Barat l iberal-insists

94
MENGAPA BARAT MENJADI SEKULAR-LIBERAL? Oleh: Dr.Adian Husaini, MA Peneliti INSISTS/ Dosen Pasca Sarjana Program Studi Timur Tengah dan Islam— Universitas Indonesia

Transcript of Barat l iberal-insists

Page 1: Barat l iberal-insists

MENGAPA BARAT MENJADI

SEKULAR-LIBERAL?Oleh:

Dr.Adian Husaini, MAPeneliti INSISTS/

Dosen Pasca Sarjana Program Studi Timur Tengah dan Islam—Universitas Indonesia

Page 2: Barat l iberal-insists

• (Paparan lebih jauh dan referensi: lihat, Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat:Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal, (Jakarta:Gema Insani Press, 2005)

Page 3: Barat l iberal-insists

• MENGAPA

MASALAH INI PERLU DIKAJI?

Cara memandang terhadap Barat berpengaruh terhadap cara

memandang Islam.

Page 4: Barat l iberal-insists

Delapan Peradaban Besar Eksis Pasca Perang Dingin

Page 5: Barat l iberal-insists

•“All of us who live in western and central Europe, Canada, and the United States are the direct heirs of that culture, and move within it as do fish in water. But the non-Western world has been powerfully influenced and shaped by this culture as well. Through colonialism, trade, and the export of ideology, the modern West has injected components of its own civilization into the indigenous cultures of non-Western societies… Most of the people of this earth are born into the world as children or step children of modernity, whether they like it or not.” (Lawrence E. Cahoone, The Dilemma of Modernity, 1988)

Page 6: Barat l iberal-insists

‘menyelamatkan dunia’ melalui

BUDAYA LIBERAL…

Page 7: Barat l iberal-insists

“Today the most difficult challenge comes from the West, and Benedict XVI is a man who comes from the West, who understands the history and the culture of the West”.

““Battling dictatorship of relativism”Battling dictatorship of relativism”

Page 8: Barat l iberal-insists
Page 9: Barat l iberal-insists

PROBLEM HAK ASASI MANUSIA

Page 10: Barat l iberal-insists

“Conviction enabled Abraham to wade into the fire; conviction is an intoxicant which makes men self-sacrificing; Know you, oh victims of modern civilization! Lack of conviction is worse than slavery.” (Dr. Moh. Iqbal)

Page 11: Barat l iberal-insists
Page 12: Barat l iberal-insists
Page 13: Barat l iberal-insists

Prof. Naquib Al-Attas: “Many challenges have arisen in

the midst of man’s confusion throughout the ages,

but none perhaps more serious and destructive to man

than today’s challenge posed by Western Civilization”

(Powerful Ideas: Perspectives on the Good Society”,

(Victoria, The Cranlana Program, 2002):

Page 14: Barat l iberal-insists

Syekh Abul Hasan Ali an-Nadwi, ulama besar India:

“… di saat sekarang ini selama beberapa waktu dunia Islam telah dihadapkan pada ancaman kemurtadan yang menyelimuti bayang-bayang di atasnya dari ujung ke ujung…Inilah kemurtadan yang telah melanda muslim Timur pada masa dominasi politik Barat, dan telah menimbulkan tantangan yang paling serius terhadap Islam sejak masa Rasulullah saw… Filsafat materialistis Barat ini tak diragukan lagi adalah “agama” terbesar yang diajarkan di dunia setelah Islam. … bahwa kemurtadan-kemurtadan macam inilah yang pada masa sekarang melanda dunia Islam dari ujung satu ke ujung yang lain. Ia telah melancarkan serangan gencarnya dari rumah ke rumah dan dari keluarga ke keluarga. Sekolah-sekolah dan universitas semua telah dibanjiri dengannya. Hampir tak ada keluarga yang masih beruntung tak memiliki anggota yang menganut kepercayaan ini.”

Page 15: Barat l iberal-insists

Abdullah Cevdet:

• “There is only one civilization, and that is European civilization. Therefore, we must borrow western civilization with both its rose and its thorn.”

