belum (2)
-
Upload
new-ardy-perdana-adf -
Category
Documents
-
view
20 -
download
4
Transcript of belum (2)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era teknologi ini kehidupan manusia tidaklah terlepas dari keberadaan
suatu mesin yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
dunia industri mesin merupakan suatu rangkaian elemen yang membentuk
suatu alat yang berfungsi memper mudah pekerjaan manusia serta
penghematan daya tsb.
Suatu kontruksi mesin tidaklah mungkin dibentuk secara utuh dalam satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, melainkan terbentu dari bermacam-
macam elemen mesin yang dirangkai menyatu dengan berbagai cara
penyambungan yang bertujuan mempermudah pada waktu penggantian dan
pemasangan bagian-bagian yang rusak serta pemeliharaan.
Dalam perencanaan sebuah kontruksi harus direncanakan dengen
perhitungan yang teliti, karena jika perhitungan meleset maka kontruksi akan
gagal atau fatal, missal perencanaan sambungan baut untuk mengikat kepala
silinder,tanpa direncanakan dengan perhitungan yang tepat, maka akan
terjadi mall fungsi, sambungan baut tersebut akan patah dan rusak karena
tidak sesuai dengan gaya-gaya yang berkerja pada sambungan baut tersebut.
Atas dasar itu maka penyusun merencanakan “Sambungan Baut Pada Kepala
Silinder” yang diharapkan dengan adanya pembahasan ini, maka
perencanaan tersebut akan tepat fungsi
1.2 Rumusan Masalah
a Menentukan jumlah baut yang sesuai dengan kontruksi tersebut
b Menentukan jenis ulir yang tepat
c Menghitung tekanan rata-rata yang terjadi dalam ruang bakar akibat
pembakaran
1
d Menghitung gaya tekan pada kepala silinder
e Menghitung gaya tarik yang bekerja pada tiap baut
f Menghitung gaya pengencangan tiap baut
g Menghitung ukuran-ukuran baut yang tepat
1.3 Maksud dan Tujuan
a.Untuk mengikat kepala silinder pada mesin diesel 6,5 hp
b Untuk mendapatkan kekuatan ikat, jenis dan ukuran baut yang tepat sesuai
dengan fungsinya
c.Untuk mendapatkan konstruksi sambungan baut yang tepat sehingga mampu
menahan beban yang diterima oleh sambungan baut tersebut
d Mengaplikasikan ilmu-ilmu teknik, khususnya teknik mesin sebagai wujud
kontribusi penyusun terhadap dunia industri dan masyarakat.
1.4 Batasan Masalah
Pada tugas elemen mesin ini yang berjudul “ Perencanaan Sambungan
Baut Pengikat Kepala Silinder Pada Mesin Diesel 6,5 Hp” Penulis membatasi
permasalahan sebagai berikut :
1. Tekanan yang terjadi di ruang bakar
2. Perhitungan-perhitungan gaya
3. Ukuran-ukuran baut
4. Aman tidaknya baut yang digunakan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sambungan
Sambungan adalah suatu teknik atau cara untuk mengikat atau
menggabungkan ( menyambung ) dua buah komponen atau lebih sehingga
menjadi satu kesatuan yang dapat berfungsi sebagaimana tujuan pembuatan
sambungan tersebut.
Berdasarkan fungsinya sambungan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Sambungan yang dapat bergerak
Sambungan ini dibuat untuk kepentingan perakitan ( assembling ) agar
dapat dengan mudah mengganti bagian-bagian yang rusak. Misalnya :
sambungan baut dan sekrup,sambungan pasak : pen, pena belah, ring
pegas, dan lainnya.
b Sambungan yang tidak dapat di lepas ( mati )
Sambungan ini dibuat untuk bagian-bagian yang dianggap tidak perlu
dibuka,
maka sambungan ini sering dikatakan sambungan tetap ( permanent )
Misalnya :
sambungan keeling, sambungan las dan solder, sambungan susut panas
dan susut dingin, sambungan paksa ( tekan ), sambungan dengan bahan
perekat koimia ( metallic bond )
2.2 Macam-macam Sambungan
a. Sambugan las ( welding joint )
b. Sambungan Solder dan sambungan baut perekat
c. Sambungan keling
d. Sambungan ulir skrup
e. Sambungan baut dan pasak.
3
Sebagai sarana menyambung yangh dapat dilepas banyak digunakan ulir
skrup. Ulir sekrup ini dilaksanakn sebagai ulir luar pada batang bulat
(tangkai).
Disebut baut skrup karena tangkai itu diberi bagian yang tebal (kepala baut).
Yang misalnya dapat berbentuk kepala baut segi empat/segi enam sehingga
baut tersebut dapat dikencangkan dari lur, apabila kemungkinan
mengencangkan iu diperoleh melalui sebuah alur, benaman berbentuk msegi
empat/ segi enam pada tangkai atau dikepala, maka yang dimasukkan ialah
sebuah skrup.
