Becoming a guru, not only a teacher

15

description

 

Transcript of Becoming a guru, not only a teacher

Page 1: Becoming a guru, not only a teacher
Page 2: Becoming a guru, not only a teacher

Jika Anda menjadi guru sejak berusia 20 tahun, pensiun pada usia 60 tahun, berarti sebagian besar usia produktif

Anda habis di sekolah.

Jika Anda bersiap ke sekolah sejak jam 06.00 dan tiba di rumah jam 16.00, berarti sebagian besar

waktu produktif dan segar Anda di sekolah.

Jika Anda mulai dihisab sejak usia 12 tahun dan meninggal pada usia 70 tahun, berarti usia amal Anda di luar

sekolah hanya 18 tahun. Artinya, 31% usia produktif amal Anda berada di luar

sekolah. Sedangkan 69% berada di sekolah.

Page 3: Becoming a guru, not only a teacher

Sehat / Sakit Anda banyak ditentukan di sekolah. Gizi memang berpengaruh pada kesehatan. Begitu pula gaya hidup kita. Tetapi bagaimana kita menjalani sebagian besar tugas kehidupan kita, sangat mempengaruhi kesehatan fisik, emosi, mental dan ruhiyah kita. Karenanya, seorang guru harus menjadikan sekolah dan kelas tempatnya mengajar sebagai taman surga yang indah, dan murid-murid sebagai sahabat yang kita rindukan, termasuk murid yang paling bodoh dan bengal.

Page 4: Becoming a guru, not only a teacher

Surga / Neraka Anda ada di sekolah !.Jika Anda mengajar hanya karena profesi –apalagi jika sekedar karena tidak ada pekerjaan lain– maka lelah letih Anda selama 40 tahun akan sia-sia. Sebab, setiap amal bergantung pada niatnya.

Baik / Buruk amal Anda sebagian besar ditentukan di sekolah. Jika Anda menjalankan tugas TANPA VISI, bagaimana mungkin sikap, tindakan dan ucapan Anda bisa berisi? Tidak bermakna, tidak menggerakkan.

Page 5: Becoming a guru, not only a teacher

Jika setiap kali berangkat ke sekolah, rasa malas begitu kuat mencengkeram, apa yang akan terjadi pada diri Anda? Apa yang terjadi pada murid-murid Anda? Anda mudah lelah, murid Anda bosan sejak 5 menit pertama, dan Anda semakin yakin mereka menyebalkan. Anda pun akan mudah penyakitan, terutama darah tinggi serta penyakit degeneratif (misalnya cepat pikun, cepat tua, dll).

Jika setiap kali berangkat ke sekolah, atau masuk salah satu kelas, selalu terbayang wajah yang menyebalkan, apa yang akan terjadi pada diri Anda? Apa yang terjadi pada perasaan Anda? Jika Anda tidak mengubah diri Anda sendiri, Anda akan mudah sakit. Bahkan, Anda membuat orang lain sakit. Sekurang-kurangnya, Anda perlu mengubah cara berpikir Anda tentang murid maupun tugas mendidik.

Page 6: Becoming a guru, not only a teacher

Cintailah pekerjaan Anda dan tanamkan tujuan untuk hidup Anda sesudah mati dalam pekerjaan tersebut. Jika Anda mencintai pekerjaan Anda, Anda akan bekerja sepenuh hati dengan penggunaan waktu maupun tenaga yang lebih total, sehingga Anda bahagia dan murid Anda berhasil. Jika pun Anda menangis, tangisan Anda adalah tangisan yang menyehatkan karena keluarnya dari empati. Tetapi jika Anda tidak mencintai pekerjaan, Anda akan sakit atau membuat orang lain sakit atau kedua-duanya sekaligus.

Page 7: Becoming a guru, not only a teacher

Sungguh, nikmat dunia kadang kita dapat, kadang tidak. Sementara nikmat akhirat itu

PASTI & ABADI, sebagaimana pedihnya juga pasti dan abadi bagi para pendurhaka.

Lalu…, apa yang sudah kita persiapkan?

Sementara tidak setiap amal shalih Allah ridhai. Harus ada yang menyertai agar amal shalih kita mendapat ridha dari Allah ‘Azza wa Jalla.