Page 16: Barat l iberal-insists

• FENOMENA MEMBANJIRNYA ISTILAH-ISTILAH KRISTEN-BARAT DALAM PEMIKIRAN DAN STUDI ISLAM:

• Fundamentalisme Islam, radikalisme Islam, moderatisme Islam, protestantisme Islam, Tafsir Tekstual versus Tafsir Kontekstual, Islam Inklusif, Islam Eksklusif, Islam Pluralis, Islam kultural, Islam skriptural, Islam substansial, dan sebagainya.

Page 17: Barat l iberal-insists
Page 18: Barat l iberal-insists
Page 19: Barat l iberal-insists

Buku Muhammadiyah Pintu Gerbang Protestanisme Islam (2005):

“Etika protestan puritan (protestan calvinis) atau reformasi protestan sepenuhnya bersandar kepada pembacaan perjanjian lama dan perjanjian baru sebagaimana muslim puritan Muhammadiyah (Muhammadiyah calvinis) atau reformasi Muhammadiyah bersandar pada sumber asli Qur’an dan Sunnah. Ia (Protestan Dahlanis) sebagai pedagang-pedagang yang jujur dalam bertransaksi… Ia dikenal sebagai muslim reformis-puritan yang asketis… Seorang pejabat Belanda yang bertugas di Indonesia waktu itu 1913 menilai bahwa Ahmad Dahlan adalah sebagai “prototipe warga Indonesia yang memiliki etika calvinis: tekun, militan, dan cerdas.” (hal. vi-vii). -- Kata pengantar: Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, MA. Ketua Muhammadiyah Jatim, Rektor Unmuh Sidoarjo).

Page 20: Barat l iberal-insists

“UIN, IAIN, STAIN have to be a center of learning that provides inclusive understanding of Islam, which are necessary for facing global situation”

(TOR International Workshop for Islamic Higher Learning in Indonesia, kerjasama Pasca Sarjana UIN Jakarta, PPIM, dan Ditperta Depag, dan diikuti oleh dosen-dosen IAIN, UIN, dan STAIN dari berbagai propinsi di Indonesia, 22 Desember 2006).

Page 21: Barat l iberal-insists

• ‘Teologi Inklusif Cak Nur’, merupakan alternatif dari "teologi eksklusif" yang menganggap bahwa kebenaran dan keselamatan (truth and salvation) suatu agama, menjadi monopoli agama tertentu. Karena itu, dalam perspektif "Teologi Inklusif", klaim bahwa hanya agamanya saja yang benar dan menjadi jalan keselamatan, adalah teologi yang dipandang salah. Hampir semua agama formal (organized religion), memiliki klaim keselamatan: "hanya agama sayalah yang memberikan keselamatan, sementara agama Anda tidak, dan bahkan menyesatkan." (Lihat, Sukidi, Teologi Inklusif Cak Nur, Jakarta: Kompas, 2001, hal. xii-xiii).

Page 22: Barat l iberal-insists

Nurcholish Madjid:

• “… pembaruan harus dimulai dengan dua tindakan yang saling erat hubungannya, yaitu melepaskan diri dari nilai-nilai tradisional dan mencari nilai-nilai yang berorientasi ke masa depan. Nostalgia, atau orientasi dan kerinduan pada masa lampau yang berlebihan, harus diganti dengan pandangan ke masa depan. Untuk itu diperlukan suatu proses liberalisasi. Proses itu dikenakan terhadap “ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan Islam” yang ada sekarang ini...” (2 Januari 1970)

Page 23: Barat l iberal-insists

Dr. Fatimah Husein (Dosen UIN Yogyarakta):

Inclusivist Muslims: … As they perceive Islam as an evolving religion they apply a contextual reading to the Quran and sunna. This approach advocates reinterpreting the foundation texts of Islam. In this context, the role of ijtihad is central in their thinking. (Fatimah Husein, Muslim-Christian Relations in The New Order Indonesia:The Exclusivist and Inclusivist Muslims’ Perspectives, (Bandung: Mizan, 2005), hal. 31

Page 24: Barat l iberal-insists

Dr. Fatimah Husein:

Exclusivist Muslims:… They apply a literal approach in understanding the foundation texts of Islam, namely the Quran and the sunna of the Prophet, and are past oriented. As this approach emphasizes the literal meaning of the texts, the role of ijtihad (individual inquiry to establish the ruling of Islamic law upon a given point) is not central in their frame of thought. (Ibid, hal. 29)

