BAB VI DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN A. Proses …digilib.uinsby.ac.id/3000/8/Bab 6.pdf · Pasuruan....
Transcript of BAB VI DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN A. Proses …digilib.uinsby.ac.id/3000/8/Bab 6.pdf · Pasuruan....
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
99
BAB VI
DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN
A. Proses Membangun Kepercayaan Dengan Masyarakat
Awal dari proses perubahan pada masyarakat yaitu dibutuhkan
kepercayaan ( Trust Building ) dari masyarakat kepada agen perubahan. Proses
kepercayaan ini bertujuan untuk membangun kedekatan antara peneliti dengan
masyarakat sehingga tidak ada rasa canggung antara peneliti sebagai orang luar
dan masyarakat sebagai orang dalam. Sehingga peneliti bisa menyatu seperti
masyarakat tersebut. Kepercayaan ini merupakan modal awal untuk melakukan
hubungan bermasyarakat. Sehingga proses ini yang paling penting dalam awal
melakukan perubahan terhadap masyarakat. Fungsi dari tujuan ini juga untuk
saling mengenal antara masyarakat dengan pendamping.
Proses inkulturasi yaitu proses pengenalan kepada masyarakat dengan
melakukan pendekatan-pendekatan yang dilakukan, sehingga pendamping bisa
dikatakan seperti masyarakat sekitar. Pendamping mulai mengurus izin
kepemerintah desa pada tanggal 20 April 2015. Pendamping pertama kali
menemui perangkat yang ada di kantor balai Desa Kalisat.
Saat pertama kali ke kantor balai desa pendamping dibantu dengan teman
SMA yang berdomisili di Desa Kalisat. Khoirun Nisa‟ selaku teman SMA
pendamping juga merupakan salah satu anggota keluarga dari perangkat desa.
Adanya Khoirun Nisa‟ merupakan salah satu kemudahan bagi pendamping dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
100
melakukan inkulturasi dengan masyarakat sekitar. Pendamping melakukan proses
inkulturasi melalui Khoirun Nisa‟. Khorun Nisa‟ mulai membantu pendamping
untuk memperkenalkan pendamping serta tujuan pendamping di Desa Kalisat.
Gambar 6.1
Proses Inkulturasi
Pada saat itu pendamping tidak bertemu dengan Samhudi selaku kepala
desa, namun pendamping bertemu dengan istrinya yang ketika itu baru pulang
dari mengajar di sekolah terdekat. Kemudian pendamping memberikan surat izin
dari perguruan tinggi kepada ibu lurah. Dari ibu lurah menjelaskan bahwa di Desa
Kalisat sudah biasa di datangi peneliti-peneliti dari kampus-kampus yang lain
seperti Universitas Brawijaya Malang, IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan lain-
lain.
Beliau menjelaskan bahwa bukan hanya Desa Kalisat yang terkenal
dengan nikah sirri, akan tetapi dari semua desa yang ada di Kecamatan Rembang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
101
banyak yang melakukan praktek nikah sirri, hanya saja ketika mendengar dan
mencari di internet bahwa memang Desa Kalisat ini yang sudah terkenal dimana-
mana. Beliau juga memaparkan sedikit tentang nikah sirri yang ada di Desa
Kalisat. Baik dari sejarah nikah sirri maupun orang yang biasa menjadi
narasumber untuk diwawancarai dan kyai yang ada di Desa Kalisat.
B. Proses Membangun Partisipasi Bersama Masyarakat
Dalam proses identifikasi masalah pendamping melakukan bersama
masyarakat dengan partisipasi aktif dari masyarakat. Selain partisipasi
masyarakat, proses identifikasi ini juga dilakukan dengan pihak-pihak yang
bersangkutan dalam pernikahan. Semua pihak yang terlibat merupakan sebuah
upaya untuk mengenali realitas yang ada di masyarakat. Berikut beberapa tahapan
yang sudah dilakukan pendamping untuk mengidentifikasi masalah.
1. Sudut Pandang Nikah Sirri Dari Pihak Kantor Urusan Agama
Kecamatan Rembang
Pendamping melakukan langkah pencarian informasi dengan
mendatangi kantor urusan Agama ( KUA ) Kecamatan Rembang Kabupaten
Pasuruan. Saat melakukan wawancara dan penggalihan data, pendamping
menanyakan dengan beberapa pertanyaan tentang realitas nikah sirri yang ada
di wilayah Kecamatan Rembang khususnya di Desa Kalisat. Dalam
wawancara yang dilakukan pihak KUA menjelaskan bahwa KUA tidak bisa
mendeteksi tentang problem nikah sirri dan berapa jumlah pelaku yang
melakukan nikah sirri. Karena faktor-faktor untuk mengidentifikasi problem
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
102
tersebut sangat sulit untuk diketahui. Karena problem nikah sirri itu dilakukan
dengan sembunyi-sembunyi sehingga proses yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi oleh orang atau pihak yang melakukan nikah sirri. Hal
ini membuat pihak KUA tidak bisa mendata siapa saja yang melakukan nikah
sirri di wilayah Kecamatan Rembang.
Proses nikah sirri yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi ini
didukung dengan beberapa oknum yang ikut dalam proses nikah sirri. Berkat
bantuan dari oknum-oknum luar yang sangat mengerti dan memahami tentang
proses nikah sirri yang dilakukan, sehingga masyarakat yang melakukan
nikah sirri bisa melaksanakan proses tersebut dengan aman dan nyaman.
Menurut Rudy Santoso selaku kepala KUA Kecamatan Rembang mengatakan
sebagai berikut.
