Bahan Kuliah Metode Penelitian Dan Rancop
-
Upload
clearesta-akin -
Category
Documents
-
view
943 -
download
1
description
Transcript of Bahan Kuliah Metode Penelitian Dan Rancop
Oleh
DR. drh. Dasrul, M.Si
Fakultas Kedokteran HewanUniversitas Syiah Kuala
2009
METODE PENELITIAN DAN RANCANGAN
PERCOBAAN
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Peternak
Apakah Penelitian itu..?
• Penelitian bermula dari hasrat ingin tahu manusia
• Manusia mahluk yang dianugerahi oleh Tuhan sifat serba ingin tahu
• Misal:
• Apa itu ?
• Dari mana asalnya ini ?
• Mengapa ini dapat terjadi ?
• Dan lain-lain
METODE PENELITIAN
Sebagian pertanyaan tersebut diatas diperoleh jawabannya merupakan suatu pengetahuan yang benar
Untuk memperoleh pengetahuan yang benar ini dapat ditempuh melalui; Metode non Ilmiah : melalui akal sehat;
prasangka; coba-coba atau otoritas seseorang Metode Ilmiah : melalui metode yang sistematis,
terkontrol dan berdasarkan data empirik dan konsisten.
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah mempunyai ciri; Konsisten Serupa dan Objektif
Jika Pengetahuan yang benar tadi berupa inter-relasi dari fakta-fakta, maka pengetahuan tersebut disebut pengetahuan ilmiah (ilmu/Sains)
Jadi Penelitian Ilmiah adalah suatu proses yang terdiri dari experimentasi atau observasi untuk memperoleh fakta-fakta dan pemberian argumentasi atas dasar postulat yang telah diterima untuk menyatakan inter-relasi dari fakta/hasil experimentasi atau observasi
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Komponen Penelitian Experimental atau Observasi untuk mencari
fakta melalui rasa-persepsi Penjelasan atau Argumentasi sehingga fakta
yang diperoleh diberi arti, dicari hubungan antar fakta serta hubungan fakta dengan “ body of know ledge “
Jika suatu kegiatan hanya berupa, pengumpulan fakta, menyalin fakta atau menindahkan imformasi saja maka kegiatan tersebut bukan penelitian
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Penelitian atau research berasal dari kata “ re ” dan “ to resarch “ berarti mencari kembali.
Berarti Penelitian adalah suatu siklus yang dimulai dari hasrat keingintahuan atau permasalahan, kemudian diteruskan dengan pengumpulan fakta/data, selanjutnya manarik suatu kesimpulan dari fakta/data tersebut untuk memberi jawaban atas permasalahan atau keingin tahuan yang dihadapi.
Proses penelitian tidak berhenti, tetapi akan timbul masalah yang baru atas dasar jawaban yang telah diperoleh tadi. Seterusnya akan terjadi pengulangan proses yang serupa dengan diatas Siklus Heliks.
