BERKAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN KAJIAN TENTANG...
Transcript of BERKAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN KAJIAN TENTANG...
BERKAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
KAJIAN TENTANG OBJEK YANG MENDAPAT
KEBERKAHAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar
Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Ahmad Kusaeri
1111034000018
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017/1438
iv
Motto
ولى أن أهل القزي آمىىا واتقىا لفتحىا عليهم بزكات مه السماء
فأخذواهم بما كاوىا يكسبىنواألرض ولكه كذبىا
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya”. (QS al-A’raaf/7:96)
اللهم بارك لىا فيما رسقتىا وقىا عذاب الىار
“Ya Allah, anugerahkanlah berkah kepada rezeki
kami, dan jagalah diri kami dari api neraka.”
v
Persembahan Untuk:
H. Abuddin
Hj. Mariyah
Fevi Saleha
Ya Allah, dengan segala kerendahan hati, kami
mohon muliakanlah mereka yang telah
membantu saya selama masa study, berilah
ketenangan hati pada mereka, murahkan rizki
dan panjangkan serta berkahkanlah usia mereka,
sediakanlah tempat untuk mereka di surga-Mu
yaa Rab. Aamiin.
Terimakasih
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman
transliterasi dalam buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2011-2012.
PadananAksara
HurufArab HurufLatin Keterangan
Tidak dilambangkan ا
B Be ب
T Te ت
Ts Tedan es ث
J Je ج
ḥ H dengantitik bawah ح
Kh K dan h خ
D De د
Dz Dedan zet ذ
R Er ر
Z Zet ز
S Es س
Sy es danye ش
ṣ Es dengan titik bawah ص
ḍ De dengan titik bawah ض
Ṭ Te dengan titik bawah ط
vii
ẓ Zet dengan titik bawah ظ
Komater balik di atas hadap kanan ‘ ع
Gh Ge dan ha غ
F Ef ف
Q Ki ق
K Ka ك
L El ل
M Em م
N En ن
W We و
H Ha ه
Apostrop ʹ ء
Y Ye ي
Vokal Panjang
Tanda VokalArab Tanda VokalLatin Keterangan
Ā Adengan topi di atas آ
Ī i dengan topi di atas إي
Ū u dengan topi di atas أو
viii
Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
يأ Ai A dan i
Au A dan u أو
Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan
huruf ال dialih aksarakan menjadi huruf /|/, baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl.
Syaddah (Tasydȋd)
Syaddah atau tasydȋd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda (), dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Tetapi itu tidak
berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang
yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak dituli sad-
darūrah tapi al- darūrah.
Ta Marbūṭah
Kata Arab AlihBahasa Keterangan
Tarīqah طريقةTa marbūtah pada kata yang
berdiri sendiri
الجامعة اإلسال
ميةAl-jāmiʻahal-
Islāmiyyah Diikutioleh kata sifat
Waḥdat al-wujūd Diikuti oleh kata benda وحدة الوجود
ix
ABSTRAK
Ahmad Kusaeri
Berkah Dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian TentangObjek Yang
MendapatKeberkahan)
Berkah merupakan peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Karena banyak orang-orang yang mencari keberkahan baik dalam segi rezeki,
kehidupan, dan sebagainya.Oleh sebab itu, pemahaman berkah perlu dikaji
kembali dengan mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an tentang berkah yang
direalisasikan dalam skripsigunamenjadi pengetahuan bagi yang masih belum
mengerti, pengingat bagi yang sudah lupa.
Penelitian ini menggunakanmetode tematik (maudhu'i), upaya menafsirkan
ayat-ayat al-Qur’an mengenai suatu tema, dengan mengumpulkam semua ayat-
ayat yang dapat mewakili dan menjelaskannya sebagai suatu kesatuan untuk
memperoleh jawaban atau pandangan al-Qur’an secara utuh tentang tema
tersebut.Adapun enamobjek yang akan diteliti adalah yangpertama, keberkahan
pada al-Qur’an, yang kedua,keberkahan pada malam turunnya al-Qur’an, yang
ketiga,keberkahan pada masyarakat yang beriman dan bertakwa, yang
keempat,keberkahan pada air, yang kelima, keberkahan pada pohon zaitun, dan
yang keenam,keberkahan pada tempat atau negeri.
Berdasarkan hasil penelaahan penulis dari beberapa ayat al-Qur’an.Berkah
adalah segala sesuatu perbuatan dalam kebaikan yang menimbulkan manfaat.
Apabilaseseorangberpedoman pada al-Qur’an,Maka akan mendapatkan
keberkahan baik didunia maupun di akhirat. Dan apabila seseorang beriman dan
bertakwa kepada Allah dan rasul-Nya, maka Allah akan membukakan pintu
keberkahan, dari langit yaitu berupa air hujan dan keberkahan dari bumi yaitu
tanah yang subur serta tumbuh-tumbuhan.
x
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan al-hamdulillāhi rabbi al-‘ālamīn sebagai bentuk
rasa syukur penulis kehadirat Allah swt, atas karunia rahmat, hidayah serta
maunahnya, sehingga dalam waktu yang relatif singkat penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran, ketabahan dan ke
ikhlasan. Dalam proses perjalanan penulisan skripsi ini tentu banyak hal yang
menyebabkan kegalauan dan kegundahan yang dialami oleh penulis. Hal ini
karenakan banyak faktor, antara lain: Desakan dari keluarga agar mempercepat
menyelesaikan segala tugas yang menjadi syarat wisuda, penulis paham betul
maksud mereka. Melihat sebagian teman-teman yang sudah selesai lebih awal
juga menjadi salah satu sebab kegelisahan penulis, sehingga penulis harus segera
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adik-adik junior yang hampir setiap ketemu
menanyakan “kapan wisuda bang”? ini juga menjadi alasan bagi penulis untuk
tetap semangat.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada reformis dunia yang telah
melakukan banyak perubahan selama ia diutus sebagai seorang Rasul di muka
bumi ini. Dari yang negatif ke yang positif, dari kegelapan pada cahaya, dari yang
tidak manusiawi pada yang manusiawi. Seorang Nabi yang menjadi suri tauladan
bagi umat manusia, sabdanya menjadi hukum dan akan terus dikaji sampai akhir
zaman nanti. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW.
xi
Berbagai hambatan selalu datang menghampiri penulis, dari awal hingga
akhir penulisan skripsi ini, baik internal maupun eksternal. Berbagai macam
kesulitan juga dapat penulis rasakan, hal ini mungkin dikarenakan minimnya
pengetahuan penulis tentang apa yang dibahas dalam skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, dengan segala
ketulusan, kerendahan hati dan keikhlasan penulis menghaturkan banyak
terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah.
2. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, juga
sebagai dosen Metode Penelitian pada semester VII.
3. Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA. Sebagai Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir, sekaligus dosen pada mata kuliah Tahfiz Qur’an pada semester IV.
4. Dra. Banun Binaningrum, M.Pd Sebagai sekretaris Jurusan Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir yang selalu melayani mahasiswa termasuk penulis dalam urusan
surat menyurat, yang juga termasuk dosen bahasa inggris pada semester I.
5. Dr. Faizah Ali Syibromalisi, MA. Dosen pembimbing yang selalu
meluangkan waktu dan tempatnya untuk penulis, terimakasih yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada beliau serta keluarga, Jazāhumullāh
khairan katsira.
6. Seluruh dosen di Fakultas Usuluddin khususnya kepada dosen pembimbing
akademik, Prof. Dr. Ridwan Lubis, MA, dan dosen-dosen di Jurusan Ilmu
xii
Al-Qur’an dan Tafsir yang telah banyak berbagi ilmu kepada penulis,
sehingga penulis mendapatkan setetes air dari samudera ilmu pengetahuan.
(Jazāhumullāh wanafa ‘anā bi ‘ulūmihim).
7. Kedua orang tua Penulis H. Abuddin dan Hj. Mariyah dan mertua bpk
Muhalih dan ibu Siti Salbiah. Yang selalu mendo’akan dengan segala
ketulusan hatinya, menasehati, memperhatikan kesehatan dan selalu
mengingatkan penulis pada shalat sebagai salah satu ajaran Islam. Juga
terimakasih atas segala perhatian dan pengertiannya serta dukungannya baik
berupa materil maupun moril. Kalian luar biasa. (Allāhumma irḥ amhumā
kamā rabbayānī ṣ aghīrā, wa ṭ awwil ‘umūrahumā fi ṭ ā ‘atik).
8. Istri tercinta penulis Fevi Saleha yang tak luput dari do’a di setiap sembah
sujud penulis, serta anak tercinta Muhammad Yusa, yang menjadi
pendukung, motivasi penulis, menemani penulis dan menjadi dorongan yang
kuat bagi penulis untuk menyelesaikan penilitian ini.
9. Segenap keluarga besar H. Abudin, dan bpk Muhalih kakak dodi supriyatna,
teh piah, neng Imriti, serta Nurhaliza Ningtias yang selalu menasehati,
membimbing penulis agar cepat selesai.
10. Sahabat-sahabat Tafsir Hadist seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu, terutama teman-teman TH kelas A. Kalian adalah lawan dalam
diskusi dan teman dalam berpikir. Kita telah berjuang bersama, semoga kita
masih bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Amin..
11. Teman-teman pondok pesantren Ummul Qura Al-Islami yang telah
menemani selama masa study. M. Restu Eka Saputra S.Th.i. Ibnu Nawazi
xiii
S.Pd.I berjuang bersama, lapar bersama, dan mengabdi bersama. Penulis akan
merindukan canda tawa kalian. Suasana masak bersama hingga makan bareng
akan menjadi kenangan indah di antara kita, dan akan menjadi cerita yang
menarik pada anak cucu kita nanti. Terimakasih buat kalian semua.
Kepada mereka semua penulis tidak bisa membalas apa-apa kecuali
ungkapan terimakasih yang sedalam-dalamnya serta do’a yang tulus kepada Allah
swt, agar semua kebaikannya dibalas dengan pahala yang setimpal, jazākumullāh
khairan katsīra, serta diberkati kehidupan yang penuh bahagia, baik di dunia
maupun di akhirat kelak. Semoga apa yang telah penulis lakukan, berupa
penelitian ini bermanfaat bagi diri sendiri serta masyarakat umum. Aamiin.
Ciputat, 16 Juni 2016
Ahmad Kusaeri
NIM: 1111034000018
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................
HALAMAN MOTTO ............................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................
HALAMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA ........................................
ABSTRAK .............................................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................
B. Identifikasi Masalah...................................................................................
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................
D. Manfaat Dan Tujuan Penelitian..................................................................
E. Kajian Pustaka ..........................................................................................
F. Metode Penelitian.......................................................................................
G. Sitematika Penulisan...................................................................................
BAB II. GAMBARAN UMUM TENTANG BERKAH
A. Pengertian Berkah.........................................................................................
B. Kosa Kata Berkah Dalam Al-Qur’an............................................................
C. Kunci Keberkahan.......................................................................................
D. Faktor-Faktor Yang Menghalangi Keberkahan...........................................
BAB III. OBJEK BERKAH DALAM AYAT-AYAT AL-QUR’AN
i
ii
iii
iv
v
viii
ix
x
xiv
1
5
5
6
6
8
11
13
14
29
32
xv
A. Keberkahan Pada Al-Qur’an..................................................................
B. Keberkahan Pada Malam Turunnya Al-Qur’an ....................................
C. Keberkahan Pada Masyarakat Yang Bartakwa......................................
D. Keberkahan Pada Air.............................................................................
E. Keberkahan Pada Pohon Zaitun.............................................................
F. Keberkahan Pada Tempat Atau Negeri..................................................
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................
B. Saran-Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
42
53
55
59
62
67
90
91
92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanda-tanda kekuasaan Allah dalam pengaturan rezeki, antara lain
terlihat banyak dan sedikitnya rezeki seseorang. Perolehan rezeki tidak hanya
ditentukan oleh faktor kepandaian mencarinya, tetapi juga oleh banyaknya
faktor yang saling berkaitan dan semuanya tunduk dibawah pengaturan Allah.
Sekian banyak orang pandai yang perolehannya terbatas dan sekian banyak
pula orang yang bodoh, namun perolehannya melimpah. Di sisi lain, sekian
banyak orang berpenghasilan banyak dari segi material, tetapi hasil akhirnya
sedikit, dan sekian banyak yang berpenghasilan rendah, tetapi hasil akhirnya
lebih banyak.1 Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur’an:
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah
melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang
menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.”(aR-
Rum/30:3)
Sebagaimana ayat diatas bahwa keberkahaan dan kebahagian hidup
bukan bergantung pada jumlahnya, besar atau kecilnya. Ada yang diberikan
rezeki sedikit tapi taat dan bersyukur, maka Allah akan melimpahkan
keberkahaan dan kebahagiaan. Sebaliknya, ada seseorang yang diberikan
rezeki banyak. tetapi, mengkufuri nikmat Allah, bukan keberkahan dan
1Kemenag RI, Tafsir al-Qur‟an Tematik Pembangunan Ekonomi Umat, Jakarta: Lajnah
Pentashin Mushaf al-Qur’an, 2012, h. 23-24
2
kebahagian yang didapatkan, melainkan, penyakit dan kesempitan hidup yang
didapatnya. Rasulullah saw mengajarkan kepada umat-nya untuk selalu berdoa,
memohon kepada Allah agar di berikan rezeki yang berkah:
“Ya Allah, anugerahkanlah berkah kepada rezeki kami, dan jagalah diri
kami dari api neraka.”
Bahkan Allah menyuruh kepada hamba-hamba-Nya agar berdoa selalu
diberkahi, seperti meminta agar selalu di tempatkan yang dianugrahi
keberkahan. sebagaimana dalam al-Qur’an Allah berfirman:
“Dan berdo'alah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada rumah yang
dianugerahi barakah, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat”.
( al-Mu’minnun/23:29)
Dalam doa di atas mengisyaratkan bahwa Allah SWT sebagai sumber
keberkahan, karena semua jenis kebaikan dan keberkahan yang terdapat pada
makhluk adalah berasal dari Allah. Dalam bacaan tahiyat sholat yang setiap
hari dilakukan, untuk nabi Muhammad SAW agar Allah SWT melimpahkan
keberkahan kepada beliau sebagaimana Allah telah memberkahi nabi Ibrahim
AS dan keluarganya (Allahumma bârik „ala Muhammad wa „ala âli Muhmmad
kamâ bârakta „ala Ibrâmhîm wa „ala âli Ibrâhîm). Bahkan yang sering kita
minta kepada Allah SWT dalam doa adalah meminta keberkahan dalam hidup,
umur yang berkah, usaha yang berkah, rezeki yang berkah, dan lain
sebagainya. Lantas apa itu berkah dan bagaimana kita mendapatkan
keberkahan itu?
3
Berkah adalah suatu kebaikan yang bertambah, bermanfaat, yang suci,
kekal, dan akan mendapatkan kebahagian. Pada mulanya seseorang tidak
punya apa-apa, kemudian Allah karunikan keberkahan pada-Nya maka orang
itu menjadi mulia, jika dalam harta terdapat keberkahan, maka harta itu
menjadi lebih baik, bermanfaat bahkan nilai kulaitasnya melebihi nilai
kuantitasnya. Keberkahan itu datang dari arah yang sering kali tidak di duga
atau dirasakan secara material dan tidak pula dapat dibatasi atau diukur2, juga
dapat dirasakan dalam bentuk pencitraan, derajat, dan kemuliaan. Maka,
seseorang yang memperoleh keberkahan akan menjadi manusia yang memiliki
tambahan nilai, baik di mata manusia maupun di sisi Allah SWT.
Namun, Allah SWT tidak sembarangan memberikan keberkahan kepada
manusia. Ternyata, Allah SWT hanya akan memberikan keberkahan itu kepada
orang yang beriman dan bertakwa kepada-Nya, Janji Allah untuk memberikan
keberkahan kepada orang yang beriman dan bertakwa dikemukakan dalam
firma-Nya:
“Jikalau sekiranya penduduk desa / negeri beriman dan bertaqwa,
pastilah Kami anugerahkan kepada (kehidupan) mereka barokah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.” (QS aI-A'raf : 7/96)
Allah akan melimpahkan keberkahan kepada masyrakat yang beriman
dan bertakwa. Apabila masyarakat mengikuti yang di bawa oleh para rasul,
2 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, juz 4, Jakarta: Lentera Hati, 2007, h. 194.
4
melakukan pesan-pesannya dan menjauhi larangan Allah, maka niscaya
mereka akan di limpahkan keberkahan.3
Keberkahan akan terhalang manakala manusia mendustakan tuntunan
Allah SWT. Meskipun hujan turun, bukan kesuburan yang di bawa-nya,
melainkan banjir yang menindaskan segala apa yang dimiliki manusia.
Meskipun sebuah negeri subur, bukan kemakmuran yang datang, melainkan
berbagai bencana yang dirasakan. Meskipun harta melimpah bukan ketenangan
yang didapatkan tetapi kejahatan terus meningkat. Bunuh diri, pembunuhan
dan perampokan, kecelakaan menjadi santapan setiap hari. Inilah mungkin
bukti dicabutnya berkah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Keberkahan memang menjadi suatu yang sangat menarik, karena ada
orang memiliki rezeki yang banyak. Tapi, tidak merasakan keberkahan dan
kenikmatanya, melainkan kesempitan dalam hidupnya. Namun ada seseorang
rezekinya sedikit. Tapi, merasakan keberkahan dalam hidupnya. Menjadi suatu
keniscayaan, pemahaman tentang keberkah ini perlu dikaji kembali. Oleh
sebab itu, saya tertarik untuk mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an tentang
berkah yang direlisasikan dalam karya ilmiah guna menjadi pengetahuan bagi
yang masih belum mengerti, pengingat bagi yang sudah lupa dan tentu agar
dilestarikan dengan diamalkan dan ditradisikan bersama bagi yang
meyakininya.
Dalam pembahasan diatas tersebut, saya akan membahas dan
menyelesaikan permasalahan ini dalam kajian penulisan skripsi, dalam skripsi
3Kemenag RI, Tafsir al-Qur‟an Tematik Pembangunan Ekonomi Umat, h. 153-154
5
ini yang berjudul Berkah Dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tentang
Objek Yang Mendapat Keberkahan).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, yaitu
a. Bagaimana pandangan al-qur’an tentang berkah
b. Banyak orang–orang yang tidak memahami tentang berkah.
c. Banyaknya orang yang berlomba-lomba untuk mencari keberkahan.
d. Ada seseorang memiliki rezeki yang banyak. Tapi, tidak merasakan
keberkahan dan kenikmatanya, melainkan kesempitan dalam hidupnya.
e. Ada seseorang rezekinya sedikit. Tapi, merasakan keberkahan dalam hidupnya.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, saya akan membatasi dan
mengarahkan penulisan skripsi ini agar mudah dipahami dan pembahasanya
tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka penulis akan mengkaji
bagaimana pandangan al-qur‟an tentang berkah. Penulis akan menggunakan
ayat-ayat al-Qur’an yang akan dibahas hanya yang relevan dengan pembahasan
yang telah dirumuskan dalam daftar isi, kemudian pembahasan keberkahan
hanya dalam segi fisik dan non fisik.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan utama dalam skripsi ini yaitu, Bagaimana Pandangan Al-
Qur’an Tentang Berkah?
6
D. Manfaat Dan Tujuan Penelitian
Manfaat penelitian ini, diharapkan bisa menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai tentang berkah, Selain itu juga sebagai bahan khazanah
keilmuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang berkah.
