BAHAN PA GKJ KARANGBENDO 2020-2021 - gkjkb.org...BAHAN PA GKJ KARANGBENDO 2020-2021 MERAYAKAN...
Transcript of BAHAN PA GKJ KARANGBENDO 2020-2021 - gkjkb.org...BAHAN PA GKJ KARANGBENDO 2020-2021 MERAYAKAN...
1
2
BAHAN PA GKJ KARANGBENDO 2020-2021
MERAYAKAN KEBERAGAMAN
GENERASI
GKJ KARANGBENDO
Jl. Sukun, Gg. Kamboja no. 96, Karangbendo, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55198
(0274) 488919 | [email protected] www.gkjkb.org
3
4
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita nyatakan kepada Tuhan Allah
yang senantiasa menyertai dan membimbing kehidupan gereja-Nya
di dalam Tuhan Yesus Kristus Sang Raja Gereja. Demikian pula atas
tuntunan Tuhan buku Bahan Pemahaman Alkitab (PA) GKJ
Karangbendo untuk periode bulan Juli 2020 sampai Juni 2021 ini
dapat selesai dituliskan dan berada di tangan Bapak, Ibu dan Saudara
yang dikasihi Tuhan.
Salah satu bentuk pemeliharaan iman GKJ adalah
pemahaman Alkitab, yang mana baik warga jemaat maupun majelis
gereja dapat secara rutin bersama-sama menggumuli Firman Tuhan
di tengah konteks kehidupan yang begitu dinamis. Apalagi di tahun
2020 ini seluruh warga dunia dilanda pandemi Covid-19 yang telah
berdampak sangat signifikan terhadap kehidupan manusia di dunia.
Tidak terkecuali kehidupan bergereja yang juga terdampak dengan
pemberlakuan jaga jarak fisik, pembatasan pertemuan, dan
pengurangan kerumunan sehingga hampir semua kegiatan
pelayanan gereja beralih ke media digital atau daring (online).
Meski demikian, kehidupan dan persekutuan gereja tetap
berjalan dan jemaat dapat merasakan peneguhan iman di tengah
berbagai badai kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa GKJ
Karangbendo sebagai keluarga Allah yang damai sejahtera, dinamis,
5
dan berdayaguna menemukan relevansinya dalam konteks
kehidupan nyata kita. Secara khusus tema besar PA untuk periode
ini adalah “Merayakan Keberagaman Generasi” mengajak kita
untuk kembali mensyukuri rahmat Tuhan melalui keluarga yang kita
kasihi yang terdiri dari berbagai generasi. Dalam situasi pandemi,
keberagaman generasi ini menjadi aspek yang baik khususnya
terkait perubahan pola kehidupan kita, yaitu generasi muda yang
fasih menggunakan media digital dapat membantu generasi sepuh
dalam mengakses ibadah dan persekutuan. Demikian pula generasi
sepuh dapat membagikan pengalaman kehidupan dengan segala
pasang-surutnya kepada generasi yang lebih muda untuk
menguatkan dan meneguhkan langkah kehidupan bersama. Dan hal
ini juga relevan dalam konteks kehidupan bergereja, karena gereja
kita adalah keluarga kita.
Akhir kata, kita patut berterima kasih dan mengapresiasi
para penulis bahan PA ini yang juga beragam dari segi usia, latar
belakang pendidikan, profesi dan lain-lain. Semoga buku Bahan PA
ini sungguh bermanfaat dalam pemeliharaan iman seluruh jemaat
GKJ Karangbendo dan lebih luas.
Tuhan memberkati.
Bidang Keesaan
Majelis GKJ Karangbendo
6
7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 4
Bahan PA I Juli 2020 .......................................................................................... 9
Bahan PA II Juli 2020 ....................................................................................... 14
Bahan PA I Agustus 2020 ................................................................................ 21
Bahan PA II Agustus 2020 ............................................................................... 29
Bahan PA I September 2020 ........................................................................... 34
Bahan PA II September 2020 .......................................................................... 39
Bahan PA I November 2020 ............................................................................ 45
Bahan PA II November 2020 ........................................................................... 55
Bahan PA II Desember 2020 ............................................................................ 61
Bahan PA I Januari 2021 .................................................................................. 68
Bahan PA II Januari 2020 ................................................................................. 74
Bahan PA I Februari 2021 ................................................................................ 81
Bahan PA II Februari 2021 ............................................................................... 87
Bahan PA I Maret 2021 ................................................................................... 94
Bahan PA I Mei 2021 ..................................................................................... 103
Bahan PA II Mei 2021 .................................................................................... 108
Bahan PA I Juni 2021 ..................................................................................... 114
Bahan PA II Juni 2021 .................................................................................... 121
Catatan: ......................................................................................................... 128
8
9
Bahan PA I Juli 2020
JANJI ALLAH TURUN-TEMURUN
KEJADIAN 9 : 1-17
Pdt. Em. Budyanto
Tujuan
1. Peserta PA memahami arti Janji Allah kepada umatnya.
2. Peserta PA memahami arti pemenuhan Janji Allah
Pengantar
Ketika kita membaca kisah Air Bah pada jaman Nuh, kita mendapati
perjanjian Allah kepada umatNya yang menyatakan bahwa Ia tidak
akan melenyapkan kehidupan (bukan hanya manusia, tetapi juga
makhluk hidup dengan air Bah. Dan sebagai tanda kesetiaan Allah
pada perjanjianNya, maka muncullah Pelangi di langit (ay. 11-13).
Tetapi kenyataannya berapa kali alam semesta ini dihancurkan oleh
air bah, sementara setiap habis hujan pelangi perjanjianNya tetap
membusur di atas langit. Apa Allah lupa akan perjanjianNya.
Tsunami Aceh 26 desember 2004, adalah musibah yang sangat
besar bagi bangsa Indonesia. Jumlah korban 130-160 ribu jiwa
manusia. Alam semesta hancur lebur digulung oleh ombak dan air
yang sangat besar. Korban covid 19, tidak ada apa apanya
10
dibandingkan Tsunami Aceh. Belum lagi tsunami di Palu yang
menelan korban 1500 nyawa manusia. Ditambah lagi setiap musim
hujan pasti terjadi banjir bandang yang menelan korban harta dan
nyawa manusia. Sekali lagi mana janjiNya bahwa Ia tidak akan
memusnahkan manusia dengan air.
Penjelasan Teks Alkitab
Gempa, Tsunami, dan banjir bandang adalah fenomena alam biasa
yang bisa dialami oleh siapa saja dan kapan saja. Adapun sebabnya
bermacam-macam bisa karena ulah manusia, yang tidak pernah
peduli dengan alam, alam diexploitasi habis habisan, pemanasan
global yang membuat salju di kutup mencair, yang mendatangkan
banbjir besar di Eropa dan Amerika yang selama ini tidak pernah
banjir. Dan banjir bandang di berbagai tempat di Indonesia, pasti
karena keserakahan manusia yang membabat habis hutan, bahkan
hutan lindung.
Ada bencana yang memang karena alam itu sendiri, seperti
erupsi gunung Merapi, Krakatau selalu mengancam daerah
sekitarnya, boleh dikatakan itu karena kekuatan alam. Apakah ada
bencana yang terjadi karena hukuman Allah kepada manusia? Bisa
saja itu semua karena hukuman Allah terhadap dosa manusia.
Tetapi kalau itu karena hukuman Allah, yang tahu adalah Allah
sendiri. Manusia tidak bisa menghakimi bahwa itu terjadi karena
11
dosa orang lain atau bangsa lain bahkan agama lain. Bisa kita hanya
berefleksi dengan berkata: Tuhan kalau semua bencana ini
terjadi karena dosa kami atau dosa bangsa kami, atau karena
agama kami, ampuni kami Ya Tuhan”.
Lalu bagaimanakah dengan air Bah di jaman Nuh harus
dipahami? Pertama, kisah atau ceritera air Bah seperti yang tertulis
di Kejadian pasal 7 sampai pasal 9 sebenarnya sudah ada di naskah
naskah kuna dan mitologi mitologi kuna di Babilonia. Kisah tersebut
hampir sama bahkan ukuran kapalnya pun sama persis.
Persoalannya adalah apakah kisah di Alkitab juga dianggap sebagai
mitologi? Bisa ya, bisa tidak. Ya karena kisahnya diambil dari sana.
Tidak karena Alkitab memberi refleksi dan makna baru terhadap
kisah itu. Demikian juga dengan fenomena pelangi sebenarnya
adalah fenomena alam biasa. Setiap habis hujan kemudian langit
menjadi cerah matahari bersinar terang. Maka muncullah pelangi,
yang merupakan butiran-butiran air di udara yang diterpa sinar
matahari, yang kemudian memancarkan sinar yang berwarna-
warni. Ini juga fenomena alam biasa, tetapi oleh penuilis diberi
makna teologis, bahwa itu adalah tanda perjanjian Allah, yang tidak
akan memusnahkan umat manusia dengan air bah lagi. Yang
kemudian kita sendiri juga memberi refleksi bahwa setelah
penderitaan pasti ada sinar kasih Tuhan.
12
Kedua, penulis Kejadian juga memberi refleksi dan makna
teologis terhadap kisah air bah. Bahwa kisah Kejadian tidak bisa
dipisahkan dengan kisah-kisah sebelumnya di Kejadian 3, yaitu
kisah tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa. Bahwa akibat
kejatuhan itu manusia kehilangan tanggungjawabnya terhadap
sesamanya dan terhadap Tuhan. Hal itu Nampak dalam kisah Kain
yang membunuh Habil, yang hanya karena korban Habil diterima
dan korban Kain tidak diterima. Dan ketika Allah minta
pertanggungan jawab kepada Kain, dengan enteng saja Kain
menjawab: akukah penjaga adikku? Seolah-olah dia tidak bersalah.
Akibat dosa itu semakin besar dan itu nampak sebagaimana
ada di Kejadian pasal 6 (baca sendiri), akibat dosa itu maka Allah
bertindak. Secara negatif Allah menghukum dosa manusia dengan
air bah. Tetapi kita tidak boleh hanya melihat hukumannya saja,
sebab di balik hukuman itu ada upaya penyelamatan manusia, di
mana Allah memilih Nuh sekeluarga yang dianggap orang yang
sangat berbakti pada Tuhan untuk diselamatkan. Allah berharap
bahwa keturunan Nuh akan menjadi umat yang baru yang baik dan
berbakti pada Tuhan. Sebagai garansi, Allah berjanji tidak akan
memusnahkan umat manusia dengan air bah. Dan sebagai tanda
perjanjiannya, setiap habis hujan Allah memunculkan tanda
perjanjian dalam bentuk pelangi.
13
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Apakah karena janji Allah yang turun temurun, Allah tidak akan
menghukum manusia dengan air bah lagi?
2. Apakah salah jika seorang pengkhotbah dalam khotbahnya
memakai kisah rakyat, kisah pewayangan untuk menjelaskan
khotbahnya? Bagaimana agar khotbah itu tidak menjadikan
ceritera-ceritera rakyat itu tidak menggantikan Alkitab?
3. Sehubungan dengan hari kelautan Indonesia tanggal 2 juli.
Berikan contoh betapa seringnya manusia menghancurkan laut
untuk keserakahan dirinya. Apa akibatnya? Apa kabar baik bagi
laut kita?
Komitmen
Allah memang membenci dosa, bahkan kadang menghukum
manusia karena dosanya. Tetapi setiap kali jika ada hukuman pasti
ada anugerah dan kasih karunia Tuhan.
14
Bahan PA II Juli 2020
PENGAJARAN IMAN INTERGENERASI
KELUARAN 3:1-22
Pdt. Imanuel Geovasky
Tujuan
a. Peserta PA memahami pengajaran iman intergenerasi dan
dasar teologinya
b. Peserta PA dapat mempraktikan pengajaran iman intergenerasi
dalam keluarga dan gereja.
Pengantar
Dalam kehidupan bergereja kerap kali dijumpai adanya warga
jemaat yang mengalami penyesalan yang luar biasa karena anaknya
menyatakan diri tidak lagi memegang iman atau meninggalkan
Tuhan. Padahal orangtua tersebut merasa bahwa semenjak anaknya
masih kecil sudah mendidik dan mengajar sedemikian rupa tentang
iman Kristen, namun dalam perkembangannya ketika anak tumbuh
dewasa, ia memilih meninggalkan imannya karena berbagai sebab
dan alasan.
Kisah tersebut menggambarkan sekelumit realita yang dapat
kita jumpai dalam kehidupan bergereja khususnya mengenai
15
pembinaan/pendidikan iman yang oleh kebanyakan orangtua
dianggap sepenuhnya menjadi tanggungjawab gereja. Hal itu terjadi
karena pemahaman bahwa pembinaan-pembinaan iman yang
dilakukan oleh gereja baik itu dalam sekolah minggu, persekutuan
remaja-pemuda, katekisasi pra-sidi hingga ibadah-ibadah dirasa
cukup sebagai pembinaan/pendidikan iman bagi seorang anak.
Sedangkan orangtua cenderung kurang memperhatikan secara
serius pembinaan iman yang dilakukan di dalam keluarganya.
Dampaknya, ketika seorang anak mengalami pergumulan iman dan
diperhadapkan pada pilihan-pilihan yang penting di dalam
kehidupan, anak merasa sendirian dan mengambil keputusan
berdasarkan pertimbangannya sendiri. Jika keputusan yang diambil
adalah meninggalkan imannya maka barulah orangtua merasa
menyesal dan bersalah. Hal ini mengajarkan kepada kita betapa
pentingnya pembinaan/pendidikan iman intergenerasi di mana
orangtua memegang peranan yang sangat penting atas
pemeliharaan iman di dalam keluarga.
Pembinaan iman intergenerasional adalah pembinaan iman
yang diikuti oleh semua generasi secara bersama-sama dan tidak ada
pembagian kelas berdasarkan kategori usia. Meski demikian, model
pembinaan ini menyadari adanya orang-orang yang berasal dari
16
generasi yang berbeda-beda di dalam gereja. 1 Pembinaan iman
intergenerasi secara sadar menjadikan semua generasi usia sebagai
subjek pembinaan dan pemeliharaan iman dalam suasana layaknya
dalam keluarga di mana orangtua memegang peranan yang sentral
bagi generasi penerus.
Penjelasan Teks Alkitab
Kitab Keluaran (bahasa Ibrani: “Syemot” berarti nama-nama)
merupakan kitab kedua di dalam Pentatukh (lima kitab utama
Yahudi). Kitab Keluaran berisikan kelanjutan kisah dari kitab
Kejadian, yaitu kisah pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di
Mesir atas pertolongan Tuhan Allah. Kemudian dilanjutkan dengan
kisah keberangkatan mereka keluar dari Mesir menuju tanah
perjanjian. Kitab Keluaran secara tradisi Yahudi ditulis oleh Musa.
Beberapa gaya penulisan dalam kitab ini menunjukan bahwa
penulisnya adalah saksi mata utama peristiwa-peristiwa yang
tercatat (Kel. 2:12; 9:31-32; 15:27) dan di bagian lain menunjukan
Musa terlibat langsung dalam penulisannya.
Kitab Keluaran ditulis untuk memberikan pengajaran iman yang
penting tentang tindakan-tindakan Allah yang menyelamatkan
bangsa Israel dari Mesir dan ditetapkannya mereka sebagai bangsa
1 Tabita Kartika Christiani, Pembinaan Iman Intergenerasional, dalam “Buletin LPP
Sinode No. 40, Desember 2017”.
17
pilihanNya. Kitab Keluaran menjadi mata rantai yang penting dalam
keseluruhan penyataan diri Allah dalam sejarah bangsa Israel. Kisah
Keluaran dimulai dengan penderitaan keturunan Yakub akibat
penindasan dan perbudakan di Mesir. Kemudian Musa lahir, tumbuh
dewasa dan bersiap untuk memimpin bangsanya keluar dari
penindasan.
Masa persiapan Musa dengan pendidikan di istana Firaun
nampaknya tidak cukup untuk memperlengkapinya dalam
pekerjaan Allah. Musa perlu menyendiri bersama Allah dan ia
melalui empat puluh tahun pembinaan dan penderitaan ketika
menggiring kambing domba di padang gurun yang menjadi sarana
yang baik bagi Musa untuk tugasnya di kemudian hari yaitu
menggembalakan bangsa Israel melalui padang gurun menuju tanah
perjanjian. Tempaan melalui pengajaran dari Tuhan yang diolah
dengan pengalaman kehidupan menjadikan Musa sosok pemimpin
yang tangguh dan dipakai oleh Tuhan untuk menggembalakan
umatNya.
Pembahasan
Allah tidak melupakan umatNya. Sebelumnya bangsa Israel ada di
Mesir karena pemeliharaan Tuhan melalui Yusuf (Kej. 46). Namun
keadaan berubah lama setelah raja Mesir mati, bangsa Israel
mengalami perbudakan yang luar biasa dan mereka berteriak minta
18
tolong kepada Allah karena beratnya penderitaan mereka (Kel.
2:23). Allah mendengarkan teriakan mereka meminta tolong dan Ia
bertindak dengan memanggil dan mengutus Musa.
Allah yang memanggil dan mengutus Musa itu memperkenalkan
diri sebagai Allah nenek moyang Israel dengan berfirman: “Akulah
Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub (ay. 6). Di
sini kita melihat Allah tetap konsisten dalam berkarya
menyelamatkan umatNya dari generasi ke generasi. Dan secara
turun-temurun itulah Allah menyatakan diri dan pengajaranNya
melalui para nabi. Allah terus memegang janjinya seperti yang sudah
disampaikan kepada nenek moyang bangsa Israel yakni
membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan disertai
menuju Tanah Perjanjian (Kej. 15:18-21).
Pertolongan Allah di saat yang tepat yaitu ketika bangsa Israel
menderita dan berseru kepadaNya dapat terjadi karena adanya
pengajaran iman yang konsisten dilakukan oleh para tua-tua
Israel kepada generasi penerusnya bahwa Allah adalah Penolong
mereka. Keturunan bangsa Israel tahu kepada siapa mereka berseru
minta tolong sekaligus mereka mengingat bahwa bangsanya terikat
di dalam Perjanjian dengan Allah (ay. 8). Perjanjian Allah dengan
nenek moyang Israel (Abraham, Ishak dan Yakub) ini terjadi dalam
konteks keberlanjutan generasi. Allah mengadakan perjanjian
dengan nenek moyang Israel sehingga seluruh keturunan Israel
19
terikat pada Perjanjian dengan Allah. Oleh perjanjian Allah itu
pulalah bangsa Israel diselamatkan. Dengan demikian, pengajaran
iman turun-temurun secara intergenerasi menjadi hal yang
utama di dalam keberlangsungan sejarah dan kehidupan
bangsa Israel.
