BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN … Prospektus... · 2019. 10. 18. · bapepam dan lk...
Transcript of BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN … Prospektus... · 2019. 10. 18. · bapepam dan lk...
-
Kegiatan Usaha:
Penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi
Berkedudukan di Jakarta, Indonesia
Kantor Pusat
Wisma Bakrie, Lantai 3Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 - Indonesia
Telepon: (62-21) 9110 1112; Fax: (62-21) 9110 0080www.bakrietelecom.com
PENAWARAN UMUM OBLIGASI BAKRIE TELECOM I TAHUN 2007 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP
Jumlah Pokok sebesar Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh miliar Rupiah)
Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, berjangka waktu 5 (lima tahun) dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,90% per
tahun dengan jumlah pokok sebesar Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh miliar Rupiah). Bunga Obligasi
dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Dengan pembayaran bunga pertama akan dilakukan pada tanggal 4 Desember 2007
sedangkan Pembayaran Bunga terakhir akan dilakukan pada tanggal 4 September 2012 yang juga merupakan Tanggal
Pelunasan Pokok Obligasi.
PENTING UNTUK DIPERHATIKAN
OBLIGASI INI DIJAMIN DENGAN JAMINAN FIDUSIA BERUPA PERALATAN TELEKOMUNIKASI DENGAN NILAI
JAMINAN SEKURANG-KURANGNYA 110% (SERATUS SEPULUH PERSEN) DARI POKOK OBLIGASI DIMANA
10% AKTIVA YANG DIJAMINKAN BERASAL DARI AKTIVA YANG TELAH ADA PADA SAAT INI SEDANGKAN
100% SELEBIHNYA AKAN BERASAL DARI AKTIVA YANG AKAN DIPEROLEH KEMUDIAN YANG DANANYA
BERSUMBER DARI EMISI OBLIGASI INI. PERSEROAN DALAM WAKTU SELAMBAT-LAMBATNYA 6 (ENAM)
BULAN SEJAK TANGGAL EFEKTIF WAJIB MEMBEBANKAN JAMINAN TERSEBUT DAN DALAM WAKTU
SELAMBAT-LAMBATNYA 6 (ENAM) HARI KERJA SETELAH TANGGAL PEMBEBANAN DIMAKSUD, WALI
AMANAT WAJIB MENDAFTARKAN PEMBEBANAN JAMINAN PADA INSTANSI YANG BERWENANG UNTUK
KEPENTINGAN PEMEGANG OBLIGASI.
PERSEROAN HANYA MENERBITKAN SERTIFIKAT JUMBO OBLIGASI DAN DIDAFTARKAN ATAS NAMA
PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”) DAN AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM BENTUK
ELEKTRONIK YANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI KSEI.
PERSEROAN DAPAT MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) UNTUK SEBAGIAN ATAU SELURUH
OBLIGASI SEBELUM TANGGAL PEMBAYARAN KEMBALI DANA OBLIGASI SEJAK 1 (SATU) TAHUN SETELAH
TANGGAL EMISI. DALAM HAL PERSEROAN TELAH MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) UNTUK
SEBAGIAN ATAU SELURUH OBLIGASI MAKA PERSEROAN MEMPUNYAI HAK UNTUK MEMBERLAKUKAN
PEMBELIAN KEMBALI TERSEBUT SEBAGAI PELUNASAN ATAU SEBAGAI INVESTASI SURAT BERHARGA
YANG DAPAT DIJUAL KEMBALI.
DALAM RANGKA PENERBITAN OBLIGASI INI, PERSEROAN TELAH MEMPEROLEH HASIL PEMERINGKATAN
ATAS SURAT HUTANG JANGKA PANJANG DARI PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (“PT PEFINDO”):
IdA-
(Single A Minus; Stable Outlook)
KETERANGAN LEBIH LANJUT TENTANG HASIL PEMERINGKATAN TERSEBUT DAPAT DILIHAT PADA
BAB XIX PROSPEKTUS INI TENTANG KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKATAN OBLIGASI.
PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI
PENJAMIN EMISI OBLIGASI
PT Recapital Securities, PT Victoria Sekuritas, PT NISP Sekuritas, PT Samuel Sekuritas Indonesia
PT BNI Securities, PT Mega Capital Indonesia, PT Optima Kharya Capital Securities, PT Sucorinvest Central Gani
Wali Amanat
PT Bank Niaga Tbk
RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI ADALAH TIDAK LIKUIDNYA OBLIGASI YANG
DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA TUJUAN
PEMBELIAN OBLIGASI SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG.
RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN USAHA.
RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI PADA BAB V
MENGENAI “RISIKO USAHA”.
Obligasi yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan pada PT Bursa Efek Surabaya.
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 28 Agustus 2007.
Tanggal Efektif : 23 Agustus 2007
Masa Penawaran : 28-30 Agustus 2007
Tanggal Penjatahan : 31 Agustus 2007
Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 4 September 2007
Tanggal Pencatatan pada Bursa Efek Surabaya : 5 September 2007
PT BAKRIE TELECOM Tbk
BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI,
TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN
YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PT BAKRIE TELECOM Tbk (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI BERTANGGUNG
JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN
PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
-
PT Bakrie Telecom Tbk (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut “Perseroan”) telah menyampaikan
Pernyataan Pendaftaran Emisi Obligasi sehubungan dengan Penawaran Umum ini kepada Ketua
BAPEPAM DAN LK di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2007 dengan Surat No. 9443/EST-04/Dir/VII/2007
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64
Tahun 1995, Tambahan No. 3608 (selanjutnya disebut “Undang-Undang Pasar Modal”) dan peraturan
pelaksanaannya.
Perseroan merencanakan untuk mencatatkan “Obligasi Bakrie Telecom I Tahun 2007 Dengan Tingkat
Bunga Tetap” dengan jumlah pokok sebesar Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh
miliar Rupiah) pada Bursa Efek Surabaya (“BES”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan
Obligasi No. PPPE-032/BES/VII/2007 tanggal 26 Juli 2007 juncto Addendum Perjanjian Pendahuluan
Pencatatan No. PPPE-010/BES/VIII/2007 tanggal 13 Agustus 2007 yang dibuat antara Perseroan dengan
PT Bursa Efek Surabaya. Apabila syarat-syarat pencatatan Obligasi di BES tidak terpenuhi, maka
Penawaran Umum akan dibatalkan dan uang pemesanan yang telah diterima akan dikembalikan kepada
para pemesan sesuai ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi dan Peraturan
No. IX. A.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-25/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003.
Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi, Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam
rangka Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi atau
fakta material, serta kejujuran pendapat yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah
Republik Indonesia serta kode etik, norma dan standar profesinya masing-masing.
Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, semua pihak, termasuk setiap Pihak Terafiliasi tidak
diperkenankan memberikan keterangan atau membuat pernyataan apapun mengenai data atau hal-hal
yang tidak diungkapkan dalam Prospektus ini tanpa sebelumnya memperoleh persetujuan tertulis dari
Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi.
PT Danatama Makmur dan PT Mandiri Sekuritas, selaku Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Penjamin
Emisi Obligasi serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini
bukan merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung
sebagaimana definisi “Afiliasi” dalam UUPM. Selanjutnya penjelasan mengenai hubungan afiliasi dapat
dilihat pada bab mengenai Penjaminan Emisi Obligasi.
Penawaran umum obligasi ini tidak didaftarkan berdasarkan undang-undang atau peraturan
lain selain yang berlaku di Indonesia. Barang siapa di luar Indonesia menerima Prospektus ini,
maka dokumen ini tidak dimaksudkan sebagai dokumen penawaran untuk membeli obligasi
ini, kecuali bila penawaran dan pembelian Obligasi ini tidak bertentangan atau bukan merupakan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan serta ketentuan-ketentuan yang berlaku
di negara atau yuridiksi di luar Indonesia tersebut.
Perseroan telah mengungkapkan semua informasi yang wajib diketahui oleh publik dan tidak
terdapat lagi informasi material yang belum diungkapkan, sehingga dapat mengakibatkan
informasi yang tercantum dalam Prospektus ini menjadi tidak benar atau menyesatkan.
-
1
I. PENAWARAN UMUM
“OBLIGASI BAKRIE TELECOM I TAHUN 2007 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP”
Dengan Nilai Nominal sesuai dengan Jumlah Dana Obligasi sebesar
Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh miliar Rupiah)
Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar
11,90% per tahun dan ditawarkan pada nilai nominal. Tanggal Pembayaran Bunga pertama akan dilakukan
pada tanggal 4 Desember 2007 sedangkan Tanggal Pembayaran Bunga terakhir dan Tanggal Pelunasan
Pokok Obligasi pada tanggal 4 September 2012.
DALAM RANGKA PENERBITAN OBLIGASI INI, PERSEROAN TELAH MEMPEROLEH HASIL
PEMERINGKATAN ATAS OBLIGASI DARI PEFINDO:
IdA-
(Single A Minus; Stable Outlook)
KETERANGAN LEBIH LANJUT TENTANG HASIL PEMERINGKATAN TERSEBUT DAPAT
DILIHAT PADA BAB XIX PROSPEKTUS INI.
PT BAKRIE TELECOM Tbk
Kegiatan Usaha:
Penyelenggaraan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi
Berkedudukan di Jakarta, Indonesia
Kantor Pusat
Wisma Bakrie, Lantai 3
Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-1
Jakarta 12920 - Indonesia
Telepon: (62-21) 9110 1112; Fax: (62-21) 9110 0080
www.bakrietelecom.com
RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI ADALAH TIDAK LIKUIDNYA OBLIGASI
YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA
TUJUAN PEMBELIAN OBLIGASI SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG.
RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN
USAHA. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS
INI PADA BAB V MENGENAI “RISIKO USAHA”.
-
2
Perseroan didirikan dalam rangka PMDN dengan nama PT Radio Telepon Indonesia atau disingkat
Ratelindo, berdasarkan Akta No. 94 tanggal 13 Agustus 1993, dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H.,
Notaris di Jakarta, sebagaimana diperbaiki dengan Akta Pembetulan No. 13 tanggal 5 Nopember 1993,
dan diubah dengan Akta No. 129 tanggal 27 Nopember 1993, keduanya dibuat di hadapan Abdurachman
Kadir, pengganti dari Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta. Akta-akta pendirian Perseroan sebagaimana
dimaksud di atas telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
Surat Keputusannya No. C2-12978 HT.01.01.Th’93 tanggal 3 Desember 1994, telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 11 Desember 1993 berturut-turut di bawah
No. 1266/A.PT/HKM/1993/PN.JAK.SEL, No. 1991/A.Not/HKM/1993/PN.JAK.SEL dan No. 1692/A.Not/
HKM/1993/PN.JAK.SEL, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 25 tanggal
29 Maret 1994, TBN No. 1750/1994. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Penggerak Dana
Investasi/Ketua BKPM No. 192/T/PARPOSTEL/1996, tanggal 25 Maret 1996, Perseroan dinyatakan
mulai beroperasi secara komersial pada bulan Nopember 1995.
