Bagian Isi
-
Upload
miqdad-anwarie -
Category
Documents
-
view
32 -
download
0
description
Transcript of Bagian Isi
1
A. Judul
LaTEC (Land Thermal Energy Conversion) Energi Alternatif Terbarukan
Ramah Lingkungan
B. Latar Belakang
Merupakan suatu kenyataan bahwa kebutuhan akan energi, khususnya energi
listrik di Indonesia, makin berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari
kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan pesatnya peningkatan
pembangunan di bidang teknologi, industri dan informasi. Namun pelaksanaan
penyediaan energi listrik sampai saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat akan energi listrik secara keseluruhan. Berdasarkan hasil studi untuk
tahun 2025 di Indonesia setelah dihitung batu bara, gas, dan sumber lain,
kebutuhan energi listrik akan meningkat tahun 2000 sebanyak 29 gigawatt, tahun
2025 akan meningkat 100 gigawatt (Arnold, 2004)1. Selain itu, makin
berkurangnya ketersediaan sumber daya energi fosil, khususnya minyak bumi,
yang sampai saat ini masih merupakan tulang punggung dan komponen utama
penghasil energi listrik di Indonesia, serta makin meningkatnya kesadaran akan
usaha untuk melestarikan lingkungan, menyebabkan kita harus berpikir untuk
mencari altematif penyediaan energi listrik yang memiliki karakter:
1. dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian energi fosil,
khususnya minyak bumi
2. dapat menyediakan energi listrik dalam skala lokal regional
3. mampu memanfaatkan potensi sumber daya energi setempat, serta cinta
lingkungan, dalam artian proses produksi dan pembuangan hasil
produksinya tidak merusak lingkungan hidup disekitarnya.2
Oleh karena itu, dalam penelitian ini kami mencoba untuk memberikan
sumber energi alternatif baru, yaitu panas tanah, yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi listrik dan menjadi salah satu solusi dalam menangani isu krisis
energi yang terjadi saat ini.
C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1) (http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1104525170&7) (Diakses pada 6 Oktober
2011, pukul 10.00 WIB)
2) ( http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1101089425&9) (Diakses pada 20 September
2011, pukul 18.15 WIB
2
a. Bagaimana memanfaatkan panas tanah untuk dijadikan sumber energi?
b. Karakteristik tanah seperti apa yang cocok untuk dimanfaatkan sebagai
sumber energi?
c. Apakah ada efek pencemaran dari pemanfaatan panas tanah ini?
D. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimiliki suhu tanah yang
dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.
2. Untuk mengetahui karakteristik tanah yang paling baik potensinya
sebagai sumber energi ini.
3. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan panas tanah terhadap
lingkungan
E. Luaran yang Diharapkan
Beberapa luaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini, diantaranya.
1. Peta daerah potensi energi panas tanah
Peta ini dibuat berdasarkan kriteria tanah yang didapat ketika penelitian
dan suhu permukaan yang sesuai untuk dijadikan tempat instalasi
pembangkit listrik.
2. Jurnal ilmiah
Jurnal ilmiah berupa rangkaian tulisan yang berisi kegiatan penelitian ini
diharapkan dapat dipublikasi sebagai sarana informasi bagi tersusunnya
penelitian ilmiah lanjutan di masa mendatang.
F. Kegunaan
Penelitian terkait pemanfaatan panas tanah menjadi energi listrik ini
diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut.
1. Membuka wawasan dan memberi contoh atau gambaran nyata tentang
simulasi konversi energi dengan sumber panas tanah.
2. Memberi gambaran dan analisis ruang tentang potensi pemanfaatan energi
bersumber suhu tanah dengan peta daerah potensi energi panas tanah.
3
3. Membantu program REDD (Reduce Emission from Deforestation and
Degradation) karena dengan memanfaatkan panas tanah dapat
mengurangi emisi yang dilepaskan bumi ke atmosfer.
4. Menyebarluaskan atau memberi gambaran sederhana tentang ilmu
pengetahuan baru pada masyarakat tentang energi bersumber panas tanah.
G. Tinjauan Pustaka
G.1. Suhu Tanah
Penurunan suhu tanah adalah akibat pengaruh residu permukaan dengan
merefleksikan radiasi matahari dan isolasi permukaan tanah (Shinners et al,
1993; Van Wijk et al, 1959). Energi surya di permukaan tanah dibagi menjadi
heat flux tanah, sensible heat reflection, dan panas laten untuk penguapan air.
