Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

18
1 Nama Bahan Kajian : Anatomi dan Fisiologi Manusia Program Studi : Biologi Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jumlah SKS : 4 SKS Dosen : Dr. Ramadhan S. M. Si., Ernie Novriyanti S.Pd, M. Si., Yosi Laila Rahmi, M. Pd. dan Relsas Yogica, M. Pd. Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) Mata Kuliah terkait KKNI: Mampu memahami sistem Skeleton pada manusia Soft skills/Karakter: Mengintegrasikan nilai kejujuran, objektif, dan bertanggungjawab dalam pembelajaran Anatomi dan Fisiologi Manusia Materi : 1. Pengertian dan Fungsi Sistem Rangka 2. Pembagian rangka pada tubuh manusia 3. Pengertian dan fungsi sendi 4. Macam-macam ssendi pada tubuh manusia SISTEM SKELETON Alat gerak pada manusia dan hewan tingkat tinggi adalah tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang. Tulang Tulang-tulang dalam tubuh manusia menyusun suatu sistem kerangka. Tulang-tulang yang menyusun rangka mempunyai struktur yang beraneka ragam, sesuai dengan fungsinya. Secara umum fungsi rangka adalah: menegakkan tubuh sebagai alat gerak pasif tempat melekatnya otot-otot rangka melindungi alat-alat yang vital seperti otak, jantung, paru-paru dan lain sebagainya tempat pembentukan sel-sel darah tempat deposit kalsium dan fosfat Macam-macam Tulang Tulang dapat dibedakan atas beberapa macam, baik berdasarkan jenisnya maupun berdasarkan bentuknya. Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: BAHAN AJAR 3

Transcript of Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

Page 1: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

1

Nama Bahan Kajian : Anatomi dan Fisiologi Manusia

Program Studi : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jumlah SKS : 4 SKS

Dosen : Dr. Ramadhan S. M. Si., Ernie Novriyanti S.Pd, M. Si.,

Yosi Laila Rahmi, M. Pd. dan Relsas Yogica, M. Pd.

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) Mata Kuliah terkait KKNI: Mampu memahami

sistem Skeleton pada manusia

Soft skills/Karakter: Mengintegrasikan nilai kejujuran, objektif, dan bertanggungjawab dalam

pembelajaran Anatomi dan Fisiologi Manusia

Materi :

1. Pengertian dan Fungsi Sistem Rangka

2. Pembagian rangka pada tubuh manusia

3. Pengertian dan fungsi sendi

4. Macam-macam ssendi pada tubuh manusia

SISTEM SKELETON

Alat gerak pada manusia dan hewan tingkat tinggi adalah tulang dan otot. Tulang disebut alat

gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi

sehingga dapat menggerakkan tulang.

Tulang

Tulang-tulang dalam tubuh manusia menyusun suatu sistem kerangka. Tulang-tulang yang

menyusun rangka mempunyai struktur yang beraneka ragam, sesuai dengan fungsinya.

Secara umum fungsi rangka adalah:

menegakkan tubuh

sebagai alat gerak pasif

tempat melekatnya otot-otot rangka

melindungi alat-alat yang vital seperti otak, jantung, paru-paru dan lain sebagainya

tempat pembentukan sel-sel darah

tempat deposit kalsium dan fosfat

Macam-macam Tulang

Tulang dapat dibedakan atas beberapa macam, baik berdasarkan jenisnya maupun

berdasarkan bentuknya. Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

BAHAN AJAR 3

Page 2: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

2

Tulang rawan (kartilago)

Tulang rawan (kartilago) terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang mengeluarkan

matriks yang disebut kondrin. Tulang rawan bersifat bingkas atau lentur. Tulang rawan pada

anak berbeda dengan tulang rawan pada orang dewasa, karena tulang rawan pada anak

berasal dari mesenkim dan lebih banyak mengandung sel tulang, sedangkan pada orang

dewasa berasal dari perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung calon sel tulang

rawan (kondroblas).

