Bedah Mayat
-
Upload
destaria-utami-rizky -
Category
Documents
-
view
87 -
download
4
description
Transcript of Bedah Mayat
Presentasi
Bedah MayatMenurut Pandangan Islam
Kelompok:1. Afidha Kumala Putri P.174201100332. Agida De Argarinta P.174201100353. Aprilia Devy Andrawini P.174201100374. Barzam Fathan P.174201100395. Dedy Setyawan P.174201100416. Deny Irwanto P.174201100437. Egna Yunita P.17420110045
Sistematika1. Definisi Bedah Mayat
2. Tujuan Dilakukan Bedah Mayat
3. Dasar Hukum Dilakukan Bedah Mayat
4. Pandangan Islam Terhadap Bedah Mayat
5. Analisa Kelompok
Definisi Bedah Mayat
Definisi Bedah Mayat
prosedur dalam proses otopsi dengan jalan melakukan pembedahan pada tubuh mayat (semua bagian tubuh) untuk tujuan tertentu
Definisi Bedah Mayat
otopsi
otopsi anatomis
otopsi klinis
otopsi forensik
otopsi anatomisOtopsi yang dilakukan mahasiswa kedokteran dalam mempelajari ilmu anatomi.
otopsi klinisOtopsi untuk mengetahui berbagai hal yang terkait dengan penyakit (misal jenis penyakit) sebelum pasien meninggal.
otopsi forensikOtopsi yang dilakukan oleh penegak hukum terhadap korban pembunuhan atau kematian yang mencurigakan, untuk mengetahui sebab kematian, menentukan identitasnya dan sebagainya.
***
Tujuan & ProsedurBedah Mayat
Tujuan Bedah Mayat
Bidang pendidikan
Bidang medis
Bidang hukum
Bidang seni
Tujuan Bedah Mayat
Bidang Pendidikan
Bedah mayat berfungsi untuk mengajarkan anatomi fisiologi manusia secara nyata. Hal ini biasa dilakukan oleh calon mahasiswa kedokteran supaya mereka dapat melihat langsung organ-organ di dalam tubuh.
Tujuan Bedah Mayat
Bidang Medis
Bedah mayat erat kaitannya dengan transplantasi organ. Organ-organ tubuh dari mayat baru bisa diambil untuk tujuan transplantasi organ bagi orang yang membutuhkan. Hal ini tentu saja dengan persetujuan dari keluarga mayat.
Tujuan Bedah Mayat
Bidang Hukum
Bedah mayat dilakukan manakala dibutuhkan pengusutan kasus-kasus tertentu dimana dibutuhkan pemeriksaan mayat supaya diketahui penyebab kematiannya secara pasti.
Tujuan Bedah Mayat
Bidang Seni
Prosedur ini juga dilakukan untuk mengawetkan mayat dan memperlihatkan bagian dalam tubuh manusia untuk dijadikan semacam koleksi yang bernilai estetik. Koleksi-koleksi tersebut kemudian dipajang di museum.
Prosedur Bedah MayatKarena mayat merupakan jasad seseorang yang sudah meninggal, tidak ada persiapan merinci untuk pembedahan mayat. Biasanya untuk mayat tanpa identitas, prosedur dilakukan dengan pengawetan mayat terlebih dahulu. Pengawetan tersebut menggunakan formalin.
Prosedur Bedah MayatUntuk mayat yang akan diotopsi secara forensik, langsung dilakukan pembedahan. Peralatan-peralatan yang dipakai juga alat-alat kedokteran seperti pisau dokter, gunting pemotong organ dan lain-lain.
Prosedur Bedah MayatSering tubuh mayat dibiarkan sedemikian rupa sehingga kondisinya tidak seperti semula. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang enggan jika sanak saudaranya yang meninggal butuh diotopsi.
***
Dasar Hukum
Dasar Hukum Bedah Mayat
Peraturan Pemerintah
No. 18 / 1981
tentang Bedah Mayat
Bedah Mayat Klinis (Pasal 2)Bedah mayat klinis hanya boleh dilakukan jika sudah ada persetujuan keluarga terdekat setelah penderita meninggal dunia jika sebab kematian belum diketahui secara pasti. Bedah mayat dilakukan bisa tanpa persetujuan penderita atau keluarga terdekat, apabila diduga penderita menderita penyakit yang dapat membahayakan orang atau masyarakat sekitarnya. Hal ini juga berlaku jika dalam waktu dua kali 24 jam tidak ada keluarga terdekat datang ke rumah sakit. Perawatan mayat sebelum, selama dan sesudah bedah mayat klinis dilaksanakan.
Bedah Mayat Anatomis (Pasal 5)Bedah mayat anatomis dilakukan pada mayat yang diperoleh dari rumah sakit dengan memperhatikan syarat pada pasal dua. Bedah mayat anatomis hanya dapat dilakukan data bangsal anatomi suatu fakultas kedokteran. Bedah mayat ini dilakukan oleh mahasiswa fakultas kedokteran dan sarjana kedokteran di bawah kepemimpinan dan tanggung jawab langsung dari ahli urai.
***
Pandangan Islam
Pandangan Islam
Ada 2 pandangan dalam islam
mengenai permasalahan bedah
mayat:
1. Boleh (mubah)
2. Haram
Perbedaan berpangkal pada perbedaan memahami hadis
Nabi kepada penggali kubur agar tidak merusak tulang-
belulang yang didapatkan dari kuburan.
“Engkau jangan merusak tulang itu, karena merusak
tulang seseorang yang telah meninggal sama dengan
merusak tulang seseorang yang masih hidup,” sabda
Nabi, diriwayatkan Malik, Ibnu Majah, dan Abu Daud
dengan sanad yang sahih.
Haram karena ...
• Menyelamatkan janin
• Mengeluarkan benda berharga dari
perut mayat
• Menegakkan kepentingan hukum
• Memperhatikan kepentingan
pendidikan & keilmuan
Boleh, jika ...
a. Imam Ahmad Bin HambaliSeorang yang sedang hamil kemudian ia meninggal dunia, maka perutnya tidak perlu dibedah, kecuali sudah diyakini benar bahwa janin itu masih hidup.
b. Imam Syafi'iJika seorang hamil, kemudian dia meninggal dunia, dan ternyata janinnya masih hidup, maka perutnya boleh dibedah untuk mengeluarkan janinnya
Beberapa pandangan ulama
c. Imam MalikSeorang yang meninggal dunia, kemudian didalam perutnya ada barang yang berharga, maka mayat itu harus dibedah.
d. Imam Hanafi Seandainya diperkirakan janin masih hidup, maka perutnya wajib dibedah untuk mengeluarkan janin itu.
***
Beberapa pandangan ulama
Analisa Kelompok
Bedah mayat bisa dilakukan dalam keadaan darurat, seperti saat terdapat janin yang masih hidup di dalam rahim seorang ibu yang sudah meninggal. Hal ini dilakukan agar janin tersebut bisa terselamatkan dengan baik. Selain itu, ebdah mayat juga boleh dilakukan terhadap mayat yang berpredikat non muslim.
Analisa Kelompok
Tetapi jika kita berpegang dalam hadist nabi dan pandangan beberapa ulama, maka bedah mayat tidak boleh dilakukan karena merusak tulang orang yang sudah meningal sama seperti merusak tulang orang yang masih hidup, padahal merusak anggota tubuh haram adanya.
Analisa Kelompok
Sekian!
Barzam Fathan
April
ia De
vy A
.