Selain itu juga penelitian ini dapat menjadi motivasi bagi masyarakat untuk
menambah keimanan dan ketakwaan agar mendapatkan keberkahan baik
didunia maupun diakhirat.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian bertujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui makna dan hakikat berkah dalam Al-Qur’an
2. Untuk mengetahui ruang lingkup keberkahan dalam al-Qur’an
3. Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan untuk mencapai gelar
kesarjanaan Strata Satu (S1) Sarjana Agama (S.Ag) Pada Jurusan Ilmu
Al- Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuludin Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Kajian Pustaka
Dari hasil penelusuran yang telah dilakukan ditemukan literature yang
berbentuk skripsi, buku, dan jurnal yang menyerupai judul ini. Adapun yang
pertama dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Sari Nur Rizqillah yang
berjudul “Tabarruk Masyarakat Prespektif Hadis” didalam skripsinya
membahas tentang konsep tabarruk secara global dilengkapi dengan
pembahasan media dan tatacara yang disyariatkan serta memasukan dukungan
dari ayat-ayat al-Qur’an. Selain itu juga, ia juga menjadikan hadis-hadis dalam
7
penelitiannya sebagai obyek yaitu bagaimana kualitas hadis tentang berkah dan
hadis tersebut yang akan menjadikan alasan dan penguat hukum tabarruk
dalam skripsi tersebut4. Kemudian yang ditulis oleh Farihah Jadwa Izzaty yang
berjudul “ Berkah Dalam Perespektif Hadis” dalam skripsi tersebut membahas
tentang berkah yang disyariatkan dan berkah yang dilarang, dan didukung
dengan dalil dari hadis-hadis tentang berkah serta mengambil pendapat ulama.5
Adapun yang ke dua dalam bentuk buku yaitu mencari berkah antara
yang disyariatkan dan yang dilarang, karya Dr.Ali bin Nafayyi al-Alyani,
Buku ini secara keseluruhan berisikan dalil-dalil tentang berkah baik dari segi
macam-macamnya serta hukum-hukumnya dan membahas berkah yang
dilarang dan yang disyariatkan.6
Adapun yang ketiga dalam bentuk jurnal Barakah dan Tabarruk dalam
tinjauan syariat yang ditulis Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc.7 Dalam jurnal
ini membahas perbedaan antara barakah dan tabarruk. Kalau barakah adalah
kebaikan yang banyak yang senantiasa tumbuh dan diiringi dengan langgengya
kebaikan tersebut. Jikalau tabaruk adalah mencari barakah yang berarti
melakukan kabaikan untuk memperoleh keberkahan.
4Sari Nur Rizqillah, Tabarruk Masyarakat Perspektif Hadis, Program Studi Tafsir-Hadis,
Fakultas Ushuludin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
5Fariha Jadwa Izzaty (109034000021), Berkah Perspektif Hadis, Program Studi Tafsir-
Hadis, Fakultas Ushuludin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2013 M.
6Ali bin Nafayyi al-Alyani, mencari berkah antara yang disyariatkan dan yang dilarang,
terjemah Abu Himam J. Zaenudin, Al-Qalam, Jakarta, 2002.
7Abu Ismail Muhammad Rijal, Barakah dan Tabarrukdalam tinjauan syariat, Permata
Salaf, Jurnal Asy Syariah edisi 110/X/1436H/2015
8
Dari beberapa literatur baik dalam bentuk skripsi, buku, jurnal yang telah
dijelaskan di atas, penulis tidak menemukan adanya kesamaan secara khusus
yang dibahas oleh penulis, dalam penulisan ini ialah berkah dalam perspektif
al-Qur‟an.
F. Metode Penelitian
Dalam sebuah penenulisan ilmiah membutuhkan sebuah metode tertentu.
Tanpa metode suatu penulisan akan sulit untuk dilakukan. Adapun metode ini
berfungsi untuk mengarahkan sebuah penulisan dengan mengkaji secara
rasional, sistematis dan terarah demi mendapatkan hasil yang optimal.
Kemudian langkah-langkah metode dalam penelitian sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research), yaitu sebuah
penelitian yang menggunakan cara pengumpulan data dan informasi
mengenai tema pembahasan8. Penelitian ini dilakukan dengan menelusuri
bahan-bahan pustaka atau literature.
2. Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua
macam yaitu:
a. Sumber Data Primer
8 Kartini, Pegantar Metodologi Penelitian Sosial, Bandung, Bandar Maju, 1996, h. 71
9
Pengambilan data langsung dikumpulkan oleh penulis dari
sumber pertamanya,9 yaitu berkaitan langsung dengan tema skripsi
dan sumber primernya adalah al-Qur'an.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data skunder yang dipakai dalam penulisan ini adalah
sejumlah kitab dan buku yang masih berkaitan dengan obyek
penelitian seperti kitab-kitab tafsir, buku-buku, majalah, jurnal dan
data-data atau informasi yang relevan dan masih ada kaitanya dengan
judul penelitian ini.
3. Metode Pengumpulan Data
Sebagai layaknya study literature yang mengumpulkan data
melalui kepustakaan (library), maka secara sederhana upaya
pengumpulan data penelitian didapat dari penelitian buku dan karya
intelektual ilmuan atau ulama yang bisa dijadikan literature, yang
dipandang relevan untuk penelitian ini, yaitu mencatat bagian-bagian
tertentu yang dianggap penting dari bahan pustaka tersebut. Kemudian
penulis melakukan pencatatan di atas lembaran yang sudah penulis
sediakan, agar memudahkan pemanfaatan data yang terkumpul untuk
dianalisa. Kemudian penulis mengklasifikasi lembaran hasil study
pustaka itu sesuai dengan sistematika pembahasan yang ada.
Sumber data dari kajian ini adalah ayat-ayat al-Qur'an. Oleh karena
itu, metode yang digunakan adalah Metode Tematik (Maudhu'i). Metode
9 Sumardi Surya Brata, Metode Penelitian, (Jakarta : Grafindo Persada, 1998), h. 84
10
Tematik (Maudhu'i) adalah metode tafsir al-Qur’an yang dalam
menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an di lakukan dengan cara mengumpulkan
ayat-ayat yang berbicara tentang satu topik permasalahan tertentu.
Adapun langkah-langkah yang hendak ditempuh ialah:10
a. Menetapkan masalah yang akan dibahas.
b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.
c. Menyusun runtutan ayat yang sesuai dengan masa turunnya,
disertai pengetahuan tentang asbab al-nuzul-nya.
d. Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam suratnya masing-
masing.
e. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna (outline).
f. Melengkapi pembahasan dengan hadits-hadits yang relevan dengan
pokok pembahasan.
g. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan
menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang sama,
atau mengkompromikan antara ayat yang 'am (umum) dan yang
khash (khusus), mutlak dan muqayyad (terkait), atau yang pada
lahirnya bertentangan, sehingga kesemuanya bertemu tanpa
perbedaan atau pemaksaan.
h. menyusun kesimpulan yang menggambarkan jawaban al-Quran
terhadap masalah yang dibahas.
10Quraish Shihab, Membumikan al-Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1994), hlm.114-115. lihat juga dalam Abd Muin Salim,
Metodelogi Ilmu Tafsir, (Yogyakarta,:Teras,2005), hlm. 47-48
11
4. Metode penulisan
Secara teknis penulisan ini berpedoman pada buku ”pedoman
penulisan skripsi, tesis dan desertasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011”.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri atas lima bab dengan asumsi dasar yang masing-masing
memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika
pembahasanini sebagai berikut:
Bab pertama, sebagaimana lazimnya dimulai dengan pendahuluan yang
merupakan suatu pengantar kepada masalah yang memuat: latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, manfaat
penelitian, tujuan penelitian, kaijan pustaka, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab kedua, penulis menjelaskan tentang definisi berkah, kosa kata berkah
dalam Al-Qur’an, kunci keberkahan dan faktor yang menghalangi keberkahan,
Bab ketiga, objek berkah dalam ayat-ayat al-Qur’an, ada enam bagian
tentang berkah dalam al-Qur’an yang penulis kaji dalam skripsi ini. yang
pertama, keberkahan pada al-Qur’an, yang kedua, keberkahan pada malam
turunnya al-Qur’an, yang ketiga, keberkahan pada masyarakat yang beriman
dan bertakwa, yang keempat, keberkahan pada air, yang kelima, keberkahan
pada pohon zaitun, dan yang keenam, keberkahan pada tempat atau negeri.
12
Bab keempat, merupakan bab terakhir yang memuat tentang kesimpulan
dari hasil penelitian dan saran-saran dari penulisan seta daftar pustaka.
12
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG BERKAH
A. Pengertian Berkah
Kata barakah menurut bahasa bermakna an-namāu wa ziyadātu
yang berarti penambahan, as-sa‟adātu yang berarti kebahagian,
an-ni‟mah yang berarti tumbuh1.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia berkah adalah karunia Tuhan yang
membawa kebaikan dalam hidup manusia, keberkahan yaitu keberuntungan,
kebahagiaan.2
Menurut Dr. Nashir bin Abdurrahman bin Muhammad al-Judai makna
berkah terangkum dalam beberapa makna yaitu3:
a. Tetap dan langgeng
Menurut ar-Raghib al-Isfahani berkah adalah tetapnya kebaikan Ilahi
pada sesuatu. Allah berfirman yang artinya:
“Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi” (Q.S al-A‟raf/7:96)
1Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, Pustaka Progresip, Surabaya, 1997,
h. 78.
2Dep pendidikan Nasional, Kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
pustaka,2003,h. 141
3 Islah Al-Medany, keluarga cabe menikah bukan hanya cari istri tetapi juga cari
berkah, Jurnal harian Waspada, jum‟at,29 Agustus,2004.
13
Dinamakan demikian, karena meletaknya kebaikan di dalamnya
layaknya air yang selalu di dalam sumur. Adapun sesuatu yang diberkahi
adalah sesuatu yang di dalam-nya terdapat kebaikan.
b. Banyak dan bertambah
Berkah artinya, memiliki banyak kebaikan dan bersifat terus menerus.
Seperti air di dalam kolam, ada dua hal di dalamnya yang pertama, jumlah
air yang banyak dan yang kedua, sifatnya yang terus mengalir4.
Adapun secara istilah berkah adalah sebagai suatu kebaikan ilahi yang
secara terus menerus dalam suatu perkara, sebagaimana yang diungkapkan ar-
Raghib al-Isfahani,
“berkah adalah tetapnya kebaikan ilahi dalam suatu perkara.5”
Menurut ath-Thabathabai, berkah adalah:
“berkah adalah kebaikan yang bersumber dari Allah dan tidak bisa
terhitung (dalam semua kehidupan, baik bersifat materi maupun non
materi).6”
Jadi, berkah adalah kebaikan yang nikmat dan selalu bertambah, dengan
diiringi tetap atau langgengnya kebaikan tersebut baik pada harta, anak, ilmu,
waktu, maupun yang lain. Semisalnya jika guru mendoakan muridnya agar
4Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Al-Qaulul Mufid Ala Kitab at-tauhid, Daarul
Ashimah, hal. 1:191
5ar-Raghib al-Isfahani, Mufradat al-faz al-Qur‟an, (Jeddah, Darul Basyir, 1997) hal 119.
6M. Quraish Shihab, Ensiklodia al-Qur‟an kajian kosa kata, Lentera Hati, Jilid 1, Jakarta,
2007, hal 132
14
diberkahi umurnya, artinya Allah memberikan kebaikan kepada umurnya,
sehingga umurnya dipenuhi dengan amalan yang baik. Seseorang yang
umurnya diberkahi tidaklah bertambah usianya melainkan bertambah
kebaikannya.
B. Kosa Kata Berkah Dalam Al-Qur’an
Kata barakat adalah bentuk jamak dari kata barakah, masdar dari kata
bāraka – yabriku – barkan – barakatan. Di sebutkan dalam al-Qur‟an kata
barakat dan kata yang seakar dengannya terulang sebanyak 31 kali dan terbagi
ke 9 (sembilan) bagian yaitu7:
1. bāraka ( )
Dalam kamus Munawwir bāraka artinya diberkahi dan memperoleh
kenikmatan atau kebahagiaan8, kata bāraka terdapat dalam al-Qur‟an surah
al-Fusilat/41 :10,
“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di
atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu
sebagai jawaban bagi orang-orang yang bertanya.”( Q.S al-Fusilat/41:10)
Dalam tafsir Kemenag, makna kata bāraka dalam ayat ini yaitu
keindahan. Artinya Allah menciptakan bumi ini sebagai tempat bagi
manusia penuh keindahan dilengkapi dengan segala macam kebutuhan yang
diperlukan manusia untuk kelangsungan hidupnya, dan keperluan makhluk-
7Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mujam al-Mufahras lilfazil Quranil karim, Mesir: Darul
Kutub, 1364 H/ 1945 H, h. 118.
8Ahmad Warson Munawir, kamus munawir, h. 78.
15
makhluk lain. seperti udara yang dihisap setiap saat, makanan-makanan
yang diperlukan, tempat yang nyaman, lautan yang luas dan banyak lagi
nikmat yang lain, yang disediakan-Nya dan tidak terhitung jumlahnya9.
Menurut Ibnu Katsir kata bāraka bermanfaat bagi manusia. Dalam
tafsirnya ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah memberikan kenikmatan
kepada hamba-Nya dengan menciptakan bumi dan isinya. Seperti, gunung-
gunung yang kokoh, air, negeri (tanah), menciptakan langit, bintang-
bintang, matahari, bulan, para malaikat dan menciptakan awal waktu, semua
itu adalah untuk dimanfaatkan oleh manusia karena Dia telah menentukan
apa-apa yang dibutuhkan oleh penghuninya.10
Dari penjelasan diatas tentang makna kata bāraka dapat disimpulkan
yaitu suatu yang bermanfaat bagi manusia, untuk kebutuhan kelangsungan
hidupnya di bumi.
2. Būrika ( )
Kata būrika adalah bentuk pasif dari kata bāraka yang terambil dari
kata barakah, yakni kebajikan yang melimpah.11 Kata būrika terdapat dalam
al- Qur‟an Surah an-Naml/27: 8.
9Kemenag RI, Al-Qur‟an dan Tafirnya (Edisi yang Disempurnakan), Sinergi Pustaka
Indonesia, 2012, Jilid8, h. 596. 10
Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaq al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, Jilid 9, (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i), 2005, h. 197-200.
11
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Jilid10, h.184.
16
“Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia: "Bahwa
telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu, dan orang-
orang yang berada di sekitarnya. Dan Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam."( Q.S an-Naml/27: 8)
Menurut Ibnu Katsir memaknai kata būrika yaitu tumbuh sangat
besar. Dalam tafsirnya dijelaskan, ketika nabi Musa tiba di tempat api itu,
diserulah dia: bahwa telah diberkahi orang-orang yang ada di dekat api itu,
dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Sehingga Musa melihat air itu
menular kepohon yang hijau, namun nyalanya semakin membaik dan pohon
pun semakin menghijau dan rimbun, kemudian Musa menengadahkan
kepalanya, ternyata cahaya api itu sempai ke langit.12
Menurut Quraish Shihab kata būrika adalah kebajikan yang
melimpah. Artinya telah dilimpahkan oleh Allah aneka kebajikan bagi siapa
yang ada ditempat itu. Dalam tafsirnya dijelaskan, yakni setelah berpesan
kepada istri nabi Musa, menuju ketempat di mana dia melihat api yakni dari
arah pinggir lembah yang berkah, di mana terdapat sebatang pohon kayu di
serulah dia oleh Allah dengan firma-Nya: bahwa telah di berkahi siapa yang
berada di dekat mencari api ini, dan siapa saja yang berada di sekitarnya
yakni para malaikat atau makhluk yang patuh kepada Allah. Maka
bergembiralah Musa dengan anugerah Allah dan maha suci Allah yakni
sucikanlah Allah yang maha suci, tuhan semesta alam.13
12
Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaq al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, Jilid 2, h. 433
13
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid10,h. 183-184
17
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata būrika yaitu,
kebajikan yang melimpah. artinya Allah telah melimpahkan kebajikan bagi
orang-orang yang ada di dekat api itu, dan yang berada disekitarnya.
3. Tabāraka ( )
Akar kata lain dari bāraka yakni, tabāraka. menurut Ibnu Faris, pujian
dan keagungan atau maha banyak kebajikan yang dianugrahkan-Nya. Jadi,
tabāraka adalah kebaikan yang dianugrahkan oleh Allah kepada manusia.
Dari sini Kata tabāraka yang ditunjukan kepada Allah, sumber pemberi
berkah14
. Kata tabāraka terdapat dalam al-Qur‟an surah al-A‟raf/7: 54, al-
Mu‟minuun/23:14, al-Furqan/25:1,10,61, al-Mu‟min/40:64, al-Zukhruf/43:
85, al-Rahman/55: 7, al-Mulk/67: 1.
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu”(Q.S al-Mulk/67:1)
Dalam Tafsir al-Misbah kata tabāraka terambil dari kata bāraka yang
berarti mantap, langgeng, itu juga berarti kebajikan yang banyak dan
berkesinambung, dari kata tersebut lahir kata bārakah, sementara ulama
mengartikannya kata maha suci, ini menjadikan serupa dengan kata
subhana. Menurut Quraish Shihab, yang dikutip dari pandangan al-Biqa‟I,
yakni menggabung kedua makna diatas, menjadikan kata tersebut dalam arti
maha besar, maha suci, maha tinggi, maha agung, mantap dengan
14 M. Quraish Shihab, Ensiklodia Al-Qur‟an kajian kosa kata, Jilid 1, h. 131-132.
18
kemantapan yang tidak ada samanya disertai dengan kebajikan, keberkahan
serta kelangsungan limpahan karunia-Nya.15
Dalam tafsir Kemenag, ayat ini menjelaskan bahwa Allah adalah
penguasa semua kerajaan dunia dan kerajaan akhirat. Hal ini berarti Dialah
yang menciptakan seluruh alam ini beserta segala yang terdapat di
dalamnya, Dia pula yang mengembangkan, menjaga kelangsungan
wujudnya, mengatur mengurus, menguasai, dan menentukan segala sesuatu
yang ada di dalamnya, sesuai yang dikehendaki-Nya.16
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata tabāraka yaitu
pujian dan keagungan atau maha banyak kebajikan yang dianugrahkan-Nya.
Kata tabāraka di sini, di tunjukan kepada Allah, sumber pemberi berkah.
Jadi, tabāraka adalah kebaikan yang dianugrahkan oleh Allah kepada
manusia.
4. Barakātin ( )
Kata barakātin bermakna kenikmatan yang tetap. Seperti air dalam
kolam yang selalu ngalir dan tetap.17
Kata barakātin terdapat dalam al-
Qur‟an surah a l-A'raf/7: 96, dan Hud/11: 48.
15 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid14, hal. 342
16
Kemenag RI, Al-Qur‟an dan Tafirnya (Edisi yang Disempurnakan), Jilid 10, h. 222. 17
Muhamad bin ali bin muhamad sawkani, fathul Qodir, Beirut: Darul-Fikr, 1415 H/1995
M, Juz 2, h.700.
19
"Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan
dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang
yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan
pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa
azab yang pedih dari Kami". (QS. Hud: 48).