Tulang keras / sejati (osteon)

Tulang keras dibentuk oleh sel-sel tulang keras (osteosit) yang mengeluarkan matriks yang

mengandung senyawa kapur dan fosfat. Penimbunan senyawa ini dalam matriks

menyebabkan tulang menjadi keras. Osteosit yang meyusun tulang keras menempati suatu

bagian yang disebut lakuna. Lakuna ini dihubungkan dengan lakuna-lakuna lain oleh suatu

saluran kecil yang disebut kanalikuli. Lakuna yang berisi osteosit ini membentuk suatu

struktur konsentris yang berpusat pada bagian tengan yang disebut saluran Havers. Pada

saluran ini terdapat sistem saraf dan pembuluh darah yang bertugas mensuplai oksigen dan

nutrisi bagi osteosit.

Page 3: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

3

Berdasar matriksnya dikenal dua macam tulang, yaitu:

tulang keras atau tulang kompak, bila matriks tulang rapat dan padat, misalnya:tulang

pipa

tulang spons, bila matriksnya berongga, misalnya: tulang pendek, tulang pipih

Berdasarkan bentuknya tulang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

tulang pipa, misalnya tulang paha, tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang

pengumpil

tulang pipih, misalnya tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak

tulang pendek, misalnya tulang pangkal lengan, tulang pangkal kaki, dan ruas-ruas

tulang belakang

Ossifikasi (proses penulangan)

Tulang pipa terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian ujung disebut epifise, bagian tengahnya

yang tersusun atas tulang keras disebut diafise, dan antara diafise dan epifise terdapat cakra

epifise, yang terdiri atas tulang rawan dan banyak mengandung osteoblas (calon osteosit).

Pada orang yang masih dalam pertumbuhan bagian inilah yang dapat bertambah panjang. Di

dalam tulang pipa terdapat rongga. Rongga ini terjadi karena aktivitas osteoklas yang

berfungsi merombak sel-sel tulang. Selanjutnya rongga itu berisi sumsum tulang. Sumsum ini

berwarna kuning, yang merupakan campuran antara lemak dan sumsum merah.

Osifikasi adalah proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras. Rangka manusia telah

terbentuk pada akhir bulan kedua, atau awal bulan ketiga pada waktu perkembangan embrio.

Yang mula-mula terbentuk adalah tulang rawan. Kartilago berasal dari jaringan ikat

embrional atau mesenkim. Di dalam kartilago terdapat rongga yang mengandung osteoblas.

Peristiwa pengerasan tulang ini urutannya sebagai berikut:

Page 4: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

4

1. tulang rawan pada embrio banyak mengandung osteoblas, terutama pada bagian

tengah epifise dan bagian tengah diafise serta pada jaringan ikat pembungkus tulang

rawan

2. osteoblas kemudian akan membentuk osteosit, (sel-sel tulang keras), yang tersusun

melingkar membentuk suatu sistem Havers, yang banyak mengandung pembuluh

darah serta serabut saraf

3. osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang, dan setelah

mendapatkan tambahan senyawa Ca dan P, maka tulang akan mengeras

4. terjadinya penulangan pada bagian epifise dan diafise akan menyebabkan

terbentuknya daerah antara yang tidak mengalami penulangan yang disebut cakra

epifise yang berupa tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas

5. bagian cakra epifise terus mengalami penulangan, sehingga bagian inilah yang dapat

menyebabkan tulang tumbuh memanjang

6. di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoklas yang merombak sel-sel tulang yang

telah terbentuk, sehingga terbentuk rongga yang berisi sumsum tulang

Page 5: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

5

Hubungan Antartulang (Artikulasi)

Tulang-tulang di dalam tubuh ada yang saling berhubungan

dengan erat ada pula yang tidak. Hubungan antartulang ini

disebut artikulasi. Hubungan antara tulang yang satu dengan

lainnya (persendian tulang) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

sinartrosis dan diartrosis.