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
1. Penelitian dimulai dari permasalahan yang terbentuk ketidaktahuan, keraguan, kemenduaan, kesulitan, kelangkaan atau keingintahuan
2. Permasalahan dirumuskan secara tepat, jelas dan padat
3. Permasalahan dipecahkan menjadi sub-sub permasalahan yang lebih spesifik dan kongkrit
4. Perumusan hipotesis dari tiap-tiap sub permasalahan
5. Mengumpulkan, meringkas dan menganalisis data
6. Memberi interprestasi pada hasil analisa data apakah mendukung atau menolak hipotesis
SIKLUS HELIKS PENELITIAN
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
TAHAPAN PROSES PENELITIAN
I. Identifikasi, pemilihan dan perumusan, permasalahan (problem) penelitian
II. Studi Pustaka
III. Perumusan Hipotesisi
IV. Identifikasi, Klasifikasi dan Pemberian definisi variabel
V. Penyusunan Rancangan Penelitian
VI. Penentuan alat pengukur/Pengambil data
VII. Pengumpulan, pengaturan dan analisa data
VIII.Penyusunan laporan hasil penelitian
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
I. IDENTIFIKASI, PEMILIHAN DAN PERUMUSAN MASALAH
PENELITIAN Masalah atau permasalahan penelitian adalah kesenjangan
antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam fakta; antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia; antara harapan dengan capaian. Atau masalah adalah kesenjangan antara das sollen (seharusnya) dengan das sain (apa yang ada dalam fakta)
Kesenjangan tersebut dapat berupa;
Kelangkaan, ketidak tahuan, keraguan, ketimpangan, kesulitan dan lain sebagainya
Permasalahan dihasilkan dari observasi seseorang peneliti yang telah dibekali dengan ”sceintific mind” dan ”prepared
Observasi dapat dilakukan terhadap ; Kepustakaan, pengalaman pribadi, pengamatan sepintas, forum seminar dan diskusi ilmiah, juga dari intuisi belaka
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Masalah penelitian sebenarnya ada disekitar kita. begitu banyak sehingga kita sulit untuk melokalisir dan mengidentifikasinya
Untuk memudahkan identifikasi masalah dapat dilakukan dengan cara membatasinya atas dasar minat dan disiplin keilmuan peneliti. Misalnya calon dokter, membatasi dirinya
dalam ilmu kedokteran Mikrobiologi aspek metode diagnostik reaksi imunologis Salmonella
Apakah telah ditemukan metode diagnostik dini berdasarkan reaksi immunologis pada infeksi salmonella ?
Dalam melakukan Observasi, calon peneliti harus dibekali dengan scientififc mind dan prepared mind
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Scientific mind peneliti harus berpandangan objektive (melepaskan diri dari pandangan sendiri), independen (tak terpengaruh oleh pandangan orang lain) dan berwawasan, tidak ada otoritas dalam sains/keilmuan. Tidak mudah percaya terhadap suatu pendapat
Prepared mind selalu siap siaga untuk menampung problem yang muncul selama observasi. Isac Newton menemukan hukum gravitasi setelah
tertimpa buah apel. Banyak orang yang sebelumnya juga tertimpa buah apel, tetapi tidak pernah berpikir tentang hukum gravitasi. Oleh karena pikirannya tidak siap untuk menangkap makna jutuhnya apel dari pohon keatas kepalanya.
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Permasalahan kadang-kadang juga karena adanya Hint (gambaran) tertentu seperti fenomena yang diamati, dirasakan, diketahui, tetapi belum ada informasi atau kejelesan atas fenomena-fenomena tersebut
Misal; Tentang hubungan Obstruksi adenoid dengan otitis medio Kemakmuran orang tua dengan sikap anak-anak terhadap
orang tuanya Benalu teh dengan penyakit kanker
Problem dapat dikatan problem Penelitian jika didalamnya terkandung perjuangan pemikiran yang tidak dapat digantikan oleh komputer
Problem Penelitian harus dapat memberi gambrana tentang; Dapatkah data dikumpulkan untuk menjawab problem
tersebut ? Apakah ada usaha agar data tersebut diberi arti atau
disimpulkan untuk menjawab problem tersebut ?.
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Jika problem penelitiannya cukup luas, maka perlu dipersempit dengan cara membuat sub-sub permasalahan atau question
Namun jika problem penelitian sudah cukup sempit dan spesifik tidak diperlukan lagi pemecahan semacam ini.
Contoh Problem pokoknya; Menurut kepakaan Nisseria gonorho
terhadap derivat penisillin, menyuntikan penanggulangan penyakit kelamin GO
Questionnya adalah; faktor apa yang menyebabkannya ? Dosis, cara pemberian apa yang tepat dipakai sebagai pengganti derivat penisilin ?