“...nikah sirri disini didominasi sama makelar-makelar yang membantu nikah
sirri, sehingga oknum-oknum itu yang diuntungkan dari nikah sirri...” 85
Makelar-makelar yang ikut campur dalam proses pernikahan sirri
biasanya disebut calo. Tugas dari calo yaitu membantu pihak pria yang ingin
melakukan nikah sirri di wilayah tersebut. Pihak pria menginginkan kriteria
wanita yang seperti apa maka calo akan mencarikan yang sesuai dengan
pilihan pria tersebut. Pihak calo juga melakukan jumlah harga yang dibayar
untuk melaksanakan nikah sirri, dengan jumlah harga yang disepakati
bersama. Maka calo tersebut juga mendapatkan keuntungan yang lebih dari
85
Hasil Wawancara dengan Bapak Rudy Santoso Selaku Kepala KUA tanggal 11 Mei 2015 Pukul
10.00-12.00 WIB dan bertempat di KUA.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
103
transaksi nikah sirri. Pembayaran yang disepakati oleh kedua pihak ini yang
diuntungkan adalah dari pihak calo tersebut. pembagian uang dari pihak laki-
laki akan lebih banyak jatuh pada calo tersebut.
Nikah sirri di Kecamatan Rembang sekarang berbeda dengan nikah
sirri dahulu. Proses nikah sirri dahulu dilakukan dengan terbuka karena
dahulu masih belum ada buku nikah yang menunjukan kalau pernikahan
tersebut sah menurut agama dan pemerintah. Bukti keterangan yang
menunjukkan sebuah kegiatan nikah sirri dahulu adalah hanya surat
keterangan yang menunjukan kalau telah melakukan pernikahan. Akan tetapi
sekarang nikah sirri yang terjadi di wilayah Kecamatan Rembang sudah
banyak yang tertutup dan hanya main-main saja dalam pernikahan, karena
terlihat dari adanya informasi bahwa nikah sirri yang dilakukan hanya
sekedar menginginkan uang untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan
meninggikan derajat ekonomi keluarga. Sehingga banyak orang yang
melakukan nikah sirri kemudian cerai dan berdampak pada perempuan serta
anak dari nikah sirri.
Proses nikah sirri ini tidak dilakukan oleh semua perempuan yang
berdomisili di Kecamatan Rembang. Menurut salah satu anggota KUA
menjelaskan bahwa nikah sirri juga ada yang dilakukan oleh perempuan yang
berdomisili di luar Kecamatan Rembang. Tetapi nikah sirrinya dilakukan di
daerah Kecamatan Rembang. Peristiwa ini sering terjadi kalau kriteria calon
pengantin perempuan yang tidak sesuai dengan pilihan pihak pria. Sehingga
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
104
calo mencarikan perempuan dari luar desa. Peristiwa ini terjadi pada tetangga
salah satu anggota KUA. Anggota KUA tersebut mengatakan,
“...tetanggaku ada yang menikah sirri lewat calo, kemudian laki-laki
tersebut meminta kriteria yang diingikan, setelah itu calo mempertemukan
dengan perempuan tersebut dan langsung menikah sirri, akan tetapi setelah
adanya kesepakatan ternyata perempuan tersebut kabur dan menghilang,
kemudian laki-laki tersebut menuntut kepada calo, akan tetapi calo tidak tahu
apa-apa...”86
Dari peristiwa tersebut diketahui bahwa pelaku nikah sirri tidak semua
masyarakat yang berdomisili di wilayah tersebut. Melainkan dari pihak lain
tetapi atas nama daerah tersebut. Maka dari itu peristiwa tersebut
mencerminkan kalau pernikahan sirri tidak ada dasar hukumnya sehingga bisa
merugikan semua pihak. Setiap kali ada masalah seperti itu maka masalah
tersebut akan dibawa ke KUA sehingga nanti yang disalahkan adalah dari
pihak KUA. Hal seperti ini sebenarnya dari pihak laki-laki berkeinginan
menjalin rumah tangga dengan benar, tetapi dari pihak perempuan yang
mengatasnamakan wilayah tersebut yang merugikan pihak laki-laki. Sehingga
terjadi masalah diwilayah tersebut.
Pihak KUA juga mengetahui tentang hukum yang dilanggar saat
melakukan nikah sirri. Pelaksanaan nikah sirri ini melanggar undang-undang
pernikahan tahun 1974. Proses nikah sirri sendiri tidak tercatat dalam data
KUA, karena memang pihak KUA tidak bisa mendeteksi siapa saja yang
melakukan nikah sirri. Menurut Rudy Santoso (kepala KUA) juga
mengatakan,
86
Wawancara dengan salah satu Mudin desa di Kecamatan Rembang pada tanggal 11 Mei 2015
bertempat di KUA.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
105
“Dahulu memang ada data yang mengetahui jumlah orang yang
melakukan nikah sirri akan tetapi jumlah tersebut tidak diketahui namanya
siapa dan rumahnya dimana, sehingga dari pihak KUA kesulitan untuk
mendeteksinya sampai sekarang.” 87
Pihak KUA juga menjelaskan akan dampak dari nikah sirri bahwa
yang dirugikan adalah dari pihak istri dan anaknya. Dari pihak istri dirugikan
karena hak-hak dari seorang istri akan hilang jika nanti terjadi masalah
dengan pihak suami yang dinikahi sirri. Seperti tidak dinafkahi atau ditinggal.
Pihak istri tidak bisa menuntut haknya karena proses pernikahannya tidak sah
menurut pemerintahan. Sehingga aturan-aturan dari pemerintah tidak bisa
membela pihak istri yang melaksanakan nikah sirri.
