Bedah Kulit II
Transcript of Bedah Kulit II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan bedah kulit yang pesat terjadi setelah konsep asepsis dan
anestesi dikenal. Stimulus untuk teknik- teknik perbaikan yang baru dan
teknik sebelumnya tak diketahui timbul guna merespon jenis- jenis cedera
baru yang diderita dalam peperangan modern. Cedera wajah, luka bakar, dan
cedera tangan menuntut ahli bedah kulit untuk memperbaiki kembali usaha
mereka dalam melakukan tandur alih kulit dan merehabilitasi cedera.
Pada dasarnnya pembedahan kulit dilaksanakan sesuai dengan perjalanan
penyakit yang menyangkut tingkat keparahan atau yang dapat membahayakan
jiwa pasien. Dasar dalam tindakan pembedahan ini, adalah adanya resiko akan
bertambah parahnya penyakit atau keganasan yang apabila tidak dilakukan
tindakan pembedahan atau transplantasi kulit ini.
Pasien yang menjalani pembedahan akan melewati berbagai prosedure.
Prosedure pemberian anestesi, pengaturan posisi bedah, manajemen asepsis,
dan prosedure bedah kulit akan memberikan implikasi pada masalah
keperawatan yang akan muncul.
Asuhan keperawatan perioperatif pada klien bedah kulit sangat diperlukan
untuk merencanakan intervensi keperawatan dan mempengaruhi hasil pasien
yang positif. Pengkajian menghasilkan pengetahuan yang diperlukan untuk
mengoordinasikan pendekatan tim terhadap manajemen perawatan pasien pre
dan post operasi kulit.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas maka rumusan masalah yang akan
dibahas oleh kami adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud bedah kulit?
2. Apakah indikasi bedah kulit?
3. Apa saja jenis-jenis pembedahan kulit?
1
4. Bagaimana proses keperawatan pre operatif bedah kulit?
5. Bagaimana proses keperawatan post operatif bedah kulit?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian bedah kulit
2. Mengatahui indikasi bedah kulit
3. Mengetahui jenis-jenis pembedahan kulit
4. Mengatahui proses keperawatan pre operatif bedah kulit
5. Mengatahui proses keperawatan post operatif bedah kulit
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Bedah kulit (skin surgery) ialah semua tindakan bedah yang dilakukan
untuk mengobati, memperbaiki, dan mengurangi kelainan- kelainan penyakit kulit
atau akibat penyakit kulit.(Sjarif M. Wasitaatmaja, 1993).
Operasi kulit merupakan salah satu operasi plastik yang paling diminati. Awalnya
operasi kulit bertujuan untuk merekonstruksi cacat yang disebabkan oleh luka bakar,
cedera, dan kanker kulit. Operasi kulit juga dapat menyembunyikan efek penuaan.
2.2 Indikasi
Indikasi dilakukan pembedahan kulit adalah :
1. Pengobatan tumor jinak kulit.
2. Pengobatan tumor ganas kulit stadium dini.
3. Memperbaiki bagian kulit yang terluka, atau cacat.
4. Mempercepat penyembuhan luka, dengan jaringan parut seminimal
mungkin.
5. Mencegah kontraktur,
6. Mengurangi lamanya perawatan,
7. Memperbaiki defek yang terjadi akibat eksisi tumor kulit,
8. Menutup daerah kulit yang terkelupas dan menutup luka dimana kulit
sekitarnya tidak cukup menutupinya.
9. Sebagai tindakan tambahan penyakit kulit bersama pengobatan lain, misalnya
bedah beku pada akne vulgaris.
2.3 Jenis- jenis pembedahan Kulit
a. Biopsi
Biopsi kulit berguna untuk membantu menegakkan diagnosa. Bila dicurigai
kelainan tersebut merupakan pertumbuhan ganas atau diagnosis klinisnya
meragukan atau ruam yang didiagnosis mengalami perubahan yang tidak
sesuai dengan sifat kliniknya, perlu dilakukan biopsi.
