BENZENA EPID KESLING

16
Tugas Kelompok EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN “Benzena” Oleh KELOMPOK 15 MARSELA F1D210179 FATMAWATI F1D210073 RIFAN CAHYADI F1D210104 SABANIA F1D210116 MIFTAHUL JANNAH F1D210032 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI

description

benzena dalam perspektif epidemiologi kesehatan lingkungan

Transcript of BENZENA EPID KESLING

Page 1: BENZENA EPID KESLING

Tugas Kelompok

EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN

“Benzena”

Oleh

KELOMPOK 15

MARSELA F1D210179

FATMAWATI F1D210073

RIFAN CAHYADI F1D210104

SABANIA F1D210116

MIFTAHUL JANNAH F1D210032

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012

Page 2: BENZENA EPID KESLING

BENZENA

1. PENGERTIAN

Benzena ditemukan pada tahun 1825 oleh seorang ilmuwan Inggris, Michael

Faraday yang mengisolasikan senyawa tersebut dari gas minyak dan menamakannya

bikarburet dari hidrogen. Pada tahun 1833, kimiawan Jerman, Eilhard Mitscherlich

menghasilkan benzena melalui distilasi asam benzoat (dari benzoin karet atau gum

benzoin) dan kapur. Mitscherlich memberinya nama benzin. Pada tahun 1845, kimiawan

Inggris, Charles Mansfield, yang sedang bekerja di bawah August Wilhelm von

Hofmann, mengisolasikan benzena dari tir (coal tar). Empat tahun kemudian, Mansfield

memulai produksi benzena berskala besar pertama menggunakan metode tir tersebut.

a. Struktur Benzena

Struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada tahun 1865.

Menurutnya, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara melingkar membentuk

segi enam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120 derajat. Ikatan antara

karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal yang berselang seling.

Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6. Rumus

molekul benzena memperlihatkan sifat ketidakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap.

Tetapi ketika dilakukan uji bromine benzena tidak memperlihatkan sifat ketidakjenuhan

karena benzena tidak melunturkan warna dari air bromine. Hal ini membuat benzena

istimewa.

Berdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak

terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah. Gejala ini

disebut resonansi. Adanya resonansi pada benzena ini menyebabkan ikatan pada benzena

menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya tidak dapat diadisi oleh air bromin.

Page 3: BENZENA EPID KESLING

b. Sifat Benzena

Sifat fisik dan sifat kimia senyawa Benzena adalah sebagai berikut.

Sifat Fisik:               

Zat cair tidak berwarna

Memiliki bau yang khas

Mudah menguap

Tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalm

pelarut yang kurang polar atau nonpolar seperti eter

Titik lelehnya yaitu 5,5 derajat Celsius

Titik didihnya yaitu 80,1derajat Celsius

Sifat Kimia:

Bersifat kasinogenik (racun)

Merupakan senyawa nonpolar

Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar

Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi

2. SUMBER BENZENA DI LINGKUNGAN

Benzena yang terdapat di alam dapat terbentuk secara alami maupun akibat aktivitas

manusia. Pembentukan benzena secara alami biasanya berasal dari letusan gunung

berapi, rembesan minyak bumi, dan kebakaran hutan. Benzena tersebut dihasilkan dari

pembakaran tidak sempurna dari material yang kaya karbon.

Benzena juga merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak

mentah, gasoline, dan tembakau rokok. Sumber lainnya adalah hasil buangan industri

dan pembakaran batubara. Industri baja dan petrokimia juga merupakan penyumbang

benzena yang cukup penting.

