Bakteri Parastiologi
-
Upload
agastiya-aldi -
Category
Documents
-
view
47 -
download
1
description
Transcript of Bakteri Parastiologi
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
1/19
Pengertian Protozoa
Protozoa adalah hewan terdiri atas satu sel, tetapi telah memiliki fungsi yang lengkap.
Morfologi
Protozoa terdiri atas (satu atau lebih) inti dan sitoplasma. Inti berfungsi untuk
mempertahankan hidup dan untuk reproduksi. Sitoplasma terdiri atas ektoplasma dan
endoplasma. Ektoplasma berfungsi dalam pergerakan, penyerapan zat-zat makanan,
ekskresi, respirasi, dan perlindungan. Endoplasma berisi vakuol makanan, makanan
cadangan, benda asing, vakuol kontraktil, dan benda kromatoid.
Bentuk-bentuk Protozoa
Trofozoit adalah bentuk aktif yang dapat memperbanyak diri. Kista adalah
bentuk yang tidak aktif (tidak dapat bergerak, tumbuh, dan berkembang biak) yang
terbungkus dalam dinding tebal dan mampu bertahan hidup dalam berbagai faktor.
Reproduksi
Reproduksi pada protozoa berlangsung secara aseksual dan seksual. aseksual
dengan cara membelah diri (simple binary fission)dan multiple fission (skizogoni).
Seksual dengan cara konjugasi.
Klasifikasi
Protozoa terdiri atas 4 kelas yaitu rhizopoda, mastigophora, sporozoa, dan ciliata.
Penyakit-penyakit Protozoa pada Manusia
Amoebiasis disebabkan Entamoeba histolytica. Balantidiasis (ciliata)
disebabkan Balantidium coli. Giardiasis (flagellata) disebabkan Giardia lambia.
Trichomonad vaginitis disebabkan Trichomonas vaginalis. Toxoplasmosis
disebabkan Toxoplasma gondi. Cryptosporidiosis disebabkan Cryptosporidium
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
2/19
parvum. Trypanosomiasis disebabkan T. bruci dan T. cruzi. Leishmaniasis
disebabkanL. donovani, L. tropica, danL. braziliensis. Malaria disebabkanP. vivax,
P. falciparum, P. malariae, P. ovale. Pneumocystosis disebabkan Pneumocystis
carinii.
Protozoa Usus
Entamoeba histolytica
Penyebab amoebiasis. Manusia merupakan satu-satunya hospes parasit ini.
Distribusi Geografik
Terdapat diseluruh dunia (kosmopolit) terutama di daerah tropik dan daerah
beriklim sedang.
Habitat
Trofozoit dapat hidup dalam mukosa dan sub mukosa usus besar. Trofozoit
juga dapat bermigrasi ke organ lain misal: hati, paru, dan otak. Kista dapat hidup
dalam lumen.
Morfologi
Stadium trofozoit berukuran 10-60 m (+ 20 m), dapat bergerak aktif, Inti
dengan kariosoma sentris dan butir kromatin teratur, dan terdapat sel darah merah
dalam endoplasma.
Stadium prekista ditandai dengan gerakan lamban, pada sitoplasma ada masa
glikogen dengan kromatoid berbentuk seperti cerutu, berinti satu, dan berdinding tipis.
Stadium kista berukuran 10-20 m, berbentuk bulat atau oval, berdinding
tebal, berinti 1 hingga 4.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
3/19
Mekanisme Transmisi
Entamoeba histolytica masuk ke tubuh hospes melalui makanan dan minuman
yang tercemar dan tidak memerlukan hospes intermediet.