Dalam tafsir Kemenag, kata barakātin terambil dari kata bārk yaitu
tetap atau kukuhnya sesuatu di suatu tempat, Barakah yang jamaknya
barakātin berarti kukuhnya nikmat Ilahi pada sesuatu. Dalam ayat ini Allah
memerintahkan nabi Nuh beserta pengikutnya yang di bawa dalam kapal
untuk turun dari kapal guna memulai kehidupan yang baru.18
Menurut imam
al-Alusi makna wa barakātin „alaika adalah berkah dari Allah yang
merupakan kabar gembira atas terkabul doa nabi Nuh untuk meyelamatkan-
nya beserta pengikutnya dari bencana badai dan air bah.19
Dalam tafsir Ibnu Katsir di jelaskan, tentang apa yang di katakan Nuh
as ketika perahunya berlabuh di gunung Judiy, Allah mengucapkan selamat
kepada nabi Nuh dan orang-orang yang bersamanya yang mukmin dan
setiap orang-orang mukmin dari keturunanya sampai hari kiamat. Seperti
apa yang dikatakan Muhammad bin Ka‟ab berkata: keselamatan ini meliputi
setiap orang mukmin laki-laki dan perempuan sampai hari kiamat. Berkata
Muhammad bin Ishaq ketika Allah ingin menghentikan angin taufan, Allah
mengirim angin di muka bumi, maka menetaplah air dan tertutuplah mata
air bumi tersebut dan memenuhi bumi dengan air dan pintu-pintu langit.
Allah memberikan keberkahan kepada mereka yaitu dengan menyelamatkan
18Kemenag RI, Al-Qur‟an dan Tafirnya (Edisi yang Disempurnakan), Jilid 4, h. 425
19Abu al Sana Syihabuddin al Sayyid Mahmud Al Alusi, Ruh al Ma‟ani Fi Tafsir al
Qur‟an al Azim wa al Sab‟ al Masani,(Beirut: Dar al Kutub al „Ilmiyah, 1994),,Juz.12, h. 75.
20
mereka dari azab yang menimpa kaumnya dan Dia memberikan kenikmatan
berupa kesenangan kepada mereka dalam kehidupannya.20
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata barakātin
adalah kenikmatan dan kebaikan yang tetap dan kukuh. Makna dalam ayat
ini yaitu, Allah memberikan keselamatan kepada nabi Nuh beserta
pengikutnya berupa kenikmatan dan kesenangan dalam kehidupannya.
5. Mubārak ( )
Mubārak artinya mantapnya kebaikan sesuatu, tumbuh dan
berkembang, birkah adalah kolam karena air yang ada di dalamnya menetap
dan mantap. Kitab yang mubārak adalah kitab yang di dalamnya penuh
dengan kebaikan dengan mantap, kebaikan itu terus menerus tumbuh dan
berkembang dimana nilai itu hinggap.21
Kata mubārak terdapat dalam al-
Qur‟an surah Al-An‟am/6: 92, 155, al-Anbiyaa/21:50, Shaad/38: 29
“Dan ini (Al-Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang
diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan
agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah)
dan orang-orang yang di luar lingkungannya.Orang-orang yang beriman
kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Quran) dan
mereka selalu memelihara sembahyangnya”.(QS. al-An‟am: 92)
Menurut Quraish Shihab kata mubārak akar katanya barakah yang
berarti sesuatu yang mantap juga berarti kebajikan yang melimpah dan
20Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaq al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, Jilid 12, h. 74.
21
Kemenag RI, Al-Qur‟an dan Tafirnya (Edisi yang Disempurnakan), Jilid 3, h 177.
21
beraneka ragam serta bersinambung. kolam dinamai birkah karena air yang
di tampung dalam kolam itu menetap mantap didalamnya tidak tercecer di
dalamnya. Keberkahan ilahi datang dari arah yang sering kali tidak diduga
atau dirasakan secara material dan tidak pula dibatasi atau diukur. Dari sini
segala penambahan yang tidak terukur oleh indrawi dinamai barakah. Dalam
tafsir al-Misbah al-Qur‟an adalah kitab yang telah kami turunkan dengan
menugaskan malaikat Jibril membacakannya kepada nabi Muhammad.
Diberkahi yakni mantap keberadaannya lagi mengandung tuntunan guna
meraih kebajikan yang melimpah, membenarka kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya seperti Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa dan Injil
kepada nabi Isa dan agar nabi Muhammad memberi peringatan dan ancaman
dengan menyampaikan tuntunan kitab ini kepada penduduk makkah dan
siapa yang berada disekelilingnya yang tidak mempercayainya. Adapun
orang-orang yang beriman yakni memiliki kecenderungan untuk percaya
tentang adanya kehidupan akhirat tentu akan beriman kepadanya yakni
kepada tuntunan al- Qur‟an dan mereka selalu memelihara shalat.
Menurut Ibnu Katsir kata mubārak ditunjukan ke Makkah yakni
Makkah yang penuh kebarakahan. Dalam tafsirnya di jelaskan al-Quran
adalah kitab yang telah Kami turunkan di Makkah dari kehidupan orang
Arab, dan dari semua golongan bani Adam baik orang Arab maupun bukan
orang Arab, atau semua orang yang beriman pada Allah dan hari akhir juga
beriman pada kitab al-mubārak yang di turunkan Allah kepada nabi
Muhammad yaitu al-Quran, juga mereka yang menunaikan shalat
22
sebagimana diwajibkan Allah pada mereka dalam melakukan shalat-shalat
pada waktu-waktunya.22
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata mubārak yaitu,
sesuatu kebajikan yang mantap, melimpah, beraneka ragam serta
bersinambung. Seumpamanya, kolam dinamai birkah ada dua hal dalamnya
yaitu air yang di tampung dalam kolam itu, serta sifatnya yang menetap
tidak terceceran di dalamnya. Jadi, seseorang yang mendapatkan
keberkahaan akan selalu bertambah dan melimpah kebajikannya.
6. Mubārakah ( )
Kata mubārakah berarti keberkahan yang banyak, dan toyib (baik).23
kata mubārakah terdapat dalam al-Qur‟an surah an-Nur/24: 35, 61, al-
Qashash/28: 30, ad-Dukhaan/44: 3.
“Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang
pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri,
makan (bersama-sama mereka) di rumah kamu sendiri atau di rumah
bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang
laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, di rumah saudara
22
Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaq al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, Jilid 2, h. 213.
23
Muhamad bin ali bin muhamad sawkani, fathul Qodir, Jilid 4, h. 73.
23
bapakmu yang laki-laki di rumah saudara bapakmu yang perempuan, di
rumah saudara ibumu yang laki-laki di rumah saudara ibumu yang
perempuan, di rumah yang kamu miliki kuncinya atau di rumah kawan-
kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka
atau sendirian. Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-
rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang
berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari
sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan
ayat-ayat (Nya) bagimu, agar kamu memahaminya”.(QS. An Nuur/24:61)
Menurut Mustafa al-Maragi kata mubārakah artinya penambahan
kebaikan dan banyak pahala, serta menyenangkan hati orang yang
mendengar. Dalam tafsirnya ayat ini di turunkan berkaitan dengan Ibnu
Ummi Maktum yang di bebaskan dari kewajiban perang, karena dia seorang
yang buta. Jadi, ayat ini menjelskan orang buta, orang sakit, tidak berdosa
untuk tidak turut berjihad, hal ini mengandung impilkasi, mereka di
bolehkan untuk tetap tinggal di rumah tanpa meminta dan mendapat izin
dari rasulullah. Sebagaimana halnya orang-orang yang di sebutkan di dalam
ayat ini tidak berdosa untuk makan di rumah-rumah. ayat ini juga berkaitan
dengan Haris bin Amr yang berperang bersama rasulullah, sedangkan dia
menyuruh Malik bin Yazid untuk menjaga keluarganya. Setelah pulang, dia
mendapatkan Malik sangat lelah, Haris menayakan keadaannya, dan ia
menjawab, saya berdosa untuk memakan-makanan anda tanpa seizin anda.24
Dalam tafsir Ibnu Katsir di jelaskan tidak ada halangan bagimu makan
bersama kerabat, atau sendirian karena kaum muslimin suka merasa sunkan
jika makan sendirian, sebelum ada orang yang menyertainya; lalu Allah
membolehkan mereka makan sendirian, Allah berfirman: tidak ada halangan
24Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, Toha Putra , Semarang, 1993, h.373.
24
bagimu makan bersama mereka atau sendirian. Inilah kemurahan dari Allah
bahwa seseorang boleh makan bersama-sama atau sendirian, walaupun
makan bersama itu lebih berkah.25
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata mubārakah
yaitu bertambahnya kebajikan dan berlimpahnya pahala.
7. Bāraknā ( )
Kata bāraknā adalah kesuburan dan kebaikan yang banyak. Kata
bāraknā terdapat dalam al-Qur‟an surah al-A‟raf/7:137, al-Isra`a/17:1, al-
Anbiya/21:71,81, Saba/34:18
“Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-
negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri
berkah padanya.Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik
(sebagai janji) untuk Bani Israel disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami
hancurkan apa yang telah dibuat Firaun dan kaumnya dan apa yang telah
dibangun mereka”. (Q.S al-A‟raf/7:137)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah menepati janji dengan
memberikan kenikmatan yang paling besar kepada kaum Bani Israil, yang
sebelumnya di tindas dan di perbudak oleh firaun dan pengikutnya. Nikmat
tersebut adalah mewarisi kawasan barat dan timur yang subur dan di berkahi
Allah. Kenikmatan ini merupakan imbalan dari kesabaran mereka, yang
25
Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaqal-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, Jilid 6, h. 87.
25
sudah beriman kepada Allah serta mengikuti ajaran nabi Musa dan tabah
dalam menghadapi kesengsaraan dan penderitaan yang mereka alami.26
Dalam tafsir ibnu Katsir di jelaskan Allah telah menyempurnakan
janji-Nya kepada Bani Israil di sebabkan kesabaran mereka, Allah telah
hancurkan apa yang telah di buat Fir‟aun dan kaumnya yang telah menindas
dengan membunuh anak-anak lelaki sedang anak perempuan di biarkan
hidup, di suruh membayar upeti dan kerja paksa. Kami berikan kepada
mereka tanah yang Kami berkahi dengan kesuburan dan kekayaan yang
banyak, ketimur sampai batas-batas Syam, dan kebarat sampai batas-batas
Mesir, sebagai realisasi yang telah Kami janjikan.27
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata bāraknā yaitu
kesuburan dan kenikmatan yang banyak. kata bāraknā dalam ayat ini untuk
negeri Syam. Allah memberikan kenikmatan kepada kaum Bani Israil
dengan mewarisi kawasan barat dan timur yang sangat subur.
8. mubāraka ( )
Kata mubāraka terambil dari kata al-barakah yang berarti kebaikan
yang melimpah dan beraneka ragam.28
kata mubāraka terdapat dalam al-
Qur‟an surah ali`Imran/3:96, Maryam/19:31, al-Mu‟minuun/23:29,
Qaaf/50:9.
26Kemenag RI, Al-Qur‟an dan Tafirnya (Edisi yang Disempurnakan), Jilid 3, h. 460.
27Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaqal-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, Jilid 3, h. 446.
28Kemenag RI, Tafsir al-Qur‟an Tematik Pembangunan Ekonomi Umat, h.154.
26
Dan berdoalah: "Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang
diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat."(Q.Sal-
Mu‟minuun/23:29)
Menurut Qurais Shihab kata mubāraka dapat di artikan keberkahan
yang penuh kebaikan dan kedamaian. Dalam tafsir al-Misbah ayat ini
menjelaskan tentang peristiwa umat nabi Nuh hanya menyatakan mereka
tenggelam tanpa merinci keadaan mereka. Hal ini untuk mengisyaratkan
mereka bener-bener telah hilang. Hal tersebut menunjukan betapa murkanya
Allah terhadap mereka dan betapa hina mereka di sisi-Nya.29
Allah
memberikan azab kepada kaum nabi Nuh dengan topan yang sangat besar
karena mendustakan rasul-Nya, dengan mengingkari keesaan Allah.
Demikian itu adalah suatu pelajaran bagi semua manusia yang akan datang
agar mengambil pelajaran dari kejadain tesebut.30
Menurut Ibnu katsir ayat ini adalah doa nabi Nuh dan orang-orang
mukmin ketika turun dari kapal setelah topan berakhir. Ya Allah, turunkan-
lah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baiknya
yang memberi tempat.31
Nabi Nuh berdoa agar di berikan tempat yang
penuh dengan kedamaian dan kebaikan untuk umatnya serta mempunyai
rasa aman di tempat itu, karena hanya Engkaulah yang dapat memberi
29M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Volume 9,h. 186.
30
Kemenag RI, Al-Qur‟an dan Tafirnya (Edisi yang Disempurnakan), Jilid 6, h. 491. 31
Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaqal-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, 2, h. 298
27
tempat yang sebaik-baiknya, yang mengetahui tempat-tempat yang cocok
lagi selaras bagi kami.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata mubāraka yaitu
suatu yang penuh kebajikan dan kedamaian. Semisalnya Allah memberikan
keberkahan kepada nabi Nuh dan umatnya, berupa tempat dengan penuh
kedamaian dan kebaikan serta mempunyai rasa aman di tempat itu.
9. barakātuh ( )
Menurut Imam Ibnu Qayim lafaz barakātuh berbentuk jamak (plural)
sedangkan lafaz salam (keselamatan) dan rahmat berbentuk mufrad
(tunggal) dalam ucapan salam. Beliau mengatakan lafaz barakātuh adalah
banyaknya kebaikan dan sifatnya yang berkesinambungan, dalam artian satu
kebaikan akan di barengi oleh kabaikan lainnya. Sehingga kebaikan tersebut
bersifat terus menerus dan berkesinambungan, maka penggunaan bentuk
jamak bagi lafaz barakātuh itu lebih tepat. Sebagaimana dalam al-Qur‟an
disebutkan surah Hud/11:73 yang redaksinya رحمة الله وبركاته Allah
menyebut lafaz rahmah (rahmat) dalam bentuk tunggal dan lafaz barakātuh
dalam bentuk jamak.
“Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang
ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya,
dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji
lagi Maha Pemurah."( Q.S. Hud/11:73)
28
Menurut Ibnu Katsir kata barakātuh yakni segala pujian atau kebaikan
pada semua pekerjaan dan perkataan-Nya, terpuji dan termulia pada sifat-
Nya dan Dzat-Nya. Dalam tasirnya dijelaskan: Malaikat berkata kepada
mereka Janganlah heran terhadap urusan Allah, meskipun kamu sudah tua
dan mandul, juga suamimu sudah tua renta, sesungguhnya itu semua adalah
Maha Kuasa Allah atas segala sesuatu yang Dia kehendaki. Allah yang
terpuji dalam semua pekerjaanya dan perkataanya.32
Dalam tasir al-Misbah ayat ini menjelaskan tentang mendengar
ucapan istri nabi Ibrahim; para malaikat menyanggah keheranannya yakni
berkata: apakah engkau wahai Sarah istri Ibrahim, merasa heran tentang
ketetapan Allah yang maha kuasa dan memiliki segala sifat kesempurnaan.
Hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil bagi Allah dan tidak wajar
engkau merasa heran, bukankah selama ini tidak sedikit bukti-bukti
kekuasaa-Nya yang engkau sekeluarga lihat dan alami sendiri. Anak dan
cucu yang akan engkau peroleh itu adalah bagian rahmat Allah yang maha
agung dan keberkahan-keberkahan-Nya yakni kebajikan yang terus menerus
tumbuh berkembang yang di curahkan atas nama kamu, hai Ahlu al-Bait.
Dalam segala perbuatan-Nya lagi maha pemurah.33
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan makna kata barakātuh
yaitu satu kebaikan akan di barengi oleh kabaikan lainnya. Seperti Allah
32
Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaqal-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, Jilid 4, h. 593-594.
33 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Volume 5,h. 303.
29
memberikan keberkahan kepada Sarah istri nabi Ibrahim berupa keturunan
yang terus menerus tumbuh berkembang.
C. Kunci Keberkahan
Keberkahan dari Allah merupakan suatu yang sangat penting bagi orang
muslim, untuk itu ada kunci yang perlu orang-orang miliki dan usahakan unutk
meraih keberkahan, yaitu:
A. Beriman Dan Bertakwa
Orang muslim yang beriman dan bertakwa akan di limpahkan aneka
kebajikan oleh Allah baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana Allah
Swt berfirman dalam Al-Qur‟an:
“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat;
sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada Engkau. Allah berfirman:
"Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-
Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk
orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang
beriman kepada ayat-ayat Kami".(Q.S al-A‟raaf 7/ 156 )
Dalam tafsir Kemenag dijelaskan bahwa rahmat Allah lebih cepat
datangnya kepada hamba- hamba-Nya dari pada amarah-Ku, dan azab-Ku
khusus Aku limpahkan kepada hamba-hamba-Ku hendaki, yaitu orang yang
melaksanakan larangan Allah dan menjauhi perintah-Nya. Orang beriman
dan bertakwa yakni yang membenarkan ayat-ayat Allah, mengakui keesaan-
30
Nya dan kebenaran rasul-rasul-Nya, maka akan-Aku limpahkan rahmat-Nya
yang istimewa serta abadi.34
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa dengan beriman dan
bertakwa kepada Allah akan membukakan pintu rezeki artinya iman dan
takwa adalah dasar utama untuk menyingkirkan penghalang yang mencegah
akan masuk, jika Allah turun tangan menyingkirkan penghalang, maka pintu
akan terbuka sangat lebar dan ini mengantar masuknya segala macam
kebaikan melalui pintu ini. fikiranya akan terbuka, ilhampun akan datang.
B. Berpedoman Pada Al-Qur‟an
Al-Qur‟an adalah sumber keberkahan, apabila seseorang menjalankan
nilai-nilai dan perintah yang terkandung didalam al-Qur‟an, maka Allah
akan memberikan keberkahan-Nya. Sebagaimana Allah Swt berfirman
dalam al-Qur‟an :
“Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati,
maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat”, (Q.S al-
An‟am/6:155)
Ayat diatas menjelaskan kedudukan al-Qur‟an yang mencakup segala
macam petunjuk yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di muka bumi
ini untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberkahan. Seperti kitab Taurat
yang diturunkan kepada nabi Musa, yang berisi sebagai petunjuk yang
hanya dibutuhkan oleh kaum bani Israil untuk mendapatkan kebahagiaan.
34 Kemenag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang di Sempurnakan),Jilid 3, h. 496
31
Sedangkan al-Qur‟an yang diturunkan kepada nabi Muhammad, yang berisi
lebih banyak petunjuk dan lebih luas jangkaunnya dari kitab Taurat.
Dalam tafsir Kemenag bahwa al-Qur‟an mempunyai sifat dan
kedudukan yang mencakup segala macam petunjuk dan hukum syariat yang
dibutuhkan oleh seluruh manusia dengan kitab sebelumnya, untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Seperti Kitab Taurat yang diturunkan
kepada nabi Musa penuh berisi ajaran-ajaran syariat dan petunjuk-petunjuk
yang hanya dibutuhkan oleh Bani Israil untuk mencapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat, sedangkan al-Qur‟an yang diturunkan kepada nabi
Muhammad, berisi lebih banyak petunjuk dan lebih luas jangkaunya dari
kitab sebelumnya seperti Taurat. Oleh karena itu, ikutilah petunjuk dan
laksanakan semua perintah dan larangan yang ada di dalam al-Qur‟an, maka
akan mendapatkan rahmat, dan petunjuk di dunia dan di akhirat.35
Dalam tafsir ibnu Katsir menjelaskan di dalam al-Qur‟an terdapat
ajakan untuk mengikuti al-Qur‟an dan Allah mencitai hamba-Nya, didalam
kitab-Nya memerintahkan hambanya untuk merenungi, dan mengamalkan
perintah yang terdapat di dalamnya dan mengajak hamba-Nya. Kitab
tersebut mempunyai keberkahan bagi yang mempelajarinya,
mengamalkannya dan mengikutinya. Maka Allah akan melimpahkan rahmat
dan keberkahan kepada hamba-Nya di dunia dan di akhirat, karena al-
35Kemenag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang di Sempurnakan),Jilid 3, h. 276.
