BAB_I piroxicam
-
Upload
nur-aida-murni -
Category
Documents
-
view
91 -
download
6
description
Transcript of BAB_I piroxicam
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam sedian farmasi, telah diketahui dari sediaan obat yang
beredar dan digunakan, tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai
oleh para dokter maupun pasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain.
Hal ini disebabkan karena disamping mudah cara pembuatan dan
penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil dalam penyimpanan
karena tidak mudah teroksidasi oleh udara, transportasi dan distribusinya
tidak sulit. Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya,
kemudian memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya
kompak dan memberikan kestabilan pada unsur-unsur aktifnya.
Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara
kempa cetak, berbentuk rata dan atau cembung rangkap, umumnya bulat,
mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan penambahan bahan
tambahan farmasetika yang sesuai (Ansel; 1994, Depkes RI; 1995).
Tablet harus melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam
jumlah yang tepat dan menimbulkan efek yang diinginkan (Lachman, 1986).
Tablet hanya memberikan efek yang diingkan jika memiliki mutu yang baik.
Untuk menghasilkan tablet dengan mutu yang baik dan memenuhi
persyaratan, pemilihan dan kombinasi bahan pembantu memegang pemeran
yang sangat penting dalam proses pembuatannya.
I.2 Maksud Percobaan
Dengan melakukan percobaan ini praktikan diharapkan dapat
mengetahui dan memahami tujuan penggunaan tablet dan evaluasinya.
I.3 Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa diharapkan mampu untuk memformulasi suatu sediaan
farmasi berupa tablet serta mampu untuk membuat granul dari
formulasi tablet.
2. Mahasiswa diharapkan mampu untuk menentukan apakah suatu granul
memenuhi standar yang disyaratkan untuk menghasilkan tablet yang
baik.
3. Mahasiswa diharapkan mampu untuk menentukan apabila suatu tablet
memenuhi standar yang diharapkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
A. Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi
obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi.
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet
berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar
yang digunakan untuk obat hewan besar (Ilmu Resep, 165)
Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih/ gepeng, bundar,
segitiga, lonjong dan sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk
menghindari / mecegah / menyulitkan pemalsuan dan agar mudah dikenal
orang. Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna kemungkinan
karena zat aktifnya berwarna, tetapi ada tablet yang sengaja diberikan
warna dengan maksud agar tablet lebih menarik, mencegah pemalsuan,
membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain.
Etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet / zat aktif yang
terkandung, jumlah zat aktif (zat berkhasiat) tiap tablet.
B. Komponen Tablet
Komponen atau formulasi tablet kempa terdiri dari zat aktif, bahan
pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga
mengandung bahan pewarna yang diizinkan, bahan pengaroma dan
bahan pemanis.
1. Zat aktif harus memenuhi syarat yang ditentukan Farmakope
Indonesia.
2. Bahan excipient / bahan tambahan
a. Bahan pengisi (diluent) berfungsi untuk memperbesar volume
massa agar mudah diceetak atau dibuat. Bahan pengisi
ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa.
Misalnya laktosa, pati, dan selulosa mikrokristal.
b. Bahan pengikat (binder) berfungsi untuk memberikan daya
adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi serta menambah
daya kohesi pada bahan pengisi misalnya gom akasia, gelatin,
sukrosa, povidon, metilselulosa, CMC, pasta pati terhidrolisa,
selulosa mikrokristal.
c. Bahan penghancur/pengembang (desintegran) berfungsi
membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya pati, pati
dan selulosa yang termodifikasi secara kimia, asam alginat,
selulosa mikrokristal dan povidon sambung-silang.
d. Bahan pelicin (lubrikan) berfungsi mengurangi gesekan selama
proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah
massa talet melekat pada cetakan. Misalnya senyawa asam sterat
dengan logam, asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan
talk. Umumnya lubrikan bersifat hidrofobik, sehngga dapat
menurunkan kecepatan desintegrasi dan disolusi tablet. Oleh
karena itu kadar lubrikan yang berlebihan harus dihindari. PEG
dan garam Lauril sulfat dapat digunakan tetapi kurang
memberikan daya lubrikasi yang optimal dan perlu kadar yang
lebih tinggi.
e. Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampun
mengalirnya serbuk, umumnya digunakan dalam kempa
langsung tanpa proses granulasi. Misalnya Silika pirogenik
koloidal.
f. Bahan penyalut (coating agent)
3. Ajuvans
a. Bahan pewarna (colour) berfungsi meningkatkan nilai estetika
atau identitas produk. Misalnya zat pewarna dari tumbuhan.
b. Bahan pengharum (flavour) berfungsi menutupi rasa dan bau zat
khasiat yang tidak enak, biasanya digunakan untuk tablet yang
penggunaanya lama dimulut.
C. Metode pembuatan tablet
1. Granulasi Basah
Granulasi basah, yaitu memproses campuran partikel zat
aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan
menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga
terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Prinsip dari metode
granulasi basah adalah membasahi masaa tablet dengan larutan
pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian massa basah tersebut digranulasi.
2. Granulasi Kering
Granulasi kering disebut juga slugging, yaitu memproses
partikel zat aktif dan eksipient dengan mengempa campuran bahan
kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk
semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah granul secara
mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat, pelarut, ikatannya didapat
melalui gaya.
3. Metode Kempa Lansung
Etode kempa langsung, yaitu pembuatan tablet dengan
mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipient kering tanpa
melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan
metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya,
namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil
dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhdapa panas dan
lembab.
D. Keuntungan dan Kerugian Tablet (Anief, 1994)
a. Keuntungan tablet
volume dan bentuk kecil sehingga mudah dibawa, disimpan dan
diangkut
memiliki variabilitas sediaan yang rendah. keseragaman lebih
baik
dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume
yang lebih kecil
tablet dalam bentuk kering sehingga kestabilan zat aktif lebih
terjaga
dapat dijadikan produk dengan pelepasan yang bisa diatur
tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air
merupakan sediaan yang mudah diproduksi masal dengan
pengemasan yang mudah dan murah
dapat disalut untuk melindungi rasa yang tidak enak dari
sediaan.
b. Kerugian/ kekurangan bentuk sediaan tablet :
beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
formulasi tablet cukup rumit
zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak
kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi rasa pahit/
tidak enak dari obat
II.2 Rancangan Formula
Tiap tablet 100 mg mengandung
Piroxicam 10 mg
Pati jagung 24 %
Mg stearat 1 %
Talk 5 %
Avicel pH 102 add 100
II.3 Alasan Penambahan
II.3.1 Alasan Formulasi
Tablet sublingual dimaksudkan untuk diletakkan di dalam
mulut, agar dapat melapaskan obatnya sehingga dapat diserap
langsung oleh selaput lendir mulut. Jenis tablet ini biasanya kecil
dan rata, diletakkan dibawah lidah. Obat-obat yang diberikan
dengan cara ini dimaksudkan agar memberi efek sistemik, dan
karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir
mulut. Obat yang diserap oleh selaput lendir mulut masuk kealiran
darah, selanjutnya masuk kealiran darah umum. Obat yang diserap
melalui saluran cerna masuk ke sirkulasi darah usus, yang langsung
berhubungan dengan hati dan vena porta. Jadi penyerapan obat
melalui rongga mulut menyebabkan obat terhindar dari
metabolisme first-pass. Maka ada beberapa keuntungan yang
didapat dari pemberian obat seperti ini. Suasana dalam lambung,
yang dapat menyebabkan penguraian obat yang luas (untuk
beberapa steroid dan hormon) dapat dihindari oleh obat yang
diserap dengan baik dalam mulut. Obat dapat bekerja dalam waktu
yang lebih cepat daripada tablet yang harus ditelan (suatu
keuntungan bagi vasodilator yang diberi dengan cara ini). Efek
first-pass dapat dihindari, seperti telah diuraikan, dan untuk
beberapa obat (misalnya tiltestoteron) rasa mual yang dapat terjadi
bila obat tersebut ditelan dapat dihindari (Lachman; 713).