Page 25: Barat l iberal-insists

Metode penafsiran Hebrew Scriptures

• “Literalists interpret the Bible rigidly, saying, “It means exactly what it says”. In other words, literalists (also called fundamentalists) concern themselves with only the text of the Bible. Contextualists interpret the Bible more broadly, saying “We must consider not only the text but also the context of the Bible. In other words, we must also consider such a things as historical and cultural situation in which the Bible was written.” (Mark Link SJ, Path Through Catholicism (Texas:Tabor Publishing, 1991), hal. 22)

Page 26: Barat l iberal-insists

Dikotomisasi teks-konteks, Islam Normatif-Historis:

• “Dalam kerangka studi agama, normativitas ajaran wahyu dibangun, dikemas, dan dibakukan melalui pendekatan doktrinal-teologis. Pendekatan normatif ini berangkat dari teks yang sudah tertulis dalam kitab suci masing-masing agama. Oleh karena itu, pendekatan ini dianggap sebagai bercorak literalis, tekstualis, dan skripturalistik. Sementara, historisitas keberagamaan manusia menunjuk kepada pentingnya elemen-elemen di luar teks yang menentukan pengertian dan maksud yang dituju oleh teks itu sendiri.” (Studi Islam: Dinamika Baru, karya Masdar Hilmy MA dan Akh. Muzakki MAg, 2005, hal. 109).

Page 27: Barat l iberal-insists

Soekarno:

• “Manakala agama dipakai buat memerintah masyarakat-masyarakat manusia, ia selalu dipakai sebagai alat penghukum ditangannya raja-raja, orang-orang zalim dan orang-orang tangan besi. Manakala zaman modern memisahkan dunia dari banyak kebencanaan, dan ia memberikan kepada agama itu satu singgasana yang maha kuat di dalam kalbu kaum yang percaya.”

• Jadi, simpul Soekarno, buat keselamatan dunia dan buat kesuburan agama – bukan untuk mematikan agama itu – urusan dunia diberikan kepada pemerintah, dan urusan agama diberikan kepada yang mengerjakan agama. “Geef den Keizer wat des Keizers is, en God wat Godes is,” kata Soekarno mengutip Bijbel. (Artikel “Memudakan Islam” di Majalah Panji Islam, 1940).

• (NB. Ini adalah contoh pandangan yang menjadikan telaah sejarah Barat-Kristen sebagai cara pandang terhadap Islam).

Page 28: Barat l iberal-insists

• “alasan kenapa umat Islam tidak mengembangkan gerakan sekular dan memberikan tentangan keras terhadap gerakan yang datang dari luar ini, adalah karena perbedaan yang tajam antara pengalaman sejarah antara Kristen dan Islam. Sejak awal, kaum Kristen diajarkan untuk membedakan antara Tuhan dan Kaisar dan pembagian tugas antara keduanya. Kaum Muslim, tidak pernah menerima ajaran seperti itu.”

Bernard Lewis

Page 29: Barat l iberal-insists

• APA ITU PERADABAN BARAT?

Page 30: Barat l iberal-insists

• …the civilization that has evolved out of the historical fusion of cultures, philosophies, values and aspirations of ancient Greece and Rome; their amalgamation with Judaism and Christianity, and their further development and formation by the Latin, Germanic, Celtic and Nordic peoples. (Prof. Dr. Syed Muhammad Nuquib al-Attas)

Page 31: Barat l iberal-insists

• The West differs from other civilizations not in the way it has developed but in the distinctive character of its values and institutions. These include most notably its Christianity, pluralism, individualism, and rule of law, which made it possible for the West to invent modernity, expand throughout the world, and become the envy of other societies. (Samuel P. Huntington)

Page 32: Barat l iberal-insists

Marvin Perry:

“Western civilization is a grand but tragic drama. The West has forged the instruments of reason that make possible a rational comprehension of physical nature and human culture, conceived the idea of political liberty, and recognized the intrinsic worth of the individual. But the modern West, though it has unravelled nature’s mysteries, has been less successful at finding rational solution to social ills and conflicts between nation. Science, a great achievement of the Western intellect, while improving conditions of life, has also produced weapon of mass destruction….