32
Qur‟an adalah salah satu tali yang kuat untuk menghubungkan antara
manusia dengan Allah.36
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa di dalam al-Qur‟an
terdapat keberkahan dan petunjuk, bagi orang-orang yang mempelajarinya,
mengamalkannya dan mengikutinya.
D. Faktor-Faktor Yang Menghalangi Keberkahan
Allah Swt sebagai sumber keberkahan dan kebajikan, karena semua jenis
keberkahan dan kebajikan yang terdapat pada makhluk adalah berasal dari Allah.
Ia yang maha berkhendak untuk memberikan berkah dan kebaikan kepada siapa
pun yang Dia pilih, atau menghapus dan mencabut keberkahan tersebut. Dalam
buku 15 sebab di cabutnya berkah karya Abul Hamdi, dari buku tersebut penulis
mengkaji 8 poin yang mewakili tentang manusia tidak akan mendapat keberkahan
atau akan terhalangi keberkahanya apabila mengerjakan perbuatan, dintaranya
sebagai berikiut:37
1. Tidak Bertakwa
Kebaikan dan keberkahan terletak pada kertakwaan seseorang karena
dengan beretakwa kita akan selamat dari berbagai persoalaan dan
menjadikan mudah untuk menghadapinya, sebagaimana Allah berfirman
dalam al-Qur‟an:
36
Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaq al-Sheikh, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid
8, H 165.
37
Abul Hamdi, 15 Sebab di Cabutnya Berkah, Gema Insani, Depok, 2005.
33
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan ke luar (Q.S Ath-Thalaaq/65:2)
Ayat di atas menjelaskan bahwasannya orang yang bertakwa yakni
orang yang takut kepada Allah dan melaksanakan semua perintah-Nya, pasti
Dia akan membalasnya dengan berbagai aneka kebaikan kepada mereka,
dari arah mana saja yang tidak di duga, baik berupa rezeki, maupun dengan
mencukupkan segala kebutuhannya dan memudahkan dari setiap kesusahan
dalam baik di dunia dan di akhirat.38
Sebagaimana Allah berfirman dalam
al-Qur‟an:
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”. Q.S th-Thalaaq/65:2)
Jadi, dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
kertakwaan adalah landasan utama untuk mendapatkan keberkahan dan
kebaikan serta menyelamatkan dari setiap kesusahaan. sehingga, mereka
bisa dengan tepat membedakan hal-hal yang dapat membawa keselamatan
dan hal-hal yang membahayakan. Oleh karena itu, mereka tidak akan
kebingungan dan tersesat.
2. Tidak ikhlas dalam bekerja
Allah tidak akan memberkahi suatu pekerjaan yang tidak diiringi
dengan keikhlasan. Sehingga mengurangi nilai hasil kenikmatan dalam
pekerjaanya. Allah akan memberkahi pekerjaan seseorang jika seseorang itu
38Kemenag RI, al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi Penyempurnaan), Jilid 10, h.180.
34
melakukan dengan ikhlas dan semata-mata mencari keridhaan Allah.
Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur‟an:
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur'an)
dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya”.( Q.S az Zumar/39:2)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada hamba-Nya
agar menyembah Allah dengan ikhlas dan memurnikan ketaatan kepada-
Nya, tanpa ada kesyirikan riya atau pamrih. Dengan ikhlas akan
membawakan seseorang kepada kejayaan, kebajikan dan keberkahan.39
Orang yang melaksanakan ibadah tidak dinaungi dengan keikhlasan
dan diiringi dengan hawa nafsu, maka akan berakibat baik dengan
meninggalkan kewajibannya. Seperti seseorang yang melaksanakan shalat
tidak diniatkan semata-mata karena Allah berarti dia telah menyalahi
perintah-Nya, dengan demikian shalatnya tidak sah dan telah merusak amal
perbuatannya karena timbangan kebaikan dan keburukannya didalam
jiwanya bergoyang bersama hawa nafsu, dan tidak berpedoman kepada
Rabaniyyah.40
Jadi, dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa asalnya suatu
pekerjaan adalah ikhlas. Jika tidak ada keikhlasaan, maka suatu pekerjaan
tidak akan dianggap keberadaannya. Artinya akan mengurangi kebaikan dan
keberkahan.
39 Kemenag RI, al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi Penyempurnaan), Jilid 8, h. 407.
40
Sayyid Quthub, Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, Jilid 1, Terjemahan, As‟ad Yasin dkk, Gema
Insani Press, 2000, h.53.
35
3. Memakan harta yang haram
Allah memerintahkan semua hamba-hambanya untuk memakan yang
datang dari sumber yang halal, dan baik, dan melarang memakan-makanan
yang haram karena makanan yang haram merupakan makanan yang tidak
baik sehingga tidak ada nilai kebaikan dan keberkahaan di dalamnya.
Sebagai mana dalam al-Qur‟an Allah berfirman:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan;
karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (Q.S al-
Baqarah: 168)
Allah membolehkan manusia untuk menikmati yang baik-baik dari
rezekinya dan tidak dituntut apa pun kecuali berpegang teguh pada aturan
yang Allah halalkan, dan menjauhi segala larangan Allah. Allah tidak
menghalalkan kepada manusia kecuali setiap yang baik dan tidak
mengharamkan kecuali setiap yang kotor.41
Mengkonsumsi makanan-makanan yang halal tidak mengenyangkan
saja. Akan tetapi, bisa meguatkan dan menyehatkan daya tubuh. Sehingga,
bisa melaksanakan ibadah dengan baik. Namun sebaliknya, orang yang
mencari rezeki dengan cara yang haram sampai memakannya, maka akan
terhalangi kebajikannya baginya.42
Jadi, dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Allah tidak akan
memberkahi harta yang datang dari sumber yang haram, karena melakukaan
41
Kemenag RI, TafsirTematik Pembangunan EkonomiUmat, SinergiPustaka Indonesia,
Jakarta, 2012, h.41 42
Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaqal-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, Jilid 1, h. 319.
36
perbuataan yang haram akan mendapatkaan siksaan dari Allah. Harta yang
datang dari sumber yang haram adalah harta yang tidak baik dan semua
harta seperti ini tidak memiliki kebaikan dan keberkahan.
4. Tidak mau menginfakan hartanya
Allah tidak akan memberkahi orang yang mempunyai sifat kikir,
karena perbuatannya yaitu perbuatan setan, dan sama saja tidak meyukuri
nikmat Allah serta tidak mempercayai balasan Allah. Sebagaimana dalam
al-Qur‟an Allah berfirman:
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan
untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (al-Baqarah/1:268)
Ayat ini menjelaskan untuk orang muslim agar menginfakan sebagian
hartanya. Setan selalu menakuti-nakuti orang yang berinfak dan membujuk
mereka agar bersifat bakhil dan kikir, setan akan mempengaruhi orang-
orang bahwa berinfak atau bersdekah akan menghabiskan harta benda dan
akan menyebabkan mereka menjadi miskin dan sengsara. Oleh sebab itu
harta benda harus disimpan untuk persiapan di hari depan.
Jikalau kita menginfakan barang yang jelek, oleh Allah disebut
sebagai suatu kejahatan, karena orang yang bersifat demikian tidak
menyukuri nikmat Allah serta tidak percaya akan kekayaan Allah dan
kekuasaan-Nya untuk memberi tambahan rahmat kepadanya. Allah
menjanjikan kepada hamba-Nya yang berinfak akan memperoleh ganti dari
harta yang diinfakannya. Di dunia dia akan memperoleh kemuliaan dan
37
nama baik di kalangan masyarakat karena keikhlasannya dalam berinfak
atau bertambahnya harta yang masih tersisa, di akhirat kelak dia akan
menerima pahala yang berlipat ganda.43
I
Jadi, dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kebajikan itu
terletak pada sifat pemurah dan dermawan. Oleh karena itu, jadilah orang
yang dermawan dan pemurah, maka Allah akan melimpahkan kebajikan
dalam kehidupannya.
5. Memutus tali silaturahmi dan hubungan kekerabatan.
Menjalankan silaturahmi merupakan sangat penting dalam kehiudpan
sehari-hari karena mempunyai banyak kebaikan dan kemuliaan baik itu
untuk kebaikan di dunia terlebih untuk kebaikan di akhirat. Oleh karena itu,
Allah melarang bagi hamba-Nya untuk tidak menjalin hubungan silaturahmi
dengan kaum kerabat dan saudara kandung. Bahkan Allah akan melaknat
orang yang memutuskan tali silaturahmi. Sebagaimana dalam al-Qur‟an
Allah berfirman:
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?
Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya
telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka”. (Q.S
Muhammad/34:22-23)
43
Kemenag RI, al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi Penyempurnaan), Jilid 1, h. 406.
38
Ayat ini menjelaskan bagi orang-orang yang sibuk mencari
kesenangan dan kemewahan hidup di dunia yang mementingkan dirinya
sendiri dengan memperlihatkan kemewahannya dan memutuskan hubungan
silaturrahim yang sangat dianjurkan untuk disambung, sikap tersebut
merupakan orang-orang munafik yang telah dijauhkan Allah dari rahmat-
Nya dan akan mendapatkan laknat dari Allah, karena mereka tidak dapat
memanfaatkan mata dan telinga yang telah dianugrahkan oleh Allah.44
Untuk mendapatkan rezeki yang lancar dan umur yang berkah, kita
harus memperbanyak silaturahmi dengan siapaun dan dimanapun. Sebab,
dalam kehidupan sehari-hari setiap individu selalu membutuhkan orang lain
dan tidak bisa hidup sendiri. Dalam sebuah hadis Rasulullah sallallahu
„alaihi wa sallam bersabda:
Dari Abu Hurairoh r.a: Rasulullah bersabda barang siapa yang ingin
diluaskan rizkinya, dan di panjangkan umurnya, hendaklah dia
menyambungkan silaturahmi (H.R. Bukhari).
Jadi, dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang
memutuskan tali silaturahmi termasuk sikap munafik. Yang telah dijauhkan
Allah dari rahmat-Nya.
6. Tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya.
44Kemenag RI, al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edsi yang di Sempurnakan), Jilid 9, h. 331-332.
39
Apabila manusai tidak mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan-
Nya, maka tidak akan bertambah kebajikan. Sebagaimana dalam al-Qur‟an
Allah berfirman:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim/14:7)
Dalam tafsir Kemenag ayat ini menjelaskan bahwa Allah
mengingatkan kepada hambanya untuk senantiasa bersyukur atas segala
nikmat yang telah dilimpahkannya. Bila mereka melaksanakannya, maka
Allah akan menganugerahkan kenikmatan yang berkah. Sebaliknya jika,
orang-orang mengingkari nikmat Allah dan tidak bersyukur kepadaNya,
maka azab-Nya yang sangat pedih menimpa pada mereka.45
Ketika rasulullah melakukan shalat sampai kakinya bengkak, maka
ada yang bertanya pada beliau, mengapa engkau teruskan shalat sedangkan
Allah telah mengampuni dosamu, baik yang lama maupun yang baru? Maka
beliau menjawab, apakah aku tidak bisa menjadi seseorang yang pandai
bersyukur. Bahkan ucapan syukur telah Allah jadikan sebagai kalimat
pertama yang diucapkan sebagai penghuni syurga, sebagaimana Allah
berfirman dalam al-Qur‟an:
45Kemenag RI, al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan), Jilid 5, hal 129.
40
“Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah
memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat
ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana
saja yang kami kehendaki." Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi
orang-orang yang beramal”. (Az Zumar/39:74)
Oleh karena itu, Iblis selalu berusaha dan berjuang untuk mencegah
manusia agar meningkari nikmat dan tidak bersyukur kepada Allah.
Disebabkan, kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah bagi orang-
orang yang bersukur atas nikmat Allah.
Jadi, dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang
selalu bersyukur, maka akan Allah tambahkan keberkahan dan kebaikan-
Nya.
7. Berbuat kerusakan dan keburukan dimuka bumi
Orang yang membuat kerusakan dibumi tidak akan pernah
mendapatkan kebaikan dan keberkahan dalam hidupnya, dan tidak akan
mendapatkan rahmat Allah. Allah melarang dan mewanti-wanti kepada
hamba-hambanya agar tidak membuat kerusakan dimuka bumi,
sebagaimana Allah berfirman
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. ( Q.S al-
A‟raaf:56)
Ayat diatas mengingatkan manusia agar jangan membuat kerusakan
dimuka bumi ini. larangan ini mencakup semua bidang, seperti merusak
41
pergaulan, jasmani dan rohani, kehidupan dan sumber-sumber penghidupan
(pertanian, perdagangan, dan lain-lain), merusak lingkunagn dan lain
sebagainya. Kareana Allah menciptakan bumi dan isinya dengan segala
kelengkapan seperti gunung, sungai, lautan, daratan dan lain-lain, yang
semuanya ditunjukan untuk keperluan manusia, agar dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan mereka. Oleh karena itu
manusia dilarang membuat kerusakan dimuka bumi.46
Dalam al-Qur‟an Allah telah menyebutkan beberapa kisah tentang
orang-orang yang membuat kerusakan dimuka bumi ini, misalnya kisah
orang Yahudi, kisah Qorun, kisah kaum Tsamud dan masih banyak lagi
kisah yang lainya.
Jadi, dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa jika semua
manusia menjaga dan memanfaatkan isi bumi ini maka akan mendapatkan
kebaikan ataupun keberkahan dalam kehidupan bagi mereka.
8. Tidak berbakti kepada kedua orang tua.
Tidak ada kebaikan dan keberkahan dalam kehidupan jika seseorang
tidak berbakti kepada orang tuanya. Bahkan Allah melarang keras kepada
hamba-hamba-Nya agar tidak berkata-kata kotor dan kepada orang tuanya,
sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur‟an:
46Kemenag RI, al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang disempurnakan), Jilid 3,hal 364-365
42
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah"
dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia”. (al-Israa‟/17:23)
Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar berbuat baik
terhadap kedua orang tua. Janganlah mengucapkan kata kotor dan kasar
meskipun hanya berupa kata “ah” kepada orang tua. Jangan membentak
kedua orang tua sebab, bentakan itu akan melukai kedua orang tua dan
hendaklah menghormati dan mengucapkan kata-kata yang mulia terhadap
orang tua. Sebab, sifat tersebut gambaran sebagai adab sopan santun dan
berprilaku baik kita terhadap kedua orang tua.47
Sebagai mana rasulullah
SAW bersabda:
Artinya: “ dari Abdullah bin Mas‟ud r.a. ia berkata: “ Saya bertanya
kepada Nabi saw: amal apakah yang paling disukai oleh Allah Ta‟ala?”
beliau menjawab: “ shalat pada waktunya. “ saya bertanya lagi: “
kemudian apa?” beliau menjawab: “ berbuat baik kepada kedua orang tua.
“ saya bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “
berjihad(berjuang) di jalan Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Rasullah mengingatkan umatnya agar berbuat baik kepada kedua
orangtua karena betapa besar jasa dan perjuangan seorang ibu dalam
mengandung, menyusui, merawat dan mendidik anaknya. Kemudian bapak,
sekalipun tidak ikut mengandung tapi dia berperan besar dalam mencari
47 Kemenag RI, al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi Penyempurnaan), Jilid 5, h. 460-461.
43
nafkah, membimbing, melindungi, membesarkan dan mendidik anaknya,
sehingga mempu berdiri bahkan sampai waktu yang sangat tidak terbatas.
Berdasarkan semuanya itu, tentu sangat wajar dan logis saja, kalau si anak
dituntut untuk berbuat kebaikan kepada orang tuanya dan dilarang untuk
mendurhakainya.48
Jadi, dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Allah
memerintahkan hamba-hamba-Nya agar berbuat baik dan menghormati
kedua orangtuanya. Seseorang akan terhalang keberkahannya bila
mendurhakai kepada kedua orangtuanya.
.
48 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhklak,(Yogyakarta,LPPI,cetIX,2007),hlm.147-152.
44
BAB III
OBJEK BERKAH DALAM AYAT-AYAT AL-QUR’AN
Ada enam bagian tentang berkah dalam al-Qur‟an yang penulis kaji dalam
skripsi ini. yang pertama, keberkahan pada al-Qur‟an, yang kedua, keberkahan
pada malam turunnya al-Qur‟an, yang ketiga, keberkahan pada masyarakat yang
beriman dan bertakwa, yang keempat, yang kelima, keberkahan pada pohon
zaitun, dan yang keenam, keberkahan pada air keberkahan pada tempat atau
negeri.
A. Keberkahan Pada Al-Qur’an
Al-Qur‟an adalah kitab suci yang mulia, yang mengandung banyak
keberkahan dan keistimewaan. Ada dua surah yang akan penulis paparkan bahwa
al-Qur‟an mempunyai keberkahan, yaitu:
1. Allah berfirman dalam al-Qur‟an Surah al-Anbiya/21:50
“Dan Al Qur'an ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai
berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu
mengingkarinya”. (Q.S al-Anbiya/21:50)
a. Munasabah
Pada ayat yang lalu menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan
kitab Taurat kepada nabi Musa dan nabi Harun. Kitab Taurat tersebut
adalah merupakan penerangan dan pengajaran bagi orang-orang bertakwa
kepada Allah. Kemudian dalam ayat ini menegaskan agar orang-orang
45
bertakwa kepada Allah dan rasul-Nya dengan mengalihkan perhatian
kepada al-Qur‟an yang diturunkan-Nya kepada nabi Muhammad.
b. Tafsir
Ayat ini menjelaskan tentang al-Qur‟an merupakan sumber
kebaikan dan faktor datangnya keberkahan yang tetap dan terus menerus
bertambah karena selalu memberi berita gembira tentang pahala yang
berlipat ganda serta memberi ancaman bagi yang berbuat dosa dan al-
Qur‟an juga menjadi bukti kebenaran yang membungkam para
penentangnya.1
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa al-Qur‟an itu merupakan
peringatan dan pelajaran yang sangat bermanfaat untuk orang-orang yang
bertakwa, sehingga sepatutnya ikuti perintah dan larangannya serta
jadikan pegangan dalam menjalankan kehidupan. Pada akhir ayat ini
Allah akan mencela sikap kaum yang masih mengingkari al-Qur‟an,
padahal tidak satu alasan bagi mereka untuk mengingkarinya karena
dalam al-Qur‟an tidak ada kebatilan yang menyesatkan. Lagi pula,
kebaikan dan manfaat al-Qur‟an itu sudah dijelaskan kepada mereka.2
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsir al-Qur‟an al-Azim, bahwa al-
Qur‟an tidak membawa suatu kebatilan diantara depan dan belakangnya,
diturunkan oleh Maha Hakim serta Maha Terpuji. Apakah kalian
mengingkarinya sedangkan Dia mempunyai maksud yang nyata dan
1Kemenag RI, Tafsir al-Qur‟an Tematik Pembangunan Ekonomi Umat, h. 167.