Relevansi dan Aplikasi
Kita melihat betapa pentingnya dan bagaimana pembinaan iman
intergenerasi dilakukan oleh bangsa Israel pada generasi
penerusnya. Kesadaran pengajaran iman yang turun-temurun itu
tumbuh dari ingatan mereka kepada Perjanjian Allah kepada nenek
moyang hingga seluruh keturunannya. Kita sebagai bagian dari
Keluarga Allah juga termasuk di dalam Perjanjian Allah di mana
melalui Perjanjian itu pula Allah akan selalu mengingat dan
menolong umat-Nya. Pembinaan iman intergenerasi berbasis pada
keluarga di mana orangtua bersama-sama dengan anak-anak
menjadi subjek untuk saling belajar dan mengajar di dalam
kehidupan sehari-hari yang selalu diisi dengan pengajaran-
pengajaran iman untuk memperlengkapi generasi penerus di dalam
menjalani kehidupan bersama Tuhan.
20
Pertanyaan untuk diskusi:
1. Bagaimana menumbuhkan kesadaran pentingnya pembinaan
iman intergenerasi di dalam keluarga-keluarga jemaat?
2. Bagaimanakah pembinaan iman intergenerasi itu secara
kongkret dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam kehidupan gereja?
Komitmen
Marilah bersama sebagai umat Allah yang masuk di dalam Perjanjian
kekal dengan Allah kita menyadari pembinaan iman intergenerasi di
mana kita turut terlibat dan berkomitmen untuk melakukannya di
dalam kehidupan keluarga dan persekutuan. Semuanya ini kita
lakukan untuk keberlangsungan iman dan keselamatan generasi
penerus.
21
Bahan PA I Agustus 2020
MEMBANGUN MEZBAH KELUARGA
YOSUA 22:9-27
Bp. Sukoyo
Tujuan
1. Peserta PA dapat lebih menghayati indahnya keharmonisan
hubungan dengan Tuhan dan menyadari melimpahnya berkat
Tuhan di dalam keluarga.
2. Peserta PA mampu memotivasi keluarga bersama-sama
membangun mezbah keluarga secara reguler.
Pengantar
Sejak semula Tuhanlah yang membentuk sebuah keluarga, “Sebab
itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”
(Kej. 2:24). Tentu Tuhan memiliki tujuan dalam membentuk sebuah
keluarga. Berkeluarga adalah suatu panggilan bagi orang percaya,
sehingga melalui sebuah keluarga nama Tuhan ditinggikan dan
dipermuliakan. Jika berkeluarga hanya sebatas kebutuhan memiliki
teman hidup atau memiliki keturunan tanpa memenuhi panggilan
Tuhan maka dapat dipastikan keluarga tersebut tidak akan pernah
22
menemukan kebahagian yang sejati. Banyak keluarga telah
bertahun-tahun mengarungi rumah tangga tapi belum menemukan
tujuan yang sebenarnya. Semoga Allah, yang adalah sumber
ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada
kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu
hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita,
Yesus Kristus. (Rom 15:5-6).
Penjelasan Teks Alkitab
Yos 22:9-12. Kisah bani Ruben, bani Gad dan suku setengah Manase
mudik ke tanah Gilead, pembagian dari Musa. Setelah sampai di
tanah Gilead mereka mendirikan mezbah di tepi sungai Yordan
(bukan menurut petunjuk Tuhan). Sedangkan telah ada mezbah di
gunung Ebal di tanah Kanaan yang dibangun Yosua.
Ay 12 Maju memerangi. Bangsa Israel bersedia untuk maju
berperang melawan saudara sebangsanya karena dikira mereka
(bani Ruben, bani Gad dan setengah suku Manase) telah membangun
mezbah di tanah Gilead karena hendak memberontak kepada Tuhan
( Yos 22:10-11). Perhatikan faktor-faktor berikut: 1) Yosua dan
orang Israel lainnya beranggapan bahwa kekudusan dan kebenaran
Allah sudah ditinggalkan ( Yos 22:12,16,18). Karena itu mereka
bersedia memerangi bangsanya sendiri demi membela kebenaran
dan kesucian Allah (bd. Ef 4:15). 2) Untuk menunjukkan kasih
mereka kepada sesama orang Israel, Yosua dan kelompoknya mula-
23
mula mengirim utusan untuk berusaha menyelesaikan persoalan
dan menjadi rujuk kembali ( Yos 22:13-20). 3) Pengertian dan
perdamaian dicapai tanpa perang (Yos 22:21-34), dan baik kesetiaan
kepada Allah maupun kasih kepada sesama berhasil dipertahankan.
4) Kebenaran dan kasih terus berlanjut di bawah perjanjian yang
baru.
Yos 22:9,12, 13. Barangkali kisah ini berlatar belakang persaingan
antara tempat kudus di Silo di Kanaan, beserta para petugasnya, Yos
22:13 dst, dengan suku-suku yang menetap di daerah seberang
sungai Yordan yang dianggap tidak termasuk Tanah Suci.
Yos 22:16, 19 Segenap umat (suku mayoritas yang menetap di
Kanaan) mengutuki bani Ruben dan Gad atas dasar hukum yang
hanya mengizinkan satu tempat kudus saja (Ul 12:5,6); di gunung
Ebal sudah dibangun Yosua sebuah mezbah untuk Tuhan (Yos 8:30
dst)
Yos 22:22 Allah segala allah. Rumus ini mengakui penyembahan
yang monoteisme murni; berbakti hanya kepada Yahwe, kuasa di
atas segala kuasa; tidak mengakui adanya kuasa lain.
Yos 22:21-27 Proses pembelaan dan tanda saksi perdamaian.
Penyerang batal karena musyawarah dua belah pihak menghasilkan
24
kesepakatan perdamaian dan janji menjaga keutuhan bangsa dan
tetap setia menyembah Yahwe. Mezbah manjadi saksi.
Pembahasan
Inti berita dari penjelasan teks yang kita baca dalam kitab Yos 22:9-
27 adalah sebagai berikut: Bangsa Israel menjunjung tinggi akan
penyembahan monotheisme, hanya kepada Yahwe. Kesucian Yahwe
sangat dihargai dan dipelihara melalui penyembahan ritual juga
dengan sikap hidup taat dan benar dimata Yahwe. Penyembahan
yang taat dan setia membuahkan berkat-berkatNya; sebaliknya, jika
ingkar berakibat kutuk. Ayat 17 sebagai contoh, tulah membunuh 24
ribu jiwa karena ada sejumlah orang Israel tidak setia kepada
TUHAN. Mezbah di gunung Ebal di Kanaan menjadi kiblat
penyembahan. Musyawarah adalah cara yang sangat baik untuk
menyelesaikan kesalah pahaman/masalah.
Pengertian mezbah. Berdasarkan Yos 8:30 dst, mezbah
terbuat dari tatanan batu-batu alami, di atasnya dimanfaatkan
sebagai tempat mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN
dan tempat mengorbankan korban keselamatan; di dalam rangkaian
ritualnya termasuk membacakan kitab Musa kepada seluruh jemaah,
seluruh perempuan dan seluruh anak-anak serta pendatang yang
ikut mereka. Mezbah di sini dapat diartikan sebagai tempat
bersemayam Yahwe sehingga dijadikan pusat penyembahan kepada
25
Yahwe dengan seluruh umat hadir bersekutu melakukan ritual
peribadatan.
Pada masa Perjanjian Baru, mezbah hanya dipahami secara
simbolis (bandingkan dengan Ibrani 13:10-13), karena makna
Mezbah yang sesungguhnya adalah salib Kristus Yesus
mengurbankan diri-Nya bagi dunia. Kurban ini hanya dilakukan
sekali saja dan berlaku untuk selama-lamanya. Karena itu, orang
tidak lagi mengenal mezbah, yang di atasnya orang
mempersembahkan kurban. Surat Ibrani memberikan penjelasan
terperinci mengenai hal ini (bandingkan dengan Ibrani 10:1-14).
Kiblat penyembahan pada zaman Perjanjian Baru tertuju kepada
Allah Bapa di Sorga, tidak di Yerusalem atau di manapun. Unsur
persekutuan sangat penting namun walau hanya 2 orang atau lebih
dalam ibadah sangat bernilai di mata Tuhan, Tuhan hadir dan doa
dikabulkan (Mat 18:19-20).
Membangun mezbah keluarga adalah suatu momen saat
sebuah keluarga secara bersama-sama bersekutu menghadirkan
Tuhan dengan berkatNya di beralaskan korban penebusan Kristus
dalam tata ibadah disesuai kebutuahan diantaranya (tidak harus
semuanya) ada pujian, doa, pelayanan firman, dan persembahan.
Persekutuan ibadah ini membekali dan mewarnai sikap hidup orang
percaya di tengah segala aspek kehidupan; inilah ibadah sejati
26
(Roma 12:1). Ibadah seperti ini seharusnya menjadi gaya hidup
orang percaya di segala zaman dan keadaan.
Relevansi Atau Aplikasi
Melalui membangun mezbah keluarga secara sadar membangun
keteladanan belajar mengajar bagi keluarga sehingga anak-anak
akan mudah mengadopsi sikap dan prilaku yang dikehendaki Tuhan
(bandingkan Ulangan 6:6). Membangun Mezbah Keluarga menjadi
keharusan, menjadi gaya hidup jika menginginkan hidup diberkati
dengan kelimpahan berkat duniawi dan sorgawi (Maz 37:25-26
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah
kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta
roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan
anak cucunya menjadi berkat, Mat 7:21 Bukan setiap orang yang
berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga).
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Bagaimanakah menurut Anda pengertian/batasan “membangun
mezbah keluarga”?
2. Apakah faedahnya bagi umat Allah membangun mezbah
keluarga? Jelaskan!
27
3. Jika masih ada keluarga kristen yang belum bisa sama sekali,
atau sudah tetapi belum maksimal, upaya-upaya apa yang harus
dilakukan supaya terlaksana “membangun mezbah keluarga?
Komitmen
Menjadi sebuah keluarga Allah mau dipimpin oleh Roh Kudus
menghidupi keluarga dari yang tertua sampai dengan yang termuda
dan yang terkecil/terlemah dengan makanan jasmani dan rohani
yang selalu menyegarkan dan menyenangkan sehingga tidak ada
rasa bosan, selalu bergairah menyantap sajian menu (terutama yang
rohani) sehari lepas sehari. Hal ini tidak gampang. Namun dengan
tekat dan kemauan untuk bertumbuh melalui belajar dan berproses
dengan dengan dituntun Roh Kudus maka akan membuahkan hasil
yang dikehendahi Tuhan. Pelaksanaanya berdasarkan kesepakatan
bersama dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan.
Referensi
1. Alkitab.
sabda.org/commentary.php?book=6&chapter=22&verse=27
2. Sarapanpagi.org/baal-baal-berit-baal-gad-baal-peor-
vt6067.html *A.S Kapelrud, Baal in the Ras Shamra Texts, 1952.
3. Membangun Mezbah Keluarga, oleh Nelson Sembiring,
S.Pd,M.Th. Diposting oleh Tujuan Hidup di 00.21, 30 April 2018.
28
4. Guat Kim Tan—Cheras, Kuala Lumpur, Malaisia, Gereja Yesus
Sejati Indonesia > Membangun Mezbah Keluarga Kita
29
Bahan PA II Agustus 2020
JAGALAH GENERASI PENERUSMU
HAKIM-HAKIM 2:6 -23
Bp. Ornan Hendrawan
Tujuan
Peserta PA termotivasi untuk berperan serta dalam menjaga
generasi penerusnya.
Pengantar
Pergantian generasi adalah hal yang terjadi alami dan pasti terjadi.
Dalam pergantian generasi ini akan terjadi “perpindahan tongkat
estafet” dari generasi tua ke generasi muda. Maka menjadi penting
bagi generasi yang lebih senior umtuk mempersiapkan dan
membekali generasi penerusnya, agar dapat lebih baik dari generasi
sebelumnya.
Penjelasan Teks Alkitab
Hakim-hakim 2:6 – 23 menunjukkan pola lingkaran kemerosotan
rohani dan pembaharuan dimulai dengan kematian angkatan tua
yang menaklukkan tanah perjanjian dan munculnya angkatan orang
Israel yang baru. Pola yang tercermin dalam proses berikut:
30
(1) angkatan yang baru menyimpang dari komitmen benar yang
dibuat orang-tua mereka dan meninggalkan hubungan pribadi
dengan Tuhan (Hakim-hakim 2:10);
(2) hal ini mengakibatkan penyesuaian diri dengan gaya hidup dan
nilai-nilai kebudayaan sekitar dan mengakibatkan kemurtadan
umum (Hakim-hakim 2:11–13);
(3) hukuman Allah menimpa Israel dalam bentuk penindasan dan
perbudakan oleh salah satu musuh mereka (Hakim-hakim 2:14-
15);
(4) setelah itu bangsa Israel berseru kepada Allah dalam penderitaan
mereka dan bertobat dari kemurtadan mereka (Hakim-hakim
2:15, 18);
(5) Allah membangkitkan seorang pemimpin yang dikuasai Roh
Kudus yang menjadi pembebas bangsa Israel dari perbudakan
dan memulihkan hubungan mereka dengan Allah (Hakim-hakim
2:16, 18).
Setiap angkatan baru berturut-turut berciri kemurtadan dan
kemerosotan rohani yang lebih besar. Demikian pula, angkatan
orang percaya di bawah perjanjian yang baru, harus menanyakan
diri apakah pengabdian mereka kepada Allah, sama seperti angkatan
sebelum mereka. Ataukah mereka lebih menyesuaikan diri dengan
cara hidup masyarakat mereka, ketika menolak standar semula dari
bapak-bapak mereka.
31
Pembahasan
Selama zaman para hakim sampai masa raja-raja, bangsa Israel
berulang kali jatuh–bangun dalam hal yang sama, yakni
penyembahan berhala. Generasi setelah Yosua tidak memiliki
pengenalan yang benar akan Tuhan. Akar persoalannya, mereka
tidak lagi mengenal Tuhan. Para orangtua tidak lagi mengajarkan
firman kepada anak-anak mereka. Kelalaian ini memunculkan
generasi penerus yang tidak lagi mengenal Tuhan dan firman-Nya,
sehingga murka Allah turun atas generasi tersebut. Ketika musuh
menyerang, tidak ada lagi perlindungan dari Tuhan. Hal ini
dilakukan Tuhan bukan karena Tuhan membenci, namun karena
kasih sayangNya terhadap bangsa Israel supaya mereka tidak hidup
di bawah kuasa dosa.
Demikian pentingnya kita melibatkan Tuhan dalam mendidik
generasi penerus kita maka segala sesuatu yang kita kerjakan pasti
berhasil. Apa yang pernah terjadi di Israel dapat terulang kapan saja
dan di mana saja. Para orangtua patut merenungkannya dan
berintrospeksi untuk mempersiapkan generasi penerus yang
mengenal bahwa Allah penuh kasih, seperti kasih bapak yang
memberikan hukuman kepada anaknya jika anaknya tersebut
melakukan perbuatan yang salah. Allah akan memberkati umatNya
jika mereka taat dan setia kepadaNya.
32
Relevansi atau Aplikasi
Dari uraian di atas kita memahami bahwa tiap generasi mempunyai
peran untuk menjaga generasi penerusnya, dengan mewariskam hal
hal yang baik terutama adalah pengenalan akan Tuhan. Peran ini
adalah kewajiban bagi kita orangtua yang harus mempersiapkan dan
membekali anak anak kita.
Pertanyaan untuk Diskusi
1. Apakah kita telah memperkenalkan Allah kepada generasi
penerus sejak masa kecil dan dengan tekun mengajari mereka
berulang-ulang?
2. Apakah kita sungguh-sungguh berupaya untuk mewariskan
nilai-nilai kerohanian bagi anak-cucu kita?
Komitmen
Peserta PA berkomitmen untuk berperan aktif menjaga generasi
penerus dengan memberi teladan yang baik dan mengajarkan
firman Tuhan berulang ulang.
Referensi
- https://www.renunganharian.net/2015/61-februari/1312-
jika-tak-mengenal-allah.html
33
- https://bethanygraha.org/id/renungan.php?id_news=727&lang
=id
34
Bahan PA I September 2020
SIKAP TERHADAP KENAKALAN REMAJA
I SAMUEL 2:11 -26
Ibu Estika Widiatni
TUJUAN
Peserta PA merenungkan perbedaan sikap orang tua terhadap
kenakalan remaja ditinjau dari pola asuh.
Pengantar
Keluarga adalah salah satu lembaga yang didirikan Tuhan dalam
dunia ini, maka seharusnya keluarga itu memuliakan Tuhan. Orang
tua akan bahagia, seandainya anak sebagai generasi penerus mampu
berperilaku baik dan tidak menimbulkan masalah dalam keluarga.
Oleh karena itu, seyogyanya orang tua mengarahkan anak-anaknya
agar hidup takut akan Tuhan. Perkembangan anak seperti
kepribadian dan sifatnya dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi
dalam keluarga. Interaksi individu di dalam keluarga terutama relasi
antara orang tua dan anaknya merupakan pola asuh. Kualitas pola
asuh yang dilakukan orang tua memiliki hubungan yang positif
terhadap perilaku anaknya.
35
Penjelasan Teks Alkitab
Para anak Eli, Hofni dan Pinehas menjadi imam yang jahat di rumah
Allah. Mereka menggunakan kedudukan mereka sebagai
kesempatan untuk memuaskan keserakahan dan kebejatan seksual
mereka (ayat 1 Sam 2 : 13 - 17, 22). Ayah mereka, Eli, imam besar,
menolak untuk mendisiplinkan mereka atau memecat mereka dari
jabatan sebagai imam. Anak-anak Eli memandang rendah korban
persembahan bagi Tuhan. Hak imam yang mendapat bagian dari
kurban-kurban dilanggar anak-anak Eli, bahkan mengambil hak
kurban dengan kekerasan. Firman Allah menyatakan bahwa seorang
imam yang dursila tidak dapat bertugas sebagai pemimpin umat
Allah; orang-orang semacam itu harus diberhentikan dari jabatan
mereka selaku pemimpin.
Adapun Samuel, anak Elkana, menjadi pelayan dihadapan
Tuhan di bawah pengawasan imam Eli. Karena ia masih anak-anak,
ibunya membuatkan baju jubah kecil, yang dibawakan ketika Elkana
dan Hana mempersembahkan korban sembelihan tahunan. Eli
memberkati mereka, dan Tuhan mengindahkan sehingga Hana
melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan. Sementara
itu, makin besarlah Samuel yang muda itu dihadapan Tuhan,
semakin besar dan semakin disukai, baik dihadapan Tuhan maupun
dihadapan manusia.
36
Pembahasan
Pembacaan 1 Samuel 1-2 secara sekilas sudah cukup untuk
mengetahui bahwa dua pasal ini membicarakan tentang dua
keluarga. Hana dikontraskan dengan imam Eli. Samuel dikontraskan
dengan Hofni dan Pinehas. Keluarga Hana yang sedang menanjak
keadaannya dikontraskan dengan keluarga Eli yang semakin
terpuruk. Yang paling ironis adalah berkat yang diucapkan Eli atas
Hana (1:17) berbanding terbalik dengan kutuk yang diucapkan
seorang abdi Allah yang tidak terkenal atas imam Eli (2:27).
