Batuk darah = hemoptoe = hemoptisis
description
Transcript of Batuk darah = hemoptoe = hemoptisis
Batuk darah
DefinisiBatuk darah= hemoptoe = hemoptisis hemoptisis berasal dari kata (haemoptysis) dari
bahasa Yunani ◦ haima dan physis
Ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring
Anatomi dan vaskularisasi paru
•Sistem sirkulasi pulmoner berfungsi untuk perturan gas
•Tekanan rendah berkisar 15 – 20 mmHg pada saat sitolik dan 5-10 mmHg pada saat diatolik
•Memsuplai darah untuk bronkiolus terminalis dan alveolus
Sistem sirkulasi pulmoner
•Pemberi nutrisi pada paru dan saluran pernapasan.
•Tekanan sesuai dengan tekanan darah sistemik.
•Variasi sirkulasi bronkial sangat beragam.
•Cabang dari aorta desenden
Sistem
sirkulasi
bronkial
Sumber perdarahan pada batuk darah◦Sirkulasi bronkial ( 90%)
Sistem sirkulasi bronkial memegang peranan penting dalam patofisiologi batuk darah, karena memperdarahi sebagian besar jalanan napas
◦Sirkulasi pulmoner sekitar 5 %
Kematian akibat batuk darah masif umumnya:
◦Aspiksia◦Kehilangan darah, sehingga terjadi
syok.
Penyebab batuk darah :Penyakit infeksi NeoplasmaBenda asingTraumaGangguan vaskulerPenyakit autoimundll
Etiologi batuk darah
Kelainan hemostasis sistemikTerapi antikoagulanDisseminate intravasculaer coagulationTrombositopenia
Kelainan vaskulerAneurisma aortaGagal jantung kongestifMitral stenosisPulmonary arteriovenous malformationEmboli paruSchistosomiasis
PENYAKIT SALURAN NAPASAdenoma bronkusAspirasi benda asingBronkiektasisBronkogenik karsinomaBronkiolitiasisBronchitis kronikKistik fibrosisMetastasis endobronkial TB endobronkialTrakeobronkitis akutTrauma trakeobronkial
PENYAKIT PARENKIM PARUAspergilomaPneumonia lupus akutPneumonia bakterialisPneumonia fungusSindroma goodpasturIdiopatic pulmonary hemosiderosisAbses paruKontusio paruMetastasis kankerTB paruPneumonia virusGranulomatosis wagener’s
Berdasarkan kekerapan batuk darahSering (≥ 5 % )
TuberkulosisBronkogenik karsinomaBronkiektasisBronkitisPneumonia Bakterialis
Jarang ( 1-4%)Neoplasma paru lainnyaMetastasisMycetomaAbses paruEmbolis paruGagal jantung kiriTraumatik atau iatrogenik
Trauma torakBronkoskopiBiopsi paruCateterisasi arteri pulmonal
Thoracostomy tube insertion
Sangat jarang ( ≤ 1 %)Pneumonia fungal atau parasitBenda asingSarcoidosisMitral stenosisEndometriosisPenyakit vaskuler sistemikAkibat pengaruh obat
Patogenesis batuk darah
Patogenesis batuk darah pada berbagai penyebab batuk darah hampir sama◦Terjadi penyakit pada parenkim paru, ◦Sistem sirkulasi bronkial dan pulmoner◦Kelainan pada pleura
Sumber perdarahan berasal dari kedua sistem sirkulasi tersebut
TUBERKULOSIS PARU
Terjadinya pada penderita infeksi TB paru aktif atau pada bekas penderita TB paru.
Pada penderita TB terjadi rusaknya susunan parenkim paru dan pembuluh darah paru
Terjadi bronkiektasis dengan hipervaskularisasi Pelebaran pembuluh darah bronkial
,
Pecahnya aneurisma Rasmussen penyebab batuk darah masif pada penderita TB paru ataupun pada bekas penderita TB.
BRONKIEKTASIS
Destruksi tulang rawan bronkus akibat infeksi / fibrosis alveolar.