- Apakah ada obat tradisional yang dapat digunakan sebagai anti GO
Penyusunan problem pokok menjadi sub-problem harus diperhatikan beberapa hal antara lain;
Mempunyai nilai penelitian Layak Sesuai dengan kualifikasi
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Rumusan masalah harus dilengkapi dengan pembatasan lingkup permasalahan apa saja yang ingin dicari jawabannya dan apa yang tidak,
darimana penelitian dimulai dan sampai dimana akan diakhiri
Difinisi operasional atau kriteria yang digunakan
Asumsi-asumsi dasar : suatu yang dianggap sebagai sesuatu yang sudah semestinya tanpa perlu dibuktikan terlebih dahulu
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian yaitu mempunyai kegunaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu keperluan
Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas yaitu masalah tersebut dapat pecahkan
Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti yaitu masalah menarik bagi sipeneliti dan cocok dengan kualifikasi sipeneliti
Ciri-ciri Masalah yang baik
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Masalah haruslah mempunyai keaslian Masalah harus menyatakan suatu
hubungan Masalah harus merupakan hal yang
penting Masalah harus dapat diuji Masalah harus dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan
a) Masalah akan mempunyai Nilai Penelitian jika;
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Data serta metode harus tersedia Biaya untuk memecahkan masalah,
secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan
Waktu untuk memecahkan masalah harus wajar
Biaya dan hasil harus seimbang Administrasi dan sponsor harus kuat Tidak bertentangan dengan hukum
adat
b) Masalah yang dipilih mempunyai fisibilitas jika;
c) Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti jika; Menarik bagi si peneliti Cocok dengan kualifikasi ilmiah si peneliti
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Pengamatan terhadap kegiatan Manusia
Pengamatan terhadap Alam Sekeliling
Bacaan atau kepustakaan Analisis bidang pengetahuan Ulangan serta perluasan
penelitian
SUMBER UNTUK MEMPEROLEH MASALAH
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
• Tahap ini adalah mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan bukan sebagai kegiatan bersifat “ trial – error “
• Agar diperoleh informasi yang terbaru dan benar-benar berkaitan erat dengan permasalahannya maka kepustakaan yang digunakan harus memenuhi dua syarat yaitu; Mutakhir dan relevan
• Hasil telaahan kepustakaan akan diperoleh konsep-konsep dan teori yang berkaitan dengan permasalahan
• Melalui studi kepustakaan akan diperoleh informasi yang lebih spesifik yang berkaitan dengan permasahan penelitian
II. STUDI KEPUSTAKAAN
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
• Melalui logika deduktif dari konsep-konsep dan teori tersebut akan dapat ditarik kesimpulan yang lebih spesifik yang mengarah pada penyusunan sementara terhadap permasahan yang akan diteliti
• Melalui logika induktif akan diperoleh kesimpulan-kesimpulan umum yang juga mengarah pada penyusunan jawaban sementara terhadap permasahan yang akan diteliti
• Jawaban sementara terhadap permasalahan yang secara teoritik paling mungkin kebenarannya disebut dengan Hipotesis
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
III. PERUMUSKAN HIPOTESIS
Hipotesis berasal dari kata-kata “ hipo” (lemah) dan “tesis” (pernyataan)
Jadi Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah, maka perlu dibuktikan untuk menegaskan apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak berdasarkan data/fakta empirik yang dikumpulkan dalam penelitian nantinya
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Contoh; Seorang sopir menghidupkan mesin mobilnya .
Ternyata setelah kunci kontak dimasukan dan diputar “on” mesin tidak mau hidup. Maka timbul permasalahan bagi si sopir. Mengapa mesin tidak mau hidup ?, apakah sebabnya ?
Berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan teori yang diperolehnya, maka akan timbul jawaban “ teoritik” mesin tidak mau hidup karena ;1. bensin habis, 2) busi kotor, 3) karbulator basah , 4) accu lemah dan lain sebagainya
Kemudian dirancang suatu experiment atau observasi-observasi untuk mengumpulkan data/fakta dalam rangka menguji apakah hipotesis-hipotesis diatas ditolak atau diterima
Jawaban sementara terhadap permasalahan yang secara teoritik merupakan prediksi, dengan demikian ketepatan prediksinya tergantung dari ketepatan landasan teoritik yang digunakan
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Kegunaan Hipotesis Memberi batasan, lingkup dan jangkauan
penelitian Mensiagakan peneliti atas data/fakta dan
hubungan antara fakta/data yang dikumpulkan Mempokuskan fakta/data yang bercerai berai Sebagai panduan pengujian fakta/data
hubungan antara fakta/data. Sebagai sasaran ke arah mana penelitian
dilakukan dalam rangka mencari fakta/data yang relevan dan sekaligus menggambarkan motif dari peneliti
IV. IDENTIFIKASI, KLASIFIKASI DAN DEFINISI VARIABEL
Variabel adalah semua faktor yang menunjukan variasi atau segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian
Berdasarkan kegiatan dari peneliti Variabel dibedakan atas; Variabel aktif yaitu jika faktor-faktor tersebut sengaja
diberikan oleh peneliti Variabel fasif yaitu jika faktor-faktor tersebut adalah
suatu yang telah melekat dan ada sebelumnya Berdasarkan Fungsinya Variabel dibedakan
atas ;Variabel sebab ( variabel bebas, variabel
moderator, variabel kendali dan variabel random),
Variabel penghubung dan Variabel akibat (variabel tergantung)@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
V. PENYUSUNAN RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan Penelitian yang digunakan tergantung pada Hipotesis dan Variabel yang diamati
Rancangan Penelitian diartikan rencana tentang cara mengumpulkan data menganalisis data, agar rencana tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta sesuai dengan tujuan penelitian
Dalam arti yang lebih luas rancangan penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan tahapan penelitian
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Perancangan Penelitian meliputi; Identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah penelitian (termasuk di dalamnya perumusan; tujuan, definisi, asumsi dan lingkup penelitian)
Pelaksanaan Penelitian meliputi; Menyusun rancangan penelitian Menentukan teknik sampling dan jumlah
sampel yang diperlukan Penentuan dan penggunaan alat pengambil
data Menganalisis data
Laboratory of Animal Reproduction, Syiah Kuala University
Manfaat Rancangan Penelitian
Sebagai “ blue-print ” penelitian Menegaskan batas-batas penelitian baik
intensitas dan ekstensitasnya (kedalaman dan keluasannya)
Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dan merencanakan alternatif pemecahannya
Mengetahui keterbatasan atau kelemahan hasil penelitian
Laboratory of Animal Reproduction, Syiah Kuala University
Macam-macam Rancangan Penelitian
Berdasarkan sifat permasaalahan digolongkan atas 9 macam;
Penelitian Historis Penelitian Deskriptif Penelitian Perkembangan Penelitian Kasus dan Lapangan Penelitian Korelasional Penelitian Kausal Komparatif Penelitian Eksperimental sungguhan Penelitian Eksperimental semu Penelitian Tindakan
Laboratory of Animal Reproduction, Syiah Kuala University
Berdasarkan Tujuan Penelitian digolongkan atas 3 macam;
Penelitian Eksploratoris Penelitian Deskriptif Penelitian Eksperimental
Berdasarkan Sifat data yang hendak dikumpulkan digolongkan atas 4 macam;
Penelitian Sejarah (Historical Research) Penelitian Survey Deskriptif Penelitian Survey Analitik Penelitian Eksperimental
Laboratory of Animal Reproduction, Syiah Kuala University