Sebagai orang tua dalam menghadapi sikap remaja yang
sedang berada di dalam masa transisi, memang membutuhkan
perlakuan yang khusus agar tidak menimbulkan gejolak yang lebih
besar. Ada baiknya untuk kita menghindari sikap emosional saat
menghadapi perilaku remaja, kadang-kadang sikap mereka sebagai
remaja terkesan kurang sopan, kasar, memberontak, dan tidak suka
di kekang dalam sebuah aturan.
Saat menghadapi sikap seperti ini sebagai orang tua kita harus
menghadapinya dengan sabar dan menempatkan diri kita sebagai
seorang sahabat, karena mereka sebenarnya membutuhkan
perhatian dan pengakuan bukan penghakiman dan penghukuman.
Orang tua diharapkan dapat mengasuh anaknya dengan pola asuh
demokratis dan tegas, yaitu dengan dialog atau pembahasan sebagai
37
bentuk pengawasan sehingga anak mengetahui sikap atau perilaku
yang sesuai dengan firman Tuhan
Relevansi atau Aplikasi
Pesan yang disampaikan adalah kepedulian TUHAN terhadap
persoalan keluarga. Allah memperhatikan kesusahan Hana, sama
seperti Dia mengamati kesalahan pola asuh yang dilakukan oleh Eli.
Dia berintervensi untuk mengangkat Hana, demikian juga Dia
berintervensi untuk merendahkan Eli. Tatkala kita menganggap
dosa anak-anak kita sebagai hal yang tidak serius, kita telah
menyepelekan apa yang dipandang serius oleh Allah. Secara tidak
langsung kita sudah menganggap ada hal lain yang lebih penting
daripada perasaan Allah.
Pertanyaan untuk Diskusi
1. Apakah sebagai orang tua, kita mengutamakan kebenaran
Allah daripada kenyamanan keluarga?
2. Bagaimanakah seharusnya orangtua bersikap terhadap
kenakalan remaja?
Komitmen
Peserta PA berkomitmen untuk meningkatkan kepedulian terhadap
kenakalan remaja dengan menerapkan pola asuh demokratis.
38
39
Bahan PA II September 2020
MUDA BISA BERHIKMAT
2 RAJA-RAJA 22 : 1-20
Sdri. Garini Hanonheni
Tujuan
Peserta PA menyadari bahwa dengan kehidupan yang takut akan
Tuhan dan mengikuti kehendakNya, maka ia akan memperoleh
hikmat, meskipun ia masih muda.
Pengantar
Kata hikmat dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti
kebijaksanaan atau kearifan. Artinya seseorang yang memiliki sifat
atau karakter bijaksana dalam menjalani kehidupannya. Ketika
seorang anak tumbuh menjadi pemuda haruslah ia memiliki kualitas
hidup yang benar. Belajar bertanggung jawab, mampu mengambil
keputusan secara tepat, sehingga ia pintar mengelola hidupnya.
Namun, seorang yang masih muda, dapatkah ia juga berhikmat?
Penjelasan Teks Alkitab
Kitab 2 Raja-Raja ini berisi kisah atau sejarah para raja dari kerajaan
yang terpecah yaitu Israel dan Yehuda. Kisah kejahatan raja-raja
40
yang tidak berbakti kepada Tuhan dan dosa mereka yang membawa
kehancuran. Di samping itu, juga diceritakan raja-raja yang takut
akan Tuhan dan hidup menurut firmanNya. Salah satunya adalah
raja Yosia.
Yosia berumur 8 tahun ketika diangkat menjadi raja Yehuda.
Berbeda dengan raja sebelumnya, ia memiliki ketaatan pada Tuhan.
Pada ayat 2 disebutkan, ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan
dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya. Yosia mengikuti
teladan yang diberikan Daud, tidak menyimpang dari ketetapan
Tuhan.
Pada tahun ke-18, raja Yosia memberi perintah kepada Safan,
panitera kerajaan untuk memperbaiki rumah Tuhan. Yosia ingin
memperbaiki kehidupan keagamaan rakyatnya yang saat itu
meninggalkan Tuhan dan menyembah patung berhala. Ketika proses
perbaikan rumah Tuhan sedang berlangsung, ditemukan sebuah
kitab Taurat. Ketika isi kitab itu dibacakan oleh paniteranya di
hadapan raja, maka dikoyakkanlah pakaiannya. Tindakan ini erat
kaitannya dengan tanda perkabungan atau penyesalan dan
pertobatan. Kejahatan yang dilakukan para raja pendahulunya
sangatlah hebat sehingga murka Tuhan sangat bernyala-nyala
terhadap bangsanya. Bahkan Tuhan akan mendatangkan
malapetaka atas mereka. Oleh karena itu raja Yosia sangat menyesal,
dia merendahkan diri di hadapan Tuhan dan bertobat.
41
Sesuai nubuatan yang disampaikan oleh nabiah Hulda kepada
raja, maka Yosia akan selamat dari penghukuman Tuhan. (ayat 20).
Hal ini karena sikap Yosia yang menyesali dosa-dosanya dengan
mengkoyakkan pakaiannya, dan menangis di hadapan Tuhan. Tuhan
pun meluputkannya dari malapetaka yang akan ditimpakan pada
bangsa Yehuda.
Pembahasan
Sikap raja Yosia menunjukkan bahwa orang berusia muda pun bisa
berhikmat. Hikmat dimulai dengan sikap takut akan Tuhan dan
mencari kehendakNya. Dalam Amsal 9 : 10 dikatakan “ permulaan
hikmat adalah takut akan Tuhan”. Meskipun masih muda, Yosia telah
melakukan tindakan yang benar. Kehidupan yang takut akan Tuhan,
mendatangkan hikmat baginya. Oleh karena itulah ia diselamatkan
dari penghukuman Tuhan.
Dalam perikop ini kita juga membaca Tuhan yang murka,
artinya - sangat marah hingga bernyala-nyala dengan tidak padam -
ketika mendengar umatNya telah meninggalkanNya dan
menyembah berhala, maka Tuhan menghukum mereka dengan
berat, bahkan mengutuknya. Rakyat Yehuda tidak mencari hikmat
Tuhan. Mereka hidup menurut kehendaknya sendiri, melakukan apa
yang jahat di mata Tuhan, tidak taat pada perintahNya dan
ketetapan-ketetapanNya.
42
Yosia mendengar perkataan dari kitab Taurat bahwa sangat
hebat kejahatan yang diperbuat para raja pendahulunya. Akibat dari
perbuatan jahat tersebut, Yosia diliputi rasa takut dan cemas.
Apalagi Yosia masih muda dan belum banyak pengalaman
memimpin Yehuda. Ia takut penghukuman Tuhan dan malapetaka
akan terjadi pada rakyatnya kelak. Oleh karena itu, dia mencari
kehendak Tuhan. Lalu raja meminta hikmat dari Tuhan, dan Tuhan
memberikannya. Tuhan menanggapi seruan dan pertobatan Yosia
dengan belas kasih. Ini adalah janji Tuhan bagi kita juga. Jikalau
setiap orang yang dengan sungguh-sungguh meminta hikmat dan
percaya padaNya, Tuhan pasti akan memberikannya karena hikmat
datangnya dari Tuhan.(Amsal 2:6).
Di masa kini tak banyak orang menganggap hikmat itu
penting. Orang lebih mengutamakan prestasi, mengejar harta
kekayaan dan kesuksesan. Orang cenderung memikirkan diri
sendiri. Di sisi lain, saat ini, -ketika tulisan ini dibuat-, Indonesia
sedang dilanda wabah virus corona, terdapat cukup banyak generasi
muda berperan aktif menjadi relawan pencegahan covid 19,
melakukan edukasi dan aksi sosial yang nyata di tengah masyarakat
untuk memutus rantai penyebaran virus. Orang-orang muda ini
tidak memikirkan diri sendiri, namun telah melakukan perbuatan
mulia, menolong sesamanya yang sedang menderita. Bukankah ini
merupakan wujud orang-orang muda yang berhikmat?
43
Relevansi Dan Aplikasi
Sebagai orang beriman selayaknya kita memiliki hikmat melalui
persekutuan dengan Tuhan secara pribadi. Hal ini bisa dilakukan
setiap hari di rumah. Persekutuan yang diwujudkan dengan sikap
nyata terkait dengan isu-isu yang sedang berkembang saat ini.
Mendoakan para korban maupun tenaga medis, menerapkan pola
hidup sehat, mengikuti anjuran pemerintah, menahan diri untuk
tidak menyebarluaskan info virus corona yang belum jelas
kebenarannya, adalah sikap sederhana yang bisa kita lakukan
bersama.
Pembacaan Alkitab yang dilakukan setiap hari akan mendidik
kita menjadi pribadi yang bijak dan mengalami berkat yang tersedia
bagi orang yang berhikmat. Dengan hikmat pula kita dituntun untuk
senantiasa berjalan dalam rencanaNya dan tidak menyimpang dari
ketetapanNya.
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Dapatkah generasi muda berhikmat, dan bagaimanakah caranya
mendapatkan hikmat Tuhan?
2. Diskusikan bagaimanakah kita mesti berhikmat di era digital
seperti saat ini?
44
Komitmen
Sebagai umat Tuhan kepunyaannya, kita menyadari bahwa hikmat
datangnya dari Tuhan sebagai pemberian semata. Oleh karena itu,
kita sudah selayaknya mengisi hari-hari kita dengan mencari hikmat
yang telah Tuhan sediakan bagi kita.
45
Bahan PA I November 2020
SALING BELAJAR DAN MENGAJARKAN IMAN
NEHEMIA 8 : 1 -18
Bp. Widiyanto Mateus
Tujuan
1. Menumbuhkan pengertian perlunya kerjasama antar generasi
dan antar elemen yang ada untuk saling belajar dan berusaha
untuk mencapai tujuan bersama melalui persekutuan.
2. Mampu memanfaatkan sarana yang ada di lingkungannya
(gereja) sebagai cara mempertahankan, mengembangkan dan
menghidupi imannya.
Pengantar
Hidup di jaman modern sekarang ini, dimana perkembangan
teknologi berjalan super cepat sering tidak dapat diimbangi dengan
perkembangan bidang kehidupan yang lain, dan bukan tidak
mungkin juga dapat mempengaruhi kehidupan keagamaan.
Demikian halnya sebuah komunitas khususnya gereja dengan
ragam kategori usia, beberapa sarana pembinaan iman yang di
fasilitasi gereja kadang dianggap sudah tidak mampu lagi untuk
menjawab tantangan masa kini. Saat ini dengan mohon pertolongan
Roh Kudus, kita akan mencoba mendalami bagian alkitab yang
46
diharapkan dapat menjawab pokok pokok permasalahan masa kini
dengan konsep saling belajar dan mengajar.
Penjelasan Teks Alkitab
Peristiwa penting yang dialami bangsa Israel sesudah pembuangan
di Babel, yang dikisahkan dalam perikop tadi, adalah karya Tuhan
melalui tokoh sederhana Nehemia, seorang dari bangsa Yahudi yang
hidup dalam pembuangan, yang bekerja sebagai juru minum Raja
Artahsasta di Negeri Persia. Sabagai juru minum raja pastilah orang
yang sangat dipercaya Raja, karena setiap yang dihidangkan kepada
raja pasti dia harus mencobanya terlebih dulu. Meskipun Nehemia
hanya sebagai juru minum Raja, tetapi ia mempunyai kepedulian,
tanggap dan peka terhadap masalah penting yang dihadapi bangsa
yang ditinggalkannya di Yerusalem. Tentu Nehemia tidak lupa
tentang Bait Suci sebagai pusat kegiatan keagamaan bangsa Yahudi
yang Maha megah, yang sudah hancur lebur di bakar tentara Babel
di akhir pemerintahan Zedekia raja Yahuda. Sebagai seorang juru
minum raja, tentu tidak berpikir akan mengembalikan kejayaan dan
kebanggaan bangsanya yaitu sebuah kerajaan yang besar dan
kemegahan Bait Suci.
Melalui doa, berkabung dan puasa, Nehemia dituntun Tuhan
sehingga dapat mengetahui akan kebutuhan hakiki bangsanya yaitu
keamanan kota. Keberhasilan keinginan Nehemia, diantaranya
karena ia tahu bagaimana cara atau proses untuk melaksanakan
47
keinginan tersebut. Sebagai pegawai istana, ia memohon ijin dan
restu raja. Faktor utama untuk menciptakan rasa aman kehidupan
rakyat sebuah kota pada saat itu adalah jika mempunyai tembok dan
gerbang kota yang kokoh yang dapat melindungi rakyat dari
serangan musuh. Nehemia ingin membangun tembok kota
Yerusalem yang kokoh. Melalui doa dan puasa, Tuhan berkenan
memakai raja Artahsasta sehingga Nehemia dengan berbagai
vasilitas, baik berupa surat pengantar raja untuk pejabat setempat di
Yerusalem (ini tentu syarat yang terpenting), perbekalan yang
dibutuhkan maupun pekerja secukupnya, ia diperkenankan raja
untuk pulang ke Yerusalem.
Langkah pertama tentu Nehemia menemui pejabat-pejabat
terkait. Kemudian ia menggerakkan orang-orang yang sebenarnya
tidak punya kekuatan, yang ekonominya tidak mampu, tetapi
mereka diyakinkan Nehemia, bahwa Tuhan Allah bekerja dan
memberikan segala hal yang dia minta bahkan Tuhan memberi lebih
dari pada itu. Dan yang kedua, kata Nehemia : “Yang kita kerjakan
hari ini meskipun berat dan susah, semuanya demi anak-cucu kita di
masa yang akan datang”. (Nehemia 4:14). Kalimat-kalimat itu yang
menggerakkan hati orang-orang yang sebenarnya tidak mampu ini,
yang secara manusia mustahil dapat melakukannya, tetapi pada
akhirnya tembok Yerusalem dapat berdiri dan selesai dibangun.
48
Tembok kota memang pernah dibangun oleh pejabat
sebelumnya, tetapi selalu gagal karena gangguan Raja-raja
sekitarnya. Tetapi Nehemia dapat menyelesaikannya dalam waktu
hanya lima puluh dua hari saja (Nehemia 6:15) meskipun juga tak
luput gangguan luar yaitu dari raja sekitar Yerusalem, maupun
persoalan dari bangsanya sendiri, karena banyaknya orang-orang
kaya yang memeras yang lemah, itupun akhirnya dapat diatasi
dengan baik.
Berkat penyertaan Tuhan dan kemampuannya akhirnya
tembok kota dapat selesai dengan baik. Tembok kota sudah kokoh
berdiri, mereka dapat membangun perekonomian dengan baik dan
menjadi satu bangsa yang tumbuh dan berkembang. Gerbang kota
dijaga oleh orang-orang yang tepat dan takut kepada Allah,
masyarakat kota merasa aman, dimulailah pembangunan di bidang
spiritual keagaman mereka. Tetapi sampai di bagian ini, Nehemia
menyaksikan Tuhan mengerjakan hal yang luar biasa. Bukan hanya
pembangunan tembok secara fisik tetapi yang terjadi adalah
pembaharuan spiritual.
Orang-orang Israel kemudian mengalami perubahan di dalam
hidup kerohanian ibadah mereka dan pemulihan hubungan mereka
dengan Allah. Hidup mereka diubah, pada waktu Kitab Suci dibuka
dan dibacakan di tengah-tengah mereka. Itulah awal terjadinya satu
49
pembaruan spiritual yang sejati pada bangsa ini. Mengapa hal itu
dapat terjadi ?
Nehemia 8 memberi kesaksian pembaruan spiritual yang
dahsyat ini terjadi ketika Ezra membuka kitab dan membacakan
beberapa bagian dari kitab itu. Orang-orang itu, “laki-laki dan
perempuan dan anak-anak” yang sudah cukup besar, mendengar dan
mengerti, dari pagi sampai siang hari mereka berdiri dan tekun
mendengarkan uraian alkitab yang disampaikan oleh Ezra dan
rekan-rekannya (Nehemia 8 : 1-9). Mereka mendengar dengan
seksama, hati mereka terbuka dan mengerti. ‘Lalu Ezra memuji
TUHAN Allah yang maha besar dan semua orang itu menyambut
dengan “Amin! Amin!” sambil mengangkat tangan. Kemudian
mereka berlutut dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan
muka sampai ke tanah’ (Nehemia 8:7).
Lalu Nehemia, kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab
itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata
kepada mereka semuanya: “Hari ini adalah kudus bagi TUHAN
Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!” karena semua
orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu’
(Nehemia 8:10). Itulah yang terjadi saat firman Tuhan dibacakan
bagi mereka. Firman Allah yang hidup, mampu merubah hati mereka
dengan sangat luar biasa. Dalam peristiwa tersebut kita dapat
melihat, bagi Tuhan bukan pembangunan tembok yang terpenting
50
tetapi perubahan hati yang terjadi secara total dalam diri “setiap”
orang.
Perubahan yang luar biasa yaitu perubahan hati banyak
orang, laki-laki perempuan dan anak-anak, memang tidak dengan
serta merta sesaat dapat terjadi, ada proses (tahapan) yang mereka
lakukan dengan kesungguhan hati. Mari kita cermati ayat-ayat ini :
• Meyakini bahwa pembaharuan dan perubahan hati hanya
datang dari Allah melalui Firman Allah (Nehemia 8:1-8)
• Tekun dalam doa (Nehemia 8:6)
• Pengakuan dosa dengan hati yang hancur dan menyesal
(Nehemia 8:9)
• Berpaling dengan sungguh-sungguh kepada Firman Allah dan
berusaha dengan tekun untuk memahami artinya (Nehemia
8:8)
Nehemia, sebagai kepala daerah, dan imam Ezra, ahli kitab,
dan orang-orang Lewi yang bekerjasama melayani umat Israil tentu
masing-masing mempunyai peran yang berbeda-beda.
Kerjasama dalam pelayanan antara Nehemia, Ezra yang ahli kitab
dan orang-orang Lewi sebagai Imam yang melayani umat laki-laki,
perempuan dan anak-anak, yang penuh semangat untuk mendengar
akan Firman Tuhan, adalah satu sistem yang dapat tercipta karena :
51
1. Para pemangku kepentingan bangsa Israel saling memahami
panggilan akan peran masing-masing, dapat saling
menghargai dan bersinergi dalam pelayanan.
2. Para pemangku kepentingan tahu kapan harus berperan
sendiri dan kapan waktunya berperan bersama-sama.
3. Umat yang senantiasa mau dengar-dengaran dan haus akan
Firman Tuhan.