Sinartrosis, yaitu hubungan antartulang yang tidak

memungkinkan adanya gerak. Pada jenis artikulasi ini

penghubungnya adalah jaringan ikat yang kelak akan

mengalami osifikasi. Misalnya hubungan antar tulang

tengkorak (sutura). Sutura sagital yang menyatukan

tulang kiri dan kanan adalah sendi mati yang disatukan

fibrokartilago. Sutura koronal menyambung tulang

parietal ke tulang frontal. Sutura lambdoidal

menyambung tulang parietal ke tulang oksipital

Amfiarthrosis yaitu hubungan antartulang yang

memungkinkan sedikit gerak karena antartulang

dihubungkan oleh tulang rawan. Misalnya ruas tulang

belakang (vertebrae) dan hubungan antara tulang

belakang dengan tulang rusuk.

Diartrosis, yaitu hubungan antartulang yang

memungkinkan timbulnya gerak, sering disebut dengan

sendi.

Macam-macam hubungan diartrosis:

1. Sendi kaku, kedua ujung tulang agak rata, sehingga menghasilkan gerakan geser dan

tidak berporos. Contohnya,hubungan antartulang karpal (tulang pergelangan kaki).

2. Sendi engsel, ujung tulang yang bergerak membentuk lekukan. Gerakan ini berporos

satu. Misalnya, hubungan tulang pada siku, lutut dan ruas antar jari.

3. Sendi ovoid, di mana kedua ujung tulang yang satu berbentuk oval, dan masuk ke

dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Misalnya, persendian antara pergelangan

tangan dan tulang pengumpil. Sendi ini memungkinkan berporos dua dengan gerak ke

kiri dan ke kanan, maju-mundur dan muka-belakang.

4. Sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Gerakan

ini memungkinkan adanya gerakan rotasi yang berporos satu. Misalnya, hubungan

antara tulang kepala dan tulang atlas.

5. Sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi pelana berporos dua. Misalnya,

hubungan antara ruas jari tangan dengan tulang tapak tangan.

6. Sendi peluru (endartrosis), apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol masuk

ke tulang yang berbentuk cekungan. Hubungan ini berporos tiga. Misalnya, tulang

lengan atas dengan tulang belikat, tulang paha dengan tulang pinggul.

Rangka manusia terdiri dari 206 tulang. Tulang tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu

rangka aksial (tulang sumbu) dan rangka apendikuler (anggota tubuh).

Page 6: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

6

Rangka aksial (tulang sumbu), Tulang aksial merupakan rangka-rangka penyusun sumbu

tubuh, tdd:

a). Tulang tengkorak

b). Tulang hioid

c). Columna vertebrae (tulang belakang)

d) Strernum (tulang dada) dan Costa (tulang rusuk)

a. Tulang tengkorak Tulang tengkorak merupakan tulang yang berfungsi untuk melindungi bagian-bagian yang

rawan, misalnya otak, organ pendengaran, dan organ penglihatan.

Bagian Tulang :

Tulang tempurung (kranium)

Tulang penyusunnya :

1. Tulang dahi (Frontalis) jumlahnya 1

2. Tulang ubun-ubun (Parientalis/Parietale) jumlahnya 2

3. Tulang pelipis (Temporalis) jumlahnya 2

4. Tulang kepala belakang (Osipitalis) jumlahnya 1

Page 7: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

7

5. Tulang baji (Spenoid) jumlahnya 1

6. Tulang tapis (Ethmoid) jumlahnya 1

Tulang wajah

1. Tulang rahang atas (Maksilaris) jumlahnya 2

2. Tulang hidung (Nasalis) jumlahnya 2

3. Tulang pipi (Zigomatikus) jumlahnya 2

4. Tulang air mata (Lakrimalis) jumlahnya 2

5. Tulang langit-langit (Palatinus) jumlahnya 2

6. Tulang konka nasalis inferior jumlahnya 2

7. Tulang rahang bawah (mandibula) jumlahnya 1

8. Tulang vormer jumlahnya 1

Page 8: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

8

b. Tulang Hioid

Tulang hioid merupakan tulang yang terletak di antara laring dan mandibula. Tulang ini

berfungsi sebagai tempat melekatnya beberapa otot mulut dan lidah.Tulang hioid berjumlah

satu pada manusia.