Page 33: Barat l iberal-insists

Marvin Perry:

… Though the West has pioneered in the protection of human rights, it has also produced totalitarian regimes that have trampled on individual freedom and human dignity. And although the West demonstrated a commitment to human equality, it has also practiced brutal racism.” (Marvin Perry, Western Civilization, Houghton Mifflin Company, Boston-New York, 1997). pp. xxi

Page 34: Barat l iberal-insists

PANDANGAN

DAN KEBIJAKAN BARAT

TERHADAP ISLAM

Page 35: Barat l iberal-insists

Samuel P. Huntington:

“Islam is the only

civilization which has put the survival of

the West in doubt, and it has done at least twice”

Page 36: Barat l iberal-insists

Samuel P. Huntington:

"The twentieth-century conflict between liberal

democracy and Marxist-Leninism is only a

fleeting and superficial historical phenomenon

compared to the continuing and deeply

conflictual relation between Islam and

Christianity."

Page 37: Barat l iberal-insists

Huntington:

“The rhetoric of America’s

ideological war with militant

communism has been transferred

to its religious and cultural war

with militant Islam.”

Page 38: Barat l iberal-insists

Trauma Barat terhadap Islam:

• Pendudukan Spanyol (711-1492)

• Pengepungan Vienna (1529 dan 1683)

• Penaklukan Konstantinopel (1453)

• Perang Salib, Penaklukan Jerusalem (1187)

Page 39: Barat l iberal-insists

Mengapa Barat Sekular-Liberal?

• Trauma sejarah hegemoni Kristen

• Problema teks Bible

• Problema teologi Kristen

Page 40: Barat l iberal-insists

• PROBLEM SEJARAH

Page 41: Barat l iberal-insists

Bernard Lewis:

Sejarah Kekristenan banyak diwarnai perpecahan (skisma) dan kekafiran (heresy); dengan konflik

antar kelompok yang berujung pada peperangan atau persekusi...

kehidupan toleran hanya mungkin dilakukan jika kekuasaan Gereja

untuk mengatur politik dihilangkan, begitu juga campur tangan negara

terhadap Gereja.

Page 42: Barat l iberal-insists

Lord Acton:

All power tends to corrupt; absolute power corrupts

absolutely. (Surat kepada Bishop Mandell

Creighton, 1887)

Page 43: Barat l iberal-insists

Zaman Pertengahan Peradaban Barat:

The Dark Ages of Europe, The Medieval Ages,

Keruntuhan Romawi Barat-Renaissance (476-1400-an)

Page 44: Barat l iberal-insists

Renaissance:

“Rebirth” (kelahiran kembali). Barat merasa hidup kembali, setelah ‘mati’ selama sekitar 1.000 tahun hidup di bawah

cengkeraman kekuasaan Gereja, yang dipenuhi berbagai

penyimpangan.

Page 45: Barat l iberal-insists

Pertumbuhan Kekuasaan Gereja

•Edict of Milan, 313 M•Edict of Theodosius, 392 M•Pope Gregory I (590-604), the creator of the political power of the popes)

•Pope Leo III, 800 M, mengangkat Charlemagne sebagai ‘Emperor of the Romans’

Page 46: Barat l iberal-insists

Konflik-konflik Paus vs Raja:

•Pope Gregory VII vs Henry IV

•Raja Henry VIII (1491-1547) – Lahirnya Gereja Anglikan

Page 47: Barat l iberal-insists

Konflik-konflik Katolik-Protestan:

Martin Luther: “Antichrist is the Pope and the Turk together. A beast full of life must have a body and soul. The

spirit or soul of Antichrist is the Pope, his flesh and body the Turk.”

Page 48: Barat l iberal-insists

The St. Bartholomew’s Day Massacre (1572):

Diperkirakan 10.000 orang mati. Selama berminggu-minggu jalan-

jalan di Paris dipenuhi dengan mayat-mayat laki-laki, wanita, dan

anak-anak, yang membusuk.

Page 49: Barat l iberal-insists

Perebutan Tahta Inggris:

Konflik berdarah perebutan tahta Inggris dari Queen Mary (Katolik)

ke Elizabeth I (Protestan).

Page 50: Barat l iberal-insists

Most of us would agree that one of the most evil Most of us would agree that one of the most evil of all Christian institutions was the Inquisition, of all Christian institutions was the Inquisition,

which was an instrument of terror in the Catholic which was an instrument of terror in the Catholic Church until the end of seventeenth century. Church until the end of seventeenth century. Its methods were also used by Protestants Its methods were also used by Protestants

to persecute and control the Catholics in their countries.to persecute and control the Catholics in their countries. (Karen Armstrong)(Karen Armstrong)

Page 51: Barat l iberal-insists

anti-clericalism

“Beware of a women if you are in front of her, a mule if you are

behind it, and a priest whether you are in front or behind”.

