Bab Vi Spek Teknis

8
BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 LOKASI DAN JENIS PEKERJAAN 1.1. Lokasi bangunan ini telah disediakan sesuai rencana, yaitu Kecamatan Sei Tabuk Kabupaten Banjar 1.2. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi Pembuatan Tabat dan Gorong-Gorong/Saluran Pejambuan 1.2.1. Gambar-gambar site plant, Konstruksi dan gambar detail terlampir 1.2.2. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) 1.2.3. Petunjuk-petunjuk dari Pengawas dan Asisten Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banjar. 1.3. Gambar-gambar yang dimiliki Kontraktor : 1.3.1. Semua gambar-gamabar yang disiapkan oleh Kontraktor harus gambar- gambar yang ditandatangani oleh Pengawas dan Asisten Teknis Dinas Pekerjaan Umum, dan apabila ada perubahan harus dilaporkan kepada Pengawas dan Asisten Teknis Dinas Pekerjaan Umum untuk mendapat persetujuan, dan Kontraktor diwajibkan menggambar perubahan tersebut yang selanjutnya diserahkan kepada Pengawas dan Asisten Teknis Dinas Pekerjaan Umum untuk mendapat persetujuan 1.3.2. Kontraktor harus mengunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan (construction drawing). Untuk itu diadakan pengukuran kembali untuk membuat gambar-gambar lebih detail untuk pelaksanaan pekekrjaan 1.3.3. Kontraktor menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar serta dokumen kontrak untuk ditempatkan dilapangan 1.3.4. Pada waktu penyerahan pertama, pekerjaan,kontraktor harus menyerahkan As Built Drawing. 1.4. Spesifikasi Dasar : Semua bahan-bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan dari standart Nasional Indonesia (SNI), yaitu : NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1997. NI-3 Peraturan umum untuk Bahan Bangunan Indonesia NI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) NI-8 Semen Potland Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya terperinci disini atau belum tercakup dalam standart Nasional Indonesia haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas satu.

description

spek

Transcript of Bab Vi Spek Teknis

  • BAB VISPESIFIKASI TEKNIS

    Pasal 1LOKASI DAN JENIS PEKERJAAN

    1.1. Lokasi bangunan ini telah disediakan sesuai rencana, yaitu Kecamatan Sei TabukKabupaten Banjar

    1.2. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi Pembuatan Tabat dan Gorong-Gorong/SaluranPejambuan1.2.1. Gambar-gambar site plant, Konstruksi dan gambar detail terlampir1.2.2. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)1.2.3. Petunjuk-petunjuk dari Pengawas dan Asisten Teknis Dinas Pekerjaan Umum

    Kabupaten Banjar.

    1.3. Gambar-gambar yang dimiliki Kontraktor :1.3.1. Semua gambar-gamabar yang disiapkan oleh Kontraktor harus gambar-

    gambar yang ditandatangani oleh Pengawas dan Asisten Teknis DinasPekerjaan Umum, dan apabila ada perubahan harus dilaporkan kepadaPengawas dan Asisten Teknis Dinas Pekerjaan Umum untuk mendapatpersetujuan, dan Kontraktor diwajibkan menggambar perubahan tersebutyang selanjutnya diserahkan kepada Pengawas dan Asisten Teknis DinasPekerjaan Umum untuk mendapat persetujuan

    1.3.2. Kontraktor harus mengunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untukmempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan (construction drawing). Untukitu diadakan pengukuran kembali untuk membuat gambar-gambar lebih detailuntuk pelaksanaan pekekrjaan

    1.3.3. Kontraktor menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar serta dokumen kontrakuntuk ditempatkan dilapangan

    1.3.4. Pada waktu penyerahan pertama, pekerjaan,kontraktor harus menyerahkan AsBuilt Drawing.

    1.4. Spesifikasi Dasar :Semua bahan-bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan dari standartNasional Indonesia (SNI), yaitu :NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1997.NI-3 Peraturan umum untuk Bahan Bangunan IndonesiaNI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI)NI-8 Semen PotlandSemua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya terperinci disini atau belumtercakup dalam standart Nasional Indonesia haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelassatu.

  • Pasal 2PEKERJAAN PERSIAPAN

    2.1. Pembersihan Lokasi2.1.1. Tanah dimana bangunan akan dilaksanakan harus dibersihkan dari kotoran,

    sisa-sisa bongkaran, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain yang dapat mengganggukonstruksi bangunan yang akan dilaksanakan.

    2.2. Pengukuran dan Pasang Bouwplank2.2.1. Kontraktor harus membuat patok pokok/patok utama untuk setiap unit

    pekerjaan yang memerlukan bouwplank.