Pihak anak dari hubungan nikah sirri tidak bisa mendapatkan akta
untuk menunjang kebutuhannya. Akan tetapi sekarang membuat akta tidak
harus tercantum dari pihak ayah dan ibu, mencamtumkan akta dengan nama
ibu saja sekarang sudah bisa dilakukan dan bisa mendapatkan pendidikan
meskipun ayahnya masih ada. Menurut anggota KUA Kecamatan Rembang
anak hasil dari nikah sirri bisa mendapatkan akta hanya diperuntukan saat
ingin melakukan pendaftaran pendidikan seperti pendaftaran pendidikan TK,
SD, SMP, dan SMA. Akan tetapi Akta tersebut tidak bisa berguna saat
digunakan pendaftaran ke jenjang yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi,
pendaftaran polisi, TNI, dan lain-lain. Akta tersebut tidak bisa digunakan
karena tidak tercantum nama dari kedua orang tua.
87
Wawancara dengan bapak Rudy Santoso selaku kepala KUA pada tanggal 11 Mei 2015
bertempat di KUA.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
106
Pihak KUA bisa menerbitkan akta resmi untuk anak dari hasil nikah
sirri apabila melakukan pendaftaran ke pendidikan yang lebih tinggi dengan
persetujuan pengadilan. Dalam proses pengadilan kedua pihak melakukan
itsbat terlebih dahulu di pengadilan. Setelah melakukan proses tersebut di
pengadilan maka pengadilan akan menerbitkan keterangan tentang proses
yang dilakukan di pengadilan. Surat dari pengadilan tersebut bisa dibuat
untuk mengurus akta yang resmi dari KUA. Sehingga KUA menerbitkan akta
resmi untuk anak hasil dari nikah sirri.
Proses nikah sirri di Kecamatan Rembang menurut KUA biayanya
sekitar 2-3 juta. Proses nikah sirri juga dilandasi dengan peran kyai terhadap
masyarakat. Menurut KUA kalau di setiap desa terdapat banyak kyai maka
masyarakat mudah melakukan nikah sirri dengan bimbingan kyai tersebut.
Masyarakat yang belum mengetahui hukum pemerintahan maka mereka
mematuhi apa yang dikasih tau oleh kyai-kyai di daerahnya. Faktor
pengetahuan yang belum maksimal pada masyarakat yang membuat
masyarakat bisa dirugikan oleh adanya proses nikah sirri, sehingga hanya
oknum-oknum tertentu yang dapat untung dari adanya proses nikah sirri
tersebut.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan dari pihak KUA sudah
semaksimal mungkin untuk mengurangi problem nikah sirri di Kecamatan
Rembang. Pihak KUA beranggapan kalau problem nikah sirri ini akan
dihilangkan maka nantinya banyak perselisihan atau masalah antara oknum-
oknum dengan pihak KUA. Karena oknum-oknum itu yang menentang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
107
apabila nikah sirri diberhentikan sehingga pihak KUA menjadi musuh bagi
mereka.
Pihak KUA juga sudah melaksanakan sosialisasi tentang nikah sirri
berulang kali. Sosialisasi yang dilakukan berupa pemberitahuan kepada
MUDIN yang ada di Kecamatan Rembang. Sosialisai ini tidak langsung
kepada masyarakat karena pihak KUA tidak bisa mengetahui siapa saja
masyarakat yang melakukan nikah sirri. Sehingga masyarakat tidak sebagai
sasaran sosialisasinya. Sosialisasi ini dilakukan ketika ada kegiatan seperti
kegiatan keluarga sakinah yang dilakukan di Kantor Kecamatan Rembang.
Proses nikah sirri biasanya yang dipimpin oleh kyai mendapatkan
buku nikah yang sama seperti buku nikah dari KUA. Buku nikah yang dibuat
oleh kyai yang hanya ada materainya saja menurut KUA itu semua ASPAL
(asli tapi palsu). Jadi nikahnya tidak sah dalam KUA, karena tidak
mempunyai buku nikah. Menurut Rudy (kepala KUA) mengatakan,
“...kalau memang niatannya benar-benar ingin nikah kenapa tidak
menikah dengan benar sesuai agama dan pemerintah..”. 88
Beliau mengatakan seperti itu karena memang banyak masyarakat
yang hanya berpedoman pada agama dan tidak memperhatikan dari sisi
pemerintah. Sehingga pemerintah dianggap sebagai sasaran saja ketika
terdapat permasalahan yang terjadi.
88
Wawancara dengan bapak Rudy Santoso selaku kepala KUA pada tanggal 11 Mei 2015
bertempat di KUA.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
108
2. Memahami Dan Mengetahui Strategi Calo Dan Kyai (KUA Swasta)
Calo merupakan seorang perantara yang berperan aktif dalam praktek
nikah sirri. Dan juga merupakan orang yang mengantarkan pihak laki-laki
kepada kyai yang akan menikahkan sirri. Calo juga mengurusi segala hal
yang berhubungan dengan nikah sirri baik dalam tawar menawar harga untuk
nikah sirri, mencarikan perempuan yang diinginkan oleh pihak laki-laki
(konsumen), membuat perjanjian dengan orang tua perempuan dan
mencarikan seorang yang mengakadkan (penghulu) serta saksi.
Calo dalam praktek nikah sirri ini sangatlah dominan dalam
menentukan segala hal dan mempunyai strategi-strategi yang dilakukan.
Biasanya orang yang berada dipinggir jalan itu terkadang bisa dikatakan calo,
jadi keberadan calo bisa ditemukan dipinggir jalan bukan didalam rumah,
kecuali dari pihak konsumen sudah mengenali calo yang biasa mengurusi
praktek nikah sirri tersebut.