Dengan diperolehnya persetujuan dari BKPM pada tanggal 27 April 2001, Perseroan merubah statusnya
dari Perseroan Terbatas yang didirikan dalam rangka PMDN menjadi Perseroan Terbatas yang didirikan
dalam rangka PMA. Untuk itu Perseroan melakukan perubahan anggaran dasar sebagaimana dimuat
dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 32 tanggal 25 Oktober 2001, dibuat di hadapan Notaris
Ilmiawan Dekrit Supatmo, S.H. Perubahan atas Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4 ayat 2 telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya
No. C-11935 HT.01.04.TH.2001 tanggal 30 Oktober 2001, sedangkan perubahan atas Pasal 11 ayat 1, 2
dan 9 dan Pasal 14 ayat 1, 2 dan 7, telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dan
dicatat oleh Direktur Jenderal Admistrasi Hukum Umum sebagaimana ternyata dalam Suratnya
No. C-11936 HT.01.04.TH.2001 pada tanggal 30 Oktober 2001. Perubahan anggaran dasar tersebut di
atas telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan pada tanggal
1 Nopember 2001 di bawah No. 973/RUB.09.03/XI/2001 dengan TDP No. 090316415621, dan telah
diumumkan dalam BNRI No. 5 tanggal 15 Januari 2002, TBN No. 481/2002.
Pada tanggal 8 September 2003, Perseroan berganti nama menjadi PT Bakrie Telecom berdasarkan
Akta Notaris Ilmiawan Dekrit Supatmo, S.H. No. 15 tanggal 8 September 2003. Perubahan nama tersebut
berlaku efektif dengan diperolehnya persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Republik
Indonesia atas Akta No. 15 dimaksud di atas dengan keputusannya No. C-21884-HT.01.04.TH.2003
tanggal 12 September 2003. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut di atas telah didaftarkan di
Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan pada tanggal 18 Oktober 2005 di bawah
No. 1269/RUB.09.03/X/2005 dengan TDP No. 090316447285.
Dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham, anggaran dasar diubah berdasarkan RUPS Luar Biasa
tanggal 23 September 2005, sebagaimana ternyata dalam Akta No. 20, tanggal 23 Nopember 2005, dibuat
di hadapan Agus Madjid, S.H., Notaris di Jakarta. Dalam RUPS dimaksud Perseroan juga melakukan
perubahan atas Pasal 3 dari anggaran dasar mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
Perseroan.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir berdasarkan akta
No.6 tanggal 3 Pebruari 2006, dibuat dihadapan Agus Madjid, S.H, Notaris di Jakarta. Perubahan atas
pasal 4 (2) Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara No. 27 tanggal
4 April 2006, tambahan No. 356.
Ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi penyediaan jaringan dan penyelenggaraan jasa
telekomunikasi.
-
3
Berdasarkan DPS per 29 Juni 2007 yang dikeluarkan oleh PT Ficomindo Buana Registrar, susunan
pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Keterangan Jumlah Saham % Jumlah Nilai Nominal
Seri A Seri B
Modal Dasar 10.000.000.000 32.111.652.195 5.211.165.219.500
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
- PT Bakrie & Brothers Tbk 4.454.895.515 5.000.000.000 50,25% 1.390.979.103.000
- Richweb Investment Limited 390.706.260 - 2,08% 78.141.252.000
- CMA Fund Management Ltd - 283.193.818 1,51% 28.319.381.800
- PT Bakrie Communications 596.606.935 - 3,17% 119.321.387.000
- Masyarakat 309.293.740 7.744.719.227 42,80% 836.330.670.700
- Konversi waran oleh Masyarakat - 37.058.200 0,20% 3.705.820.000
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 5.751.502.450 13.064.971.245 100,00% 2.456.797.614.500
Jumlah Saham dalam Portepel 4.248.497.550 19.046.680.950 2.754.367.605.000
Catatan: beberapa pemegang saham telah melaksanakan waran yaitu sejumlah 37.058.200 saham sehingga modal ditempatkan dan disetor Perseroan
meningkat dari Rp 2.453.091.794.500 menjadi Rp 2.456.797.614.500. Sampai dengan Pospektus ini diterbitkan, Perseroan belum melakukan
perubahan anggaran dasar sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan disetor.
Kantor Pusat Perseroan berlokasi di Wisma Bakrie Lantai 3, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-1, Kuningan,
Jakarta Selatan.
1. Nama Obligasi
Obligasi yang diterbitkan ini diberi nama “Obligasi Bakrie Telecom I Tahun 2007 Dengan Tingkat
Bunga Tetap”.
2. Jenis Obligasi
Obligasi ini berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,90% per tahun.
Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan atas nama KSEI
sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Obligasi. Bukti kepemilikan Obligasi bagi Pemegang
Obligasi adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh KSEI atau Pemegang Rekening.
3. Jumlah Pokok Obligasi
Jumlah Pokok Obligasi yang diterbitkan sebesar Rp 650.000.000.000,- (enam ratus lima puluh
miliar Rupiah). Satuan Pemindahbukuan adalah sebesar Rp 1,- (satu Rupiah) dan kelipatannya.
4. Harga Penawaran
100% (seratus persen) dari nilai nominal Obligasi.
5. Bunga
• “Obligasi Bakrie Telecom I Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap” ini akan memberikan bunga
tetap sebesar 11,90% per tahun.
• Bunga Obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak Tanggal Emisi pada Tanggal Pembayaran
Bunga. Bunga tersebut akan dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Rekening melalui KSEI
sebagai Agen Pembayaran pada Tanggal Pembayaran Bunga yang bersangkutan.
• Bunga Obligasi merupakan persentase per tahun dari Pokok Obligasi yang terhutang yang dihitung
berdasarkan jumlah hari yang lewat, dimana 1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) hari dan 1 (satu)
tahun 360 (tiga ratus enam puluh).
-
4
6. Jangka Waktu dan Jatuh Tempo
Jangka waktu Obligasi ini adalah 5 (lima) tahun yang harus dilunasi dengan harga yang sama dengan
jumlah pokok yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi pada Tanggal
Pelunasan Pokok Obligasi dan Tanggal Pembayaran Bunga terakhir yaitu tanggal 4 September 2012.
Bunga Obligasi dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi pada Tanggal Pembayaran
Bunga, yakni pada tanggal-tanggal sebagai berikut:
No. Keterangan Tanggal Pembayaran
1. Bunga Obligasi Pertama 4 Desember 2007
2. Bunga Obligasi Kedua 4 Maret 2008
3. Bunga Obligasi Ketiga 4 Juni 2008
4. Bunga Obligasi Keempat 4 September 2008
5. Bunga Obligasi Kelima 4 Desember 2008
6. Bunga Obligasi Keenam 4 Maret 2009
7. Bunga Obligasi Ketujuh 4 Juni 2009
8. Bunga Obilgasi Kedelapan 4 September 2009
9. Bunga Obligasi Kesembilan 4 Desember 2009
10. Bunga Obligasi Kesepuluh 4 Maret 2010
11. Bunga Obligasi Kesebelas 4 Juni 2010
12. Bunga Obligasi Kedua belas 4 September 2010
13. Bunga Obligasi Ketiga belas 4 Desember 2010
14. Bunga Obligasi Keempat belas 4 Maret 2011
15. Bunga Obligasi Kelima belas 4 Juni 2011
16. Bunga Obligasi Keenam belas 4 September 2011
17. Bunga Obligasi Ketujuh belas 4 Desember 2011
18. Bunga Obligasi Kedelapan belas 4 Maret 2012
19. Bunga Obligasi Kesembilan belas 4 Juni 2012
20. Bunga Obligasi Keduapuluh 4 September 2012
Bunga tersebut akan dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Rekening melalui KSEI sebagai
Agen Pembayaran dan pembayaran kepada Agen Pembayaran tersebut sesuai dengan ketentuan
Perjanjian Perwaliamanatan dianggap pembayaran lunas kepada Pemegang Obligasi atas Bunga Obligasi
yang terhutang dan telah jatuh tempo.
7. Jaminan.
1. Guna menjamin pembayaran dari seluruh jumlah uang yang oleh sebab apapun juga terhutang dan
wajib dibayar yang oleh sebab apapun juga terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada
Pemegang Obligasi berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan, Perseroan akan
memberikan jaminan fidusia berupa peralatan telekomunikasi untuk kepentingan Pemegang Obligasi
melalui Wali Amanat, dan Perseroan dengan ini berjanji dan mengikat diri akan menandatanganni
akta jaminan fidusia dengan nilai jaminan fidusia sekurang kurangnya sebesar 110% (seratus sepuluh
persen) dari jumlah pokok Obligasi yang terhutang, pada selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak
Tanggal Emisi, dan Perseroan dengan ini berjanji dan mengikatkan diri akan mempertahankan pada
setiap saat nilai Jaminan adalah sekurang-kurangnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari
nilai pokok Obligasi yang terhutang.
Yang dimaksud dengan “Peralatan Telekomunikasi” termasuk:
a. Perangkat BTS (Base Transceiver Station);
b. Peralatan transmisi;
c. Perangkat MSC (Mobile Switching Center) dan BSC (Base Station Controller); dan
d. Peralatan penunjang sarana telekomunikasi lainnya;
baik yang dibeli oleh Emiten sesuai dengan ketentuan penggunaan dana sebagaimana dimaksud
dalam Perjanjian Perwaliamanatan, maupun yang telah dimiliki Perseroan pada tanggal Perjanjian
Perwaliamanatan.
-
5
2. - Apabila ternyata nilai Jaminan kurang dari 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi
terhitung 6 (enam) bulan sejak Tanggal Emisi, dengan persetujuan terlebih dahulu dari Wali
Amanat maka Perseroan berkewajiban untuk menambah jumlah jaminan dengan aktiva lain
sepanjang Perseroan dapat membebankan aktiva lain tersebut sebagai jaminan atau agunan
dengan memperhatikan pembatasan-pembatansan sehubungan dengan pemberian jaminan yang
ditetapkan dalam perjanjian-perjanjian pembiayaan lain dimana Perseroan menjadi pihak. Apabila
Wali Amanat dalam 7 (tujuh) Hari Kerja sejak diterimanya surat pemberitahuan dari Perseroan
tidak memberikan tanggapan dan/atau persetujuan tertulis kepada Perseroan, maka Wali Amanat
dianggap menyetujui penambahan jumlah jaminan dengan aktiva lain tersebut.
- Apabila Perseroan telah dapat memenuhi kembali nilai Jaminan menjadi 110 % (seratus sepuluh
persen) dari nilai pokok Obligasi, maka Wali Amanat wajib melepaskan jaminan tambahan tersebut
dan mengembalikannya kepada Perseroan selambat-lambatnya 5 (lima) Hari Kerja setelah
dilakukan pengikatan terhadap Jaminan.
- Apabila Perseroan melakukan kelalaian berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan maka Wali
Amanat dengan ini diberi kuasa oleh Perseroan untuk mengambil, menerima dan melakukan
tindakan-tindakan lain sehubungan dengan penerimaan jaminan tambahan sejumlah kekurangan
tersebut diatas termasuk menandatangani dokumen-dokumen Jaminan yang diperlukan, yang
akan dipergunakan untuk pembayaran Jumlah Terhutang.
3. Perseroan wajib melakukan penilaian atas jaminan melalui lembaga atau perusahaan penilai yang
terdaftar di Bapepam (“Penilai”) setiap tahun sekali yang akan dilakukan untuk yang pertama kalinya
sejak seluruh jumlah Jaminan dipenuhi oleh Perseroan sebagaimana diatur dalam Perjanjian
Perwaliamanatan dan penilaian tersebut wajib diulangi oleh Perseroan untuk setiap tahun berikutnya
selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah penilaian sebelumnya. Laporan penilai sebagaimana
dimaksud dalam ayat ini wajib diserahkan kepada Wali Amanat oleh Perseroan selambat-lambatnya
5 (lima) Hari Kerja terhitung sejak laporan penilaian tersebut diterima oleh Perseroan dari Penilai.
4. Bahwa Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan wajib diasuransikan
dengan melekatkan banker’s clause atas nama Wali Amanat, selanjutnya polis-polis asuransi dan
banker’s clause tersebut wajib diserahkan kepada Wali Amanat selambat lambatnya 5 (lima) Hari
Kerja setelah setelah polis-polis asuransi dan banker’s clause tersebut diterima Perseroan.
5. Selama jangka waktu Obligasi, Jaminan tidak boleh dipindahtangankan, digadaikan, atau dijaminkan
ke pihak lain.
6. Untuk pertama kalinya pada Tanggal Emisi, Perseroan dengan ini memberikan Jaminan sebesar
10% (sepuluh persen) dari Pokok Obligasi berupa peralatan telekomunikasi milik Perseroan yang
dibebankan dengan jaminan fidusia.
7. Apabila terdapat penggantian Jaminan, Perseroan wajib memberikan Jaminan pengganti yang
disetujui Wali Amanat sesuai dengan nilai minimum jaminan, persetujuan akan diberikan
selambat-lambatnya 10 (sepuluh) Hari Kerja sejak surat permohonan dan dokumen lengkap tentang
penggantian Jaminan diterima oleh Wali Amanat.
8. Perseroan wajib setiap tahun, sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan,
melakukan penandatanganan akta jaminan fidusia dengan Wali Amanat dan Wali Amanat dalam
kurun waktu 6 (enam) hari kerja wajib mendaftarkannya ke Kantor Fidusia setempat jika terdapat
penambahan jaminan dan/atau perubahan rincian jaminan.
Obligasi ini akan dijamin dengan jaminan fidusia berupa aktiva tetap berupa peralatan telekomunikasi
dengan nilai jaminan tidak kurang dari 110% (seratus sepuluh persen) dari pokok obligasi, dimana 10%
aktiva yang dijaminkan berasal dari aktiva yang telah ada pada saat ini yang berupa perangkat BTS,
MSC dan peralatan penunjang sarana telekomunikasi lainnya yang terletak di 123 lokasi di Jabodetabek
dengan penilaian sebesar Rp 79.950.000.000 sebagaimana ternyata dalam Laporan Penilai Independen
PT Asian Appraisal Indonesia No. AAI 2007-1401 tanggal 9 Agustus 2007 sedangkan 100% selebihnya
akan berasal dari aktiva yang akan diperoleh kemudian yang dananya bersumber dari emisi obligasi ini.
-
6
8. Pembelian Kembali (Buy Back) Obligasi
1. Setelah ulang tahun ke-1 (satu) sejak tanggal Emisi, Perseroan dapat melakukan pembelian kembali
(buy back) untuk sebagian atau seluruh Obligasi sebelum tanggal pelunasan Pokok Obligasi.
2. Perseroan dilarang melakukan pembelian kembali apabila:
- Pelaksanaan pembelian kembali (buy back) tersebut dapat mengakibatkan Perseroan tidak
dapat memenuhi ketentuan ketentuan dalam Perjanjian.
- Perseroan dalam keadaan lalai sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian.
Ketentuan dalam pasal 2 ini tidak berlaku apabila Perseroan melakukan pembelian kembali atas
seluruh Obligasi.
3. Perseroan mempunyai hak untuk memberlakukan pembelian kembali (buy back) tersebut untuk
dipergunakan sebagai pelunasan Obligasi atau untuk disimpan dengan memperhatikan ketentuan
dibawah ini dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia.
4. Obligasi yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan, di kemudian hari dapat di jual kembali
dan/atau diberlakukan sebagai pelunasan Obligasi.
5. Obligasi yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan tidak berhak atas bunga Obligasi.
6. Perseroan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) Obligasi baik sebagai pelunasan Obligasi
maupun untuk disimpan, dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Perseroan wajib mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
mempunyai peredaran nasional mengenai rencana dilakukan pembelian kembali (buy back)
Obligasi selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sebelum tanggal permulaan penawaran
pembelian kembali (buy back) Obligasi dalam pengumuman tersebut harus dicantumkan:
1. Periode penawaran pembelian kembali (buy back) obligasi dimana Pemegang Obligasi
dapat mengajukan penawaran atas Obligasi yang dimilikinya dengan menyebutkan harga
yang dikehendakinya kepada Perseroan;
2. Jumlah dana maksimal yang digunakan untuk pembelian kembali (buy back) Obligasi dan
target harga maksimal pembelian kembali (buy back) Obligasi;
3. Tanggal pembayaran pembelian kembali (buy back) Obligasi tersebut dilakukan
selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal terakhir periode penawaran pembelian
kembali (buy back) Obligasi;
4. Pemegang Obligasi yang mengajukan penawaran jual kepada Perseroan pada periode
penawaran wajib melampirkan:
- Konfirmasi Tertulis dari KSEI mengenai jumlah Obligasi yang akan dijual yang tidak
dapat dipindahbukukan antar Rekening Efek sampai dengan tanggal pembayaran
pembelian kembali (buy back) Obligasi;
- Bukti jati diri pada saat melakukan penawaran jual;
- Pernyataan bahwa Obligasi yang akan dijual oleh Pemegang Obligasi yang
bersangkutan untuk dibeli kembali (buy back) oleh Perseroan adalah bebas dari segala
sengketa, tuntutan, ikatan, jaminan dan tidak dapat diperjualbelikan oleh Pemegang
Obligasi sehingga Obligasi tersebut tidak dapat dipindahbukukan antar Rekening Efek
sampai dengan tanggal pembayaran Pembelian kembali (buy back) Obligasi;
5. Perseroan akan melakukan pembelian kembali (buy back) Obligasi mulai dari harga terendah
yang ditawarkan oleh Pemegang Obligasi (namun lebih diutamakan penawaran jual dari
pemegang Obligasi non afiliasi) pada periode penawaran pembelian kembali (buy back)
-
7
Obligasi, dengan ketentuan apabila terdapat beberapa Pemegang Obligasi yang melakukan
penawaran dengan harga yang sama dan jumlah Obligasi yang ditawarkan oleh Pemegang
obligasi telah melampaui jumlah dana maksimal atau sisa dana pembelian kembali
(buy back) Obligasi, maka Perseroan akan membeli Obligasi tersebut secara proporsional
terhadap Obligasi tersebut.
6. Perseroan tidak berkewajiban untuk membeli seluruh Obligasi yang ditawarkan oleh
Pemegang Obligasi untuk dibeli kembali (buy back) pada periode penawaran pembelian
kembali (buy back) Obligasi, apabila harga penawaran jual yang ditawarkan oleh Pemegang
Obligasi melampaui target harga yang diharapkan oleh Perseroan sebagaimana tersebut
dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
B. Bilamana Perseroan membatalkan pembelian kembali (buy back) maka Perseroan berkewajiban
untuk mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai
peredaran nasional mengenai pembatalan pembelian kembali (buy back) tersebut dengan disertai
alasannya, selambat-lambatnya pada hari terakhir periode penawaran pembelian kembali (buy
back) Obligasi.
C. Perseroan wajib menjaga rahasia kepada Pihak manapun atas semua informasi mengenai
penawaran jual Obligasi yang telah disampaikan oleh Pemegang Obligasi selama Periode
Penawaran pembelian Kembali (buy back) Obligasi.
D. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak dilakukannya pembelian kembali (buy back)
Obligasi sebagai mana tersebut di atas, maka Perseroan wajib mengumumkan perihal pembelian
kembali (buy back) Obligasi tersebut pada 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia peredaran
nasional, dalam pengumuman tersebut harus mencantumkan :
- Jumlah nominal Obligasi yang dibeli kembali (buy back) dengan menjelaskan jumlah nominal
Obligasi yang telah dilunasi dan/atau jumlah nominal Obligasi yang dibeli kembali
(buy back) untuk disimpan.
- Batasan harga terendah sampai dengan harga tertinggi yang telah terjadi.
E. Perseroan dapat melakukan Pembelian Kembali (buy back) Obligasi tanpa melakukan
pengumuman sebagaimana dimaksud di atas, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Jumlah pembelian kembali (buy back) Obligasi dalam periode 1 (satu) tahun tidak lebih
dari 5% (lima Persen) dari jumlah Obligasi yang diterbitkan.
- Obligasi yand dibeli kembali (buy back) tersebut bukan Obligasi yang dimiliki oleh Afiliasi
Perseroan; dan
- Obligasi yang dibeli kembali (buy back) tersebut hanya untuk disimpan yang kemudian
hari dapat dijual kembali.
F. Dalam hal dilakukan pembelian kembali (buy back) Obligasi sebagaimana dimaksud dalam
Perjanjian Perwaliamanatan, maka Perseroan Wajib melaporkan kepada Wali Amanat dalam
waktu 1 (satu) Hari Kerja sejak dilakukan pembelian kembali (buy back) tersebut serta kepada
BAPEPAM DAN LK selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak pembelian kembali (buy back)
tersebut.
G. Perseroan wajib menyampaikan kepada BAPEPAM DAN LK seluruh dokumen penawaran jual
yang disampaikan oleh Pemegang Obligasi selama periode penawaran pembelian kembali
(buy back) Obligasi selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak pembelian kembali (buy back)
Obligasi selesai dilaksanakan.
7. Obligasi yang telah dilunasi menjadi tidak berlaku, dan tidak dapat diterbitkan atau dijual kembali
tanpa perlu dinyatakan dalam suatu akta apapun.
-
8
8. Dalam hal pembelian kembali (buy back) Obligasi oleh Perseroan adalah sebagai pelunasan untuk
sebagian Obligasi maka Perseroan wajib menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat Jumbo Obligasi
yang baru kepada KSEI untuk ditukarkan dengan Sertifikat Jumbo Obligasi yang lama pada hari
yang sama dengan tanggal pelunasan sebagian Obligasi tersebut dalam jumlah Pokok Obligasi
yang masih terhutang setelah dikurangi dengan jumlah Obligasi yang telah dilunasi tersebut.
9. Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja sejak dilakukannya
pembelian kembali (buy back) Obligasi tersebut, serta kepada BAPEPAM DAN LK, Bursa Efek, dan
KSEI selambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal pembelian kembali (buy back) tersebut.
10. Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat dan KSEI mengenai Obligasi yang dimiliki
Perseroan untuk disimpan, dalam waktu 5 (lima) Hari Bursa sebelum tanggal pembayaran Bunga
Obligasi atau 1 (satu) Hari Bursa sebelum tanggal Daftar Pemegang Rekening yang berhak atas
bunga Obligasi, dengan memperhatikan peraturan KSEI.
11. Seluruh obligasi yang dimiliki oleh Perseroan yang merupakan hasil pembelian kembali (buy back)
dan Obligasi yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan tidak memiliki hak suara dan tidak diperhitungkan
dalam korum kehadiran.
9. Kejadian Kelalaian atau cidera janji
Dalam hal terjadi salah satu keadaan atau kejadian yang disebutkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan
dan hal tersebut berlangsung selama jangka waktu yang ditetapkan dalam pasal tersebut, maka Wali
Amanat wajib memberitahukan kejadian tersebut kepada Pemegang Obligasi melalui 1 (satu) surat kabar
yang berperedaran nasional. Wali Amanat atas pertimbangannya sendiri berhak memanggil RUPO
menurut ketentuan dan tata cara dalam Perjanjian Perwaliamanatan, di dalam RUPO tersebut Wali
Amanat akan meminta Perseroan untuk memberikan penjelasan serta langkah-langkah yang akan diambil
Perseroan sehubungan dengan kelalaiannya tersebut.
Bila RUPO tidak bisa menerima penjelasan dan alasan Perseroan maka bila diperlukan akan dilaksanakan
RUPO berikutnya untuk membahas langkah yang harus diambil terhadap Perseroan. Jika RUPO
berikutnya memutuskan agar Wali Amanat melakukan penagihan kepada Perseroan, maka Obligasi
sesuai dengan keputusan RUPO menjadi jatuh tempo.
Penjelasan lebih lanjut dari kelalaian ataupun cidera janji dapat dilihat pada Bab XVII Prospektus ini
mengenai Keterangan Tentang Obligasi.
10. Cara Dan Tempat Pelunasan Pokok Dan Pembayaran Bunga Obligasi
Pelunasan pinjaman pokok dan pembayaran Bunga Obligasi akan dibayarkan oleh KSEI selaku Agen
Pembayaran atas nama Perseroan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening sesuai
dengan jadual waktu pembayaran masing-masing sebagaimana yang telah ditentukan, seperti yang
tertera pada Bab XX Prospektus ini. Bilamana tanggal pembayaran jatuh pada hari Minggu atau hari
libur lainnya, maka pembayaran akan dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Apabila pelunasan Pokok dan/atau Bunga Obligasi tidak diambil oleh Pemegang Obligasi pada saat
jatuh tempo, maka jumlah pembayaran yang tidak diambil tersebut wajib disimpan oleh Agen Pembayaran
untuk kepentingan Pemegang Obligasi yang bersangkutan dan Perseroan dibebaskan oleh KSEI sebagai
Agen Pembayaran dari tanggung jawab pembayaran Bunga Obligasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi
pada Pemegang Obligasi.
11. Wali Amanat
PT Bank Niaga Tbk telah ditunjuk sebagai Wali Amanat dalam penerbitan Obligasi ini sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan yang dibuat antara Perseroan dengan
PT Bank Niaga Tbk.
-
9
12. Prosedur Pemesanan
Prosedur Pemesanan dapat dilihat dalam Bab XX dalam Prospektus ini mengenai Persyaratan Pemesanan
Obligasi.
13. Hasil Pemeringkatan
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat hutang jangka panjang sesuai dengan surat
No 355/PEF-Dir/VI/2007 tanggal 19 Juni 2007 dari Pefindo, Obligasi Bakrie Telecom I Tahun 2007 Dengan
Tingkat Bunga Tetap telah mendapatkan peringkat :
idA-
(Single A Minus ; Stable Outlook)
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai hasil pemeringkatan dapat dilihat pada Bab XIX Prospektus ini.
-
10
II. RENCANA PENGGUNAAN DANA
Dana hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya (100%) akan
dipergunakan oleh Perseroan untuk pengembangan dan peningkatan kualitas jaringan dalam rangka
memperluas cakupan wilayah, menambah kapasitas dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam bentuk:
1. Sekitar 55% digunakan untuk penambahan BTS dan perangkatnya
2. Sekitar 14% digunakan untuk penambahan perangkat transmission
3. Sekitar 28% digunakan untuk penambahan dan pengembangan MSC dan BSC
4. Sekitar 3% digunakan untuk pengembangan peralatan penunjang sarana telekomunikasi lainnya.
Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum secara berkala yaitu
kepada Bapepam dan LK dan kepada Pemegang Obligasi melalui Wali Amanat, sesuai dengan Peraturan
Nomor X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, sampai dengan seluruh dana hasil
Penawaran Umum ini habis digunakan.
Apabila Perseroan bermaksud mengubah realisasi penggunaan dana sebagaimana tercantum dalam
Prospektus, maka Perseroan harus melaporkan rencana tersebut kepada Bapepam dan LK dengan
mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan perubahan penggunaan dana tersebut harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Para Pemegang Obligasi Perseroan melalui Rapat Umum
Pemegang Obligasi.
Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh BAPEPAM dan LK nomor SE-05/BL/2006 tanggal 29
September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka
Penawaran Umum, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 1,18% dari nilai emisi
Obligasi yang meliputi:
• Biaya jasa untuk penjaminan emisi efek sekitar 63,55%.
• Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal sekitar 10,42% (yang terdiri dari biaya jasa Akuntan
1,96%; Konsultan Hukum 7,88%; dan Notaris 0,59%).
• Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal sekitar 18,34% (yang terdiri dari biaya jasa Wali Amanat
4,66%; Badan Pemeringkat Efek 13,13%; dan Penilai 0,55%).
• Biaya Lain-Lain (percetakan, iklan dan public expose,audit penjatahan) sekitar 7,69%.
Berdasarkan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan
per tanggal 15 Januari 2007, dana hasil Penawaran Umum setelah dikurangi biaya-biaya emisi telah
digunakan seluruhnya untuk ekspansi berupa pembiayaan capital expenditure sebesar Rp 519.994 juta
dan sebesar Rp 57.777 juta untuk modal kerja.
-
11
III.PERNYATAAN HUTANG
Sesuai dengan laporan keuangan Perseroan untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal
31 Maret 2007 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan dengan pendapat
Wajar Tanpa Pengecualian, Perseroan mempunyai kewajiban yang seluruhnya berjumlah Rp 763.408
juta yang terdiri dari kewajiban lancar sebesar Rp 340.500 juta dan kewajiban tidak lancar sebesar
Rp 422.908 juta dengan rincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian Jumlah
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang usaha 165.566
Hutang lain-lain 8.741
Pendapatan diterima dimuka 22.528
Uang jaminan pelanggan 16.711
Biaya masih harus dibayar 70.548
Hutang pajak 4.726
Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun-Pinjaman bank 51.680
Jumlah Kewajiban Lancar 340.500
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban pajak tangguhan-bersih 14.327
Kewajiban jangka panjang-setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Pinjaman bank 408.581
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 422.908
JUMLAH KEWAJIBAN 763.408
Perincian lebih lanjut mengenai kewajiban tersebut adalah sebagai berikut:
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Usaha
Jumlah hutang usaha Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah Rp 165.566 juta yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
Pihak Ketiga Mata Uang Asing 122.422
Pihak Ketiga Mata Uang Rupiah 34.881
Beban Interkoneksi 3.478
Hubungan Istimewa
Hutang kepada PT Multi Kontrol Nusantara 4.785
Jumlah 165.566
Hutang Lain-lain
Jumlah hutang lain-lain Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah Rp 8.741 juta yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
Dalam mata uang Rupiah 7.230
Dalam mata uang Asing 1.511
Jumlah 8.741
-
12
Analisis umur hutang lain-lain adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
Sampai dengan 30 hari 4.836
Lebih dari 30 hari-60 hari 2.915
Lebih dari 60 hari-90 hari 118
Lebih dari 90 hari 872
Jumlah 8.741
Pendapatan Diterima Dimuka
Jumlah pendapatan diterima dimuka Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah sebesar Rp 22.528
juta.
Uang Jaminan Pelanggan
Jumlah uang jaminan pelanggan per tanggal 31 Maret 2007 adalah Rp 16.711 juta sebagian besar
merupakan uang jaminan yang diterima dari agen dan dealer untuk pembelian voucher elektronik.
Biaya Masih Harus Dibayar
Jumlah biaya masih harus dibayar Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah Rp 70.548 juta yang
terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
Interkoneksi 32.678
Sewa 17.419
Cadangan Manfaat Karyawan 9.304
Royalti Konsensi kepada Departemen Komunikasi dan Informatika -
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi 5.540
Pemasaran dan Promosi 1.643
Retensi 964
Listrik dan Air 884
Lain-lain di bawah Rp 500.000.000,- 2.116
Jumlah 70.548
Hutang Pajak
Jumlah hutang pajak Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah Rp 4.726 juta yang terdiri dari:
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
Pajak Penghasilan :
Pasal 21 567
Pasal 23 4.159
Jumlah 4.726
Kewajiban Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun
Jumlah kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun per tanggal 31 Maret 2007
adalah sebesar Rp 51.680 juta yang merupakan kewajiban kepada bank.
-
13
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban Pajak Tangguhan
Jumlah Kewajiban Pajak tangguhan Perseroan per tanggal 31 Maret 2007 adalah sebesar Rp 14.327 juta.
Pinjaman Bank Jangka Panjang
Jumlah pinjaman bank jangka panjang Perseroan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan
pinjaman yang diperoleh Perseroan pada tanggal 19 April 2003 yang terdiri dari pembiayaan kembali,
pinjaman investasi proyek CDMA dan fasilitas pinjaman atas bunga dalam masa konstruksi. Per tanggal
31 Maret 2007 jumlah pinjaman jangka panjang Perseroan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah
Rp 408.581 juta.
(dalam jutaan Rupiah)
Jumlah
Saldo pinjaman 460.261
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (51.680)
Jumlah Bagian Jangka Panjang 408.581
Sehubungan dengan pinjaman tersebut, Perseroan diharuskan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan,
antara lain, sebagai berikut:
1. memelihara rasio lancar minimum 120%; dan
2. memelihara rasio hutang terhadap ekuitas maksimum 233%.
Berikut ini adalah rasio lancar dan rasio hutang terhadap Perseroan pada tanggal 31 Maret 2007 adalah
sebagai berikut:
%
Rasio Lancar 134%
Rasio hutang terhadap ekuitas 51%
Pinjaman bank jangka panjang Perseroan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah dilunasi pada
tanggal 2 Juli 2007.
Sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal Laporan Auditor Independen, Perseroan tidak membuat
dan/atau menarik pinjaman dari pihak manapun selain yang telah diungkapkan dibawah ini :
a. Huawei Tech. Investment Co. Ltd.
Pada tanggal 3 Mei 2007, Perseroan telah menandatangani perjanjian kerjasama pengadaan
peralatan telekomunikasi sebesar maksimum USD 124.917.548 untuk jangka waktu 5 tahun dengan
PT Huawei Tech. Investment dalam skema pembiayaan oleh vendor (Vendor Financing Scheme)
atau skema pembiayaan lainnya untuk tahun 2007 - 2008.
b. Credit Suisse
Pada tanggal 25 Juni 2007, Perseroan menandatangani perjanjian pinjaman dari lembaga keuangan
asing yang dikoordinir oleh Credit Suisse dengan total pinjaman USD 145.000.000 untuk jangka
waktu 5 tahun dengan 2 tahun grace period dan 3 tahun masa pembayaran angsuran pokok. Pinjaman
ini dikenakan bunga 4% diatas LIBOR per tahun untuk tahun pertama dan 4,5% diatas LIBOR per
tahun untuk tahun ke dua. Pada tanggal 2 Juli 2007, Perseroan telah menerima pencairan pertama
dana pinjaman jangka panjangnya dari Credit Suisse sebesar USD 90 juta, dimana sebagian dana
tersebut digunakan untuk melunasi pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan pencairan
pinjaman ini juga telah dilindung nilai. Pada tanggal 2 Juli 2007, Perseroan telah melunasi pinjaman
jangka panjangnya kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 447.341.056.665.
-
14
Tidak ada kewajiban baru (selain hutang usaha yang timbul dari kegiatan usaha normal Perseroan) yang
terjadi sejak tanggal Laporan Auditor Independen sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran.
Perseroan tidak memiliki kewajiban-kewajiban lain selain yang telah dinyatakan di atas dan
yang telah diungkapkan dalam Prospektus ini.
Dengan adanya pengelolaan yang sistematis atas aktiva dan kewajiban serta peningkatan hasil
operasi di masa yang akan datang, manajemen menyatakan kesanggupannya untuk dapat
menyelesaikan seluruh kewajibannya sesuai dengan persyaratan sebagaimana mestinya.
-
15
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Keterangan yang ada dalam bab ini harus dibaca bersama-sama dengan laporan keuangan Perseroan
beserta catatan-catatan di dalamnya, yang terdapat pada Bab XVI dari Prospektus ini.
1. Umum
Perseroan didirikan dalam rangka PMDN dengan nama PT Radio Telepon Indonesia atau disingkat
Ratelindo, berdasarkan Akta No. 94 tanggal 13 Agustus 1993, dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H.,
Notaris di Jakarta, sebagaimana diperbaiki dengan Akta Pembetulan No. 13 tanggal 5 Nopember 1993,
dan diubah dengan Akta No. 129 tanggal 27 Nopember 1993, keduanya dibuat di hadapan Abdurachman
Kadir, pengganti dari Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua BKPM No. 192/T/
PARPOSTEL/1996, tanggal 25 Maret 1996, Perseroan dinyatakan mulai beroperasi secara komersial
pada bulan Nopember 1995. Perseroan merupakan pelopor operator jaringan tanpa kabel di Indonesia
dengan spektrum frekuensi AMPS-A dan memiliki wilayah lisensi yang mencakup Jakarta dan Jawa
Barat (termasuk Banten).
Seiring dengan penggantian nama Perseroan menjadi PT Bakrie Telecom, Perseroan mengeluarkan
produk baru dengan meluncurkan layanan FWA Limited Mobility dengan merek dagang Esia, dengan
menggunakan teknologi CDMA 2000 1x.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan
Informatika No. 16/DIRJEN/2006 tanggal 23 Januari 2006 Perseroan diberikan ijin untuk
menyelenggarakan jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP) dengan cakupan nasional.
Ijin Penyelenggaraan ITKP ini merupakan ijin atau lisensi yang dikeluarkan berdasarkan Undang-undang
No. 36/2000 tentang Telekomunikasi.
Perseroan telah memperoleh Ijin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (Internet Service Provider)
pada tanggal 2 Maret 2007 berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi
No. 053/Dirjen/2007. Dengan adanya ijin ini, maka Perseroan dapat menyelenggarakan jasa akses
internet.
Pada tanggal 15 Juni 2007, Perseroan memperoleh ijin penyelenggaraan jaringan tetap lokal tanpa
kabel dengan mobilitas terbatas dengan wilayah layanan nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia No. 298/KEP/M.KOMINFO/6/2007 tanggal 15 Juni 2007.
Dengan perolehan ijin tersebut, Perseroan dapat menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi
di seluruh wilayah Indonesia.
Pada akhir Maret 2007, Perseroan telah memiliki 448 jaringan BTS yang mencakup daerah JBJB dan
telah memiliki 1.799.918 pelanggan yang terdiri dari 1.781.523 pelanggan Esia, dan 18.395 pelanggan
Ratelindo.
Pada tahun 2005, setelah terkena dampak dari penurunan subsidi bahan bakar yang sangat tajam,
diikuti dengan inflasi yang mencapai dua digit, perekonomian Indonesia kembali ke jalur normal pada
tahun 2006. Inflasi turun menjadi 6,6% di tahun 2006, sehingga memberikan peluang bagi Bank Indonesia
untuk melonggarkan kebijakan moneternya dengan secara agresif menurunkan suku bunga BI menjadi
9,75% pada akhir tahun 2006 dari 12,75% pada tahun 2005. Seiring dengan penurunan suku bunga,
pasar modal Indonesia juga mencatat perbaikan, dengan IHSG meningkat sebesar 55% di tahun 2006.
Kondisi perekonomian makro yang positif ini, serta didukung oleh situasi politik yang stabil, telah
mengembalikan tingkat kepercayaan konsumen dan menghasilkan peningkatan permintaan domestik.
Didorong oleh permintaan tersebut, terjadi pertumbuhan sektor telekomunikasi Indonesia, yang
mencatatkan peningkatan dalam jumlah pelanggan mobile mencapai hampir 70 juta pada akhir tahun
2006, atau tumbuh sebesar 39% dibandingkan dengan tahun 2005.
-
16
Perseroan merupakan pelopor penyedia jaringan dan jasa telekomunikasi nirkabel di Indonesia, melalui
produk pertamanya yaitu Ratelindo. Saat ini, Perseroan menyediakan FWA Limited Mobility melalui dua
produknya, yaitu Esia dan Wifone. Keuntungan utama dari layanan mobilitas terbatas adalah biaya
panggilan menjadi lebih murah jika dibandingkan dengan telepon seluler, karena layanan ini dikategorikan
sebagai telepon tetap.
Perseroan melihat bahwa potensi peminat layanan FWA Limited Mobility relatif besar, terutama untuk
pelanggan yang sebagian besar kegiatan telekomunikasi dilakukan di dalam satu area tertentu. Selain
itu, jasa ini pun sangat diminati oleh pelanggan yang belum memiliki telepon rumah karena biaya
pemasangan yang ringan dan waktu pemasangan yang cepat.
Perseroan membangun bisnis dan organisasinya berdasarkan model budget operator. Sebagai budget
operator, Perseroan membedakan layanannya dengan memberikan “Better Products at Lower Prices”
kepada seluruh “Value Conscious Customers” melalui disruptive innovation yang fokus kepada pelanggan.
Sebagai hasil dari inovasi yang berkelanjutan dan mendobrak pasar, saat ini Perseroan dipersepsikan
sebagai operator yang memberikan waktu bicara (talktime) terpanjang kepada pelanggan, yang mengubah
paradigma pulsa menjadi waktu bicara sebagai tolak ukur menentukan biaya komunikasi. Strategi ini
berhasil membangun keunggulan strategik yang unik dibandingkan dengan pesaing.
Model bisnis sebagai budget operator membuat Perseroan menjatuhkan pilihan pada teknologi CDMA
2000 1x untuk layanan telepon tetap nirkabel. Teknologi ini menggunakan teknik kompresi yang lebih
unggul, teknologi paket data yang lebih baik dan metode sinyal yang lebih efisien. Keunggulan ini
menyebabkan Perseroan memiliki biaya modal yang lebih rendah, biaya operasional jaringan yang rendah
dan penggunaan spektrum yang lebih efisien, sehingga Perseroan dapat mempertahankan struktur biaya
yang lebih rendah dibandingkan dengan operator berbasis teknologi GSM.
Bila dilihat dari sisi penetrasi pasar, total populasi penduduk Indonesia pada akhir tahun 2005 yang
diperkirakan mencapai ± 220 juta, total pengguna telepon bergerak tanpa kabel diperkirakan mencapai± 48 juta pelanggan. Dalam tiga tahun setelahnya populasi penduduk Indonesia akan diperkirakanmencapai ± 236 juta dan pengguna telepon bergerak tanpa kabel diperkirakan akan mencapai ± 78 juta(sumber: Pyramid Research).
Untuk tahun 2007 Perseroan menargetkan jumlah pelanggan sebanyak 3,6 juta pelanggan yang terdiri
dari 3,1 juta merupakan pelanggan di wilayah JBJB sedangkan sisanya berasal dari kota baru di wilayah
nasional. Perseroan akan terus berusaha memperbesar pangsa pasar dengan produk-produk yang
inovatif, dengan melihat bahwa tingkat penetrasi pasar yang masih rendah pada saat ini. Perseroan
yakin bahwa kondisi pasar dalam industri telekomunikasi di Indonesia masih sangat prospektif dan akan
terus berkembang pada masa yang akan datang.
Dari sisi teknologi yang dipakai, Perseroan mempunyai keyakinan bahwa teknologi CDMA 2000 1x,
merupakan teknologi yang tepat untuk komunikasi data maupun suara yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Penggunaan teknologi CDMA 2000 1x merupakan keputusan strategis yang diambil
Perseroan dalam mengantisipasi karakter industri telekomunikasi dan teknologi yang telah dan akan
selalu berkembang dengan sangat cepat. Teknologi CDMA 2000 1x sendiri masih dapat dikembangkan
menjadi 3rd Generation (3G) services dengan melakukan upgrade ke teknologi CDMA 2000 1x EV-DO.
Pada saat ini Perseroan fokus pada pelayanan kepada segmen menengah ke bawah yang memiliki
pengeluaran rata-rata Rp 600 ribu sampai dengan Rp 2,25 juta per bulan (socioeconomic status B & C
menurut data standar Roy Morgan Research tahun 2006). Perseroan beranggapan bahwa pangsa pasar
ini memiliki kecenderungan untuk melakukan sambungan telepon tanpa melakukan roaming dan
menggunakan fitur-fitur yang lebih sederhana seperti layanan suara dan SMS. Namun demikian, Perseroan
melihat bahwa terdapat pula pasar yang potensial dari perilaku para pelanggan yang selalu menginginkan
teknologi terkini dalam bertelekomunikasi. Dengan strategi pemilihan teknologi yang diterapkan Perseroan,
maka jika dipandang perlu dan terdapat potensi pasar yang riil, Perseroan dapat segera mengembangkan
jenis-jenis produk dan layanannya dengan memanfatkan keunggulan dan pengembangan lebih lanjut
dari teknologi CDMA 2000 1x, misalnya dengan menambah fitur produk dan pelayanan, mengembangkan
komunikasi data, yang dapat berwujud aplikasi berbasis data (content), internet, dan aplikasi-aplikasi
multimedia seperti video conference dan video streaming.
-
17
Pada bulan April 2007, Perseroan melakukan soft launch untuk produk Wimode, layanan internet
berkecepatan tinggi, hemat terjangkau, dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Layanan Wimode
terdiri atas layanan internet, layanan telepon untuk melakukan dan menerima panggilan dari atau ke
telepon rumah, seluler, panggilan jarak jauh, dan panggilan internasional, layanan pesan untuk mengirim
pesan SMS ke sesama operator ataupun ke operator lainnya, layanan nilai tambah untuk men-download
content ataupun memilih ring back tone.
2. Pentarifan
Untuk produk layanan Ratelindo, penetapan tarif didasarkan pada Keputusan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia No. 19 tahun 2001 yang terdiri dari biaya aktivasi, biaya bulanan dan biaya pemakaian.
Pada saat ini, tarif yang dikenakan Perseroan kepada pelanggan Ratelindo adalah sama dengan tarif
yang dikenakan oleh Telkom kepada pelanggan PSTN.
Untuk produk layanan Esia, Wifone, dan Wimode penetapan tarif didasarkan pada Keputusan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia No. 35 tahun 2004, yang terdiri dari biaya aktivasi, biaya bulanan,
biaya pemakaian dan biaya fasilitas tambahan. Pada bulan Pebruari 2006, Keputusan Menteri diatas
diperbaharui oleh Peraturan No. 09/Per/M.KOMINFO/02/2006 tentang Tata Cara Penetapan Tarif Awal
dan Tarif Perubahan Jasa Telepon Dasar melalui jaringan tetap yang mengubah penentuan tarif dasar
sebelumnya menjadi perhitungan berbasis biaya (cost based formula).
3. Keuangan
Analisis dan pembahasan berikut disajikan berdasarkan Laporan Keuangan untuk periode 3 (tiga) bulan
yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2007 dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2006, 2005 dan 2004 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Jimmy Budhi & Rekan
dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan31 Maret 31 Desember
2007 2006 2005 2004*
LAPORAN LABA RUGI
Pendapatan Usaha Kotor 271.140 829.361 369.055 275.029
Pendapatan Usaha Bersih 223.909 607.921 243.757 161.701
Beban Usaha 172.970 469.074 343.701 229.228
EBITDA 98.177 291.515 29.751 31.877
Laba (Rugi) Usaha 50.939 138.847 (99.944) (67.527)
Laba (Rugi) Bersih 16.250 72.680 (144.324) (297.978)
NERACA
AKTIVA
Aktiva Lancar 457.594 527.412 396.014 91.500
Aktiva Tidak Lancar 1.817.443 1.689.727 1.126.569 960.085
Jumlah Aktiva 2.275.037 2.217.139 1.522.583 1.051.585
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar 340.500 299.516 199.479 126.352
Kewajiban Tidak Lancar 422.908 422.201 483.457 698.749
Jumlah Kewajiban 763.408 721.717 682.936 825.101
EKUITAS 1.511.629 1.495.422 839.647 226.484
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 2.275.037 2.217.139 1.522.583 1.051.585
*) disajikan kembali
Pendapatan Usaha
Pendapatan Usaha Perseroan terutama berasal dari layanan pasca bayar dengan produk Esia Pasca
bayar dan Ratelindo dan layanan pra bayar dengan produk Esia Pra Bayar.
-
18
Perincian Pendapatan Usaha Kotor berdasarkan produk layanan Perseroan adalah sebagai berikut:
Produk2007 2006 2005 2004
3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun
Pasca Bayar
Esia 48.775 18,0% 103.566 12,5% 31.797 8,6% 11.207 4,1%
Ratelindo 13.081 4,8% 142.454 17,2% 217.496 58,9% 223.755 81,4%
Sub Total 61.856 22,8% 246.020 29,7% 249.293 67,5% 234.962 85,4%
Pra Bayar
Esia 209.284 77,2% 583.341 70,3% 119.762 32,5% 40.067 14,6%
Sub Total 209.284 77,2% 583.341 70,3% 119.762 32,5% 40.067 14,6%
TOTAL 271.140 100,0% 829.361 100,0% 369.055 100,0% 275.029 100,0%
Pendapatan usaha Perseroan berasal dari pendapatan pemakaian pulsa, pendapatan langganan bulanan,
pendapatan jasa penyambungan dan lain-lain.
Tabel di bawah ini menunjukkan rincian total pendapatan usaha untuk masing-masing periode dan
kontribusi dari masing-masing layanan terhadap pendapatan usaha:
Keterangan2007 2006 2005 2004
3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun
Pendapatan Pemakaian Pulsa 240.322 88,6% 725.549 87,5% 303.126 82,1% 208.096 75,6%
Pendapatan Langganan Bulanan 8.875 3,3% 42.331 5,1% 38.422 10,4% 39.240 14,3%
Pendapatan Jasa Penyambungan 10.768 4,0% 35.599 4,3% 10.840 2,9% 3.292 1,2%
Pendapatan Jasa Lainnya 11.175 4,1% 25.882 3,1% 16.667 4,6% 24.401 8,9%
Jumlah Pendapatan Usaha Kotor 271.140 100,0% 829.361 100,0% 369.055 100,0% 275.029 100,0%
Beban interkoneksi (21.386) (7,9)% (121.534) (14.7)% (78.539) (21,3)% (56.039) (20,4)%
Potongan harga (25.845) (9,5)% (99.906) (12,0)% (46.759) (12,7)% (57.289) (20.8)%
Jumlah Pendapatan Usaha Bersih 223.909 82,6% 607.921 73,3% 243.757 66,0% 161.701 58,8%
Periode 3 (tiga) bulan tahun 2007
Pendapatan Usaha Kotor Perseroan untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2007
adalah sebesar Rp 271.140 juta dimana pasca bayar (Esia dan Ratelindo) dan pra bayar (Esia Pra
bayar) memberikan kontribusi pendapatan masing-masing sebesar Rp 61.856 juta dan Rp 209.284 juta
atau sebesar 22,8% dan 77,2% dari total pendapatan usaha kotor.
Sementara itu, Pendapatan Usaha Bersih Perseroan untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Maret 2007 adalah sebesar Rp 223.909 juta. Selama periode tersebut proporsi beban
interkoneksi bersih terhadap pendapatan kotor Perseroan mengalami penurunan menjadi 7,9%
dibandingkan dengan 14,7% di tahun 2006. Hal ini dipengaruhi oleh mulai diterapkannya skema
interkoneksi berbasis biaya di awal tahun 2007.
Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005
Pendapatan Usaha Kotor Perseroan meningkat sebesar 124,7% dari Rp 369.055 juta pada tahun 2005
menjadi Rp 829.361 juta pada tahun 2006 terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah pelanggan dari
486.604 pada tahun 2005 menjadi 1.547.557 pelanggan pada tahun 2006.
Pendapatan Usaha Kotor Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah
sebesar Rp 829.361 juta dimana pasca bayar (Esia dan Ratelindo) dan pra bayar (Esia Pra Bayar)
memberikan kontribusi pendapatan masing-masing sebesar Rp 246.020 juta dan Rp 583.341 juta atau
sebesar 29,7% dan 70,3% dari total pendapatan usaha kotor.
Pendapatan Usaha dari Esia Pasca bayar meningkat sebesar 225,7% yang dipicu oleh pertumbuhan
jumlah pelanggan. Demikian halnya dengan Esia Pra bayar, yang mengalami peningkatan Pendapatan
Usaha sebesar 387,1% disebabkan oleh peningkatan jumlah pelanggan. Penurunan pendapatan Ratelindo
-
19
di tahun 2006 sebesar 34,5% menjadi Rp 142.454 juta disebabkan karena peningkatan jumlah pelanggan
Ratelindo yang beralih ke Esia Pasca bayar. Pendapatan dari Esia mengalami peningkatan dari
Rp 151.559 juta di tahun 2005 menjadi Rp 686.907 juta di tahun 2006 atau meningkat sebesar 353,2%.
Pendapatan Usaha Bersih Perseroan meningkat sebesar 149,4% dari Rp 243.757 juta pada tahun 2005
menjadi Rp 607.921 juta pada tahun 2006. Peningkatan ini terutama disebabkan karena pendapatan
dari pemakaian pulsa yang meningkat sebesar 139,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun
lalu yang disebabkan oleh pertumbuhan jumlah pelanggan yang signifikan. Pendapatan langganan
bulanan mengalami peningkatan sebesar 10,2% yang disebabkan oleh pertumbuhan jumlah pelanggan
Esia Pasca bayar. Selain itu pendapatan jasa penyambungan juga mengalami peningkatan sebesar
228,4% seiring dengan peningkatan penjualan paket perdana Esia.
Peningkatan jumlah potongan harga menjadi Rp 99.906 juta di tahun 2006 terutama disebabkan karena
program-program promosi yang diberikan kepada pelanggan dalam bentuk free on net talk time dan
“terima telepon dapet duit.” Persentase potongan harga terhadap pendapatan usaha mengalami
penurunan dari 12,7% di tahun 2005 menjadi 12,0% di tahun 2006.
Sementara itu proporsi dari beban interkoneksi bersih terhadap pendapatan usaha di tahun 2006 turun
menjadi hanya 14,7% dibandingkan dengan 21,3% di tahun 2005. Hal ini terutama disebabkan oleh
makin seimbangnya jumlah panggilan masuk (menit) dan jumlah panggilan keluar (menit).
Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004
Pendapatan Usaha Kotor Perseroan mengalami peningkatan sebesar 34,2% dari Rp 275.029 juta pada
tahun 2004 menjadi Rp 369.055 juta pada tahun 2005. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
peningkatan jumlah pelanggan. Layanan pasca bayar dan pra bayar memberikan kontribusi pendapatan
masing-masing sebesar Rp 249.293 juta dan Rp 119.762 juta atau sebesar 67,5% dan 32,5% dari total
pendapatan usaha kotor.
Pendapatan Usaha dari Esia Pasca bayar meningkat sebesar 183,7% yang dipicu oleh pertumbuhan
jumlah pelanggan. Demikian halnya dengan Esia Prabayar, yang mengalami peningkatan Pendapatan
Usaha sebesar 322,0% disebabkan oleh peningkatan jumlah pelanggan. Pendapatan Ratelindo
mengalami penurunan sebesar 2,8% dari Rp 223.755 di tahun 2004 menjadi Rp 217.496 juta di tahun
2005. Pendapatan dari Esia mengalami peningkatan dari Rp 51,274 juta di tahun 2004 menjadi
Rp 151.559 juta di tahun 2005 atau meningkat sebesar 195,6%.
Pendapatan Usaha Bersih Perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 50,7% dari Rp 161.701 juta
pada tahun 2004 menjadi Rp 243.757 juta pada tahun 2005.
Proporsi potongan harga dan beban interkoneksi bersih terhadap pendapatan usaha di tahun 2005
turun menjadi 33,9% dibandingkan dengan 41,2% di tahun 2004.
Beban Usaha
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan2007 2006 2005 2004*
3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun
Beban Usaha
Penyusutan 45.385 143.112 119.799 91.324
Operasi dan Pemeliharaan 57.100 68.319 47.203 30.728
Umum dan Administrasi 21.893 71.727 43.697 38.532
Karyawan 27.530 75.244 45.437 34.084
Penjualan dan Pemasaran 19.209 101.116 77.669 26.480
Biaya Usaha Lainnya 1.853 9.556 9.896 8.080
Total 172.970 469.074 343.701 229.228
*) disajikan kembali
-
20
Beban penyusutan
Beban penyusutan meliputi beban penyusutan atas peralatan jaringan Perseroan dan aktiva tetap lainnya,
termasuk beban instalasi dan beban konstruksi, sepanjang masa manfaat aktiva tetap tersebut.
Beban operasi dan pemeliharaan
Beban operasi meliputi beban listrik, sewa, ijin frekuensi, asuransi dan royalti ke Dirjen Pos dan
Telekomunikasi. Sedangkan untuk beban pemeliharaan terutama meliputi beban pemeliharaan dan
perbaikan jaringan Perseroan.
Beban umum dan administrasi
Beban umum dan administrasi terdiri dari honorarium tenaga ahli, sewa gedung perkantoran, transportasi,
listrik, telepon dan air, perlengkapan kantor dan pemeliharaan kantor.
Beban karyawan
Beban karyawan terdiri dari beban gaji dan kesejahteraan karyawan, tunjangan kesehatan, tunjangan
makan, dan pelatihan karyawan.
Beban penjualan dan pemasaran
Beban penjualan dan pemasaran meliputi beban iklan dan promosi, pameran.
Beban usaha lainnya
Beban usaha lainnya terdiri dari beban material untuk RUIM card dan voucher.
Periode 3 (tiga) bulan pada tahun 2007
Beban Usaha Perseroan untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2007 adalah
sebesar Rp 172.970 juta dengan kontribusi terbesar berupa beban operasi dan pemeliharaan sebesar
Rp 57.100 juta atau sebesar 33,0% dari total beban usaha serta beban penyusutan sebesar Rp 45.385 juta
atau sebesar 26,2%. Jika dilihat dari proporsi terhadap pendapatan usaha, proporsi beban usaha
Perseroan mencapai 63,8% dari pendapatan usaha.
Beban penyusutan. Proporsi beban penyusutan dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor
selama 3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 16,7%.
Beban operasi dan pemeliharaan. Proporsi beban operasi dan pemeliharaan dibandingkan dengan total
pendapatan usaha kotor selama 3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 21,1%.
Beban umum dan administrasi. Proporsi beban umum dan administrasi dibandingkan dengan total
pendapatan usaha kotor selama 3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 8,1%.
Beban karyawan. Proporsi beban karyawan dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor selama
3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 10,2%.
Beban penjualan dan pemasaran. Proporsi beban penjualan dan pemasaran dibandingkan dengan total
pendapatan usaha kotor selama 3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 7,1%.
Beban usaha lainnya Proporsi beban jasa lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor
selama 3 bulan pada tahun 2007 adalah sebesar 0,7%.
-
21
Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005
Beban Usaha Perseroan meningkat sebesar 36,5% dari Rp 343.701 juta di tahun 2005 menjadi
Rp 469.074 juta pada tahun 2006. Peningkatan Beban Usaha tersebut terutama disebabkan oleh upaya
Perseroan dalam mengembangkan bisnisnya melalui ekspansi jaringan, memperkuat citra produk Esia
baik melalui aktivitas promosi ‘below the line’ maupun ‘above the line’ serta proses rekrutmen karyawan
profesional.
Jika dilihat dari proporsi terhadap pendapatan usaha, proporsi beban usaha Perseroan mencapai 56,6%
dari pendapatan usaha, turun secara signifikan dari 93,1% pada tahun 2005. Hal tersebut merupakan
keberhasilan dari model bisnis “budget operator” yang dijalankan Perseroan, selain itu Perseroan telah
mencapai skala ekonomisnya dalam menjalankan kegiatan usahanya. Jumlah beban usaha terhadap
jumlah pelanggan efektif turun sebesar 54,5% dari Rp 1.012.922 pada tahun 2005 menjadi Rp 461.197
pada tahun 2006.
Beban penyusutan. Beban penyusutan dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor pada tahun
2006 adalah sebesar 17,3%, atau turun dari 32,5% pada tahun 2005. Penyusutan mengalami peningkatan
sebesar 19,5% menjadi Rp 143.112 juta yang disebabkan oleh ekspansi jaringan CDMA dan infrastruktur
di JBJB dalam rangka peningkatan area cakupan dan kapasitas pelanggan Perseroan.
Beban operasi dan pemeliharaan. Beban operasi dan pemeliharaan pada tahun 2006 dibandingkan dengan
total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 8,2% atau turun 12,8% dari tahun 2005. Beban operasi dan
pemeliharaan meningkat sebesar 44,7% menjadi Rp 68.319 juta, seiring dengan ekspansi jaringan CDMA
yang secara langsung meningkatkan biaya ijin frekuensi, biaya sewa lokasi dan biaya listrik.
Beban umum dan administrasi. Beban umum dan administrasi pada tahun 2006 dibandingkan dengan
dari total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 8,6%, turun dari 11,8% di tahun 2005. Beban umum
dan administrasi meningkat sebesar 64,1% menjadi Rp 71.727 juta pada tahun 2006. Hal ini terutama
disebabkan akibat ekspansi dan pertumbuhan usaha Perseroan terutama di Jakarta dan Bandung serta
15 kota lainnya di wilayah Jawa Barat dan Banten.
Beban karyawan. Beban karyawan pada tahun 2006 dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor
adalah sebesar 9,1%, turun dari 12,3% di tahun 2005. Beban karyawan meningkat sebesar 65,6% di
tahun 2006 menjadi Rp 75.244 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh rekruitmen karyawan
baru, peningkatan beban gaji, upah, dan kesejahteraan karyawan serta adanya penyesuaian kompensasi
sehubungan dengan inflasi maupun kinerja.
Beban penjualan dan pemasaran. Beban penjualan dan pemasaran pada tahun 2006 dibandingkan
dengan total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 12,1% atau turun dari 21,0% di tahun 2005. Beban
penjualan dan pemasaran meningkat sebesar 30,2% di tahun 2006 menjadi Rp 101.116 juta dibandingkan
Rp 77.669 juta di tahun 2005. Hal ini terutama disebabkan oleh kampanye produk Esia yang lebih agresif
serta program-program promosi yang diselenggarakan di tahun 2006. Hasil dari kegiatan promosi ini
adalah meningkatnya pertambahan jumlah pelanggan Esia dari pertambahan sebesar 301.090 pelanggan
selama tahun 2005 meningkat menjadi 1.107.069 selama tahun 2006 atau mengalami peningkatan
pertambahan jumlah pelanggan sebesar 267,7%.
Beban usaha lainnya. Beban usaha lainnya pada tahun 2006 dibandingkan dengan total pendapatan
usaha kotor adalah sebesar 1,2% atau turun dari 2,7% di tahun 2005. Beban usaha lainnya pada tahun
2006 mengalami penurunan sebesar 3,4% dari Rp 9.896 juta di tahun 2005 menjadi Rp 9.556 juta.
Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004
Beban Usaha Perseroan meningkat sebesar 49,9% dari Rp 229.228 juta pada tahun 2004 menjadi
Rp 343.701 juta di tahun 2005. Peningkatan Beban Usaha tersebut terutama disebabkan oleh ekspansi
yang dilakukan Perseroan. Sebagian besar dari peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan beban
penjualan dan pemasaran, yang meningkat sebesar 193,3%. Sedangkan, jika dilihat dari proporsi terhadap
pendapatan usaha, proporsi beban usaha Perseroan pada tahun 2005 mencapai 93,1% dari pendapatan
usaha, naik dari 83,4% pada tahun 2004.
-
22
Beban penyusutan. Beban penyusutan dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor pada tahun
2005 adalah sebesar 32,5%, atau turun dari 33,2% pada tahun 2004. Penyusutan mengalami peningkatan
sebesar 31,2% menjadi Rp 119.799 juta yang disebabkan oleh ekspansi jaringan CDMA dan infrastruktur
di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat dalam rangka peningkatan area cakupan dan kapasitas pelanggan
perseroan.
Beban operasi dan pemeliharaan. Beban operasi dan pemeliharaan pada tahun 2005 dibandingkan
dengan total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 12,8% atau turun 11,1% dari tahun 2004. Beban
operasi dan pemeliharaan meningkat sebesar 53,6% menjadi Rp 47.203 juta, seiring dengan ekspansi
jaringan CDMA yang secara langsung meningkatkan biaya ijin frekuensi, biaya sewa lokasi dan biaya
listrik.
Beban umum dan administrasi. Beban umum dan administrasi pada tahun 2005 dibandingkan dengan
dari total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 11,8%, turun dari 14,0% di tahun 2004. Beban umum
dan administrasi meningkat sebesar 13,4% menjadi Rp 43.697 juta pada tahun 2005. Hal ini terutama
disebabkan oleh ekspansi dan pertumbuhan Perseroan.
Beban karyawan. Beban karyawan pada tahun 2005 dibandingkan dengan total pendapatan usaha kotor
adalah sebesar 12,3%, turun dari 12,4% di tahun 2004. Beban karyawan meningkat sebesar 33,3% di
tahun 2006 menjadi Rp 45.437 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh pertambahan jumlah
karyawan, penyesuaian inflasi dan penyesuaian merit.
Beban penjualan dan pemasaran. Beban penjualan dan pemasaran pada tahun 2005 dibandingkan
dengan total pendapatan usaha kotor adalah sebesar 21,0% atau meningkat dari 9,6% di tahun 2004.
Beban penjualan dan pemasaran meningkat sebesar 193,3% di tahun 2005 menjadi Rp 77.669 juta.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kampanye produk-produk Esia yang agresif khususnya di
triwulan IV tahun 2005. Hasil dari kegiatan promosi ini adalah peningkatan jumlah pelanggan Esia dari
71.039 di tahun 2004 menjadi 190.961 di bulan September 2005 dan peningkatan yang signifikan menjadi
372.129 di bulan Desember 2005.
Beban usaha lainnya. Beban jasa lainnya termasuk pembelian material kartu RUIM untuk starter pack
dan voucher untuk isi ulang prabayar. Beban ini mengalami peningkatan dari Rp 8.080 juta pada tahun
2004 menjadi sebesar Rp 9.896 juta pada tahun 2005 atau meningkat sebesar 22,5%. Peningkatan ini
terutama disebabkan oleh volume penjualan starter pack yang meningkat sehubungan dengan
pertumbuhan penjualan.
EBITDA
Berikut adalah EBITDA Perseroan:
Keterangan2007 2006 2005 2004*
3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun
EBITDA (Dalam Jutaan Rupiah) 98.177 291.515 29.751 31.877
Marjin EBITDA 36,2% 35,1% 8,1% 11,6%
*) disajikan kembali
Periode 3 (tiga) bulan pada tahun 2007
Selama periode 3 (tiga) bulan pada tahun 2007 Perseroan mencatat EBITDA sebesar Rp 98.177 juta.
Dengan peningkatan marjin EBITDA menjadi 36,2% yang disebabkan oleh peningkatan kinerja operasional
selama 3 bulan pada tahun 2007.
-
23
Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005
Model bisnis Perseroan sebagai ‘budget operator’ telah terbukti sukses sebagaimana tercermin dalam
peningkatan jumlah pelanggan dan pendapatan usaha. Perseroan membukukan EBITDA sebesar
Rp 291.515 juta pada tahun 2006,meningkat secara signifikan sebesar 879,8% dari Rp 29.751 juta di
tahun 2005. Peningkatan terutama disebabkan oleh kenaikan jumlah pelanggan dan efisiensi dalam
kegiatan operasional Perseroan yang tercermin dalam peningkatan marjin EBITDA pada tahun 2006
sebesar 35,1% dibandingkan dengan hanya 8,1% di tahun 2005.
Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004
Di tahun 2005, Perseroan mencatat EBITDA sebesar Rp 29.751 juta, turun sebesar 6,7% dari tahun
sebelumnya. Penurunan ini, yang dikompensasikan oleh pertumbuhan Perseroan, terutama disebabkan
oleh beban penjualan dan pemasaran yang semakin besar.
Laba/Rugi Usaha
Berikut adalah Laba (Rugi) Perseroan:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan2007 2006 2005 2004*
3 bulan 1 tahun 1 tahun 1 tahun
Laba (Rugi) usaha 50.939 138.847 (99.944) (67,527)
Laba (Rugi) sebelum pajak penghasilan 29.878 75.398 (176.860) (131,657)
Manfaat (beban) pajak penghasilan (13.628) (2.718) 32.536 (166,321)
Total 16.250 72.680 (144.324) (297,978)
*) disajikan kembali
Periode 3 (tiga) bulan pada tahun 2007
Laba Usaha Perseroan pada periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2007 adalah
sebesar Rp 50.939 juta.
Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005
Laba usaha Perseroan pada tahun 2006 sebesar Rp 138.847 juta meningkat secara signifikan dari rugi
usaha sebesar Rp 99.944 juta di tahun 2005. Peningkatan laba usaha di tahun 2006 tersebut terutama
disebabkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 124,7% dibandingkan pendapatan usaha tahun 2005.
Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004
Rugi usaha Perseroan meningkat dari rugi usaha sebesar Rp 67.527 juta di tahun 2004 menjadi rugi
usaha sebesar Rp 99.944 juta di tahun 2005. Rugi usaha Perseroan mengalami peningkatan terutama
disebabkan oleh pertumbuhan dalam aktiva untuk ekspansi jaringan CDMA.
Laba (Rugi) Bersih
Periode 3 (tiga) bulan pada tahun 2007
Laba Bersih Perseroan pada periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2007 adalah
sebesar Rp 16.250 juta.
Tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005
Laba Bersih Perseroan meningkat secara signifikan dari rugi bersih sebesar Rp 144.324 juta di tahun
2005 menjadi laba bersih sebesar Rp 72.680 juta di tahun 2006. Peningkatan laba bersih tersebut terutama
disebabkan Perseroan berhasil dalam melakukan efisiensi operasional.
-
24
Tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004
Rugi Bersih Perseroan mengalami penurunan secara signifikan dari rugi bersih sebesar Rp 297.978 juta
di tahun 2004 menjadi rugi bersih sebesar Rp 144.324 juta di tahun 2005. Penurunan rugi bersih tersebut
terutama disebabkan karena peningkatan dalam pendapatan usaha bersih dan efek dari pajak tangguhan.
Pertumbuhan Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas
Aktiva
Komposisi aktiva Perseroan adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan 31 Maret 31 Desember
2007 2006 2005* 2004*
AKTIVAAKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 139.974 239.424 254.257 23.263Investasi jangka pendek 56.717 54.640 31.555 -Piutang usaha-setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu 65.528 70.766 39.034 27.104Persediaan 14.897 12.373 5.174 3.906Uang muka 49.343 39.609 31.318 11.333Biaya dibayar dimuka 86.930 66.388 30.537 22.174Pajak dibayar dimuka 44.205 44.212 4.139 3.720
Jumlah Aktiva Lancar 457.594 527.412 396.014 91.500
AKTIVA TIDAK LANCARAktiva pajak tangguhan - - 2.018 -Uang muka pembelian aktiva tetap 126.266 114.194 9.432 40.515AktivaTetap – bersih 1.668.309 1.554.253 1.087.815 885.304Beban ditangguhkan-bersih 12.505 11.703 16.667 27.245Taksiran tagihan pajak penghasilan 4.575 4.575 5.877 3.509Aktiva Tidak lancar lainnya 5.788 5.002 4.760 3.512
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 1.817.443 1.689.727 1.126.569 960.085
Jumlah Aktiva 2.275.037 2.217.139 1.522.583 1.051.585
*) disajikan kembali
Periode 3 (tiga) bulan tahun 2007
Pada tanggal 31 Maret 2007, jumlah aktiva Perseroan sebesar Rp 2.275.037 juta meningkat sebesar 2,6%
dari jumlah aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006 yang tercatat sebesar Rp 2.217.139 juta.
31 Desember 2006 dibandingkan dengan 31 Desember 2005
Pada tanggal 31 Desember 2006, jumlah aktiva Perseroan sebesar Rp 2.217.139 juta mengalami
peningkatan signifikan sebesar 45,6% dari jumlah aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2005
yang tercatat sebesar Rp 1.522.583 juta. Peningkatan dalam jumlah aktiva dikarenakan pertumbuhan
dalam aktivitas investasi dan keuangan Perseroan serta peningkatan hasil kegiatan operasional Perseroan.
Adapun rincian dari aktiva Perseroan adalah sebagai berikut:
Kas dan Setara Kas. Kas dan setara kas pada akhir tahun 2006 tercatat sebesar Rp 239.424 juta, turun
sebesar Rp 14.833 juta dari Rp 254.257 juta di tahun 2005. Penurunan ini disebabkan oleh penggunaan
kas untuk membiayai aktivitas investasi untuk memperkuat jaringan Esia di Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Aktiva Lancar. Aktiva lancar tumbuh sebesar 33,1% menjadi Rp 527.412 juta terutama disebabkan oleh
peningkatan piutang dagang, persediaan dan beban dibayar dimuka seiring dengan peningkatan kegiatan
usaha Perseroan. Peningkatan piutang dagang bersih Perseroan sebesar 81,3% menjadi Rp 70.766 juta
sejalan dengan peningkatan pendapatan pemakaian pulsa. Walaupun piutang dagang bersih meningkat,
Perseroan juga dapat meningkatkan kolektibilitas piutang dari 39 hari di tahun 2005 menjadi 31 hari di
tahun 2006. Dalam mendukung peningkatan kegiatan usaha Perseroan, hal ini dapat terlihat dari adanya
peningkatan persediaan sebesar 139,1% yang terdiri dari voucher dan paket perdana Esia.
-
25
Ekspansi jaringan CDMA yang dilakukan di tahun 2006 juga mempengaruhi akun biaya dibayar dimuka,
yang meningkat dari Rp 30.537 juta di tahun 2005 menjadi Rp 66.388 juta di tahun 2006 yang terutama
bersumber dari peningkatan sewa area BTS dan lisensi.
Aktiva Tetap. Aktiva tetap bersih meningkat sebesar 42,9% menjadi Rp 1.554.253 terutama akibat
pembelian peralatan telekomunikasi untuk keperluan ekspansi jaringan CDMA di Jakarta, Jawa Barat
dan Banten.
31 Desember 2005 dibandingkan dengan 31 Desember 2004
Pada tanggal 31 Desember 2005, jumlah aktiva Perseroan sebesar Rp 1.522.583 juta mengalami
peningkatan signifikan sebesar 44,8% dari jumlah aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2004
yang tercatat sebesar Rp 1.051.585 juta.
Peningkatan total aktiva ini adalah hasil dari peningkatan kegiatan investasi dan pendanaan di samping
hasil-hasil usaha yang cukup baik. Perincian aset secara garis besar adalah sebagai berikut:
Kas dan Setara kas: Saldo kas dan setara kas per akhir tahun 2005 adalah Rp 254.257 juta, meningkat
sebesar Rp 230.994 juta dari Rp 23.263 juta di tahun 2004. Peningkatan saldo tahun 2005 disebabkan
oleh kas bersih yang diterima dari aktivitas pendanaan. Di tahun 2005, Perseroan menerima hasil dari
penerbitan saham-saham sehubungan dengan penambahan modal disetor dari pemegang saham.
Aktiva Lancar: Aktiva lancar melonjak sebesar 332,8% menjadi Rp 396.014 juta terutama disebabkan
oleh arus kas yang berasal dari penyuntikan modal segar dari para pemegang saham dan peningkatan
dalam Piutang Usaha.
Aktiva Tetap: Aktiva tetap bersih meningkat sebesar 22,9% menjadi Rp 1.087.815 juta terutama disebabkan
oleh ekspansi jaringan milik Perseroan.
Kewajiban
Komposisi kewajiban Perseroan adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan31 Maret 31 Desember
2007 2006 2005 2004*
KEWAJIBANKEWAJIBAN LANCARHutang usaha 165. 566 109.177 61.327 55.770Hutang lain-lain 8.741 11.953 4.586 6.467Pendapatan diterima dimuka 22.528 13.050 17.087 2.225Uang jaminan pelanggan 16.711 16.437 14.693 12.523Biaya masih harus dibayar 70.548 91.703 63.343 37.248Hutang pajak 4.726 5.516 2.267 5.660Kewajiban jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahunPinjaman Bank 51.680 51.680 36.176 6.459
Jumlah Kewajiban Lancar 340.500 299.516 199.479 126.352
KEWAJIBAN TIDAK LANCARKewajiban pajak tangguhan - bersih 14.327 700 - 30.517Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam
waktu satu tahunHutang hubungan istimewa - - 10.276 176.094Pinjaman Bank 408.581 421.501 473.181 492.138 Hutang jangka panjang - Subordinasi - - -
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 422.908 422.201 483.457 698.749
Jumlah kewajiban 763.408 721.717 682.936 825.101
*) disajikan kembali
Periode 3 (tiga) bulan tahun 2007
Pada tanggal 31 Maret 2007, jumlah kewajiban Perseroan sebesar Rp 763.408 juta mengalami
peningkatan sebesar 5,8% dari jumlah kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006 yang
tercatat sebesar Rp 721.717 juta.
-
26
31 Desember 2006 dibandingkan dengan 31 Desember 2005
Pada tanggal 31 Desember 2006, jumlah kewajiban Perseroan sebesar Rp 721.717 juta mengalami
peningkatan sebesar 5,7% dari jumlah kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2005 yang
tercatat sebesar Rp 682.936 juta. Kenaikan kewajiban terutama akibat dari peningkatan dalam hutang
dagang dan beban yang masih harus dibayar sehubungan dengan aktivitas ekspansi Perseroan.
Kewajiban lancar naik sebesar 50,1% dari Rp 199.479 juta pada tanggal 31 Desember 2005 menjadi
Rp 299.516 juta pada tanggal 31 Desember 2006 terutama disebabkan oleh peningkatan hutang dagang
akibat aktivitas pembelian untuk menunjang aktivitas ekspansi Perseroan serta peningkatan pada beban
yang masih harus dibayar akibat peningkatan dalam beban interkoneksi sebagai akibat dari peningkatan
off-net traffic calls.
Sedangkan kewajiban tidak lancar turun 12,7% dari Rp 483.457 juta pada tanggal 31 Desember 2005
menjadi Rp 422.201 juta pada tanggal 31 Desember 2006 terutama disebabkan karena penurunan
hutang jangka panjang seiring dengan cicilan pembayaran pokok hutang.
31 Desember 2005 dibandingkan dengan 31 Desember 2004
Pada tanggal 31 Desember 2005, jumlah kewajiban Perseroan sebesar Rp 682.936 juta mengalami
penurunan sebesar 17,2% dari jumlah kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2004 yang
tercatat sebesar Rp 825.101 juta. Penurunan kewajiban terutama karena konversi pinjaman dari pihak-
pihak terkait menjadi modal.
Kewajiban lancar naik sebesar 57,9% dari Rp 126.352 juta pada tanggal 31 Desember 2004 menjadi
Rp 199.479 juta terutama disebabkan oleh kenaikan pada hutang usaha akibat peningkatan kegiatan
pembelian dalam rangka ekspansi, pendapatan diterima dimuka, biaya yang masih harus dibayar dan
kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun pinjaman bank.
Sedangkan kewajiban tidak lancar turun 30,8% dari Rp 698.749 juta pada tanggal 31 Desember 2004
menjadi Rp 483.457 juta terutama disebabkan adanya kesepakatan pemegang saham di tahun 2005
untuk mengkonversi hutang-hutang Perseroan sebesar Rp 252.791 juta menjadi modal saham tambahan.
Ekuitas
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan31 Maret 31 Desember
2007 2006 2005 2004*
Modal saham ditempatkan dan disetor penuh 2.456.762 2.456.762 1.903.092 1.030.979
Uang muka setoran modal - - - 115.000
Tambahan modal disetor 29.056 29.056 - -
Laba investasi efek yang belum terealisasi 700 743 374 -
Defisit (974.889) (991.139) (1.063.819) (919.495)
Jumlah Ekuitas 1.511.629 1.495.422 839.647 226.484
*) disajikan kembali
Periode 3 (tiga) bulan tahun 2007
Pada tanggal 31 Maret 2007, jumlah ekuitas Perseroan sebesar Rp 1.511.629 juta mengalami peningkatan
sebesar 1,1% dari jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006 yang tercatat sebesar
Rp 1.495.422 juta. Peningkatan jumlah ekuitas ini terutama disebabkan karena peningkatan laba ditahan
yang berasal dari peningkatan laba bersih Perseroan.
31 Desember 2006 dibandingkan dengan 31 Desember 2005
Pada tanggal 31 Desember 2006, jumlah ekuitas Perseroan sebesar Rp 1.495.422 juta mengalami
peningkatan signifikan sebesar 78,1% dari jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2005
-
27
yang tercatat sebesar Rp 839.647 juta. Kenaikan ekuitas yang signifikan ini terutama disebabkan karena
adanya tambahan modal dari Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) Perseroan dan adanya penurunan
defisit sebesar 6,8% dari Rp 1,06 triliun menjadi Rp 0,9 triliun karena peningkatan laba ditahan akibat
laba bersih yang dibukukan Perseroan.
31 Desember 2005 dibandingkan dengan 31 Desember 2004
Pada tanggal 31 Desember 2005, jumlah ekuitas Perseroan sebesar Rp 839.647 juta mengalami
peningkatan signifikan sebesar 270,7% da