    2.2.2. Patok tersebut harus diikat ketinggiannya dengan patok yang sudah ada atauterhadap tinggi patok setempat yang disetujui oleh Pengawas Dinas PekerjaanUmum dan hasil pengikatan tersebut harus ditandai dengan cat merah

    2.2.3. Semua patok/patok bouwplank harus dibuat dari bahan yang kuat dan awet.Dipasang kokoh dan permukaan atasnya rata (waterpass)

    2.2.4. Kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas Dinas Pekerjaan Umumdalam waktu tidak kurang dari 48 jam sebelum memulai pemasanganpatok/patok bouwplank. Jika terjadi kesalahan pemasangan bouwplank,Kontraktor harus membetulkan sampai disetujui oleh Pengawas DinasKimprswil atas biaya kontraktor

    2.2.5. Bilamana kontraktor meragukan ketepatan dari patok setempat yang sudahada, maka kontraktor menyatakan hal tersebut secara tertulis kepadaPengawas Dinas Pekerjaan Umum

    2.3. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan2.3.1. Kontraktor harus menyediakan peralatan yang cukup dilapangan sesuai

    dengan data yang diajukan pada saat penawaran

    2.3.2. Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai suatu pekerjaan kalaukebutuhan peralatan untuk pekerjaan tersebut diatas belum tersedia secarakeseluruhan, sesuai jadwal pelaksanaan pakerjaan

    2.3.3. Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan baik dan siap pakai agar tidakmenghambat kelancaran/kemajuan pelaksanaan pekerjaan

    2.4. Papan Nama Proyek2.4.1. Kontraktor harus membuat papan nama proyek dengan isi/tulisan sesuai

    format yang telah ditentukan.

    2.4.2. Papan nama berukuran 60 x 120 cm dan dipasang pada tempat yang dapatterlihat langsung oleh masyarakat

  • 2.5. Ijin Bangunan2.5.1. Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 12 Tahun 2005,

    Kontraktor diwajibkan membayar retribusi ijin bangunan sebesar 1% darinilai Kontrak.

    2.5.2. Bukti setoran ijin bangunan diserahkan kepada proyek sebelum PenyerahanPertama Pekerjaan (PHO).

    2.6. Photo Visual / Dokumentasi2.6.1. Kontraktor diwajibkan membuat foto berwarna untuk dokumentasi sebagai

    berikut:- Titik pemotoan bangunan dengan arah muka, belakang dan kiri dan kanan

    bangunan tabat.- Pada saat pekerjaan 0% yaitu pekerjaan dimulai dengan pembersihan

    lapangan atau setelah pemasangan bouwplank atau profil.- Pada saat pekerjaan pancangan galam untuk pondasi- Pada saat pekerjaan pembesian lantai, dinding tegal, kolom dan dinding

    sayap.- Pada saat pekerjaan mencapai 50%.- Pada saat pekerjaan mencapai 100%.

    2.6.2. Foto-foto tersebut diambil dengan arah dan tempat yang tetap serta kelihatanlatar belakang (misal pohon dan sebagainya).

    2.6.3. Apabila diperlukan, kontraktor harus menyediakan foto-foto tersebut dandiserahkan kepada Pengawas Lapangan dari Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Banjar untuk menjadikan bahan laporan proyek.

    2.6.4. Kontraktor diwajibkan menyerahkan foto visual yang sesuai bobot kemajuanpekerjaan pada saat pengajuan pencairan keuangan (MC/termyin).

    2.6.5. Foto dokumentasi pekerjaan lengkap (kondisi 0%, 50% dan 100%) harusdibuat dan disusun dalam bentuk album serta diserahkan ke proyek minimal 2(dua) album berikut klisenya, sebelum dilaksanakan Penyerahan PertamaPekerjaan (PHO).

    Pasal 3PEMBUATAN KISDAM DAN PENGERINGAN

    3.1. Kisdam3.1.1. Untuk pekerjaan didasar yang berhubungan langsung dengan air, Kontraktor

    diharuskan membuat kisdam (cover dam) dengan menggunakan konstruksisederhana tetapi cukup kuat. Konstruksi kisdam tersebut mampu menahanrembesan/bocoran semaksimal mungkin

  • 3.2. Pengeringan3.2.1. Pekerjaan pengeringan dilakukan bilamana dilokasi pekerjaan masih terdapat

    genangan air sehingga menggangu terhadap pelaksanaan pekerjaanPengeringan iniberkaitan erat dengan pembuatan kisdam. Selama dalampelaksanaan, lapangan pekerjaan harus selalu dalam keadaan kering olehkarena itu pengeringan dapat dilakukan dengan peralatan pompa air

    .