Awal mula proses nikah sirri dilakukan dari pertemuan antara orang
yang ingin menikah sirri (konsumen) dengan seorang calo yang biasanya
berada di pinggir jalan. Terkadang juga proses nikah sirri ini berawal dari
konsumen bertemu dengan calo yang sudah dikenal atau sudah mengetahui
bahwa Desa Kalisat ini bisa menikahkan sirri. Sehingga pihak laki-laki
(konsumen) meminta calo untuk mencarikan kriteria yang ada di Desa
Kalisat. Jika kriterianya tidak sesuai atau tidak cocok, biasanya calo
mempunyai chanel ditempat lain untuk mencarikan kriteria dari konsumen.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
109
Jadi tidak semua perempuan Kalisat yang dinikah sirri, ada juga di luar Desa
Kalisat.89
Pendamping melakukan wawancara dan penggalihan data kepada
salah satu calo yang sudah biasa melakukan pekerjaan tersebut ketika ada
orang yang ingin menikah sirri. Calo tersebut bernama Samad (45 tahun)
yang bekerja membantu istrinya membuat jajanan pasar. Tetapi terkadang
juga menjadi calo jika ada orang yang menemui dan bertanya kepadanya. Dia
bekerja sebagai calo dari tahun 2010 dan hanya sebagai pekerjaan sampingan.
Dan sudah banyak dari pihak konsumen dan perempuan yang sudah memakai
jasanya. Menurut Samad (45 tahun) mengatakan,
“calo itu tidak bisa diberikan status calo, karena barang siapa ketika
berada di pinggir jalan dan ada orang menanyakan tentang nikah sirri maka
seketika itu orang tersebut bisa dikatakan calo.”90
Maka dari itu calo tidak selamanya dikatakan calo, terkadang orang
yang bekerja sebagai ojek atau tukang bengkel yang berada dipinggir jalan
dan ada orang yang menanyakan serta meminta bantuannya, maka seketika
itu orang tersebut bisa dikatakan calo.
Samad (45 tahun) biasanya mendapatkan untung sekitar 200-500 ribu
rupiah ketika dia melakukan pekerjaan tersebut. Semisal yang diceritakan
oleh Samad bahwa kemarin dia mendapatkan uang 500 ribu dari orang yang
89
Wawancara dengan Bapak Samhudi (Kepala Desa) tanggal 27 April 2015 Pukul 12.00-13.00
WIB dan bertempat di rumah Kepala Desa. 90
Wawancara dengan Bapak Samad (calo) tanggal 05 Maret 2015 Pukul 09.00-10.00 WIB dan
bertempat di rumah calo.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
110
memakai jasanya untuk menikah sirri. Akan tetapi terkadang dia memperoleh
hasil lebih ketika dia menawarkan harga kepada orang nikah sirri yang
menaiki mobil. Karena harga yang ditawarkan berbeda dengan orang yang
hanya naik sepeda motor, jadi tergantung dari transportasi yang dipakai oleh
pihak laki-laki. Sedangkan harga yang ditawarkan oleh calo yakni 250 ribu -
10 juta termasuk mahar dan biaya ke kyai, tergantung dari penawaran yang
diakukan. Jika orang yang hanya naik sepeda motor maka dikasih murah,
tetapi jika orang yang naik mobil biasanya dikasih mahal karena calo melihat
dari transportasi yang dipakai oleh pihak laki-laki (konsumen).
Gambar 6.2
Samad (salah satu calo)
Biasanya yang menjadi calo terkadang bukan hanya masyarakat biasa,
ada juga saudara atau paman dari mempelai perempuan yang juga menjadi
perantara dalam proses nikah sirri. Beberapa hasil diskusi dengan perempuan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
111
korban nikah sirri mayoritas yang menjadi perantara untuk menikahkan
perempuan secara sirri itu dilakukan oleh pamannya sendiri. Seperti halnya
Istifaroh (42 tahun) yang dikenalkan oleh pamannya dengan orang Surabaya
yang kaya. Maka terkadang semua orang bisa dikatakan calo dan tidak
memandang status baik masih keluarga ataupun tidak.
Adapun strategi atau model yang dilakukan oleh calo di wilayah
Kecamatan Rembang ada berbagai macam strategi yang biasa dilakukan
apabila pihak calo menemukan kesulitan untuk memenuhi keinginan dari
konsumen. Strategi tersebut dapat dirinci menjadi tiga strategi yang sudah
biasa dilakukan oleh calo di wilayah Kecamatan Rembang.
1. Berada di pinggir jalan
Strategi ini yang sering dilakukan oleh calo dengan cara cangkruan di depan
rumah, di warung atau di pos-pos yang ada di pinggir-pinggir jalan. Ketika ada
pihak laki-laki dari luar menanyakan pernikahan sirri di Kecamatan Rembang
maka calo akan membantu pihak laki-laki tersebut. Setelah terjadi kesepakatan
antara pihak laki-laki dan calo, maka calo mencarikan kriteria sesuai keinginan
dari pihak laki-laki. Proses kesepakatan kedua pihak juga termasuk kesepakatan
harga yang ditentukan oleh calo. Calo sering menawarkan harga paketan dalam
proses nikah sirri. Paketan tersebut artinya satu paket juga dengan kyai yang akan
menikahkan. Setelah terjadi kesepakatan diantara keduanya maka terjadilah proses
nikah sirri tersebut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
112
Gambar 6.3
Calo di Pinggir-Pinggir Jalan
2. Sudah dikenal oleh konsumen
Strategi ini jarang dilakukan oleh calo kecuali ada orang yang
sudah mengenali calo dan ingin memakai jasanya untuk melakukan proses
nikah sirri. Proses dalam strategi ini sama dengan strategi yang pertama,
yang membedakan hanya dari proses awalnya. Akan tetapi strategi ini
biasanya dilakukan oleh masyarakat di wilayah Rembang sendiri yang
ingin melakukan nikah sirri atau dari pihak orang tua (wali) yang sudah
kenal dengan calo. Dalam strategi ini biasanya biaya yang ditawarkan
sangat murah karena memang sudah kenal dengan calo. Tapi dari hasil
diskusi dengan perempuan korban nikah sirri yaitu Istifaroh (42 tahun) dan
Qudsiyah (25 tahun) bahwa biasanya biaya yang diberikan dari pihak
konsumen ke calo yang mengetahui hanya pihak laki-laki dan dari pihak
orang tua, sehingga perempuan di Desa Kalisat ini mayoritas tidak
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
113
mengetahui berapa biaya yang diberikan kepada calo ketika proses nikah
sirri itu berlangsung.