3
b. Bedah listrik
Destruksi jaringan kulit dengan menggunakan aliran listrik dilakukan dengan
beberapa cara. Pada elektrolisis, aliran listrik menyebabkan pelepasan kimia
disekitar folikel rambut. Pada elektrodesikasi dan fulgurasi, digunakan alat
listrik yang monopolar. Terjadi percikan api(fulgurasi) tehadap jaringan. Pada
elektrokoagulasi, digunakan alat bedah listrik bipolar. Jarum ditusukkan
kejaringan sehingga terjadi desikasi(pemotongan). Pada instrument bipolar,
pasien perlu dihubungkan dengan elektroda dispersife.
Indikasi
Elektrodesikasi dan kuretase berguna untuk :
1. Ruam jinak superficial seperti keratosis seboroika, kutil seboroik, moluskum
kontagiosum, hiperplasisa sebasea, dan ruam dermal dan epidermal yang
superficial lainnya.
2. Angioma, telangiektasia (dengan aliran listrik rendah), angiona senilis, kista
mucus, juga rinofima dan kondiloma.
3. Fibroma kecil (skin tag).bila jumlahnya banyak, dapat dilakukan tanpa
anestesi dengan aliran listrik rendah.
4. Untuk karsinoma sel basal yang superficial dan kecil, karsinoma sel basal
morfea sebaiknya tidak diobati dengan bedah listrik karena percabangan
sukar diketahui. Juga karsinoma sel skuamos sebaiknya tidak diobati dengan
elektrodesikasi dan kuretase.
Komplikasi
Kadang kadang terjadi parut hipertropik dan keloid.
c. Bedah cukur (shave surgery)
Cara ini digunakan untuk membuang ruam kulit dengan cara membuat sayatan
horizontal sejajar dengan permukaan kulit.
I ndikasi
Teknik ini terindikasi untuk membuang nevus intradermal.
Komplikasi
Infeksi jarang terjadi.
4
d. Eksisi
Tujuan eksisi adalah membuang secara lengkap ruam patologik dan meninggalkan
parut yang setipis mungkin. Parut yang jelek masih dapat dibenarkan bila ruam
yang dibuang adalah melanoma ganas dan bukan nevus jinak. Macam- macam
eksisi kulit:
a. Eksisi elips: poros panjang kira- kira 4x poros pendek.
b. Eksisi bulat: pada tumor yang besar.
c. Z plasty: seperti huruf Z.
d. W plasty: seperti huruf W.
e. Multipel, macam- macam eksisi pada eksisi satu tempat.
Indikasi
Yang sering menjadi indikasi yaitu :
1.ruam jinak atau ganas.
2.untuk memastikan diagnosis secara histopatologik.
3.membuang cacat kulit berupa kerut, parut, bekas luka operasi, trauma atau
radiasi atau cacat bawaan lahir lainnya.
Komplikasi
1. Hematoma terjadi bila hemostasis kurang baik.
2. Infeksi, Karena operator bekerja kurang steril.
3. Jahitan lepas, karena teknik menjahit kurang baik.
4. Parut melebar, karena teknik menjahit kurang rapid an benar.
5. Keloid dan parut hipertrofik.
e. Bedah beku (cryosurgery)
Bedah beku adalah destruksi jaringan dengan menggunakan dingin yang sangat
yang menyebabkan kematian jaringan dengan pembekuan secara cepat. Oleh
karena kemampuannya membekukan dengan cepat dan lebih dalam dibandingkan
dengan dioksida karbon, nitrogen cair merupakan baha pembekuan yang terbaik
dan banyak dipakai.