Daur Hidup
Kista matang dikeluarkan bersama tinja penderita. Infeksi Entamoeba
histolyticaoleh kista matang berinti empat. Tinja terkontaminasi pada makanan, air,
atau oleh tangan. Terjadi ekskistasi dalam usus dan berbentuk trofozoit. Selanjutnya,
bermigrasi ke usus besar. Trofozoit memperbanyak diri dengan cara membelah diri
(binary fission) dan menjadi kista, menumpang dalam tinja. Karena untuk
mempertahankan dirinya, kista akan dapat bertahan beberapa hari sampai dengan
berminggu-minggu pada keadaan luar dan penyebab penularan. (bentuk trofozoit
selalu ada pada tinja diare, namun dengan cepat dapat dihancurkan oleh tubuh, dan
jika tertelan bentuk ini tidak dapat bertahan saat melewati lambung). Dalam banyak
kasus, trofozoit akan kembali berkembang menuju lumen usus (noninvasive infection).
Pada carier yang asimtomatik, kista ada dalam tinjanya. Pasien yang diinfeksi oleh
trofozoit di dalam mukosa ususnya (intestinal disease), atau menuju aliran darah yang
secara ekstra intestinal menuju hati, otak, dan paru (extraintestinal disease), dengan
berbagai kelainan patologik.
Patologi dan Gejala Klinis
Pada infeksi akut E. histolytica segera menyerang jaringan setelah invasi
dengan gejala yang tidak jelas dan mendadak. Gejala ringan dapat berupa sakit perut
dan diare. Gejala berat dapat berupa sakit perut hebat, demam, disentri, dan gangguansistemik berupa dehidrasi dan lesu.
Pada infeksi kronis parasit sulit ditemukan dan timbul gejala seperti
pengeluaran lender bersama dengan tinja, BAB tak tentu, sakit perut ringan dan hepar
yang sedikit membesar.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
4/19
Amebiasis ekstraintestinal
Jika menyerang hati maka akan timbul gejala seperti abses, hepar membesar
pada lobus kanan, terdapat sel dan jaringan yang rusak, demam ringan, dan tak
bertenaga serta berat badan turun. Jika menyerang paru maka akan timbul keluhan
pada paru kanan bagian bawah dan pleura disertai batuk pendek. Jika menyerang otak
maka terjadi abses otak dan tumor. Jika menyerang kulit akan terjadi ulkus disertai
gatal-gatal.
Diagnosis
Diagnosis klinis dengan cara pemeriksaan fisik, biopsi, radiologi,
ultrasonografi, dan CT Scan. Diagnosis laboratoris dengan menemukan parasit
dengan menggunakan mikroskop dari biakan tinja/biopsi jaringan. Diagnosis
molekuler dengan enzyme activity assay dan isoenzyme patterns, PCR, ELISA, dan
tes aglutinasi.
Terapi
Golongan Metronidazole dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, dapat diberikan 1
atau 3 hari. Golongan Tinidazole dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, dosis tunggal.
Golongan Ornidazole dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, dosis tunggal.
Epidemiologi
Prevalensi tertinggi di daerah tropik, subtropik, dan daerah dengan sanitasi
yang buruk. Prevalensi bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, status sosial
dan ekonomi, dan level sanitasi. Prevalensi meningkat pada anak usia sekolah, daerahpedesaan dengan sanitasi buruk, dan pada akhir musim penghujan.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
5/19
Pencegahan
Memasak air minum sampai mendidih sebelum diminum, menutup dengan
baik makanan yang dihidangkan untuk menghidari kontaminasi oleh lalat dan lipas,
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, buang air besar di jamban, dan menjaga
kebersihan sumber air minum.
Giardia lambia
Penyebab penyakit giardiasis. Manusia merupakan hospes alami utama.
Distribusi Geografik
G. lamblia adalah parasit yang tersebar kosmopolit dan lebih sering
ditemukan di daerah beriklim tropik dan sub tropik daripada di daerah yang beriklim
dingin. Terutama ditemukan di Rusia, Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Meksiko,
dan bagian barat Amerika Selatan. Parasit ini juga ditemukan di Indonesia.
Habitat
G. lamblia hidup di rongga usus kecil, yaitu duodenum, bagian proksimal
yeyunum, dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu.