Page 52: Barat l iberal-insists

Scott Peck:Scott Peck:

“Sekali kata ‘religion’ disebutkan di dunia Barat, ini akan membuat orang berpikir

tentang: … inquisisi, tahyul, lemah semangat, paham dogmatis, munafik, benar sendiri, kekakuan, kekasaran, pembakaran

buku, pembakaran dukun, larangan-larangan, ketakutan, taat aturan agama,

pengakuan dosa, dan kegilaan.”

Page 53: Barat l iberal-insists

Friedrich GogartenFriedrich Gogarten:

Secularization is the legitimate consequence of the impact of biblical faith on history.

Page 54: Barat l iberal-insists

Harvey Cox:

Far from being something Christians should be against, secularization

represents an authentic consequence of biblical faith. Rather than oppose it,

the task of Christians should be to support and nourish it.

Page 55: Barat l iberal-insists

• In 1555, Pope Paul IV, issued a Papal Bull called Cum nimis absurdum, forcing the Jews to live in a ‘ghetto’. The Jews also forced to sell their properties to Christian in very cheap price. The Pope also banned the Jews to have Scripture. When he was a Cardinal, Pope Paul IV burned all Jewish Scripture. When The Pope died in 1559, Cum nimis absurdum still maintained three centuries later.

Page 56: Barat l iberal-insists

• True, the Jewish authorities and those who followed their lead pressed for the death of Christ; still, what happened in His passion cannot be charged against all the Jews, without distinction, then alive, nor against the Jews of today. Although the Church is the new people of God, the Jews should not be presented as rejected or accursed by God, as if this followed from the Holy Scriptures…Furthermore, in her rejection of every persecution against any man, the Church, mindful of the patrimony she shares with the Jews and moved not by political reasons but by the Gospel's spiritual love, decries hatred, persecutions, displays of anti-Semitism, directed against Jews at any time and by anyone.” (Nostra Aetate, 1965)

Page 57: Barat l iberal-insists

“…so characteristic of modern Western Civilization, is as unacceptable to Christianity as it is to Islam or any other religion, because it is irreligious in its very essence.” (Leopold Weiss)

Page 58: Barat l iberal-insists

I say quite deliberately that the Christian Religion, as organized in its Churches, has been and still is

the principal enemy of moral progress in the world. (Bertrand Russel,

dalam Why I am Not A Christian)

Page 59: Barat l iberal-insists

• PROBLEM BIBLE

Page 60: Barat l iberal-insists

Richard Elliot Friedman,Who Wrote the Bible?

(It is a strange fact that we have never known with certainty who

produced the book that has played a central role in our

civilization)

Page 61: Barat l iberal-insists

Richard Elliot Friedman:

Five Book of Moses… adalah teka-teki paling tua di dunia (It is one of the oldest puzzles in the world).

Page 62: Barat l iberal-insists

“Ada beberapa kesulitan yang harus kita hadapi jika hendak membahas bahan sejarah Perjanjian Lama secara bertanggung jawab. Sebab yang utama ialah bahwa proses sejarah ada banyak sumber kuno yang diterbitkan ulang atau diredaksi (diolah kembali oleh penyadur). Proses penyaduran turun-temurun itu ada untung ruginya. Salah satu keuntungannya ialah bahwa sumber-sumber kuno itu dipertahankan dan tidak hilang atau terlupakan. Namun, ada kerugiannya yaitu adanya banyak penambahan dan perubahan yang secara bertahap dimasukkan ke dalam naskah, sehingga sekarang sulit sekali untuk menentukan bagian mana dalam naskah historis itu yang orisinal (asli) dan bagian mana yang merupakan sisipan.” (Th.C.Vriezen, Agama Israel Kuno, (Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 2001), hal. 7.

