Bab Vi Pembahasan Wiwin

11
56 BAB VI PEMBAHASAN A. Gamba ran  Insight Pasien  Skizofrenia Berda sarkan hasil pengumpul an data yang sudah dilakuka n pada 56 respon den didapa tkan inisght pasien  skizofrenia sebagian besar mempunyai insight yang baik, yait u 49 respo nden (87,5%) berarti rata-rat a sebgian besar ins ight res pond en di pol kli nik Rsj .pr of. dr. Soe royo magela ng mempunyai insight yang baik.  Insight merupakan sebuah konsep yang penting di dalam  psikiatri klinis. Meskipun beberapa tingkat insight tel ah dia mat i di dalam  banyak kondisi-kondisi ilmu psikiatrik dan neurobiologi, ketiadaan insight secara umum sering dialami pasien  skizofrenia (Chakraborty & Basu, 2010). Adanya perkiraan bahwa antara 50-80% dari pasien skizofrenia tidak percay a mempunyai suatu penyakit. Bahkan antara 70%-90% pasien  skizofrenia tidak sadar dengan penyakitnya (Fontaine, 2009). Ketiadaan insight merupakan gejala yang penting dalam  skizofrenia, hal ini be rkai ta n dengan fungsi kognit if da n st ra te gi kopi ng. Da la m memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan  skizofrenia, perawat harus mempe rhati kan insight pasien karena dapat me mpengar uhi hasil  pengobatan dan perawatan.  Insight juga menentukan strategi koping yang aka n di gunak an pasi en dalam menyel esai kan sebuah masala h. Pas ien  skizofrenia yang mempun yai insight bai k te rhadap penyakit cender ung 56

Transcript of Bab Vi Pembahasan Wiwin

7/16/2019 Bab Vi Pembahasan Wiwin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-pembahasan-wiwin 1/11

56

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Gambaran  Insight Pasien  Skizofrenia

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang sudah dilakukan pada 56

responden didapatkan inisght  pasien  skizofrenia sebagian besar mempunyai

insight  yang baik, yaitu 49 responden (87,5%) berarti rata-rata sebgian besar 

insight responden di polklinik Rsj.prof.dr.Soeroyo magelang mempunyai

insight yang baik.  Insight  merupakan sebuah konsep yang penting di dalam

 psikiatri klinis. Meskipun beberapa tingkat insight  telah diamati di dalam

 banyak kondisi-kondisi ilmu psikiatrik dan neurobiologi, ketiadaan insight 

secara umum sering dialami pasien  skizofrenia (Chakraborty & Basu, 2010).

Adanya perkiraan bahwa antara 50-80% dari pasien  skizofrenia tidak percaya

mempunyai suatu penyakit. Bahkan antara 70%-90% pasien  skizofrenia tidak 

sadar dengan penyakitnya (Fontaine, 2009).

Ketiadaan insight  merupakan gejala yang penting dalam  skizofrenia,

hal ini berkaitan dengan fungsi kognitif dan strategi koping. Dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan  skizofrenia, perawat

harus memperhatikan insight  pasien karena dapat mempengaruhi hasil

 pengobatan dan perawatan.  Insight  juga menentukan strategi koping yang

akan digunakan pasien dalam menyelesaikan sebuah masalah. Pasien

 skizofrenia yang mempunyai insight  baik terhadap penyakit cenderung

56

7/16/2019 Bab Vi Pembahasan Wiwin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-pembahasan-wiwin 2/11

57

mempunyai respons emosional yang stabil dan perilaku yang adaptif atau

konstruktif (Kring & Moran, 2008).

Ketiadaan insight  dipengaruhi oleh pertahanan psikologis terhadap

koping strategi, biasanya berkenaan dengan system cortical frontal  (Shad et

al., 2007). Hubungan antara insight  lemah pada Skizofrenia dan otak kanan

akibat lesi neurologi hemisper kanan (Shad et al., 2006). Pelebaran ventrikel

& volume otak yang mengecil juga dihubungkan dengan ketiadaan insight 

(Flashman et al., 2000). Penurunan volume orbito bagian tengah sebelah

kanan berhubungan dengan misattribution pada gejala (Shad et.al, 2006).