Berdasarkan Macam Datanya digolongkan atas 2 macam;
Penelitian Primer : Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Pada permulaan penelitian data belum ada
Penelitian Sekunder Data yang digunakan peneliti adlah hasil
dari peneliti lain. Pada waktu penelitian dimulai data sudah
ada
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Berdasarkan Analisis Data digolongkan atas 2 macam;
1. Penelitian Diskriptif a) Analisis data tidak keluar dari lingkup sampel, b) Bersifat deduktifc) Berdasarkan teori atau konsep yang bersifat
umum diaplikasikan untuk menjelaskan tentang hubungan antar seperangkap data
2. Penelitian Analitisa) Analisis data mengarah dari sampel menuju
populasi b) Bersifat induktifc) Berdasarkan data dari sampel menuju generalisasi
ke populasi (parameter)
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Berdasarkan Sifat Perlakuan digolongkan atas 2 macam;
1. Penelitian Observasional a) Jika perlakuan bukan dibuat, oleh si peneliti tetapi
adalah kejadian alam belaka Misalnya; perubahan waktu, umur bencana alam
dll
2. Penelitian Eksperimentala) Jika perlakuan dibuat, diberi atau dilakukan dengan
sengaja oleh si penelitib) Persoalan pokok penelitian adalah kejadian yang
akan terjadi akibat buatan, pemberian atau manipulasi peneliti terhadap subjek penelitian Misal: pemberian obat, tindakan pembedahan dll
Laboratory of Animal Reproduction, Syiah Kuala University
RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Adalah perencanaan eksperimen sedemikian sehingga diperoleh informasi yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan memungkinkan analisis yang objektif untuk memperoleh kesimpulan yang valid
Kegunaan Rancangan Penelitian Eksperimen Untuk mendapatkan informasi yang relevan
dengan permasalahan penelitian secara maksimal Sehingga penelitian menjadi lebih efisien dan
efektif dalam hal waktu, dana, tenaga, dan sense statistik
Ciri dan Prinsip Dasar Rancangan Penelitian Eksperimental
Ciri – ciri Rancangan Penelitian1. Variabel-variabel serta kondisi yang diperlukan
diatur secara ketat dan dikontrol2. Variabel-variabel yang akan diteliti selalu
dibandingkan dengan variabel kontrol3. Analisis variabel selalu digunakan yang mana
analisis ini berusaha untuk ;a) Meminimalkan variansi dari errorb) Meminimalkan variansi variabel yang tidak
termasuk dalam variabel-variabel yang ditelitic) Memaksimalkan variansi dari variabel-variabel
yang diteliti dan yang berkaitan dengan hipotesis yang dibangun
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Prinsip Dasar Disain Penelitian1. Replikasi :
Adalah banyaknya unit eksperimen yang mendapat perlakuan sama pada kondisi tertentu
Replikasi sangat penting artinya karena dengan adanya replikasi dapat untuk meramalkan besarnya kesalahan eksperimen,
Kesalahan eksperimen dapat untuk mengetahui kemaknaan perbedaan hasil eksperimen
Dan juga untuk mengetahui batas ketangguhan hasil pengamatan
2. Randomisasi Adalah keadaan dimana semua unit eksperimen
mempunyai kesempatan (propabilitas) yang sama untuk menjadi sampel (unit eksperimen)
Randomisasi sangat penting artinya oleh kerena hasil eksperimen akan digenaralisasikan keseluruh unit eksperimen dan cara-cara analisis statistik induktif untuk menganalisis hasil eksperimen didasarkan atas asumsi sampling yang random
3. Kontrol internal atau perlakuan Banding:
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
VI. PENENTUAN ALAT PENGUKURAN ATAU ALAT PENGAMBILAN DATA
Sebagai “ blue-print ” penelitian Menegaskan batas-batas penelitian baik intensitas
dan ekstensitasnya (kedalaman dan keluasannya) Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan
dihadapi dan merencanakan alternatif pemecahannya
Mengetahui keterbatasan atau kelemahan hasil penelitian