Page 63: Barat l iberal-insists

Prof. Bruce M. Metzger:

Dua kondisi yang selalu dihadapi oleh penafsir Bible, yaitu (1) tidak adanya

dokumen Bible yang original saat ini, dan (2) bahan-bahan yang ada pun sekarang

ini bermacam-macam, berbeda satu dengan lainnya. (A Textual Commentary on

the Greek New Testament”, United Bible Societies, 1975)

Page 64: Barat l iberal-insists

Penemuan arkeologi biblika 1890- 1976, telah menghasilkan 5366 temuan naskah purba Perjanjian Baru bahasa Yunani yang berasal dari tahun 135- 1700 M, terdiri dari 3157 manuskrip yang bervariasi ukurannya… Dari 5366 salinan naskah itu, jika diperbandingkan, beberapa sarjana Perjanjian Baru menyebutkan adanya 50.000- 300.000 perbedaan kata-kata.

(I.J. Satyabudi, Kontroversi Nama Allah, (Jakarta: Wacana

Press, 2004), hal. 150-152).

Page 65: Barat l iberal-insists

Kitab Imamat 11:7-8, versi LAI 1971:

• “dan lagi babi, karena sungguh pun kukunya terbelah dua, ia itu bersiratan kukunya, tetapi dia tiada memamah biak, maka haramlah ia kepadamu. Djanganlah kamu makan daripada dagingnya dan djangan pula kamu mendjamah bangkainya, maka haramlah ia kepadamu.”

Page 66: Barat l iberal-insists

Kitab Imamat, 11:7-8, versi LAI 2004:

• “Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.”

Page 67: Barat l iberal-insists

Prof. Bruce M. Metzger, guru besar Perjanjian Baru di Princeton Theological Seminary :

“The Text of the New Testament: Its Transmission, Corruption, and Restoration” (Oxford University Press, 1985).

Page 68: Barat l iberal-insists

Bruce M. Metzger:

(the way is open for the possible edition of another book or epistle to the New Testament canon). Bruce M. Metzger, The

Canon of the New Testament: Its Origin, Development, and Significance, (Oxford:Clarendon Press, 1987)

Page 69: Barat l iberal-insists

Prof. Alphonse Mingana (1927):

The time has surely come to subject the text of the Qur’an to the same

criticism as that to which we subject the Hebrew and Aramaic of the Jewish Bible, and the Greek of the Christian

scriptures

(masanya sudah tiba untuk mengkritik alQuran sebagaimana Bible Yahudi dan Kristen)

Page 70: Barat l iberal-insists

Oxford Concise Dictionary of the Christian Church:

• Critical study of the Bible: “It sets out from the belief that an ancient writing must be

interpreted in its historical perspective and related to the circumstances of its

composition and its meaning and purpose for its author and first readers.”

Page 71: Barat l iberal-insists

Variasi Teks Bible:

Kitab 1 Raja-raja 11:1 *Lembaga Alkitab Indonesia (2000) : “Ada

pun Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Disamping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab,

Amon, Edom, Sidon, dan Het.”

Page 72: Barat l iberal-insists

Variasi Teks Bible:

Kitab 1 Raja-raja 11:1*The Living Bible : “King Salomon married any other girls besides the

Egyptian princess. Many of them came from nations where idols were

worshipped – Moab, Ammon, Edom, Sidon and from the Hittites.”

Page 73: Barat l iberal-insists

Variasi Teks Bible:

Kitab 1 Raja-raja 11:1

Bible King James Version menulis: But King Solomon loved many

strange women, together with the daughter of Paharaoh, women of Moabites, Ammonites, Edomites,

Zidonians, and Hittites.”

Page 74: Barat l iberal-insists

Variasi Teks Bible:

Kitab 1 Raja-raja 11:1

The Bible Revised Standard Version: “Now King Solomon loved many foreign women; the daughter of

Pharaoh, and Moabites, Ammonite, E’domite, Sido’niah, and Hittite

women.”

Page 75: Barat l iberal-insists

Variasi Teks Bible:

Kitab 1 Raja-raja 11:1

Vulgate: “rex autem Salomon amavit mulieres alienigenas multas filiam quoque Pharaonis et Moabitidas et Ammanitidas Idumeas et Sidonias

et Chettheas.”

Page 76: Barat l iberal-insists

Mark Twain:

“It’s not the parts of the Bible which I can’t understand that bother me, it’s

the parts that I can understand.”

Page 77: Barat l iberal-insists

News Week (6 Februari 2004 ):

“But the Bible can be a problematic source”.