Heat flux dalam tanah tergantung pada kapasitas panas dan konduktivitas
termal dari tanah, yang bervariasi dengan komposisi tanah, kerapatan, dan
kadar air (Hillel, 1998; Juri et al, 1991.). Karena partikel tanah memiliki
kapasitas panas yang lebih rendah dan lebih besar konduktivitas panasnya
dari air, tanah kering berpotensi hangat dan dingin lebih cepat daripada tanah
basah. Proses pengolahan tanah mengubah tingkat pengeringan dan
pemanasan karena pengolahan mengganggu permukaan tanah, juga
meningkatkan kantong-kantong udara di mana penguapan terjadi, dan
akhirnya mempercepat pengeringan dan pemanasan tanah.
Pada daerah tropis, suhu tanah hanya memiliki perbedaan kurang dari
5oC antara suhu rata-rata musim panas dan suhu rata-rata musim dingin.
Dalam Soil Taxonomy (1975), rezim suhunya dikategorikan sebagai
isotermik.
Tabel 1. Rezim Suhu Tanah
Rata-Rata Suhu Tanah
Tahunan (oC)
Perbedaan antara suhu tanah rata-rata musim panas
dan musim dingin
<5oC >5
oC
>22 Isohipertermik Hipertermik
4
15-22 Isotermik Termik
8-15 Isomesik Mesik
<8 Isofrigid Frigid
Suhu tanah biasanya diukur pada kedalaman 50 cm dari permukaan
tanah, yang tidak terpengaruh perubahan suhu harian. Karena tidak
tersedianya data suhu tanah, maka suhu tanah dapat diukur berdasarkan suhu
atmosfer diatasnya, dengan faktor koreksi 1-2oC. Toy et. Al (1978)
memberikan persamaan untuk menghitung suhu tanah bulanan dari suhu
udara bulanan, yaitu:
Suhu TANAH = 2,337 + 0,986 Suhu UDARA
Parameter tanah yang diperlukan untuk menjelaskan aliran panas melalui
konduksi pada tanah adalah kapasitas panas, konduktivitas termal, dan
difusivitas termal (rasio konduktivitas termal terhadap kapasitas panas).
Ketiga parameter tersebut bervariasi menurut kandungan air dalam tanah.
1. Tanah yang kering memiliki konduktivitas termal yang rendah, karena
udara dalam pori-pori tanah merupakan konduktor panas yang buruk
2. Kapasitas panas akan naik seiring naiknya konduktivitas termal
3. Difusivitas termal akan menurun, karena konduktivitas termal naik lebih
lambat daripada kapasitas panas, maka tanah yang basah adalah tanah
yang memiliki suhu rendah.
Suhu pada tanah dapat tergantung pada ketinggian, luas permukaan,
kedalaman, warna, kandungan air, agregat dan mulsa (tutupan lahan).
1. Semakin basah tanah, maka suhu akan semakin sulit naik daripada tanah
yang lebih sedikit kandungan airnya.
2. Semakin gelap warna tanah maka semakin mudah mengalami kenaikan
suhu
5
3. Semakin besar agregat tanah dan semakin kecil pori-pori dalam tanah
maka semakin besar konduksi yang terjadi, maka kenaikan suhu akan
semakin besar
4. Semakin sedikit/renggang mulsa, maka tanah akan lebih mudah
mengalami perubahan suhu (Ekern, 1967)
5. Semakin luas permukaan yang menerima panas, semakin besar perubahan
suhu naik
6. Pada daerah tropis, semakin tinggi 100 m maka suhu udara akan turun
0,6oC, begitu juga suhu tanah
7. Semakin dekat dengan katulistiwa, maka suhu tanah akan semakin
meningkat.
G.2. Amonia (NH3)
Amonia merupakan senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya
senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau
amonia). Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan
nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak
kesehatan. Demi menjaga kesehatan, orang dibatasi 15 menit bagi kontak
dengan amonia berwujud gas berkonsentrasi 35 ppm volume, atau 8 jam untuk
25 ppm volume.
Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat.
Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia
mendidih di suhu -33 °C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi
atau temperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya amat
tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup
asap. "Amonia rumah" atau ammonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam
air. Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan baumé. Produk larutan
komersial amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26
derajat baumé (sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 °C). Amonia yang
berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat
amonia. Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4.75), namun dapat juga
bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa=9.25).