5
Indikasi
Terutama untuk veruka, keratoses (aktinik dan seboroik), karsinoma sel basal
yang superficial, dan berbagai jenis tumor yang superficial.
f. Tandur Kulit (Skin Graft)
Skin Graft adalah sepotong jaringan kulit yang telah dipisahkan secara total
dari pembuluh darahnya, lalu dipindahkan untuk mengisi suatu defek di tubuh
bagian yang lain. (Gruendemann, 2006)
Graft kulit (pencangkokan kulit) merupakan teknik untuk melepaskan
potongan kulit dari suplai darahnya sendiri dan kemudian memindahkannya
sebagai jaringan bebas ke lokasi yang jauh.(Brunner & Suddarth, 2002).
Indikasi
Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang
hehatsehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada luka bakar
yanghebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang terinfeksi dengan
kehilangankulit yang luas.
Komplikasi
Hiperpigmentasi, Kulit berwarna kemerahan pada sekitar daerah graft, Infeksi
pada daerah donor atau daerah resipien dan Cairan yang mengalir keluar dari
daerah graft.
g. Bedah Plasik
Istilah “plastik” berasal dari bahasa Yunani “plastikos” yang berarti
pahatan atau cetakan. Tujuan bedah plastik adalah untuk mencapai penyembuhan
luka dengan pembentukan jaringan parut yang minimal, sehingga bekas luka tidak
terlihat atau pembentukan jaringan parut tidak mempengaruhi fungsi.(Rothrock,
2000).
Idikasi
Memperbaiki deformitas baik yang kogenital maupun didapat, disemua area
tubuh.
6
h. Bedah kimia (chemosurgery)
Pada bedah kimia digunakan zat- zat kimia yang keras yang bersifat
mendestruksi jaringan, misalnya asam triklorasetat dan fenol likuefaktum.
i.Dermabrasi (abrasi kulit)
Dilakukan pengelupasan kulit selapis demi selapis sampai ke tempat yang
dikehendaki atau kelainan kulit yan ada. Dermabrasi dapat dilakukan dengan:
1. Sikat baja yang diputar transversal.
2. Pisau.
3. Garam dapur (salabrasi).
2.4 Proses Keperawatan Pre-Operatif Bedah Kulit
Persiapan fisik:
Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum
dilakukan pembedahan kulit antara lain :
a. Status kesehatan fisik secara umum
Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status
kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit seperti
kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik
lengkap, antara lain status hemodinamika, status kardiovaskuler, status
pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi endokrin, fungsi imunologi,
dan lain-lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup, karena dengan
istirahat dan tidur yang cukup pasien tidak akan mengalami stres fisik,
tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi,
tekanan darahnya dapat stabil dan bagi pasien wanita tidak akan memicu
terjadinya haid lebih awal.
b. Status Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat
badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin
7
dan globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defisiensi nutrisi
harus di koreksi sebelum pembedahan untuk memberikan protein yang
cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan
pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan
pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Komplikasi yang paling
sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi (terlepasnya jahitan
sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan luka yang
lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa
mengakibatkan kematian.
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit
Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output
cairan. Demikaian juga kadar elektrolit serum harus berada dalam rentang
normal. Kadar elektrolit yang biasanya dilakuakan pemeriksaan diantaranya
dalah kadar natrium serum (normal : 135 – 145 mmol/l), kadar kalium
serum (normal : 3,5-5 mmol/l) dan kadar kreatinin serum (0,70 – 1,50
mg/dl). Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi
ginjal. Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan
ekskresi metabolit obat-obatan anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka
operasi dapat dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami
gangguan seperti oliguri/anuria, insufisiensi renal akut, nefritis akut maka
operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada
kasus-kasus yang mengancam jiwa.
d. Kebersihan lambung dan kolon
Lambung dan kolon harus di bersihkan terlebih dahulu. Intervensi
keperawatan yang bisa diberikan diantaranya adalah pasien dipuasakan dan
dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan
enema/lavement. Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya
puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan
lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan
8
lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses ke area
pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca
pembedahan.
e. Pencukuran daerah operasi
Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari terjadinya
infeksi pada daerah yang dilakukan pembedahan karena rambut yang tidak
dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga
mengganggu/menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka.