Relevansi dan Aplikasi
Seseorang dianggap pahlawan, jika ia mampu mengatasi persoalan
pokok bangsanya. Tiba saatnya kita merefleksikan kisah Nehemia
diatas dalam kehidupan Jemaat. Sebuah pola (sistem) tata
kehidupan keagamaan yang di bangun oleh Nehemia sebagai kepala
daerah bersama Ezra yang berjabatan imam dan ahli kitab serta
kaum Lewi dalam melayani umat Israil saat itu. Pola kepemimpinan
Nehemia, Ezra dan Imam-imam Lewi dan sikap umat Israil ini yang
perlu kita teladani. Masing-masing menyadari akan perannya, baik
sebagai pemimpin, ahli kitab sebagai pengajar, kaum Lewi yang
melayani dan demikian pula umat yang menanggapi dengan sepenuh
hati berdasarkan kebutuhan mereka akan kerinduan akan Firman
Tuhan.
Gereja dalam hal ini GKJ di sisi lain dapat berarti :
52
• Sebagai tata kehidupan bersama (sebuah sistem) orang percaya,
yang berpusat pada Kristus sebagai tanggapan atas kasih
penyelamatan Allah.
• Sekelompok orang percaya yang merupakan komonitas
pembelajar sebagai murid-murid Yesus.
Guna mengupayakan gereja yang terus dapat berkembang dalam
kehidupan bersama yang dinamis secara spritual, maka semua
komponen dalam gereja perlu harus terus belajar. Semua komponen,
baik pelayan gereja, maupun yang dilayani senantiasa memerlukan
pembelajaran yang sehat dan benar. Semua komponen gereja,
pemimpin dan umat harus semakin menyadari perlunya senantiasa
mengikuti perkembangan dan mempunyai semangat untuk
menciptakan pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan yang
beragam untuk semua kelompok usia. Perlu kita sadari bersama,
(kata para cendekiawan) bahwa gereja dan masyarakat kita saat ini,
terdiri dari 6 generasi yaitu generasi yang lahir sebelum 1946
(mungkin ini tinggal sedikit), generasi Baby Boomer, generasi X, Y, Z
dan generasi Alpha, masing-masing dengan jamannya sendiri-
sendiri. Tiap generasi memiliki karakteristik tersendiri. Hal ini
umumnya dipengaruhi oleh lingkungan yang dihadapi semasa
hidup/jaman mereka. Setiap generasi akhirnya memiliki perbedaan
tabiat yang turut menghadirkan pola adaptasi dan pendekatan yang
juga berbeda.
53
Sistem pembinaan dalam Gereja sebagai keluarga Allah
bukan sekadar komonitas dan komitmen bersama antar orang
percaya. Nilai-nilai kerajaan Allah seharusnya dapat dirasakan oleh
setiap generasi dan terus menerus diupayakan hadir dalam
keseharian keluarga. Kehidupan yang menumbuhkan harapan
bersama, akan terjadi ketika setiap anggota keluarga, setiap elemen
(jika kita berbicara sistem) dapat memberikan dukungan, untuk
bertumbuh kembang bersama-sama. Di sisi lain, jika Gereja
merupakan arak-arakan rohani menuju kesempurnaan
keselamatan, maka setiap bagian (generasi) harus merasa menjadi
bagian dari arak-arakan rohani tersebut.
Tantangan terbesar gereja masa kini adalah: masing-masing
generasi ingin “model” ibadah mereka sendiri. Gereja tergoda
mengadakan ibadah yg berbeda sesuai selera tiap generasi sehingga
ada ibadah “tradisional”, ibadah kontemporer, ibadah variatif,
menjadikan “gereja-gereja di dalam gereja”.
Dalam pemahaman GKJ persekutuan bukanlah tugas, tetapi
persekutuan adalah ciri orang percaya. Persekutuan yang bukan
sekedar persekutuan satu generasi (kategori usia) adalah jantung
keluarga; persekutuan seperti ini tidak boleh hilang karena
kemajuan zaman! Dan tidak boleh ada generasi yang tertinggal.
Itulah sebabnya, pemimpin umat seharusnya mengetahui situasi dan
kondisi umat dan melakukan upaya penggembalaan dengan
54
melibatkan semua bagian yang ada meski dengan kadar yang
berbeda, membina setiap anggota jemaat (setiap generasi), supaya
mereka dibimbing untuk hidup sebagai murid atau pengikut Kristus.
Demikian halnya, kita selaku umat tahu dan tanggap terhadap setiap
upaya yang dilakukan, merasa menjadi bagian dari komunitas
gereja, dengan tetap mendasarkan akan kebutuhan hakiki manusia
yaitu bersama mencapai kesempurnaan keselamatan.
Pertanyaan untuk diskusi
1. Sebagaimana Nehemia yang cermat, tahu akan kebutuhan hakiki
umat Israil saat itu yaitu pembangunan tembok Yerusalem yang
mampu menumbuhkan rasa aman, menurut saudara, apakah
kebutuhan hakiki gereja saat ini?
2. Apakah sarana pembinaan iman yang ada saat ini sudah
memadai untuk menjaga dan mengikuti dinamika kehidupan
masa kini?
3. Apa usulan saudara?
Komitmen
Mari menentukan komitmen bersama.
55
Bahan PA II November 2020
SAMPAI MEMUTIH RAMBUTKU
MAZMUR 71:12-24
Pdt Em. Soeharto H.S.
Tujuan
Peserta PA sebagai orang beriman dimotivasi agar menyadari
panjang pendeknya usia seseorang tidak menentukan nilai dan
makna hidup, sebab berjalannya waktu yang menghadirkan usia kita
itu berada di luar kendali kita.
Pengantar
Yang menentukan nilai dan makna hidup adalah perilaku hidup kita,
dari permulaan hingga memutih rambut di kepala kita. Perilaku
hidup kita sepenuhnya berada dalam kendali kita. Jika
diumpamakan seperti mobil, maka yang memegang setir adalah diri
kita, bukan orang lain. Mobil akan berjalan lurus atau belok-belok
berputar tergantung dari kita, apakah piawai berkendaraan atau
tidak.
Penjelasan Teks Alkitab
56
Raja Daud diperkirakan mengarang dan menulis Mazmur 71 ini.
Kegemarannya adalah melantunkan kidung dan menulis Mazmur.
Karena ia telah lanjut usia, maka mazmur ini adalah doa mohon
perlindungan Tuhan, terlebih di masa rambutnya sudah memutih.
Pembahasan
Ungkapan berikut ini menunjuk jangka waktu tertentu, misalnya :
sejak kecil sampai rambutku putih kamu saya asuh dan pelihara. Di
samping itu juga menyangkut umur seseorang. Apa pentingnya
umur dibicarakan? Umur 5 tahun atau 100 tahun apa bedanya, hanya
menunjuk usia muda atau usia tua. Umur kita itu di luar kendali kita.
Sesungguhnya Tuhan memberi umur panjang pada setiap orang,
tetapi orang itu sendiri yang membuat umurnya menjadi pendek
dengan cara hidup tidak sehat dan tidak teratur. Orang suka
merokok, atau minum minuman keras, orang yang bekerja terlalu
keras, tentu saja badannya menjadi “ringkih”, mudah kena penyakit,
dan hidupnya terancam kematian. Ada orang yang “ngongso”, tidak
mau “narima ing pandum”, tidak mau mendengar ajaran filosofi
Teras : “Amor Fati” yang berarti cintailah nasibmu. Orang yang
ngongso beralasan mengejar target, misalnya sebelum matahari
terbenam hari ini, pekerjaan sudah harus selesai. Bagi mereka yang
bekerja terlalu keras diperibahasakan “asuku jaja atekan janggut”.
Waktu untuk istirahat tidak dimanfaatkan, tetapi dipakai untuk
57
mengobrol, main catur dan lain-lain. Alasannya untuk hiburan dan
supaya rileks. Tanpa hiburan orang bisa stress, dan stress
berpasangan dengan maut. Memang benar kalau orang hidup
membutuhkan hiburan, tetapi mesti proporsional, yang membangun
dan menyehatkan tubuh. Ada teman bercanda kepada saya : “Mas,
kapan kamu mati?. Umurmu sdh 90 tahun lebih, sudah lebih dari
jatah yang tersedia. Mazmur 90 : 10 mengatakan “masa hidup kami
tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun”. Apa
enaknya hidup “sampai memutih rambut”, apalagi kalau ada
tambahan penyandang penyakit kronis seperti diabetes atau
jantung.
Rambut putih bukan selalu jadi tanda umur lanjut/adiyuswa,
sebab banyak orang yang berusia 40 tahun, rambut di kepala sudah
memutih semua. Jadi sebenarnya, rambut masih hitam atau sudah
memutih tidak perlu dipermasalahkan. Yang jadi masalah jika
mempunyai rambut panjang dan kotor karena malas cuci rambut.
Yang sangat penting diperhatikan tiap hari adalah kebersihan dan
kesehatan. Namun apa artinya sehat kalau hatinya, mentalnya, nalar
budinya tidak sehat?
Isi Mazmur 71 : 12-24 berupa doa perlindungan di masa tua.
Ada pertanyaan, kalau begitu apakah kalau masih muda tidak perlu
berdoa memohon perlindungan?. Di usia muda orang juga memohon
perlindungan Tuhan. Hanya ketika tubuh ini masih sehat kuat,
58
sanggup mengatasi segala kesulitan hidup, lalu lupa berdoa mohon
perlindungan Tuhan. Padahal usia muda atau tua, semua rentan
terhadap nasib buruk yang setiap saat dapat mendatanginya. Pendek
kata, di segala umur, kita mesti bersandar pada alam semesta Tuhan
yang di dalam tanganNya umur kita ditentukan panjang pendeknya.
Kalau kita bersandar padaNya, maka maut tidak lagi menghantui
kita. Ini adalah keyakinan rasul Paulus seperti yang tertulis dalam 1
Kor 15 : 55.
Kita sekarang hidup bersandar padaNya, artinya kita mesti
beriman kepadaNya secara benar, utuh dan tidak setengah-
setengah, tidak musiman. Iman yang utuh itu bergandengan akal
budi atau rasio. Ada pepatah : agama tanpa ilmu pengetahuan
lumpuh, ilmu pengetahuan tanpa agama buta.
Ada suatu kisah klasik. Suatu dusun terendam banjir besar.
rumah-rumah penduduk terendam banjir hingga genting
wuwungan. Ada seseorang yang tidak sempat keluar rumah, padahal
air banjir terus meninggi. Lalu dia naik ke atas rumah untuk
menghindari tenggelam, tapi air banjir terus naik makin tinggi.
Orang itu berdoa dengan penuh iman memohon kepada Tuhan
supaya menolongnya dengan cara yang ajaib. Anehnya, sudah ada 2
perahu kecil mendatangi, bahkan ada helicopter menjemputnya,
namun dia menolaknya. Dia lebih senang menunggu keajaiban
pertolongan Tuhan. Akhirnya orang itu mati tenggelam karena
59
imannya yang konyol. Sampai di sorga ia disambut rasul Petrus yang
menyapa: “selamat datang sobatku. Mari masuk ke sini, di emper
sorga. Akan saya tunjukkan rumahmu di sini”. Orang tersebut
terkejut ketika diperlihatkan rumahnya, sebuah gubug reot dari
gedheg bambu. Orang tersebut protes keras, katanya : “Rumahku
didunia sana berupa gedung besar indah, mengapa di sini saya
disuruh tinggal di gubuk seperti ini?”. Rasul Petrus menjawab:
“saudaraku, rumah-rumah di sini dibangun dengan material kiriman
dari dunia. Selama ini material yang kamu kirim kemari ya hanya itu
saja. terima saja, daripada saudara jadi gelandangan, tidak punya
tempat tinggal”. Ternyata apa yang kita lakukan di dunia ini
berdampak di akhirat di kelak kemudian, pada alam yang baru yang
disebut Dunia Baru yang terang benderang meski tanpa ada lagi
matahari, bulan dan bintang.
Relevansi
Kita bisa membayangkan sekarang bagaimana sedihnya jika kita
hidup dengan rambut di kepala sudah memutih semua menjadi
gelandangan karena tidak memiliki tempat tinggal. Namun kita tidak
boleh pesimis sebab andalan kita adalah Raja segala Raja yang
menguasai dan memiliki dunia dengan segala isinya ialah Tuhan
Yesus Kristus, seperti yang tertulis dalam firmanNya di Matius
11:28-30.
60
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Rambut memutih menunjukkan suatu tanda apa bagi hidup
kita?
2. Apakah kita menyesal memiliki rambut putih, sehingga tiap
kali harus mengecatnya supaya hitam?
61
Bahan PA II Desember 2020
TUHAN MENGENAL, MEMBENTUK DAN MENGUTUS
YEREMIA 1 : 4 – 10
Ibu Hasthari Muncarsih
Tujuan
1. Peserta PA memahami Tuhan mengenal setiap umatNya yang
diciptakanNya
2. Peserta PA menyadari Tuhan membentuk setiap umatNya
dengan memiliki sebuah tujuan
3. Peserta PA menyadari Tuhan mengutus kita setiap orang
percaya di sertai dengan sebuah janji.
Pengantar
Kuasa Tuhan sungguh luar biasa, sebelum Yeremia berada dalam
kandungan ibunya , Tuhan telah mengenalnya, menguduskan dan
menetapkan menjadi seorang nabi. Demikian juga setiap orang
percaya telah dikenal dan dibentuk oleh Allah sebelum kita
dilahirkan. Tidak ada seorangpun lahir secara kebetulan, bahkan
lahir tanpa tujuan, setiap orang lahir ke dunia ini sudah dipastikan
ada campur tangan Tuhan, dibentuk untuk melaksanakan tugas
tertentu dari Tuhan.
62
Kelahiran nabi Yeremia itu istimewa, demikian juga kelahiran
kita juga harus kita pahami sebagai sesuatu yang spesial. Kita semua
orang percaya dipanggil dan ditetapkan oleh Tuhan untuk menjadi
kepanjangan tanganNya, untuk ikut peduli dan ambil bagian dalam
tugas-tugas yang ada disekitar kita dan gereja, misalnya sebagai
warga jemaat, anggota komisi, anggota majelis gereja dsb.
Penjelasan Teks Alkitab
Yeremia adalah anak Imam Hilkia dari Anatot suku Benyamin,
Yeremia dididik di tengah-tengah tradisi Yahudi yang sangat ketat.
Arti nama Yeremia yaitu Tuhan adalah Tinggi, Yeremia merupakan
salah satu nabi besar di PL ( perjanjian lama ). Lama pelayanan nabi
Yeremia lebih kurang 40 tahun sekitar ( tahun 626 SM – 587 SM ),
pada pemerintahan raja Yehuda, raja Yosia, raja Yoahas, raja
Yoyakhin, raja Yoyakhim dan raja Zedekia.
Pada masa itu kerajaan-kerajaan sekitarYehuda mulai
berkembang dan bangkit, ingin menguasai Yehuda diantaranya
kerajaan Asyur, Kerajaan Mesir, dan kerajaan Babel. Situasi Yehuda
pada saat itu berada dalam krisis moral, kepemimpinan, agama,
tidak mempedulikan hak-hak orang miskin, janda, yatim piatu dll.
Dalam situasi yang demikian Yeremia dipanggil Allah dengan tugas.
“ ketahuilah pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-
bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan
63
merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan. Untuk
membangun dan menanam.”
Ayat 5 : Aku telah mengenal, menguduskan dan menetapkan
artinya Allah telah mengasihi, dan memilih Yeremia untuk peran
khusus dalam rencana Tuhan yang Agung yaitu menjadi nabi yang
menghubungkan dirinya kepada TuhanNya kemudian kepada
dunianya.
Ayat 6 : Ah Tuhan aku tidak pandai berbicara dan sebab aku
ini masih muda . kemungkinan waktu dipanggil Tuhan, Yeremia
belum berumur 20 tahun, protes keberatan Yeremia dengan alasan
merasa belum matang dan belum sanggup melaksanakan tugas,
sebab di Israel kuna tua-tualah yang dipandang pantas memberi
sebuah nasehat.
Ayat 7 : Apapun yang Ku perintahkan kepadamu haruslah
kau sampaikan. Tuhan tidak membebaskan Yeremia dari tugasnya
karena alasan keterbatasannya itu, komunikasi panjang lebar
dengan Allah menjadikan Yeremia bisa menerima pengutusan itu
wealaupun ada kesadaran bahwa nanti dirinya pasti banyak
mengalami perlawanan dan tantangan tetapi dia tidak takut karena
Tuhan akan menolong dan menyertainya.
Ayat 8 : Jangan takut kepada mereka. Janji Tuhan “ Jangan
takut “ menguatkan hati Yeremia tidak gentar dan tidak takut tetapi
justru membuatnya ulet dan tangguh karena pelayanan yang
64
dilakukan bukan dirinya yang ditonjolkan tetapi Roh Tuhan yang
menyertai, memberi kekuatan supaya rencana Tuhan dapat tercapai
di dunia ini.
Ayat 9 : Sentuhan Allah yang selalu kreatif diiringi penjelasan
tindakannya, Aku menaruh perkataan-perkataan Ku ke dalam
mulutmu, menjadikan Yeremia menyadari Tuhan dapat melihat
batin dan hati, dapat mengetahui yang benar dan yang salah, tidak
ada rancangan manusia yang tidak di ketahui Tuhan, tidak ada yang
tersembunyi dihadapan Tuhan. Yeremia menyadari segala
perkataan yang di sampaikan kepada banyak orang berasal dari
Allah bukan dari dirinya dan segala perkara yang dihadapi
Yeremia di serahkan pada tangan pengasihan Tuhan.
Ayat 10 : Mencabut, merobohkan, membinasakan,
meruntuhkan, keempat kata kerja ini menunjukkan kepada
hukuman yang akan Tuhan jatuhkan atas bangsa-bangsa dan
kerajaan-kerajaan yang tidak taat kepada Tuhan. Membangun dan
menanam dua kata kerja ini menunjukkan belas kasih dan
keselamatan yang di janjikan Tuhan bagi bangsa Israel dan bangsa-
bangsa yang bersedia diajar dan mengikuti hukuman tersebut.
Pembahasan
Yeremia dipanggil dan ditetapkan oleh Tuhan sendiri, Yeremia
menjadi nabi merupakan inisiatif Allah yang tidak di pengaruhi
65
oleh pihak lain. Kenapa Yeremia yang muda dan cenderung penakut
justru dipanggil Allah ?. peristiwa pemanggilan diluar akal manusia
karena tidak akan dapat memahami pemikiran dan rencana Allah
untuk mengemban tugas yang begitu berat. Dalam peristiwa ini
dipaparkan di hadapan kita Allah yang penuh kuasa dan manusia
yang lemah, Allah akan memperlihatkan kepada manusia bahwa
kuat, hebat, mampu dan berani bukan berarti keberhasilan, namun
bukan berarti Allah memakai orang yang lemah, sebaliknya Ia telah
mengenal, menguduskan dan menetapkan sebelum memanggil dan
dilengkapi, Tuhan memberi sentuhan kepada titik kelemahan
Yeremia, Allah menyentuh bibir/ mulut Yeremia, hasilnya sangat
luar biasa artinya mulut Yeremia dipakai Allah memekakkan
telinga umat Allah yang murtad.