6
Amonia memiliki ciri sederhana untuk diamati, salah satunya dari
baunya yang tajam. Sifatnya yang cukup beracun, dapat membahayakan
kesehatan manusia hanya dari ujud gasnya. Namun meski cukup beracun, zat
kimia ini sangat bermanfaat untuk dimanfaatkan dalam produksi pupuk,
plastik, hingga bahan peledak. Titik leleh dan didih amonia secara berurutan -
33.5oC dan -77.7
oC, dan lebih tinggi dari PH3 dan AsH3.
G.3. Siklus Rankine
Siklus rankine merupakan siklus termodinamika yang mengubah panas
menjadi kerja. Siklus ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu siklus tertutup dan
siklus terbuka. Pada pemanfaatan panas tanah menjadi energi listrik
digunakan siklus tertutup dengan menggunakan ammonia sebagai fluida yang
bergerak.
Secara umum, penelitian ini menggunakan panas tanah untuk
dimanfaatkan evaporator agar cairan amonia akan menjadi bertekanan.
Tekanan ini menyebabkan amonia mendidih atau menjadi uap. Ini bekerja
karena hukum gas ideal yang menyatakan bahwa suhu berbanding lurus
Gambar 1. Kogenerasi siklus Rankine uap dengan system pemanasan ulang
7
dengan tekanan, karena itu jika tekanan meningkat dalam sistem, suhu juga
meningkat. Uap amonia kemudian menyebar, bergerak ke turbin. Dengan
menggunakan kondesor uap amonia diubah kembali menjadi cairan. Cairan
amonia ini kemudian ditekan oleh pompa dan memulai siklus lagi (Thomas,
1993). Siklus Rankine, dalam teori, mampu menghasilkan non-zero net
power karena fakta bahwa energi lebih sedikit diperlukan untuk
meningkatkan tekanan cairan maka dapat dipulihkan ketika fluida yang sama
menyebar sebagai uap.
H. Metode Pelaksanaan
H.1. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara observasi dan
laboratorium. Data yang diambil pada penelitian ini merupakan data
mengenai karakteristik fisik tanah, suhu tanah, serta tekanan yang
dihasilkan fluida. Berikut tahapan pengumpulan data pada penelitian ini:
1.1 tahap pendahuluan
Pada tahap ini dilakukan perancangan titik-titik pengambilan sampel
tanah yang akan diuji. Sebelumnya dilakukan analisis mengenai jenis
tanah di beberapa tempat berdasarkan peta tanah yang datanya didapat
dari Balai Penelitian Tanah, Bogor. Sampel tanah diambil sesuai
dengan lokasi yang ditentukan pada perancangan sampling untuk
masing-masing kriteria tanah, seperti struktur, kandungan unsur,
agregat, kadar air, dan warna.
1.2 tahap uji
1.2.1 Uji Tanah
Sampel tanah yang telah diambil dilakukan uji laborarotium
untuk mengetahui nilai dari masing-masing kriteria dan
kaitannya terhadap radiasi yang diterima dari sinar matahari
‘soil thermal conductivity’.
1.2.2 Uji Fluida
Uji fluida dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tekanan
yang dihasilkan oleh pemanasan terhadap fluida (ammonia)
8
oleh panas tanah pada masing-masing sampel tanah yang
diujikan. Hal ini dilakukan untuk estimasi besarnya daya yang
dapat dihasilkan dari gerak turbin oleh tekanan fluida
terpanaskan.
H.2. Pengolahan data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai
berikut.
1. Analisis perbedaan struktur, kandungan unsur, kadar air, agregat, dan
warna tanah terhadap konduktivitas termal berdasarkan data hasil uji
laboratorium.
2. Analisis penyimpanan panas dan anomalinya berdasarkan waktu
penyinaran matahari pada masing-masing kriteria tanah
3. Pembuatan rekayasa wilayah penelitian dengan tanah yang memiliki
konduktivitas termal terbaik.
4. Analisis termodinamika pada tekanan yang dihasilkan oleh pemanasan
ammonia.
5. Model matematis dan simulasi alat pembangkit listrik tenaga panas
tanah berdasarkan data dan perhitungan yang didapat pada penelitian.
6. Perhitungan daya yang dihasilkan oleh turbin pada simulator dan
analisis ekonomi mengenai input dan output yang dihasilkan sebagai
parameter keberhasilan.
H.3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan jawaban dari permasalahan dan tujuan
yang disimpulkan berdasarkan hasil analisis output yang berupa peta dan
model dari data yang diperoleh.