Page 4: BENZENA EPID KESLING

a. Paparan Benzena

Dengan digantikannya fungsi timbal pada bahan bakar bensin dengan poli aromatik

hidrokarbon, maka ancaman paparan benzena akibat penguapan langsung maupun emisi

kendaraan bermotor semakin meningkat. Paparan merupakan banyaknya jumlah zat

dalam tubuh. Benzena telah diklasifikasikan sebagai penyebab kanker pada manusia grup

1 oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) karena sifatnya yang

karsinogenik. Semakin sering individu berinteraksi dengan senyawa tersebut, semakin

tinggi risiko paparannya. Contohnya adalah petugas SPBU.

b. Jalur Paparan Benzena

Absorbsi

Saluran pernafasan atau inhalasi merupakan jalur utama absorbsi benzena, baik

pada lingkungan kerja maupun lingkungan sekitar. Pada manusia, absorbsi melalui

inhalasi bervariasi antara 70-80% dan kemudian menurun menjadi 50% pada 5 menit

pertama. Benzena yang masuk melalui inhalasi akan sampai ke paru-paru dan melalui

membran yang ada di alveoli akan masuk ke aliran darah. Uap benzena lebih berat

dibandingkan udara, sehingga dapat menyebabkan asphyxiation pada tempat yang

tertutup dan kurang ventilasi.

Sebagian besar petugas SPBU tidak menggunakan masker atau penutup hidung

lainnya pada saat bekerja. Sehingga kemungkinan masuknya benzena dalam bensin ke

dalam tubuh melalui cara inhalasi semakin besar.

Page 5: BENZENA EPID KESLING

Paparan benzena secara ingesti dapat diabsorpsi oleh tubuh, hal ini dibuktikan

dengan pengujian pada kelinci yang diberi benzena yang telah diberi label radioaktif

pada atom 14 C 9. Hasilnya, total radioaktivitas yang dikeluarkan lewat nafas dan urin

sekitar 90% dari dosis yang diberikan. Sehingga dapat diperkirakan absorpsi benzena

yang terkandung dalam suatu cairan terhadap paparan ingesti hampir mendekati

100%.

Benzena dapat diabsorpsi lewat kulit, hal ini telah dibuktikan secara in vivo (dalam

manusia) dan in vitro (dengan kulit manusia). Perpindahan senyawa ini dari kulit ke

darah melalui mekanisme difusi pasif. Interaksi dengan molekul-molekul pada kulit

mempengaruhi absorpsi benzena tersebut. Tingkat absorpsi benzena cair yaitu 0.4

mg/cm2/jam (pada kondisi tepat larut). Absorpsi dari uap benzena dapat diabaikan.

Tidak ada catatan mengenai toksisitas akut yang disebabkan paparan benzena melalui

absorpsi kulit.

Jika seseorang khusunya petugas SPBU terpapar benzena dengan konsentrasi udara

sebesar 10 ppm, maka perkiraan absorbsi per jamnya adalah 7,5 μL melalui inhalasi,

1,5 μL melalui kulit keseluruhan, dan 7,0 μL melalui kontak kulit langsung. Kontak

benzena dengan kulit pada waktu yang lama akan membuat kulit pecah-pecah dan

mengelupas.

Distribusi

Karena sifatnya yang lipofil, diduga distribusi benzena yang besar terdapat pada

jaringan yang banyak mengandung lemak seperti otak dan lemak. Benzena juga dapat

melewati plasenta bayi dan dapat berikatan langsung dengan protein. Benzena juga

didistribusikan ke ginjal, paru-paru, hati, dan otak. Metabolit benzena yaitu katekol,

hidrokuinon, dan fenol terdeteksi dalam darah dan sum-sum tulang setelah 6 jam

terpapar benzena.

Page 6: BENZENA EPID KESLING

Kadar dalam sumsum tulang melebihi kadar dalam darah. Kadar fenol dalam darah

dan sumsum tulang menurun drastis setelah paparan berhenti. Hal ini tidak terjadi pada

katekol dan hidrokuinon, yang berarti kemungkinan kedua zat ini terakumulasi dalam

tubuh lebih besar.

Paparan melalui jalur ingesti terdistribusi ke berbagai organ dan jaringan dalam waktu

1 jam setelah terpapar. Terdeteksi kadar hidrokuinon tertinggi terdapat pada hati, ginjal

dan darah, sedangkan untuk fenol terdapat paling banyak pada saluran pernapasan,

pencernaan, dan ginjal. Metabolit benzena yang terkonjugasi akan terkumpul di darah,

sumsum tulang, saluran pencernaan, ginjal, dan hati. Benzena yang terabsorpsi oleh kulit

akan terdistribusi paling banyak ke ginjal, hati, dan kulit.