2Kemenag RI, al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang di Sempurnakan), Jilid 6, h. 271-272.
46
jelas. Dalam tafsir Ibnu Katsir, kata pada ayat adalah
sesuatu yang tidak mendatangkan kebatilan, (yakni baik).3
Menurut Ahmad Mustafa al-Maragi, al-Qur‟an yang di turunkan
kepada nabi Muhammad ini adalah peringatan untuk orang yang mau
ingat dengannya, dan pengajaran bagi orang yang mau mengambil
pelajaran. Ia mengandung banyak manfaat dan kebaikan bagi orang yang
mengikuti segala perintah dan menjauhi segala larangan. Setelah Allah
menerangkan sifat al-kitab ini, maka Dia akan mencela bagi orang yang
mengingkarinya: apakah setelah keagungan perkaranya tampak jelas,
kalian mengingkarinya dan berkata: ia hanyalah impian yang kacau,
bahkan muhammad mengada-adakannya secara dusta, bahkan ia
hanyalah seorang penyair, maka, hendaklah dia mendatangkan kepada
kami suatu mukjizat, sebagaimana para rasus diutus. Dalam tafsir al-
Maragi kata yaitu banyak manfaat dan kebaikan bagi orang-orang
yang mengikuti apa yang diperintahkan al-Qur‟an dan yang dilarang.4
Di dalam al-Qur‟an juga terdapat banyak kebajikan, bahkan
seseorang yang mendengarkan bacaan al-Qur‟an akan mendapatkan
manfaat dalam segi kesehatan secara ilmiah. Menurut Dr. al-Qadhi,
melalui penelitiannya yang panjang dan serius di klinik besar Florida
Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan
3Abu al-Fidai‟I Ismail Ibnu Katsir al-Qurasyi ad-Damasyqi, Tafsir al-Qur‟an al-Azim,
(Mesir: Dar at-Tauzi, 1998), juz 5, h 221.
4 Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maraghi, (Beirut, Dar al-Fikr, 2001), juz 17, h. 138
47
bacaan ayat-ayat al-Qur‟an, seorang muslim, baik mereka yang
berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisikologis
yang sangat besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan
penyembuhan penyakit.
Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam
konferensi kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984,
disebutkan, al-Qur‟an terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai
97% bagi mereka yang mendengarkannya. Kesimpulan hasil uji coba
tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang
dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang
sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut
sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberitahu
bahwa yang akan diperdengarkannya adalah al-Qur‟an. Penelitian yang
dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan al-
Qur‟an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari al-
Qur‟an. Hasil responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika
mendengarkan bacaan al-Qur‟an dan mendapatkan ketenangan hanya
35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari al-Qur‟an.5
Dari penafsiran di atas dapat disimpulkan bahwa al-Qur‟an suatu kitab
peringatan yang penuh barakah, dan al-Qur‟an mengandung banyak sekali
kebajikan dan keistimewaan. Bukan saja pada redaksinya yang mempesona,
bahkan lebih-lebih kandungannya dan menjadi bukti kebenaran yang
5http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2013/01/manfaat-membaca-al-quran-untuk.html
48
membungkam para penentangnya. Disamping itu, al-Qur‟an juga terbukti dapat
merasakan perubahan fisikologis yang sangat besar hingga 97% dalam melahirkan
ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.
2. Allah berfirman dalam al-Qur‟an Surah Saad/38:29
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran”.(Q.S
Saad/38:29)
a. Munasabah
Pada ayat yang lalu, menjelaskan sikap orang-orang musyrik yang
mendustakan keesaan Allah dan kebenaran wahyu, menghadapi sikap
mereka ini, Allah memerintahkan kepada rasulullah dan para
pengikutnya agar tabah dan sabar. Lalu menceritakan kisah nabi Daud
yang sangat sabar dan mentaati-Nya hingga memperoleh kemuliaan.
Agar menjadi contoh dan teladan yang baik bagi kaum muslimin, maka
pada ayat ini, Allah menjelaskan bukti-bukti keesaan-Nya yang terdapat
di langit dan bumi, dan seluruh makhluk yang berada diantaranya agar
pikiran orang kafir terbuka untuk mengakui kemahaesaan dan
kemahakuasan-Nya menurunkan petunjuk berupa al-Qur‟an.
b. Tafsir
Ayat ini menjelaskan bahwa al-Qur‟an adalah kitab yang sempurna
dan mengandung bimbingan yang sangat bermanfaat kepada umat
49
manusia. Bimbingan itu menuntun manusia agar hidup sejahtera didunia
dan diakhirat. Bila isi al-Qur‟an ini dipelajari, maka manusia akan
menemukan cara-cara mengataur kemaslahatan hidup didunia. Jikalau,
ayat al-Qur‟an ini hanya dibaca bahkan dihafal saja, Namun tidak
mempelajari dan memahami isi kandungan ayat-ayat al-Qur‟an maka
tidak ada pada dirinya keberkahan karena pengaruh al-Qur‟an tidak
tampak pada dirinya, baik pada budi pekertinya maupun perbuatannya6.
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir, bahwasanya al-Qur‟an yang Kami
turunkan kepada kamu penuh dangan barakah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya agar orang-orang medapat pelajaran yang
mempunyai pikiran, yaitu orang-orang yang mempunyai akal. Al-Albab
jama dari kata lub yang artinya akal.7
Dalam kitab tafsir al-Maragi bahwasanya al-Qur‟an diturunkan
kepada manusia yang banyak manfaatnya dan membimbing mereka
kepada sesuatu yang memuat kebaikan dan kebahagian dalam persoalan
Agama maupun dunia, yang memuat berbagai macam kemaslahatan agar
dipikirkan oleh orang-orang yang mempunyai akal, yang telah diterangi
oleh Allah hati sanubari mereka, sehingga menempuh petunjuk dan
mengikuti bimbingan-Nya dalam perbuatan-perbuatan mereka. Ahmad
6Kemenag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang di Sempurnakan), Jilid 8, h. 369.
7Abu al-Fidai‟I Ismail Ibnu Katsir al-Qurasyi ad-Damasyqi, Tafsir al-Qur‟an al-Azim, juz
7, h 40.
50
Mustafa dalam tafsir al-Maragi memaknai kata yakni bermanfaat
bagi manusia.8
Al-Qur‟an menjanjikan jutaan keberkahan bagi seseorang yang
mau bersahabat dengannya. Seperti kisah seorang gadis muslimah Belia
Syayma Karimah yang merasakan dan membuktikannya dengan meneliti
apa korelasi antara orang yang menghafal al-Qur‟an dan kecerdasan
secara intelektual. "Saya kumpulkan datanya, ternyata orang yang
menghafal al-Quran itu berbanding lurus dengan kecerdasannya. Ia
mengalami sendiri, al-Qur‟an sangat membantunya dalam menghafal
pelajaran. "Misalkan besok ada ujian akhir sekolah, saya juga belajar
seperti teman-teman yang lain, cuma waktunya jauh lebih sedikit, karena
waktunya saya jadikan untuk menghafal al-Qur‟an. Tetapi, yang saya
rasakan, memang waktu saya belajar lebih sedikit, tapi speed saya dalam
menyerap ilmu itu terasa banget cepatnya, sekali baca bisa paham dan
hafal," hafalan al-Qur‟an adalah bantuan gaib ketika menghafal
pelajaran”.9
Di samping itu, al-Qur‟an juga memberikan pengaruh besar jika
diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati
dari Malaysia dalam seminar konseling dan psikoterapi Islam di Malaysia
pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang
8 Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Beirut: Dar al-Fikr,2001), juz 23, h.116
9 http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/15/07/31/nsca628-syayma-karimah-
menuai-berkah-dari-alquran
51
kepadanya diperdengarkan ayat-ayat al-Qur‟an dari tape recorder
menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang. Sungguh
suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki
al-Qur‟an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya
memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika
mendengarkan musik klasik dapat mepengaruhi kecerdasan intelektual
(IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan al-Qur‟an lebih dari
itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan al-Qur‟an memengaruhi
kecerdasan spiritual (SQ).10
Penafsiran ayat diatas dapat disimpulkan bahwasanya al-Qur‟an adalah
merupakan sumber keberkahan. Sehingga, apabila kita berpedoman pada al-
Qur‟an dalam berbagai aspek kehidupan dan mengikuti pesan-pesan yang ada di
dalam al-Qur‟an. Maka, kita akan merasakan keberkahan karena yang
menurunkanya adalah Allah SWT yaitu sumber segala kebajikan, serta yang
menerimanya adalah nabi Muhammad yang mencerminkan dalam hidupnya
segala macam kebajikan. Disamping itu, bukti keberkahan al-Qur‟an bisa
mempercepat menghafal pelajaran, menambah kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosi, dan kecerdasan spiritual.
10 Cerita teladan.com/2011/10/inilah-manfaat-ilmiah-membaca-al-quran
52
B. Keberkahan Pada Malam Turunnya Al-Qur’an
“sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi
dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”. (Q.S ad-
Dukhan/44:1-3)
a. Munasabah
Pada surah yang lalu (akhir surah az-Zukhruf), Allah memerintahkan
kepada nabi Muhammad agar berpaling dan meninggalkan orang-orang
kafir, sehingga kemenangan akan berpihak kepadanya. Maka pada ayat
berikut ini diterangkan bahwa kemenangan dan kegembiraan itu nyata dan
terealisasi setelah diturunkanya al-Qur‟an yang mengandung petunjuk dan
hikmah.11
b. Tafsir
Ayat ini menjelaskan tentang malam turun-nya al-Qur‟an dinamai
dengan malam yang penuh berkah karena dengan turun-nya al-Qur‟an
menyebakan munculnya segala kebaikan dan manfaat di dunia dan di
akhirat. Manfaat di dunia yang terdapat pada malam diturunkanya al-Qur‟an
adalah pada malam itu ditentukan rezeki dan ajal seseorang serta diberikan
syafaat kepada Nabi Muhammad sallaallahu „alaihi wa sallam, sedangkan
manfaat di akhirat adalah pada malam tersebut turun para malaikat yang
membawa rahmat bagi yang beribadah di malam itu serta dikabulkan-nya
doa.12
11Kemenag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang di Sempurnakan),Jilid 9, h. 155.
12
Mahmud al-Alusi. Ruh al Ma‟ani Fi Tafsir al Qur‟an al Azimwa al Sab‟ al Masani.
1994. Beirut: Dar al Kutub al „Ilmiyah, Vol. 25, hal 112
53
Turunnya al-Qur‟an pada malam yang penuh berkah dipertegas lagi
dengan ayat yang menyatakan bahwa malam itu disebut dengan lailatul
qadar, sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur‟an surah al-Qadar:13
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (a -Qur'an) pada malam
kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”.(Q.S al-Qadar/97 1-3)
Oleh karena itu, malam turun-nya al-Qur‟an merupakan penuh dengan
keberkahan, bahkan pada malam itu disebut malam yang dilipatgandakan
pahala hingga lebih baik dari seribu bulan, dan para malaikat turun kebumi
termasuk malaikat jibril.malaikat turun karena banyaknya berkah pada
malam itu dan mereka turun dengan membawa rahmat dan juga keberkahan
sebagaimana mereka akan turun ketika dibacakan al-Qur‟an.
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsir al-Qur‟an al-Azim bahwasanya
Allah memberitahukan tentang al-Qur‟an yang agung bahwa Dia telah
menurunkannya pada malam yang penuh berkah, yaitu malam lailat al-
qadar, dan itu terjadi pada bulan Ramadhan. Dalam tafsir Ibnu Katsir kata
mubārak diartikan kebaikan, karena di dalam tafsirnya kata mubarakatun
digabungkan dengan kata lilatun yang secara bergandengan tertulis lailatun
mubarakatun yaitu lailat al-Qadar malam kemuliaan (malam penuh
kabaikan).14
13
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid: dulu ada seorang Bani Israil yang mengerjakan
salat sampai subuh, kemudian berjihad melawan musuh di siang hari hingga sore, dia
melakukan itu selama seribu bulan. Lalu Allah menurunkan “malam kemulian itu labih baik
dari seribu bulan” yang di lakukan oleh laki-laki itu. 14
Abu al-Fidai‟I Ismail Ibnu Katsir al-Qurasyi ad-Damasyqi, Tafsir al-Qur‟an al-Azim, juz
7, h 165.
54
Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah al-Qur‟an dan Sunnah di Mesir, Dr.
Abdul Basith As-Sayyid menegaskan Badan Nasional Amerika (NASA)
telah menyembunyikan kepada dunia bukti empiris ilmiah tentang (malam)
Lailatul Qadar. Ia menyayangkan kelompok jutawan Arab yang kurang
perhatian dengan masalah ini sehingga dunia tidak mengetahuinya.
Menurutnya, pada malam Lailatul Qadar tingkat suhunya sedang, tidak ada
bintang atau meteor jatuh ke atmosfer bumi, dan pagi harinya matahari
keluar dengan tanpa radiasi cahaya.
Sayyid menegaskan, terbukti secara ilmiah bahwa setiap hari (hari-
hari biasa) ada 10 bintang dan 20 ribu meteor yang jatuh ke atmosfer bumi,
kecuali malam Lailatul Qadar dimana tidak ada radiasi cahaya sekalipun.
Hal ini sudah pernah ditemukan Badan Antariksa NASA 10 tahun lalu.
Namun mereka tidak mempublikasikannya dengan alasan agar non Muslim
tidak tertarik masuk Islam. Statemen ini mengutip ucapan seorang pakar di
NASA Carner, seperti yang dikutip oleh harian Al-Wafd Mesir.15
Penafsiran di atas dapat disimpulkan bahwasanya Allah membekali para
rasul dengan kitab suci, pada bulan Ramadhan. Pada waktu itu terdapat
keberkahan yakni suatu malam yang diberkahi yang disebut malam yang
dilipat gandakan pahala lebih baik dari seribu bulan. Disamping itu,
pada malam Lailatul Qadar terbukti secara ilmiah yaitu tingkat suhunya
sedang, tidak ada bintang atau meteor jatuh ke atmosfer bumi, dan pagi harinya
matahari keluar tanpa radiasi cahaya.
15http://islamrealita.blogspot.co.id/2012/11/bukti-ilmiah-manfaat-dan-keindahan.html
55
C. Keberkahan Pada Masyarakat Yang Bartakwa
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya”. (QS al-A‟raaf/7:96)
a. Munasabah
Pada ayat sebelumnya telah disebutkan azab yang ditimpakan Allah
kepada penduduk negeri-negeri yang telah mendustakan para rasul mereka,
dan ingkar terhadap agama yang telah disampaikannya, dengan melakukan
bermacam-macam kezaliman, kemusyrikan, dan kemaksiatan,.
Kemudian, pada ayat ini Allah mengingatkan kepada penduduk kota
Mekah dan semua umat manusia, bahwa Dia melimpahkan nikmat dan
karunia-Nya kepada orang yang beriman dan bertakwa, dan menerima
agama sebagai petunjuk dan pedoman hidup serta mengambil pelajaran dari
peristiwa-peristiwa yang telah dialami oleh umat-umat terdahulu.
b. Tafsir
Ayat ini menjelaskan tentang peringatan bagi penduduk negeri-negeri
yang beriman dan bertaqwa yakni melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya, maka Allah melalui makhluknya melimpahkan
kepada mereka keberkahan yaitu aneka kebajikan yang sangat banyak dari
langit dan bumi yang menghasilkan kesejahteraan lahir batin. Tetapi,
56
apabila mereka terus menerus lakukan kedurhakaan kepada para rasul dan
ayat-ayat Kami. Maka Kami akan siksa mereka. Dalam tafsir al-Misbah kata
bentuk jamak yaitu aneka kebajikan jasmani dan ruhani. Sesuatu
yang mantap juga juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka
ragam serta bersinambung.16
Menurut Ibnu Kasir, kata yaitu tetesan air dari
langit dan tumbuh-tumbuhan yang ada di bumi. Disini kata asal
katanya yang artinya suatu tambahan dari Allah yang turun dari langit
dan tumbuh dari bumi. dalam tafsirnya dijelaskan: Allah akan melimpahkan
aneka anugrah keberkahan kepada orang-orang yang beriman dan bertakwa.
Mereka yang membenarkan dan mengikuti apa yang dibawa oleh para
Rasul, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. maka
Allah akan membukakan kepada mereka keberkahan dari langit yaitu air
hujan dan keberkahan dari bumi yaitu tumbuh-tumbuhan.17
Menurut Muhammad Syawkani dalam tafsir Fathul Qadir, ketika
Allah mengutus para rasul ke suatu negeri dan penduduk negeri beriman
kepada rasul-rasulnya serta mereka bertakwa dengan menetapkan penolakan
terhadap kekafiran, dan tidak kembali pada perbuatan mereka dari berbagai
keburukan, pasti Allah akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari
16 M. Quraish Shihab, Vol 5. h. 181-182
17
Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaq al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, Jilid 3, h. 427
57
langit dan bumi.dengan mudahkan berbagai kebaikan dari langit dan dari
bumi untuk mereka, sebagaimana mudahnya membuka pintu-pintu yang
terkunci dengan membuka pintu-pintu tersebut.18
Sebalik-nya, Allah akan meghukum dan membinasakan orang-orang
yang melanggar perintah-Nya dan mereka yang mendustakan para rasul.
Bahkan Allah akan menutup pintu keberkahan dalam kehidupannya. Salah
satu contoh dalam sejarah Islam, yakni penduduk Mekah yang durhaka
kepada Allah, sehingga mereka mengalami masa sulit bahkan paceklik
selama tujuh tahun, sedangkan Madinah dalam keadaan aman dan sejatera
di bawah bimbingan Rasulullah saw.19
Dalam ilmu biologi tubuh manusia yang beriman dan bertakwa
dengan berakhlak atau bertingkahlaku secara fisik, seperti makan, minum,
berdiri, melihat, dan berpikir, maupun tidak secara non fisik, seperti gerak
jantung, proses pencernaan, dan pembuatan darah, tidak lebih dari
serangkaian proses atau reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Organ-
organ tubuh yang melaksanakan proses biokimia ini bekerja di bawah
perintah hormon. Kerja bermacam-macam hormon diatur oleh hormon yang
diproduksi oleh kelenjar hipofise yang terletak di samping bawah otak.
Pengaruh dan keberhasilan kelenjar hipofise ditentukan oleh gen (pembawa
sifat) yang dibawa manusia semenjak ia masih berbentuk zigot dalam rahim
18Muhamad bin Ali bin Muhamad Sawkani, fathul Qodir, Juz 2, h. 323.
19
Kemenag RI, Tafsir Al-Qur‟an Tematik Pembangunan Ekonomi Umat, h. 153-154.
58
ibu. Dalam hal ini iman dan takwa mampu mengatur hormon dan
membentuk gerak, tingkah laku, dan akhlak manusia.
Jika karena terpengaruh tanggapan, baik indera maupun akal, terjadi
perubahan fisikologis tubuh (keseimbangan terganggu), seperti takut,
marah, putus asa, dan lemah, maka keadaan ini dapat dinormalisir kembali
oleh iman dan takwa. Oleh karena itu, orang-orang yang dikontrol oleh iman
dan takwa tidak akan mudah terkena penyakit modern, seperti darah tinggi,
diabetes dan kanker. Sebaliknya, jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip
iman dan takwa, tidak mengacuhkan asas moral dan akhlak, merobek-robek
nilai kemanusiaan dalam setiap perbuatannya, tidak pernah ingat Allah,
maka orang yang seperti ini hidupnya akan diikuti oleh kepanikan dan
ketakutan.