9
Skema model penelitian
I. Jadwal Kegiatan
Perancangan Sampling Tanah
Pengambilan Data
Deskripsi Data
Analisis Data
Uji Fluida dan Pengukuran
Tekanan
Pembuatan Rekayasa Wilayah
Analisis Data
Pembuatan Model dan
Simulator
Penyusunan Laporan
10
J. Rancangan Biaya
No. Rincian Biaya
1 Biaya Internet Rp 25.000
2 Biaya Print Rp 50.000
3 Perbanyak Proposal Rp 50.000
4 Penjilidan Proposal Rp 25.000
7 Ammonia 10% Rp 500.000
8 Sewa Pompa Hidrolik Rp 400.000
9 Sewa manometer Rp 500.000
10 Survei Lapang Rp 1.200.000
11 Perizinan Rp 150.000
12 Pengolahan dan Analisis
Data Rp 2.000.000
13 Pembuatan Simulator Rp 500.000
14 Uji Laboratorium Tanah Rp 2.000.000
15 Penulisan Laporan Rp 100.000
16 Finalisasi dan Perbanyak
Laporan Rp 250.000
Total Biaya Rp 7.750.000
11
K. Daftar Pustaka
C. Dejfors., et al. 1998. Ammonia-Water Power Cycles For Direct-Fired
Cogeneration Applications. Energy Convers. Mgmt Vol. 39, No. 16-18,
pp. 1675 – 1681
Finney, K. A. 2008. Ocean Thermal Energy Conversion. Guelph
Engineering Journal, (1), 17 - 23.
LIPI. Pengembangan Energi Terbarukan Sebagai Energi Aditif di Indonesia.
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1101089425&9 (Diakses pada 4
Agustus 2011, Pukul 16.30)
Quoilin, Sylvain. 2007. Experimental Study and Modeling of a Low
Temperature Rankine Cycle for Small Scale Cogeneration. Faculty Of
Applied Sciences, University of Liege
Robinson, C. Soil Temperature.
http://www.wtamu.edu/~crobinson/SoilTemp/index.html (Diakses pada 5
Agustus 2011, Pukul 10.16)
Singarella, Paul. N., Adams, E. Eric. 1982. Physical And Numerical
Modeling Of The External Fluid Mechanics Of OTEC Pilot Plants.
Massachusetts Institute of Technology: Cambridge, Massachusetts
Uehara, Goro dan Gillman, Gavin. 1981. The Mineralogy, Chemistry, and
Physics of Tropical Soils with Variable Charge Clays. Westview Press:
Colorado
12
L. Lampiran
Biodata Peserta (Ketua)
1. Nama lengkap : Fidelis Awig Atmoko
2. Tempat tanggal lahir : Bogor, 27 April 1991
3. Alamat rumah : Jl. Cibalagung Indah 1 No. 15, Pasirjaya
Kec. Bogor Barat, Kota Bogor 16119
4. NPM : 0906555071
5. Nomor telp/handphone : 08821510035 (Email: [email protected])
6. Jurusan dan fakultas : Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia
Ketua
Fidelis Awig Atmoko
Biodata Peserta (Anggota)
1. Nama lengkap : Angga Dito Fauzi
2. Tempat tanggal lahir : Ujung Pandang, 06 Mei 1992
3. Alamat rumah : Jl. Toddopuli VI Perumahan Puri Taman Sari Blok C 8 / 8, Makassar, Sulawesi Selatan
4. NPM : 1006757303
5. Nomor telp/handphone : 08124139348 (Email: [email protected])
6. Jurusan dan fakultas : Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia
Anggota
Angga Dito fauzi
Biodata Peserta (Anggota)
1. Nama lengkap : Ibni Sabil A’ifa Zaenal Manan
2. Tempat tanggal lahir : Cilacap, 27 April 1990
3. Alamat rumah : Jl. Banyupanas No. 37 Rt 06/02 Cipari, Kec.
Cipari – Kab. Cilacap 53262
4. NPM : 0906514935
5. Nomor telp/handphone : 085229762200 (Email: [email protected])
6. Jurusan dan fakultas : Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia
7. Karya Tulis
“Dana Aspirasi, Kedok Baru Selimuti Korupsi”
13
(Finalis lima besar Olimpiade Ilmiah Mahasiswa Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, 2010)
“Rokok di Indonesia, Madu atau Racun?”