Metabolisme

Metabolisme benzena sebenarnya terjadi di hampir seluruh jaringan, namun tempat

penyimpanan metabolit benzena yang utama ialah pada hati. Metabolit yang dihasilkan

di hati selanjutnya dibawa ke sumsum tulang. Tiap metabolit fenolik dari benzena

(katekol, hidrokuinon, 1,2,4-benzenetriol, dan fenol) dapat mengalami konjugasi sulfonat

ataupun glukuronat. Hasil konjugat dari fenol dan hidrokuinon merupakan metabolit

yang paling banyak ditemukan di urin.

Asam trans-trans mukonat, fenol, katekol, hidrokuinon, dan benzokuinon dapat

merangsang enzim sitokrom p-450 pada sistem sel darah manusia. Enzim ini

mengkatalisis reaksi metabolisme benzena pada sumsum tulang, karena itu benzena

dapat menyebabkan efek toksisitas pada sel darah (hematotoxicity). Benzena dapat

menembus plasenta, sehingga bila ibu hamil terpapar benzena maka janinnya dapat juga

terkena benzena ataupun senyawa metabolitnya.

Page 7: BENZENA EPID KESLING

Ekskresi

Jalur ekskresi benzena yang tidak dimetabolisme ialah melalui pernapasan. Kecepatan

ekskresinya paling besar selama satu jam pertama sejak terpapar. Benzena yang telah

mengalami metabolisme akan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk fenol, asam

mukonat, dan asam S-fenil merkapturat. Hanya sebagian kecil benzena yang ikut dalam

metabolisme dieksresikan lewat feses.

Berdasarkan studi yang dilakukan pada manusia, 1,4 – 41,6% dari benzena yang

ditahan dalam tubuh (retained benzene) dieliminasi 5-7 jam setelah paparan, melalui

paru-paru dan diekskresikan dalam urin. Jika terpapar 63-405 mg/m3 selama 1-5 jam,

maka 51-87% akan diekskresikan melalui urin sebagai fenol setelah 23-50 jam14.

Sebanyak 30% benzena yang diabsorbsi melalui kulit akan diekskresikan melalui urin

sebagai fenol. Belum terdapat penelitian mengenai paparan benzena terhadap manusia

akibat paparan secara ingesti. Percobaan yang dilakukan terhadap kelinci dengan

memberi dosis paparan 340-500 mg/kg berat badan selama 2-3 hari diperoleh data 43%

akan dieliminasi melalui udara pernafasan, 23,5% diekskresi sebagai fenol, 4,8% sebagai

quinol, dan 2,2% sebagai katekol serta senyawa fenolik lain16.

Hasil ekskresi benzena dapat digunakan untuk mengetahui indikasi paparannya.

Untuk menganalisis kadar benzena yang diekskresikan lewat urin atau feses dapat

menggunakan GC dengan ITD (Ion Trap Detector) atau FID (Flame Ionization Detector)

atau MS (Mass Spectrometry) dan HPLC atau UV untuk urin. Untuk analisis benzena

dalam darah atau ASI dapat menggunakan HRGC (High Resolution Gas

Chromatography).

Page 8: BENZENA EPID KESLING

3. PENGARUH BENZENA TERHADAP KESEHATAN

Benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang dapat membentuk

kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia berlebih. Benzena telah

diklasifikasikan sebagai penyebab kanker grup 1 oleh International Agency for Research

on Cancer (IARC). Benzene adalah toksin yang menyerang hati, ginjal, paru-paru,

jantung dan otak dan dapat menyebabkan kerusakan kromosonal. Benzene adalah racun

yg berbahaya karena tubuh kita kesulitan untuk mengeluarkan jenis racun ini.

a. Pengaruh Kronis (dalam jangka waktu panjang)

Paparan inhalasi Benzena dengan kadar tertentu dapat menyebabkan kerusakan

pada sel darah manusia. Benzena secara spesifik mempengaruhi sumsum tulang

belakang (jaringan yang menghasilkan sel darah) sehingga dapat menyebabkan

anemia aplastik, pendarahan akut, dan kerusakan sel imun.

Benzena dapat menyebabkan abrasi kromosomal (pengikisan kromosom) baik

struktur maupun jumlah pada manusia. Paparan melalui inhalasi dan ingesti

menyebabkan disfungsi sistem imun dengan efek awal berupa lymphocytopenia

(kondisi limfosit dalam darah sangat rendah). Paparan dengan kadar tinggi dapat

mengganggu kesuburan pada wanita karena dapat menurunkan produksi sel telur, juga

mengganggu periode menstruasi.

b. Pengaruh Akut (jangka waktu pendek)

Paparan melalui inhalasi dengan kadar yang sangat tinggi dapat menyebabkan

kematian. Kadar yang cukup tinggi bahkan dapat menyebabkan gejala neurologik seperti

timbul rasa kantuk, pusing, tremor (kelainan gerak), sakit kepala, pingsan, kebingungan,

dan detak jantung tidak stabil

Page 9: BENZENA EPID KESLING

Paparan melaui ingesti dapat menyebabkan mual, iritasi perut, pusing, kantuk, tremor,

detak jantung tidak stabil, bahkan kematian. Kontak terhadap cairan dan uap benzena

dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan atas. Paparan melaui kulit

dapat menyebabkan bercak-bercak merah.

Benzena yang bukan bensin itu adalah zat yang berpeluang menjalar ke bahan

makanan yang disimpan di dalam kotak styrofoam. Benzena berpeluang masuk usus

manusia berbarengan dengan makanan yang ditelan. Kalau Benzena sudah masuk perut,

dia tak mudah mengurai seperti layaknya makanan lain. Dia akan tetap bersemayam di

dalam perut kita.

Benzena juga tak bisa dikeluarkan dari tubuh lewat buang air kecil atau air besar. Juga

tidak bisa dimuntahkan lewat mulut, sehingga semakin lama Benzena itu akan terus

menesur menjadi tumpukan di dalam tubuh, lalu bertemu dengan lemak dan menjadi

satu. Dalam keadaan seperti itu, Benzena dikenal reputasinya sebagai bahan yang dapat

memicu timbulnya kanker pada tubuh manusia.

Para ahli meneliti dan menemukan fakta bahwa Benzena di dalam tubuh manusia

masuk ke sel-sel darah dan lama-lama merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya

produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia.

Bahaya Benzena lainnya adalah bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid yang

mengganggu sistem syaraf, sehingga bisa menyebabkan kelelahan, mempercepat detak

jantung, sulit tidur, badan gemetaran, dan mudah gelisah. Bahkan Benzena ini seringkali

membuat seseorang kehilang kesadaran hingga sampai kepada kematian. Benzena juga

menyebabkan berkurangnya kekebalan manusia, sehingga gejalanya seseorang mudah

sekali terkena infeksi.

Page 10: BENZENA EPID KESLING

Para ahli juga menemukan bahwa pada jenis kelamin wanita, Benzena berakibat buruk

terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat

ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.

Bila terkena suhu tinggi, pigmen styrofoam akan bermigrasi ke makanan.Bila makanan

yang baru digoreng ditempatkan di kantong plastik, suhu minyak yang tinggi akan

menghasilkan kolesterol atau lemak jenuh yang tinggi pula yang mudah larut dengan

styrene, bahan dasar styrofoam. Styren bersifat larut lemak dan alkohol. Karena itulah,

styrofoam bukan tempat yang baik bagi susu berlemak tinggi. Ia juga bukan tempat yang

baik bagi kopi yang dicampur krim.

Page 11: BENZENA EPID KESLING

DAFTAR PUSTAKA

Ramon, Agus. 2007 Analisis Paparan Benzena Terhadap Profil Darah Pada Pekerja

Industri Pengolahan Minyak Bumi .Universitas Diponogoro; Semarang

Sarwat, A., 2011, Makananmu, Penyakitmu, No Way! “benzena”, [online],

(http://www.ustsarwat.com/0.php?id_berita=111, diakses tanggal 2 Januari 2012)

Ermayani, Potensi Pemaparan bahan Kimia, [online]

(http://ermayani-da.students-blog.undip.ac.id/tag/bahaya-kimia/ diakses tanggal 3 Januari

2012)