Morfologi
Pada stadium trofozoit bentuknya seperti buah pir, ujung posterior runcing
dan tipis, berukuran 12- 15 m, mempunyai diskus pengisap, gerakan progresif
seperti daun jatuh, alat gerak berupa 4 pasang flagellum yang berpangkal di
blefaroplas (anterior, posterior, ventral, dan lateral), inti 2 buah berbentuk ovaldengan kariosoma besar di tengah, 2 axonema, dan terdapat parabasal.
Pada stadium kista berbentuk elipsoidal, berukuran 10-12 m, berdinding tipis,
terdapat axonema, benda parabasal, dan bekas flagellum.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
6/19
Mekanisme Transmisi
G. lamblia masuk ke tubuh hospes melalui makanan dan minuman yang
tercemar.
Daur Hidup
Giardia lamblia hidup dalam usus halus orang yaitu bagian duodenum,
yeyunum dan bagian atas dari ileum, melekat pada permukaan epitel usus. Protozoa
dapat berenang dengan cepat menggunakan flagellanya.
Pada penderita dengan infeksi berat dapat ditemukan 14 milyar parasit dalam
feses, sedangkan pada infeksi sedang dapat ditemukan sekitar 300 juta kista.
Dalam usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam bentuk
trofozoit, tetapi setelah masuk kedalam kolon parasit akan membentuk kista.
Pertama-tama flagella memendek, sitoplasma mengental dan dinding menebal,
kemudian kista keluar melalui feses. Pada awal terbentuknya kista, ditemukan dua
nukleoli, setelah sejam kemudian ditemukan 4 nukleoli.. Bila kista tertelan hospes
maka kista tersebut langsung masuk kedalam duodenum, flagella tumbuh, dan
terbentuk trofozoit kembali.
Patologi dan Gejala Klinis
Terdapat penderita yang asimtomatik, infeksi sering terjadi pada anak-anak
daripada orang dewasa, timbul giardiasis akut dengan gejala warna tinja pucat/putih
kekuningan seperti dempul, anorexia, sakit di daerah epigastrium, diare diselingi
obstipasi, kadang menjadi akut dan encer. Gejala kronis berupa hipoproteinemia,
hipogammaglobulinemia, defisiensi asam lemak dan vitamin yang larut dalam lemak,
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
7/19
Diagnosis
Pada pemeriksaan ditemukan trofozoit dalam tinja cair dan kista dalam tinja
padat, enterotest untuk mencari trofozoit, dan dengan ELISA, CIE (Conter Imuno
Electrophoresis).
Terapi
Dianjurkan memilih obat metronidazole dengan dosis 0,25 gram dalam 3 kali
sehari, berturut-turut selama 5 hari.
Epidemiologi
Prevalensi 1,5% hingga 20% yang berkaitan dengan dengan status sosial
ekonomi.
Pencegahan
Menemukan dan mengobati carrier, perbaikan hygiene, sanitasi, nutrisi, serta
makanan dan minuman, menggunakan sarana air minum yang baik dengan purifikasi
ditambah larutan iodine.
Balantidium coli
Penyebab balantidiasis. Hospes parasit ini adalah babi, tikus, dan beberapa
spesies kera yang hidup di daerah tropis. Manusia merupakan inang aksidental.
Distribusi Geografik
Parasit ini ditemukan di seluruh dunia yang beriklim sub tropik dan tropik,tetapi frekuesinya rendah, juga di Indonesia. Parasit ini jarang ditemukan pada
manusia.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
8/19
Habitat
Parasit ini hidup di selaput lendir usus besar terutama di daerah sekum.
Morfologi
Pada stadium trofozoit memiliki bentuk seperti kantong, berbentuk oval
dengan ukuran kurang lebih 60 m, bagian anterior tajam sedangkan posterior bulat,
tubuh tertutup cilia, inti terdiri atas mikronukleus dan makronukleus, terdapat vakuola
kontraktil.
Pada stadium kista berbentuk agak bulat, dinding terdiri atas 2 lapis, kadang
terlihat cilia, terdapat makronukleus, terdapat mikronukleus bisa juga tidak ada,
terdapat vakuola, mampu bertahan hidup di luar inang hingga beberapa minggu.
