bangir kuliah

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Tempe berdasarkan pembentukannya merupakan danau paparan banjir yang berasal dari depresi lempeng bumi Asia-Australia, terletak di wilayah Sulawesi Selatan antara sungai Walanae Cenranaepada koordinat 4 o 00’00” - 4 o 15’00” LS dan 119 o 52’30” - 120 o 07’30” BT. Melintasi tujuh kecamatan yang tersebar pada tiga kabupaten. Luas Danau Tempe mencapai 47.800 ha pada saat tinggi muka air (TMA) mencapai elevasi 10 m dari permukaan laut (dpl). Kondisi Danau Tempe saat ini, memiliki luas permukaan atau genangan air yang berfluktuasi tergantung musim. Pada musim kemarau Danau Tempe hanya memiliki luas 10.000 ha dengan kedalaman air antara 0,50 – 2,00 m. Sedangkan pada musim hujan luasnya mencapai 28.000- 43.000 ha dengan rata-rata TMA pada kisaran 6,0–9,0 m dpl. Sungai yang menuju ke Danau Tempe terdiri atas 23 sungai dan membentuk dua sistem sungai dan catchment area, yaitu Sungai Bila yang mengalir dari arah utara dengan luas 1

description

jdhsgjf,gsfufgh,gmnbfgdxf,bhdgfjgHJFgvhdjsgjvhbxzjuvbj

Transcript of bangir kuliah

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDanau Tempe berdasarkan pembentukannya merupakan danau paparan banjir yang berasal dari depresi lempeng bumi Asia-Australia, terletak di wilayah Sulawesi Selatan antara sungai Walanae Cenranaepada koordinat 4o0000 - 4o1500 LS dan 119o5230 - 120o0730 BT. Melintasi tujuh kecamatan yang tersebar pada tiga kabupaten. Luas Danau Tempe mencapai 47.800 ha pada saat tinggi muka air (TMA) mencapai elevasi 10 m dari permukaan laut (dpl). Kondisi Danau Tempe saat ini, memiliki luas permukaan atau genangan air yang berfluktuasi tergantung musim. Pada musim kemarau Danau Tempe hanya memiliki luas 10.000 ha dengan kedalaman air antara 0,50 2,00 m. Sedangkan pada musim hujan luasnya mencapai 28.000- 43.000 ha dengan rata-rata TMA pada kisaran 6,09,0 m dpl. Sungai yang menuju ke Danau Tempe terdiri atas 23 sungai dan membentuk dua sistem sungai dan catchment area, yaitu Sungai Bila yang mengalir dari arah utara dengan luas catchment area1.368 km2 dan Sungai Walanae yang mengalir ke dalam sungai Cenranae dari arah selatan dengan luas catchment area 3.190 km2. Sedangkan Danau Tempe sendiri mempunyai luas catchment area 1.580 km2. Sungai Cenranae selain mengalirkan air Sungai Walanae ke dalam Danau Tempe pada musim hujan, sungai ini juga merupakan outlet danau ke arah timur sampai Teluk Bone sepanjang 70 km. Curah hujan di daerah danau sebesar 1.400-1.800 mm/tahun dan di catchment area Bila dan Walanae sebesar 1.400-4.000 mm/tahun. Di samping Danau Tempe, terdapat pula Danau Sidenreng dan Danau Buaya. Pada mulanya ketiga danau ini merupakan satu kesatuan yang dikenal sebagai sistem Danau Tempe, tetapi karena sedimentasi yang berlangsung secara terus menerus dan terjadi pendangkalan, maka ketiganya terpisah dan masing-masing mempunyai nama tersendiri. Danau Tempe adalah terminal sekunder (tempat penampungan yang mengumpulkan aliran dari sejumlah sungai) dari sungai-sungai di sekelilingnya sebelum mengalir keluar ke Teluk Bone. Sebagai terminal sekunder bagi sungai-sungai, fluktuasi muka air Danau Tempe tergantung pada aliran masuk dan keluar ke dan dari Danau Tempe. Muka air tinggi disebabkan tidak cukupnya kapasitas Sungai Cenranae dan penurunan kapasitas tampungan Danau Tempe, yang disebabkan oleh sedimentasi. Sedimentasi di dasar danau sebagai akibat dari kerusakan hutan pada bagian hulu sub-sub DAS yang merupakan anak sungai yang mengalir ke Danau Tempe. Di musim hujan, air danau berasal dari DAS-DAS yang lebih tinggi dari sungai-sungai di sekelilingnya. Aliran sungai dihambat oleh arus balik dari danau dan seringkali menyebabkan banjir, menggenangi lahan pertanian. Musim kemarau : Sementara itu di musim kemarau lahan pertanian di daerah sawah tadah hujan menjadi kering dan jumlah ikan di danau mengalami penurunan. Wilayah danau yang kering seringkali digunakan oleh penduduk setempat untuk menanam palawija, yang dianggap sebagai salah satu penyebab sedimentasi danau yang berasal dari sisa-sisa pertanian.Sistim navigasi rakyat tidak berjalan karena muka air sungai menurun.