Hal itu akan menyebabkan tingginya produksi adrenalin dan
persenyawaan lainnya. Selanjutnya akan menimbulkan pengaruh yang
negatif terhadap biologi tubuh serta lapisan otak bagian atas. Hilangnya
keseimbangan hormon dan kimiawi akan mengakibatkan terganggunya
kelancaran proses metabolisme zat dalam tubuh manusia. Pada waktu itu
timbullah gejala penyakit, rasa sedih, dan ketegangan psikologis, serta
hidupnya selalu dibayangi oleh kematian. Demikianlah pengaruh dan
manfaat iman pada kehidupan manusia, ia bukan hanya sekedar kepercayaan
59
yang berada dalam hati, melainkan juga menjadi kekuatan yang mendorong
dan membentuk sikap dan perilaku hidup.20
Dari penafsiran di atas dapat disimpulkan bahwa keberkahan terdapat
pada diri orang yang beriman kepada rasul-rasul mereka ketika para rasul itu
atau ajarannya datang kepada mereka dan bertakwa, yakni Allah melalui
makhlukNya melimpahkan kepada mereka barakah yakni aneka kebajikan
yang sangat banyak dari langit dan bumi yang mensejahterakan lahir batin.
Dengan beriman dan bertakkwa secara ilmiah, mampu mengatur hormon dan
membentuk gerak, tingkah laku, dan akhlak manusia. Sehingga tidak akan
mudah terkena penyakit modern.
D. Keberkahan Pada Air Hujan
“Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam”.
(Qaf/50:9)
a. Munasabah
pada ayat yang lalu, Allah menjelaskan tentang pemandangan-
pemandangan yang indah untuk kediaman manusia yang dihiasi dengan
berbagai tumbuhan yang buahnya dimanfaatkan oleh manusia dan binatang
ternak. Maka pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana cara
menumbuhkan tumbuhan itu dengan menurunkan air hujan dari langit.
20http://bolaangs.blogspot.co.id/2010/10/peran-iman-dan-taqwa-di-dalam-problem.html
60
b. Tafsir
Dalam tafsir al-Misbah, ayat ini menjelaskan bukti kekuasaan Allah
yakni beberapa dampak yang diperoleh dari penciptaan langit dan bumi.
Salah satunya dampak apa yang dihasilkan bersama oleh langit dan bumi
yakni air hujan yang bersumber dari laut dan sungai yang terhampar dibumi,
lalu air hujan menguap ke angkasa akibat panas yang memancar dari
matahari yang berada dilangit. Disanalah Allah menyebutkan karunia-Nya
kepada makhluk –makhlukNya dengan menurunkan air yang merupakan
sumber kehidupan mereka dipentas bumi ini. menurut Quraish Shihab kata
yaitu banyak manfaat.
Menurut Ibnu Katsir, kata mubārakan berarti manfaat. Jadi, ayat ini
menjelaskan bahwa Allah menurunkan air hujan dari langit yang banyak
manfaat-nya untuk menumbuhkan tanam-tanaman dan pohon-pohon yang
berbuah terutama tumbuh-tumbuhan dan biji tanaman-nya dapat di tuai
seperti padi, gandum, jagung, dan sebagainnya. Air hujan selain bisa
menumbuhkan, dapat juga menghidupkan tanah yang mati, kering dan
gersang.Air hujan juga dapat di gunakan untuk bersuci. Demikian besar
manfaat air hujan bagi segala makhluk hidup yang ada di bumi ini. Menurut
Imam al-Bagawi Maa‟an mubārakan yaitu air hujan yang selalu manfaatnya
tetap ada padannya, karena dimana pun air hujan turun, maka akan
menumbuhkan segala jenis tanaman yang ada di tempat tersebut dan
bermanfaat untuk minum segala jenis makhluk, baik manusia maupun
61
hewan yang ada di bumi ini.21
hal ini dipertegas dengan ayat lain yang
menjelaskan pentingnnya air bagi kehidupan makhluk dimuka bumi ini:
“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-
tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan
ternakmu”. (An-Nahl/16:10)
Allah menurunkan rezeki kepada makhluk hidup yang ada di bumi ini
dengan berupa air yang merupakan poko utama di setiap makhluk hidup di
muka bumi ini dengan tujuan agar manusia bersyukur kepada Allah dan
memanfaatkan-nya dengan baik.22
Berbagai penelitian membuktikan bahwa fungsi air untuk
menghidupkan lahan yang mati, adalah bener dan logis. Butiran air hujan
selain membawa molekul air (H O), juga membawa banyak materi yang
penting bagi kehidupan semua makhluk yaitu material pupuk. Material
pupuk yang ada dalam butir air hujan dimulai ari awal terjadinya siklus air
itu sendiri. Siklus air dimulai dari penguapan air laut yang berubah menjadi
uap air yang terbang di udara karena panas matahari. Ternyata tidak
membawa molekul hidrogen (H) dan oksigen (O), tetapi juga mengandung
unsur-unsur yang dapat merevitalisasi lahan yang mati. Butiran air hujan
yang mengandung bahan-bahan revitalisasi bisa dikenal dengan nama
surface tension droplets. Unsur-unsur ini di peroleh dari lapisan permukaan
21
Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaqal-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, Jilid 2, h 234.
22
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Volume 4, h.114.
62
laut, yang oleh para ahli biologi bisa disebut lapisan mikro yang ikut
menguap.
Dengan demikian hujan adalah pupuk yang sangat penting. Melalui
hujan pula, tidak kurang 150 juta ton pupuk diperkirakan jatuh kebumi
setiap tahunya. Para ahli memperkirakan bahwa dengan pupuk yang
terkandung dalam butiran air hujan belaka, dalam kurun waktu 100 tahun,
tanah yang miskin haran akan dapat mengumpulkan semua elemen yang
diperlukan bagi tumbuhnya pepohonan. Demikian pula, hutan tumbuh dan
memperoleh kebutuhan makanannya dari bahan-bahan kimia yang berasal
dari laut.23
Dari penafsiran di atas dapat disimpulkan bahwasanya kebarkahan air
hujan adalah merupakan sumber kehidupan manusia di bumi ini. Air hujan juga
mengandung molekul air (H O), dan material pupuk. Sehingga sangat penting
bagi kehidupan semua makhluk.
E. Keberkahan Pada Pohon Zaitun
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.Perumpamaan
cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di
dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-
akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan
23
Kemenag RI, Tafsir Ilmi Penciptaan Manusia Dalam Prespektif al-Qur‟an dan Sains,
Sinergi Pustaka Indonesia, Jakarta, 2012, h. 168-169.
63
minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh
tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang
minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-
Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-
perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
(Q.S an-Nur/24:35)
a. Munasabah
Pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa Allah telah menurunkan
tanda-tanda dan bukti-bukti yang jelas tentang keesaan-Nya, juga dijelaskan
kisah-kisah terdahulu yang mengingkari keesaan dan akibatnya,
sebagaimana Allah selalu memberikan mauizah bagi orang-orang yang
bertakwa. Maka pada ayat ini akan menjelaskan bahwa Allah adalah
pemberi cahaya kepada langit dan bumi yang dengan cahaya itu Dia
menunjukan bukti-bukti kekuasan-Nya dan menurunkan pula kitab-kitab
kepada rasul-rasul-Nya. Semua itu menunjukan keesaan-Nya yang maha
sempurna.
b. Tafsir
Ayat ini menjelaskan segala tuntunan kebutuhan hidup duniawi dan
ukhrawi manusia. Diantaranya dengan memberikan cahaya kepada langit
dan bumi baik cahaya yang bersifat material, yang dapat dilihat dengan mata
kepala, maupun immaterial, berupa cahaya kebenaran, keimanan,
pengetahuan dan lain-lain yang dirasakan dengan mata hati. Dan
memberkahi pohon zaitun yang tumbuh di puncak bukit di Baitul Maqdis,
yang mendapat sinar matahari di waktu terbit atau terbenam, sehingga
pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik, sehingga
64
banyak manfaatnya baik untuk kecantikan, kesehatan, obat tradisional, dan
lain-lain.
Menurut imam al-Qurtubi, pohon zaitu merupakan pohon pertama
yang tumbuh setelah banjir besar di zaman nabi Nuh. Ia tumbuh di tanah
para Nabi dan tanah suci. Tujuh puluh nabi telah mendoakannya agar
diberkahi, antara lain Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad yang berbunyi
Allahumma barik fiz-zayt waz-zaytun (Ya Allah, berkahilah zait dan zaitun)
Pohon zaitun juga dapat hidup tanpa banyak pemeliharaan dan perawatan,
yaitu tanpa harus di siram atau pun di olah tanahnya sebagaimana umumnya
tanaman lain.24
Manfaat dari pohon zaitun adalah minyaknya lebih jernih dari minyak
yang lainnya serta minyaknya dapat dengan mudah keluar dengan
sendirinya tanpa harus di peras sehingga,bermanfaat bagi kesehatan kulit
dan penyakit lainnya dan minyaknya digunakan sebagai bahan lampu, juga
untuk bumbu lauk serta bisa digunakan untuk luluran. Kayu dan arangnya
digunakan sebagai kayu bakar. Tidak ada satu bagian pun dari pohon ini
yang tidak berguna, bahkan abunya bisa dimanfaatkan untuk mencuci
sutera.25
Menurut Dawud al-Anthoki di dalam at-Tadzkirah Li Ulil al-Bab,
buah zaitun berkhasiat untuk menguatkan lambung, membuka dan
memperlancar penyumbatan-penyumbatan pada pembulu darah,
meremajakan warna kulit, untuk menambah gizi dan meningkatkan nafsu
24al-Qurtubi, Al-Jami‟li Ahkamil Qur‟an, Vol 12, h. 114.
25
al-Bagawi, Tafsir al-Bagawi, Beirut: Darul-Marifah,1406,Vol 3, h. 246.
65
makan dan buah zaitun juga didentifikasi sebagai obat penawar bagi
bermacam penyakit hati. Adapun daun-daun dari pohon zaitun apabila
dikunyah dapat menghilangkan kerusakan pada gusi, penyakit sariawan,
bengkak-bengkak pada tenggorokan, dan apabila direndam kemudian
dibalutkan dengan perban, maka sangat berhasiat untuk mengobati bisul,
dan bengkak-bengkak.26
Sebagimana rasulullah saw bersabda:
“telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdullah bin 'Isa berkata; telah
menceritakan kepadaku 'Atha` orang yang berada di tepi pantai, dari Abu
Usaid atau Abu Asid bin Tsabit, Sufyan ragu, Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Makanlah buah zaitun dan dan
pakailah minyak rambut dari buah zaitun, karena buah itu dari pohon yang
berbarakah". (H.R. imam Ahamd bin Hambal).
Hadits diakui sebagai salah satu sebagai mukjizat medis. Sejumlah
riset kedokteran moderen menegaskan bahwa minyak zaitun berperan
penting bagi pencegah akan kaker kulit akibat papara sinar matahari jika
dioleskan pada kulit. Oleh karena itu, rasulullah dan para sahabat sering kali
bekerja dibawah terik matahari di padang pasir dalam jangka waktu lama.
Disinilah letak hikmah medis dari minyak zaitun untuk mencegah penyakit
kulit dan kanker akibat paparan sinar matahari.27
Menurut Dr. Walter Willet minyak zaitun dapat menghindari
kolestrol, ketua Jurusan Gizi di Fakultas Kedokteran Universitas Harvard
26Ibnu Eman al-Cidadapi, Ramuan Herbal ala Thibun Nabawi, Putra Danayu Publisher,
h. 105-106
27
Dr. Nadiah Thayyarah, Sains dalam al-Qur‟an mengerti mukjizt firman Allah, Penerbit
Zaman, Jakarta, 2004, h.787
66
melakukan riset tentang hidangan tradisional Mediterania yang lengkap
dengan kandungan 35-40% kalori dari lemak, khususnya minyak zaitun.
Salah satu yang paling menarik perhatian Dr.Willet tentang menu
Mediterania adalah pengaruhnya terhadap kolesterol dan terjadinya
penyumbatan pembuluh darah. Ternyata menu yang kaya dengan minyak
zaitun yang merupakan lemak tunggal tak jenuh bisa memelihara kesehatan
pembuluh darah, kadar LDL menurun, sedangkan pada saat yang sama
kadar HDL teap normal.28
Dari penafsiran di atas dapat disimpulkan, bahwa pohon zaitun memiliki
keistimewan tersendiri dari pohon yang lainnya diantaranya pohon ini bisa
tumbuh dimana saja dan dalam perawatannya tidak begitu sulit seperti pohon
tanaman yang lainnya. Apabila buahnya diproses maka akan menghsilkan
minyak yang sangat bagus dan jernih. Minyaknya ini bisa digunakan untuk
berbagi keperluan. Seperti, minyaknya bisa dipakai untuk obat Salah satu
Contoh buah zaitun bisa dijadikan obat pencegah kolesterol, dan pembuatan
kosmetik atau sabun dengan kualitas tinggi, kemudian bisa dijadikan bumbu
masakan.
28
http://herbalhalaltoyyib.blogspot.co.id/2016/09/zaitun-dari-sisi-ilmiah-dan-
kegunaannya.html
67
F. Keberkahan Pada Tempat Dan Negeri
penulis akan mengkaji lima ayat tentang keberkahan pada tempat
atau negeri, yaitu:
1. Keberkahan pada Mekah
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat
beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (Ali Imran/3:96)
a. Munasabah
Semua ayat mulai dari permulaan surah ini sampai kepada ayat 92,
mengandung dalil-dalil tentang kebenaran dan kenabian Muhammad,
serta menetapkan keesaan Allah dan juga menerangkan perbuatan ahli
kitab yang suka mengubah ubah serta mengada-adakan bid‟ah dalam
agamanya. Maka ayat ini adalah sebagai jawaban atas tindakan-tindakan
yang mereka ada-adakan itu. Ayat ini membantah tuduhan para ahli kitab
terhadap agama Islam, yaitu tuduhan bahwa nabi Muhammad tidak
mengikuti agama nabi Ibrahim dan nabi-nabi lainnya, seperti
menghalalkan daging unta serta memutar kiblat dari arah Baitul Maqdis
ke Baitullah.29
b. Tafsir
Ayat ini menjelaskan tentang kedudukan ka‟bah yang diklaim oleh
oarng-orang yahudi bahwa Bait al-Maqdis kiblat mereka lebih utama dari
ka‟bah. Allah membantah dugaan itu dengan menggunakan redaksi
29Kemenag RI, al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang di Sempurnakan),Jilid 2, h. 5.
68
penegasan yaitu baitullah (Masjid al Haram) adalah rumah yang pertama
kali di bangun di kota Mekah untuk di jadikan tempat ibadah seluruh
umat manusia yang diberkahi yang bermakna bersinambung, mantap, dan
tidak bergerak, karena tempat tersebut yang terus menerus menghasilkan
kebajikan. Yang dapat diraih melalui kehadirannya dan menjadi petunjuk
bagi umat manusia termasuk Bani Israil.30
Sebagaimana Rasulullah saw
bersabda:
“Dari Abu Dzar Al-Ghifari bahwa Saya bertanya kepada
Rasulullah SAW mengenai masjid yang mula-mula dibangun di atas
bumi ini. Rasulullah menjawab, "Masjid Al-Haram". Saya
bertanya,"Kemudian masjid mana?"Beliau SAW menjawab,"Masjid Al-
Aqsa". Saya bertanya lagi,"Berapa jarak waktu antara keduanya?"
Beliau menjawab,"Empat puluh tahun". (HR. Muslim)31
Oleh karena itu, baitullah merupakan kiblat bagi seluruh umat
muslim yang mendirikan shalat setiap hari liwa waktu dan merupakan
tempat ibadah haji. Baitullah dibangun oleh nabi Ibrahim alaihi sallam
atas perintah Allah, setelah selesai, kemudian nabi Ibrahim berdoa agar
tempat ini dan disekitarnya diberkahi oleh Allah Swt:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-
30M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Volume 2, h.157.
31
Muslim, Shahih Muslim Kitabul masajid wa maudi as-Salah, vol. 4 No. 1782.
69
tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan
kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri
rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
(QS.Ibrahim/14:37)
Baitullah itu selain tempat ibadah yang pertama dibangun, ia juga
mubārakan, yang diberkahi artinya mantap dan bersinambung karena
baitullah terus menerus menghasilkan kebajikan duniawi dan ukhrawi.
Baitullah Selain berkah, mempunyai keutamaan diantara-nya bagi orang
yang melaksanakan shalat di baitullah lebih baik dari 1000 kali salat dari
pada tempat lain, kecuali masjid Nabawi. Sebagaimana Rasulullah saw
bersabda:
“dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Shalat di masjidku ini nilainya seribu kali
lebih baik dibandingkan pada masjid lain kecuali pada Al Masjidil
Haram". (H.R. Bukhari)
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan: Allah mengkabarkan bahwa
yang pertama diletakan tempat ibadah untuk manusia pada umumnya dan
berkurban, thoaf, shalat, beri‟tikaf, pada-Nya yakni ka‟bah dibangun nabi
Ibrahim yang mengira setiap dari dua golongan yaitu Yahudi dan Nasrani
bahwa mereka tetap ada pada agamanya dan manhajnya, dan tidak
melakukan hani ke bait yang telah membangunnya atas perintah Allah
70
kepada Ibrahim, dan memanggil manusia untuk melakukan haji. Untuk
itu Allah mengatakan meletakkannya dengan keberkahan.32
Menurut Profesor Hussain Kamel, kepala bagian ilmu ukur bumi di
Universtas Riyadh, Saudi Arabia. Bahwa kota Mekah adalah pusat dari
bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menemukan arah kiblat
di kota-kota besar di dunia. Ia menarik garis pada peta, setelah itu ia
mengamati dengan seksama posisi ke tujuh benua terhadap Mekah dan
jarak masing-masing, Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar
hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang. Setelah
dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh
program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar
dan variasi-varisi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum
dengan apa yang ditemukan bahwa sesungguhnya Mekah adalah pusat
bumi.
Sesungguhnya, tahapan eksprimen tentang hal ini sudah
dipublikasikan pada tahun 1978, melalui keterangan Dr Husain. Hasil
studi itu kemudian diterbitkan pula di berbagai majalah sains di Barat.
Bersama rekan-rekannya, Dr Husain menemukan bahwa dari titik sudut
geografis (ilmu bumi) dan geologis (ilmu tanah), terbukti bahwa Mekah
adalah pusat bumi. Kemudian pada tahun 2009, hasil penemuan ilmiah
itu kembali dipublikasikan dalam sebuah konferensi ilmiah bertajuk
“Mekah sebagai Pusat Bumi: Teori dan Praktik.” Konferensi yang digelar
32
Abu al-Fida‟I Ismail Ibnu Katsir al-Qurasyi ad-Damasyqi, Tafsir al-Qur‟an al-Adzimi,
Juz 2, h.509.