Mekanisme Transmisi
Balantidium coli masuk ke tubuh hospes melalui makanan dan minuman yang
tercemar.
Daur Hidup
Siklus hidupBalantidium colisebenarnya hampir sama denganE. Histolytica,
tetapi pada B. coli kista tidak dapat membelah diri. Kista akan termakan bersama
dengan makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh hospes, lalu akan terjadi
ekskistasi di dalam usus halus dan menjadi bentuk trofozoit, lalu menuju ke sekum.
Setelah berada di sekum, trofozoit akan berkembang biak dan membelah diri. Selain
itu bentuk trofozoit ini akan terbawa oleh aliran isi usus. Di daerah kolon tranversum
keadaan kurang menguntungkan bagi trofozoit sehingga akan terjadi enkistasi.
Trofozoit akan berubah menjadi kista lalu kista tersebut akan keluar bersama dengan
tinja.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
9/19
Patologi dan Gejala Klinis
Dapat terjadi invasi di mukosa dan sub mukosa usus dan dapat pula mencapai
apendiks. Jika memperbanyak diri akan terbentuk sarang yang menimbulkan abses
yang dapat menjadi ulkus.
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan trofozoit dalam tinja encer atau kista
dalam tinja, atau trofozoit ditemukan melalui sigmoidoskopi. Bila diperlukan dapat
dilakukan colonoscopy. Pada penderita dengan komplikasi paru dapat dilakukan
bronchoalveolar lavage(BAL).
Terapi
Tetrasiklin, kombinasi metronidazole dan diiodohidroksikuin, iodoquinolin,
nitrimidazin, paramomycin.
Epidemiologi
Babi merupaka inang reservoir yang penting bagi manusia, walau kera juga
dapat terinfeksi. Insidens manusia cukup tinggi di daerah pemeliharaan babi dan
pemotongan babi dengan hygiene dan sanitasi yang buruk.
Pencegahan
Menjaga kebersihan badan sebelum dan setelah masuk atau membersihkan
kandang babi.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
10/19
Protozoa Jaringan
Toxoplasma gondii
Penyebab toksoplasmosis konginetal dan toksoplasmosis akuisita. Hospes
definitif Toxoplasma gondii adalah kucing dan binatang sejenisnya (Felidae). Hospes
perantaranya adalah manusia, mamalia lainnya dan burung.
Distribusi Geografik
Parasit ini ditemukan kosmopolit pada manusia dan binatang.
Habitat
Seluruh organ dan jaringan tubuh hospes, kecuali sel darah merah karena
tidak memiliki inti.
Morfologi
Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung
lain agak membulat. Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai
selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain
seperti mitokondria dan badan golgi. Tidak mempunyai kinetoplas dan sentrosom
serta tidak berpigmen. Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes perantara seperti
burung dan mamalia termasuk manusia dan kucing sebagal hospes definitif. Takizoit
ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh. Takizoit dapat memasuki
tiap sel yang berinti.
Kista dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah
membentuk dinding. Ukuran kista berbeda-beda, ada yang berukuran kecil hanya
berisi beberapa bradizoit dan ada yang berukuran 200 mikron berisi kira-kira 3000
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
11/19
bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama di otak,
otot jantung, dan otot bergaris.
Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x 9-11 mikron. Ookista
mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas.
Pada perkembangan selanjutnya ke dua sporoblas membentuk dinding dan menjadi
sporokista. Masing-masing sporokista tersebut berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x
2 mikron dan sebuah benda residu.
Mekanisme Transmisi
Memakan hospes perantara seperti domba, sapi, babi, dan ayam yang tidak
dimasak dengan baik dan terinfeksi Toxoplasma gondii.
Daur Hidup
Kucing dan hewan sejenisnya merupakan hospes definitif dari T. gondii. Di
dalam usus kecil kucing sporozoit menembus sel epitel dan tumbuh menjadi trofozoit.