1.2 TujuanPada Musim Kemarau bisa mengatur muka air sungai cenranae sehingga kebutuhan air dihilir terpenuhi , dan mempertahankan muka air Danau Tempe pada elevasi + 6.0 m sehingga kegiatan ekonomi masyarakat dibidang perikanan , pertanian , perhubungan /navigasi sungai bisa berjalan .

BAB IIPEMBAHASANPeningkatan pengelolaan sumber daya air di wilayah Muara Cenranae akan dilakukan secara terpadu walaupun pelaksanaan dilakukan tahap demi tahap mulai dari pantai Muara Cenranae sampai ke hulu sungai atau sebaliknya dari hulu yang terkait dengan keterbatasan dana dan kebutuhan yang sangat mendesak. Pelaksanaanya berupa konstruksi dan non konstruksi, antara lain : 1. bendungan penahan sediment; 2. pengembangan konservasi daratan dan pantai; 3. pembangunan Bendung gerak Tempe; 4. normalisasi sungai; 5. pembangunan Jetti Muara Cenranae; 6. pembangunan pemecah ombak Cenranae, dan sebagainya yang bisa diuraikan sebagai berikut:1.Dam Penahan Sedimen. Pembangunan Dam Penahan Sedimen ini sangat bermanfaat untuk menanggulangi sedimin yang mengarah ke hilir termasuk yang masuk ke Danau Tempe, Danau Sidenreng dan Danau Buaya. karena itu perlu dibangun di hulu sungai dan ditempat tempat yang rawan longsor.

2. Pengembangan Konservasi Daratan dan Pantai.Pengembangan konservasi daratan berwawasan lingkungan hidup WalanaE Cenranae akan bermanfaat untuk mencegah terjadinya tanah longsor sekaligus mencegah adanya erosi. karena itu pelestarian pohon yang sudah ada akan tetap dipertahankan. Bila-mana perlu menanam sebayak mungkin pohon baru untuk mencegah erosi dan tanah longsor misalnya Pohon Matoa, Beringin, Bambu, dsb. Adanya acara acara tradisional, adanya aneka fauna dan flora setempat akan tetap dilestarikan sebagai daya tarik wisatawan yang kelak akan menjadi tujuan wisata unggulan yang akan berlanjut dengan munculnya hotel, restoran, pasar ikan, dan sebagainya. Berdasarkan pemantauan lingkungan, jenis hewan dan tanaman di Danau Tempe dan sekitarnya adalah : ikan 21 jenis, burung 72 jenis, menyusui 1 jenis, Moluska 8 jenis, reptil 6 jenis dan tanaman 68 jenis. Pengembangan Konserva-si pantai dan daratan berwawasan lingkungan, mencakup kegiatan pelestarian tanaman yang sudah ada bahkan menanam baru pepohonan dan tanaman yang dianggap cocok untuk menghindari abrasi pantai, yang cocok dikembangkan adalah pohon kelapa, bakau, rumput laut, dsb. Berdasarkan pengamatan ling-kungan, banyak kehidupan yang menarik di Pantai/pesisir Cenranae, antara lain; penangkapan ikan treasional, adanya panorama alam, acara acara tradisio-nal, aneka fauna dan flora pantai Cenranae daya tarik para wisatawan dan dapat dikembangkan menjadi tujuan wisata andalan karena itu kelangsungan hidupnya perlu kita jaga. Foto lingkungan hidup di Danau Tempe sampai ke pantai Cenranae ditampilkan pada Gambar 11 agar lebih memperjelas lingkungan hidup disana sampai saat ini.