Perdarahan ◦pecahnya pembuluh darah arteri
bronkial karena proses infeksi atau peradangan.
Terjadi proses nekrosis dan peradangan pembuluh darah pada jaringan tumor. kejadian batuk darah pada penderita karsinoma bronkogenik berkisar 7-10 %.Kanker metastasis ke paru akibat penyebaran sel tumor ke trekobronkial.
NEOPLASMA
INFEKSI JAMUR Fungus ball--- Aspergilloma. Batuk darah pada Fungus ball berkisar 50-90
% dari penderita Fungus ball Fungus ball sering terbentuk pada penderita
penyakit paru berkavitas seperti TB paru, Terjadinya batuk darah adalah
◦ akibat trauma mekanis karena pergerakan fungus ball di dalam kavitas
Batuk darah juga dapat terjadi akibat angioinvasi menyebabkan infark paru dan perdarahan,
ABSES PARU
Nekrosis pada parenkim paru dan pembuluh darah paru.
Kejadian sekitar 11-15 % dari penderita abses paru, ◦ 20-50 % mengalami batuk darah masif.
Fibrosis Kistik
Perdarahan yang terjadi berasal dari percabangan arteri bronkial.
Sistem arteri bronkial mengalami hipervaskularisasi dan anastomosis bronkopulmoner,
Adanya hipertensi pulmonal
Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang seksama untuk menentukan sumber perdarahan :◦saluran napas atas -- epistaksis◦saluran napas bawah -- hemoptisis◦saluran cerna. -- hematemesis
Memastikan HemoptisisBedakan dengan epistaksis atau hematemesis
Menentukan derajat hemoptisis -- masif ? Memastikan etiologi
Perbedaan hemoptisis dengan hematemesis Keadaan Hemoptisis Hematemesis
Prodromal
Onset
Penampilan darah Warna Isi Reaksi Riwayat Penyakit
Dahulu
Anemi Tinja Kadang-
(-)Guaiac test (-) kadangSelalu
Rasa tidak enak di tenggorokan, ingin batuk
Darah dibatukkan, dapat disertai batuk
Merah Berbuih Merah terang Lekosit,
mikroorganisme, makrofag, hemosiderin
Alkalis (pH tinggi) Menderita kelainan
paru
Kadang kadang TinjaWarna tinja
normalGuaiac test
Mual, stomach distress
Darah dimuntahkan dapat disertai batuk
Tidak berbuih Merah tua Sisa makanan
Asam (pH rendah) Gangguan lambung,
kelainan hepar selalu Tinja bisa berwarna
hitam,
Batuk darah masif
Di Bagian Pulmonologi - RS M Jamil Padang :1. Batuk darah ≥ 600 mL /24 jam2. Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi > 250
mL/24 jam Hb < 10 g% & masih berlangsung3. Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi > 250
mL/24 jam, Hb > 10 g% dalam 24 jam belum berhenti
Pemeriksaan fisik
•Stridor dapat memberikan petunjuk tumor/benda asing di daerah trakeolaring.
•perforasi septum dapat menunjukkan granulomatosis Wegener.
•Jari tabuh (clubbing fiber) memberikan petunjuk kemungkinan keganasan intratorakal
•Supurasi intratorakal (abses paru, bronkiektasis) Pemeriksa
an fisik dapat
membantu
diagnosis penyebab hemoptisi
s
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan sputum
◦TB paru BTA +◦Jamur kultur jamur + ◦Pneumonia pertumbuhan kuman +
◦Ca Paru Sitologi sputum Pemeriksaan lab
◦Menentukan Hb◦Waktu perdarahan dan pembekuan CT / BT
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan radiologi torak
◦ Plan foto torak Gambaran sesuai penyakit yang mendasari terjadinya hemoptisis seperti; Gambaran fungus ball pada jamur paru Gambaran kavitas/fibroinfiltrat pada Tb paru Gambaran masa tumor
◦ CT-Scan toraks Baik untuk bronkiektasis atau karsinoma bronkus berukuran kecil Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sebelum bronkoskopi, kecuali
dalam keadaan kegawat daruratan
Bronkoskopi◦ Bronkoskopi bisa di lakukan atas indikasi
terapeutik atau diagnostik◦ Terapeutik untuk menghentikan perdarahan ◦ Diagnostik untuk;
Menentukan sumber/lokasi perdarahan untuk rencana tindakan bedah
Mengambil bahan bilasan atau sikatan bronkus untuk pemeriksaan lab
Angiografi ◦Pemeriksaan angiografi dilakukan
apabila dengan pemeriksaan lain tidak bisa menentukan penyebab atau asal dari perdarahan.