Perawatan pasien  skizofrenia tidak hanya dibutuhkan insight  yang

 baik, tetapi juga pasien perlu ditingkatkan  self-efficacy-nya (Smith et.al,

2011). Self-efficacy yang rendah biasanya berhubungan dengan kondisi  self-

esteem atau harga diri rendah dan berdampak pada keenganan melakukan

 perawatan diri, melakukan aktivitas serta kehilangan keinginan untuk 

melakukan hubungan sosial dengan orang lain. Self-efficacy pasien

 skizofrenia dipengaruhi oleh internalisasi stigma yang diberikan keluarga dan

masyarakat pada pasien. Memperluas insight  penderita pada penyakitnya

cenderung mempunyai sikap yang positif terhadap pengobatan dan dapat

memperbaiki gejala, meningkatkan kualitas hidup dan hasil pengobatan, juga

dapat mempercepat rehabilitasi atau pemulihan (Mohamed et al., 2009).

Secara umum gambaran insight  pada pasien  skizofrenia yang

didapatkan dalam penelitian ini adalah baik. Walaupun demikian terdapat

12,5% responden yang mempunyai insight yang buruk. Kondisi insight yang

7/16/2019 Bab Vi Pembahasan Wiwin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-pembahasan-wiwin 3/11

58

 buruk pada responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada hasil kuesioner 

yang terisi. Setelah dilakukan analisis item soal, dapat dilihat bahwa : 19

(33,9%) responden mengungkapkan apa yang dialami selamai ini, yaitu

terkait dengan penyakitnya adalah sesuatu yang biasa-biasa saja dan apa yang

terjadi pada diri responden adalah karena orang lain, 17 (30,4%) responden

mengatakan tidak mengetahui secara pasti kondisi atau permasalahan yang

dihadapi selama ini. Selain itu 14 (25%) responden mengatakan bahwa tidak 

mengerti apa yang terjadi pada dirinya.  Insight yang buruk dapat berdampak 

 pada tingkat kepatuhan responden dalam minum obat, dan jika hal ini

diabaikan maka responden akan mudah mengalami kekambuhan kembali.

Jika dibandingkan dengan kondisi insight pada pasien skizofrenia yang

dirawat inap di RSJ Prof.Dr. Soeroyo Magelang. Hasil penelitian ini

menunjukkan hal yang berbeda, sesuai dengan kondisi insight  pasien

 skizofrenia yang melakukan berobat jalan di Poliklinik mempunyai insight 

yang lebih baik dibandingkan dengan pasien yang dilakukan rawat inap di

RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang. Hal ini didasarkan pada pengukuran insight 

di ruang rawat inap terhadap 10 pasien  skizofrenia dan hasilnya 9 atau 90%

 pasien skizofrenia tersebut mempunyai insight yang buruk. Insight yang buruk 

dapat berhubungan dengan gejala positif yang ditunjukkan. Pasien  skizofrenia

yang masih dirawat di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang cenderung

mempunyai gejala positif yang menonjol (misalnya waham, halusinasi,

agitasi) dan hampir semua pasien tersebut mempunyai insight yang buruk. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian Sevy et.al tahun 2004, bahwa insight pasien

7/16/2019 Bab Vi Pembahasan Wiwin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-pembahasan-wiwin 4/11

59

 skizofrenia yang buruk berhubungan dengan gejala penyakit, dimana

ketidaksadaran adanya gejala berhubungan dengan beratnya penyakit. Selain

itu insight  yang buruk juga berhubungan dengan kerusakan kognitif (Sevy

et.al, 2004).

B. Kualitas Hidup Pasien Skizofrenia 

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar 48 responden (85,7%)

mempunyai kualitas hidup yang tinggi. kualitas hidup sebagai persepsi

individu dari posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks system budaya

dan nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungannya dengan tujuan

mereka, harapan, standar dan kekhawatiran (Vertio, 2011). Kualitas hidup

 penderita  skizofrenia tidak hanya dilihat dari pengobatan secara medis saja

tetapi kualitas hidup itu coba dilihat dari ekonomi, keberfungsian secara

umum, keberfungsian fisik, keberfungsian emosional, keberfungsian kognitif,

keberfungsian peranan.

Lingkungan pasien juga dapat mengganggu kualitas hidup, tidak 

 punya pekerjaan atau menjadi pengangguran atau ketidakpuasan dengan

situasi kerja dan sarana keuangan yang tidak memadai juga berhubungan

dengan gangguan kualitas hidup. Selain itu, gangguan kualitas hidup

 berkorelasi dengan kegiatan rekreasi yang berarti dan hanya sedikit,

keselamatan pribadi miskin, dan menjadi korban kejahatan (Pitkanen, 2010).