Relevansi Dan Aplikasi
Tuhan memberitahukan kepada setiap orang percaya / gereja
bahwa selama kita hidup di dunia ini akan selalu ada ancaman/
penghancuran terhadap orang-orang percaya secara moral/
spiritual. Tetapi orang-orang percaya yang mendengarkan
Firman Tuhan, menyadarinya akan selalu disertai Tuhan dan
diselamatkanNya. Tuhanlah yang membentuk dunia dan berkuasa
untuk menghakimi dunia ini. Orang percaya / gereja harus menaruh
harap kepada Tuhan akan keadilanNya, kebenaranNya dan
66
perlindunganNya. Panggilan dan ketugasan dari gereja secara
pribadi / organisasi untuk bersekutu, berbakti dan melayani harus
menjadi pola hidup setiap orang percaya dalam menjalani hidupnya.
Tuhan selalu bersedia dan selalu mendengar setiap keluh kesah
kita jika kita berserah kepadaNya.
Pertanyaan Untuk Diskusi
Kembali kita sadari bahwa sejak awal Tuhan telah membentuk,
mengenal dan mengutus kita setiap orang percaya.
1. Ceritakan kesaksian pelayanan yang telah anda lakukan
terhadap Tuhan dan sesama!
2. Bagaimana pendapatmu bentuk pelayanan yang tidak
menimbulkan kesombongan?
Komitmen
Kita orang percaya harus berani melangkah walaupun terbatas, nabi
Yeremia telah diundang dan ditarik dari keterbatsannya yang di
milikinya, berdoa menggantungkan ilmunya kepada Tuhan. Kita
orang percaya disadarkan untuk segera keluar dari
keterbatasan kita. Selama ada kemauan pasti diberi kemampuan,
kewajiban kita, bersama dengan Tuhan kita akan berjalan
menjalankan tugas yang dipercayakan kepada kita. Setiap orang
percaya harus berperan seperti Yeremia mewartakan kebenaran
67
yang akan membuat telinga jemaat tidak nyaman, terbeban,
ketakutan bila melakukan perbuatan yang menyimpang. Kita yakin
Allah akan menyetuh seluruh aspek kepribadian kita yang
lemah, kita pasti akan dibekali keberani menyuarakan
pertobatan kita. Sikap kita menanggapi panggilan Allah, harus
seperti anak kecil yang selalu ingin tahu segala sesuatu yang kita
jumpai, selalu jujur terhadap perasaannya, merasa lemah dan
bergantung kepada Bapa di surga, percaya bahwa Tuhan selalu ada
untuk kita dan memberi kemampuan kepada kita.
Referensi
1. Donald Guthrie, 1990, Tafsiran Alkitab Masa Kini, Jakarta :
Komunikasi Bina Kasih
2. Derek Kidner 2002, seri Pemahaman dan Penerapan Amanat
Alkitab masa kini, Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
68
Bahan PA I Januari 2021
ANAK DAN KERAJAAN SORGA
MATIUS 18 : 1-6
Bp. Sudaryanto
Tujuan
Setelah mempelajari bacaan Injil Matius 18:1-6 diharapkan peserta
dapat:
1. Memahami keutamaan sebagai pengikut Yesus tentang apa yang
diharapkan sesuai maksud pengajaran Tuhan Yesus.
2. Memahami perlunya perubahan sikap dan tindakan atau cara
hidup sebagai anggota keluarga Kerajaan Sorga.
Pengantar
Berbicara orientasi hidup, manusia selalu memperhitungkan untung
rugi atau manfaat apa bagi dirinya, baik itu dari manusia maupun
dari Allah. Dan sebagai manusia sewajarnyalah memiliki ambisi dan
keinginan untuk menonjolkan diri. Yang terjadi kemudian timbul
persaingan atau meningkat jadi perebutan atau bahkan
pertengkaran masalah keutamaan bagi dirinya. Manusia terobsesi
menjadi orang yang utama dan dihormati, serta adanya pengakuan
orang lain. Di sinilah sebagai orang percaya sudah memiliki naluri
69
menguasai yang sudah ada sejak lahir dan sudah tercemar oleh dosa.
Oleh karena itu kita harus mau dikuasai oleh Roh Kudus supaya
dapat menguasai jiwa penakluknya. Oleh karena itu Tuhan Yesus
selalu memberikan pengajaran dan apa yang dikerjakan kepada para
muridNya sesuai kehendak Bapa-Nya. Hal tersebut dimaksudkan
agar hidup kita sebagai anak-anak Allah memiliki cara hidup sesuai
maksud dan tujuan Tuhan Yesus bagi kita, dan sungguh-sungguh
berkenan Tuhan.
Penjelasan Teks Alkitab
Dari bacaan Injil Matius 18:1-6 kita menemukan ajaran-ajaran
Tuhan Yesus yang disampaikan kepada para murid dalam
kesempatan dan waktu yang terpisah. Dan bacaan ayat 1-6 Tuhan
mengajarkan tentang sikap hidup rendah hati dan mendorong untuk
melakukannya. Berawal dari adu pendapat yang tidak berguna di
antara para murid-Nya mengenai siapa yang terbesar di antara
mereka di dalam Kerajaan Sorga. Siapa yang dimaksud nama-
namanya, bukan tabiat perilaku yang dituntut. Dan sebenarnya para
murid belum paham mengenai Kerajaan Sorga, tetapi impiannya
sebagai sebuah kerajaan duniawi yang megah dan hebat. Atau
mereka beranggapan bahwa semua yang mendapatkan tempat
adalah pribadi-pribadi yang besar dan sungguh-sungguh baik. Dan
mereka beranggapan bahwa beberapa di antara mereka pasti akan
70
diangkat oleh Yesus sebagai wakil-wakil raja dalam Kerajaan-Nya.
Tanggapan Yesus akan keinginan para murid, Yesus tidak marah
dan memakluminya, dan Ia memanggil seorang anak kecil dan
menempatkannya di tengah-tengah mereka. Mengapa? Yesus ingin
mengajar secara nyata yang bisa dirasakan dan nampak di depan
mata mereka. Bukan supaya anak itu diajak bermain, tetapi agar
dapat memetik pengajaran yang menuntut hikmat dari anak kecil itu
agar dapat memenuhi syarat masuk Kerajaan Sorga. Jawaban atas
perdebatan para murid, dengan memakai contoh anak kecil itu,
Tuhan Yesus menjelaskan cara hidup anggota keluarga Kerajaan
Allah yang harus memenuhi beberapa hal:
✓ Pertama: Pertobatan yang sejati (ayat 3); yaitu
menunjukkan perubahan pola hidup, sebagai pikiran dan
perilaku dari manusia lama ke manusia baru (Efesus 4:22-
32).
✓ Kedua: Kerendahan hati (ayat 4); yang berarti tidak
mendahulukan ego diri menjadi terkecil, selalu mau belajar
dan bersedia menjadi pelayan bagi sesama.
✓ Ketiga: Menjunjung tinggi kebenaran sebagai cara atau gaya
hidup (ayat 5-6) sebab mereka yang berbuat kebenaran
berasal dari Allah, dan menyambut Tuhan Yesus di dalam
hidupnya.
Anak kecil adalah lambang dari Kerajaan Allah, dimana terdapat
71
kejujuran, ketulusan dan kemurnian hati. Tak ada tipu daya dalam
pikiran dan perkataan seorang anak kecil, sebab mereka tampil apa
adanya dengan kepolosan mereka. Dalam masyarakat anak kecil
sering diremehkan dan ditipu karena kepolosannya, dan jadi objek
manipulasi orang dewasa. Karena itu Tuhan mengecam mereka yang
suka menghasut dan menanamkan nilai-nilai kejahatan dalam pola
pikir anak kecil (Matius 18:6-9)
Pembahasan
Dari pengajaran Yesus kepada para murid dan juga kepada kita
orang percaya, perlunya tidak menuntut untuk menjadi orang-orang
yang dihormati. Tetapi harus bersedia berjuang untuk menjadi yang
terutama di mata Tuhan. Karena itu dalam hidup berjemaat,
bergereja harus saling menjaga (Kolose 3:9) Karena itu mari kita
hidup supaya menyenangkan hati Tuhan, hidup yang menjadi Tuhan
berkenan, Dia tidak terbatas untuk melihat perilaku setiap umatNya.
Para murid sebelumnya memiliki pekerjaan dan penghasilan,
dan telah melihat Yesus dimuliakan di atas gunung (Matius 17).
Mereka sama dengan orang Yahudi yang menganggap Yesus datang
untuk mendirikan kerajaan kembali bagi bangsa Israel, sehingga
mereka ingin mendapatkan posisi yang penting. Melihat hal tersebut
Yesus meluruskan pandangan bagi mereka; dan juga bagi kita saat
ini agar (a) Bertobat dengan memperbaiki cara pandang dan
72
harapan mereka tentang Kerajaan Tuhan yang salah supaya
mempermuliakan Tuhan dalam hidup kita. (b) Tuhan tak berkenan
dengan sikap sombong, tinggi hati dan meremehkan orang lain,
untuk belajar seperti anak-anak yang jujur, apa adanya dan rendah
hati, tidak ambisius. (c) Kita hidup bergereja dan dalam
kebersamaan jangan saling mencemooh, tetapi saling berlomba
untuk memuliakan Tuhan.
Relevansi dan Aplikasi
Pengajaran Tuhan Yesus di atas sangat penting untuk diperhatikan
bagi kita agar kita dapat membangun kehidupan diri kita dalam
kebersamaan dalam keluarga, bergereja dan bermasyarakat agar
kita menyenangkan hati Tuhan. Karena itu kesungguhan atas
kesadaran kita, keyakinan dan hati nurani yang dipimpin Roh Kudus
maka kita mampu mewujudkan tujuan hidup kita searah dengan
tujuan Tuhan Yesus bagi kita.
Pertanyaan untuk Diskusi
Merespon tentang pengajaran penting Tuhan Yesus tersebut
diperlukan pendalaman bagi kita untuk mempelajari:
1. Apa yang menjadi keutamaan hidup Tuhan Yesus bagi kita dan
apa saja hambatan dalam penerapan hidup sehari-hari?
2. Apa hubungannya pengajaran Tuhan Yesus tersebut terhadap
73
panggilan hidup kita berkait dengan Kerajaan Tuhan? (baca
Roma 14:17)
Komitmen
Kunci keberhasilan akan panggilan Tuhan bagi kita memerlukan
komitmen “ketaatan” agar kita dapat mewujudkan kehidupan yang
benar, menghadirkan Kerajaan Tuhan dalam seluruh aspek
kehidupan kita sebagai respon kebaikan Tuhan untuk
mendatangkan damai sejahtera dan sukacita oleh Roh KudusNya
bagi kita.
Referensi
1. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Penerbit Gandum Mas
Kotak 46 Malang
2. Bahan Kotbah “Anak Kecil dan Kerajaan Allah” Sumber web
http://renunganbacktobible.blogspot.com/2017/11anak-kecil-
dan-kerajaan-allah.html
3. Bahan Kotbah “Menjadi Murid Sejati”, sumber web
http://tokyo.gili-japan.org/speaker/pdt.yustinushia/
74
Bahan PA II Januari 2020
MENJADI ANAK-ANAK ALLAH
YOHANES 1 : 10-14
Bp. Hadi Prasetyo Suseno (Abednego Suseno)
Tujuan
Ketika kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
pribadi, maka kita mengalami lahir baru. Bukan kelahiran secara
jasmani dari daging, namun kelahiran secara rohani. Kita dilahirkan
oleh Allah untuk menjadi anak-anak Allah dan kita ini menjadi
bagian dari keluarga Allah. Hidup kita akan diubahkan Tuhan ketika
kita lahir baru. Cara kita hidup di dunia akan berbeda dengan cara
hidup orang yang belum lahir baru. Hidup kita seharusnya
berdampak bagi orang-orang di sekeliling kita, karena ketika kita
menerima Yesus, kuasa menjadi anak-anak Allah itu kita terima
Pengantar
Banyak orang Kristen yang belum mengerti apa artinya menjadi
orang Kristen. Banyak orang Kristen hanya bangga memiliki status
“Kristen” di kolom agama pada KTP mereka. Padahal menjadi orang
Kristen sesungguhnya memiliki makna yang jauh lebih dalam dari
hanya sekedar kolom agama di KTP. Kata “Kristen”, dalam bahasa
75
Inggrisnya disebut dengan “Christian”, artinya adalah pengikut
Kristus. Dengan demikian, menjadi orang Kristen tidak hanya
sekedar memiliki nama yang berbau Kristen, tidak hanya sekedar
memakai kalung salib, atau tidak hanya sekedar memasang salib di
rumah kita. Tetapi menjadi orang Kristen artinya harus mau
mengikut dan meneladani Kristus dalam segala hal. Dan saat ini,
ditekankan bahwa menjadi orang Kristen, berarti kita juga siap
menjadi anak-anak Allah. Banyak orang Kristen sering mendengar
istilah “anak-anak Allah”. Bahkan cukup banyak orang Kristen yang
merasa bahwa ketika mereka menjadi orang Kristen, ketika mereka
datang ke gereja, maka mereka adalah anak-anak Allah. Benarkah
demikian?
Penjelasan Teks Alkitab
Menjadi orang Kristen tidak langsung secara otomatis kita menjadi
anak-anak Allah, karena cukup banyak orang yang mengaku dirinya
Kristen tetapi ia tidak mau mengakui Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat pribadi mereka. Orang-orang semacam ini biasanya
adalah orang-orang yang sudah “Kristen” karena orang tua mereka
juga Kristen. Tetapi dalam hidupnya, mereka tidak pernah memiliki
hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan. Oleh karena itu, kita
hanya akan disebut sebagai anak-anak Allah, jika kita meresponi
kasih karunia yang dikaruniakan Allah Bapa kepada kita (ay. 1a). Apa
76
artinya? Artinya adalah bahwa kita mengakui bahwa Allah Bapa
sangat mengasihi seisi dunia (termasuk kita), dan mengakui bahwa
Allah Bapa telah mengirim AnakNya yang tunggal (Yesus Kristus)
sebagai Juruselamat bagi setiap orang yang percaya kepadaNya
(Yoh. 3:16). Oleh karena itu, jika kita hanya mengaku sebagai orang
Kristen, tanpa pernah percaya kepada Allah Bapa dan kepada Yesus
Kristus, maka sesungguhnya kita bukan dan tidak pantas disebut
sebagai anak-anak Allah. Alkitab menulis bahwa ketika kita percaya
kepada Allah Bapa dan kepada Yesus Kristus, maka kita secara
otomatis menjadi anak-anak Allah. Karena manusia memang
diciptakan oleh Allah, tetapi karena dosa kita menjadi terpisah
dengan Allah. Oleh karena itu, ketika Yesus Kristus turun ke dunia
ini, melalui kematian dan kebangkitanNya hubungan kita dengan
Allah dipulihkan kembali, dan kita menjadi anak-anak Allah. Bahkan
saat ini pun sebenarnya status kita adalah anak-anak Allah (ay. 2a),
walau memang akan baru nampak secara nyata ketika Tuhan Yesus
datang kembali untuk yang kedua kalinya (ay. 2b), yaitu ketika kita
nanti akan dibawa masuk ke dalam kerajaan surga yang mulia. Di
dalam iman kepada Yesus Kristus, kita adalah anak-anak Allah (Gal
3:26).
Pembahasan
77
Karena kita adalah anak-anak Allah, tentu kita saat ini bukan lagi
anak-anak dunia, atau anak-anak Iblis. Bahkan Alkitab mengatakan
bahwa dunia sudah tidak lagi mengenal kita sebagai anak Allah,
karena dunia juga tidak mengenal Allah (ay. 1b). Jadi, jangan heran
jika ketika kita telah menjadi anak-anak Allah, hidup kita di dunia
seakan-akan menjadi lebih berat. Kita mungkin akan dimusuhi oleh
lingkungan sekitar kita, oleh teman kita, bahkan mungkin oleh
keluarga kita. Tetapi hal tersebut pun tidak boleh menjadi
penghambat kita untuk kita tetap percaya kepada Allah, karena
hanya dengan status sebagai anak-anak Allah, maka kita boleh
menghadap tahta Allah, dan boleh memanggil Allah dengan sebutan
Bapa (Roma 8:15).
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam
nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau
dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-
laki, melainkan dari Allah.” (Yoh. 1:12-13). Sama halnya manusia
tidak berperan apa-apa dalam kelahirannya, kita juga tidak dapat
berperan apa-apa dalam ke’lahir’an kita dari surga sebagai keluarga
Allah dengan berbuat baik atau beriman dengan kemampuan diri
sendiri. Sebagaimana dinyatakan oleh ayat-ayat di atas, Allah adalah
yang “memberi kuasa” berdasarkan kemurahanNya. “Lihatlah,
betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
78
sehingga kita disebut anak-anak Allah,” (1 Yohanes 3:1). Oleh karena
itu anak Allah hanya membanggakan Allah (Efesus 2:8-9). Seorang
anak bertumbuh besar semakin hari pasti semakin mirip
orangtuanya. Demikian pula Allah menghendaki anak-anakNya
menjadi makin serupa dengan Yesus Kristus. Sekalipun ia baru akan
menjadi sempurna hanya ketika berada di surga, anak Allah tidak
akan terus menerus hidup dalam dosa dan tidak menyesalinya.
“Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan
kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama
seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa,
berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk
inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia
membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang
lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada
di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari
Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap
orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah,
demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.” (1
Yohanes 3:7-10)
Relevansi dan Aplikasi
Jangan salah tangkap, seorang anak Allah tidak “dibuang” karena
berbuat dosa. Namun seseorang yang “membiasakan diri” berdosa
79
(terus menerus menikmati dosa tanpa memedulikan Yesus dan
firmanNya) menunjukkan bahwa dia tidak pernah betul-betul
ter”lahir” kembali. “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin
melakukan keinginan-keinginan bapamu.” (Yohanes 8:44). Di sisi
lain, anak-anak Allah tidak akan menikmati kesenangan dosa tapi
selalu mau mengenal, mengasihi dan memuliakan Bapa mereka. Hak
sebagai anak Allah tidaklah ternilai. Sebagai anak Allah kita dianggap
sebagai bagian dari keluargaNya (Gereja), dijanjikan rumah di surga,
dan diberi hak untuk menghampiri Allah sebagai Bapa dalam doa
(Efesus 2:19; 1 Petrus 1:3-6, Roma 8:15). Sambutlah panggilan Allah
untuk menyesali dosa di dalam pertobatan dan percaya kepada
Kristus.
Pertanyaan untuk Diskusi
1. Bagaimanakah cara untuk memastikan bahwa kita adalah anak-
anak Allah, bukan anak-anak iblis?
