaan kepada murid dan jika murid salah, maka guru memberikan hukuman berupa kejutan listrik. Setiap kali murid salah menjawab, maka kejutan listrik yang diberikan akan lebih tinggi volt listriknya. Volt yang diberikan bervariasi mulai dari 1 volt hingga 315 volts. Responden murid dibayar untuk berteriak kesakitan setiap kali kejutan listrik diberikan. Sampai 315 volts, teriakan murid berhenti.Hasilnya cukup mengejutkan, ternyata 26 dari 40 responden (65%) tetap menjalankan hukuman kejutan listrik ini sampai tahap maksimal (315 volts) meskipun banyak di antara mereka yang tertekan. Ini menunjukkan manusia, meskipun merasa hal yang dilakukan tidak benar, namun apabila perintah dari atasan mengharuskan untuk melakukan sesuatu yang tidak benar tersebut, maka manusia tetap melakukan hal yang tidak benar tersebut.Social Behavior and EmotionEmosi seringkali memperngaruhi manusia dalam membuat sebuah keputusan. Ultimatum game yang diamati melalui teknologi fMRI telah membuktikan hal ini. Seperti diketahui bahwa otak depan berhubungan dengan pemikiran rasional sementara sistem limbic lebih terkait dengan emosi manusia. Saat ultimatum game dimana responden menerima tawaran yang ia anggap tidak adil, akan muncul dua pikiran yang bertentangan di dalam orak manusia yakni haruskah aku menerima tawaran ini ? (otak depan) dan aku mulai muak dengan orang ini (sistem limbic). Apabila jawabannya berupa penolakan tawaran, maka dapat diketahui bahwa sistem limbic dengan emosi yang menang, Ini membuktikan bahwa dalam membuat sebuah keputusan, manusia selalu dipengaruhi oleh emosi. Social Behavior and Evolution