3. Mencarikan kriteria di luar desa
Strategi ini dilakukan ketika kriteria yang diinginkan oleh
konsumen tidak sesuai dan tidak memenuhi keinginannya. Maka calo
biasanya melakukan strategi ini dengan mencari perempuan yang sesuai
kriteria diluar Desa Kalisat. Biasanya calo mencari ke beberapa desa yang
juga masih satu Kecamatan dengan Desa Kalisat seperti Desa Tampung,
Desa Rembang, dan lain-lain. Akan tetapi jika dari beberapa desa tersebut
masih belum menemukan yang sesuai dengan kriteria konsumen, maka
calo masih mempunyai strategi lain untuk mengatasi akan hal tersebut
dengan mencari ke tempat lokalisasi-lokalisasi yang berada di Kabupaten
Pasuruan, dan calo juga sudah mempunyai kenalan dari pihak lokalisasi
tersebut.
Strategi tersebut pernah di paparkan oleh salah satu anggota KUA
ketika pendamping melakukan penggalihan data. Beliau mengatakan
bahwa ada tetangganya yang ingin menikah sirri dengan seorang
perempuan. Ketika menjelaskan kriteria yang diinginkan dari pihak laki-
laki, pihak calo mencarikan kriteria ke tempat lokalisasi yang ada di
Pasuruan. Perempuan yang dicarikan oleh calo tersebut setelah melakukan
proses nikah sirri ternyata perempuan tersebut kabur dan menghilang.
Kemudian pihak laki-laki menuntut kepada calo, tetapi calo lebih meminta
ganti rugi kepada pihak laki-laki karena sudah tidak bertanggung jawab.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
114
Sehingga pihak laki-laki membayar dua kali kepada calo meskipun ada
kerjasama antara calo dan perempuan tersebut yang tidak diketahui oleh
pihak laki-laki.
Hal itu terlihat bahwa memang tidak semua perempuan yang
menikah sirri itu dari Desa Kalisat, ada juga yang dari luar Desa Kalisat
bahkan perempuan yang berasal dari lokalisasi-lokalisasi juga dapat
melakukan praktek nikah sirri tersebut.
Proses nikah sirri ini tidak hanya terdapat calo yang mengurusi segala hal
yang berkaitan dengan praktek nikah sirri. Namun juga ada orang yang sudah
biasa untuk mengakadkan nikah sirri. Sebut saja kyai atau tokoh masyarakat yang
sudah memahami dan mengerti tentang agama serta mempunyai pengaruh dan
peran dalam masyarakat di wilayah Kecamatan Rembang khususnya di Desa
Kalisat.
Masyarakat Desa Kalisat biasanya menyebut kyai atau tokoh masyarakat
dengan sebutan KUA swasta. Karena kyai tersebut bisa mengakadkan dan
menyediakan fasilitas yang berhubungan dengan proses nikah sirri, baik dari buku
nikah maupun meja yang dipakai untuk mengakadkan.
KUA swasta merupakan sebuah tempat yang memberikan fasilitas untuk
mengakadkan praktek nikah sirri tersebut, di dalamnya terdapat sebuah meja dan
makanan yang sudah tersedia di Ruang tamu rumah kyai yang biasa digunakan
untuk mengakadkan nikah sirri. KUA swasta ini juga menyediakan buku nikah
sebagai bukti bahwa memang sudah menikah sirri, akan tetapi buku nikah tersebut
hanya selembar kertas dan harus diberi materai sebagai tanda hitam di atas putih.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
115
Gambar 6.4
Fasilitas KUA Swasta
Kyai atau tokoh masyarakat yang bisa menikahkan sirri tidak semestinya
kyai, terkadang orang yang juga memiliki peran dan pengaruh serta memahami
tentang agama, maka dapat dijadikan penghulu untuk menikahkan proses nikah
sirri. Kyai yang menjadi penghulu tidak berarti kyai yang menetap dan biasa
untuk menikahkan, tapi kyai di Desa Kalisat bisa secara kondisional tergantung
dari calo (perantara) yang membawanya. Biasanya calo disini menawarkan satu
paketan nikah sirri yang artinya sekalian juga langsung dibawa ke kyai yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
116
dikenal oleh calo tersebut. Sedangkan hasil dari diskusi dengan perempuan
korban nikah sirri, terdapat 5 kyai yang sudah menikahkan perempuan tersebut.