3. Pembangunan Bendung Gerak Tempe.Bendung Gerak Tempe saat ini se-dang dibangun yang akan sangat berperan sebagai penormalisir elevasi air Da\nau Tempe sampai ke elevasi normal yaitu elevasi plus lima (+5). Sebelum ada Bendung Gerak Tempe, dimusim kemarau Danau Tempe selalu mengering. Fasilitas Bendung Gerak Tempe dapat dilihat pada Gambar 3, antara lain : a).Satu Pintu PelayaranPintu Pelayaran ini ukurannya (5x5) m, dilengkapi dengan satu ruang pelayaran berukuran (5x20) m yang bermanfaat untuk mengendalikan masuk keluarnya perahu nelayan atau wisatawan yang akan menuju ke danau tempe dari Teluk Bone atau sebaliknya. Sketsa sistem pengoperasiannya dapat dilihat pada Gambar 5. Apabila pintu navigasi ti-dak bisa dibuka karena terkendala dengan pasokan listrik PLN atau Genset maka perlu ada penambahan empat dermaga transito yang dilokasikan di-hulu dan dihilir Bendung Gerak Tempe. Dermaga transito ini sangat diper-lukan untuk transit nelayan atau wisatawan dari danau tempe ke Teluk Bone atau sebaliknya.

b).Empat Pintu Pengatur AirPintu pengatur elevasi air ini berukuran @ (17,5x5) m bermanfaat untuk meninggikan elevasi air di hulu Bendung Gerak Tempe sampai dengan elevasi normal (+5) selama musim kemarau dengan cara menutup keempat pintunya. Dengan demikian Danau Tempe tidak akan kering lagi.

Gambar 2 fasilitas bendung gerak tempe

c).Satu Tangga IkanTangga ikan ini berukuran (5x3) m. tanpa dilengkapi pintu, bermanfaat untuk hilir mudiknya ikan dari Pantai dan Pesisir Cenra-nae/Teluk Bone ke Danau Tempe atau sebaliknya

4.Normalisasi SungaiNormalisasi sungai ini meliputi mengeruk endapan yang ada disungai, memasang krip, membangun groundsill dihilir Bendung Gerak Tempe dan dihilirjembatan, dan sebagainya.

5.Bangunan Jetti Muara Cenranae.Pembangunan Jetti Muara Cenranae ini walaupun masih dalam gagasan, perlu dibahas dan dibangun karena dengan pembangunan Jetti ini, Delta Muara Cenranae dapat dinormalisir. Masalahnya, delta ini akan mempengaruhi tidak lancarnya pengaliran sungai ke Teluk Bone

6.bangunan pemecah ombak cenranae. Pembangunan Bangunan Pemecah Ombak Cenranae ini juga masih dalam gagasan yang perlu dibahas dan di-bangun. Bangunan ini adalah sebuah pulau buatan untuk menangkis ombak masuk ke daratan melalui muara Cenranae. Pasalnya, dihilir muara Cenranae tidak ada pulau satupun seprti di Ambon, di Makasar, dsb. Bangunan pemecah ombak ini dapat mengacu ke metode Ancol yang sketsanya dapat dilihat pada gambar di bawah ini Bangunan ini sudah selesai dilaksanakan oleh investor pengelola.

Gambar 3 Penampang Memanjang Bnedung Gerak Tempe

Gambar 4 Sistem Pengiprasian Pintu Pelayaran Bendung Gerak Tempe

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan Dengan adanya bendung gerak pembangunan bendungan baru seperti Bendung Gerak Tempe di Kabupaten Wajo, maka persawahan di sekitarnya dapat berproduksi optimal dan mendukung produksi sekitar 10 ribu hektare lahan sawah. Bendungan tersebut akan membantu produksi lahan pertanian menjadi tiga kali panen dalam setahun dan sektor pangan yakni padi dapat menghasilkan sekitar 2,2 ton beras dengan luas lahan 382. Serta Dengan adanya Bendung Gerak Tempe, Danau Tempe dapat menampung air sebesar 124,2 juta kubik dengan luas genangan 132,9 km persegi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kini, petani dan nelayan dapat mencari nafkah sepanjang tahun dan kegiatan tambahan sebagai sentra produksi tenun sutra tidak lagi terkendala banjir besar seperti yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu. Dengan dipertahankannya muka air pada elevasi +5,0 meter suplai untuk air baku PDAM Kota Sengkang bisa lancar. Selama ini saat musim kemarau muka air sungai turun hingga +3,0 meter yang menyebabkan pompa intake PDAM sulit untuk dioperasikan. Air baku PDAM bisa mengambil air Hulu Bendung Gerak Tempe minimal 500 liter per detik. Tidak hanya itu, areal lahan di luar genangan atau yang berada antara elevasi 5,0 meter sampai 9,0 meter bisa digunakan sebagai areal pertanian lahan basah dengan mengambil air danau secara pompanisasi.

1