Pasien Skizofrenia mengalami gangguan kognitif, afektif dan psikomotor,

sehingga menyebabkan kualitas hidupnya rendah.

7/16/2019 Bab Vi Pembahasan Wiwin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-pembahasan-wiwin 5/11

60

Kualitas hidup dapat didefinisikan sebagai perasaan seseorang,

kesejahteraan dan kepuasan dengan keadaan hidupnya, serta status kesehatan

seseorang dan akses terhadap sumber daya dan peluang. Jelas, hasil seperti itu

sangat penting terutama dalam rangka untuk mengembangkan pengobatan

yang dapat membantu individu dengan  skizofrenia untuk melakukan hal yang

lebih memuaskan terutama memuaskan kehidupan. Kualitas hidup pasien

 skizofrenia harus diperbaiki baik pasien sendiri maupun orang-orang di

sekitarnya untuk mendukung upaya dalam memperjuangkan kepuasan hidup

 pasien  skizofrenia. Kualitas hidup sampai saat ini lebih berfokus pada fungsi

sosial pasien, gejala kejiwaan dan kualitas hidup pada orang dengan

 skizofrenia ditunjukkan dengan gejala yang dirasakan dan fungsi pribadi dan

sosial yang merupakan elemen penting untuk menentukan kualitas hidup

(Gallupu et.al, 2010). Upaya-upaya perlu dilakukan untuk mencari strategi

 penting untuk meningkatkan kualitas hidup dalam skizofrenia, lebih jauh lagi,

mereka menggarisbawahi bagaimana rehabilitasi fasilitas dan meningkatnya

 partisipasi keluarga dan masyarakat dalam pengobatan secara signifikan

meningkatkan kualitas hidup orang dengan penyakit mental.

Gambaran kualitas hidup pasien  skizofrenia dalam penelitian ini

sebagaian besar tinggi. Walaupun demikian masih terdapat 8 atau 14,3%

responden mempunyai kualitas hidup yang rendah. Hal ini juga dapat dilihat

 pada hasil analisis item soal dari kuesioner yang telah terisi, yaitu : 20

(35,7%) responden mengatakan tidak mempunyai penghasilan sendiri, 17

(30,4%) responden mempunyai pekerjaan yang tidak tentu atau tidak 

7/16/2019 Bab Vi Pembahasan Wiwin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-pembahasan-wiwin 6/11

61

mempunyai jam kerja yang teratur seperti pada orang yang bekerja pada

umumnya, dan 15 atau 26,8% responden mengatakan dalam satu hari masih

sering tidak melakukan aktivitas harian yang bersifat sukarela. Pelaksanaan

aktivitas dan pekerjaan bagi pasien  skizofrenia sangat penting, karena dapat

menunjang hasil dari pengobatan. Pasien yang berada pada fase pemulihan

diharapkan sudah mampu beradaptasi dalam lingkungan di masyarakat baik 

dalam pelaksanaan pekerjaan maupun dalam berhubungan sosial. Kualitas

hidup pasien  skizofrenia dapat dilihat dari sejauhmana pasien  skizofrenia

melakukan aktivitas pekerjaan dan pasien tersebut puas dalam

menjalankannya. Dalam penelitian ini masih ada beberapa pasien yang masih

mempunyai kualitas hidup yang rendah.

Kualitas hidup pasien skizofrenia dapat menunjukkan kondisi penyakit

 pasien. Kualitas hidup yang rendah cenderung dimiliki oleh pasien skizofrenia

yang mempunyai penyakit yang sudah parah. Pasien  skizofrenia yang sering

mengalami kekambuhan sering disertai dengan kerusakan kognitif yang dapat

 berdampak pada kemampuan pengambilan keputusan dan pasien sering

mengalami kehilangan minat untuk beraktivitas. Hal ini dapat memperburuk 

kualitas pasien  skizofrenia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh: Makara-Studzińska tahun 2011 bahwa orang dengan

 skizofrenia memiliki masalah dengan menjaga hubungan, terutama karena

 psikopatologis gejala. Banyak pasien memiliki harga diri yang rendah dan

sekarang estimasi rendah penampilan mereka, dan dengan demikian memiliki

lebih kecil kesempatan untuk membangun dan memelihara hubungan intim.