Tindakan pencukuran (scheren) harus dilakukan dengan hati-hati jangan
sampai menimbulkan luka pada daerah yang dicukur. Sering kali pasien
diberikan kesempatan untuk mencukur sendiri agar pasien merasa lebih
nyaman.
f. Personal Hygine
Kebersihan kulit pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena kulit
yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan
infeksi pada daerah yang dioperasi. Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat
diajurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan
lebih seksama. Sebaliknya jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan
personal hygiene secara mandiri maka perawat akan memberikan bantuan
pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
g. Pengosongan kandung kemih
Pengosongan kandung kemih dilakukan dengan melakukan pemasangan
kateter. Selain untuk pengongan isi bladder tindakan kateterisasi juga
diperluka untuk mengobservasi balance cairan.
A. Pengkajian
Di ruang prabedah (ruang sementara ), perawat melakukan pengkajian
ringkas mengenai kondisi fisik pasien dan kelengkapan yang berhubungan
dengan pembedahan. Diagnosis keperawatan individu bergantung pada
9
pengkajian keperawatan. Tinjau rekam medic untuk merencanakan
kebutuhan pasien yang spesifik dalam hubungannya dengan pendekatan
bedah yang direncanakan, posisi pasien, kebutuhan peralatan dan
perlengkapan khusus, tindakan pendahuluan, (jalur kateter IV, cukur, dll).
Pengkajian ringkas tersebut adalah sebagai berikut :
Validasi : perawat melakukan konfirmasi kebenaran identitas
pasien sebagai data dasar untuk mencocokan prosedur jenis pembedahan
yang akan dilakukan.
Kelengkapan administrasi : status rekamedik, data-data penunjang
(hasil lab,radiologi,ctscan,serta nomor serial tengkorak harus tersedia), dan
kelengkapan informedconsent.
Kelengkapan alat dan sarana : sarana pembedahan seperti benang,
cairan IV, dan obat antibiotic profilaksis sesuai dengan kebijakan institusi.
Pemeriksaan fisik : terutama tanda-tanda vital dan
neurovaskuler(parestesia,kesemutan,paralisis), serta pencukuran rambut
dalam bagian kepala.
Pengkajian yang akan dilakukan lebih berfokus pada keadaan kulit pasien
antara lain (Smeltzer & Bare, 2002). Mengkaji keadaan umum kulit
meliputi warna, suhu, kelembapan, kekeringan, tekstur kulit, lesi,
vaskularitas, mobilitas dan kondisi rambut serta kuku. Turgor kulit,edema
yang mungkin terjadi dan elastisitas kulit dinilai dengan palpasi.
Tingkat kecemasan dan pengetahuan pembedahan.
Status nutrisi
Pola eliminasi
Pola istirahat dan tidur
EKG
Hasil pemeriksaan penunjang: berupa pemeriksan darah :
hemoglobin, angka leukosit, limfosit, LED (laju enap darah), jumlah
trombosit, protein total (albumin dan globulin), elektrolit (kalium, natrium,
dan chlorida), CT BT, ureum kretinin, BUN, dan lain- lain. Bisa juga
10
dilakukan pemeriksaan pada sumsun tulang jika penyakit terkaut dengan
kelainan darah.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis perawatan praoperatif pada bedah kulit yang lazim adalah
kecemasan pasien atau keluarga berhubungan dengan rencana bedah kulit.
C. Intervensi
Kecemasanpasienataukeluargab.drencanabedahkulit
Tujuan : secarasubjektifmelaporkan rasa cemasberkurang
Kriteriaevaluasi :
Pasienmampumengungkapkanperasaan yang kakudengancara-cara yang
sehatkapadaperawat.
Pasiendapatmendemonstrasikanketerampilanpemecahanmasalahnyadanper
ubahankoping yang digunakansesuaisituasi yang dihadapi.