71
di Dhoha Qatar itu memperkuat hasil penemuan bahwa Mekah adalah
pusat bumi. Konferensi itu lalu menyalurkan rekomendasi yang berisi
ajakan agar umat Islam mengganti acuan waktu dunia yang selama ini
merujuk pada Greenwich, menjadi Mekah. Banyak argumentas ilmiah
membuktikan wilayah nol bujur sangkar melalui kota Mekah dan tidak
melewati Greenwich di Inggris. Mekah berada di titik lintang yang persis
lurus dengan titik magnetik di Kutub Utara. Kondisi ini tak dimiliki oleh
kota-kota lain, bahkan Greenwich yang ditetapkan sebagai meridian nol.
Konon, Greenwich Mean Time (GMT) dipaksakan pada dunia ketika
mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris.33
Dari penafsiran di atas dapat disimpulkan bahwa keberkahan terdapat
pada suatu tempat yaitu Mekah terdapat banyak kebajikan duniawi dan
ukhrawi, yang dapat diraih melalui kehadirannya dan menjadi penyejuk bagi
semua manusia termasuk Bani Isra‟il dan orang-orang sebelum dan sesudah
mereka. Selain itu Mekah adalah sebagai pusat bumi. oleh karena itu, umat
Islam agar mengganti acuan waktu dunia yang selama ini merujuk pada
Greenwich, menjadi Mekah.
2. Keberkahan Pada Perjalanan Isra Mi’raj
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Al Masjidi lharam ke Al Masjidil aksa yang telah Kami
berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari
33 http://www.kabarmakkah.com/2015/12/ternyata-ini-fakta-tentang-kabah-yang.html
72
tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”. (Al-Israa/17:1)
a. Munasabah
Pada akhir surah yang lalu, Allah menjelaskan landasan untuk
berdakwa dan sikap yang harus dimiliki kaum muslimin dalam
menghadapi tipu daya orang-orang musrik, seperti membalas serangan
mereka dengan pembalasan yang setimpal, bersabar mempertahankan
dan menegakan agama dan teteap bertakwa kepada Allah. Pada
permulaan surah ini Allah mengisahkan peristiwa Isra‟ nabi Muhammad,
agar belaiu dapat menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang dapat
memantapkan tekad beliau untuk berdakwa, menambah kesabaran dalam
menjalankan perintah Allah, dan mempertebal ketebahannya dalam
menghadapi tipu daya kaum musyrikin Mekah.34
b. Tafsir
Ayat ini menjelaskan Maha suci dengan kesucian yang Maha
sempurna, Allah yang telah mengisra‟kan yakni menjalankan pada waktu
malam hamba-Nya yakni Muhamad saw. Pada suatu malam dari al-
Masjidil haram yang berada di Mekah ke masjid al-Aqsa yaitu Baitul
Maqdis tempatnya para nabi dari Ibrahim as, maka dari itu mereka
dikumpulkan semua disana, mereka semua menjadi imam di tempat-
tempat mereka dan rumah mereka, ini menunjukan bahwa mereka adalah
imam yang agung, pemuka yang terdahulu. Dan Allah berfirman: yang
34Kemenag RI, Al-Qur‟an Dan Tafsirnya (Edisi yang di sempurnakan), Jilid 5, h 427.
73
telah kami berkahi sekelilingnya yakni pada tanaman dan buah-buahan
agar kami perlihatkan kepadanya yakni Muhammad sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah yang maha
mendengar lagi maha melihat yakni maha mendengar bagi perkataan
hamba-Nya yang mukmin dan kafir, yang jujur dan yang bohong. Bagi
mereka balasan dan tidak ada yang ia miliki kecuali di dunia dan di
akhirat. Ibnu Katsir menafsirkan kata pada tanam-tanaman dan
buah-buahan. Maksudnya masjid ditempat atau pada tanah daerah
tersebut Allah menjadikan tanah yang subur yang terdapat tanam-
tanaman dan buah-buahan.35
Masjid al-Aqsha ialah bangunan yang kedua yang diletakan Allah
kebumi setelah Baitullah. Selain itu, masjid al-Aqsa sebagai tempat
singgah Isra Mi‟raj Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam, dan masjid
tersebut juga salah satu tempat yang diberkahi Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Menurut al-Qurtubi keberkahan masjid al-Aqsa adalah banyaknya
sungai yang mengalir sehingga banyak pohon yang subur, dan
disekitarnya merupakan tempat makam para nabi dan orang saleh.36
Dalam ayat di atas, Allah sudah menjelaskan skenario perjalanan
Isra Mi‟raj yang diiringi dengan keberkahan. Perjalanan ini bisa
dibuktikan dengan ilmu Metafisika. Bahwa, rasul naik ke ruang angkasa
35
Abu al-Fida‟I Ismail Ibnu Katsir al-Qurasyi ad-Damasyqi, Tafsir al-Qur‟an al-Adzimi,
Juz 5, h.3 36
Al-Qurtubi, Al-Jami‟li Ahkamil Qur‟an, Beirut: Maktabat al-„Asriyyah, 2005,Vol. 15, h.
18.
74
melakukan perjalanan mi‟rajnya tentu membutuhkan zat pembawa yang
lebih halus dari jiwa atau rohaninya. Oleh karena itu, makhluk hidup
yang memiliki dua jasad: jasmani dan rohani, maka diperlukan zat
pembawa yang lebih halus dari rohani itu sendiri dan mampu
mengangkat jasmani rasul sekaligus yaitu Jibril. Selain itu, perjalanannya
disertai juga oleh kendaraan spesial yang didesain Allah dengan bernama
Buraq. Ia adalah makhluk berbadan cahaya yang berasal dari alam
malakut yang dijadikan tunggangan selama perjalanan tersebut.
Buraq berasal dari kata Barqum yang berarti kilat. Maka, ketika
menunggang Buraq itu mereka bertiga melesat dengan melebihi
kecepatan cahaya sekitar 300.000 kilometer per detik. Jika seandainya
kecepatan Buraq diambil serendah-rendahnya setara dengan
perbandingan kecepatan elektris saja: 300.000 kilometer per detik, maka
jarak anatara Masjidil Haram di Mekkah dengan Masjidil Aqsha di
Palestina yang berjarak 1.500 kilometer, paling tidak memakan waktu
1/200 detik. Padahal, Buraq adalah makhluk hidup yang kecepatannya
pun bisa melebihi kecepatan elektris tadi. Kecepatan setinggi itu tidak
bisa dilakukan oleh sembarang benda. Hanya sesuatu yang sangat ringan
saja yang bisa memiliki kecepatan yang bisa melebihi kecepatan cahaya.
Bahkan, saking ringannya sesuatu itu harus tidak memiliki massa sama
sekali. Yang bisa melakukan kecepatan itu hanya photon saja, yaitu
kuantum-kuantum penyusun cahaya.
75
proses pengubahan materi menjadi cahaya terjadi sesaat sebelum
perjalanan Isra Mi‟raj dimulai. Kejadian ini ketika Rasul disucikan oleh
Jibril di dekat sumur zam-zam. Proses ini adalah operasi hati nabi
Muhammad dengan air zam-zam. Karena hati adalah pangkal dari
seluruh aktifitas badani dengan hati yang lembut bagaikan sebuah tabung
resonansi yang bagus getarannya menghasilkan frekuensi yang semakin
lama semakin tinggi. Semakin lembut hati seseorang, semakin tinggi
frekuensinya. Jibril melakukan manipulasi terhadap sistem energi
menjadi badan cahaya. Dengan kesiapan ini, nabi Muhammad siap untuk
dibawa melalui kawalan Jibril dengan mengendarai Buraq menembus
batas langit hingga akhirnya berjumpa dengan Allah.
Perjalanan spesial ini dilakukan pada malam hari dan bukan siang
hari. Jika dilakukan pada siang hari radiasi sinar matahari demikian kuat,
sehingga bisa membahayakan badan Nabi Muhammad yang sebenarnya
memang bukan badan cahaya. Badan nabi yang sesungguhnya tentu saja
adalah materi. Perubahan menjadi badan cahaya itu bersifat sementara
saja, sesuai kebutuhan untuk melakukan perjalanan bersama Jibril. Oleh
karena itu dilakukannya pada malam hari, maka Allah telah
menghindarkan Nabi dari interferensi gelombang yang bakal
membahayakan badannya. Suasana malam memberikan kondisi yang
baik buat perjalanan itu.
Perjalanan ini dimulai dari masjid ke masjid (masjid al-Haram ke
masjid al-Aqsha), sebab masjid adalah bangunan yang memiliki energi
76
positif. Disanalah orang-orang berusaha untuk menyucikan diri,
mendekat, bahkan merapat kepada Tuhannya. Masing-masing masjid
tersebut ibarat tabung energi positif bagi perjalanan nabi. Masjid al-
Haram dan masjid Aqsha dijadikan sebagai terminal pemberangkatan dan
kedatangan. Hal ini mirip dengan tabung transmitter dan recieveri, yang
dipergunakan dalam proses perubahan badan Nabi Muhammad dari
materi menjadi cahaya jauh lebih mudah. Apalagi proses itu melalui
„operasi‟ lewat pelantara Jibril yang memang makhluk cahaya. Maka
semuanya berjalan dengan lancar sesuai kehendak Allah. Dia-lah yang
berkehendak, sedang Jibril yang melaksanakannya.
Perjalanan ini Allah persiapkan semua fasilitas dengan keberkahan
untuk menjaga kelancaran perjalanan sekali dalam sepanjang sejarah
manusia. Disinilah, Allah menjaga lingkungan sekitar perjalanan Isra
Mi‟raj agar tidak terjadi hal-hal yang merusak. Sebab, jika badan rasul
tiba-tiba berubah menjadi „badan materi‟ lagi saat melakukan perjalanan
berkecepatan tinggi itu, maka badannya bisa terurai menjadi partikel-
partikel kecil sub atomik, tidak beraturan lagi. Untuk itulah, keberkahan
itu selalu ada, di setiap tempat, di setiap keadaan, bahkan tidak mengenal
tempat, waktu, dan keadaan sekalipun. Dalam perjalanan itu rasulullah
menyaksikan pemandangan yang tidak pernah beliau saksikan
sebelumnya.37
37https://smayani.wordpress.com/2010/06/14/menguak-misteri-isra-miraj-dalam-tinjauan-
fisika-dan-tafsir/
77
Dari penafsiran ayat di atas dapat disimpulkan bahwasanya
keberkahan perjalanan Isra Mi‟raj yaitu, Allah memfasilitasi perjalanannya
dengan malaikat Jibril dan Buraq serta menjaga kelancaran perjalanannya
antara majid al-Haram ke masjid al-Aqsa sampai langit ke tujuh. Dalam
perjalanannya rasulullah menyaksikan pemandangan kebesaran Allah.
3. Keberkahan Tempat Hijrah Nabi Ibrahim Dan Nabi Luth
“Dan Kami selamatkan (Ibrahim) dan Lut ke sebuah negeri yang
Kami telah memberkahinya untuk sekalian alam.”(al-Anbiya21/71)
a. Munasabah
Pada ayat-ayat yang lalu telah membahas tentang pembuktikan
kekuasaan dan keesaan Allah pada nabi Ibrahmi dan kaumnya sehingga
ia dibakar dalam api. Maka pada ayat ini dijelaskan tentang berbagai
kenikmatan yang diperoleh nabi Ibrahim, seperti keselamatan dan
keturunan yang baik sebagai nabi-nabi dan pemimpin yang soleh.38
b.Tafsir
Ayat di atas menjelaskan bahwa keberkahan yang dilimpahkan
Allah kewilayah palestina itu antara lain banyaknya para nabi yang
diutus dari wilayah itu, disamping kesuburan tanahnya dan kesejukan
udaranya. Menurut M Quraish Shihab bahwasanya, Allah telah
menyelamatkan nabi Ibrahim dari kobaran api oleh Namrud. Dalam
sejarah Allah juga menyelamatkan nabi Ibrahim dari kejahatan penduduk
38 Kemenag RI, Al-Qur‟an Dan Tafsirnya(Edisi yang di sempurnakan), Jilid 6, h 285.
78
di negeri Ur di Mesopotamia Selatan, yaitu di negeri asalnya, lalu ia
hijrah ke negeri Harran, kemudian ke Palestina di negeri Syam. Allah
juga menyelamatkan nabi Luth dari serangan dan penindasan musuh-
musuhnya di negeri Kaldan Irak dengan memudahkan perjalananya
menuju ke belahan bumi yang lain yaitu Palestina.39
Menurut Mustafa al-Maragi, Allah telah menyempurnakan nikmat-
Nya kepada nabi Ibrahim. Dia telah menyelamatkan nabi Ibrahim ke
negeri yang diberkahi, karena banyak para nabi yang diutus dari sana,
yang syariatnya mereka tersebar keberbagai daerah yang jauh. Nabi
Ibrahim keluar dari Kuna, dari negeri Iraq, bersama Luth dan Sarah
dengan membawa agamanya, mencari keamanan untuk beribadah kepada
Tuhannya, hingga singgah di Haram, lalu menetap disana selama
beberapa waktu. Kemudian, keluar dari sana menuju Mesir. Sesudah itu,
kembali ke Syam dan singgah di Palestina, lalu meninggalkan Lut di
Mu‟tafukah yang berjarak sehari semalam dari palestina.40
Menurut imam at-Tabari, negeri Syam penuh dengan keberkahan.
Karena, tempat itu sebagai asal usul di utusnya kebanyakan para nabi.
Kemudian mereka menyebar di berbagai tempat sehingga tersebarlah
syariat Allah di muka bumi ini. Syariat ini merupakan dasar dan sumber
kebaikan dan keberkahan duniawi dan ukhrawi. Kebaikan ini tersebar
keseluruh penjuru dunia dengan banyaknya pemeluk agama tauhid yang
39 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Volume 8, h. 479-480.
40
Ahmad Mutafa al-Maragi, Tafsir al-Maraghi, juz 23, h 145.
79
menjalankan syariat Allah, dan hal ini sesuai dengan akhir kata pada ayat
tersebut, yaitu lil-„alamin.41
Menurut al-Kalabi, disebut Syam, karena posisinya terletak
dibagian Kiri/Utara Buni (Syimal al-Ardh), sebagaimana Yaman, untuk
menyebut bagian kanan bumi (Yaman al-Ardh). Negeri Syam merupakan
tempat dari agama samawi, yaitu Yudaisme (Yahudi), Nasrani (Kristen),
dan Islam. Menurut kaum Muslim, negeri Syam dianggap sebagai
“Negeri Kebaikan”. Pada masa kerasulan nabi Isa as., dikatakan bahwa
Syam bin Nuh pernah dibangkitkan kembali oleh Isa, ketika ada
permintaan dari Bani Israel. Negeri Syam sebelum dibagi-bagi oleh
penjajah Inggris dan Prancis, melalui perjanjian Sykes Pyco, terdiri dari
sejumlah tempat di Timur Tengah, yaitu Libanon, Palestina, Suriah, dan
Yordania.42
Kabar mengenai negeri Syam yang telah Allah janjikan sebagai
negeri akhir zaman menjadi perhatian penuh kepada kaum muslimin
yang ingin benar-benar membuktikan bisyarah rosulullah sallallu alaihi
wasallam. Banyak dari kaum muslimin membantu, baik secara materi,
maupun langsung secara fisik. Dan begitu juga terpecahnya konflik ini
menjadi sorotan dunia Islam. Pada bulan Juli 2014 operasi militer Israel
ke Gaza telah menewaskan 1880 warga palestina dan 10.000 lainnya
cedera. Dari jumlah tersebut 398 adalah anak-anak, 207 wanita dan 74
manula. Laporan awal untuk United Nation Office for the Coordination
41at-Tabari, Jami‟ul Bayan „an Ta`wil Ayatil Qur‟an, Riyad: Mu‟assasah ar-Risalah, 2000,
Vol. 6, h. 77.
42
http://alliwa-arroya.blogspot.co.id/2016/07/keistimewaan-negeri-syam.html
80
of Humanitarian Affairs (OCHA) memperkirakan 68% dari korban tewas
adalah warga sipil termasuk wanita dan anak-anak. Konflik Israel dengan
Palestina adalah rebutan lahan sedangkan konflik Suriah adalah konflik
perang saudara dan terkait minyak dan gas bumi.43
Apa yang telah dikabarkan rasulullah mengenai keberkahan dan
keutamaan bumi Syam mulai terbukti dan nampak dengan adanya konflik.
Allah memberi tahu kepada kaum muslimin sedunia, bahwa negeri yang benar-
benar selamat dari fitnah, negeri yang diberkahi adalah negeri Syam. Pada
akhir zaman nanti negeri Syam akan kembali menjadi titik peristiwa
penting sebagaimana yang rasulullah kabarkan. Manaratul baidha‟ atau
menara putih di salah satu masjid agung di Damaskus akan menjadi
tempat turunnya kembali nabi Isa alahissalam. Dan nabi Isa akan
membunuh Dajjal dipintu Ludd. Itu semua akan terjadi di negeri Syam.
Serta tidak ada benteng yang aman dari huru-hara dan fitnah akhir zaman
kecuali di negeri Syam. Sangat terikat negeri Syam antara masa lalu
dengan masa depan. Pencapaian para pendahulu untuk menaklukkan
Syam sangat besar, perjuangan mereka seolah menjadi estafet akan
perjuangan kaum muslimin hari ini yang terus mempertahankan titik-titik
negeri Syam dari jajahan orang-orang kafir. Inilah negeri beriman, negeri
yang diberkahi, dan negeri akhir zaman.44
Dari penafsiran ayat di atas dapat disimpulkan bahwasanya tempat
hijrahnya nabi Ibrahim dan Luth adalan di negeri Syam. Yang pada masa
43 http://youngislamicleaders.org/konflik-di-bumi-syam-palestina-suriah/
44
http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2016/02/06/42118/negeri-akhir-zaman-itu-
bernama-syam/#sthash.iuEF3zqg.dpuf
81
sekarang terbagi menjadi empat yaitu negeri Palestina, Suriah, Damaskus,
dan Yordania. Di samping itu, negeri Syam juga disebut sebagai negeri
yang beriman, negeri yang diberkahi, dan negeri akhir zaman karena
diselamatkan dari huru-hara serta fitnah akhir zaman.
4. Keberkahan tempat dialog nabi Musa dengan Allah
“Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari
(arah) pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: "Ya
Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam,” (Al-
Qashas/28:30)
a. Munasabah
Ayat-ayat yang lalu menerangkan bahwa nabi Musa telah
menunaikan tugasnya selama sepuluh tahun dengan sebaik-baiknya.