Salah satu kyai yang sudah diwawancarai oleh pendamping merupakan
kyai yang sudah lama menikahkan sirri di wilayah Kecamatan Rembang. Kyai itu
bernama H. Ali Muntaha (65 tahun) yang sudah menikahkan sirri selama 15
tahun. Kyai tersebut pernah menikahkan sebanyak 2000-3000 orang yang
menikah sirri ketika dahulu banyak orang yang melakukan nikah sirri. Sekarang
sudah jarang orang yang menikah sirri, tetapi masih ada yang melakukan nikah
sirri yaitu perempuan yang janda. Beliau mengatakan,
“ aku biasane nerimo panggilan teko wong njobo pisan, biasane di susul
teko pihak mantene tapi biasane budal dhewe, dadi biayane iyo nambah soale
kendaraane dhewe”91
“saya biasanya menerima panggilan dari orang luar juga, biasanya
dijemput dari pihak pengantin tetapi biasanya berangkat sendiri, jadi biayanya ya
nambah karena kendaraan sendiri.”
Jadi beliau juga menerima dan melayani jasa panggilan kemana-mana,
akan tetapi biasanya ditambah dengan biaya transportnya jika beliau memakai
kendaraan sendiri. Setiap ada yang menikah sirri biasanya beliau mendapatkan
sekitar 200-500 ribu, itu pun juga mencakup uang surat pernyataan (pengganti
buku nikah). Seperti halnya kyai yang juga pernah menikahkan perempuan korban
nikah sirri bernama Musdelipa (36 tahun) bahwa kyai Mahfud yang menjadi
penghulu untuk menikahkan sirrinya mendapatkan uang 200 ribu dari pihak orang
tuanya.
91
Wawancara dengan Kyai H. Ali Muntaha (KUA Swasta) tanggal 05 Maret 2015 Pukul 11.00-
12.00 WIB dan bertempat di rumah kyai.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
117
Kyai Ali Muntaha (65 tahun) biasanya seminggu bisa menikahkan sirri
sekitar 9-10 orang, itu pun tidak hanya menetap dirumahnya akan tetapi juga jasa
panggilan. Maka dari itu beliau sudah lama melakukan hal ini sampai berumur 65
tahun, sehingga sudah banyak orang yang memakai jasanya. Beliau juga
memaparkan bahwa mayoritas orang yang menikah sirri kepadanya itu biasanya
dari daerah sidoarjo, surabaya dan banyak yang dari kalangan polisi, tentara, DPR,
dan lain-lain. Akan tetapi biasanya mereka mayoritas memakai wali hakim
sebagai wali nikahnya, apabila dari pihak orang tua perempuannya sudah
meninggal.
Gambar 6.5
Kyai H. Ali Muntaha
Adapun motif atau dasar beliau mau untuk menikahkan sirri dan
memberikan fasilitas karena memang sudah mempunyai dasar agama bahwa
agama sudah menjelaskan kalau nikah sirri itu sah dan sudah ada hukum yang
memperbolehkannya asalkan sudah mencakup rukun dan syarat-syarat nikah. Jadi
beliau juga memaparkan nikah sirri itu boleh-boleh saja cuma tidak mendapatkan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
118
buku nikah saja itu bedanya dengan nikah yang ke KUA negara. Dan pemerintah
tidak berhak melarang dalam nikah sirri karena dalam agama sudah
memperbolehkan. Selain dasar itu beliau mengatakan bahwa menikahkan ini juga
dapat uang sehingga beliau memperoleh keuntungan dari nikah sirri, karena
menurut beliau tidak semua kyai yang mau untuk menikahkan sirri seperti ini.
Dampak negatif dan positif bagi perempuan menurut kyai Ali Muntaha (65
tahun) pasti ada enaknya maupun tidak enaknya. Kalau enaknya perempuan dapat
memperoleh keuangan yag lebih dan dapat meningkatkan ekonomi keluarganya,
karena biasanya orang yang menikahi perempuan Desa Kalisat secara sirri
mendapatkan keuntungan juga baginya, seperti dibangunkan rumah atau
memperbaiki rumah yang jelek menjadi bagus, membelikan sepeda, dan lain-lain.
Namun jika melihat tidak enaknya bagi perempuan hanya jarang berkumpul
serumah, merasa tidak nyaman saja dan anak yang sangat dirugikan.
Maka dari kejadian tersebut banyak orang yang berperan penting dalam
nikah sirri, terutama calo dan peran kyai atau KUA Swasta. Mereka lebih banyak
mendapatkan untung dari pada pihak perempuan, Karena pihak perempuan hanya
menginginkan ekonomi keluarga mereka meningkat. Maka dari itu telah
ditemukan relasi kuasa dalam nikah sirri tersebut, yang mana wanita dikuasai oleh
pihak calo dan KUA Swasta. Untuk mengetahui relasi kuasa baik yang berperan
maupun yang berpengaruh dalam nikah sirri akan dianalisis dalam diagram venn
di bawah ini:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
119
Bagan 6.1
Diagram tentang Peran dan Pengaruh Aktor Nikah Sirri di Desa Kalisat
Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan
Dari penjelasan tentang diagram venn di atas bahwa praktek nikah sirri di
wilayah Kecamatan Rembang Khususnya di Desa Kalisat masih banyak aktor-
aktor atau oknum-oknum yang berperan dan berpengaruh di dalamnya, baik dari
yang mencarikan perempuannya, yang mengakadkan bahkan dari pihak orang tua
yang menyuruhnya untuk melakukan nikah sirri.