Page 8: Becoming a guru, not only a teacher

Luruskan niat dan rumuskan dengan sebaik-baiknya sehingga Anda bisa berharap memperoleh ridha, ampunan dan nikmat dari Allah Ta’ala atas setiap tetes keringat yang Anda kucurkan untuk mengajarkan pengetahuan, ilmu dan kebaikan kepada murid-murid Anda.

Bekali diri dengan ‘ilmu, sebab setiap perkataan dan perbuatan harus ada ilmu yang melandasinya. Niat yang baik tidak akan mengantarkan kita kepada kebaikan jika kita tidak memiliki ‘ilmunya. Jangankan untuk mengajar dan mendidik, shalat pun bisa merupakan kekeliruan jika kita tidak memiliki ‘ilmunya.

Page 9: Becoming a guru, not only a teacher

Kuatkan iktikad untuk menerima dan menegakkan kebaikan sehingga Anda senantiasa memperoleh rahmat Allah ‘Azza wa Jalla. Durhakanya seseorang kepada Allah misalnya, meskipun sama perbuatannya bisa sangat berbeda bobot keburukannya karena iktikadnya yang berbeda. Begitu pula kebaikan, nilainya sangat bergantung pada iktikad kita! Kesiapan kita untuk menghadapi murid-murid pun, sangat dipengaruhi oleh iktikad kita.

Page 10: Becoming a guru, not only a teacher

Kenali setiap murid sehingga Anda bisa mendekati mereka secara personal. Semakin personal Anda mengenal, semakin dekat hubungan Anda secara emosi, sehingga membuat Anda “semakin hidup” di kelas.

Jalin hubungan yang hangat, akrab dan kekeluargaan antar sesama rekan di sekolah. Ikatan emosi karena sama-sama merasakan visi yang sama, apalagi ikatan yang bersifat ideologis, memberi energi untuk melakukan yang terbaik. Jika kerja Anda menyenangkan, Anda masih bisa diharapkan oleh keluarga di rumah.

Page 11: Becoming a guru, not only a teacher

Sering-sering berkelahi visi. Visi yang kuat membangkitkan kepekaan terhadap tujuan dan arah, merangsang kecepatan berpikir dan kemampuan melihat hubungan antar berbagai hal, dan memandu langkah Anda ke tujuan yang tepat.

Seringnya berkelahi visi insya-

Allah membuat kualitas hubungan sesama guru akan semakin kuat. Ini menjadikan tugas mengajar sekaligus mendidik terasa sebagai kebutuhan dan panggilan jiwa.

Page 12: Becoming a guru, not only a teacher

Sekolah harus menata manajemen organisasi agar benar-benar efektif, fungsional dan “menggairahkan”. Hindari disfungsi organisasi dengan mengenali indikasinya semenjak awal.

Sekolah bertanggung-jawab menciptakan sistem yang menjadikan keluarga guru sebagai sistem pendukung (support system) bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, dan sekolah sebagai sistem penyanggah bagi tercapainya fungsi keluarga serta pelaksanaan tanggung-jawab keorangtuaan (parenting) secara optimal.

Page 13: Becoming a guru, not only a teacher

Sekolah secara khusus menugaskan satu orang atau membuka departemen untuk:

1. Pengembangan profesi guru2. Pembangunan motivasi guru

Sekolah aktif menyelenggarakan lokakarya internal untuk merumuskan visi bersama dan menjabarkannya ke tingkat penghayatan, sehingga visi tersebut bukan hanya indah dalam tulisan, melainkan sekaligus kuat dalam menggerakkan dorongan moralistik-idealistik guru selaku pendidik.

Page 14: Becoming a guru, not only a teacher

1.Memiliki kredibilitas tinggi2.Memperoleh kepercayaan dari murid karena

merasakan Anda sebagai pendidik yang memiliki good willing kuat.

3.Mempunyai integritas yang sangat kokoh.4.Memiliki motivasi mendidik yang kuat sehingga

senantiasa bersemangat dan berenergi; di sekolah dan di rumah.

5.Bahagia dunia akhirat karena Anda menjadi guru yang baik.

Page 15: Becoming a guru, not only a teacher