Kemudian dia pamit kemertuanya untuk kembali ke Mesir bersama
istrinya. Maka pada ayat ini Musa menerima wahyu dari Allah dengan
isyarat nyala api di gunung Tur.
b. Tafsir
Ayat ini menjelaskan tentang al-Buq‟ah al-Mubārakah adalah
sebuah tanah datar disebelah kanan lembah tempat nabi Musa dipanggil
oleh Allah dan di angkat menjadi rasul.45
Sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur‟an Allah berfirman:
45 Kemenag RI, Al-Qur‟an Dan Tafsirnya (Edisi yang di Sempurnakan), Jilid 7,h. 287-288
82
“Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tinggalkanlah kedua
terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa”
(QS.Taha/20:12)
Di gunung Tur tempat nabi Musa dipanggil oleh Allah dan
berdialog langsung serta diangkat menjadi nabi, sebagaimana dalam al-
Qur‟an Allah berfirman:
”Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur
dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia munajat
(kepada Kami)”. (Maryam/19:52)
Menurut imam al-Bagawi Allah menjadikan Gunung Tur berkah
karena ditempat itulah nabi Musa di panggil oleh Allah dan berdialog
langsung serta diangkat menjadi nabi bahkan Allah pernah bersumpah
dengan menyebut Tur dalam surah at-Tin. Hal tersebut menunjukan tidak
diragukan lagi akan kemulian dan keberkahannya sebagai tempat
bersejarah.46
Menurut Ahmad Mustafa al-Maragi ayat diatas mejelaskan Allah
telah menciptakan pada Musa ilmu yaqin, tentang pembicaraan langsung
antara nabi Musa dengan Allah swt. Dijadikan pohon itu berkah karena
Allah swt mengangkat Musa menjadi nabi di sana.47
Menurut Ibnu Katsir ayat diatas menjelaskan, maka tetkala Musa
sampai ke tempat api itu yakni disampingnya, diserulah dia dari pinggir
dari lembah sebelah kanan, dari sisi lembah yang berdekatan dengan
sebelah kanan gunung di arah barat. Hal ini sebagaimana firman Allah:
46 Kemenag RI, Tafsir Al-Qur‟an Tematik Pembangunan Ekonomi Umat, h. 164.
47
Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maraghi, juz 20, h.132
83
dan tidaklah kamu berada disisi sebelah barat ketika kami
menyampaikan perintah Musa. Musa yang menemukan api menerangi
pohon, lalu pohon itu bertambah hijau, yaitu lereng gunung yang
bersebelahan dengan lembah. Maka Musa pun mematung keheranan
melihat keadannya. Tiba-tiba Tuhan memanggilnya dari pinggir lembah
kanan pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon. Firman Allah,
hai Musa, sesungguhnya aku adalah Tuhan semesta alam. Makna barakan
disini berarti kebaikan yakni tempat yang baik.48
Menurut Masykur A. Baddal Semenanjung Sinai adalah sebuah
wilayah yang berada di negara Mesir, terletak antara benua Afrika dan
Asia. Nama Sinai sangat terkenal dalam kitab suci agama samawi.
Karakterisitk wilayahnya secara umum tergolong gersang dan tandus.
Karena di kelilingi oleh gunung-gunung karang yang tandus. Di antara
ribuan puncak gunung karang tersebut, ada yang bernama Jabal Musa
(gunung Musa), yaitu sebuah puncak gunung tertinggi, dari sederetan
gugusan pegunungan yang ada di semenanjung Sinai, Mesir. Hampir
seluruh badan bukit-bukit itu terdiri dari batu karang gersang. Hanya
sebagian kecil saja yang ditumbuni dengan pohon palem dan cemara
karang.
Letak Jabal Musa, atau yang lebih terkenal dengan sebutan Bukit
Tursina, sekitar 450 km dari ibukota Cairo. Jarak tersebut dapat ditempuh
dengan menggunakan kendaraan pribadi atau bis wisata, dalam waktu 5
48
Abu al-Fida‟I Ismail Ibnu Katsir al-Qurasyi ad-Dimasyqi, Tafsir al-Qur‟an al-Azim, juz
6, h. 468-469
84
jam perjalanan. Dengan menyusuri padang pasir tandus, dan bukit-bukit
karang terjal sepanjang perjalanan.
Mendaki hingga sampai ke puncak Jabal Musa, sudah menjadi
obsesi setiap orang yang datang ke semenanjung Sinai. Berbagai ras dan
suku bangsa dari berbagai belahan dunia, ramai berkumpul di kaki Jabal
Musa sebelum melakukan pendakian. Namun, dikarenakan medan yang
sangat terjal serta berbahaya, karena sudah banyak menelan korban jiwa,
pihak keamanan Mesir mewajibkan setiap pendaki harus ditemani oleh
seorang guide berpengalaman dari suku baduwi Sinai. Karena mereka
sudah sangat memahami seluk beluk pegunungan tersebut. Perjalanan
menuju puncak Jabal Musa, memakan waktu sekitar lima sampai tujuh
jam. Di puncak Jabal Musa, terdapat bangunan mesjid dan gereja ukuran
mini. Sehingga masing-masing pemeluk agama tersebut, dapat
melakukan ritual menurut agamanya masing-masing ketika sedang
berada di puncak gunung Musa. Sebuah pengalaman yang luar biasa
tentunya, di saat anda dapat melakukan ritual agama pada ketinggian
2850m diatas permukaan laut.49
Berdasarkan ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa keberkahan
pada tempat dialog nabi Musa dengan Allah yaitu di gunung Tur. Sehingga
tempat itu menjadi berkah karena Allah mengangkat nabi Musa menjadi
nabi di sana. Yang berada di negara Mesir, terletak antara benua Afrika dan
Asia.
49
http://www.kompasiana.com/coffeeaceh/petualangan-dahsyat-ke-puncak-bukit-tursina_
85
5. Keberkahan Pada Tempat Tinggal Kaum Saba
“Dan Kami jadikan antara mereka (penduduk saba )dan antara
negeri-negeri (syam) yang Kami limpahkan berkah kepadanya, beberapa
negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-
jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang
hari dengan aman.”(Saba/34:18)
a. Munasabah
Pada ayat sebelumnya menjelaskan tentang, Allah yang
memberikan azab kepada orang kafir karena mereka menolak ajaran rasul
yang diutus Allah unutk menyeru mereka agar beriman kepada-Nya dan
menyukuri nikmatn-Nya. Namun pada ayat ini menjelaskan tentang
kaum Saba` atau Syam yang dikaruniakan nikmat yang menjadikan
negeri tempat tinggal mereka subur dan makmur.50
b. Tafsir
Ayat ini menjelaskan tentang kaum Saba yang terkenal dengan
hasil alamnya yang subur dan melimpah, orang-orang pun banyak
berhijrah dan bermitra dengan mereka. karena mereka memiliki
bendungan Ma‟rib atau juga dikenal dengan nama bendungan „Arim,
bendungan yang panjangnya 620 meter, lebar 60 meter, dan tinggi 16
meter. lahan ini mendistribusikan airnya ke ladang-ladang penduduk dan
juga menjadi sumber air, bahkan bendungan tersebut sudah menjamin
50Kemenag RI, Al-Qur‟an Dan Tafsirnya(Edisi yang di sempurnakan), Jilid 8, h84.
86
kebutuhan air mereka, mengairim kebun-kebun dan memberi minum
ternak mereka.51
Menurut M. Quraish Shihab ayat di atas menjelaskan tentang kaum
Saba yang Allah anugrahi berupa kesuburan tanahnya dan berhasilnya
pertanian mereka, Kami juga telah mengilhamkan mereka agar mereka
dapat membangun negeri-negeri mereka sedemikian rupa sehingga kami
telah menjadikan antara tempat tinggal mereka di Yaman itu dan antara
negeri-negeri yang kami limpahkan berkat kepadanya yakni negeri Syam,
yaitu palestina, Libanon dan Suriah kami jadikan antar keduanya
beberapa negeri yang nampak lagi berdekatan dan kami tetapkan padanya
yakni negeri-negeri jarak perjalanan yang dekat sehingga memudahkan
mereka singgah dimana dan kapan saja, tanpa kesepian atau cemas
tentang adanya rintangan dan bahaya. Kepada siapapun yang berada
disana diucapkan kalimat: berjalanlah kamu didalamnya kota-kota pada
malam dan siang hari dengan aman dari gangguan manusia dan binatang
serta sengatan panas dan dingin. Quraish Shihab mengartikan kata
kami telah limpahkan barakah yakni aneka kebajikan.
Menurut ibnu Kasir kata adalah kebaikan yang terus menerus.
Dijelaskan dalam tafsirnya bahwa tamu dari negeri Syam kelelahan
setelah mereka berjalan dari yaman ke Syam dalam kelelahan yang
nampak terus menerus, berarti keberkahan dsini yakni kebaikan.
51Nurfitri Hadi, M.A, Artikel www.KisahMuslim.com, 27 September 2013.
87
perjalanan mereka dari negeri mereka ke negeri Syam dipenuhi dengan
keberkahan, dengan tempat yang aman, daerah-daerah yang satu dengan
yang lainnya menyambung dan berdekatan, negeri yang hijau dipenuhi
banyak pohon, tanam-tanaman, dan buah-buahan. Dimana orang yang
melakukan perjalanan tidak lagi membutuhkan bekal dan air. Bahkan
dimana saja musafir singgah mereka pasti mendapatkan air dan buah-
buahan dapat pula beristirahat siang hari disuatu daerah dan bermalam
didaerah yang lain sesuai yang dibutuhkan oleh mereka dalam
perjalanan-nya dan tanpa mendapatkan kesulitan.52
Menurut para sejarawan dan arkeologi ada struktur monumental
kuno dengan menyebutnya sebagai keajaiban dunia kuno yang
kedelapan: yaitu bendungan Ma'rib yang dibangun oleh kerajaan Saba'
yang terletak di semenanjung Arabia bagian selatan, yang saat ini adalah
Yaman. Ibukota dari Saba adalah Ma'rib yang sangat makmur, berkat
letak geografisnya yang sangat menguntungkan. Ibukota ini sangat dekat
dengan Sungai Adhanah. Titik dimana sungai bertemu Jabal Balaq
sangatlah tepat untuk membangun sebuah bendungan. Dengan
memanfaatkan keadaan alam ini, kaum Saba membangun sebuah
bendungan di tempat dimana peradaban mereka pertama kali berdiri, dan
sistem pengairan merekapun dimulai. Mereka benar-benar mencapai
tingkat kemakmuran yang sangat tinggi.
52
Abdullah bin Muhammad bin „Abdurahman bin Ishaqal-Sheikh, Lubaabut Tafsiir min
Ibni Katsiir, Jilid 6, h. 563-564.
88
Penulis Yunani bernama Pliny yang telah mengunjungi daerah ini
dan sangat memujinya, menyebutkan betapa hijaunya kawasan ini. jika di
kalkulasikan, total lahan yang dapat diraih oleh bendungan Ma‟arib
mencapai 9.600 hektar, termasuk 4.300 hektar lahan dibagian selatan dan
barat bendungan. Bendungan ini diperbaiki secara besar-besaran selama
abad 5 dan 6 M. Namun, perbaikan ini tidak mampu mencegah
keruntuhan bendungan ini hancur sekitar tahun 542 M. Setelah itu,
mereka hidup dalam kesulitan, tumbuhan-tumbuhan yang subur di tanah
mereka tidak lagi menghasilkan buah seperti sebelum-sebelumnya dan
Yaman saat ini termasuk salah satu negeri termiskin dan terkering di
Jazirah Arab.53
Jika kita melihat al-Qur'an serta membandingkannya dengan
catatan sejarah tersebut di atas, maka kita akan melihat kesamaan yang
sangat mendasar dalam hal ini. Werner Keller seorang ahli arkeologi
kristen penulis buku "The Holy Book Was Right (Und die Bible Hat
Doch Recht) sepakat bahwa banjir Arim terjadi sebagaima disebutkan
dalam al-Qur'an dan ia menulis bahwa negeri Saba hancur dikarenakan
runtuhnya bendungan. Salah satu contoh kesamaannya dengan al-Qur'an.
menyebutnya "dua buah kebun disisi kiri dan kanan" menunjukkan akan
kebun yang mengesankan di kedua lembah ini. Berkat bendungan ini dan
system pengairan tersebut maka daerah ini sangnat terkenal memiliki
pengairan yang terbaik dan kawasan paling subur.
53
https://abangdani.wordpress.com/2013/09/27/sejarah-kerajaan-saba-negeri-yang-
dahulunya-subur-makmur/
89
J. Holevy dari Perancis dan Glaser dari Austria membuktikan
berdasarkan dokumen tertulis bahwa bendungan Ma'rib telah ada sejak
jaman kuno. Dalam dokumen tertulis dalam dialek Himer dikatakan
bahwa bendungan inilah yang menyebabkan kawasan ini sangat
produktif. Kota Ma‟arib yang dulunya menjadi tempat tinggal kaum
Saba‟ dan kini menjadi reruntuhan terpencil.54
Berdasarkan ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa
keberkahan terdapat tinggal kaum Saba yaitu yang terletak di negeri Yaman,
keberkahan tersebut berupa tanah yang subur sehingga pertaniaan mereka
bagus, serta Allah menjadikan negeri-negeri mereka berdekatan sehingga
terjaganya keamanan dan kenyamanya negeri mereka.
54
Kemenag RI, Tafsir Ilmi Penciptaan Manusia Dalam Prespektif al-Qur‟an dan Sains,
Sinergi Pustaka Indonesia, Jakarta, 2012, h. 159-160.
90
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang dilakukan di atas, dapat penulis tarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berkah adalah suatu kebaikan yang menetap dan selalu bertambah, yang
bersumber dari Allah.
2. Keberkahan yang diberikan Allah kepada manusia di dunia ini untuk
kebahagian dan kemakmuran manusia itu sendiri, baik secara ekonomi
maupun pahala yang berlipat ganda baik di dunia maupun di akhirat.
3. Dari beberapa ayat al-Qur’an tentang berkah yang telah penulis kaji,
adalah segala sesuatu perbuatan kebaikan yang menimbulkan manfaat
maka disitulah adanya keberkahan. Apabila orang-orang berpedoman
pada al-Qur’an, mengikuti pesan-pesan yang ada di dalamnya,
mempelajarinya, membacanya, dan menyerukan orang lain untuk
mengikutinya atau menyiarkan kandungan isi al-Qur’an, maka akan
mendapatkan keberkahan baik di dunia dan di akhirat. Apabila seseorang
beriman dan bertakwa kepada Allah dan rasul-Nya, maka Allah akan
membukakan pintu keberkahan, baik keberkahan dari langit yaitu berupa
air hujan dan keberkahan dari bumi yaitu tanah dan tumbuh-tumbuhan
yang subur.
91
B. Saran
Penelitian ini tentu tidak sempurna, sehingga diperlukan penelitian yang
lebih mendalam tentang tema tersebut, dengan mengkaji berkah dalam
prespektif al-Qur’an, agar umat Islam memahami hakikat berkah, sehingga
banyak umat Islam berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan agar
mendapatkan kehidupan yang berkah baik diduni amaupun diakhirat.
Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengkajinya secara
mendalam dalam menjelaskan tentang tema diatas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan, Karena kajian tentang berkah
dalam al-Qur’an ini masih banyak yang belum terbahas.
92
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ja’far, Muhammad, bin Jarir Thabari, Abdul Somad, Yusuf Hamdani
(penerjemah). 2008. Tafsir Ath-Thabari : Pustaka Azzam.
al-Alusi, Mahmud. 1994. Ruh al Ma’ani Fi Tafsir al Qur’an al Azimwa al Sab’ al
Masani. Beirut: Dar al Kutub al ‘Ilmiyah.
Al-Asfahani, ar-Ragib. 1997. Mu’jam Mufradat Alfaz Al-Qur’an. Jeddah: Darul
Basyir.
al-Bagawi, Abu Muhammad al-Husain bin Mas`ud al-Farra. 1406 H. Tafsir al-
Bagawi, (Ma’limutTanzil). Bairut: Darul Ma’rifah.
Baqi, Muhammad Abdul Fuad. 1364 H/ 1945 H. Al-Mujam al-Mufahras lialfazil
Quranil karim, Mesir: Darul Kutub.
Departemen pendidikan Nasional. 2003. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai pustaka.
Eman, Ibnu, Ramuan Herbal ala Thibun Nabawi, Putra Danayu Publisher.
Hamdi, Abu. 2005. 15 Sebab di CabutnyaBerkah. Depok: Gema Insani.
Harahap, Syahrin. 2000. Metodelogi Penelitian dan Penelitian Ilmu-Ilmu
ushuluddin, Jakarta: Grafindo Persada.
Islahudin. jum’at, 29 Agustus, 2004. keluarga cabe menikah bukan hanya cari
bini indahnya keluarga cari berkah. Jurnal harian waspada.
Izzaty, Jadwa Farihah. 2013. Berkah dalam Perspektif Hadis. Universitas Islam
Negeri Jakarta: Sekripsi S1 Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuludin.
Kementriaan Agama RI. 2012. Al-Qur’an dan Tafsirnya (edisi yang di
sempurnakan). Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia.
…………………………. 2012. TafsirTematik Pembangunan Ekonomi Umat.
…………………………. 2012. Tafsir Ilmi Penciptaan Manusia Dalam
Prespektif al-Qur’an dan Sains. Jakarta : Sinergi Pustaka Indonesia.
Kartini. 1996. Pegantar Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : Bandar Maju.
Kasir, Ibnu. 1980 M/ 1400 H. ‘Imaduddin Abi al-Fida Isma’il al-Quraisyi ad-
Dimasyqi. Tafsir Al-Qur’an al-Azim. Beirut: Darul Fikr.
al-Maragi, Ahmad Mustafa. 1993. Tafsir al-Maragi. Semarang : Toha Putra.
93
Munawwir, Warson Ahmad. 1984. kamus al-Munawwir. Surabaya: Pustaka
Progressif.
Quthub, Sayyid. 1992. Tafsir fi ZilalilQu’ran. Beirut: Darusy-Syuruq.
al-Qurtubi, Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Ansari. 2005. al-Jami` li
Ahkamil-Qur’an, Beirut: Maktabat al-`Asriyyah.
Ar-Razi, Fakhruddin. 1990. Tafsir al-Kabir. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
Thayyarah, Nadiah. 2004. Sains dalam al-Qur’an mengerti mukjizat firman Allah,
Jakarta : Penerbit Zaman
Shihab, Muhammad Quraish. 1994. Membumikan Al-Qur’an : Fungsi dan Peran
Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.
……………………………….. 2007. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
………………………………. 2007. Ensiklodia Al-Qur’an kajian kosa kata,
Jakarta: Lentera Hati.
Muhammad, Abdullah bin bin ‘Abdurahman bin Ishaq al-Sheikh. 2005. Lubaabut
Tafsiir min Ibni Katsiir. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i
Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad bin Abdullah Asy-Saukani, Fathul-Qodir.
1415 H/1995 M. Beirut: Darul-Fikr.
94
https://abangdani.wordpress.com/sejarah-kerajaan-saba-negeri-yang-dahulunya-
subur-makmur/.(2013/09/27)
http://alliwa-arroya.blogspot.co.id.keistimewaan-negeri-syam.html.(2016/07)
http://bolaangs.blogspot.co.id.peran-iman-dan-taqwa-di-dalam-problem.html.
(2010/10)
http://Ceritateladan.com inilah-manfaat-ilmiah-membaca-al-quran.(2011/10)
http://Hadi, Nur fitri. Artikel www.Kisah Muslim.com. (27 September 2013)
http://islamrealita.blogspot.co.id.bukti-ilmiah-manfaat-dan-keindahan.html
(2012/11)
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.idmanfaat-membaca-al-quran-untuk.html.
( 2013/01)
http://www.kabarmakkah.com.ternyata-ini-fakta-tentang-kabah-yang.html
(2015/12)
http://www.kompasiana.com/coffeeaceh/petualangan-dahsyat-ke-puncak-bukit-
tursina_552e462b6ea834ba378b4576
http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat.nsca628-syayma-karimah-
menuai-berkah-dari-alquran.(2015/07/31)
https://smayani.wordpress.com.menguak-misteri-isra-miraj-dalam-tinjauan-
fisika-dan-tafsir/.(2010/06/14)
http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/negeri-akhir-zaman-itu-bernama-
syam/#sthash.iuEF3zqg.dpuf.(2016/02/06)
http://youngislamicleaders.org/konflik-di-bumi-syam-palestina-suriah/