Pasiendapatmencatatpenurunankecemasan/ketakutandibawahstandar.
Pasiendapatrileksdantidur/istirahatdenganbaik.
Intervensi Rasional
Monitor responfisik Monitor responfisik,
seperti :kelemahan, perubahantanda
vital, gerakanberulang-ulang.
Catatkesesuaianresponverbal dan non
verbal selamakomunikasi.
Anjurkanpasiendankeluargauntukmeng
ungkapkandanmengekspresikan rasa
takutnya.
Anjurkanpasiendankeluargauntukmeng
ungkapkandanmengekspresikan rasa
takutnya.
Pengaturanposisifisiologis. Meningkatkan tingkat kenyamanan dan
mengontrol nyeri.
Identifikasi/kajiulangbersamapasien/ Identifikasi/kajiulangbersamapasien/
11
keluargatindakanpengaman yang ada,
seperti :kekuatandansuplaioksigen,
kelengkapan suction emergensi.
kelurgatindakanpengaman yang ada,
seperti :kekuatandansuplaioksigen,
kelengkapan suction emergensi.
Catatreaksidaripasien/keluarga.
Berikankesempatanuntukmendiskusika
nperasaan/konsentrasinya,
danharapanmasadepan.
Catatreaksidaripasien/keluarga.
Berikankesempatanuntukmendiskusika
nperasaan/konsentrasinya,
danharapanmasadepan.
Penjelasansingkattentangprosedur yang
akan di lakukan.
Menurunkan kecemasan pasien dan
keluarga.
Anjurkanaktifitaspengalihperhatiansesu
aikemampuanindividu, seperti :menulis,
menontontelevisidanketerampilantanga
n.
Anjurkanaktifitaspengalihperhatiansesu
aikemampuanindividu, seperti :menulis,
menonton televise
danketerampilantangan.
2.5 Proses Keperawatan Post-Operatif Bedah Kulit
A. Pengkajian
Hal yang perlu diperhatikan :
Keadan umum
Perdarahan post op
Gangguan sirkulasi
Adanya drainase
Bedah kulit pada tangan dan kaki, sokong bantal di bawahnya
untuk mencegah edema.
Pengkajian sirkulasi pada kulit sangat penting diperhatikan dengan tujuan
untuk memperoleh data apakah telah terjadi komplikasi. Bila kulit
berwarna merah menunjukkan terjadinya proses vaskularisasi. Warna
kebiruan pada sianosis menunjukkan terjadinya hipoksia seluler atau sel
kekurangan oksigen dan mudah terlihat pada ektremitas, dasar kuku, bibir
serta membaran mukosa (Smeltzer & Bare, 2002).
Hal- hal yang harus dikaji:
12
Aktifitas / istirahat
Gejala : keterbatasan aktual
Tanda : penurunan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak pada
area yangsakit, gangguan massa otot, perubahan tonus.
Sirkulasi
Tanda :Tanda- tanda vital dan kondisi kulit, hipotensi, takikardi ( syok, ansietas,
nyeri), penurunan nadi perifer distal padaekstremitas yang cedera.
Integritas ego :
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan , kecacatan.
Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah.
Neurosensori :
Tanda : perubahan orientasi, efek prilaku, penurunan refleks
Nyeri/ kenyamanan
Gejala : berbagai tingkat nyeri, sensitif untuk disentuh/ditekan, gerakan
udara dan perubahan suhu.
Tanda : melindungi area yang sakit, meringis, berteriak, menangis.
Pernafasan :
Gejala : takipnea, dangkal , cepat dan pernafasan keras.
Tanda : batuk, mengi, ketidak mampuan menelan, sekresi oral
Interaksi sosial
Gejala : masalah sehubungan dengan penyakit/ kondisi, masalah tentang
peran fungsi,reaksi orang lain, masalah dengan citra tubuh.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnos keperawatan yang sering muncul pada klien post operasi kulit
diantaranya:
1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
inkontuinitas jaringan(kehilangan integritas jaringan).