Piroxicam merupakan salah satu AINS dengan struktur baru
yaitu oksikam, derivat asam erolat yang berkhasiat sebagai
analgetik, antipiuretik, antiradang. Obat ini juga sering digunakan
untuk nyeri haid dan serangan encok (Fater; 241, OOP; 334)
II.3.2 Alasan Penambahan Zat Tambahan
a. Pati Jagung
Pati merupakan eksipien serba guna yang digubakan
terutama dalam oral dengan dosis formula dimana ia
digunakan sebagai pengikat, pengencer dan disintegran.
Konsentrasi 5-25% (Excipient; 686).
Dan juga mati memiliki efek pengikat (Buku Pegangan
Ilmu Pengetahuan Kosmetik; 106)
b. Selulosa Mikrokristal
Selulosa mikrokristal sering disebut Avicel, suatu zat yang
dapat dicetak langsung. Sifat menglirnya baik dan sifat-sifat
pencetak langsungnya bagus sekali. Zat ini merupakan bahan
pengisi yang banyak digunakan (R. Voight; 701).
Selulosa mikrokristal umumnya dianggap sebagai relatif
tidak beracun dan material non iritasi (Excipient; 131)
c. Mg Stearat
Magnesium stearat digunakan sebagai pelumas dalam
kapsul dan pembuatan tablet dan secara luas digunakan sebagai
eksipien farmasi yang dianggap tidak beracun. Konsentrasi
0,25% (Excipient; 405).
Mg Stearat juga dapat mengurangi gesekan antara dinding
tablet dan dinding die, pada saat tablet ditekan keluar. Anti
lengket bertujuan untuk mengurangi melengket atau adhesi
bubuk atau granul pada permukaan punch atau dinding die.
Pelicin ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul
dengan jalan mengurangi gesekan diantara partikel-partikel (R.
Voight; 703).
II.4 Uraian Bahan
1. Cellulose Microcrystalline (Excipient; 129, FI III; 135)
Nama Resmi : Cellulosum
Nama Lain : Selulosa, Avicel
RM/BM : C6H10O5 / 36
Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih, tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam asam encer dan
dalam kebanyakan pelarut organik, sukar larut
dalam larutan natrium hidroksida encer P
Stabilitas : Stabil dengan keadaan zat higroskopik, harus
disimpan ditempat tertutup rapat dan kering
Incompatibilitas : pengoksidator kuat
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : zat pengisi dan pemanis
Konsentrasi : 5-15%
2. Mg Stearat (FI IV; 515, Excipient; 404-405)
Nama Resmi : Magnesium Stearate
Nama Lain : Dibasic Magnesium Stearate
RM/BM : C36H70MgO4 / 591,24
Pemerian : serbuk halus, putih dan voluminus, bau lemah
khas, mudah melekat dikulit, bebas dari butir-
butiran
Kelarutan : tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter
Stabilitas : stabil pada tempat yang kering dan tertutup rapat
Incompatibilitas : tidak kompatibel dengan asam kuat, alkalis dan
garam besi. Hindari pencampuran dengan bahan
pengoksidasi kuat. Mg stearat tidak dapat
digunakan dalam produk yang mengandung
aspirin, beberapa vitamin dan alkaloid garam
Penyimpanan : disimpan ditempat yang sejuk dan kering
Kegunaan : gligan
Konsentrasi : 0,25%
3. Pati Jagung (FI IV; 108, Excipient; 685)
Nama Resmi : Amylum Maydis
Nama Lain : Pati jagung
Pemerian : serbuk sangat halus, putih
Kelartuan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam
etanol
Stabilitas : pati kering stabil dilindungi dari kelembaban
tinggi. Pati akan lembab jika disimpan dibawah
kondisi normal. Pati secara fisik tidak stabil dan
mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme bila
digunakan untuk granulasi basah
Penyimpanan : dalam wadah kedap udara, ditempat yang sejuk dan
kering
Kegunaan : zat pengikat
Konsentrasi : 5-10%
4. Piroksikam (FI IV; 683)
Nama Resmi : pirokxicamun
Nama Lain : Piroksikam
RM/BM : C15H13N304S / 331,35
Pemerian : serbuk, hampir putih atau coklat terang atau kuning
terang, tidak berbau, bentuk monohidrat berwarna
kuning
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, dalam asam encer dan
sebagian besar pelarut organik, sukar larut dalam
etanol dan larutan alkali, mengandung alkali dan
air
Incompatibilitas : tidak kompatibel dengan oksidator, asam-asam
klorida, asam anhidra
Penyimpanan : dalam wadah tertutup, tidak menembus cahaya
Kegunaan : zat aktif
5. Talk (Effionora; 90, FI III; 591, Excipient; 728-729)
Nama Resmi : Talcum
Nama Lain : Altalc
Pemerian : serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu.
Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari
butiran
Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam encer dan alkali,
organik pelarut dan air
Stabilitas : talk merupakan bahan yang stabil dan dapat
disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160ºC
selama tidak kurang dari 1 jam etilen oksida atau
radiasi gamma
Incompatibilitas : tidak kompatibel dengan senyawa surfaktan
Penyimpanan : harus disimpan dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : lubrikan
Konsentrasi : 1-10%
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat yang digunakan
III.2 Bahan yang digunakan
1. Avicel pH 102
2. Magnesium Stearat
3. Pati jagung
4. Piroxicam
III.3 Perhitungan Bahan
- Piroxicam 10 mg 10 mg
- Pati jagung 24%24100
x 100 = 24 mg
- Mg stearat 10%1
100 x 100 = 1 mg
- Talk 5%5
100 x 100 = 5 mg
- Avicel pH 102 add 100 mg – (10+24+5)
100 mg – 40 mg = 60 mg
III.4 Perhitungan Dosis
DM piroxicam −¿30 mg
- Dosis untuk umur 6 tahun
1 x pakai = tidak ada
Sehari = 6
12+1 x 30 mg
= 13,84 mg
- Dosis untuk umur 20 tahun
1 x pakai = tidak ada
Sehari = 2020
x 30 mg
= 30 mg
Aturan pakai :
- 6 – 12 tahun = 1 x 1
= 1 x 10 mg
= 10 mg < 13,84 mg (TOD)
- 20 tahun = 2 x 1
= 2 x 10
= 20 mg < 30 mg (TOD)
III.5 Cara Kerja
Menggunakan metode kempa langsung
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibersihkan alat menggunakan alkohol 70%
3. Ditombang Piroxicam 10 mg, Pati jagung 24 mg, Mg stearat 1 mg, Talk
5 mg, Avicel pH 102 60 mg
4. Dimasukkan piroxicam 10 mg, pati jagung 24 mg, talk 5 mg, dan avicel
pH 102 ke dalam pencampur
5. Dimasukkan mg stearat 1 mg sebagai lubrikan ke dalam campuran
diatas
6. Dikempa langsung masa cetak dengan bobot 100 mg
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 HASIL PENGAMATAN
IV.1.2 Evaluasi tablet
a. Uji keseragaman bobot
Tablet 1 ¿730 mg−720 mg
720 mgx100 %=1,4 %
Tablet 2 ¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0%
Tablet 3 ¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0 %
Tablet 4 ¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0%
Tablet 5 ¿710 mg−720 mg
720 mgx100 %=−1,4 %
Tablet 6 ¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0%
Tablet 7 ¿730 mg−720 mg
720 mgx100 %=1,4 %
Tablet 8 ¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0%
Tablet 9 ¿710 mg−720 mg
720 mgx100 %=−1,4 %
Tablet 10 ¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0%
Tablet 11 ¿730 mg−720 mg
720 mgx100 %=−1,4 %
Tablet 12¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0%
Tablet 13¿710 mg−720 mg
720 mgx100 %=−1,4 %
Tablet 14 ¿700 mg−720 mg
720 mgx100 %=−2,8 %
Tablet 15¿700 mg−720 mg
720 mgx100 %=−2,8 %
Tablet 16¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0 %
Tablet 17¿710 mg−720 mg
720 mgx100 %=−2,8 %
Tablet 18¿700 mg−720 mg
720 mgx100 %=−2,8 %
Tablet 19¿710 mg−720 mg
720 mgx100 %=−1,4 %
Tablet 20¿710 mg−720 mg
720 mgx100 %=−1,4 %
Tablet 21¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0%
Tablet 22¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0 %
Tablet 23¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0%
Tablet 24¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0 %
Tablet 25¿720 mg−720 mg
720 mgx100 %=0%
b. Uji kerenyahan tablet
Diketahui :
- Wo = 14,2838g
- W1=14,2747
Ditanya : %kerenyahan
Penyelesaian : W 0−W 1
W 1x 100 %
14,2838 g−14,274714,2747
x 100 %=0,026 %
c. Uji kekerasan dan diameter tablet
Tablet 1
d = 0,11mm
kekerasan = 110 newton
Tablet 2
d = 0,139mm
kekerasan = 124,5 newton
Tablet 3
d = 0,141mm
kekerasan = 1,30 newton
Tablet 4
d = 0,138mm
kekerasan = 129,8 newton
Tablet 5
d = 0,113mm
kekerasan = 127 newton
IV.2 PEMBAHASAN
Pada prektikum ini formula yang digunakan adalah
R/ piroxicam 10mg
Pati jagung 24%
Avicel pH 102 50%
Mg stearat 1%
Talk 5%
Formula di atas akan dirancang menjadi tablet sublingual dengan
menggunakan metode kempa lansung, denga jumlah tablet 100 tablet.
Metode kempa langsung itu sendiri adalah pembuatan tablet dengan
mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering, tanpa melalui
perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling
mudah, praktis dan cepat pengerjaannya namun hanya dapat digunakan pada
zat aktif yang memiliki dosis kecil, serta zat aktif tersebut tidak tahan akan
pemanasan dan lembab (Fardas, 169).
Pada formulasi di atas piroxicam digunakan sebagai zat aktif dimana
tablet ini dimaksudkan agar dapat memberikan efek sistemik karena dapat
diserap dengan baik oleh selaput lender mulut. Piroxicam sublingual tablet
ini, diindikasikan pada pasien yang menderita aktivitas antiinflamasi,
analgetik, antipiretik. Selain itu memberikan efek terapi simplomatik,
rematoid arthritis, asteortritis, ankilosing, spondilitis, gangguan
moskuloskeletal akut dan gout akut (Martindale, 117).
Pati jagung digunakan sebagai pengikat, pengencer, dan desintegran,
dimana pati merupakan eksipien serba guna yang digunakan dalam oral, pati
dapat digunakan sebagai pengikat apabila memiliki konsentrasi 5-25%
(Exipient, 686).
Selulosa mikrokristal sering disebut avicel, suatu zat yang dapat
dicetak langsung. Sifat mengalirnya baik dan sifat-sifat pencetak
langsungnya baik. Zat ini merupakan bahan pengisi yang bnyak digunakan
(R.voight.107).
Mg stearat digunakan sebagai pelumas dalam sediaan kapsul dan
pembuatan tablet, dan secara luas digunakan sebagai excipiet farmasi yang
dianggap tidak beracun, memiliki konsentrasi 0,25% (Excipient,405), dan
juga dapat mengurangi gesekan antar dinding tablet dan dinding die pada
saat tablet dicetak keluar. Anti lengket bertujuan untuk mengurangi
melengketnya bubuk atau granul pada permukaan punch atau dinding die,
dan pelicin ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul, mengurangi
gesekan antar partikel-partikel (R,voight.703).
Talk digunakan karena talk diserap secara sistemik setelah konsumsi
oral hingga dianggap tidak beracun (Excipient, 730). Selama pengeluaran
tablet mengurangi gesekan tabket dengan dinding cetakan ketika tablet
dilempar dari mesin dan memberikan rupa yang bagus pada tablet yang
sudah jadi (Ansel.266). Talk mempunyai sifat anti lengket (Lachman,703).
Proses pembuatan tablet sublingual menggunakan metode kempa
langsung, terlebih dahulu di timbang semua bahan piroxicam 10 mg, pati
jagung 24 mg, mg stearat 1 mg, talcum 5 mg, dan avicel pH 102 60 mg.
kemudian dimasukan proxicam, pati jagung, talcum, dan avicel kedalam alat
pencampur, smpur hingga homogen. Setelah homogen tambahkan mg
stearat sebagai lubrikan kedalam bahan yang telah tercampur tadi, di kempa
langsung masa cetak dengan bobot 100 mg. Selanjutnya dilakukan evaluasi
tablet yang meliputi:
1. Uji kekerasan dan kerenyahan tablet
2. Uji keseragaman ukuran tablet
3. Uji keseragaman bobot tablet
4. Uji waktu hancur tablet
5. Uji disolusi tablet
Pada pengujian keseragaman bobot dengan syarat tidak boleh ada dua
tablet yang menyimpang lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom A dan
tidak boleh ada satu tablet yang menyimpang lebih besar dari yang
ditetapkan kolom B. pada tablet 1 dengan bobot 1,4%, tablet 2-4 (0%),
tablet 5 (-1,4%), tablet 6 (0%), tablet 7 (1,4%), tablet 8 ( 0%), tablet 9 (-
1,4%), tablet 10 ( 0%), tablet 11 (-1,4%), tablet 12 (0%), tablet 13 (1,4%),
tablet 14-15 (-2,8), tablet 16 (0%), tablet 17 (-1,4%), tablet 18 (-2,8%),
tablet 19-20 (-1,4%,) tablet 21-25 (0%). Jadi tablet ini baik karena tidak
menyimpang dari syarat yang telah ditetapkan
Pengujian dari kerenyahan tablet yakni 0,026%. Sehingga tablet
tersebut baik karena masih dalam syarat dari kerenyahan yakni 0,8%.
Setelah itu dilakukan uji kekerasan dan diameter dari tablet yaitu tablet 1
diameter 0,11 mm dengan kekerasan 110 N. tablet 2 diameter 0,139 mm
dengan kekerasan 130 N. tablet 3 diameter 0,141 mm dengan kekerasan 130
N. tablet 4 diameter 0,138 mm dengan kekerasan 129,8 N. dan tablet 5
diameter 0,113 mm dengan kekerasan 127 N.
BAB V
PENUTUP
V. 1 Kesimpulan
1. Dari percobaan yang dilakukan piroxicam sublingual tablet memenuhi
standar yang disyaratkan dimana ditemukan hasil dari evaluasi sebagai
berikut, pada tablet 1 dengan bobot 1,4%, tablet 2-4 (0%), tablet 5 (-
1,4%), tablet 6 (0%), tablet 7 (1,4%), tablet 8 ( 0%), tablet 9 (-1,4%),
tablet 10 ( 0%), tablet 11 (-1,4%), tablet 12 (0%), tablet 13 (1,4%),
tablet 14-15 (-2,8), tablet 16 (0%), tablet 17 (-1,4%), tablet 18 (-
2,8%), tablet 19-20 (-1,4%,) tablet 21-25 (0%). Jadi tablet ini baik
karena tidak menyimpang dari syarat yang telah ditetapkan. Pengujian
dari kerenyahan tablet yakni 0,026%. Sehingga tablet tersebut baik
karena masih dalam syarat dari kerenyahan yakni 0,8%. Setelah itu
dilakukan uji kekerasan dan diameter dari tablet yaitu tablet 1
diameter 0,11 mm dengan kekerasan 110 N. tablet 2 diameter 0,139
mm dengan kekerasan 130 N. tablet 3 diameter 0,141 mm dengan
kekerasan 130 N. tablet 4 diameter 0,138 mm dengan kekerasan 129,8
N. dan tablet 5 diameter 0,113 mm dengan kekerasan 127 N.
2. Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa piroxicam
sublingual tablet memenuhi syarat.
V.2 Saran
Saran untuk laboratorium, diharapkan agar mahasiswa dapat menjalankan alat sendiri. Agar lebih paham bagaimana cara kerja atau jalannya alat.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1994. Farmasetika Dasar. Gadjah Mada University Press
Ansel, C. Howard. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI - Press
Dirjen, POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Depkes RI
Dirjen, POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Depkes RI
Effionora, A. 2012. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi. Jakarta: PT. Dian Rakyat
Ganiswarna, Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI – Press
Lachman, L, Lieberman. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III. Jakarta: UI - Press
Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta: EGC
Tjan, Hok. 2010. Obat-obat Penting. Jakarta: PT. Alex Media Computindo
Rowe, R. 2004. Handbook Of Pharmaceutical Excipient 6th edition. Washington: Pharmaceutical Press
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: GMU Press
LAMPIRAN
1. Skema Kerja2. Foto-foto
3. Etiket
ROIALXICAM®
Komposisi :Tiap tablet 100 mg mengandung 10 mg piroxicam
Indikasi :Terapi simpatomik rematoid arthritis, osteathritis, antikilosing spondilitis, gangguan maskoskelet akut dan gout akut.
Kontaindikasi :Penderita yang hiper sensitif terhadap piroxicam dan yang mengalami uritkaria, angioderma, bronkospasme, rintis berat dan syok akibat anti inflamasi.
Efek samping :Keluhan grastrantestinal, misalnya anareksia, nyeri perut konstipasi, diare, flatulen, mula muntah, perforasi, tukak lambung dan duodenum.
Peringatan dan perhatian :Tidak dianjurkan pemberian pada wanita hamil dan menyusui. Hati-hati pemberian pada gangguan pencernaan, jantung, hipertensi, dan keadaan predesposisi retensi air, ginjal dan hati.
Aturan pakai :Dosis untuk untuk umur 6 tahun 1 x 1 sehari. Dosis untuk 20 tahun (dewasa) 2 x 1 sehari.
Penyimpanan :Simpan ditempat sejuk da terhindar dari cahaya matahri.
Kemasan :Isi 1 botol @ 100 tablet
No. Reg : DBL 14 374 002 12 A2No. Batch : E4 374 002
Diproduksi oleh PT. CITO FARMAGorontalo, Indonesia
4. Brosur
ROIALXICAM®
Komposisi :Tiap tablet 100 mg mengandung 10 mg piroxicam
Indikasi :Terapi simpatomik rematoid arthritis, osteathritis, antikilosing spondilitis, gangguan maskoskelet akut dan gout akut.
Farmakologi :NSAID cepat diserap setelah konsumsi oral, dan konsentrasi plasma puncak biasanya ditempuh dalam waktu 2-3 jam. Semua NSAID COX-2 selektif diserap dengan baik. Kebanyakan NSAID secara luas terikat pada protein plasma (95% - 99%) biasanya albumin. Plasma t-½ bervariasi antara NSAID misalnya piroxicam memiliki t-½ dari 50 jam. Pada kondisi mapan yang dapat mengikat menjadi 75 jam pada orang tua.
Kontaindikasi :Penderita yang hiper sensitif terhadap piroxicam dan yang mengalami uritkaria, angioderma, bronkospasme, rintis berat dan syok akibat anti inflamasi.
Efek samping :Keluhan grastrantestinal, misalnya anareksia, nyeri perut konstipasi, diare, flatulen, mula muntah, perforasi, tukak lambung dan duodenum.
Peringatan dan perhatian :Tidak dianjurkan pemberian pada wanita hamil dan menyusui. Hati-hati pemberian pada gangguan pencernaan, jantung, hipertensi, dan keadaan predesposisi retensi air, ginjal dan hati.
Aturan pakai :Dosis untuk untuk umur 6 tahun 1 x 1 sehari. Dosis untuk 20 tahun (dewasa) 2 x 1 sehari.
Penyimpanan :Simpan ditempat sejuk da terhindar dari cahaya matahri.
Kemasan :Isi 1 botol @ 100 tablet
No. Reg : DBL 14 374 002 12 A2No. Batch : E4 374 002
PT. CITO FARMAGorontalo, Indonesia