2. Mengapa mematikan perbuatan-perbuatan daging dianggap
sebagai penderita bersama-sama dengan Kristus? Mengapa hal
tersebut dapat menyebabkan penderitaan?.
80
Komitmen
Puji Tuhan! Kita yang menerima Yesus, menerima kuasa untuk
menjadi anak-anak Allah. Tidakkah ini sesuatu yang luar biasa?
81
Bahan PA I Februari 2021
“HAI ANAK-ANAKKU, SALING MENGASIHILAH”
YOHANES 13: 33-35
Putri Anastassia
Tujuan
Melalui perenungan PA ini, jemaat belajar untuk :
1. Jemaat memahami bahwa saling mengasihi dalam keluarga dan
jemaat merupakan identitas pengikut Yesus.
2. Jemaat menerapkan hidup yang saling mengasihi di dalam
keluarga dan di tengah jemaat.
Pengantar
Perintah saling mengasihi adalah perintah yang paling sering kita
dengar dalam kotbah maupun renungan. Sebagai orang Kristen,
rasanya kita sudah paham betul apa dan bagaimana cara mengasihi.
Ketika ada pengkotbah membahas perihal mengasihi, mungkin kita
sudah bosan mendengarnya. Jika sudah sering mendengar tentang
perintah saling mengasihi, mengapa kita masih terus membahasnya?
Sebab, jika kita jujur, perintah yang paling sering kita dengar ini
terkadang adalah perintah yang paling sulit untuk dilakukan.
Terutama jika kita diperhadapkan pada orang-orang yang sulit
untuk dikasihi.
82
Penjelasan Teks Alkitab
Yesus sedang makan bersama murid-muridNya. Yesus tahu bahwa
itu adalah perjamuan terakhir yang Ia lakukan bersama mereka.
Marilah kita membayangkan jika menjadi Yesus. Jika kita tahu bahwa
ini adalah makan malam terakhir bersama dengan anak-anak kita,
apa yang akan kita sampaikan pada mereka? Tentu ada begitu
banyak hal yang ingin kita katakan. Tetapi dengan waktu yang
terbatas, kita akan memilih untuk menyampaikan hal atau nasihat
yang menurut kita paling penting. Demikian halnya dengan Yesus. Ia
memilih untuk menyampaikan perintah terpenting, yaitu saling
mengasihi.
Apakah selama ini Yesus tidak pernah menyampaikan
perintah ini? Tentu saja Yesus menyampaikannya bahkan berkali-
kali. Tetapi Ia menyampaikan terlebih melalui perbuatanNya. Ia
menyembuhkan ibu mertua Petrus, membuat para murid
mendapatkan banyak ikan setelah semalam mencari ikan namun
tidak mendapat apa-apa, meredakan badai, bahkan Ia membasuh
kaki para murid yang seharusnya dilakukan oleh budak. Oleh karena
itu, dalam bacaan Alkitab tadi Yesus menegaskan “Sama seperti Aku
telah mengasihi kamu.” Dengan perbuatan kasih yang telah Ia
lakukan kepada para murid, Yesus berharap mereka dapat
melakukan hal yang sama.
83
Pembahasan
Mengapa perlu saling mengasihi? Yang pertama, hal ini
disampaikan Yesus di saat-saat terakhir sebab para murid akan
menghadapi situasi yang tidak mudah ketika Yesus tidak lagi
bersama-sama dengan mereka. Setelah kematian, kebangkitan dan
kenaikan Yesus ke surga, para murid memiliki peran baru untuk
memberitakan Injil. Akan ada banyak hambatan dan tantangan di
depan. Oleh sebab itu penting untuk senantiasa saling mengasihi
diantara para murid. Kasih yang mereka berikan satu sama lain akan
menjadi kekuatan untuk menghadapi berbagai kesulitan dalam
memberitakan Injil.
Saling mengasihi dalam lingkungan yang lebih sempit justru
terkadang lebih sulit. Para murid telah belajar untuk mengasihi
orang yang kesusahan dan menyembuhkan orang sakit. Namun
menjaga untuk tetap saling mengasihi diantara para murid memiliki
tantangan tersendiri. Mereka telah hidup bersama selama kurang
lebih tiga tahun selama masa pelayanan Yesus. Dalam waktu itu pula,
tentu ada berbagai konflik yang terjadi walau tidak tertulis dalam
Alkitab. Mereka datang dari berbagai latar belakang dan berbagai
karakter. Seperti misalnya, Lukas sang tabib yang terpelajar, yang
kemudian menuliskan Injil Lukas dengan bahasa yang sangat baik.
Kita juga mengenal Simon Petrus si nelayan, yang sangat ekspresif
dalam menyampaikan pendapatnya. Tentu keduanya sangat
84
berbeda cara pandang dan cara bertutur kata. Perbedaan ini tentu
dapat menimbulkan persoalan. Namun sekali lagi, saling mengasihi
adalah sebuah upaya untuk merangkul segala perbedaan yang ada di
antara para murid dan menjadikannya kekuatan untuk menghadapi
tantangan di depan.
Yang kedua, Yesus mengingatkan para murid bahwa
mengasihi adalah identitas sebagai muridNya. “Dengan demikian
semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridku, yaitu
jikalau kamu saling mengasihi.” Identitas bagi orang Yahudi
merupakan sesuatu yang sangat penting. Orang Yahudi
menunjukkan identitasnya dengan perayaan keagamaan dan ritual.
Namun Yesus tidak menekankan identitas tersebut. Yesus
menegaskan bahwa dengan menunjukkan kasih diantara para
murid, mereka telah menunjukkan siapa yang mereka percaya.
Itulah identitas yang baru bagi para murid.
Relevansi atau Aplikasi
Perintah saling mengasihi juga diberikan oleh Yesus kepada kita.
Dua poin di atas akan menjadi bahan pembahasan kita bersama.
Semakin kita bertumbuh dewasa sebagai orangtua, kita semakin
memahami bahwa kehidupan di dunia luar tidaklah mudah. Dalam
pekerjaan, tidak jarang kita berhadapan dengan pimpinan yang
semena-mena, rekan kerja yang saling jegal, atau dipaksa melakukan
85
pekerjaan yang sebetulnya tidak sesuai dengan aturan. Tidak semua
orang mendapatkan lingkungan pekerjaan yang nyaman. Padahal
kita menghabiskan separuh waktu kita untuk bekerja. Sehingga
tantangan dalam dunia pekerjaan adalah hal yang terus-menerus
kita hadapi. Barangkali kita pulang ke rumah dalam keadaan yang
sangat letih karena banyaknya tugas dan tekanan yang kita hadapi
setelah bekerja seharian.
Dalam situasi inilah Yesus menasihatkan kita untuk hidup
saling mengasihi dalam lingkup terkecil, yaitu dalam keluarga dan
jemaat. Tantangan yang harus dihadapi di luar tidaklah mudah. Kita
menghadapi tantangan dalam bekerja, anak-anak kita pun
mengalami tantangan dalam pendidikan yang sedang dijalani. Saling
mengasihi antar anggota keluarga adalah sumber kekuatan bagi kita
untuk menghadapi tantangan. Kasih yang melimpah antara suami,
istri, dan anak menjadi penyemangat utama. Walaupun demikian,
kita tahu bahwa saling mengasihi dalam keluarga dan jemaat
seringkali juga tidak mudah.
Pertanyaan untuk Diskusi
1. Apa yang menjadi dasar bagi kita sebagai murid Kristus untuk
mengasihi?
2. Bagaimana kita menerapkan kasih dalam keluarga mana kala
keluarga sedang menghadapi pergumulan?
86
Komitmen
Sebagai murid Tuhan Yesus Kristus yang telah diberikan perintah
untuk saling mengasihi, kita memperjuangkan kasih mulai dari
lingkup terkecil keluarga kita, persekutuan dan di tengah
lingkungan meskipun ada begitu banyak tantangan dan hambatan
di dalam mewujudnyatakan kasih. Mari memohon kepada Tuhan
Yesus agar kita menjadi dimampukan untuk saling mengasihi dalam
kondisi apapun kehidupan kita.
87
Bahan PA II Februari 2021
AKU DAN SEISI RUMAHKU MENJADI PERCAYA
KISAH PARA RASUL 16:19-34
Bp. Ari Primantoro
Tujuan
Peserta PA memahami bahwa meningkatnya kepercayaan tehadap
Tuhan harus selalu diupayakan setiap saat dan dimulai dari diri
sendiiri dan anggota keluarga di rumah.
Pengantar
Pada kesempatan ini kita akan belajar bersama dari kesaksian
keluarga kepala penjara di Filipi dalam menerima firman Tuhan
yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 16:19-34. Dalam
menjalankan misi pemberitaan injil, Rasul Paulus dan rekannya
Silas di Filipi, suatu kota di daerah Makedonia, seperti halnya di
tempat lain, di kota ini Paulus juga mendapat tentangan dari orang-
orang yang tidak suka akan pemberitaan injil, bahkan mereka
ditangkap dan didera, kemudian dimasukkan ke dalam penjara.
Tuhan berencana mempertobatkan banyak orang di Makedonia, dan
ternyata kepala penjara beserta keluarganya adalah salah satunya.
Perhatian Tuhan yang begitu besar dinyatakan kepada kepala
88
penjara. Tuhan tidak melakukan tindakan untuk memanggil para
pejabat-pejabat kota ataupun orang-orang penting di wilayah
tersebut namun hanyalah melalui orang kecil seperti kepala penjara
tersebut.
Penjelasan Teks Alkitab dan Pembahasan
Pada ayat 19-24 dikatakan bahwa orang-orang serakah yang
mempekerjakan perempuan di Filipi untuk mencari keuntungan
dari nujumnya begitu marah. Mereka marah karena sumber
pendapatan mereka diganggu. Manusia berdosa sudah begitu
rusak, sehingga tidak lagi membedakan mana benar dan mana
salah. Semua hanya dilihat dari kerangka mana yang
menguntungkan dan mana yang tidak. Mereka menangkap
Paulus dan Silas bukan karena mereka melakukan kesalahan,
tetapi karena mereka kehilangan keuntungan. Paulus dan Silas
tidak merugikan siapa pun dengan menyembuhkan perempuan
itu. Semua keuntungan yang diperoleh para pemimpin itu tidak
bisa dikategorikan keuntungan yang pantas. Mereka tidak
melakukan apa yang layak dan memberi faedah bagi banyak
orang melalui keuntungan yang mereka dapatkan itu.
Keserakahan mereka telah mengelabui pikiran mereka dan
menumpulkan perasaan keadilan mereka. Maka, oleh karena
pengaduan mereka, Paulus dan Silas pun dipukul di depan
89
umum berkali-kali dan dipenjara tanpa diadili. Paulus dan Silas
juga dituduh mengacaukan kota dan akan merubah adat istiadat
yang ada di kota ini.
Hukuman yang begitu besar yang ditimpakan kepada
Paulus dan Silas, walaupun tanpa diadili, sehingga untuk
mereka diberikan pengawalan khusus. Kepala penjara diancam
dengan nyawa jika Paulus dan Silas lari dari tahanan itu.
Dampak fitnahan tersebut yang dikatakan oleh tuan-tuan
perempuan yang disembuhkan dari kerasukan itu sangat
berpengaruh sehingga membuat para pemimpin kota sangat
mewaspadai Paulus dan Silas. Penjagaan yang diberikan kepada
mereka sama seperti penjagaan yang diberikan kepada tahanan
berbahaya yang mempunyai kekuatan memberontak.
Ayat 25 sd 28, Di dalam penjara, pada waktu tengah
malam, Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji -pujian
kepada Allah, dan Tuhan memberikan gempa dan membuka
pintu-pintu penjara dan juga belenggu mereka, ini menandakan
bahwa tidak ada belenggu apa pun yang dapat menghentikan
berita Injil. Tetapi di dalam ayat 28 dikatakan pula bahwa
Paulus dan Silas tidak keluar dari penjara itu dan juga tidak
segera pergi dan lari keluar selagi ada kesempatan. Mereka
akan menunjukkan diri bahwa mereka bukanlah seorang
tahanan dengan suatu kesalahan tertentu, tetapi karena fitnah,
90
tetapi mereka ingin menunjukkan kebenaran firman Allah.
Tuhan berencana mempertobatkan banyak orang di Makedonia
bahwa kuasanya dapat diberitakan melalui perantara siapapun,
apakah dia orang kecil maupun orang besar. Dalam hal ini
Tuhan mempertontonkannya melalui seorang kepala penjara
dan keluarganya.
Ayat 29 dan 30 menjelaskan kepada kita bagaimana
kepala penjara itu menjadi sangat gentar. Dia hampir saja
mengalami kematian dan sekarang nyawanya selamat. Tetapi
walaupun saat ini nyawanya selamat, dia tetap gentar dan ingin
mendapatkan jalan untuk keluar dari ketakutan ini. Maka dia
bertanya kepada Paulus dan Silas sambil tersungkur, bertanya
agar jiwanya bisa diselamatkan. “Percayalah kepada Yesus
Kristus, engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu,
Dialah satu-satunya yang memberikan keselamatan bagi
jiwamu”. Pada hari itu juga satu keluarga diselamatkan dan
menjadi percaya. Betapa agungnya cara Tuhan bekerja. Dia
bekerja dengan cara yang sangat tidak terduga. Segala kejadian
besar itu untuk memanggil sebuah keluarga menjadi orang
percaya. Setelah kepala penjara dan seluruh keluarga itu
bertobat dan menerima Tuhan Yesus, dikatakan bahwa dia
begitu bergembira karena sekarang telah percaya kepada Allah.
91
Inilah orang-orang yang bersukacita karena telah menerima
berita Injil.
Relevansi
Dalam kehidupan kita sehari hari, seringkali kita dipertemukan
dengan berbagai kalangan baik akademisi, tokoh agama,
pedagang, guru, tukang becak dan bernagai profesi lainnya.
Mereka yang berinteraksi dengan kita adalah orang-orang yang
memiliki latar belakang yang beragam, pengalaman,
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang berbeda-beda. Siapun
mereka yang datang dalam kehidupan kita adalah berkah Allah
ataupun pembelajaran dari Allah. Tanpa kita sadari, pergaulan
dengan mereka seringkali menghasilkan sesuatu entah itu
pelajaran penting tentang kehidupan yang baik atau pelajaran
yang akan membawa kita kepada kebaikan. Firman Allah berupa
kebaikan kadang tersampaikan tanpa melalui perkataan namun
melalui berbagai kejadian-kejadian penting di sekitar kita yang
kita lalui setiap hari. Seperti si kepala penjara, dia tidak
menyangka dalam pekerjaannya sehari-hari, dia hanya
mengurus para tahanan namun dihari yang luar biasa itu, dia
dipertemukan dengan Paulus dan menerima pengabaran Injil
beserta seluruh keluarganya. Tentunya ini suatu berkat yang
sangat luar biasa dari Tuhan.
92
Lantas bagaimana jika kita bertemu dengan pribadi-pribadi
yang belum mengetahui firman Allah? Apa yang mesti kita lakukan?
Mereka memiliki cara pandang yang berbeda terhadap semua
permasalahan, karena latar belakang yang berbeda-beda, adat
istiadat, suku yang berbeda, seperti kepala penjara yang ingin bunuh
diri ketika pintu dan belenggu tahanan terbuka. Juga kejadian-
kejadian yang terkini banyak warga masyarakat yang terkena
dampak pandemi, serta kejadian-kejadian lainnya yang
mengakibatkan masyarakat putus asa, kehilangan kepercayaan dan
harapan pada siapapun, kepada pemerintah, sesama dan mungkin
juga harapan kepada Tuhan. Inilah sebenarnya yang menjadi tugas
nyata kita, menjadi tantangan bagi kita, yang telah mengikut Yesus
dan selalu berusaha menjalankan firmannya untuk membantu
sesama kita menuju terang dan damaiNya.
Pertanyaan untuk diskusi
1. Mengapa kita kadang kadang melihat orang merasa ragu atau
meragukan keberadaan Tuhan beserta karya-karyaNya?
2. Hal-hal apa saja yang mendasari orang menjadi semakin percaya
akan keberadaan Tuhan beserta karya-karyanya?
3. Tindakan-tindakan apa saja yang mesti kita lakukan agar terjadi
perubahan peningkatan kepercayaan kita terhadap Tuhan baik
pada diri kita, anggota keluarga dan komunitas kita?
93
Komitmen
Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan kita akan
diselamatkannya, kita dan seisi rumah kita. Percaya akan karya-
karyanya, percaya akan mujizatnya.
94
Bahan PA I Maret 2021
KELUARGA YANG MELAYANI
KISAH PARA RASUL 21 : 1-6
Bp. Hadi Prasetyo Suseno (Abednego Suseno)
Tujuan
Melayani” adalah istilah yang tidak asing di dalam kekristenan
sehingga semua orang yang mengaku sebagai orang Kristen haruslah
menyadari bahwa dirinya adalah seorang pelayan atau hamba. Kita
dipanggil untuk memiliki gaya hidup yang mementingkan
kepentingan orang lain di atas kepentingan diri kita sendiri.
Pengantar
Seorang anggota majelis berkunjung ke rumah salah satu warga
jemaat. Terjadilah percakapan diantara mereka. Anggota majelis itu
bertanya: “Pak, jika bapak mempunyai dua sepeda motor apakah
bapak akan memberikan satu untuk pelayanan gereja?” Anggota
jemaat tersebut menjawab dengan bersemangat: “Bersedia!”
Anggota majelis itu senang dengan jawaban anggota jemaatnya,
kemudian anggota majelis itu kembali bertanya: “Jika bapak punya
dua ekor sapi, apakah bapak juga akan berbagi satu untuk gereja?”
Anggota jemaat tersebut menjawab dengan bersemangat:
95
“Bersedia”. Anggota majelis itu semakin senang mendengar jawaban
anggota jemaat tersebut, dan menganggap warga jemaat tersebut
adalah orang yang setia menerapkan nilai-nilai untuk Berbagi. Untuk
lebih meyakinkan akan kesetiaan warga jemaat tersebut anggota
majelis tadi bertanya kembali: “Pak, jika bapak mempunyai dua ekor
ayam apakah bapak bersedia memberikan yang seekor untuk
gereja?” “Tunggu dulu” jawab orang itu “Pak majelis pasti tahu kalau
saya memang punya dua ekor ayam, kalau itu saya belum bersedia”.
Ilustrasi tersebut menggambarkan bahwa kebanyakan orang
setuju dengan nilai untuk berbagi sebagai nilai yang baik untuk
dikembangkan tetapi hanya sebatas wacana saja. Namun banyak
yang undur untuk berbagi ketika diperhadapkan pada kenyataan.
Keluarga menjadi tempat utama bagi pendidikan keutamaan-
keutamaan (kebajikan), moral dan peradaban yang memberikan
sumbangan bagi kehormatan manusia, solidaritas serta
kesejahteraan umum masyarakat. Untuk itu dibutuhkan
pemahaman baru, yaitu keluarga sebagai komunitas cinta kasih,
hidup dan keselamatan.