◦Angiografi Diagnostik terapeutik -- terapi embolisasi.
PENATATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan hemoptisis :◦Menjaga jalan napas tetap terbuka
dan stabilisasi penderita◦Menentukan lokasi perdarahan◦Memberikan terapi sesuai etiolog
Mencegah risiko berulangnya hemoptisis
Penderita dengan hemoptisis masif harus dimonitor dengan ketat di instalasi perawatan intensif
LANGKAH I : MENJAGA JALAN NAPAS DAN STABILISASI PENDERITA
Menenangkan dan mengistirahatkan penderita
Suplementasi oksigenInstruksi cara membatukkan
darah dengan benar sehingga pasien tidak takut untuk membatukkannya
Resusitasi cairan dan bila perlu transfusi
Penderita dengan keadaan umum berat dan refleks batuk kurang adekuat, maka posisi penderita Tredelenberg mencegah aspirasi darah ke sisi yang sehat
Laxansia mencegah mengedanBronkoskopi serat optik lentur untuk
evaluasi, melokalisir perdarahan dan tindakan pengisapan (suctioning).
Intubasi paru unilateral
Crit Care Med 2000;28:1642-7
Intubasi dengan kateter lumen ganda (double
lumen endotracheal
tubes)
Intubasi dilakukan jika dengan terapi konvensional perdarahan tidak berhenti dilakukan intubasi untuk live saving
dampak dari intubasi paru yang
mengalami perdarahan akan terjadi atelektasis total
LANGKAH II : MENCARI SUMBER DAN PENYEBAB PERDARAHAN
Pemeriksaan radiologi (foto toraks, CT Scan, USG, angiografi)
Bronkoskopi (BSOL maupun bronkoskop kaku)
LANGKAH III : PEMBERIAN TERAPI SPESIFIK
1. Bronkoskopi terapeutik◦ Bilas bronkus dengan larutan garam
fisiologis dingin (iced saline lavage) ◦ Pemberian obat topikal ( Adrenalin
dengan konsentrasi 1 : 20 .000)◦ Tamponade endobronkial
2. Fotokoagulasi laser (Nd-YAG Laser) Neodymium-yttrium - alumunium-garnet untuk terpi paliatif perdaran endobronkial.
2. Terapi non-bronkoskopik
1. Pemberian terapi medikamentosa Vasopresin intravena Asam traneksamat (antifibrinolitik) Vitamin k Vitamin c Kortikosteroid sistemik pd autoimun Gonadotropin releasing hormon agonist
(GnRH) atau danazol hemoptisis katamenial
Antitusif kontra indikasi Antituberkulosis, antijamur ataupun
antibiotik
2. Radioterapi Terutama yang disebabkan oleh proses Tumor
Paru
3. Embolisasi arteri bronkialis dan pulmoner
Teknik ini terutama dipilih untuk penderita dengan penyakit bilateral, fungsi paru sisa yang minimal, menolak operasi ataupun memiliki kontraindikasi tindakan operasi
Embolisasi arteri pulmoner
Embolisasi arteri bronkialis
3. Bedah Terapi definitif Tindakan bedah dilakukan apabila
tindakan terapi diatas tidak berhasil dan fungsi paru adekuat, tidak ada konta indikasi bedah,
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH