BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL
Transcript of BANJARNEGARA VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020 ARTIKEL
BALABA
ARTIKEL
Prevalensi dan Kepadatan Mikrofilaria pada Desa Non-Endemis Pasca Pengobatan Massal Tahun Keempat di Kabupaten Tanah Bumbu/Juhairiyah, Dwi Candra Arianti, Erli Hariyati, Deni Fakhrizal, Paisal
Hubungan Infestasi Ctenocephalides felis dan Xenopsylla cheopis dengan Perawatan Kucing Rumah (Felis catus) di Kabupaten Banjarnegara/Eva Lestari, Rahmawati, Dewi Puspita Ningsih
Gambaran Umum, Prevalensi, dan Pencegahan Antraks pada Manusia di Indonesia/Ihda Zuyina Ratna Sari, Silvia Apriliana
Knowledge, Attitudes and Practices on Community with Dengue Haemorrhagic Fever in Mataram, West Nusa Tenggara/Nur Alvira, Tri Baskoro Tunggul Satoto, Tri Wibawa, Roger Frutos, Sylvie Maguin, I Kadek, Ali Wardana
Kepatuhan Jumantik Rumah dalam Mengisi Kartu Jentik Sebagai Upaya Surveilans Vektor DBD di Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan/Hubullah Fuadzy, Heni Prasetyowati, Endang Puji Astuti
Analisis Spasial Kasus Malaria di Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2018/Destika Dhaniasri, Dwi Sarwani Sri Rejeki, Setyowati Raharjo
Identification of Primary Container of Aedes Mosquitoes Breeding Site in Urban Region of Dengue Endemic Area, Purwokerto Indonesia /Siwi Pramatama Mars Wijayanti, Devi Octaviana, Sri Nurlaela
Indeks Maya dan Indeks Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat/Murni, Nelfita, Risti, Hasrida Mustafa, Malonda Maksud
Kondisi Kebersihan Lingkungan Berhubungan dengan Risiko Penularan Kasus Leptospirosis di Area Pasar Tradisional/Dyah Widiastuti, Dwi Priyanto
Gambaran Klinis dan Respon Imun Penderita Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Kristen Lindi Mara Sumba Timur Selama Bulan Januari Sampai Dengan Desember 2018/Ruben Wadu Wila, Roy Nusa
JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA
VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020
ISSN 1858-0882E-ISSN 2338-9982
BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN(BALAI LITBANGKES) - BANJARNEGARA
Jl. Selamanik No. 16 A Banjarnegara [email protected]
E-ISSN 2338-9982
BA
LA
BA
, VO
LU
ME
16 NO
MO
R 2 D
ES
EM
BE
R 2020
BALABA berasal dari kata Anopheles balabacensis. Nyamuk tersebut merupakan salah satu
vektor malaria yang telah terkonfirmasi di Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Banjarnegara.
Anopheles balabacensis hampir selalu ditemukan keberadaannya di wilayah dengan kasus
malaria di Kabupaten Banjarnegara. Salah satu ciri khas An. balabacensis yaitu pada
persambungan tibia dan tarsus kaki belakang terdapat gelang pucat yang lebar.
Terakreditasi Peringkat 2 Kemenristek Dikti Nomor 30/E/KPT/2018
PETUNJUK PENULISAN ARTIKEL
BALABA memuat artikel hasil penelitian, telaah pustaka dan tinjauan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan pengendalian penyakit bersumber binatang, seperti malaria, DBD, filariasis, chikungunya, leptospirosis, dll.
Petunjuk Umum1. Artikel dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dan dikirim ke website OJS Jurnal
BALABA:http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blb/about/submissions#onlineSubmissions
2. Artikel diketik pada kertas A4 dengan batas margin atas, bawah, kiri dan kanan 25 mm.3. Judul, abstrak dan kata kunci ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
- Judul tidak lebih dari 18 kata, cetak tebal, Times New Roman 12, spasi 1.- Abstrak tidak lebih dari 200 kata, kata kunci terdiri dari 3-5 kata, Times New Roman 10, spasi 1.
4. Isi artikel ditulis dalam bentuk 2 kolom, Times New Roman 11, spasi 1,155. Gambar dan tabel dituliskan judul dan sumbernya. Foto dipilih dengan tekstur dan kontras yang
jelas (paling rendah 72 dpi). 6. Daftar pustaka disusun menurut sistem Vancouver (International Commitee of Medical Journal
Editors), diberi nomor urut dengan format superscript, diketik 1 spasi. Wikipedia, blog, dan website tidak ilmiah tidak boleh dijadikan rujukan. Sumber acuan 80% terbitan 5 tahun terakhir dan rujukan primer minimal 80%. Penulisan daftar pustaka menggunakan aplikasi referensi End Note, Mendeley, dll. Contoh penulisan daftar pustaka tercantum dalam Sample References.
Sistematika Artikel Hasil PenelitianJudul, nama penulis dan instansi, abstrak (masalah, tujuan, metode, hasil, kesimpulan), pendahuluan (latar belakang, teori/hasil penelitian terdahulu, pernyataan kebaruan penelitian, tujuan penelitian), metode (lokasi dan waktu penelitian, jenis/desain penelitian, prosedur pengumpulan data, dan analisis data), hasil (termasuk gambar, tabel, grafik, dll), pembahasan (tidak mengulang hasil, dibandingkan dengan hasil penelitian lain dan teori), kesimpulan (naratif), saran, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka (minimal 15).
Sistematika Artikel Telaah Pustaka dan Tinjauan Hasil-Hasil PenelitianJudul, nama penulis dan instansi, abstrak (ringkasan masalah yang mau dikaji), pendahuluan (pernyataan kebaruan dan masalah utama, deskripsi singkat latar belakang topik yang dibahas), metode, pembahasan (sub judul-sub judul sesuai keperluan), kesimpulan (naratif), daftar pustaka (minimal 25).
Pemimpin Redaksi (Editor In Chief):Dwi Priyanto, S.Si, M.Sc
Anggota Dewan Redaksi (Editors):Sunaryo, SKM, M.Sc (Geografi Kesehatan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Asyhar Tunissea, SKM, M.Kes (Kesehatan Lingkungan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Bina Ikawati, SKM, M.Kes (Kesehatan Lingkungan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Tri Isnani, S.Sos, MPH (Perilaku Kesehatan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Dyah Widiastuti, S.Si, M.Sc (Biologi Molekuler, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Dewi Marbawati, S.Si, M.Sc (Biologi Molekuler, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Zumrotus Sholichah, SKM, M.Sc (Epidemiologi, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Tri Wijayanti, SKM, M.Sc (Parasitologi, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia) Nova Pramestuti, SKM, M.Sc (Entomologi Kesehatan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Hayani Anastasia, SKM, MPH (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang Kesehatan Donggala, Indonesia)Santoso, SKM, M.Sc (Epidemiologi dan Biostatistik, Balai Litbang Kesehatan Baturaja, Indonesia)Endang Pujiastuti, SKM, M.Si (Epidemiologi dan Biostatistik, Loka Litbang Kesehatan Pangandaran, Indonesia)
Redaksi Pelaksana (Management Board):Rahmawati, S.Si, MPHNovia Tri Astuti, SKMPuji Astuti, A.MdSomsiah, A.Md
Mitra Bestari (Scientific Editorial Board):Prof (Riset) dr. Emiliana Tjitra, DTM&H, M.Sc, Ph.D (Epidemiologi Penyakit Menular, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)Prof. Dr. Rosichon Ubaidillah, M.Phill (Entomologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)Prof. drh. Setyawan Budiharta, MPH, Ph.D (Zoonosis, Epizoologi)Dr. dr. Bagoes Widjanarko, MPH, MA (Promosi Kesehatan, Universitas Diponegoro, Indonesia)Dr. M. Sakundarno Adi, M.Sc, Ph.D (Epidemiologi Penyakit Menular, Universitas Diponegoro, Indonesia)Prof. Upik Kesumawati Hadi, MS., Ph.D (Entomologi, Institut Pertanian Bogor, Indonesia)dr. Tri Baskoro Tunggul Satoto, M.Sc., Ph.D (Entomologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia)Siwi Pramatama Mars Wijayanti, S.Si., M.Kes., Ph.D (Epidemiologi Molekuler, Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia)Dr. Tri Ramadani, M.Sc (Entomologi Kesehatan, Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, Indonesia)Dr. Dwi Sarwani Sri Rejeki, SKM, M.Kes (Epidemiologi, Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia)
Perwajahan (Layout):Nur Sholihatin, S.SosRatih Sulistiyanti, A.Md
Sekretariat (Secretariat):Ihda Zuyina Ratna Sari, S.Si, M.ScEndang Setiyani, A.MdBondan Fajar Wahyudi, SKMVina Yuliana, A.Md, KL
Diterbitkan oleh (Published by):Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara
Alamat Redaksi:Jl. Selamanik No 16 A Banjarnegara 53415, Telp/Fax (0286) 594972Website: https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blbEmail: [email protected]
Jurnal BALABA memuat artikel hasil penelitian, telaah pustaka dan tinjauan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan pengendalian penyakit bersumber binatang, diterbitkan dua kali dalam setahun (Juni dan Desember). Jurnal ini terbit sejak Juni 2005 SK No. KH.00.04.196 Tanggal 19 April 2005. Jurnal ini telah Terakreditasi Peringkat 2 Kemenristek Dikti Nomor 30/E/KPT/2018
BALABAJURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG
BANJARNEGARA
VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020
ISSN 1858-0882E-ISSN 2338-9982
JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT
BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA
VOLUME 16 NOMOR 2 DESEMBER 2020
DAFTAR ISI
Prevalensi dan Kepadatan Mikrofilaria pada Desa Non-Endemis Pasca Pengobatan Massal Tahun
Keempat di Kabupaten Tanah Bumbu
Juhairiyah, Dwi Candra Arianti, Erli Hariyati, Deni Fakhrizal, Paisal…………………………... 113-122
Hubungan Infestasi Ctenochepalides felis dan Xenopsylla cheopis dengan Perawatan Kucing
Rumah (Felis catus) di Kabupaten Banjarnegara
Eva Lestari, Rahmawati, Dewi Puspita Ningsih…………………………………………………… 123-134
Gambaran Umum, Prevalensi, dan Pencegahan Antraks pada Manusia di Indonesia
Ihda Zuyina Ratna Sari, Silvia Apriliana…………………………………………………………... 135-148
Knowledge, Attitudes and Practices on Community with Dengue Hemorrhagic Fever in Mataram,
West Nusa Tenggara
Nur Alvira, Tri Baskoro Tunggul Satoto, Tri Wibawa, Roger Frutos, Sylvie Maguin, I Kadek, Ali
Wardana.............................................................................................................................................
149-158
Kepatuhan Jumantik Rumah dalam Mengisi Kartu Jentik Sebagai Upaya Surveilans Vektor DBD
di Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan
Hubullah Fuadzy, Heni Prasetyowati, Endang Puji Astuti................................................................ 159-168
Analisis Spasial Kasus Malaria di Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2018
Destika Dhaniasri, Dwi Sarwani Sri Rejeki, Setyowati Raharjo........................................................ 169-180
Identification of Primary Container of Aedes Mosquitoes Breeding Site in Urban Region of
Dengue Endemic Area, Purwokerto Indonesia
Siwi Pramatama Mars Wijayanti, Devi Octaviana, Sri Nurlaela..................................................... 181-188
Indeks Maya dan Indeks Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Mamuju
Tengah, Sulawesi Barat
Murni, Nelfita, Risti, Hasrida Mustafa, Malonda Maksud……………………………….................
Kondisi Kebersihan Lingkungan Berhubungan dengan Risiko Penularan Kasus Leptospirosis di
Area Pasar Tradisional
189-198
Dyah Widiastuti, Dwi Priyanto…....................................................................................................... 199-208
Gambaran Klinis dan Respon Imun Penderita Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Kristen
Lindi Mara Sumba Timur Selama Bulan Januari Sampai Dengan Desember 2018
Ruben Wadu Wila, Roy Nusa…………………………………....... …………………………………… 209-216
PENGANTAR REDAKSI
BALABA Volume 16 Nomor 2, Desember 2020 memuat 10 artikel. Edisi ini mengulas
beberapa topik yaitu demam berdarah dengue, repelen nyamuk, filariasis, atraktan perangkap telur
Aedes aegypti, filariasis, tikus, keanekaragaman nyamuk, dan insektisida rumah tangga. Artikel
pertama yang berjudul “Prevalensi dan Kepadatan Mikrofilaria pada Desa Non-Endemis Pasca
Pengobatan Massal Tahun Keempat di Kabupaten Tanah Bumbu” membahas keberhasilan pemberian
obat pencegahan secara Massal (POPM) Desa Satiung (desa spot).
Artikel kedua dengan judul “Hubungan Infestasi Ctenocephalides felis dan Xenopsylla cheopis
dengan Perawatan Kucing Rumah (Felis catus) di Kabupaten Banjarnegara.” Dalam penelitian
tersebut diketahui bahwa ada hubungan antara frekuensi kucing dimandikan menggunakan shampoo
khusus kucing dengan keberadaan pinjal kucing. Artikel ketiga berjudul “Gambaran Umum,
Prevalensi, dan Pencegahan Antraks pada Manusia di Indonesia.” Dalam artikel tersebut diketahui
bahwa ada 14 provinsi sebagai daerah endemik antraks di Indonesia. Penyakit ini dapat dicegah
terutama dengan melakukan vaksinasi pada hewan ternak.
Artikel keempat berjudul “Knowledge, Attitudes and Practices on Community with Dengue
Haemorrhagic Fever in Mataram, West Nusa Tenggara” menjelaskan tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan penularan DBD di Mataram. Artikel kelima dengan judul “Kepatuhan Jumantik
Rumah dalam Mengisi Kartu Jentik Sebagai Upaya Surveilans Vektor DBD di Kecamatan Pondok
Aren Kota Tangerang Selatan.” Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa kepatuhan jumantik rumah
mengisi kartu jentik di wilayah kasus DBD rendah lebih baik dibandingkan di wilayah kasus DBD
tinggi.
Artikel keenam dengan judul “Analisis Spasial Kasus Malaria di Kabupaten Banyumas Tahun
2009-2018” menggambarkan tentang endemisitas malaria secara spasial dikaitkan dengan kondisi
lingkungan. Artikel ketujuh dengan judul “Identification of Primary Container of Aedes Mosquitoes
Breeding Site in Urban Region of Dengue Endemic Area, Purwokerto Indonesia.” Dalam artikel
tersebut ditemukan pot bunga dan bak kamar mandi merupakan kontainer utama perkembangbiakan
nyamuk Aedes sp. di wilayah perkotaan.
Artikel kedelapan yang berjudul “Indeks Maya dan Indeks Entomologi Vektor Demam
Berdarah Dengue di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.” Dalam artikel tersebut ditemukan
bahwa indikator entomologi di Kabupaten Mamuju Tengah termasuk kategori sedang, artinya potensi
penularan DBD masih ada. Artikel kesembilan berjudul “Kondisi Kebersihan Lingkungan
Berhubungan dengan Risiko Penularan Kasus Leptospirosis di Area Pasar Tradisional,” mengulas
tentang pekerja pasar (pedagang dan petugas kebersihan) berisiko terinfeksi leptospirosis, dibuktikan
dengan seroprevalensi leptospirosis yang tinggi. Artikel terakhir yang menutup edisi ini berjudul
“Gambaran Klinis dan Respon Imun Penderita Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Kristen
Lindi Mara Sumba Timur Selama Bulan Januari Sampai dengan Desember 2018.” Artikel ini
menggambarkan bahwa infeksi virus Dengue pada penderita DBD di rumah sakit tersebut sebagian
besar infeksi sekunder, artinya pasien terkena infeksi untuk yang kedua kalinya oleh virus yang sama
dari serotipe yang berbeda.
Semoga tulisan-tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Akhir
kata, redaksi Jurnal BALABA mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim, penulis, reviewer dan
mitra bestari, serta seluruh pihak yang mendukung dan membantu penerbitan BALABA Volume 16
No. 2 Desember 2020.
Salam,
Redaksi
LEMBAR ABSTRAK Lembar abstrak ini boleh diperbanyak/dicopy tanpa izin
Juhairiyah, Dwi Candra Arianti, Erli Hariyati,
Deni Fakhrizal, Paisal
(Balai Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Tanah bumbu)
Prevalensi dan Kepadatan Mikrofilaria
pada Desa Non-Endemis Pasca Pengobatan
Massal Tahun Keempat di Kabupaten
Tanah Bumbu
BALABA
Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 113-122
Penelitian yang dilakukan di beberapa tempat
di Indonesia menyebutkan pengobatan massal
dapat menurunkan tingkat endemisitas
filariasis. Kabupaten Tanah Bumbu telah
melakukan pengobatan massal selama 4 tahun
berturut-turut dengan hasil microfilaria rate
pada desa sentinel menurun, namun masih
terdapat penderita filariasis yang tidak
meminum obat sehingga diperlukan penelitian
pada desa spot lainnya di Kabupaten Tanah
Bumbu untuk mengetahui keberhasilan POPM
yang dilakukan. Penelitian ini merupakan studi
observasional dengan desain potong lintang
dilakukan di Desa Satiung/desa spot.
Pengambilan jumlah sampel dilakukan
berdasarkan aturan evaluasi pengobatan.
Responden yang bersedia diambil darahnya
akan diperiksa keberadaan mikrofilaria
menggunakan metode mikroskopis dan
Polymerase Chain Reaction (PCR) serta
dilakukan tanya jawab menggunakan kuesioner
tentang karakteristik dan kepatuhan responden
terhadap POPM. Data dianalisis secara
deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik. Jumlah responden sebanyak 318 dengan
karakteristik sebagian besar merupakan ibu
rumah tangga dengan rentang usia produktif,
persentasi responden meminum obat cukup
tinggi yaitu sebesar 86,16%, namun masih
ditemukan responden tidak meminum obat
yang dapat menyebabkan sumber penularan
lebih lanjut. Hasil PCR ditemukan 2 sampel
positif mikrofilaria Brugia malayi dari 318
sampel (Mf rate = 0,63%), kepadatan rata-rata
116,9 dalam 1 ml darah dengan satu penderita
tidak rutin meminum obat setiap tahun. Perlu
upaya peningkatan kepatuhan masyarakat
terhadap POPM dengan melakukan
penyuluhan dan pengawasan minum obat.
Kata kunci: filariasis, microfilaria rate,
Brugia malayi, daerah non-endemis
---------------------------------------------------------
Eva Lestari, Rahmawati, Dewi Puspita Ningsih
(Balai Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Banjarnegara)
Hubungan Infestasi Ctenocephalides felis
dan Xenopsylla cheopis dengan Perawatan
Kucing Rumah (Felis catus) di Kabupaten
Banjarnegara
BALABA
Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 123-134
Pinjal sebagai ektoparasit hidup pada
permukaan tubuh kucing. Jenis pinjal yang
sering dijumpai yaitu Ctenocephalides felis.
Keberadaan pinjal kucing dapat dipengaruhi
oleh cara perawatan kucing. Pinjal kucing
berpotensi menularkan penyakit pada manusia.
Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi
infestasi pinjal pada kucing rumah dan
mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
keberadaan pinjal tersebut. Jenis penelitian
observasional analitik dengan pendekatan
cross-sectional. Penelitian dilakukan di
Kabupaten Banjarnegara pada Bulan Juni-
November 2019, sebanyak 100 ekor kucing
rumah (Felis catus) diperiksa keberadaan
pinjalnya. Wawancara dilakukan terhadap
pemilik kucing untuk memperoleh informasi
cara perawatan kucing. Data dianalisis secara
deskriptif dan statistik menggunakan uji Mann-
Whitney dan Chi-Square. Hasil penelitian
menunjukkan persentase kucing positif pinjal
lebih besar pada kucing dirawat (82%)
daripada kucing tidak dirawat (68%). Spesies
pinjal kucing yang ditemukan yaitu C. felis
(99,8%) dan Xenopsylla cheopis (0,2%).
Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa
tidak ada perbedaan signifikan antara jumlah
pinjal pada kucing dirawat dan tidak dirawat (p
= 0,072). Uji korelasi menunjukkan adanya
hubungan antara frekuensi kucing dimandikan
menggunakan shampoo khusus kucing dengan
keberadaan pinjal kucing (p = 0,001),
sedangkan kebiasaan kucing dikandangkan (p
= 0,331), pemberian obat kutu/pinjal (p =
0,177), dan jumlah kucing yang dipelihara (p =
0,884) tidak ada hubungan signifikan dengan
keberadaan pinjal pada kucing.
Kata kunci: pinjal, kucing rumah,
Ctenocephalides felis, perawatan kucing
---------------------------------------------------------
Ihda Zuyina Ratna Sari, Silvia Apriliana
(Balai Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Banjarnegara)
Gambaran Umum, Prevalensi, dan
Pencegahan Antraks pada Manusia di
Indonesia
BALABA
Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 135-148
Antraks merupakan neglected zoonotic disease
yang masih menjadi isu global karena dapat
menyebabkan epidemi reguler. Antraks tidak
hanya memberikan pengaruh pada aspek
kesehatan tetapi juga aspek sosial-ekonomi,
keamanan, dan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan dari penulisan narrative review ini
yaitu untuk memberikan gambaran umum
mengenai antraks pada manusia, prevalensi,
dan pencegahannya di Indonesia. Penelusuran
literatur dilakukan dengan menggunakan
peramban seperti Google scholar, Crossref,
Mendeley, PLos One, Elsevier, dan website
resmi Kementerian Kesehatan. Pembatasan
literatur yang digunakan yaitu diterbitkan
antara tahun 2015-2020. Antraks disebabkan
bakteri Bacillus antrachis yang dapat
menginfeksi ternak maupun manusia. Virulensi
bakteri antraks ditentukan oleh kompleks
toksin tripartite dan kapsul asam poli-γ-D-
glutamat. Antraks pada manusia dapat
dijumpai dalam empat bentuk utama yaitu
kutaneus, gastrointestinal, inhalasi, dan injeksi.
Setiap bentuk berpotensi mengalami
komplikasi menjadi antraks meningitis dan
sepsis. Pengobatan antraks umumnya
dilakukan dengan terapi antibiotik. Di
Indonesia sebanyak 14 provinsi dinyatakan
sebagai daerah endemik antraks. Prevalensi
antraks pada manusia di Indonesia bersifat
fluktuatif dan sebagian besar merupakan
antraks kutaneus. Pencegahan dan
pengendalian antraks dapat dilakukan terutama
dengan vaksinasi, mematuhi aturan/SOP dari
instansi berwenang, kerjasama multisektor,
penguatan surveilans antraks, peningkatan
kapasitas sumber daya untuk diagnosis, dan
peningkatan pengetahuan serta kesadaran
masyarakat.
Kata kunci: antraks, Indonesia, prevalensi,
penyakit zoonosis
---------------------------------------------------------
Nur Alvira, Tri Baskoro Tunggul Satoto, Tri
Wibawa, Roger Frutos, Sylvie Maguin, I
Kadek, Ali Wardana
(Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati
Yogyakarta)
Pengetahuan, Sikap dan Praktik
Masyarakat dengan Demam Berdarah
Dengue di Mataram, Nusa Tenggara Barat
BALABA
Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 149-158
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih
menjadi penyakit endemik di Kota Mataram.
Meskipun telah banyak upaya pencegahan
dilakukan, namun jumlah kasus dan kematian
cenderung meningkat. Kondisi ini
menunjukkan bahwa indikator Pengetahuan,
Sikap, Praktik (PSP) tentang DBD pada
masyarakat masih rendah. Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan faktor PSP pada
masyarakat dengan DBD di Kota Mataram.
Penelitian yang dilaksanakan pada Bulan
Oktober-November 2018 menggunakan studi
kasus kontrol. Teknik pengambilan sampel
menggunakan proportional stratified random
sampling. Data PSP diperoleh dari interview
menggunakan kuesioner dan observasi
dilakukan dengan menggunakan form
observasi terstruktur. Analisis data
menggunakan uji regresi logistik sederhana
dan berganda (α = 5%). Faktor yang
berhubungan dengan penularan DBD di
Mataram adalah kebiasaan masyarakat
memelihara ternak, tidak memiliki tempat
pembuangan sampah sementara, rendahnya
pengetahuan tentang DBD, banyak sampah di
sekitar rumah dan faktor determinan adalah
mobilisasi rutin ke daerah endemis (OR =
17,019). Penurunan kasus DBD di Kota
Mataram dapat dilakukan melalui kegiatan
pengendalian vektor terpadu lintas sektor
seperti pengelolaan sampah, membangun
kandang ternak yang sesuai standar kesehatan
dan memberikan edukasi terutama untuk
masyarakat yang tinggal di daerah endemis.
Kata kunci: mobilisasi, sampah, ternak,
pengetahuan, Demam Berdarah Dengue
---------------------------------------------------------
Hubullah Fuadzy, Heni Prasetyowati, Endang
Puji Astuti
(Loka Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Pangandaran )
Kepatuhan Jumantik Rumah dalam
Mengisi Kartu Jentik Sebagai Upaya
Surveilans Vektor DBD di Kecamatan
Pondok Aren Kota Tangerang Selatan
BALABA
Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 159-168
Kartu jentik pada program G1R1J dapat
digunakan sebagai media surveilan vektor.
Penerapan kartu tersebut masih mengalami
kendala. Studi ini menganalisis kepatuhan
Jumantik rumah mengisi kartu jentik di
wilayah kasus DBD tinggi dan rendah Kota
Tangerang Selatan. Data kuantitatif melalui
wawancara menggunakan kuesioner terhadap
268 Jumantik rumah, sedangkan data kualitatif
melalui wawancara mendalam terhadap 10
informan terpilih. Variabel karakteristik,
pengetahuan, sikap dan tindakan dianalisis
menggunakan uji Mann Whitney untuk melihat
perbedaan kelompok, sedangkan analisis
kualitatif menggunakan Strengtness,
Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) untuk
mengidentifikasi potensi dan motivasi
kepatuhan Jumantik rumah. Hasil studi
menunjukkan sebagian besar responden adalah
perempuan usia produktif. Sebagian besar
responden mengetahui bentuk dan manfaat
kartu jentik (p-value 0,101; 0,248), namun
responden tidak mengetahui siapa yang
mengisi kartu (p-value 0,636). Hasil tersebut
tidak berbeda (signifikan) antara kelompok
kasus DBD rendah dan tinggi, hasil ini sama
dengan analisis variabel sikap (p-value 0,254
dan 0,636). Hasil analisis tindakan
menunjukkan bahwa ada perbedaan praktek
rutinitas pengisian dan pemeriksaan kartu
jentik antara kelompok kasus rendah dan tinggi
(p value 0,000; 0,005) begitupula dengan
pelaksanaan sosialisasi G1R1J (p value 0,000).
Kepatuhan Jumantik rumah mengisi kartu
jentik di wilayah kasus DBD rendah lebih baik
dibandingkan di wilayah kasus DBD tinggi.
Hambatan dalam pengisian kartu jentik adalah
kurangnya sarana, usia lanjut, kelemahan
penglihatan, kesibukan, dan lupa.
Kata kunci: kartu kontrol, Jumantik rumah,
surveilans vektor DBD, Tangerang Selatan
---------------------------------------------------------
Destika Dhaniasri, Dwi Sarwani Sri Rejeki,
Setyowati Raharjo
(Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal
Soedirman)
Analisis Spasial Kasus Malaria di
Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2018
BALABA
Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 169-180
Malaria masih menjadi salah satu masalah
kesehatan di Kabupaten Banyumas. Informasi
spasial dapat digunakan sebagai salah satu
strategi dalam pengendalian malaria. Penelitian
ini bertujuan untuk menggambarkan
endemisitas malaria secara spasial di
Kabupaten Banyumas tahun 2009-2018 dan
dikaitkan dengan kondisi lingkungan.
Penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan
pendekatan spasial deskriptif. Data yang
dikumpulkan merupakan data sekunder yang
diperoleh dari berbagai sumber yaitu Dinas
Kesehatan, Badan Pusat Statistik, Badan
Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) dan
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas.
Analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif yang diolah dengan software ArcGis.
Hasil penelitian menunjukan jumlah kasus
malaria selama periode 2009-2018 di
Kabupaten Banyumas berjumlah 1624 kasus.
Persebaran terbanyak di Kecamatan Sumpiuh
dan Kecamatan Tambak. Tren Annual Parasite
Incidence (API) dari tahun 2009-2018 semakin
baik, periode 2009-2012 masih ditemukan
kecamatan kategori Moderate Case Incidence
(MCI) dan High Case Incidence (HCI), tetapi
pada periode tahun 2013-2018 hanya
ditemukan kecamatan kategori Low Case
Incidence (LCI) saja yaitu Sumpiuh dan
Kebasen, selain itu bebas malaria. Hasil
analisis spasial menunjukkan sebagian besar
kasus malaria berada pada wilayah kategori
kepadatan penduduk sedang. Tren persebaran
malaria secara spasial di Kabupaten Banyumas
sudah semakin baik, walaupun begitu kondisi
lingkungan masih berpotensi untuk
menularkan malaria.
Kata kunci: analisis spasial, malaria,
Banyumas
---------------------------------------------------------
Siwi Pramatama Mars Wijayanti, Devi
Octaviana, Sri Nurlaela
(Departemen Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal
Soedirman)
Identifikasi Kontainer Utama Tempat
Perkembangbiakan Nyamuk Aedes di
Wilayah Perkotaan Daerah Endemis DBD,
Purwokerto Indonesia
BALABA
Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 181-188
Upaya pencegahan dan penanggulangan
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih
bergantung pada upaya menurunkan populasi
vektor yakni nyamuk Aedes sp. dengan
metode Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN). Oleh karena itu, identifikasi kontainer
utama untuk perkembangbiakkan nyamuk
Aedes sp. terutama di daerah endemis
wilayah perkotaan penting dilakukan untuk
pencegahan DBD yang efektif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi kontainer
utama tempat perkembangbiakkan nyamuk
Aedes sp. di daerah endemis wilayah
perkotaan. Penelitian ini merupakan studi
deskriptif dengan desain cross-sectional.
Penelitian dilakukan di daerah endemis
wilayah perkotaan, Purwokerto, Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.
Observasi dilakukan pada 300 rumah di tiga
wilayah perkotaan yakni Arcawinangun,
Purwanegara dan Karangpucung (masing-
masing area 100 rumah). Sebanyak 1504
kontainer air diamati pada penelitian ini.
Setiap kontainer diamati dan dicatat tipe,
warna, kondisi penutup, posisi, dan
keberadaan larvanya. Analisis data dilakukan
dengan menghitung persentase tipe kontainer,
warna kontainer, kondisi tutup, lokasi
kontainer, dan keberadaan larva. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pot bunga dan
bak kamar mandi merupakan kontainer utama
perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. di
wilayah perkotaan. Karakteristik kontainer
yang positif ditemukan larva Aedes sp.
umumnya terbuka, berwarna terang, dan
posisi berada di dalam rumah. Upaya
pencegahan DBD dengan menarget kontainer
utama tempat perindukan nyamuk diharapkan
dapat menurunkan kepadatan nyamuk
dewasa.
Kata kunci: dengue, kontainer, nyamuk,
Aedes sp.
--------------------------------------------------------
Murni, Nelfita, Risti, Hasrida Mustafa,
Malonda Maksud
(Balai Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Donggala)
Indeks Maya dan Indeks Entomologi
Vektor Demam Berdarah Dengue di
Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi
Barat
BALABA
Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 189-198
Keberadaan kontainer sebagai habitat potensial
bagi perkembangbiakan nyamuk di tengah
masyarakat dapat mempengaruhi kepadatan
populasi Aedes. Indeks maya merupakan
indikator untuk mengukur jumlah kontainer
yang dapat menjadi tempat nyamuk
berkembang biak. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran indeks maya dan
indeks entomologi di Kabupaten Mamuju
Tengah, Provinsi Sulawesi Barat. Penelitian ini
merupakan penelitian observasional yang
dilakukan pada tahun 2015 di tiga Kecamatan
(Topoyo, Tappilina, dan Karossa) Kabupaten
Mamuju Tengah. Pengumpulan data melalui
wawancara terstruktur terhadap kepala rumah
tangga pada 100 rumah yang dipilih secara
acak dengan metode rumah terdekat dan
pengukuran kepadatan larva menggunakan
metode single larva. Hasil analisis indeks
maya menunjukkan bahwa nilai Breeding Risk
Index (BRI) untuk tiga kecamatan di
Kabupaten Mamuju Tengah sebagian besar
berada pada kategori sedang, sedangkan nilai
Hygiene Risk Index (HRI) dan Maya Index
(MI) berada pada kategori rendah. Berdasarkan
indikator House Index (HI) dan Container
Index (CI) menunjukkan bahwa kepadatan
jentik (density figure) di Kabupaten Mamuju
tengah tergolong sedang, meskipun demikian
potensi terjadinya penularan DBD masih tetap
ada.
Kata kunci: indeks maya, indeks entomologi,
Sulawesi Barat
--------------------------------------------------------
Dyah Widiastuti, Dwi Priyanto
(Balai Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Banjarnegara)
Kondisi Kebersihan Lingkungan
Berhubungan dengan Risiko Penularan
Kasus Leptospirosis di Area Pasar
Tradisional
BALABA
Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 199-208
Leptospirosis berkaitan dengan pekerjaan yang
berisiko menyebabkan paparan terhadap
pekerja ke lingkungan yang terkontaminasi
Leptospira patogen. Risiko pajanan
leptospirosis di pasar perlu dikaji karena
merupakan tempat berkumpul banyak orang
sehingga dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan untuk mengantisipasi terjadinya
penularan leptospirosis. Tujuan penelitian ini
adalah menentukan hubungan kondisi
lingkungan pasar meliputi kebersihan, tingkat
kepadatan tikus, dan keberadaan tikus positif
leptospira dengan riwayat paparan
leptospirosis pada pekerja pasar (pedagang dan
petugas kebersihan). Suatu studi cross
sectional dilakukan di 35 pasar di
Banjarnegara dan 175 pekerja pasar dipilih
acak. Sampel darah dianalisis dengan Enzyme
Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
terhadap protein antigen Leptospira patogen
(40 Kda). Penangkapan tikus dilakukan di
setiap pasar selama dua hari menggunakan 100
perangkap. Tikus yang tertangkap diperiksa
dengan Polymerase Chain Reaction (PCR)
untuk mendeteksi keberadaan Leptospira
dalam ginjalnya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa paparan leptospirosis ditemukan pada
pedagang dan petugas kebersihan yang
tersebar di 17 pasar di Banjarnegara. Hasil
pemeriksaan PCR menunjukkan adanya tikus
positif terinfeksi Leptospira patogen yang
tersebar di empat pasar di Banjarnegara. Uji
chi square menunjukkan bahwa kondisi
kebersihan di area pasar secara signifikan
berpengaruh dengan riwayat pajanan
leptospirosis. Pekerja pasar (pedagang dan
petugas kebersihan) berisiko terinfeksi
leptospirosis, dibuktikan dengan seroprevalensi
leptospirosis yang tinggi dalam penelitian ini.
Kata kunci: leptospirosis, pasar, kebersihan
--------------------------------------------------------
Ruben Wadu Wila, Roy Nusa
(Loka Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Waikabubak)
Gambaran Klinis dan Respon Imun
Penderita Demam Berdarah Dengue di
Rumah Sakit Kristen Lindi Mara Sumba
Timur Selama Bulan Januari Sampai
Dengan Desember 2018
BALABA
Vol. 16 No. 2, Desember 2020, Hal. 209-216
Demam berdarah Dengue (DBD) adalah
penyakit arboviral yang tersebar luas di seluruh
dunia. Virus Dengue menular ke manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes betina yang
telah terinfeksi. Infeksi dari salah satu serotipe
virus pada mayoritas kasus terkadang tidak
menimbulkan gejala atau bisa menimbulkan
gejala klinis. Infeksi virus Dengue
menyebabkan tubuh merespon secara klinis
dan membentuk antibodi. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan gambaran klinis
dan respon imun pada penderita Demam
Berdarah Dengue. Artikel ini menggunakan
desain studi observasional terhadap data
sekunder hasil pemeriksaan serologi IgM dan
IgG dari 52 penderita infeksi DBD di Rumah
Sakit Lindi Mara tahun 2018. Hasil analisis
deskriptif menunjukkan penderita DBD laki-
laki sebanyak 55,8%, dan umur terbanyak pada
remaja yaitu 34,6%. Gambaran klinis
terbanyak adalah demam 91,4%; sakit kepala
24,0%; nyeri telan 20,8%; muntah 21,8%; dan
nyeri ulu hati 18,7%. Pemeriksaan serologis
menunjukkan 19,2% positif IgM; 36,5% IgG;
dan sebanyak 44,2% positif IgM dan IgG.
Infeksi virus Dengue pada 52 penderita di
Kabupaten Sumba Timur sebagian besar
merupakan infeksi sekunder (80,8%) dengan
kelompok umur yang paling banyak terinfeksi
adalah kelompok dewasa ( ≥ 16 tahun).
Kata kunci: Demam Berdarah Dengue,
serologi, IgM, IgG, Sumba Timur
---------------------------------------------------------
ABSTRACT SHEET This abstract sheet may reproduced/copied without permission
Juhairiyah, Dwi Candra Arianti, Erli Hariyati,
Deni Fakhrizal, Paisal
(Health Research and Development Unit of
Tanah Bumbu)
Prevalence and Density of Microfilaria in
Non-Endemic Villages Post Fourth Year of
Mass Treatment in Tanah Bumbu District
BALABA
Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 113-122
Research conducted at several places in
Indonesia stated that mass treatment can
reduce the level of endemicity of filariasis.
Tanah Bumbu Regency has conducted mass
treatment for 4 years in a row with the results
of MF rate in sentinel villages decreased,
However, there are still filariasis sufferers who
do not take the drug so that research is needed
in other spot villages in Tanah Bumbu Regency
to determine the success of POPM. This study
is an observational study with a cross-
sectional design that was conducted at the
Satiung/spot village. The sampling technique is
based on treatment evaluation rules.
Respondents who are willing to have their
blood drawn will be examined for the presence
of microfilaria using microscopic methods and
polymerase chain reaction (PCR) and will be
asked a questionnaire about the characteristics
and compliance of respondents to POPM.
Data were analyzed descriptively and
presented in tables and graphs. Total
respondents 318 with the characteristics are
mostly housewives at a productive age range,
the percentage of respondents taking drugs is
quite high at 86.16%, but still found the
respondents did not take a medicine that can
cause further infection source. PCR
examination found 2 positive samples of
Brugia malayi microfilaria from 318 samples
(Mf rate = 0.63%), the average density of
116.9 in 1 ml of blood in one patient did not
routinely take medicine every year. Efforts
should be made to increase public compliance
with POPM by conducting counseling and
supervision on taking drugs.
Keywords: filariasis, microfilaria rate, Brugia
malayi, non-endemic areas
---------------------------------------------------------
Eva Lestari, Rahmawati, Dewi Puspita Ningsih
(Health Research and Development Unit of
Banjarnegara)
The Correlation Between Infestation of
Ctenochepalides felis and Xenopsylla
cheopis with Domestic Cats (Felis catus)
Nurtureship in Banjarnegara Regency
BALABA
Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 123-134
Fleas as ectoparasites live on the cat's body
surface. Ctenocephalides felis is one of the
type fleas that often found in cats. The
presence of fleas in cats can be influenced by
the way the cat is groomed. Fleas in cats have
the potential to transmit the disease to a
human. The purpose of this study was to
determine fleas infestation in domestic cats
and determine factors that affect the presence
of fleas in cats. This study was observational
analytic with a cross-sectional approach and
conducted in Banjarnegara Regency on June-
November 2019. Total of 100 domestic cats
(Felis catus) were checked for fleas. Interviews
were conducted with cat owners to obtain
information on how to groom cats. Data were
analyzed descriptively and statistically using
Mann-Whitney and Chi-Square Test. The
results showed a greater percentage of fleas
positive in groomed cats (82%) than
ungroomed cats (68%). Fleas species found in
cats were C. felis (99.8%) and Xenopsylla
cheopis (0.2%). Based on statistical analysis
there was no difference amount of fleas
between groomed cats and ungroomed (p =
0.072). A correlation test showed a
relationship between the frequency of cats
being bathed with cat-specific shampoo and
the presence of fleas in cats (p = 0.001). While
the habits of cats caging (p = 0.331), the
supply of ectoparasiticides (p = 0.177), and
the number of cats kept (p = 0.884) showed no
significant relationship with the presence of
fleas in cats.
Keywords: fleas, domestic cats,
Ctenocephalides felis, cats nurture
---------------------------------------------------------
Ihda Zuyina Ratna Sari, Silvia Apriliana
(Health Research and Development Unit of
Banjarnegara)
General Description, Prevalence, and
Prevention of Human Anthrax in Indonesia
BALABA
Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 135-148
Anthrax is a neglected zoonotic disease that
remains a global issue because it can cause
regular epidemics. Anthrax affects not only
health systems but also social-economic
conditions, safety, and welfare of the people.
This paper aimed to give an overview of
human anthrax, prevalence, and prevention in
Indonesia. A literature search was performed
using search engines such as Google Scholar,
Crossref, Mendeley, PLoS One, Elsevier, dan
the Ministry of Health official website. The
literature used were published between 2015-
2020. Anthrax is caused by Bacillus anthracis
that affects animals and humans. The virulence
factors of these bacteria are determined by the
tripartite toxin complex and poly-γ-D-glutamic
acid capsule. Anthrax in humans can be found
in four forms, namely cutaneous,
gastrointestinal, inhalational, and injection
anthrax. Each form of anthrax can develop
into meningitis and sepsis. Anthrax treatment
is commonly done by administering antibiotics.
In Indonesia, 14 provinces have been declared
anthrax endemic areas. The prevalence of
human anthrax in Indonesia is fluctuating and
most of it is cutaneous anthrax. Prevention and
control of anthrax can be done mainly by
vaccination, obeying the rules or standard
operating procedures of the authorities,
multisectoral cooperation, strengthening
anthrax surveillance, increasing resources for
diagnosis, increasing public knowledge, and
awareness
Keywords: anthrax, Indonesia, prevalence,
zoonotic disease
---------------------------------------------------------
Nur Alvira, Tri Baskoro Tunggul Satoto, Tri
Wibawa, Roger Frutos, Sylvie Maguin, I
Kadek, Ali Wardana
(Study Program of Public Health, Faculty of
Health Science, Respati University of
Yogyakarta)
Knowledge, Attitudes and Practices on
Community with Dengue Haemorrhagic
Fever in Mataram, West Nusa Tenggara
BALABA
Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 149-158
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a
major health problem in Mataram. Even
though there have been many prevention
efforts, the rates of morbidity and mortality
tend to increase. This condition shows that the
indicators of Knowledge, Attitude, and
Practice (KAP) about DHF in the community
are still low. This study aims to prove the
factors KAP in the community with DHF in
Mataram City. The research conducted in
October-November 2018 used a case-control
study. The sampling technique used
proportional stratified random sampling. The
KAP data were collected by interview using
questionnaires and observation using a
structured checklist. Data analysis used a
simple and multiple logistic regression test (α
= 5%). Factors related to DHF transmission
in Mataram are the communities' habit of
raising livestock, does not have a temporary
landfill, low knowledge about DHF, lots of
garbage around the house and the determinant
factor is a routine mobilization to endemic
areas (OR = 17.019). DHF reduction in
Mataram City can be carried out through
integrated cross-sectoral vector control
activities as through waste management; build
livestock pens according to health standards
and provide education, especially for
community living in endemic areas.
Keywords: mobilization, waste, livestock,
knowledge, Dengue Haemorrhagic Fever
---------------------------------------------------------
Hubullah Fuadzy, Heni Prasetyowati, Endang
Puji Astuti
(Health Research and Development Unit of
Pangandaran)
House Larva Monitoring Obedience to Fill
Control Form As a Vector Surveillance Effort
in Pondok Aren Sub District South
Tangerang
BALABA
Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 159-168
Control form in one house one Jumantik
program can be a vector surveillance media.
The implementation of the control form has
many obstacles. This study described the
compliance of Jumantik in filling control form
in high and low dengue case area in South
Tangerang. Quantitative data were obtained
using a closed questionnaire with 268
respondents. Qualitative data were obtained
from in-depth interviews with 10 selected
informants. Variables in the form of
characteristics, knowledge, attitudes and
actions were analyzed using the Mann Whitney
test to see group differences, while qualitative
analysis by identifying potential and
motivation for compliance in filling control
form which is categorized into Strengtness,
Weakness, Opportunity, Threat (SWOT)
analysis. The results show that most of the
respondents are women who in productive age.
Most of the respondents knew the form and
benefits of the control form (p-value 0.101;
0.248), but respondents didn’t know who filled
out the forms (p-value 0.636). These results did
not differ significantly between low and high
DHF case groups, these results were the same
as the analysis of attitude variables (p-value
0.254 and 0.636). The action analysis showed
that there were differences in the routine
practice of filling and checking control forms
between the low and high case groups (p-value
0.000; 0.005) as well as the implementation of
G1R1J socialization (p-value 0.000). House
larva monitoring obedience to fill control form
in areas with low Dengue cases is better than
in areas with high Dengue cases. The
challenges in filling control form were lack of
facilities, old age of staff, visual impairment,
busyness, and forgetfulness.
Keywords: control card, household Jumantik,
vector surveillance, South Tangerang
---------------------------------------------------------
Destika Dhaniasri, Dwi Sarwani Sri Rejeki,
Setyowati Raharjo
(Department of Public Health, Faculty of
Health Sciences, Jenderal Soedirman
University)
Spatial Analysis of Malaria in Banyumas
Regency 2009-2018
BALABA
Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 169-180
Malaria is still a public health problem in the
Banyumas district. Spatial information can be
used as a strategy to control malaria. This
study aimed to describe malaria cases using
spatial analysis in the Banyumas District from
2009 to 2018 based on environmental
conditions. This research was quantitative
method conducted by a descriptive spatial
approach. Data collected by secondary data
which was obtained from various sources such
as Health Agency, Statistics Indonesia,
Indonesian Ministry of National Development,
National Institute of Research and
Development, and Office of Public Works of
Banyumas. The data analysis implemented was
descriptive and processed with ArcGis
software. The findings illustrated that the
number of malaria cases during the 2009-2018
period in Banyumas district was 1624 cases.
The most dominant malaria cases distribution
were in Sumpiuh and Tambak Subdistrict. The
Trend of API from 2009 to 2018 was getting
better, 2009 to 2012 found that there were
subdistricts with Moderate Case Incidence
(MCI) and High Case Incidence (HCI),
however, Low Case Incidence (LCI) was
present in 2013 to 2018 in Sumpiuh and
Kebasen subdistricts and the rests were free
from malaria. The results of spatial analysis
discovered that most of the malaria cases were
in the medium population density area. The
distribution of malaria cases has decreased
significantly, even though the environmental
conditions still potentially transmit malaria.
Keywords: spatial analysis, malaria,
Banyumas
---------------------------------------------------------
Siwi Pramatama Mars Wijayanti, Devi
Octaviana, Sri Nurlaela
(Department of Public Health, Faculty of
Health Sciences, Jenderal Soedirman
University)
Identification of Primary Container of Aedes
Mosquitoes Breeding Site in Urban Region of
Dengue Endemic Area, Purwokerto
Indonesia
BALABA
Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 181-188
Dengue prevention and control more reliant on
reducing its vector, Aedes sp. mosquitoes by
mosquito breeding nest eradication method.
Therefore, identification of the primary
container of the Aedes sp. breeding site
particularly in the urban region of dengue-
endemic area is a crucial effort to conduct an
effective dengue prevention program. This
research aimed to identify the primary
container of the Aedes sp. breeding site in the
urban region of the dengue-endemic area. This
is a descriptive cross-sectional study, located
in an urban region of dengue-endemic area
within Banyumas Regency of Central Java
Indonesia. A total of 300 houses in three urban
areas were observed in urban areas of
Purwokerto namely Arcawinangun,
Purwanegara, and Karangpucung (100 houses
each area). A total of 1504 water-holding
containers were observed. All container was
observed and recorded the type, color, lid
condition, position, and the presence of
mosquito larvae. The analysis was conducted
by calculating the percentage of types, color,
lid condition, and position of the container
also the presence of mosquito larvae. The
result of this study highlighted that flower pots
and bathtubs were the primary types of
containers with Aedes sp. larvae in the urban
area. The characteristics of larvae-positive
containers mostly open, bright, and located
indoor position. Dengue prevention efforts by
targeting the primary types of containers for
mosquito breeding are expected to reduce the
adult mosquito population.
Keywords: dengue, container, mosquitoes,
Aedes sp.
---------------------------------------------------------
Murni, Nelfita, Risti, Hasrida Mustafa,
Malonda Maksud
(Health Research and Development Unit of
Donggala)
Maya Index and Entomology Index of
Dengue Hemorrhagic Fever Vector in
Central Mamuju Regency, West Sulawesi
BALABA
Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 189-198
The existence of containers as a potential
habitat breeding places for mosquitoes in the
community can affect the population density of
Aedes. The maya index is an indicator to
measure the number of containers that can be
a breeding places for mosquitoes. This study
aims to determine maya index and entomology
index in Central Mamuju Regency, West
Sulawesi Province. This study was an
observational study conducted in 2015 in three
sub-districts (Topoyo, Tappilina, and Karossa)
in Central Mamuju Regency. Data collection
through structured interviews with household
heads in 100 randomly selected houses using
the closest house method and measuring larvae
density using the single larva method. The
results showed that the Breeding Risk Index
(BRI) for the three sub-districts in Central
Mamuju Regency are mostly in the medium
category, while Hygiene Risk Index (HRI) and
Maya Index (MI) are in a low category. Based
on House Index (HI) and Container Index (CI)
indicators means Central Mamuju Regency
have a moderate risk of transmission Dengue.
Keywords: maya index, entomology index,
West Sulawesi
---------------------------------------------------------
Dyah Widiastuti, Dwi Priyanto
(Health Research and Development Unit of
Banjarnegara)
Hygene Condition Related to The
Transmission Risk of Leptospirosis in
Traditional Market Area
BALABA
Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 199-208
Leptospirosis is associated with occupations
which exposed workers to contaminated
environments. The risk of leptospirosis
exposure in the market as a gathering place for
many people needs to be assessed, to obtain
the basis for decision making to anticipate
leptospirosis transmission. This study aimed to
determine the relationship between market
environmental conditions including market
sanitation conditions, the level of rat density
and the presence of leptospira-positive rats
toward the history of leptospirosis exposure
among market workers (traders and janitors).
A cross sectional study conducted in 35
markets in Banjarnegara and 175 market
workers randomly selected. Blood samples
analysed using ELISA against 40 Kda
pathogenic Leptospira protein. Rat trapping
conducted in each market for two days with
100 traps. The caught mice examined with
Polymerase Chain Reaction (PCR) to detect
the presence of Leptospira bacteria in their
kidneys. Leptospirosis exposure was spread in
17 markets in Banjarnegara. The PCR
examination showed that the pathogenic
Leptospira infected rats were spread in four
markets in Banjarnegara. Chi square test
showed that the hygene condition in market
area was significantly associated with the
leptospirosis exposure. Markets workers
(traders and janitors) were at risk for
leptospirosis proved by high seroprevalence of
leptospirosis in this study.
Keywords: leptospirosis, market, hygiene
--------------------------------------------------------
Ruben Wadu Wila, Roy Nusa
(Health Research and Development Unit of
Waikabubak)
Clinical Features and Immune Response on
Dengue Hemorrhagic Fever Patients in
Lindi Mara Christian Hospital Eastern
Sumba, During January to December 2018
BALABA
Vol. 16 No. 2, 2020 December, p. 209-216
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an
arboviral disease that is widespread
worldwide. Dengue virus is transmitted to
humans through the bite of an infected female
Aedes mosquito. Infection of one of the viral
serotypes in the majority of cases causes no
symptoms or may cause clinical symptoms.
Dengue virus infection causes the body to
respond clinically and form antibodies. This
research study is to provide clinical features
and immune response in patients with Dengue
hemorrhagic fever. This article uses an
observational study design of secondary data
of both IgM and IgG sequential examinations
of 52 people with Dengue hemorrhagic fever
infections at Lindi maria hospital in 2018.The
results of the descriptive analysis showed that
male population with Dengue hemorrhagic
fever was 55.8%, and the highest rate of
infection was in adolescents 34.6%. The most
clinical features found were fever 91.4%;
headache 24.0%; swallow pain 20.8%;
vomiting 21.8%; and gastric pain18.7%.
Serological examination showed 19.2%
positive IgM; 36.5% IgG; and 44.2% positive
both IgM and IgG. The Dengue virus infection
in 52 patients in East Sumba is mostly
secondary infection (80.8%) with the most
infected age group is the adult group (≥ 16
years old).
Keywords: Dengue Hemorrhagic fever,
serology, IgM, IgG, Eastern Sumba
---------------------------------------------------------