    .

    Pasal 4PEKERJAAN TANAH

    4.1. Galian Tanah4.1.1. Penggalian tanah untuk saluran maupun bangunan harus dilakukan dengan

    kedalaman dan penampang seperti tersebut dalam gambar, terkecualiditetapkan lain oleh Pengawas Dinas Pekerjaan Umum berkenaan dengankeadaan tanah tersebur. Lereng galian harus dirapikan sesuai yang ditentukandalam gambar. Lebar galian harus cukup memberikan ruang kerja, sesuaidengan pondasi yang akan dibuat.

    4.1.2. Penggalian tanah didekat bangunan yang tidak dibongkar harus dilakukandengan hati-hati

    4.1.3. Kemiringan tebing galian harus dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadikelongsoran, dan bila terpaksa tebing galian dibuat curam supaya diambiltindakan-tindakan pengamanan

    4.1.4. Dalam pekerjaan penggalian ini termasuk juga pekerjaan-pekerjaanpembersihan segala apa yang terdapat didalam galian tersebut. Untuk tanahyang tidak terpakai untuk bahan timbunan, dibuang ketempat lain dan diatursebaik-baiknya atas petunjuk Pengawas Dinas Pekerjaan Umum

    4.1.5. Bila tanah dasar dan sisi untuk pondasi bangunanbelum mencapaiduga\tingkat seperti apa yang tercantum dalam gambar rencana, ternyatakeadaan tanahnya cukup keras maka penggalian tanah sementara dapatdihentikan sambil menunggu keputusan Pengawas Dinas Pekerjaan Umum,bagitu juga apabila penggalian tanah sudah mencapai elevasi seperti gambarrencana dan ternyata keadaan tanah tersebut dipandang belum memenuhipersyaratan, selanjutnya minta pertimbangan Pengawas Dinas PekerjaanUmum

    4.1.6. Penggalian tanah Lumpur menggunakan peralatan ember, keranjang, danlain-lain, hasil galian dibuang diluar tanggul saluran atau sesuai petunjukPengawas Dinas Pekerjaan Umum

  • 4.1.7. Urugan tanah setempat atau tanah pilihan dilaksanakan untuk menimbunkembali bekas galian dan pada bagian belakang sayap bangunan tabat sertatimbunan diatas lantai beton.

    Pasal 5PEKERJAAN KAYU DAN BESI

    5.1. Pemancangan Kayu Galam5.1.1. Kayu galam yang dugunakan diusahakan lurus dengan ukuran diameter 10-12

    cm dan panjang sesuai gambar. Sebelum dipergunakan kayu galam harusmendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Dinas Pekerjaan Umum

    5.1.2. Kayu galam ditempatkan pada bagian dasar lantai, damplank muka/belakangdan pondasi dinding / kolom tegak tabat dengan jarak ssuai gambar, agarbeban yang diterima merata dan dapat menjaga kesetabilan tanah dasar.

    5.1.3. Sebelum dipasang kayu galam harus diruncingkan terlebih dahulu gunamemudahkan pelaksanaan pemancangan. Pemancangan dilaksanakan denganalat pancang sederhana dan kayu galam harus sepenuhnya masuk kedalamtanah

    5.2. Papan Bekisting5.2.1. Jenis kayu untuk pekerjaan bekisting adalah menggunakan kayu jenis lanan

    atau jenis lainnya yang sejenis

    5.3. Pintu Besi5.3.1. Besi yang dipergunakan untuk skoning pintu tabat adalah besi L 50.50.4;

    daun pintu menggunakan plat tebal 5mm; frame atas dan bawah besi U50.100.50.5 dan ulir pintu menggunakan besi dia 1,5inc.

    5.3.2. Bentuk dan ukuran pintu dilaksanakan sesuai gambar

    5.4. Besi Beton5.4.1. Besi beton yang dipergunakan harus berkualitas dengan ukuran sesuai gambar

    yaitu :- Dinding tegak dan sayap, lantai, damplank dan pondasi dinding

    tegak/kolom menggunakan besi beton 12 mm.- Kolom menggunakan besi diameter 16 mm dan 14 mm sebagai tukangan

    pokok dan besi diameter 12 mm sebagai tulangan bagi/cincin

    .

    Pasal 6PEKERJAAN PASANGAN

    6.1. Pekerjaan Beton

  • 6.1.1. Sebagai pedoman pembetonan untuk melaksanakan pekerjaan ini harusberpedoman pada Peraturan Beton Indonesia Tahun 1971 (NI-2. PBI 1971)sepanjang persyaratan yang tidak ditentukan lain dalam peraturan ini.