7/16/2019 Bab Vi Pembahasan Wiwin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-pembahasan-wiwin 7/11

62

Selain itu, beberapa obat psikotropika menyebabkan penurunan libido atau

impotensi sebagai efek samping. Terbatas kehidupan sosial, finansial

masalah atau stigmatisasi juga bertanggung jawab untuk kurangnya hubungan

 pada pasien dengan skizofrenia (Makara-Studzinzka, 2011).

Kualitas hidup pasien  skizofrenia umumnya sangat rendah. Ini sangat

sulit karena masyarakat saat ini masih cenderung untuk menstigmatisasi

 penyakit jiwa secara umum. Pasien yang menderita  skizofrenia cenderung

kesulitan dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis (menikah), maupun

dalam mencari pekerjaan. Masyarakat masih enggan untuk menjalin hubungan

dengan orang-orang dengan penyakit jiwa. Hal ini akan memperparah kondisi

 pasien  skizofrenia. Kualitas hidup pasien  skizofrenia dapat dipengaruhi oleh

 beberapa faktor antara lain: sosio demografi, ekonomi, kondisi klinik seperti

insight  pasien. Pengalaman subyektif kualitas hidup pasien ini tergantung

 pada faktor-faktor yang lebih: stadium penyakit, psikopatologi yang dominan,

durasi penyakit, seperti serta kelas antipsikotik yang digunakan (Mihajlović

et.al, 2011).

C. Hubungan antara  Insight dengan Kualitas Hidup Pasien  Skizofrenia

 Insight  merupakan pemahaman pasien yang bersifat alami tentang

kondisinya saat ini, penyakit yang diderita, tanda dan gejala yang dirasakan serta

konsekuensi perawatan dan pengobatan yang harus dijalani akibat penyakitnya.

Buruknya insight  dapat mempengaruhi sikapnya terhadap orang lain, pasien

cenderung menyalahkan orang lain dan tidak patuh terhadap pengobatan. Tidak 

7/16/2019 Bab Vi Pembahasan Wiwin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-pembahasan-wiwin 8/11

63

hanya itu pasien  skizofrenia cenderung tidak mempunyai motivasi yang baik 

dalam melakukan aktivitas baik dalam pekerjaan maupun hubungan sosial.

Selain itu pasien cenderung tidak mampu mengatur obat yang harus diminum

sehingga menjadi putus obat. Kurangnya insight  seringkali merespon terhadap

 pengobatan atau perawatan, tetapi juga terjadi pada sebagian besar orang dengan

 skizofrenia, dan cenderung terkait dengan non-kepatuhan. Ketidakpatuhan itu

sendiri terkait dengan kekambuhan, rehospitalisation, dan kerusakan sosial, yang

mengakibatkan kesulitan besar, biaya hidup, keluarga mereka, dan masyarakat

sebagai Seluruh (Mahadun dan Marshall, 2008).

Hubungan antara insight dengan kualitas hidup pasien  skizofrenia dapat

dilihat dari hasil nilai signifikansi Chi-Square yang dihasilkan, dengan ketentuan

 bahwa kedua variabel yang diuji mempunyai hubungan jika signifikansi Chi-

Square yang dihasilkan p value (0,004)< α (0,05) dan hasil X 2 = 8,333, dengan

demikian ada hubungan antara insight  dengan kualitas hidup pasien, dengan

demikian hasil uji hipotesa ini menunjukkan bermakna secara statistik. Pasien

dengan insight  yang baik disertai dengan keyakinan stigma memiliki risiko

tertinggi mengalami rendahnya kualitas hidup, harga diri negatif, dan perasaan

depresi. Sim et al. (2006) menemukan perasaan kesejahteraan yang lebih luas

 biasa pada pasien  skizofrenia dialami oleh pasien menglami perbaikan insight 

dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan bahwa insight  yang baik akan

mempengaruhi kualitas hidup pasien.