Penjelasan Teks Alkitab
21 :1-2 : Paulus dan rekan-rekannya melanjutkan pelayaran di
antara daratan utama dengan berbagai pulau. Kos dan Rodos. Dua
pulau di mana mereka berlabuh untuk bermalam. Rodos juga
96
merupakan nama sebuah kota yang terletak di pulau dengan nama
yang sama. Di Patara, sebuah kota di daratan utama, mereka
menemukan sebuah kapal yang dapat mengantarkan mereka
langsung ke Fenisia, meninggalkan pulau Siprus. Tampaknya
berbagai kondisi memungkinkan mereka berlayar dengan lancar,
sebab sesudah naik kapal, Paulus tampaknya tidak tergesa-gesa lagi
untuk mencapai Yerusalem.
21 :3-6 Ketika mereka berlabuh di Tirus, Paulus dapat
beristirahat sejenak, sebab kapal yang mereka tumpangi itu
memerlukan waktu. tujuh hari untuk bongkar muatan. Beberapa
orang murid berada di Fenisia karena penganiayaan yang terjadi
sesudah kematian Stefanus (11:19), dan Paulus sekarang
mengunjungi murid-murid tersebut. Di dalam gereja ini terdapat.
beberapa orang nabi yang melalui bisikan Roh mengungkapkan
bahwa Paulus akan menghadapi bahaya yang besar di Yerusalem.
Karena itu murid-murid berusaha mencegah kepergiannya ke sana.
Sekalipun demikian, ketika Paulus tetap bersikeras untuk berangkat,
seluruh jemaat ikut mengantarkan dia ke kapal, dan sesudah
memanjatkan doa bersama di tepi pantai, sang penginjil dan rekan-
rekannya berlayar kembali.
Tubuh kita diciptakan dengan naluri untuk menghindari
bahaya. Kalau jari kita tersentuh benda panas, tangan akan secara
otomatis ditarik dari sumber panas itu. Agabus memperingatkan
97
Paulus akan nasib buruk yang bakal dia alami saat tiba Yerusalem.
Saudara-saudara Kristen di Kaisarea mendesak Paulus untuk
membatalkan perjalanan ke sana, tetapi Paulus tetap memutuskan
pergi ke Yerusalem.
Bukankah ini sebuah keputusan yang konyol? Apa sebabnya
Paulus mengabaikan nubuat Agabus tadi? Hal yang sama terjadi juga
pada Yesus. Jauh hari sebelum kematian di Salib, Ia telah mengetahui
hal itu. Tetapi Yesus tetap saja berkeras untuk pergi ke Yerusalem
pada perayaan paskah. Mengapa, kedua tokoh penting dalam
kekristen melakukan hal ini?
Ini adalah salah satu kisah tentang perjalanan panjang Paulus
untuk memberitakan Yesus dan sebuah perjalanan untuk menjadi
satu di dalam kematian Kristus. Dari Efesus, Paulus dan
rombongannya singgah di beberapa tempat, seperti Pulau Kos, Pulau
Rodos, Pelabuhan Patara, dan di Tirus. Selama satu minggu ia di situ
untuk mengunjungi orang-orang yang telah percaya kepada Yesus.
Saat mereka hendak melanjutkan perjalanan, mereka diantar oleh
orang-orang percaya di Tirus hingga ke luar kota. Sebuah tindakan
penghargaan terhadap seorang yang dihormati atau disenangi
karena apa yang dilakukannya. Mungkin sekali selama satu minggu
itu, Paulus melakukan pengajaran terhadap mereka yang ada di situ
dan memperkuat iman percaya mereka.
98
Bersyukur kita punya Allah yang tahu bagaimana
mengapresiasi setiap pelayanan dan kerja yang kita lakukan. Orang
yang melakukannya dengan setia, tulus, tanpa pamrih, profesional,
dan jujur akan dibalas-Nya dengan kebaikan. Apa, bagaimana cara,
dan kapan apresiasi itu diberikan bergantung pada kehendak Tuhan.
Karena itu biarlah apresiasi datang sebagai pemberian yang
membangkitkan gairah bukan mengejarnya sebagai tujuan akhir
yang membuat kita terhenti dan berpuas diri, apalagi
menyombongkan diri.
Pembahasan
Seperti Tuhan Yesus yang berjalan dari desa yang satu ke desa
lainnya atau dari kota yang satu dan kota lainnya maka Pauluspun
demikian. Ia berlayar dan menyeberang lautan dengan kapal dari
pulau ke pulau dan singgah di kota demi kota untuk memberitakan
injil Yesus Kristus kepada orang banyak. Berbagai pengalaman turut
mewarnai perjalanan tersebut, gembira maupun sedih.
Kegembiraan dialami Paulus ketika ia disambut dengan hangat dan
penuh ketulusan dari para murid di berbagai tempat. Sehingga ia
bisa tinggal dan memberitaka Injil Kristus kepada orang banyak.
Namun, ada juga kesedihan yang mendalam saat Paulus hendak
berpisah dengan orang-orang percaya di tempat yang telah ia
kunjungi. Tentu, resiko yang menghadang pun tidak kecil. Terdengar
99
kabar oleh para murid (ay.4), bahkan nubuatan nabi Agabus (ay.11)
memperjelas resiko yang akan dialami Paulus. Yaitu bahwa para
pemimpin Yahudi di Yerusalem telah menyediakan hukuman untuk
menanti kedatangan Paulus di Yerusalem. Paulus bukan tipe seorang
rasul Kristus yang takut dan gentar terhadap resiko. Bagi Paulus,
resiko apapun tidak boleh menjadi penghalang bagi perjalanan
pekabaran Injil Kristus yang dilakukannya. Sebesar apapun resiko
yang dihadapi tidak boleh menghentikan perjalanannya, itu
sebabnya ketika para murid ingin menahannya, bahkan dengan
menangis meminta agar ia tidak pergi ke Yerusalem. Paulus tetap
pada panggilan dan pengutusannya. "Sebab aku ini rela bukan saja
untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama
Tuhan Yesus" (ay.13). Dalam segala hal Paulus ingin menjadi dan
mengalami seperti Tuhan Yesus. Ia juga ingin diikat dan dihukum
mati di Yerusalem seperti Tuhan Yesus dan demi nama Tuhan Yesus.
Tidak banyak hamba-hamba Tuhan yang mau melakukan perjalanan
pelayanan dan pekabaran Injil Kristus seperti Paulus. Tidak banyak
juga hamba-hamba Tuhan yang siap menghadapi resiko seperti
Paulus. Ketika menghadapi resiko, ada kecenderungan untuk
menghindar dan mencari selamat diri sendiri daripada tegar serta
siap mengalami resiko terberat sekalipun jika hal itu demi nama
Tuhan Yesus daripada karena kejahatan sendiri.
100
Perjumpaan Petrus dengan Tuhan Yesus di pantai Tiberias
memberikan petunjuk jelas mengenai cara terbaik untuk melayani
Tuhan (Yohanes 21:15-17). Sesudah Petrus menyatakan bahwa ia
mengasihi Tuhan Yesus, maka ia segera mendapatkan tugas
pelayanan, menggembalakan domba-domba-Nya. Tak ada
pelayanan tanpa kasih kepada-Nya. Dan melayani Tuhan selalu
berhubungan dengan kepedulian kita kepada sesama manusia.
Ketika kita melayani sesama manusia sesuai permintaan Tuhan itu,
hendaklah kita melakukannya seperti kepada-Nya. Artinya, kita
harus mengingat segala kebaikan-Nya, persekutuan kita dengan-Nya
dan perintah-Nya. Jika tidak, maka kita tidak akan sanggup melayani
sesama kita, yang di dalam kenyataan sangat menjengkelkan dan
mengecewakan hati kita. “Apa pun juga yang kamu perbuat”
termasuk pelayanan kita di mana saja, kapan saja dalam bentuk dan
cara apa pun haruslah dengan segenap hati kita. Kalau hanya dengan
setengah hati, maka Dia tidak sudi menerimanya. Hal-hal di atas tadi
bagaikan hujan lebat yang mempersulit gerak kita, namun
seharusnya tidak menyurutkan niat kita untuk melayani Tuhan yang
sudah melayani kita dengan bermandikan peluh dan darah-Nya.
Relevansi dan Aplikasi
A. Kondisi untuk bisa melayani Tuhan dengan baik diantaranya :
1. Ada suasana rohaniah yang memadai di dalam keluarga kita.
101
2. Ada kesehatian tentang pentingnya pelayanan yang kita
pertimbangkan.
3. Ada dukungan dari pasangan dan anggota keluarga yang lain.
4. Waktu dan energi yang terambil dari keluarga,
terkompensasikan dengan efektif sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif.
B. Pelayanan holistik adalah sebuah paham akan peranan gereja
dalam lingkup sosial, yakni pengontekstualisasian Injil Yesus
Kristus pada masalah konkret yang terjadi disekitar gereja.
C. Pelayanan holistik sebagai upaya untuk merealisasikan
pengajaran Alkitab ke dalam praksis,yang tentunya hal ini berlaku
di tengah-tengah kondisi dan situasi masalah konkret di sekitar
gereja.
Pertanyaan untuk Diskusi
1. Bentuk-bentuk pelayanan seperti apakah yang berkenan kepada
Tuhan Yesus Kristus.
2. Tuhan Yesus Kristus sudah melayani kita, sudahkan kita
melayani Tuhan..? Berikan contohnya.
Komitmen
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap
hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu,
102
bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan
bagimu sebagai upah” (Kolose 3:23-24). Alkitab menegaskan,
“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh,
jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab
kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu
tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58).
103
Bahan PA I Mei 2021
WUJUD KASIH DALAM KELUARGA
EFESUS 6: 1-9
Bp. Pramono Hadi
Tujuan
1. Menumbuhkan kembali relasional keluarga kristen yang
harmonis di GKJ Karangbendo.
2. Mengembangkan partisipasi aktif peran serta keluarga kristen
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan
Pengantar
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan
alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat
Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu
kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat
lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan
yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus.
Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef
4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di
antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama
sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara
104
serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang
bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini
dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas daripada
jemaat di Efesus saja – mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat
edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya
mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di
Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi
semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat
Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut
Paulus dalam Kol 4:16.
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-
17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para
pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyertaan
Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup
mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus
Penjelasan Teks Alkitab
Memang perintah mendidik anak menjadi taat kepada orang tua
banyak dimuat dalam Kitab Suci. Setiap orang diantara kamu
haruslah menyegani ibunya dan ayahnya. (Im 19: 3); Hai anakku,
peliharalah ayahmu dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu
(Ams 6: 20). Bagi orang Yahudi ketaatan kepada orang tua adalah
105
keharusan, diperintahkan oleh Allah sendiri seperti termuat dalam
dekalog (sepuluh perintah Allah). Hormatilah ayahmu dan ibumu,
supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu ditanah yang diberikan
TUHAN Allahmu kepadamu (Kel 20: 12; Ul 5: 16).
Sampai zaman Romawi kuno, seorang ayah mempunyai
kekuasaan mutlak terhadap anaknya. Seorang bayi ketika baru lahir
akan diletakkan di depan kaki ayahnya. Apakah bayi itu akan
diterima atau dibuang adalah hak si ayah, dan seringkali bayi yang
lemah dan cacat dibuang begitu saja. Seorang anak jika berani
menentang orang tua akan dibawa ke depan pintu gerbang kota
untuk diadili dan bisa dihukum dengan dilempar batu sampai mati.
Atas dasar pemahaman ini Paulus menulis surat kepada orang-orang
di Efesus tentang perlunya mendidik anak agar taat kepada orang
tua dalam jalan Tuhan agar hidup mereka bahagia dan panjang umur
(Ef 6: 1-3). Dalam perikop ini pemahaman anak lebih bersifat
relasional ketimbang umur. Meskipun sudah berumur 50 tahun lebih
tetaplah seorang anak dari orang tuanya sehingga dia juga harus
menghormati orang tua dan diwujudkan dalam bentuk taat kepada
mereka. Paulus secara berimbang menasehati orang tua agar tidak
membuat hati anak-anak marah (Ef 6: 4). Mendidik anak menjadi
taat memang perintah Tuhan dan cara yang pas juga diperlukan di
dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Cara sewenang-wenang dengan
memaksakan kehendak secara membabi-buta sudah tidak cocok
106
lagi. Orang tua perlu membuka dialog dengan anaknya sehingga
semua memihak bisa saling memahami. Paulus secara berimbang
hubungan rerlasional antara hamba dan majikan (catatan : hamba
pada jaman surat ini ditulis adalah budak belian) Paulus
menekankan bahwa dalam melakukan tugas mereka harus
didasarkan harkat kemanusiaan si hamba bukan karena sebagai
keterpaksaan atas keberadaan riil hamba (Ef 6: 5-8). Walaupun tuan
dan hamba (budak belian) dalam konteks saat itu sangat berbeda
struktur, Paulus mengngatkan bahwa mereka adalah sama
dihadapan Tuhan (Ef 6:9)
Pembahasan Relevansi Dan Aplikasi
✓ Pemerintah membuat momentum hari bersejarah untuk
menggugah semangat kepedulian kesadaran rakyat untuk lebih
mengkokohkan fondasi kehidupan bangsa dan bernegara. (2 Mei
→ Hardiknas; 17 Mei → Hari Buku Nasional; 20 Mei → Hari
Kebangkitan Nasional; 31 Mei → Hari tanpa tembakau nasional)
✓ Momentum bersejarah seperti tersebut diatas jarang
dimanfaatkan dalam kehidupan rohani sehingga kita bisa
bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan dalam penyertaan
Bapa serta Kasih Tuhan Yesus.
107
✓ Dalam kehidukan milenial ini, waktu bersama keluarga secara
intens merupakan barang yang langka mahal. Perlu komitmen
bersama anggota keluarga untuk menciptakannnya.
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Apakah kita mempunyai komitmen dalam meluangkan waktu
“bersama” dalam keluarga untuk berbagi masalah, pengalaman
dalam kehidupan sehari-hari?
2. Sejauhmana peranan kita dalam keluarga dalam membimbing
keluarga kita untuk berperan dalam penjabaran Kasih Tuhan
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan?
3. Apabila kita sudah menerapkannya, adakah tindakan kita
terstruktur bersama dalam kehidupan bergereja. Bila belum,
hambatan apakah yang menjebabkan belum dilaksanakannya,
sehingga hidup kita bernar-benar layak dihadapan Tuhan?
108
Bahan PA II Mei 2021
KEWAJIBAN TIAP GENERASI
TITUS 2:1-10
Bp. Tatag Dian Kristyanto
Tujuan
Agar peserta PA menyadari pentingnya belajar menjalankan
kewajiban sebagai orang percaya, supaya dapat mewariskan dasar -
dasar iman untuk generasi selanjutnya.
Pengantar
“Balita tak bernyawa itu masih di lemari bajuku, banyak warga
mencarinya, pak rw selaku polisi dan pak rt yang memeriksa rumah
ku seluruhnya tak ada satupun dari mereka yang menemukan nya, tak
ada satupun yang tau aku pelakunya. Oke besok siap berserah
diri,” tulis NF melalui akun Facebook-nya. Sontak, status tersebut
mendapatkan banyak komentar, Tak hanya itu, ia juga tidak merasa
takut atau merasa bersalah setelah melakukan pembunuhan
terhadap anak kecil tak berdosa itu dengan membuat status "Maljum
tengah malem gini apa bakal bangun dengan kondisi kyk zombie??"
Bahkan, sebelum melaporkan dirinya ke polisi, ia sempat membuat
109
status bertuliskan "otw" yang artinya adalah pelaku pembunuhan
tesebut sedang dalam perjalanan ke kantor polisi..
Saat perjalanan menuju lokasi tindak kejahatan, ia
dikabarkan duduk di sebuah mobil polisi yang juga sempat
mengunggah postingan di status whatsappnya yang
bertuliskan "Gini toh rasanya di mobil polisi" Waduh, ngeri! Kasus
pembunuhan balita yang dilakukan oleh seorang remaja ini
tampaknya membuat keluarga dari korban sangat terpukul.
Kriminolog anak, Haniva Hasna menyebutkan, ada beberapa
faktor pelaku NF menjadi ”korban” dalam kasus pembunuhan
tersebut. Ia mengatakan, NF merupakan korban dari keluarga dan
lingkungan yang tak memahami dirinya. Anak ini memang dalam
kondisi keluarganya tidak utuh, dia korban perceraian. NF
disebutnya tidak memiliki keyakinan beragama yang cukup, yang
bisa mempengaruhi seseorang untuk mengurungkan niat melakukan
kejahatan. Mari kita cari korelasi dari pendapat terakhir ini.
Penjelasan Teks Alkitab
Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Titus:
1. Pasal 1 (Tit 1:1-16). Pengajaran tentang persyaratan pekerja
gereja.
2. Pasal 2-3 (Tit 2:1-3:15). Pengajaran tentang kewajiban orang
percaya.
110
Dalam bagian kedua dijelaskan bahwa baik ia seorang tua, pemuda
bahakan hamba memiliki kewajiban untuk hidup dengan benar. Dari
sekian banyak kewajiban dan tuntunan dari ayat bacaan kita, saya
tertarik dengan ayat 6-7 yang berbunyi: “demikian juga orang-orang
muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam
segala hal dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam
berbuat baik.”
Pembahasan
Apakah ketidakutuhan keluarga bisa menjadi pengaruh buruk pada
generasi yang Tuhan percayakan pada kita? Jawaban idealnya pasti
“benar”. Apakah lingkungan yang tidak memahami kehadiran
generasi yang Tuhan percayakan pada kita juga layak disalahkan jika
terjadi hal-hal buruk yang mereka lakukan? Secara psikologi tadi
jawabannya “pasti.” Namun, apakah generasi yang muncul dari
keluarga yang tidak utuh, tidak ideal dan lingkungan yang tidak
menjalankan kewajiban untuk hidup dengan benar pasti akan
menjadi pelaku kejahatan?
Dari kasus NF, faktor2 tersebut sangat mendukung untuk
seseorang melakukan kejahatan, namun jika belajar dari alkitab, itu
tidak menjamin seseorang akan hidup dalam ketidak benaran, salah
satunya Titus. Titus adalah seorang Yunani yang tidak bersunat yang
kemudian menjadi penganut Kristus. Paulus menyebutnya "anak
111
yang sejati menurut iman yang dimiliki bersama", Titus tidak
dilahirkan dari keluarga yang mengajarkan hidup sesuai kebenaran
firman Tuhan, juga tidak dari lingkungan yang mengenal firman
Tuhan, tapi dari Paulus yang sudah terlebih dulu memiliki keyakinan
yang cukup dan sudah menerima keselamatan, Titus mau mengikuti
teladan hidup Paulus dan juga menerima nasihat dari Paulus,
sehingga Titus menjadi teman sekerja dalam pelayanan yang luar
biasa.