Page 78: Barat l iberal-insists

• PROBLEM TEOLOGIS

Page 79: Barat l iberal-insists

Dr. C. Groenen ofm:

“seluruh permasalahan kristologi di dunia Barat berasal dari kenyataan

bahwa di dunia Barat, Tuhan menjadi satu problem”.

Page 80: Barat l iberal-insists

Oxford Concise Dictionary of World Religions:

• Yahweh: The God of Judaism as the ‘tetragrammaton YHWH’, may have been pronounced. By orthodox and many other Jews, God’s name is never articulated, least of all in the Jewish liturgy.

Page 81: Barat l iberal-insists

יהוה(YHWH)

אדני(Adonai/Tuhan)

Page 82: Barat l iberal-insists

• Kata nama yang paling penting dalam PL ialah nama Allah Israel, yang ditemukan ,(yhwh) יהוהkurang lebih 6823 kali dalam PL. Nama tsb mungkin dulu diucapkan “Yahweh”, tetapi menurut tradisi Yahudi, nama yang Mahasuci itu tidak boleh diucapkan untuk menghindari kemungkinan pelanggaran perintah ketiga (“Jangan menyebut nama יהוה Allahmu, dengan ,sembarangan…” (Kel, 20:7). Oleh sebab itu, setiap kali terdapat kata יהוה dalam Alkitab, orang Yahudi membacanya dengan kata אדני (adonay) ‘Tuhan’.” (Dr. D.L. Baker et.al., Pengantar Bahasa Ibrani, Jakarta: BPK, 2004), hal. 52.

Page 83: Barat l iberal-insists
Page 84: Barat l iberal-insists

• Masalah nama Tuhan dalam Kristen merupakan satu masalah yang cukup rumit. kaum Kristen di Indonesia masih memperdebatkan soal nama Tuhan mereka. Di Arab, kaum Kristen ada yang menyebut Tuhan mereka dengan sebutan 'Alloh', sama dengan orang Islam. Di Indonesia menyebut 'Allah'. Di Barat menyebut God atau Lord.

• Di Indonesia, kini muncul aliran Kristen yang menolak penggunaan nama Allah dan menggantinya dengan Yahweh. Tahun 1999, muncul kelompok Kristen yang menemakan dirinya Iman Taqwa Kepada Shirathal Mustaqim (ITKSM) yang melakukan kampanye agar kaum Kristen menghentikan penggunaan lafaz Allah. Kelompok ini kemudian mengganti nama menjadi Bet Yesua Hamasiah (BYH).

Page 85: Barat l iberal-insists

• Kelompok ini mengatakan: "Allah adalah nama Dewa Bangsa Arab yang mengairi bumi. Allah adalah nama Dewa yang disembah penduduk Mekah.'' Kelompok ini juga menerbitkan Bibel sendiri dengan nama Kitab Suci Torat dan Injil yang pada halaman dalamnya ditulis Kitab Suci 2000. Kitab Bibel versi BYH ini mengganti kata "Allah" menjadi "Eloim", kata "TUHAN" diganti menjadi "YAHWE"; kata "Yesus" diganti dengan "Yesua", dan "Yesus Kristus" diubah menjadi "Yesua Hamasiah".

• Berikutnya, muncul lagi kelompok Kristen yang menamakan dirinya "Jaringan Gereja-gereja Pengagung Nama Yahweh" yang menerbitkan Bibel sendiri dengan nama "Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan". Kelompok ini menegaskan, "Akhirnya nama "Allah" tidak dapat dipertahankan lagi."

Page 86: Barat l iberal-insists

Syahadat Nicea (325M, versi Katolik):

“Kami percaya pada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta segala yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dan pada satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, Putra Tunggal yang dikandung dari Allah, yang berasal dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari Allah Benar, dilahirkan tetapi tidak diciptakan, sehakikat dengan Bapa, melalui dia segala sesuatu menjadi ada…” (Konsili-konsili Gereja karya Norman P. Tanner, hal. 36-37)

Page 87: Barat l iberal-insists

Sahadat Nicea (Protestan), disebut juga: Sahadat rasuli, pengakuan iman rasuli, atau dua belas pengakuan iman:

(1). Aku percaya kepada Allah Bapa, yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi.(2) Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, (3) yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, (4) yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut…

Page 88: Barat l iberal-insists

• (5) pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, (6) naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, (7) dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati, (8) Aku percaya kepada Roh Kudus; (9) gereja yang kudus dan am; persekutuan orang kudus; (versi Katolik: Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus) (10) pengampunan dosa; (11) kebangkitan daging; (12) dan hidup yang kekal. (Dr. Harun Hadiwijono, Inilah Sahadatku, (Jakarta: BPK, 2001), hal. 11.