    6.1.2. Pekerjaan beton ini ditetapkan dengan campuran 1 PC : 2 Psr : 3 Kr, ataumutu beton mencapai K-175

    6.1.3. Bahan-Bahan- Semen Portland yang dipakai harus jenis I menurut peraturan Portland

    Cemen Indonesia 1972 (NI.8). semen harus sampai ditempat kerjadalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong semen asli dari pabrikdan satu macam produk dalam negeri.

    - Agregat (pasir, kerikil/batu pecah) yang digunakan harus memenuhisyarat menurut PBI 1971 (NI-2). Agregat tidak boleh mengandungbahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadapkarat, untuk itu sebelum dipergunakan Agregat harus dicuci dengan airbersih

    6.1.4. Pekerjaan Acuan/Bekisting- Pemasangan bekisting harus rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar

    memberikan bidang yang rata dan saat pembongkaran tidak akanmengganggu atau merusak betonnya sendiri. Celah antara papan haruscukup rapat sehingga pada waktu pengecoran tidak ada air adukan yangkeluar.

    - Sebelum dilakukan pengecoran, sisi dalam bekisting harus bersih darikotoran-kotoran atau benda lain yang tidak diperlukan dan sisi dalamdiberi minyak bekisting.

    - Tiang penyangga harus cukup kuat sehingga tidah mengubah bentukbekisting pada waktu pengecoran beton

    6.1.5. Pekerjaan Pembesian / Penulangan- Pekerjaan pembesian/penulangan harus sesuai dengan gambar ( bentuk

    dan ukuran ), harus dipasang dengan baik sehingga sebelum dan selamapengecoran tidak berubah bentuknya. Penggunaan tulangan beton harussesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.

    - Pembesian/penulangan untuk tabat pada daerah yang tingkat keasamandan keasinan tinggi selimut beton 4 cm ( jarak luar beton dengan luastulang )

    6.1.6. Pekerjaan adukan mortal beton harus menggunakan mesin pengaduk (betonmolen), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Dinas Pekerjaan Umum danAsisten Teknis Dinas Pekerjaan Umum dengan campuran sesuai dengansertifikasi yang telah ditentukan diatas

    6.2. Pekerjaan Pasangan Batu6.2.1. Bahan-Bahan

    - Semen Portland yang dipakai harus jenis I menurut peraturan PortlandCemen Indonesia 1972 (NI.8). semen harus sampai ditempat kerja

  • dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong semen asli dari pabrikdan satu macam produk dalam negeri.

    - Agregat (pasir) yang digunakan harus memenuhi syarat menurut PBI1971 (NI-2). Agregat tidak boleh mengandung bahan yang dapatmerusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karat, untuk itusebelum dipergunakan Agregat harus dicuci dengan air bersih

    - Batu gunung yang dipergunakan harus yang bersih dari tanah danlumpur.

    6.2.2. Pekerjaan adukan mortal harus menggunakan mesin pengaduk (betonmolen), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Dinas Pekerjaan Umum danAsisten Teknis Dinas Pekerjaan Umum dengan campuran 1:3 sesuai dengansertifikasi yang telah ditentukan diatas

    6.2.3. Pertemuan batu dengan batu lainnya (nat) harus diisi dengan luluh dandihindari pemasangan batu kosong.

    6.3. Pekerjaan Plesteran.- Pekerjaan plesteran terdiri dari campuran Portland Cement dan pasir dengan

    perbandingan 1 pc : 3 pasir- Pekerjaan Plesteran dilaksanakan pada dinding sayap, dinding bendung/tegak,

    pasangan yang berhubungan langsung dengan air.- Bidang permukaan dari pasangan yang diplester harus dilicinkan dengan air

    semen (diaci).

    Pasal 7CARA PEMBAYARAN

    7.1 Pembayaran dilakukan sesuai volume terpasang dari setiap item pekerjaan denganbatas maksimal volume sesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

    Pasal 8PENUTUP

    8.1. Kontraktor yang mempergunakan bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yangdiperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dianjurkan semaksimal mungkinmengunakan produksi dalam negeri.

    8.2. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Spesifikasi ini maka dapat dilihat dalamitem pekerjaan di Daftar Kuantitas dan Harga dan jika masih ada keraguan ataukurang jelas akan dicantumkan dalam Berita Acara Tambah Kurang

    8.3. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikanatau dimuat dalam spesifikasi ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan olehkontraktor, harus dianggap seakan akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam

  • spesifikasi ini, untuk menuju kepenyerahan yang lengkap dan sempurna menurutpertimbangan Pengawas dan Asisten Teknis Dinas Pekerjaan Umum.

    ---------------------------------------