BATUBARA ENERGI PEMBANGKIT INDONESIA KEDEPAN

Indonesia merupakan negara yang memiliki cadangan energi fosil dan dapat dikatakan masih melimpah diantaranya berupa minyak bumi, gas alam dan batubara. Energi fosil mempunyai berbagai macam manfaat yang diataranya sebagai sumber energi dari suatu pembangkit tenaga listrik. Seiring dengan pembangunan di indonesia sudah barang tentu harus diimbangi dengan ketersediaan energi terutama energi listrik. Hasil riset Oxford Business Group mengemukakan, Indonesia perlu menambah kapasitas listrik baru sebesar 35GW pada 2019 untuk memenuhi permintaan. Sehingga dengan demikian indonesia harus bertindak dalam pembangunan pembangkit pembangkit baru guna menanggulangi permintaan listrik di dalam negeri.

Suatu pembangkit listrik memerlukan sumber energi sebagai bahan dalam sistem pembangkitan. Sistem pembangkit listrik dengan pemanfaatan dari energi fosil berupa minyak bumi dan gas alam sudah mulai mengalami permasalahan dengan ketersediaan bahan baku yang setiap tahun makin menurun. Berdasarkan data hasil penelitian, Indonesia memiliki cadangan minyak bumi dengan jumlah 48,4 milliar barel yang diperkirakan terdapat di dalam 4 jenis cekungan yang ada di bumi ini. sehingga diperkirakan cadangan minyak bumi di Indonesia akan habis terkuras dalam kurun waktu 20 tahun mendatang. Sedangkan untuk gas alam berdasarkan hasil penelitian Potensi gas alam yang dimiliki Indonesia berdasarkan status tahun 2008 mencapai 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF, dengan komposisi tersebut Indonesia memiliki reserve to production (R/P) mencapai 59 tahun. Cadangan dari kedua energi fosil tersebut masih tergolong lebih sedikit dari energi fosil lainnya yaitu batubara.

Batubara merupakan energi yang sudah dimanfaatkan sejak jaman perang dunia hingga saat ini.Batu bara merupakan sisa pohon purba yang terpendam dan telah mengalami pengarangan secara alami sehingga berbentuk padat. Namun di indonesia pemanfaatan batubara masih bisa dikatakan belum optimal bahkan batubara lebih banyak diekspor ke luar negeri dari pada dimanfaatkan di negara sendiri. Kebijakan Pemerintah Indonesia akan mempengaruhi industri pertambangan batubara nasional. Untuk memperoleh suplai dalam negeri, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Indonesia meminta para produsen batubara untuk mencadangkan jumlah produksi tertentu untuk konsumsi dalam negeri. Selain itu, pemerintah dapat mengenakan pajak ekspor untuk mengurangi ekspor batubara. Pemerintah bertujuan agar konsumsi domestik batubara lebih banyak untuk suplai batubara sekitar 30 persen dari pencampuran energi nasional pada tahun 2025. Menurut Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia 2013 yang diterbitkan oleh Pusdatin Kementerian ESDM pada tahun 2013, sumber daya batubara Indonesia adalah 119,4 miliar ton yang tersebar terutama di Kalimantan (55,8 miliar ton), Sumatera (63,2 miliar ton) dan daerah lain nya (0,4 miliar ton),. Sehingga batubara sangat cocok digunakan sebagai energi dalam sistem pembangkitan tenaga listrik. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi Indonesia, cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis sekitar 83 tahun apabila tingkat produksi saat ini diteruskan.Dengan jumlah cadangan yang sebagai bahan pembangkitan energi listrik di indonesia. Namun penggunaan batubara

mempunyai suatu resiko yaitu bersifat polutif dan mencemari lingkungan. Hal ini mengakibatkan banyak kritikan dari para aktivis lingkungan. Tapi perlu diperhitungkan juga kita jangan sampai terjebak begitu saja untuk segera meninggalkan pemanfaatan batubara sebagai energi pembangkit tenaga listrik.