Contoh lain dari alkitab adalah tentang Timotius, Timotius
adalah putra dari seorang perempuan Yahudi bernama Eunike
walaupun ayahnya adalah seorang Yunani, namun ia juga cucu dari
LOIS, Menurut tradisi luar Alkitab, LOIS lahir dalam iman Yahudi dan
kemudian masuk agama Kristen bersama dengan putrinya Eunike.
(baca 2 Timotius 1:5) Dapat disimpulkan, Melalui keakrabannya
dengan keluarga (nenek dan ibunya), juga pengetahuannya terhadap
teladan iman pendahulunya, Timotius menjadi teman Paulus dalam
perjalanan mengabarkan Injil ke berbagai tempat. Bahkan menjadi
martir Pada tahun 97 ketika ia mencoba menghalangi prosesi
penyembahan berhala dari orang-orang di sana dengan
menyampaikan khotbah.
112
Relevansi Dan Aplikasi
Hidup yang diberikan Tuhan kepada kita, dibekali tuntunan dan
diatur dalam kewajiban untuk hidup benar, dari sana kita gunakan
untuk menguasai diri dalam segala hal dan menurunkan keteladanan
iman yang benar kepada generasi yang dipercayakan kepada kita.
Kita juga dibekali dengan nasihat dari generasi pendahulu kita, dan
tidak lupa untuk senantiasa memiliki keyakinan kepada Tuhan yang
bisa menjauhkan kita dari tindakan yang jahat ataupun tidak
berkenan kepada-Nya.
Pertanyaan Untuk Diskusi
Jika di sekitar kita, kita temukan keluarga – keluarga dengan
pergumulan tertentu, yang membuat kehidupan keluarga mereka
tidak ideal, dan situasi mereka sudah mulai mempengaruhi
lingkungan disekitarnya, bagaimana sikap kita merespon keadaan
tersebut?
Komitmen
“Setiap anak berhak bangga pada orang tuanya” kutipan kata bijak
dari kang Mus, salah satu peran di film preman pensiun ini mengajak
kita untuk sebaik mungkin mengendalikan diri sebagai orang tua,
untuk bisa jadi kebanggaan anak cucu kita, terlebih bisa jadi teladan
iman yang baik bagi generasi dibawah kita. Dengan begitu, mari kita
113
laksanakan kewajiban generasi kita seturut tuntunan yang Tuhan
berikan. Tuhan memampukan.
114
Bahan PA I Juni 2021
SALING MENASEHATI DAN GIAT DALAM PELAYANAN
IBRANI 10 : 19-25
Bp. Hadi Purwoko
Tujuan
Setelah perenungan Firman Surat Ibrani 10:19-25 peserta PA dapat:
• Memahami perlunya membangun kehidupan untuk saling
menasehati dalam kebenaran Injil agar terwujut hidup dan
kehidupan dalam kebersamaan guna meraih damai sejahtera
Allah.
Pengantar
Kehidupan orang percaya yang telah ditebus dan diselamatkan,
dipanggil untuk bertumbuh dan bersaksi terhadap obyek yang
diimaninya yaitu percaya dan berserah kepada Yesus, Tuhan dan
Juruselamat, yang dipanggil mewujudkan hidup bersama dalam
kasih dan saling menasehati serta melayani di dalam kesatuan tubuh
Kristus, yaitu gerejanya dimana mereka bertumbuh bersama-sama.
Juga menyatakan iman dan perbuatan yang penuh kasih dalam
kehidupan berkeluarga yang damai dan kuat dimana anak-anak
bertumbuh-kembang, dan yang mampu menanggulangi berbagai
ancaman, termasuk serangan narkoba bagi anak-anak. Panggilan
115
keluar adalah kehadirannya orang percaya ikut berpartisipiasi aktif
menggemakan hikmat dan kasih Allah di tengah masyarakat untuk
bersaksi guna ikut mewujutkan kehidupan yang rukun, damai,
bertoleransi dan dalam kebersamaan hidup berbangsa dan
bernegara sebagai bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila.
Penjelasan Teks Alkitab
Menghayati karya persembahan korban Kristus yang sempurna
dalam kematian di kayu salib dan kebangkitan-Nya itulah yang
membuka jalan ke hadapan Allah dan tahta kasih karunia-Nya itu
membuat orang percaya menjadi penuh keberanian dapat
senantiasa menghampiri Allah dalam doa (ayat 19). Marilah kita
senantiasa dengan iman menghadap Tuhan dalam Yesus Kristus
yang tak dapat dipisahkan (ayat 22), melalui iman kita yang
sungguh-sungguh ketika datang menghampiri kepada Allah melalui
Yesus Kristus akan memperoleh hikmat dan segala kebaikan, kasih
karunia, pertolongan, keselamatan, pengudusan, dan persekutuan
dengan-Nya. Menjelang hari Tuhan (ayat 25), saat kedatangan
kembali Kristus untuk menjemput orang percaya yang makin
mendekat, di zaman millinium ini akan menghadapi banyak
tantangan, dan pencobaan rohani serta penganiayaan, disertai
banyak penipuan ajaran yang menyesatkan. Kita sebagai orang
percaya harus menyikapi suka berkumpul bersatu hati secara tetap
116
untuk saling menguatkan agar tetap berpegang teguh kepada
Kristus dan iman rasuli perjanjian baru. Dengan terwujutnya
bangunan tubuh Kristus yang kuat dengan kesiapan kita bersedia
saling menegur dan ditegur disertai saling menasehati dan
menguatkan maka akan mendorong sebagai warga gereja untuk
saling melayani dan menopang satu sama lain.
Pembahasan
Rasul Paulus mengemukakan martabat-martabat di dalam Injil
sudah seharusnya sebagai orang percaya mengetahui kehotmatan
dan hak-hak istimewa yang telah diberikan oleh Kristus bagi
mereka, supaya ketika dipelihara dalam kasih dan penghiburan dan
mereka juga dapat memberikannya kemuliaan atas segala sesuatu.
Hak-hak istimewa itu antara lain adalah:
✓ Keberanian untuk masuk kedalam tempat Maha Kudus.
Mereka mendapat jalan masuk kepada Allah, terang untuk
memimpin mereka, kebebasan roh dan kebebasan berkata-
kata untuk mematuhi pimpinan itu. Mereka dapat masuk ke
hadirat Allah yang penuh rahmat dalam Sabda-Nya,
ketetapan-Nya, pemeliharaan-Nya dan perjanjian-Nya yang
kudus dan demikian masuk dalam persekutuan Allah.
✓ Jalan itu telah disucikan Kristus bagi kita melalui tabir yang
terbuka yaitu tubuh jasmani-Nya. Ketika Ia mati tabir bait
117
suci terbelah menjadi dua terjadi pada waktu korban petang
dan membuat orang melihat secara mengejutkan dalam
tempat Maha Kudus yang tidak pernah melihat sebelumnya.
Jalan menuju ke sorga adalah melalui Juru Selamat yang
disalib kematian itu adalah jalan kehidupan bagi mereka yg
percaya.
✓ Orang percaya harus berpegang teguh pada pengakuan iman,
untuk memeluk semua kebenaran Injil, melawan pencobaan
dan perlawanan dari musuh-musuh iman. Cara melakukan
tanpa goyah, tanpa berbantah, tidak main-main dengan
godaan untuk menjadi murtad dan jauhi langkah yang
berbahaya. Allah yang menjanjika setia kiranya mendorong
kita setia dan bertekun lebih bergantung kepada-Nya.
✓ Pada akhirya semua itu mendorong kita saling
memperhatikan supaya saling mendorong dalam kasih dan
dalam pekerjaan yang baik. Saling memperhatikan dan
perduli apa saja yang dibutuhkan, kelemahan dan pencobaan-
pencobaan yang dihadapi, saling mengasihi dan berbuat baik,
tidak saling memarahi. Teladan yang baik diberikan kepada
orang lain merupakan dorongan terbaik dan paling berhasil
guna saling mengasihi dan berbuat baik.
✓ Jangan menjahui diri dari pertemuan-pertemuan ibadah , itu
kehendak Kristus supaya murud-muridNya berkumpul
118
bersama-sama, secara pribadi berdoa dan berdoa bersama
merenungkan Firman dan bersatu dalam melaksanakan
semua ketetapan ibadah Injil. Dengan perekutuan para kudus
maka hati dan tangan mereka saling dikuatkan.
✓ Untuk menasehati satu sama lain, untuk menasehati diri
sendiri, dan satu terhadap yang lain, untuk mengingatkan diri
dan mengingatkan satu dengan yang lain akan dosa dan
bahaya jika undur. Saling mengingatkan kewajiban kita,
kegagalan kita dan kebobrokan yang harus diperbaiki, untuk
menjaga satu dengan yang lain yang dipimpin oleh Roh Injil
yang benar dan menciptakan persahabatan yang terbaik.
Relevansi Dan Aplikasi
Bertitik tolak dari perenungan firman ini, sebagai orang percaya
dipanggil masuk ke dalam hadirat Tuhan, menjalin hubungan
semakin dekat kepada Tuhan melalui cara hidup baru dalam darah
Kristus. Hidup baru diatur oleh tiga jalan pengalaman Kristen dalam
iman, pengharapan dan kasih. Kita memiliki Bait Suci yang dibangun
di bumi di dalam hidup orang percaya yang melambangkan apa yang
di sorga. Sekarang Kristus sudah masuk di rumah Allah Sorgawi,
sudah mempersembahkan darahnya untuk menebus dosa dan
menyempurnakan orang percaya, satu kali untuk selamanya. Kita
memerlukan ketekunan untuk memperoleh apa yang dijanjikan,
119
dimana banyak tantangan, godaan dan pencobaan dalam
mewujutkan kasih, saling menasehati dan melayani. Untuk itu
dipanggil tetap taat setia melakukan kehendak Tuhan baik dalam
kehidupan sebagai orang percaya, dalam persekutuan gereja dan
kehidupan berkeluarga yang kuat menghadapi berbagai ancaman
dan godaan. Dan dipanggil keluar untuk bersaksi dan melayani
mewujudkan kehidupan di tengah masyarakat dalam kebersamaan,
kerukunan, dan toleransi terhadap segala perbedaan yang ada
sebagai warga dan bangsa Indonesia yang tercinta.
Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Apakah hambatan dan upaya mewujudkan kasih saling
menasehati dan saling melayani dalam kehidupan bergereja dan
berkeluarga pada masa kini di lingkungan kita?
2. Apakah tantangan dan ancaman dalam mewujutkan kehidupan
bermasyarakat yang rukun, damai dan menghargai perbedaan
yang ada (SARA) berdasarkan Pancasila?
Komitmen
Sebagai orang percaya berkomitmen dalam iman, kasih dan
pengharapan kepada Yesus adalah Tuhan dan Juru selamatnya,
bersedia mengasihi dan saling menasehati untuk tumbuh bersama
dalam kesaksian dan pelayanan bagi dirinya, keluarga dan gerejanya
120
serta bersaksi dan saling melayani di tengah masyarakat dimanapun
berada.
121
Bahan PA II Juni 2021
MEMILIKI SATU VISI UNTUK GEREJA TUHAN
1 PETRUS 3:8-12
Pdt. Imanuel Geovasky
Tujuan
1. Peserta PA menyadari pentingnya kesatuan visi di dalam gereja
2. Peserta PA memahami visi GKJ Karangbendo ke depannya.
Pengantar
Kehidupan bergereja tidak luput dari perbedaan pendapat hingga
perselisihan atau konflik. Sebagian orang menganggap bahwa
perbedaan pendapat atau bahkan konflik sebisa mungking harus
dihindari di dalam gereja. Akan tetapi kenyataannya perbedaan
pendapat dan perselisihan itu terjadi dalam berbagai bentuk dan
ekspresi dalam kehidupan pelayanan.
Penjelasan teks Alkitab
Surat 1 dan 2 Petrus merupakan surat yang ditulis oleh Rasul Petrus
yang adalah murid Yesus Kristus kepada orang-orang Kristen
pendatang atau perantau (diaspora) yang tersebar di Pontus, Galatia,
Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia (luasnya sekitar: 300.000 mil
persegi/450.000 km persegi). Surat ini ditujukan terutama bagi
122
orang-orang Kristen yang sudah dibaptis sebagai umat Allah. Di
daerah di mana orang Kristen sebagai pendatang atau perantau itu
terdapat berbagai tekanan opresif dari penduduk asli melalui
tuduhan macam-macam terhadap perilaku orang-orang Kristen
pendatang dalam bentuk kekerasan fisik, aniaya, kekerasan verbal,
fitnah dan tuduhan-tuduhan.
Penderitaan ini paling tepat dianggap berada pada masa
kaisar Nero, yang membakar hidup-hidup orang Kristen di kota
Roma (tahun 64 M). Dari Roma gerakan anti-Kristen bergemuruh
dan bisa mengalami imbasnya sampai ke daerah-daerah lain. Karena
itu, Rasul Petrus menuliskan surat ini untuk mengingatkan dampak
penindasan yang bisa menyebar dari Roma ke lima daerah alamat
surat ini, meskipun secara lokal mereka sudah mengalaminya. Pesan
Rasul Petrus melalui surat pastoralnya ini mengatakan agar
menjadikan pencobaan-pencobaan tersebut sebagai ujian untuk
membuktikan kemurnian iman jemaat. Rasul Petrus sebagai murid
Yesus mengalami sendiri perjumpaan dan persekutuan yang akrab
dengan Tuhan Yesus. Rasul Petrus juga menderita dalam pekabaran
Injil hingga akhirnya mati sebagai seorang martir, yakni seorang
yang mati karena mempertahankan imannya. Pesan utama di dalam
surat 1 Petrus adalah pemeliharaan Tuhan nampak justru ketika
orang percaya berada dalam pencobaan atau dukacita. Pencobaan
itu sebagai kesempatan untuk mengolah rasa percaya kepada
123
pemeliharaan Tuhan Allah. Pada bagian 1 Petrus 3:8-12 Rasul Petrus
menuliskan tentang ringkasan prinsip-prinsip yang menunjukkan
bagaimana hubungan orang percaya dengan sesamanya.
Pembahasan
Perikop pasal 3:8-12 diberikan judul oleh LAI “Kasih dan Damai”.
Rasul Petrus mengajar agar kehidupan orang percaya seia sekata,
seperasaan, mengasihi, penyayang, rendah hati, tidak dendam, tidak
membalas kejahatan dan tidak saling mencaci maki (ay. 8-9). Ajakan
Rasul Petrus ini dapat dipahami dalam konteks bahwa orang-orang
Kristen sebagai pendatang dan perantau itu cenderung dalam posisi
yang lebih rentan di tengah masyarakat yang tidak percaya. Berbagai
kesulitan dan aniaya yang dialami oleh orang Kristen pendatang itu
harusnya menjadi dasar bahwa mereka harus seia sekata,
seperasaan, bersatu, dan saling peduli satu dengan yang lain. Rasul
Petrus mengajak orang percaya untuk memiliki kesatuan kata dan
kesatuan hati. Karena jika mereka justru mementingkan diri sendiri
atau bahkan bertengkar karena mempertahankan egonya masing-
masing maka kehidupan mereka akan menjadi semakin sulit. Hal ini
bisa kita lihat dalam ilustrasi sapu lidi. Sapu lidi dapat digunakan
untuk menyapu dan menjadi kuat jika semua lidi diikat menjadi satu.
Jika masing-masing lidi tercerai-berai sendiri-sendiri maka lidi itu
124
akan sangat mudah untuk dipatahkan dan tidak dapat digunakan
untuk menyapu.
Rasul Petrus menyadari bahwa penganiayaan yang terjadi di
masanya itu adalah hal yang harus dihadapi sebagai kenyataan.
Karena itu, belajar dari Yesus dan ajaranNya, dia mengajar jemaat
untuk berani menghadapi orang-orang yang membenci mereka
karena nama Yesus, tetapi dengan cara yang benar yaitu dengan
prinsip-prinsip damai (ay. 9-12). Di ayat 10 Rasul Petrus mengajak
orang percaya untuk menjaga lidah terhadap yang jahat dan menjaga
bibir dari ucapan yang menipu. Seringkali sumber perselisihan
adalah dari kata-kata yang menyakiti orang lain. Di samping itu
penting untuk memadamkan api dendam yaitu dengan tidak
membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan dengan tindakan-
tindakan yang baik.
Kesatuan kata dan hati dapat terwujud jika masing-masing
orang percaya dapat menjaga setiap ucapannya untuk tidak
menyakiti orang lain dan menggunakan lidah dan bibirnya untuk
mengucapkan kata-kata berkat. Dengan demikian, orang percaya
dapat mencintai hidup dan melihat hari-hari baik. Rasul Petrus juga
menekankan pentingnya kebaikan-kebaikan dan perdamaian, serta
pada saat yang sama Ia menegaskan bahwa Tuhan menentang
orang-orang yang berbuat jahat. Melalui semua ajaran ini Rasul
Petrus mengarahkan para pembaca surat ini agar memiliki kesatuan
125
visi di dalam jemaat. Dengan demikian, jemaat akan dikuatkan
menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan sebagai sebuah
kesatuan tubuh Kristus.
Relevansi atau Aplikasi
Dalam kehidupan bergereja, kita memerlukan prinsip hidup dalam
kasih dan damai seperti sudah diajarkan oleh Rasul Petrus di atas.
Namun kenyataannya masih sering terjadi bahwa orang percaya
belum seia-sekata, sulit menjaga lidah dan bibir dari perkataan yang
menyakiti, atau bahkan perbedaan pendapat seringkali mengarah
kepada perselisihan karena tingginya ego masing-masing. Oleh
karena itu, Rasul Petrus mengajak kita untuk mendasari kehidupan
dan persekutuan kita dengan kasih dan perdamaian, serta
mengupayakan kesatuan kata dan hati (visi) untuk gereja Tuhan.
Dalam berbagai kesempatan baik itu melalui bahan-bahan PA
dan renungan-khotbah, kita bersama sebagai orang percaya di GKJ
Karangbendo diajak untuk merenungkan dan mendiskusikan tema-
tema tentang gereja intergenerasi dengan dasar teologi gereja
sebagai Keluarga Allah adalah agar kita semua mempunyai kesatuan
visi ke depan bagi gereja kita tercinta. Visi penting untuk dimiliki
sebagai arah dan panduan untuk melangkah dalam kehidupan
bersama dalam gereja Tuhan.
126
Pertanyaan untuk diskusi
1. Apakah pentingnya visi bagi sebuah gereja?
2. Bagaimanakah cara agar setiap orang percaya di dalam gereja
memiliki kesatuan visi?
3. Apakah impian atau harapan Saudara bagi GKJ Karangbendo ke
depannya?
Komitmen
Amsal 29:18 dalam bahasa Inggris mengatakan “When there is no
vision, the people perish”, jika tidak ada visi maka umat akan tercerai-
berai, hancur atau bahkan binasa. Marilah kita bersama
berkomitmen untuk memiliki kesatuan visi bagi gereja Tuhan.
127
128
Catatan:
129
Catatan: