Bab Xii Laporan Akhir
-
Upload
widiana-safaat -
Category
Documents
-
view
45 -
download
0
description
Transcript of Bab Xii Laporan Akhir
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 1/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
12.1. Umum. Limbah lateks memiliki kandungan bahan organik yang sangat tinggi seperti
terlihat pada tingginya kadar COD dan nitrogen totalnya, sehingga merupakan
sumber pencemaran yang potensial dan berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
medium pertumbuhan mikroba, khususnya untuk produksi biomassa protein sel tunggal.
Dengan demikian kadar cemaran dapat diturunkan dan sekaligus diperoleh nilai
tambah.Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
denganmenggunakan lima taraf perlakuan dan tiga ulangan yaitu A. Limbah lateks 0%,
B.Limbah lateks 2,5%, C. Limbah lateks 5%, D. Limbah lateks 7,5% dan E. Limbah
lateks10%. Parameter yang diamati adalah berat biomassa kering dan kadar protein
Spirulina platensis. Data dihitung dengan analisis varians satu jalan dan diuji lanjut dengan
LSD.Hasil analisis statistik dengan Anava Satu Jalan untuk berat rata‐rata biomassa kering
danrata‐rata kadar protein Spirulina platensis, F hitung > F tabel. Hasil uji lanjut
LSDterhadap berat rata‐rata Spirulina platensis dan didapatkan hasil yaitu kelompok A
tidak berbeda signifikan dengan kelompok B. Hal yang sama juga terjadi pada kelompok
D dan E. Kelompok C berbeda signifikan dengan kelompok A, B, D dan E. Uji lanjut dengan
LSD terhadap kadar protein Spirulina platensis dan didapatkan hasil yaitu kelompok
A
berbeda
signifikan
dengan
kelompok
B.
Kelompok
B
tidak
berbeda
signifikan
dengan
kelompok C. Kelompok D tidak berbeda signifikan dengan kelompok B dan C. Sedangkan
kelompok E berbeda signifikan dengan kelompok A, B, C dan D. Disimpulkan bahwa
konsentrasi limbah lateks berpengaruh terhadap produksi protein seltunggal ( Spirulina
platensis ) dan kadar protein sel tunggal (Spirulina platensis ). Kadar terbaik untuk
produksi Spirulina platensis terdapat pada konsentrasi limbah latekssebesar 10%. Perlu
dilakukan penelitian serupa dengan konsentrasi limbah lateks di atas10% dengan
rentangan suhu
dan
pH
yang
bervariasi
dan
penelitian
serupa
dengan
spesiesalga
yang
A A ANNN A A ALLL IIISSS A A A LLL IIINNNGGGKKKUUUNNNGGG A A ANNN
DDD A A ANNN SSSOOOSSSIII A A ALLL EEEKKKOOONNNOOOMMMIII
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 2/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
lain. Disamping itu perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan limbahlain yang
tersedia di lingkungan sehingga didapatkan hasil yang bermanfaat bagimasyarakat luas.
Beberapa akibat merugikan yang disebabkan oleh adanya limbah produk karet
alam adalah
1. Gangguan terhadap kesehatan;
2. Gangguan terhadap kehidupan biotik;
3. Gangguan terhadap keindahan dan kenyamanan.
Limbah padat ini karena tidak dapat didaur‐ulang, maka biasanya dibiarkan
menumpuk begitu saja, ditimbun atau dibakar. Hal ini disebabkan karena karat alam
merupakan bahan polimer yang bersifat termoset atau bahan polimer yang tidak dapat
diolah kembalidengan cara pemanasan dan pengepresan. Selain itu karat alam juga
merupakan bahan polimer yang sulit terdegradasi dialam, sehingga limbah karet alam
tersebut akanmenumpuk di permukaan bumi.
Dalam mengatasi limbah produk karet alam, beberapa upaya telah
dilakukanantara lain pembakaran ataupun penimbunan, di mana hal ini menimbulkan
masalah barukarena dengan pembakaran (insenerasi) selain biayanya cukup mahal juga
menghasilkanasap hitam
yang
mengganggu
pernafasan
dan
mengganggu
kenyamanan.
Sedangkan biladitimbun di dalam tanah, akan mengganggu masuknya unsur hara dan
menghambatresapan air kedalam tanah. Untuk mengantisipasi semakin menumpuknya
limbah karet,saat ini sedang dikembangkan bermacam‐macam penelitian untuk
menanggulangi limbahtersebut sesuai dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam
Pedoman MinimisasiLimbah (BAPEDAL,1992).
Limbah lateks pekat merupakan polutan yang potensial jika tidak ditanganidengan
baik. Pengolahan
limbah
lateks
untuk
memenuhi
persyaratan
lingkungan
semata,akan
membutuhkan biaya yang cukup besar.
Kini limbah lateks dapat dikonversi secara mikrobiologis untuk menghasilkan berbagai
produk yang bernilai tambah ekonomis tinggi seperti: IAA (hormon tumbuhan), pupuk bio
organik, dan biomassa mikroalga.
Proses biokonversi dapat dibuat berlangsung simultan dengan pengolahan
limbah,sehingga bisa mengurangi volume limbah dan sekaligus menghilangkan bau
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 3/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
busuk.Pupuk bio organik yang dihasilkan terbukti dapat menghemat sampai 50% pupuk
kimia pada tanaman pangan, tanaman perkebunan, serta tanaman penutup tanah
12.2. Sumber Limbah pabrik Karet Apabila dilihat dari tahapan poduksi baik dari bahan baku berasal dari lateks
dan bahan olahan karet rakyat (bokar), maka limbah yang terbentuk pada industri karet
dapat berupa limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Kualitas bahan baku
berpengaruhterhadap tingkat kuantitas dan kualitas limbah yang akan terjadi dengan
rincian sebagai berikut :
1. makin kotor bahan karet olahan akan mkin banyak air yang diperlukan untuk
proses pembersihannya, sehingga debit limbah cairpun meningkat.
2. makin kotor dan makin tinggi kadar air dari bahan baku karet olahan, akan
makinmudah terjadinya pembusukan, sehingga kuantitas limbah gas/bau pun meningkat.
3. bahan baku karet olahan yang kotor menyebabkan kuantitas lumpur, tatal dan
pasir relatif tinggi. Pembersihan dilakukan melalui pengecilan ukuran, proses ini juga
bertujuan untuk memperbesar luas pemukaan karet agar waktu pengeringan relatif
singkat. Dengan
demikian,
limbah
yang
terbentuk
dominan
berbentuk
limbah
cair.
Sumber limbah cair dapat dikategorikan dari proses produksi dengan rincian
sebagai berikut:
1) Bahan baku olahan karet rakyat
Bahan baku karet rakyat berbentuk koagulum (bongkahan) yang telah dibubuhi
asamsemut, dan banyak mengandung air dan unsur pengotor dari karet baik disengaja
maupuntidak disegaja oleh kebun rakyat. Sumber limbahnya antara lain:
a. penyimpanan koagulum
b. sebelum produksi terlebih dulu karet disempot air sehingga menghasilkan limbah
c. pencacahan koagulum lalu di cuci dengan air lagi
d. proses peremahan dengan hammer mill juga menghasilkan limbah cair,
waaupun jumlahnya relatif kecil.
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 4/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
2) Bahan baku berasal dari lateks kebun
Dalam proses produksi untuk meghasilkan karet digunakan air lebih sedikit,
tetapimempunyai bahan kimia didalam air limbahnya. Sumber limbahnya adalah dari
proses pencacahan dan peremahan.
Pengaruh tiap parameter terhadap lingukungan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. BOD
BOD merupakan salah satu parameter limbah yang memberi gambaran atas tingkat
polusiair. Semakin tinggi nilai BOD menunjukkan makin besar oksigen yang dibutuhkan
oleh mikro organisme merubah organik. Makin tinggi kandungan bahan organik akan
menyebabkan makin berkurangnya konsentrasi oksigen terlarut di dalam air yang
akhirnya berakibat kematian berbagai biota air. Pengurangan konsentrasi oksigen terlarut
menyebabkan kondisi aerob bergeser ke kondisi anaerob.
b. COD
COD mirip dengan BOD, bedanya osigen yang diperlukan merupakan oksigen kimiawi
seperti O2 atau oksidator lainnya untuk mengoksidasi secara kimia bahan organik menjadi
senyawa lain seperti gas metan, amoniak, dan karbon dioksida. Nilai COD selalu lebih
tinggi daripada
nilai
BOD
karena
hampir
seluruh
jenis
bahan
organik
dapat
teroksidasi
secara kimia termasuk bahan organik yang teroksidasi secara biologis.
c. Padatan Terendap
Padatan terendap menunjukkan jenis padatan yang terkandung di dalam cairan limbah
yang mampu mengendap di dasar cairan secara gravitasi dalam waktu paling lama
sekitar 1 jam.
d. Padatan Tersuspensi
Padatan tersuspensi
adalah
padatan
yang
membentuk
suspensi
atau
koloid.
Secarakasat
mata padatan ini terlihat mengapung atau mengambang serta mengeruhkan air karena
berat jenisnya relatif rendah.
e. Padatan Terlarut
Padatan ini bersama‐sama dengan suspensi koloid tidak dapat dipisahkan
secara penyaringan. Pemisahannya hanya dapat dilakukan dengan proses oksidasi
biologis atau koagulasi kimia.
f. Kandungan Nitrogen
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 5/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
Bentuk senyawa nitrogen yang paling umum adlah protein amonia, nitrit dan nitrat.Ketiga
jenis terakhir ini dihasilkan dari perombakan protein, sisa tanaman dan pupuk yang
tersisa di dalam cairan limbah.
g. Derajat Keasaman (pH)
Suatu cairan dikatan bersifat normal bila pH = 7 . makin rendah nilai pH artinya air makin
bersifat asam, sebaliknya makin tinggi bersifat basa.
12.3. Karakteristik dan Dampak Limbah Cair Karakteristik dan jumlah limbah yang dihasilkan dari proses produksi karet
dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan.
1. Perkiraan Debit Limbah Cair
Proses pengolahan karet tergolong proses basah, banyaknya kebutuhan air
untuk keperluan pngolahan akan menentukan banyaknya limbah cair yang dihasilkan,
sekaligus menetukan rancangan ukuran sarana pengolah limbah. Jumlah air yang
digunakan dalam proses produksi, hampir seluruhnya menjadi limbah, karena karet baik
berupa bahan baku maupun setengah jadi tidak menyerap air. Pengaruhkebutuhan air
adalah tingkat kotoran yang ada dalam bahan baku, serta efesiensi kinerja sarana
pengolahan. Nilai parameter limbah pada setiap bagian proses pengolahan berbeda‐beda.
Nilai parameter BOD atau COD yang sangat besar dari air buangan menunjukkan tingginya
kadar bahan organiknya, peningkatan kadar bahan organik akan makin mengganggu
ekosistem lingkungan yang menerima air buangan karena oksigen banyak digunakan oleh
bakteri pengurai untuk menghancurkan bahan organik tersebut. Total padatan
merupakan bahan yang berasal dari emecahan komponen organik, sedangkan padatan
tersuspendi
merupakan
bahan
yang
tidak
larut
d
dalam
air
dan
cenderung
mengalami pembusukan jika suhu air meningkat (musim panas). Dampak negatif juga
timbul jika air limbah langsung dibuang ke sungai atau perairan umum. Bagi pabrik
yang berlokasi di areal perkebunan, penanganan limbah cair relatif mudah, bahkandapat
dimanfaatkan menjadi pupuk tanaman karetnya.
2. Karakteristik dan Dampak Limbah Padat
Secara umum limbah padat yang terbentuk pada pengolahan karet tidak tergolonglimbah
beracun. Limbah
biasanya
hanya
berupa
tatal,
lumpur,
pasir
rotan,
kayu
daun,
dan
plastik
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 6/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
bekas kemasan. Bokar yang kotor merupakan sumber utama pembawa limbah padat.
Beberapa jenis padatan dalam jumlah yang sudahsedemikian besar akan mengganggu
keseimbangan ekosistem. Limbah tersebut jika dibuang ke sungai, dalam jangka waktu
tertentu akan menyebabkan pendangkalan badan air. Limbah padat akan dikirim ke TPA
dalam keadaan sudahcukup kering, lebih baik lagi jika sudah bersifat kompos, sehingga di
TPA tinggal proses pelapukan akhir.
a. Perkiraan Dampak dan Maktix Dampak Pembangunan Pabrik Karet i. Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan
tahap
pra
konstruksi
terdiri
atas
kegiatan
pengurusan
perijinan/koordinasi
sudah
dilaksanakan sehingga kegiatan pembangunan Pabrik Karet di Kabupaten Lingga berjalan
dengan baik, Pembahasan lebih detail akan di jabarkan pada bab selanjutan tentang
analisa Kebijakan dan Hukum.
ii. Tahap Konstruksi Kegiatan pada tahap konstruksi paket pekerjaan Pemeliharaan dan Rehabilitasi Saluran
Sungai Jodoh adalah sebagai berikut :
Mobilisasi tenaga kerja
Penyiapan Lahan
Mobilisasi material dan alat
Pembangunan konstruksi Pabrik Karet
Pembangunan bangunan pendukung seperti : instalasi dan kantor administrasi dll.
Pekerjaan drainase dan penghijauan
Diagram alir prakiraan dampak pada tahap konstruksi dapat dilihat pada gambar 13.1
dan prakiraan dampak yang akan terjadi dari masing‐masing komponen kegiatan di tahap
konstruksi adalah sebagai berikut :
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 7/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
1. Penerimaan Tenaga Kerja a. Peluang/Kesempatan Kerja dan Kecemburuan Sosial Kegiatan
penerimaan
tenaga
kerja
dapat
menimbulkan
dampak
positif
dan
negatif,
baik
langsung maupun tidak langsung. Dampak positif secara langsung terjadi apabila
penduduk sekitar lokasi kegiatan dapat memanfaatkan secara maksimal peluang kerja di
proyek tersebut dan untuk operasional pabrik selanjutnya. Namun apabila peluang kerja
tersebut tidak dapat dimanfaatkan atau diisi oleh penduduk setempat, maka yang muncul
kemudian adalah dampak negatif berupa adanya kecemburuan sosial yang dapat
berlanjut ke dampak pembangunan fisik berlangsung terjadi gangguan kamtibmas.
Sehingga dengan demikian perlu memprioritaskan kesempatan kerja untuk penduduk
setempat secara proporsional bila dibandingkan dengan pekerja pendatang, meskipun
penerimaan tenaga kerja bersifat terbatas hanya selama masa konstruksi dan operasional
pabrik karet.
12.4. Perkiraan Dampak dan Maktix Dampak Pembangunan Pabrik Karet 12.4.1. Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan tahap pra konstruksi terdiri atas kegiatan pengurusan
perijinan/koordinasi sudah dilaksanakan sehingga kegiatan pembangunan Pabrik Karet di
Kabupaten Lingga berjalan dengan baik, Pembahasan lebih detail akan di jabarkan pada
bab selanjutan tentang analisa Kebijakan dan Hukum.
12.4.2. Tahap Konstruksi Kegiatan
pada
tahap
konstruksi
paket
pekerjaan
pembangunan
pabrik
adalah
sebagai berikut :
Mobilisasi tenaga kerja
Penyiapan Lahan
Mobilisasi material dan alat
Pembangunan konstruksi Pabrik Karet
Pembangunan bangunan pendukung seperti : instalasi dan kantor administrasi dll.
Pekerjaan drainase dan penghijauan
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 8/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
Diagram alir prakiraan dampak pada tahap konstruksi dapat dilihat pada gambar
13.1 dan prakiraan dampak yang akan terjadi dari masing‐masing komponen kegiatan di
tahap konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Penerimaan Tenaga Kerja b. Peluang/Kesempatan Kerja dan Kecemburuan Sosial Kegiatan penerimaan tenaga kerja dapat menimbulkan dampak positif dan negatif, baik
langsung maupun tidak langsung. Dampak positif secara langsung terjadi apabila
penduduk sekitar lokasi kegiatan dapat memanfaatkan secara maksimal peluang kerja di
proyek tersebut dan untuk operasional pabrik selanjutnya. Namun apabila peluang kerja
tersebut tidak dapat dimanfaatkan atau diisi oleh penduduk setempat, maka yang muncul
kemudian adalah dampak negatif berupa adanya kecemburuan sosial yang dapat
berlanjut ke dampak pembangunan fisik berlangsung terjadi gangguan kamtibmas.
Sehingga dengan demikian perlu memprioritaskan kesempatan kerja untuk penduduk
setempat secara proporsional bila dibandingkan dengan pekerja pendatang, meskipun
penerimaan tenaga kerja bersifat terbatas hanya selama masa konstruksi dan operasional
pabrik Karet.
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 9/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
Gambar 12.1. Diagram Alir Prakiraan Dampak Tahap Konstruksi
Biologi
Kegiatan Tahap
Konstruksi
Komponen Lingkungan Perkiraan
Peningkatan
Keanekaragaman
Flora Darat / Perubahan
Ti e Ve etasi
Pekerjaandrainase dan
Penghijauan
Sosekbud
Peluang/ Kesempatan Kerja
Kecemburuan Sosial
Mobilisasi Tenaga
Kerja
Penyiapan Lahan
Kualitas
Udara &
Kebisin an
Peningkatan Intensitas Kebisingan
Penurunan Kualitas Udara
Hidrologi danKualitas Air
Peningkatan Air Larian (run off)
Penurunan Kualitas Air Permukaan
Mobilisasi Alat &
Material
Kualitas
Udara &
KebisinganPeningkatan Intensitas Kebisingan
Penurunan Kualitas Udara
Ruang,
Lahan &
Transporta
Peningkatan Arus Lalu Lintas
Kerusakan Jalan
Kualitas
Udara &
Kebisingan
Hidrologi
Peningkatan Kebisingan
Penurunan Kualitas Udara
Peningkatan Laju Air
Permukaan
Pelaksanaan
Kontruksi Pabrik
Karet dan
bangunan
Potensi Banjir
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 10/21
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 11/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
d. Penurunan Kualitas Air Permukaan Pada tahapan kegiatan penyiapan lahan penggalian dan pengerukan serta
pembuatan saluran drainase dapat terjadi penurunan kualitas air
permukaan ( pond ) karena terjadinya pelepasan butir‐butir tanah menuju
badan air terdekat oleh adanya air larian (surface run off ). Adanya percikan
air hujan dapat menimbulkan dampak berupa meningkatnya konsentrasi
kekeruhan dan zat padat tersuspensi di badan air. Bobot Merupakan
Dampak yang akan ditimbulkan oleh kegiatan ini dikategorikan negatif
dengan pertimbangan bahwa dampak yang terjadi berlangsung tidak terus
menerus, namun
hanya
pada
saat
musim
hujan,
sebarannya
setempat
yaitu ke arah hilir saluran sungai Jodoh/ muara sungai, yang akan
menyebabkan pendangkalan pada saluran. Untuk itu perlu adanya
pengelolaan saluran. namun demikian peningkatan kekeruhan ini akan
berdampak lanjutan yaitu terjadinya sedimentasi sehingga sebagai langkah
antisipasi dampak tersebut perlu dikelola.
3.
Mobilisasi Alat
dan
Material
a. Penurunan Kualitas Udara
Mobilisasi alat dan material bangunan pada tahap konstruksi
pembangunan pabrik kabupaten Lingga diprakirakan dapat
menimbulkan penurunan kualitas udara, terutama peningkatan kadar
debu di udara. Penurunan kualitas udara terjadi karena adanya
peningkatan arus lalu‐lintas menuju lokasi kegiatan yang mengangkut
bahan material
untuk
kegiatan
konstruksi
yang
didatangkan
dari
luar.
Pengangkutan material berupa batu, pasir, semen dan bahan untuk
kegiatan konstruksi lainnya dapat meningkatkan konsentrasi debu di
udara, terutama pada saat udara panas serpihan material dan tanah
akan terbang terbawa angin.
Peningkatan konsentrasi debu yang mudah terasa adalah dampak
visual yang
disebabkan
menempelnya
debu
pada
permukaan
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 12/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
bangunan ataupun tanaman, sehingga akan mudah terlihat. Dampak
tersebut akan menyebabkan penurunan nilai estetika lingkungan,
sehingga masyarakat di sekitar lokasi kegiatan Pembagunan Pabrik
Karet kabupaten Lingga akan segera menyimpulkan bahwa dampak
tersebut diakibatkan oleh kegiatan tersebut.
Dampak terhadap kualitas udara akan berlangsung selama kegiatan
mobilisasi alat dan bahan , dan berlanjut sampai tahap operasional
karena kendaraan yang digunakan oleh penghuni perumahan.
Dampak ini tidak berlangsung lama karena masa konstruksi 6 bulan,
namun demikian
dampak
ini
perlu
dikelola
dengan
baik
dan
benar.
Adapun dampak pemaparan debu terhadap kesehatan khususnya
infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA) tidak potensial karena
kegiatan pengangkutan dilakukan secara bertahap, dengan jumlah
ritasi relatif sedikit dan pelaksanaan konstruksi relatif sebentar yaitu
sekitar 1 tahun. Sedangkan masa inkubasi ISPA relatif lama yaitu
antara 2‐4 tahun. Namun demikian, dengan mempertimbangkan nilai
estetika lingkungan
dan
persepsi
masyarakat
tersebut,
maka
dampak
negatif yang ada perlu dikelola.
b. Kenaikan Intensitas Kebisingan Kenaikan intensitas kebisingan yang terjadi berlangsung selama
kegiatan mobilisasi dan penggunaan alat menuju Pada lokasi selama
kegiatan . Intensitas kebisingan yang terjadi bisa mencapai 53 dBA
pada jarak
15,24
m
(Canter,
1977).
Kenaikan
intensitas
kebisingan
yang ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor berfluktuasi dari
(45 – 84) dBA. Jenis kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan
kendaraan pengangkut tergolong jenis implusif yang pemaparannya
tidak terus‐menerus, sehingga tidak menimbulkan gangguan
terhadap fungsi pendengaran tetapi terbatas kepada kenyamanan.
Sehingga dampak yang terjadi tidak perlu dikelola.
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 13/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
XII‐2
c. Peningkatan Arus Lalulintas dan Kerusakan Jalan Peningkatan arus lalu lintas pada tahap konstruksi diperkirakan
meningkat, meskipun peningkatannya tidak terlalu besar. Namun
demikian kegiatan mobilisasi alat dan material ini tetap akan
berpengaruh terhadap kondisi jalan yang ada atau dengan kata lain
bisa menimbulkan kerusakan jalan, terutama di jalan masuk ke lokasi
kegiatan.
Dengan demikian, dampak terhadap gangguan arus lalulintas dan
kerusakan jalan tersebut tidak perlu dikelola. Dampak tersebut akan
berlangsung selama
kegiatan
pembangunan
dan
setelah
operasi
pabrik karet.
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 14/21
Pembangunan Pa
Tabel 13.1. Makrtik Perkiraan Dampak Pembangunan Pabrik Karet Kabupate
Keterangan :
( + : Ada interaksi, Dampak Positif ; X : Ada interaksi, Dampak Negatif )
KomponenKegiatan
TahapPra
konstruksi
Tahap Konstruksi
Komponen
Lingkungan1 2 3 4 5 6 7
1. Kualitas Udara X X Penurunan kualitas udara
2. Kebisingan dan Suhu Udara X X Peningkatan suhu dan kebisin
3. Hidrologi / Saluran drainase X X Peningkatan laju air larian / ge
4. Kuantitas Air Tanah Penurunan kuantitas/muka air
5. Kualitas Air Tanah dan Air Permukaan X X Penurunan kualitas air tana terjadinya pencemaran air
6. Ruang, Lahan & Tanah X Erosi dan bahaya longsor
- Transportasi dan Kondisi Jalan X Peningkatan arus lalulintas da
- Penggunaan Prasarana Persampahan Rusaknya TPS dan gerobak sa
- Timbulan sampah Timbulnya vektor pembawa pnilai estetika lingkungan
8. Interaksi Sosbud dan Kamtibmas X X Kecemburuan sosial dan gang
Terjadinya interaksi yang harm
9. Pengharapan Pengguna, Peluang Kerjadan Usaha Baru
+ + + Peningkatan pendapatan/Penlokal sektor riil
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 15/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
IX ‐ 15
12.5. Pengelolaan Limbah Perusahaan harus menyadari bahwa apabila limbah yang dihasilkan
dibuang kelinkungan sekitarnya akan mempengaruhi keseimbangan alam
atau lingkungan
hidupdalam
jangka
pendek
maupun
jangka
panjang.
Dalam
jangka pendek dapat dirasakan olehmasyarakat setempat secara langsung
maupun secara tidak langsung yag membuat responnegatif terhadap
perusahaan dan jangka menengah dan panjang akan
mempengaruhilingkungan yang lebih luas.
Pengolahan limbah dapat dikelompokkan edalam pengolahan dari
sumbernyayang disebut sebagai proses produksi bersih, dan pengelolaan
saat limbah tersebut keluar dari proses produksi.
1. pengolahan limbah dari sumbernya
pengolahan limbah dapat dilakukan mulai dari sumber limbah itu
dihasilkan, yaitudengan meminimalisasi limbah yang dihasilkan, reuse,
reycling. Dalam industrikaret meminimalisasi limbah cair dapat
dilakukan dengan cara
a. gudang penyimpanan bahan baku sebaiknya beratap dan air yang
keluar dari bahan baku berupa limbah dialirkan langsung ke IPAL
b. limbah yang berasal dari pencucian awal koagulum dan
pencacahan dimesin Pre Beaker, dan di Hammer Mill dipisahkan
saluran airnya sertadiarahkan langsung ke IPAL.
c. Air limbah yang berasal dari proses di tahap ke dua atau ketiga di
creper, tIngkat kualitas air tersebut masih dapat digunakan
pencucian tanpa
pengolahan.
d. Pemisahan dari saluran air limbah yang haus diolah terpisah
dengan air limbah yang masih dapat digunakan
e. Air yang keluar dari IPAL dapat digunakan kembali sebagai pencuci
dilantai gudang baha baku.
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 16/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
IX ‐ 16
2. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Dalam pengolahan limbah cair dari industri karet adalah karakteristik
limbahnyadan teknologi prosesnya serta jenis produk yang dihasilkan
sehingga dapat dihasilkan keandalannya, keamanan berproduksi. Dalam
pengolahan limbah cair ini perlu diperhatikan menajemen pengolahan limbah
di perusahaan an pengolahan fisik limbah sebagai efluen dari proses produksi.
Pengolahan limbah pendahuluan bertujuan untuk memisahkan zat atau
unsur padatan kasar yang ada dalam air limbah dengan cara penyaringan
untuk meminimalisasi gangguan dalam proses pengolahan limbah berikutnya.
Proses pengolaha awal ini juga disebut sebagai pengolahan proses fisika
a. penyaringan
bertujuan untuk memisahkan pengotor yang berupa padatan kasar atau
serpihanyang terbawa oleh limbah cair.
b. sedimentasi
sedimentasi adalah proses pemisahan padatan dari cairannya dengan
cara mengendapkan secara gravitasi. Proses ini juga dapat memisahkan
jenis padatan
berupa
flok
hasil
proses
kimiawi
dan
hasil
proses
biologi
c. netralisasi
limbah cair industri pengolahan karet bersifat asam, maka proses
penetralan perlu dilakukan terlebih daulu sebelum pengolahan lanjutan.
d. Equalisasi
Pross equalisasi sangat dibutuhkan agar aliran relatif konstan dan kinerja
prosesoperasi pada sistem pengolahan meningkat.
3. Pengolahan limbah
lanjutan
dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu :
a. pengolahan secara kimiawi
b. pengolahan secara sistim kolam/flokulasi (aerob atau anaerob)
c. pengolahan secara lumpur aktif (biologi)
d. pengolahan secara pemanenan ganggang
4. pengolahan secara kimia
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 17/21
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 18/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
IX ‐ 18
Kolam aerisasi merupakan engolahan degan sistem aerasi dimana
pelarutanoksige diperoleh dari alat‐alat mekanis. Alat‐alat untuk
aerasi ada yang di permukaan dan ada pula ditempatkan di dalam
air. Pada bagian akhir kolamaerasi harus dilengkapi dengan alat
pengendapan untuk pemisahan lumpur yang dihasilkan dari
proses.
b. Proses anaerob
pada kolam anaerobik berlangsung serangkaian reaksi seperti hidrolisis
senyawa organik – organik oleh enzym ekstraselular menjadi organik
terlarut, reaksiaeidogenesis terhadap produk hidrolisis oleh bakteri
fakultatif/obligat anaerobmenjadi molekul – molekul.
7. Pengolahan secara lumpur aktif
Proses lumpur aktif banyak diterapkan karena mempunyai efisiensi
pengolahanyang tinggi dan lahan yang diperlukan tidak seluas seperti
pengolahan sistem
kolam.Biomassa
lumpur
dlam
tangki
sedimentasi
akan
terpisah dan cairan sebagai endapan.Sebagian lumpur tersebut didaur ulang
dan sisanya dibuang.Konsentrasi oksigen terlarut dalam proses lumpur aktif
diperlukan untuk kehidupan mikroorgansma, yaitu untuk melakukan oksidasi
sumber karbon (BOD)dan oksidasi senyawa nitrogen (nitrifikasi)
8. Perlakuan lumpur
Lumpur yang dikeluarkan dari unit pengolahan limbah cair dibedakan atas
lumpur primer
dan
lumpur
sekunder.
Lumpur
primer
berasal
dari
hasil
perlakuan fsika ataukimia, sedangkan lumpur sekunder berasal dari perlakuan
biologi. Lumpur sekunder umumnya masih memiliki kadar air yang cukup
tinggi. Perlakuan ini dengan pengurangan kadar air danmeningkatkan
kestabilan sift lumpur menjadi lebih aik agar penanganan selanjutnya tidak
menimbulkan permasalahan baru dalam lingkungan.
a. Pemekatan
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 19/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
IX ‐ 19
b. Stabilisasi
9. Pemanfaatan sludge
Sludge merupakan padatan hasil pengolahan limbah cair yang perlu
dilakukan penangannya atau tempat penyimpanan. Sludge ini selain
mengandung berbagai jenismikroorganisme juga mengandung berbagai jenis
senyawa organik yang tidaj dapatdiuraikan oleh mikroorganisme. Lumpur
yang dibiarkan di tempat terbuka tanpa penanganan lebih lanjut berpotensi
sebagai sumber pencemar.
Pemanfaatan lumpur sebagai pupuk tanaman merupakan salah satu alternatif
yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk pengelolaan lingkungan.
Pemanfaatan limbah lumpur sebagai pupuk juga harus memperhatikan
kondisi yang mendukung aktivitas mikroorganisme dalam proses melepaskan
nutrien yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman, yaitu kondisi lembab dan
hangat, serta kecukupan bahan makanannya. Meski berpotensi sebagai pupuk,
namun ”sludge” mempunyai berbagai sifat yang kurang baik yaitu : tekstur
yang halus, unsur hara.
12.6. Analisa Sosial Ekonomi Pembangunan pabrik karet di Kabupaten Lingga dengan kapasitas 9.5 ton per
hari dapat digolongkan ke dalam kegiatan investasi berskala besar yang
dilaksanakan untuk menghasilkan dampak sosial ekonomi yang lebih baik.
Namun jika ditinjau dari segi lingkungan, kegiatan pembangunan pabrik karet
ini tentu saja akan merubah tata ruang yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan di
sekitar
lokasi
pembangunan
pabrik
Identifikasi
munculnya
dampak yang merugikan dengan adanya pembangunan Pabrik karet perlu
dilakukan untuk memudahkan kemungkinan penanganan dan pengelolaan.
Identifikasi dilakukan mulai dari periode masa pembangunan sampai dengan
masa setelah beroperasi secara komersial.
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 20/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
IX ‐ 20
12.6.1. Dampak Negatif Kegiatan Operasional Pabrik karet Dampak yang mungkin terjadi diantaranya mencakup:
a) Timbulnya bunyi suara pabrik pada daerah sekitar pabrik;
b) Kegiatan penggunaan air sungai dan timbulnya buangan limbah yang
berasal dari pabrik.
c) Timbulnya buangan asap pabrik.
Dari kegiatan tersebut yang dapat memberikan dampak negative terhadap
lingkungan adalah butir (b), sedangkan yang lain sifatnya hanya local dan
intensitasnya rendah. Pengaruh bunyi suara pabrik pada daerah sekitar pabrik,
tidak akan menggangu daerah pemukiman dan perumahan karyawan pabrik.
Sedangkan pengaruh buangan asap jumlahnya tidak akan mempengaruhi
kondisi udara sekitar lingkungan.
Buangan limbah pabrik yang berasal dari kondensat , sludge, clay bath dan air
pencucian pabrik sebelum dibuang ke perairan bebas terlebih dahulu
mendapat
proses penanganan untuk memisahkan minyak kasar dan sludge dengan
menggunakan alat
Intergrated Clarification Tank. Sludge yang
berasal dari
alat
ini akan dikeringkan dengan rotary dryer yang menggunakan gas buang ketel
uap sebagai pemanas. Dengan memakai peralatan ini, banyaknya limbah akan
berkurang sekitar 35 persen. Kemudian sludge ditampung dalam silo untuk
dikeringkan dan selanjutnya dapat dipakai sebagai pupuk.
13.6.2. Dampak positif Pembangunan Pabrik Karet Proyek
pembangunan
pabrik
karet
akan
memberikan
dampak
positif
dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dari
berbagai tingkat dan jenis keahlian. Proses penciptaan lapangan
pekerjaan yang terjadi oleh proyek pembangunan pabrik karet akan
lebih luas lagi dengan adanya multiplier effect baik backward maupun
forward linkages dari proyek seperti timbulnya lapangan pekerjaan di
7/18/2019 Bab Xii Laporan Akhir
http://slidepdf.com/reader/full/bab-xii-laporan-akhir 21/21
Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Pembangunan Pabrik Komoditi Perkebunan Karet Kabupaten Lingga
IX ‐ 21
sektor perdagangan, transportasi dan industry kecil maupun besar
yang dapat meningkatkan perekonomian Kabupaten Lingga.
Terbukanya lapangan pekerjaan baru, berarti adanya tambahan
pendapatan bagi pihak‐pihak yang terlibat. Pihak yang secara langsung
memperoleh kenaikan pendapatan adalah para petani yang menjual
karet kebun yang lebih dekat dibandigkan sebelum adanya pabrik
karet di Kabupaten Lingga, dan penduduk sekitar proyek yang menjadi
karyawan proyek. Pihak lain yang memperoleh tambahan pendapatan
adalah pemerintah daerah dan pusat.Pendapatan tambahan bagi
pemerintah berupa pajak‐pajak yang terdiri dari PPh, PPn, PBB dan PE.
Selanjutnya penjualan hasil pengolahan dari pabrik karet menambah
nilai ekspor dari perusahaan‐perusahaan besar, sehingga akan
menghasilkan devisa yang dapat digunakan untuk membiayai
pembangunan nasional.
Selain itu proyek pembangunan pabrik karet merupakan salah satu cara
pemerataan pembangunan sekaligus juga pemeratan kesempatan berusaha
dan pemeratan
penduduk.
Kebijakan
pemerintah
ini
akan
memberikan
kesempatan kepada pihak swasta untuk berusaha, sehingga keseimbangan
kekuatan social ekonomi antara pihak swasta dan pemerintah dapat
terwujud. Jika dikaitkan dengan pemerataan penduduk, maka proyek
pembangunan pabrik karet berpotensi dalam mendorong penduduk untuk
bermigrasi dari daerah yang padat penduduknya ke wilayah yang masih
kurang penduduknya.
13.6.3. Hasil Analisis Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat Berdasarkan hasil analisis aspek lingkungan dan sosial dapat disimpulkan
bahwa pembangunan pabrik karet layak untuk dilaksanakan karena dapat
menciptakan lapangan pekerjaan baru serta memberikan pengaruh positif
terhadap perubahan sosial ekonomi. Dampak negatif yang timbul dari proyek,
penanganannya sudah direncanakan dan diantisipasi dengan baik.