Pendamping melakukan diskusi (FGD) dengan Perempuan korban nikah
sirri yang sudah lama melakukannya, pada tanggal 24 Mei 2015 yang bertempat
dirumah salah satu perempuan yang bernama Istifaroh (42 tahun), bahwa
mayoritas semua perempuan yang diwawancarai oleh pendamping terdapat
PEREMPUA
N KORBAN
NIKAH
SIRRI
CALO
KUA
SWAST
A
WALI
PEMDES
KUA
NEGAR
A
KONS
UMEN
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
120
perantara (calo) pada masing-masing perempuan. Calo disini merupakan aktor
yang berperan sangat besar terhadap perempuan korban nikah sirri, karena
biasanya proses nikah sirri yang dilakukan pertama harus melewati calo. Sehingga
aktor tersebut memiliki peran dalam proses nikah sirri. Sedangkan untuk pengaruh
calo juga sangat dekat dalam proses nikah sirri ini, karena calo merupakan aktor
yang mengatur segala hal baik dari tawar menawar dengan konsumen, mencarikan
perempuan, koordinasi dengan pihak wali dan kyai atau KUA Swasta.
Kyai atau KUA Swasta di dalam proses nikah sirri juga memiliki peran
dan pengaruh, peran KUA Swasta ini lebih kecil dari calo karena KUA Swasta
hanya sebagai orang yang biasanya dimintai untuk menjadi penghulu dan
mengakadkan dalam nikah sirri tersebut. Tetapi terkadang juga kyai menjadi wali
hakim dalam proses nikah sirri. Jadi biasanya setelah melalui calo, maka calo
tersebut akan membawa pelaku nikah sirri ke tempat KUA Swasta tersebut.
Pengaruh dari KUA Swasta juga sangat dekat dengan perempuan korban nikah
sirri karena memang sudah kenal dengan perempuan maupun pihak wali atau
konsumen sudah memesan sepaket kepada calo dengan kyainya juga.
Peran dan pengaruh yang sama dari pihak wali perempuan korban nikah
sirri dengan kyai atau KUA Swasta. Pihak wali disini juga mengatur proses nikah
sirri dengan menyuruh anaknya untuk mau dinikah sirri atau tidak. Mahar yang
didapatkan dalam proses nikah sirri hanya sedikit yang terpenting hidup anaknya
makmur dan dapat meningkatkan ekonomi keluarganya. Apabila anak tidak
menuruti kemauan orang tuanya maka anak dianggap kualat (durhaka) kepada
orang tua.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
121
Jadi ketiga aktor di atas yang sudah dijelaskan masing-masing memiliki
peran dan pengaruh yang berbeda-beda, akan tetapi ketiganya dapat bekerja sama
dan saling menguntungkan dalam praktek nikah sirri ini. Sehingga peran mereka
terhadap perempuan sangatlah berperan besar dalam melakukan proses nikah sirri.
Sedangkan untuk pengaruh ketiga aktor tersebut juga sangat dekat karena
memang ketiganya saling membutuhkan dan bekerja sama.
Peran konsumen terhadap perempuan korban nikah sirri memiliki peran
yang besar, karena konsumen ini merupakan aktor utama yang ingin melakukan
nikah sirri tersebut. Sedangkan untuk pengaruhya sedikit jauh terhadap
perempuan karena aktor ini hanya sebagai konsumen yang mencari perempuan
yang mau untuk dinikah sirri.
Pemerintah desa memiliki peran yang sangat besar terhadap perempuan
korban nikah sirri. Karena pemerintah desa memiliki kekuasaan di dalam
masyarakat sehingga apabila ada orang yang ingin melakukan nikah sirri wajib
lapor ke desa dan menyerahkan foto copy KTP masing-masing. Hal itu bertujuan
untuk ketertiban saja supaya kelak jika terdapat suatu permasalahan seperti
perceraian, tidak dinafkahi, dan lain-lain tidak menjadi suatu masalah yang berat
baginya karena sudah tercatat ke bagian desa. Untuk pengaruh pemerintah desa
agak jauh terhadap perempuan korban nikah sirri, karena memang aktor ini hanya
sebagai sruktur desa dan tidak mempunyai wewenang dalam proses nikah sirri.
Pemerintah desa pun juga membiarkannya, karena memang nikah sirri ini sah
menurut agama sedangkan masyarakat disana juga lebih berpedoman dengan
agama.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
122
Aktor KUA negara disini juga memiliki peran yang sangat besar dalam
meminimalisir proses nikah sirri. Karena aktor ini merupakan lembaga yang
mengurus tentang perkawinan sehingga suatu permasalahan yang berhubungan
dengan perkawinan harus melalui lembaga ini. Sedangkan untuk pengaruh aktor
KUA Negara ini sangatlah jauh dalam praktek nikah sirri ini, karena sudah
terdapat KUA Swasta yang sama lengkapnya dengan KUA Negara dalam proses
nikah sirri, tapi dari keduanya hanya berbeda dari segi buku nikah saja, dalam
KUA Negara buku nikah resmi dan memang sudah disahkan oleh pemerintah.
Sedangkan untuk buku nikah dalam KUA Swasta hanya buku nikah yang
dilakukan oleh penghulu tersebut dan tidak resmi.
Jadi dari penjelasan di atas bahwa aktor yang lebih banyak menguasai
dalam masalah nikah sirri tersebut yakni terutama calo, KUA Swasta, konsumen
dan wali dari mempelai perempuan, karena memang aktor tersebut yang sangat
berperan penting dalam proses nikah sirri dan juga berpengaruh besar terhadap
jalanya pernikahan tersebut. Sedangkan aktor-aktor tersebut juga mengelola
bagaimana harga yang ditentukan dan bagaimana pula sistem yang dilakukan
dalam nikah sirri tersebut.