Page 9: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

9

Page 10: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

10

c. Columna vertebrae (tulang belakang) Tulang belakang merupakan rangkaian tulang tunggal, bentuknya tidak teratur dan

memanjang dari ujung kepala sampai ujung ekor. Tulang belakang berfungsi menyangga

berat tubuh. Tulang tersebut kokoh tapi fleksibel oleh karena itu manusia dapat melakukan

berbagai macam gerakan yang misalnya berdiri ataupun duduk.

Bagian tulang

1. Tulang leher (Serviks) jumahnya 7

2. Tulang punggung (Thorax) jumlahnya 12

3. Tulang pinggang (Lumbar) jumlahnya 5

4. Tulang selangkang (Sacrum) Jumlahnya 5 pada bayi, setelah dewasa maka jumlahnya

menjadi 1

5. Tulang ekor (koksigea) Jumlahnya 4 pada bayi, setelah dewasa maka menjadi 1

Page 11: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

11

d. Strenum (tulang dada) dan Costa (tulang rusuk)

Tulang dada berhubungan dengan tulang belakang . Tulang dada dan tulang rusuk berfungsi

untuk melindungi organ-organ yang terdapat di dalam dada seperti jantung dan paru-paru.

Bagian tulang

1. Manubrium, jumlahnya 1

2. Body, jumlahnya 1

3. Xifoid, jumlahnya 1

ketika dewasa, ketiga tulang ini berfungsi menjadi satu kesatuan.

Tulang rusuk (costa)

Bagian tulang :

1. Tulang rusuk sejati, jumlahnya 7

2. Tulang rusuk palsu, jumlahnya 3

3. Tulang rusuk melayang, jumlahnya 2

Vertebrae

Tubuh: wilayah luas datar yang mengakomodasi cakram intervertebralis

Pedikel: menghubungkan tubuh dengan proses

Lamina: permukaan datar halus di kedua sisi proses spinosus

Foramen vertebra: pembukaan antara tubuh & proses untuk sumsum tulang belakang

Proses transversus: proses lateral pada kedua sisi proses spinosus

Proses spinosus: proses posterior

Proses artikular superior

Proses artikular inferior

Atlas dan Axis

Atlas (C1): 1 vertebra serviks; berartikulasi dengan kondilus oksipital pada dasar tengkorak

Lacks proses tubuh & spinosus

Sendi menyediakan hingga gerakan & bawah kepala (yes)

Axis (C2): vertebra serviks 2nd

Sarang (proses odontoid): peg seperti proyeksi yang membuat poros atlas & kepala berputar

di sekitar ("tidak")

Page 12: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

12

Rangka Apendikuler

Rangka apendikuler merupakan rangka penyusun gerak.

Bagian tulang :

a. Bagian atas :

Page 13: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

13

Page 14: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

14

Penyusunnya :

1. Tulang selangka (Klavikula), jumlahnya 2

2. Tulang belikat (Skapula), jumlahnya 2

3. Tulang pangkal lengan (Humerus), jumlahnya 2

4. Tulang hasta (Ulna), jumlahnya 2

5. Tulang pengumpil (Radius), jumlahnya 2

6. Tulang pergelangan tangan (Karpal), jumlahnya 16 (8 pada setiap tangan); Skafoid,

Lunate, Triquetrum, Pisiform, Trapesium, Trapesoid, Kapitatum, Hamate

7. Tulang telapak tangan (Metakarpal), jumlahnya 10

8 jari tangan (falanges), jumlahnya 28

Bagian bawah :

Penyusunnya :