Pengobatan yang putus-putus dan terlambat menyebabkan kualitas hidup

 pasien menjadi semakin buruk. Hal ini disebabkan karena insight pasien yang

 buruk, sehingga pasien tidak memahami konsekuensi dari penyakitnya. Kondisi

ini memperburuk kemampuan pasien dalam beraktivitas sosial maupun

7/16/2019 Bab Vi Pembahasan Wiwin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-pembahasan-wiwin 9/11

64

 pekerjaan yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup pasien. Hasil

 penelitian Fransisco (2002) menunjukkan adanya korelasi antara tingkat insight 

dan fungsi interpersonal, secara klinis dilakukan analisis dan hasilnya

menunjukkan bagaimana kemampuan untuk  relabel  peristiwa mental yang

tidak biasa sebagai sesuatu yang abnormal sangat terkait dengan kemampuan

untuk memahami kausalitas sosial, yaitu,dengan logika dana kurasi dari atribusi

yang dibuat oleh subyek. Menurut Gharabawi et al (2007) perubahan insight 

 pasien Skizofrenia terhadap penyakit dapat berpengaruh terhadap perubahan

skore kualitas hidupnya.  Insight yang buruk dapat mempengaruhi cara dimana

 pasien dengan Skizofrenia mengevaluasi keadaan hidup mereka.

Hasil analisis tabel silang menunjukkan bahwa : dari 49 responden yang

mempunyai insight baik 45 atau 91,8% mempunyai kualiats hidup yang tinggi

dan dari 7 responden yang mempunyai insight  yang buruk 57,1% atau 4

responden mempunyai kualitas hidup yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin baik  insight  pasien  skizofrenia maka akan semakin tinggi kualitas

hidupnya. Demikian juga jika insight pasien buruk maka kualitas hidupnya juga

akan rendah. Hasil penelitian yang sesuai dengan hasil penelitian ini adalah

yang dilakukan oleh Ramadan dan Dodd (2010) bahwa pasien dengan insight 

yang buruk menunjukkan nilai signifikan lebih rendah dari kualitas hidup

 pasien dan skor yang lebih tinggi dalam aspek kualitas hidup akan menunjukkan

insight  yang lebih baik.  Insight  yang buruk telah dikaitkan prognosis yang

 buruk dan ketidakpatuhan terhadap pengobatan dan hubungan positif telah

ditemukan antara rendah frekuensi kontak sosial, rendahnya tingkat sosial dasar 

7/16/2019 Bab Vi Pembahasan Wiwin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-pembahasan-wiwin 10/11

65

keterampilan isolasi, sosial dan jaringan sosial kecil dan kurangnya

dari insight .

 Insight yang baik akan mengurangi gejala yang ada, akan tetapi insight 

yang baik akan berdampak pada harga diri rendah dan perasaan depresi akibat

dari stigmatisasi sosial dari masyarakat, hal ini menyebabkan buruknya kualiats

hidup pasien  skizofrenia (Ramadan dan Dodd, 2010). Pasien  skizofrenia yang

memiliki insight yang baik cenderung merealisasikan pembatasan mereka dan

kebutuhan mereka dalam pengobatan. Pasien menjadi tertekan terutama dengan

kembali emosi mereka dan internalisasi stigma dari penyakit mereka. Stigma

 juga dapat disebabkan, melalui antisipasi dan diskriminasi dan stigma yang

didapatkan pasien  skizofrenia dapat menurunkan kepuasan hidup dan harga

diri, peningkatan penggunaan alkohol, perasaan depresi dan resiko bunuh diri

(Eagle et.al, 2003). Walaupun demikian seperti responden penelitian ini, tidak 

 jelas mengapa tetap relatif tidak terpengaruh oleh stigma, sedangkan yang lain

menganggap stigma sebagai lebih stres dan demoralisasi, dengan sering klinis

yang serius konsekuensi. Memang, kita tahu sedikit tentang kerentanan

untuk stigma dan sejauh mana stigma yang dialami. Identitas, kualitas hidup

dan rasa control berperan dalam membentuk model jelas bahwa orang-orang

 berkembang untuk memahami pengalaman penyakit mental. jika

faktor-faktor yang relevan dengan wawasan, mereka dapat ditargetkan

untuk diberikan intervensi psikososial.

7/16/2019 Bab Vi Pembahasan Wiwin

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-pembahasan-wiwin 11/11

66

D. Keterbatasan Penelitian

1.1. Penelitian ini hanya difokuskan untuk mencari hubungan antara insight 

dengan kualitas hidup pasien  skizofrenia tanpa mengidentifikasi dan

membahas lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

hidup (misalnya: pekerjaan, status perkawinan, lama sakit, usia dan jenis

kelamin).

2.2. Penelitian ini tidak mengukur dan membahas lebih lanjut tentang stigma

masyarakat terhadap pasien skizofrenia.