2. Nyeri berhubungan dengan cedera pada jaringan lunak,
imobilisasi, stress,ansietas.
13
3. Resiko tinggi terhadap disfungsi perifer berhubungan dengan
penurunan/interupsialiran darah, cedera vaskuler langsung, edema
berlebihan, pembentukan trombus,hipovolemia.
4. Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan perubahanaliran darah/emboli lemak,
perubahan membran alveolar/kapiler.
5. Gangguan mobilitas berhubungan dengan nyeri.
6. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan
donor berhubungandengan skin graf dan mobilisasi.
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah informasi/tidak
mengenal sumber informasi.
8. Gangguan pemenuhan ADL ; berhubungan dengan
immobilisasi.
9. Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan
penurunan aktivitas, efek medikasi, dan penurunan masukan
cairan.
10. Gangguan konsep diri (body image) berhubungan dengan skin loss/
skin graf.
11. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
C. Intervensi
1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungandengan inkontuinitas jaringan
(kehilangan integritas jaringan).
Tujuan: Mencegah terjadinya infeksi untuk mencapai penyembuhan luka
sesuaiwaktu, bebas drainase purulen atau eritema dan demam.
Intervensi:
Pantau TTV dan Tanda – tanda infeksi.
Rasional: Perubahan tanda vital mengindikasikan ada infeksi
Kaji nilai-nilai Lab terutama LED.
Rasional: Untuk mengetahui adanya tingkat infeksi.
14
Observasi luka untuk pembentukan drainase, perubahanwarna kulit
kecoklatan, bau drainage yang tak sedap atau asam.
Rasional: Tanda perkiraan infeksi.
Pertahankan tindakan isolasi dgn teknik isolasi.
Rasional: Mencegah penyebaran kuman / mikroorganisme agar tidak
terjadiinfeksi silang.
Rawat luka dengan cara aseptic steril.
Rasional: Meminimalkan Infeksi.
Berikan obat sesuai indikasi, contoh antibiotik IV/topikal
Rasional : Antibiotik spektrum luas dapat digunakan secara profilaktik
atau dapatditujukan pada mikroorganisme.
Pantau adanya sepsis, demam, Takhipnoe.
Rasional: Sepsis, demam, takhipnoe menandakan Infeksi
Ciptakan lingkungan yg tidak memungkinkan pertumbuhan bakteri
Rasional: Infeksi Mencegah infeksi bertambah parah dan mencegah
infeksisilang
2. Nyeri berhubungan dengan cedera jaringanlunak, imobilisasi, stress,
ansietas.
Tujuan:
o Menyatakan nyeri hilang atau berkurang
o Menunjukkan tindakan santai ; mampu berpartisipasi
dalamaktivitas/tidur/istirahat dengan cepat.
o Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi.
Intervensi:
Tutup luka sesering mungkin
Rasional: Perubahan suhu dan paparan udara dapat menyebabkan nyeri
hebat pada pemajanan ujung syaraf.
Tinggikan ektrimitas secara periodik
15
Rasional: Setelah perubahan posisi dan peninggian menurunkan ketidak
nyamanan serta resiko kontraktur.
Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi / karakter dan intensitas( skala 0 –
10 ) Kelompok I Transplantasi Organ
Rasional: Perubahan lokasi / karakter dan intensitas nyeri dapat
mengindikasikan terjadinya komplikasi.
Dorong ekspresi perasaan tentang nyeri
Rasional: Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat
meningkatkan mekanisme koping.
Dorong penggunaan tehnik manajemen stress, contoh relaksasi
progresif, nafas dalam, bimbingan imajinasi dan visualisasi
Rasional: Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi
dapat menurunkan ketergantungan farmakologis
Tingkatkan periode tidur tanpa gangguan
Rasional: Kurang tidur dapat meningkatkan persepsi nyeri /
kemampuan kopingmenurun.