1. Tulang koksa

2. Ileum, jumlahnya 1

3. Ischium, jumlahnya 1

4. Tulang paha (Femur)

5. Tulang lutut (Patella)

6 Tulang betis (Fibula)

7. Tulang kering (Tibia)

8. Tulang pergelangan kaki (Tarsal), jumlahnya 14 (7 pada tiap kaki); Kalkaneus,Talus,

Kuboid, Navikular, Kuneformis, jumlahnya 6

14. Tulang telapak kaki, jumlahnya 10

15. Jari kaki, jumlahnya 28

Page 15: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

15

Page 16: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

16

Page 17: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

17

Kelainan dan gangguan pada sistem gerak

Tulang sebagai organ tubuh sering mengalami gangguan ataupun kelainan. Kelainan ini dapat

disebabkan oleh serangan kuman, kekurangan zat, hormon, vitamin, atau karena sebab-sebab

lain.

Arthritis eksudatif, infeksi sendi oleh kuman (gonorhoeo atau sifilis)

Arthritis sika, berkurangnya minyak sendi, sehingga seakan-akan sendi menjadi

kering. Pada waktu sendi digerakkan, sendi seperti berderik dan menimbulkan rasa

nyeri

Memar, terjadi karena sobeknya selaput sendi. Bila sobeknya selaput sendi ini diikuti

oleh lepasnya ujung tulang dari sendi maka disebut urai sendi

Layuh semu, adalah keadaan di mana tulang tidak bertenaga. Hal ini misalnya

disebabkan oleh infeksi sifilis pada anak sejak dalam kandungan. Infeksi ini

menyebabkan rusaknya cakra epifise, sehingga tulang menjadi layuh.

Fraktura / fisura, adalah patah / retaknya tulang. Dibedakan menjadi dua, yaitu patah

tulang terbuka dan patah tulang tertutup. Patah tulang tertutup terjadi apabila tulang

yang patah tetap terlindungi oleh otot dan kulit. Sedang patah tulang terbuka terjadi

apabila tulang yang patah, merobek otot dan kulit sehingga mencuat ke permukaan

Nekrosa, adalah matinya sel tulang. Biasanya hal ini disebabkan oleh kerusakan

periosteum (selaput pembungkus tulang keras) yang bertugas menumbuhkan tulang.

Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang (vertebrae), jika ruas-ruas tulang belakang

dilihat dari samping tampak terlalu bengkok ke depan disebut lordosis, dan bila terlalu

bengkok ke belakang disebut kifosis, dan bila ruas-ruas tulang belakang bengkok ke

samping disebut skoliosis.

Page 18: Bahan Ajar III. Sistem Skeleton.pdf

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad Ramali (1981), Atlas Anatomi, Jambatan Jakarta

2. Ahmad Sofian (1980), Ilmu Urai Tubuh Manusia, Jakarta: Teragung

3. Anthony and Thibodeau (1983), Anatomy and Physiology, The C.V. Mosby St. Louis,

Toronto London

4. Evelyn C, Piare (1989), Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta: PT

Gramedia

5. Fakultas Kedokteran UNPAD (1983), Obstetri Fisiologi

6. G.I. Tortora and N.P Anagnostakos (1984), Principles of anatomy and Physiology, 4

Th Ed. New York: Hareper and Row

7. Nyanyu Syamsiar Nangsari (1988), Pengantar Fisiologi Manusia, Jakarta: Depdikbud

Dikti PPLPTK

8. Saladin S. Kenneth (2004), Anatomy & Physiology The Unity of Form and Function,

Mc Graw Hill Higher Education Boston. New York San

Fransisco St Louis Toronto

9. Soejiono Basuki (1988), Anatomi dan Fisiologi Manusia, Jakarta: Depdikbud Dikti

PPLPTK

10. Syafiuddin, B.Ac (1996), Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Perawat. Jakarta: EGC

11. Warner Platzer (1988), Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, Jakarta EGC Penerbit

Buku Kedokteran