Inti trofozoit membelah menjadi banyak sehingga terbentuk skizon. Skizon matang
pecah dan menghasilkan banyak merozoit (skizogoni). Daur aseksual ini dilanjutkan
dengan daur seksual. Merozoit masuk ke dalam sel epitel dan membentuk
makrogametosit dan mikrogametosit yang menjadi makrogamet dan mikrogamet
(gametogoni). Setelah terjadi pembuahan terbentuk ookista, yang akan dikeluarkan
bersama tinja kucing. Di luar tubuh kucing, ookista tersebut akan berkembang
membentuk dua sporokista yang masing-masing berisi empat sporozoit (sporogoni).
Bila ookista tertelan oleh mamalia seperti manusia, domba, babi, sapi dan tikus serta
ayam atau burung, maka di dalam tubuh hospes perantara akan terjadi daur aseksualyang menghasilkan takizoit. Takizoit akan membelah, kecepatan membelah takizoit
ini berkurang secara berangsur kemudian terbentuk kista yang mengandung bradizoit.
Bradizoit dalam kista biasanya ditemukan pada infeksi menahun (infeksi laten).
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
12/19
Bila kucing sebagai hospes definitif makan hospes perantara yang terinfeksi
maka berbagai stadium seksual di dalam sel epitel usus muda akan terbentuk lagi.
Jika hospes perantara yang dimakan kucing mengandung kista T. gondii, maka masa
prepatennya 2 -3 hari. Tetapi bila ookista tertelan langsung oleh kucing, maka masa
prepatennya 20 -24 hari. Dengan demikian kucing lebih mudah terinfeksi oleh kista
dari pada oleh ookista
Patologi dan Gejala Klinis
Toksoplasmosis kongenital dapat berakibat fatal, terjadi hidrosefalus dan
mikrosefalus, serta karioretinitis. Toksoplasmosis akuisita dapat menyerang semua
organ dan jaringan yang berinti.
Diagnosis
Diagnosis dapat dilakukan dengan tes serologi dan tes kulit.
Terapi
Pirimetamin dan sulfadiasin.
Epidemiologi
Sering terjadi di penduduk yang senang memelihara kucing.
Pencegahan
Memasak makanan hingga matang dan jika memelihara kucing, kebersihan
kucing harus dijaga.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
13/19
Protozoa Atrial
Tr ichomonas vaginalis
Penyebab trikomoniasis vagina. Manusia merupakan hospes parasit ini.
Distribusi Geografik
Parasit ini dapat ditemukan secara kosmopolit, termasuk di Indonesia.
Habitat
Habitat Trichomonas vaginalis adalah vagina wanita, prostat, vesikel seminal
laki-laki serta urethra wanita dan laki-laki.
Morfologi
Trofozoit T. vaginalis berbentuk oval dengan panjang 7 m hingga 23 dan
memiliki 5 flagella dan undulating membrane. Intinya berbentuk oval dan terletak di
bagian atas tubuhnya, dan di bagian belakang ada blepharoblast sebagai tempat
keluarnya empat buah flagella yang berjuntai bebas dan melengkung di ujungnya
sebagai alat geraknya yang maju-mundur. Flagella kelimanya melekat keundulating membrane dan menjuntai ke belakang. Bawah membrannya terdapat costa
yaitu suatu cord yang mantap, berfilamen dan berfungsi untuk menjaga undulating
membrane. Juga mempunyai axostyle yang terdapat pada sitoplasmanya yang
berfungsi sebagai tulang.
Mekanisme Transmisi
Transmisi infeksi yang sering adalah melalui hubungan seksual di mana
wanita menjadi reservoir infeksi dari laki-laki.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
14/19
Daur Hidup
Siklus hidup T.vaginalis boleh dilengkapkan dengan single host yaitu sama
ada wanita atau laki-laki. Transmisi infeksi yang sering adalah melalui hubungan
seksual di mana wanita menjadi reservoir infeksi dari laki-laki. Pada wanita, parasit
tersebut akan mendapat nutrisinya dari permukaan mukosa vagina, serta dari bakteri
dan eritrosit yang diingesti. Setelah itu ia berkembang biak melalui longitudinal
binary fission di mana dimulai dengan pembahagian nukleus diikuti apparatus
neuromotor dan terakhir adalah pemisahan sitoplasma kepada dua anak trofozoit.