Page 89: Barat l iberal-insists

Thomas Aquinas:

• deum esse trinum et unum est solum creditum, et nullo modo potest demonstrative probari” (That God is three and one is only known by belief, and it is in no way possible for this to be demonstratively proven by reason).

Page 90: Barat l iberal-insists

Tertullian:

Credo quia absurdum!” (Aku beriman justru karena doktrin tersebut tidak masuk akal). ‘absurdum’= irrational, senseless, against reason or common sense, clearly false or

foolish, and ridiculous.

Page 91: Barat l iberal-insists

Perubahan Sahadat Kristen:

• Konsili Efesus,431, melarang perubahan apa pun pada ‘Syahadat Nicea’, dengan ancaman kutukan Gereja (anathema).

• Konsili Kalsedon, 451, mengubah ‘Syahadat Nicea’. Kutukan thd Arius dihapus.

• Konsili Toledo III, 589, Gereja Barat menambah frasa “dan Putra” (Filioque), pada penggal kalimat “dan akan Roh Kudus … yang berasal dari Bapa”.

• Konsili Vatikan II, 1962-65, mengganti kata pembuka “Aku percaya” menjadi “Kami percaya”.

Page 92: Barat l iberal-insists

TENTANG PENGGUNAAN LAFAZ ‘ALLAH’ DALAM KRISTEN

ALLAH, DALAM KRISTEN, BUKAN NAMA TUHAN, TETAPI SEBUTAN (AL-ILAH; TUHAN ITU); KARENA ITU DITOLERIR ADANYA PERBEDAAN UCAPAN.

Page 93: Barat l iberal-insists

• Di Indonesia, kini muncul aliran Kristen yang menolak penggunaan nama Allah dan menggantinya dengan Yahweh. Tahun 1999, muncul kelompok Kristen yang menemakan dirinya Iman Taqwa Kepada Shirathal Mustaqim (ITKSM) yang melakukan kampanye agar kaum Kristen menghentikan penggunaan lafaz Allah. Kelompok ini kemudian mengganti nama menjadi Bet Yesua Hamasiah (BYH). Kelompok ini juga menerbitkan Bibel sendiri dengan nama Kitab Suci Torat dan Injil yang pada halaman dalamnya ditulis Kitab Suci 2000. Kitab Bibel versi BYH ini mengganti kata "Allah" menjadi "Eloim", kata "TUHAN" diganti menjadi "YAHWE"; kata "Yesus" diganti dengan "Yesua", dan "Yesus Kristus" diubah menjadi "Yesua Hamasiah". Berikutnya, muncul lagi kelompok Kristen yang menamakan dirinya "Jaringan Gereja-gereja Pengagung Nama Yahweh" yang menerbitkan Bibel sendiri dengan nama "Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan ini". Kelompok ini menegaskan, "Akhirnya nama "Allah" tidak dapat dipertahankan lagi."

• (Tentang kontroversi penggunaan nama Allah dalam Kristen lihat I.J. Setyabudi, Kontroversi Nama Allah, (Jakarta: Wacana Press, 2004); Bambang Noorsena, The History of Allah, (Yogya: PBMR Andi, 2005); juga Herlianto, Siapakah Yang Bernama Allah Itu? (Jakarta: BPK, 2005, cetakan ke-3).

Page 94: Barat l iberal-insists

• KAUM MUSYRIK ARAB JUGA MENYEBUT NAMA TUHANNYA SEBAGAI ‘ALLAH’, TETAPI BEDA KONSEP DENGAN ‘ALLAH’ DALAM ISLAM.

• BAGI MEREKA, ALLAH ADALAH SALAH SATU DARI TUHAN-TUHAN MEREKA; BUKAN SATU-SATUNYA TUHAN.

• KARENA ITU, NABI MUHAMMAD SAW DILARANG MEMENUHI AJAKAN MEREKA UNTUK GANTIAN MENYEMBAH TUHAN. (QS AL-KAFIRUN)