(Juara Lomba Essay Olimpiade Kastrat Denta Fair 2010)
Anggota
Ibni Sabil A Z M
Biodata Peserta (Anggota)
1. Nama lengkap : Miqdad Anwarie
2. Tempat tanggal lahir : Bogor, 21 November 1990
3. Alamat rumah : Pajeleran RT02/07 No.43, Sukahati, Cibinong
4. NPM : 0906515004
5. Nomor telp/handphone : 081574000348 (Email: [email protected])
6. Jurusan dan fakultas : Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia
7. Karya Tulis
Website GIS Kesehatan Menjawab ”Mencegah Lebih Baik Daripada
Mengobati” (LKTG Nasional – Undiksha)
”Analisis Spasial Area Potensi Panasbuni Dengan Survei Panasbumi
Terpadu (Geografi, Geologi, Geokimia) dan Teknologi Penginderaan
Jauh” (Juara 2 Sub-tema energi pada Konferensi Ilmuwan Muda Indonesia –
FMIPA UI)
Anggota
Miqdad Anwarie
Biodata Dosen Pendamping
Nama Lengkap : Adi Wibowo S.Si., M.Si.
NIP/NUK : 0307050163
Pangkat dan
: Penata / III/c
Golongan Ruang
Tanggal Lahir / Umur : 25 Mei 1972 / 38 tahun
14
Tempat Lahir : Jakarta
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Status
Pernikahan : Menikah
Alamat Rumah
: Jl. Teluk Sampit. No. 78A Komplek TNI AL Rawa
Bambu Ps. Minggu JAK – SEL
Kode Pos : 12520
No. Telepon : ( 021) 7800019
No. HP : 0811848149
E-mail : [email protected]
PUBLIKASI
2004 Merentang Waktu, Menapak Cerita di Sekitar Parakan Salak Geo Spasial
Edisi 2/Th II Agustus 2004
2005 Membaca, memahami dan menulis dengan Peta Geo Spasial Edisi 31 Juni
2005 Mewujudkan Mimpi Geo Spasial Edisi 31 Juni 2005
2006 Pembangunan Basis Data SIG Disajikan dalam kegiatan Apresiasi Teknik
Analisis Penyusunan RTRQ di Wilayah IV, diselenggarakan DPU, 11-13
September 2006, Sorong Irian Jaya
2006 Sitem Informasi Geografis
Workshop BMG "Meteorologi, klimatologi dan Geofisika untuk Media Massa dan
Pengguna Jasa, 14-15 Juni 2006, Bogor
2007 Cariying Capacity in Jakarta City Sistem Informasi Kepegawaian
15
1st Joint Seminar "Curent Research in NAtural and Mathematical Sciences
Collaboration Opportunity at UI and UKM, 19 -20 Juni 2007, FMIPA UI
2007 Sebaran Manifes Panasbumi di Parakan Salak HIBAH SETILA FMIPA UI
2008 Analisis Spasial Geo Spasial Edisi Mei 2008
2008 Analisis Spasial dalam SIG: Adi Wibowo ,Geo Spasial Vol 6/No 1 Mei
2008 Distribution of Manifestacion Geothermal on Parakan Salak ICRS,
Kolombo, 2008
2008 GPS Navigasi untuk Pemetaan Semiar Sehari/Kuliah Umum tema GPS
untuk Navigasi dan Pemetaan, 14 April 2008, Gd. B 101 FMIPA UI Depok
2009 Pemetaan Ekologis Sempadan Sungai (Studi Kasus Ci Liwung) Jurnal
Geografi, Vol 2. No.1 Janurai 2004 hal. 64 - 76, Dept. Geografi FMPA UI
2009 Pemetaan Evaluasi Ekosistem Estuari Forum Riset Geomarin: Neraca dan
Akutansi Sumberdaya Alam Laut Sarana Pembangunan Berkelanjutan
2009 Sistem Informasi Geografis dengan Open Source Software Workshop
Pengkayaan Bidang Sistem Informasi Geografis untuk Guru SMA
2010 GIS DI WEB PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA
2010 Manfaat Peta Sekala Besar Majalah Globe, Vol 12, Tahun Juni 2010, 67-72,
Bakosurtanal, ISSN 125752 (akreditasi B, Bidang Kebumian, SK Kepala
LIPI No. 253/Akre-LIPI/P2MBI/ 2010/
2010 Panduan Membaca Peta Bagi Guru Geografi SMA HIBAH PENG-MAS UI
2010 Panduan Membaca Peta Bagi Pengemudi Taksi HIBAH PENG-MAS UI
2010 Pemanfaatan Teknologi GIS untuk Kepentingan Militer di Indonesia
Sinposium Tenologi Survei dan Pemetaan dalam rangka HUT ke-64 Topografi
Angkatan Darat, 20 April 2010, Jakarta
Dosen Pendamping
Adi Wibowo S.Si., M.Si.
NIP 0307050163