2.3 Sambungan Ulir Sekrup
Sambungan ulir adalah merupakan sambungan yang dapat dilepas, agar dalam
penggantian bagian-bagian yang rusak dari suatu kontruksi messin dapat
dengan mudah untuk menggantinya sesuai dengan tujuan pembuatan
sambungan ini.
Fungsi sambungan iniadalah sebagai pengikat dan pemindah tenaga yang
terdiri dari ulir kanan. Kekuatan pengikat dan pemindah suatu beban
tergantung dari kekuatan profil dan kkontruksi ulir yang di gunakan.
Bentuk profil ulir yang digunakan sebagai pengikat adalah ulir segitiga
dengan sudut puncak 600 ( metris ) dan 550 ( whit worth ). Sedangkan untuk
pemindah tenaga digunakan ulir segiempat, ulir trapezium, ulir butters, ulir
radius dan lainnya, seperti yang terdapat pada ragum, poros transporter,
poros-poros meja trails dan eretan, dongkrak dan macam-macam alat
pengendali pada mesin-mesin, batang ulir ini disebut juga ulir tenaga atau ulir
gerak.
2.4 Macam-macam Bentuk Ulir
Didalam jurusan mesin terdapat bermacam-macam ulir yang sering
digunakan, diantara lain :
1. Ulir segitiga
4
Bentuk ulir ini digunakan sebagai pengikat/penyambung dari dua buah
komponen atau lebih dengan sudut puncak 60o untuk standar metric dan
55o untuk standar whitworth.
Pada standar metric ukurannya dinyatakan dalam millimeter
(mm),sedang pada standar whitworth dinyatakan dalam satuan inchi.
Untuk memudahkan dalam penggunaan ulir pada suatu kontruksi
sambungan di anjurkan menggunakan table ulir seperti berikut .
2. ulir segi empat
ulir jenis ini biasanya di pakai untuk jenis sambungan yang bergerak
seperti dongkrak dan penghantar/penggerak pada meja-meja mesin. Ulir
ini ada yang tunggal dan ada juga yang majmuk.
3. ulir trapezium
ulir trapezium jga banyak digunakan untuk sambungan-sambungan yang
bergerak seperti halnya sepertiulir segiempat, ul;ir ini mempunyai sudut
puncak 30o dan ulirnya ada yang tunggal dan ada yang majmuk
2.5 Rumusan perhitungan sambungan ulir
1.gaya tekan pada tutup silinder
Dimana :
Fp = gaya tekan pada tutup silinder ( N )
D = diameter silinder ( cm )
Pm = tekanan rata-rata pada pembakaran ( N )
2. beban yang bekerja pada sanbungan ulir ( dapat dibagi menjadi 2
bagian ) yaitu :
a. pembebenan memanjang
5
Sedangkan tempat terlemah yang terdapat pada baut tersebut adalah
pada penampang intinya ( dk ) sehingga
Dimana :
gaya tarik tiap baut ( N )
= diameter inti baut ( cm )
tegangan tarik yang diizinkan ( kg/cm2 )
luas penampang baut yang terlemah ( cm2 )
Oleh karena pemasangan baut/mur dilakukan dengan menggunakan
kunci. Maka pada batang baut akan terjadi gaya pengencangan
tambahan sebesar Fq sehingga gaya tarik yang bekerja pada tiap baut :
Sedangkan
Fo = gaya yang bekrja pada tiap baut ( N )
6
Fq = gaya pengencangan/ tegangan mula pada tiap baut ( N )
Ft = gaya tarik pada tiap baut ( N )
F = gaya/beban keseluruhan ( N )
n = jumlah baut yang digunakan
perlu diketahui bahwa tegangan yang terjadi karena pengencangan baut
harus dalam batas berlakunya hokum Hooke yakni
Hal ini dinyatakan dari batas lumer bahan baut dan ditentukan dari factor
perbandingan terhadap gaya luar atau beban yang bekerja pada tiap baut
(Po)
factor perbandingan empiris 1,2 ÷1.8
untuk sambungan flens pipa 1.5 ÷ 1.8
Sehingga
Q = 1.2 Po ÷1.8 Po dan Pt = 1,2 Po ÷2,8 Po
Sedangkan rumus tegangan geser :
Untuk mengantisipasi agar pada mur pengikat baut yang dipasang tidak
mengalami dolulir maka terdapat rumus :
Dimana :
H = tinggi mur ( mm )
Ft = gaya tarik tiap baut ( N )
= tegangan geser
= factor bidang gesek ulir
1. unutk ulir segitiga
2. ½ untuk ulir segi empat
Untuk menentukan besr gaya pengunci mur yang digunakan ( Fk )
terdapa persamaan
7
M Ft = Ft . x
= Ft . 0.866. dl
= 0.866 . Ft . dl
Dimana x :
x =
=
=
= dl
Dari persamaan kedua tersebut diatas maka diperoleh
Bahwa Fk . L = 0.866 . dl . Ft
Sehingga Fk =
b. pembebanan melintang
terjadi pada baut apabila gaya gaya yang bekerja pada plat sambungan itu
menimbulkan gaya gaya geser pada batang baut.