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
VII. PENGUMPULAN, PENGATURAN DAN ANALISIS DATA
Data adalah segala informasi mengenai variabel yang diteliti atau fakta yang diamati peneliti yang diberikan oleh situasi tertentu
Berdasarkan sumber Data dibedakan 2 bagian; Data Primer : Data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri
selama penelitian berjalan. Berarti pada waktu penelitian dimulai data belum ada, baru ada setelah penelitian berlangsung
Data Sekunder : Data yang diperoleh dari penelitian orang lain. Ini berarti pada waktu penelitian dimulai, data sudah ada/sudah pernah dikumpulkan oleh peneliti lain
Peneliti yang baik selalu harus berfikir bahwa apa yang dicari adalah situasi yang sebenarnya dibalik data yang diperoleh
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Berdasarkan Skala Pengukuran Data dibedakan 4 bagian;
Data Skala Nominal : Data yang diperoleh dengan cara menghitung bukan dengan cara mengukur . Contoh :
Jumlah laki-laki atau perempuan dari suatu sampel/subjek
Data Skala Ordinal : Data yang diperoleh sudah tersusun atau berjenjang. Disini sudah ada keteraturan “ Order “ bahwa suatu nilai (skore) lebih tinggi dari yang lain
Contoh: Jika sangat baik diberi skore 5Jika baik diberi skore 3Jika cukup diberi skore 1
Disini belum ada sifat aditif, ataupun multiplikatif (perkalian)
Data Skala Interval : Data yang diperoleh sudah tersusun atau sudah ada keteraturan tentang jenjang, juga telah ditemukan sifat aditif.
Data Skala Rasio : Data yang diperoleh sudah mempunyai derajad yang tertinggi diantara skala yang lain. Skala ini telah mempunyai keteraturan, jenjang, aditif, multiplikatif dan telah dikenal nilai nol mutlak.
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Untuk Penyajian dan Analisis Data dari suatu penelitian tergantung dari macam datanya. Jika datanya adalah data kuantitatif, maka dapat disajikan dan dianalisa dengan metode statistika . Tetapi jika datanya berupa data kualitatif yang tidak dapat dinyatakan dengan angka, maka metode statistika tidak dapat digunakan.
Untuk mengatur dan menyajikan data kuantitatif digunakan metode statistika diskriptif, sedangkan untuk menarik kesimpulan dari data sampel terhadap populasinya digunakan statistika induktif atau statistika inferensial;
Dengan statistika diskriptif, data dapat disajikan dan diatur dalam bentuk yang tepat sehingga data lebih banyak berbicara. Misalnya dalam bentuk grafik, diagram, kurva, tabel dan sebagainya.
Disamping itu dengan Statistika diskriptif dapat dicari kecendrungan pemusatannya (central tendency) dalam bentuk harga rata-rata (mean) modus, atau mediannya. Juga dapat ditentukan tingkat penyebarannyadalam bentuk range, deviasi, deviasi-standart, variansi dan sebagainya.Laboratory of Animal Reproduction, Syiah Kuala University
Berdasarkan Skala Pengukuran Data dibedakan 4 bagian;
Data Skala Nominal : Data yang diperoleh dengan cara menghitung bukan dengan cara mengukur . Contoh :
Jumlah laki-laki atau perempuan dari suatu sampel/subjek
Data Skala Ordinal : Data yang diperoleh sudah tersusun atau berjenjang. Disini sudah ada keteraturan “ Order “ bahwa suatu nilai (skore) lebih tinggi dari yang lain
Contoh: Jika sangat baik diberi skore 5Jika baik diberi skore 3Jika cukup diberi skore 1
Disini belum ada sifat aditif, ataupun multiplikatif (perkalian)
Data Skala Interval : Data yang diperoleh sudah tersusun atau sudah ada keteraturan tentang jenjang, juga telah ditemukan sifat aditif.
Data Skala Rasio : Data yang diperoleh sudah mempunyai derajad yang tertinggi diantara skala yang lain. Skala ini telah mempunyai keteraturan, jenjang, aditif, multiplikatif dan telah dikenal nilai nol mutlak.
@Tim MP dan RP FKH Unsyiah, 2009
Thank‘sfor your attention !!
Thank‘sfor your attention !!
J*ad