Batuk Merupakan Simptom Umum Bagi Penyakit Respiratori Dan Non

2
Batuk merupakan simptom umum bagi penyakit respiratori dan non- respiratori (Haque, 2005). Menurut Wong et al. (2006) batuk bisa menyebabkan morbiditas yang tinggi dan simptom seperti letargi, imsomnia, suara serak, nyeri muskuloskeletal, berkeringat, dan inkotinensia urin. Batuk akut merupakan salah satu simptom yang utama yang dikeluhkan penderita di praktik dokter. Mayoritas dari kasus batuk akut ini disebabkan oleh infeksi virus saluran pernafasan atas yang merupakan satu self-limiting disease (Haque, 2005). Satu penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa terdapat kira-kira 26 juta kasus batuk akut rawat jalan pada tahun 2004 (Dicpinigaitis, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak yang tidak mengetahui batuk akut merupakan self-limiting symptom yang bisa ditangani tanpa berobat ke dokter. Batuk kronis merupakan kondisi umum yang menyebabkan morbiditas fisik dan psikologi yang tinggi (Brignall, 2008). Menurut Haque (2005) batuk kronis yang terus-menerus mempunyai efek pada kualitas hidup dan menyebabkan isolasi sosial serta depresi klinis. Obat batuk terdapat banyak jenisnya yaitu antitusif sebagai obat menekan refleks batuk, ekspektoran untuk merangsang dahak dikeluarkan dari saluran pernafasan, dan mukolitik untuk mengencerkan dahak. Antitusif akan diberikan kepada penderita batuk yang tidak berdahak, sedangkan ekspektoran dan mukolitik akan diberikan kepada penderita batuk yang berdahak. Obat batuk banyak diiklankan dan bisa diperoleh tanpa resep dokter atau dikenal sebagai obat bebas (over- the-counter medicine). Menurut Corelli (2007) jenis obat batuk bebas yang sering ada di pasaran adalah jenis ekspektoran dan antitusif. Menurut Dicpinigaitis (2009) di Amerika Serikat, biaya pertahun untuk obat batuk bebas kira-kira berjumlah milyaran dolar. Menurut Wong (2006) pada tahun 1994, di Universitas Sumatera Utara merika Serikat penjualan obat bebas antitusif berharga US$19 milyar. Statistika dari Departemen Kesehatan Farmasi di Hong Kong menunjukkan pasien rawat jalannya telah menggunakan sebanyak 370.000 liter antitusif yang berharga HK$2 juta pada tahun 2000. Hal ini jelas menunjukkan beban ekonomi yang berat. Diketahui bahwa obat batuk tidak bisa disamaratakan untuk semua jenis batuk. Oleh sebab itu, perlu dicapai pengetahuan yang benar mengenai penggunaan jenisjenis obat batuk terhadap jenis batuk yang diderita. Masyarakat seharusnya mendapat

description

abc

Transcript of Batuk Merupakan Simptom Umum Bagi Penyakit Respiratori Dan Non

Page 1: Batuk Merupakan Simptom Umum Bagi Penyakit Respiratori Dan Non

Batuk merupakan simptom umum bagi penyakit respiratori dan non-respiratori (Haque, 2005). Menurut Wong et al. (2006) batuk bisa menyebabkan morbiditas yang tinggi dan simptom seperti letargi, imsomnia, suara serak, nyeri muskuloskeletal, berkeringat, dan inkotinensia urin. Batuk akut merupakan salah satu simptom yang utama yang dikeluhkan penderita di praktik dokter. Mayoritas dari kasus batuk akut ini disebabkan oleh infeksi virus saluran pernafasan atas yang merupakan satu self-limiting disease (Haque, 2005). Satu penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa terdapat kira-kira 26 juta kasus batuk akut rawat jalan pada tahun 2004 (Dicpinigaitis, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak yang tidak mengetahui batuk akut merupakan self-limiting symptom yang bisa ditangani tanpa berobat ke dokter. Batuk kronis merupakan kondisi umum yang menyebabkan morbiditas fisik dan psikologi yang tinggi (Brignall, 2008). Menurut Haque (2005) batuk kronis yang terus-menerus mempunyai efek pada kualitas hidup dan menyebabkan isolasi sosial serta depresi klinis. Obat batuk terdapat banyak jenisnya yaitu antitusif sebagai obat menekan refleks batuk, ekspektoran untuk merangsang dahak dikeluarkan dari saluran pernafasan, dan mukolitik untuk mengencerkan dahak. Antitusif akan diberikan kepada penderita batuk yang tidak berdahak, sedangkan ekspektoran dan mukolitik akan diberikan kepada penderita batuk yang berdahak. Obat batuk banyak diiklankan dan bisa diperoleh tanpa resep dokter atau dikenal sebagai obat bebas (over-the-counter medicine). Menurut Corelli (2007) jenis obat batuk bebas yang sering ada di pasaran adalah jenis ekspektoran dan antitusif. Menurut Dicpinigaitis (2009) di Amerika Serikat, biaya pertahun untuk obat batuk bebas kira-kira berjumlah milyaran dolar. Menurut Wong (2006) pada tahun 1994, di Universitas Sumatera Utara merika Serikat penjualan obat bebas antitusif berharga US$19 milyar. Statistika dari Departemen Kesehatan Farmasi di Hong Kong menunjukkan pasien rawat jalannya telah menggunakan sebanyak 370.000 liter antitusif yang berharga HK$2 juta pada tahun 2000. Hal ini jelas menunjukkan beban ekonomi yang berat. Diketahui bahwa obat batuk tidak bisa disamaratakan untuk semua jenis batuk. Oleh sebab itu, perlu dicapai pengetahuan yang benar mengenai penggunaan jenisjenis obat batuk terhadap jenis batuk yang diderita. Masyarakat seharusnya mendapat edukasi tentang jenis obat batuk yang diambil, supaya penanganan sendiri simptom batuk yang diderita dapat diobati dengan baik.