Trofozoit merupakan fase infektif parasit ini. Dan semasa kontak seksual, trofozoit ini
akan ditransmisikan kepada laki-laki dan terlokasir pada urethra atau kelenjar prostat
dan mengalami replikasi yang sama seperti di vagina.
Patologi dan Gejala Klinis
Trikomonas menyebabkan spektrum klinis yang berbeda pada wanita dan
laki-laki. Laki-laki lebih bersifat asimptomatik sering terabaikan. Pada wanita yang
simptomatik, trikomoniasis dapat menyebabkan vulvo-vaginits dan urethritis. Gejala
yang timbul pada wanita termasuklah pengeluaran sekret tubuh berwarna kuning
kehijauan dan berbau, menimbulkan iritasi atau rasa gatal, dispareunia dan disuria.
Selain itu, juga terjadi pendarahan abnormal setelah koitus atau nyeri abdomen. Jika
terjadi urethritis maka gejala yang timbul adalah disuria dan frekuensi berkemih
meningkat. Pada pemeriksaan epitel vulva dan vaginal dengan spekulum, mukosa
tampak hiperemis dengan bintik lesi berwarna merah dan ini dikenal sebagai
strawberry vaginitis atau colpitis macularis.
Trikomoniasis pada laki-laki yang simptomatik akan mengalami iritasi penis,
penegeluaran cairan atau perasaan terbakar setelah berkemih atau ejekulasi. Masa
inkubasi adalah selama 10 hari namun boleh juga di antara 4-28 hari. Fase akut
penyakit boleh dari beberapa minggu ke bulan.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
15/19
Diagnosis
Diagnosa trikomoniasis ditegakkan melalui gejala klinis namun menjadi sulit
apabila pasiennya asimptomatik. Maka boleh dilakukan pemeriksaan mikroskopik
yaitu secara langsung yang dilakukan dengan membuat sediaan dari sekret vagina.
Sediaan vagina dengan pH lebih dari 5,0 dicampurkan dengan saline normal maka
akan terlihat trokomonas yang motil dan predominan PMNs. Cara lain adalah melalui
kultur sekret vagina atau urethra pada pasien akut atau kronik. Hasil kultur positif bila
sel clue dan test bau amine positif, hapusan saline mount atau Gram akan
menunjukkan perubahan flora bakteri vagina. Pemeriksaan serologi dan immnunologi
juga boleh dijalankan namun belum cukup sensitive untuk mendiagnosis T. vaginalis.
Terapi
Trikomoniasis diobati dengan Metronidazole 2 gr dosis tunggal, atau 2 x 0,5
gr selama 7 hari. Mitra seksual turut harus diobati. Pada neonatus lebih dari 4 bulan
diberi metronidazole 5 mg/kgBB oral 3 x /hari selama 5 hari.
Epidemiologi
Trikomoniasis vagina dapat ditemukan dimana-mana. Parasit ini ditemukan di
semua bangsa/ras dan pada semua musim. Sukar untuk menentukan frekuensi
penyakit ini di suatu daerah, karena kebanyakan penelitian dilakukan pada golongan
tertentu saja.
Pencegahan
Pencegahan bagi trikomoniasis adalah dengan penyuluhan dan pendidikankepada masyarakat yang dimulai pada tahap persekolahan. Mendiagnosis dan
menangani penyakit ini dengan benar. Pencegahan primer dan sekunder trikomoniasis
termasuk dalam pencegahan penyakit menular seksual. Pencegahan primer adalah
untuk mencegah orang untuk terinfeksi dengan trikomoniasis dan pengamalan
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
16/19
perilaku koitus yang aman dan selamat. Pencegahan tahap sekunder adalah memberi
terapi dan rehabilitasi untuk individu yang terinfeksi untuk mencegah terjadi
transmisi kepada orang lain.
Protozoa Darah
Plasmodium sp.
Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium falciparum
menyebabkan malaria tertiana maligna, Plasmodium malariaemenyebabkan malaria
kuartana,Plasmodium ovalemenyebabkan malaria ovale.
Istilah Parasit Malaria
Sporozoit : stadium infektif dalam kelenjar liur nyamuk yang dibentuk dalam ookista
melalui proses sporogoni.
Hipnozoit : bentuk sporozoit yang inaktif (dorman), pada Plasmodium vivax
menyebabkan relaps.
Merozoit : hasil pembelahan skizogoni (aseksual).
Mikrogametosit : gametosit jantan yang membentuk mikrogamet.
Makrogametosit : gametosit betina yang membentuk satu makrogamet.
Zigot : makrogamet yang dibuahi mikrogamet.
Ookinet : zigot yang masih bergerak aktif.
Ookista : zigot yang sudah membentuk kista.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
17/19
Masa Inkubasi
Masa inkubasi adalah interval antara masuknya sporozoit sampai timbulnya
gejala klinis yang pertama.Plasmodium falciparummemiliki masa inkubasi 8 sampai
12 hari. Plasmodium vivaxmemiliki masa inkubasi 12 sampai 17 hari. Plasmodium
malariae memiliki masa inkubasi 21 sampai 40 hari. Plasmodium ovale memiliki
masa inkubasi 10 sampai 17 hari.
Morfologi
Pada sediaan darah tipis yang mengandung Plasmodium vivax akan terjadi
pembesaran ukuran eritrosit yang terinfeksi. Pada Plasmodium vivax terdapat ciri
khas yaitu adanya zona merah karenaPlasmodium vivaxmemiliki bintik Schuffner.
Umumnya stadium trofozoid tua (bentuk cincin mulai agak kasar) dan
schizontP.falciparumtidak ditemukan di darah perifer, karena berada di kapiler lien
dan hati. Pada sediaan darah tipis yang mengandung P.falciparum, eritrosit bulat,
ukuan normal. Bintik padaP.falciparumdisebut bintik Maurer.
Pada sediaan darah tipis yang mengandung P. malariae, ukuran eritrosit
normal, bentuk bulat. Terdapat bintik Ziemman. Stadium trofozoid muda berbentuk
cincin dengan titik (inti) di tengah. Stadium trofozoid tua bentuk amuboid (seperti
pita/basket). Ciri khas schizont P. malariae yaitu merozoid berbentuk seperti
mahkota bunga dengan jumlah merozoid 6 - 12.
Pada sediaan darah tipis yang mengandungP. ovale, eritrosit selalu berumbai.
Nampak pula zona merah seperti pada P. vivax, kerana P. ovalemempunyai bintik
Schuffner. Schizont berisi merozoid dengan jumah 6 - 12.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
18/19
Daur Hidup
Pada hospes definitif yaitu Anopheles sp. terjadi siklus hidup seksual. Pada
hospes perantara yaitu manusia terjadi siklus hidup aseksual.
Gejala Klinis
Gejala dapat berupa gejala ringan hingga berat dengan gejala utama yaitu
demam, anemia, dan pembesaran limfa.
Mekanisme Transmisi
Dapat melalui gigitan Anopheles sp, transfusi darah, melalui plasenta kepada
janin dari ibu yang terinfeksi, dan jarum suntik.
-
5/25/2018 Bakteri Parastiologi
19/19
Diagnosis
Melalui tetes tebal darah untuk mengetahui hospes menderita malaria atau
tidak, hapusan darah untuk mengetahui macamPlasmodium sp, dan tes serologi.
Pengobatan
Klorkina, amodiakina, primakina, kina, pirimetamin, dan biguanid.
Pencegahan
Menghindari gigitan nyamuk, tidur memakai kelambu, menggunakan obat
nyamuk, memakai obat oles anti nyamuk, memasang kawat kasa pada ventilasi,
menjauhkan kandang ternak dari rumah, mengurangi berada di luar rumah pada
malam hari.
Membersihkan lingkungan, menimbun genangan air, membersihkan lumut,
menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik. Seperti ikan
kepala timah, nila merah, gupi, mujair.