3. Resiko tinggi terhadap disfungsi perifer berhubungan dengan
penurunan/interupsi aliran darah, cedera vaskuler langsung,edema
berlebihan, pembentukan trombus, hipovolemia.
Tujuan: Mempertahankan perfusi jaringan.
Intervensi:
Kaji aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan distal padafraktur.
Rasional: Kembalinya warna cepat (3 – 5 detik), warna kulit putih
menunjukkan gangguan arterial, sianosis diduga ada gangguan vena.
Lakukan pengkajian neuromuskuler, perhatikan fungsimotorik/sensori.
Rasional: Gangguan perasaan bebas, kesemutan, peningkatan/
penyebaran nyeri terjadi bila sirkulasi syaraf tidak adekuat atau syaraf
rusak.
16
Tes sensasi syaraf perifer dengan menusuk pada kedua selaputantara
ibu jari pertama dan kedua dan kaji kemampuan untuk dorsofleksi ibu
jari bila diindikasikan.
Perawatan Luka post op bedah kulit:
1. Buka balutan dengan pemberian NaCl bila balutan kering /lengket
2. Luka dicuci dengan cairan savlon 1% kemudian dibilas NaCl 0,9%.
3. Keringkan dengan kasa steril
4. Beri zalk silver sulfadiazine (ssp) pada luka (0.5 cm).
5. Tutup dengan menggunakan kasa steril
Perawatan luka pada daerah donor untuk skin graft:
1. Luka pada bagian donor tidak boleh tergeser dan boleh bergerak bebas.
2. Bila menggunakan Bioskin (alloask) buka pada hari ketiga.Jika
bioskinkering bersihkan dengan savlon 1%.
3. Amati tanda-tanda infeksi, bila ada bau busuk, bengkak, nyeri tekan,
4. lepaskan alloask dan berikan sufratulle dan zalf AB kemudian tutup gaas
steril, rawat setiap hari.
5. Luka donor yang hanya diberi sufratulle, buka balutan setelah 2
minggu post op. Bila luka bersih, rawat luka 2 hari sekali.
Perawatan Tandur Kulit (Skin Graft):
1. Bagian skin graft tidak boleh dibuka sebelum hari kelima, kecuali
adatanda infeksi segera buka.
2. Buka balutan harus sangat hati-hati.Kering atau lengket basahi
NaCl jangan dipaksakan, tekan skin graft agar tetap menempel gunakan 2
buah pinset,1untuk menekan dan yang lainnya untuk melepaskan.
3. Jika terjadi perdarahan tekan daerah tersebut sampai perdarahan
berhentidan laporkan jika berlanjut.
4. Bersihkan skin graft dengan savlon 1%.
17
5. Bila ada tanda infeksi (merah,bengkak,bau,pus).Pus bersihkan
dengan bethadine.
6. Jika cairan terkumpul di bawah graft, buatlah gulungan kasa steril
dangulung perlahan-lahan gulungan kasa ke arah tepi.
7. Tutup dengan kasa steril dan elastis verban.
8. Ganti verban setiap hari, jika ada stepler dibuka pada hari ketujuh
dan buka jahitan pada hari ke 14.
9. Perhatikan jika terjadi hipertropi jaringan (pemakaian elastis verban).
10. Rehabilitasi/ latihan setelah skin graft benar-benar lengket.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnnya pembedahan kulit dilaksanakan sesuai dengan perjalanan
penyakit yang menyangkut tingkat keparahan atau yang dapat membahayakan
jiwa pasien. Dasar dalam tindakan pembedahan ini, adalah adanya resiko akan
bertambah parahnya penyakit atau keganasan yang apabila tidak dilakukan
tindakan pembedahan atau transplantasi kulit ini.
3.2 Saran
Apabila dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekeliruan
atau kesalahan, kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik atau
sarannya dari semua pihak dapat memperbaiki atau menyempurnakan makalah
kami agar lebih baik.
19