Pada lembaran tugas ini penulis menitik beratkan masalah tentang
sambungan baut pada kepal a silinder . jadi rumus yang di pakai untuk
kontruksi ini rumus pembebanan memanjang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Data Spesifikasi
8
Dari data yang diambil,tutup silinder tersebut menggunakan 4 buah baut
pengikat dengan standar ulir metrik, tegangan tarik baut yang diizinkan ( )
= 500 , faktor pengencangan baut ditetapkan ( ) = 1,5 diameter
silinder ( D ) =62 cm dan tekanan rata-rata ( pm ) = 41
3.2 perencanaan
Maka dari data tersebut diatas penulis akan merencanakan
~ ukuran ulir yang digunakan
~ tinggi mur yang digunakan bila h = 0.78 dl
~ gaya putar kunci, bila panjang kunci 180 cm
3.3 Cara Pengumpulan data
Adapun penyusunan tugas elemen mesin 1 saya menggunakan cara
pengumpulan data untuk kelancaran dan penjelasan masalah yang terjadi,
adapun cara pengumpulan data yang saya lakukan yaitu :
1. Studi pustaka yaitu dengan mempelajari literatur dan buku-buku yang
berhubungan dengan materi
2. Penelitian atau observasi dan pengumpulan data langsung ke objek yang
direncanakan.
3. Melakukan interviw.
BAB IV
PERHITUNGAN
9
4.1 Perencanaan Ulir Yang Digunakan
Dari data spesifikasi pada bab III diketahui :
n = 4 buah baut pengikat ( ulir metrik )
= 500 kg/cm2
= 1.5
D = 62 cm
Pm = 41 kg/cm2
h = 0.7 dl
L = 180 cm
Dari data tersebut maka dapat ditentukan sebagai berikut :
4.1.1 Gaya tekan pada tutup silinder ( beban ) :
= 0,785 . 62 . 41
= 0,785 . 3844 . 41
= 123719,14 kg
4.1.2 Gaya tekan untuk tiap baut
= 30929.785 N
= 1.5 karena
flens pipa
4.1.3 Gaya tarik untuk tiap-tiap baut
10
Dari daftar/tabel ulir matrik dengan dk = 140,35mm diperoleh bahwa
dk = 140,61 mm
dl = 149 mm
p = 6 mm
hal ini dk harus lebih besar dari 140,35 agar tidak mengurangi kekuatan dari
perhitungan
Jadi dari tabel ulir metrik dengan dk 140.35 didapatkan ukuran ulir yang
tersedia adalah M 149 x 6
4.2 Tinggi Mur Yang Digunakan ( H ) Bila h = 0,7
=
=
= 158,45 kg/cm2
= 1,11 cm
= 11,1 mm
11
4.3 Gaya Putar Kunci (K) bila panjang kunci ( L ) 180 cm
= 5.5 KN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari data yang diperoleh dalam perhitungan, maka didapat :
1. Bahan baut yang direncanakan ST 37 dengan tegangan tarik ( = 500
kg/cm2)
12
2. Tekanan efektif yang terjadi diruang bakar akibat pembakaran ( Pm = 41
kg/cm2)
3. Gaya tekan pada kepala silinder ( F = 123719,14 N )
4. Gaya tarik pada tiap-tiap baut ( Fo = 30929,785 N )
5. Gaya pengencangan tiap-tiap baut ( Q = 46394,678 N)
6. Gaya tarik total pada tiap baut ( Ft = 77324,463 N )
1. Jenis ulir yang digunakan adalah ulir metric M16 dengan :
a. Diameter kaki (dk) :140,61 mm
b. Diameter luar (dl) : 149 mm
c. Kisar/Gang ulir (P): 6 mm
2. Panjang MUR :11,1 mm
5.2 Saran
Secara prinsip bahwa sebenarnya penyusun belum mampu memberikan saran-
saran, tetapi penulis akan dapat sedikit menyampaikan suatu pendapat yaitu :
1. bahan-bahan yang mudah didapat dipasaran
2. harganya dapat dijangkau oleh konsumen
3. memiliki daya tahan yang tinggi
4. alat dapat digunakan sesuai dengan fungsinya
5. dalam pengencangan baut sesuaikan dengan ukuran standar
6. jangan memberikan beban melebihi batas yang di izinkan
Kiranya cukup sekian saran-saran dari penulis agar untuk pertimbangan
dalam menentukan baut yang akan dipakai agar memenuhi standar keamanan
dalam pemakaian.
13
DAFTAR PUSTAKA
Jogaswara, Drs., Eka. 2000. Penggunaan Peralatan Mekanik Industri.
Bandung
Nieman . Anton B . Dipl. Ing. . Bambang p . Elemen Mesin, jilid 1 Edisi
Kedua
14