Adapun manfaat aktor-aktor tersebut melakukan hal seperti itu supaya
mendapatkan keuntungan yang lebih dan bisa menambah ekonomi keluarga serta
menjauhi dari perbuatan zina, karena menurut mereka nikah sirri tersebut
merupakan nikah yang sah menurut agama yang penting sesuai dengan rukun dan
syarat nikah. Akan tetapi menurut pemerintah nikah sirri itu tidak sah karena tidak
tercatat di dalam pemerintahan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
123
Dalam nikah sirri juga terdapat proses awal bagaiman konsumen bertemu
dengan calo, pihak wali, dan kyai maupun perempuan yang akan dinikah sirri.
Untuk melihat dan memahami bagaimana alur proses nikah sirri ini berlangsung,
maka dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini:
Bagan 6.2
Alur Proses Nikah Sirri di Desa Kalisat Kecamatan Rembang
Kabupaten Pasuruan
Melihat diagram alur tersebut nampak bahwa yang paling diuntungkan
adalah calo dan KUA Swasta serta wali, karena calo yang mengatur segala hal
dalam proses nikah sirri. Sedangkan untuk KUA swasta juga menerima
keuntungan dari calo karena biasanya konsumen yang melakukan nikah sirri
meminta kepada calo untuk mencarikan kyai yang bisa menikahkan juga sehingga
KONSU
MEN
CALO
PEREMPUA
N NIKAH
SIRRI
KUA
SWASTA
WALI
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
124
biasanya memang sudah sepaket dengan kyainya, tapi tergantung dari konsumen
yang memintanya.
Alur proses nikah sirri berawal dari hubungan konsumen dengan calo
kemudian calo mencarikan perempuan yang diinginkan sesuai kriteria konsumen,
setelah menemukan perempuan tersebut maka calo menemui orang tua (wali) dari
perempuan untuk memberi tawaran apakah anaknya mau untuk dinikah sirri atau
tidak. Akan tetapi kebanyakan orang tua mau apabila anaknya dinikah sirri.
Setelah itu orang tua menawarkan dan meminta kepada anaknya untuk mau
dinikah sirri, dan biasanya anak tidak bisa menolak apa yang sudah diperintah
oleh orang tuanya, karena akan dinggap kualat (durhaka).
Melihat alur proses tersebut sudah diketahui bahwa perempuan nikah sirri
yang paling dirugikan karena perempuan disini tidak memiliki kekuatan untuk
menolak perintah dari orang tua, meskipun kelak perempuan tersebut menerima
dampak dari adanya nikah sirri baik perceraian maupun tidak dinafkahi. Tetapi
kebanyakan orang tua tidak memikirkan hal-hal tersebut, karena yang terpenting
anaknya dapat memperoleh ekonomi yang enak dan dapat meningkatkan ekonomi
keluarga.
Hubungan konsumen dengan calo sangatlah kuat karena memang awal
proses nikah sirri itu biasanya melalui calo terlebih dahulu. Tetapi terkadang
konsumen juga melakukan proses awalnya langsung ke kyai namun hal itu jarang
dilakukan oleh konsumen. Sedangkan untuk hubungan calo dan kyai juga sangat
kuat dan memiliki timbal balik antara keduanya, karena memang calo dan kyai
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
125
sama-sama saling menguntungkan satu sama lain dan juga bekerja sama dalam
proses nikah sirri tersebut.
Calo juga sangat kuat hubugannya dengan perempuan nikah sirri karena
biasanya calo juga langsung datang dan menemui perempuan untuk menawari
nikah sirri. Akan tetapi calo terkadang juga langsung berhubungan dengan pihak
orang tua (wali), namun hubungan tersebut tidak kuat, karena orang tua (wali)
hanya untuk meminta persetujuan anaknya untuk mau dinikah sirri atau tidak,
serta orang tua (wali) tersebut yang nanti akan mengakadkan dalam proses nikah
sirri. Sedangkan untuk hubungan kyai terhadap perempuan nikah sirri sangat
jarang, karena kyai biasanya jarang mencarikan perempuan yang diminta oleh
konsumen. Jadi disini dapat terlihat bahwa ada pihak-pihak yang sangat dominan
dan sangat diuntungkan dan ada juga pihak yang dirugikan.
3. Realitas Perempuan Korban Nikah Sirri Di Desa Kalisat
Desa Kalisat memang sudah terkenal menjadi desa yang beberapa
masyarakatnya melakukan nikah sirri. Akan tetapi semakin berkembangnya
zaman pelaku nikah sirri sudah semakin berkurang (ada tapi tidak banyak).
Pendamping melakukan wawancara kepada Samhudi selaku kepala desa
bahwa jumlah pelaku nikah sirri di Desa Kalisat ini sekitar 50 orang dari
tahun 1990-2012. Sedangkan untuk tahun sekarang sudah jarang orang
melakukan nikah sirri.
Perempuan yang menikah sirri sekarang sudah memiliki rumah
masing-masing akan tetapi suaminya tidak pernah tinggal bersamanya, namun
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
126
masih tetap mendapatkan nafkah lahir dari suami nikah sirri tersebut. Letak
rumah perempuan nikah sirri ini masih banyak yang pelosok sehingga jarak
yang ditempuh sangat jauh dan terlebih dahulu harus memasuki gang-gang
yang ada di Desa Kalisat. Berikut ini pendamping bersama local leader
melakukan diskusi (FGD) pada tanggal 27 April 2015 bertempat di rumah
local leader untuk memetakan letak rumah perempuan korban nikah sirri.
Gambar 6.6
Memetakan Rumah Perempuan Korban Nikah Sirri
Adapun pekerjaan sehari-hari perempuan korban nikah sirri mayoritas
bekerja sebagai penyulam kerudung atau tukang bordil mukenah, sehingga
waktu luangnya biasanya digunakan untuk menyulam atau bordil. Selain
aktivitasnya digunakan untuk menyulam, juga sebagai ibu rumah tangga yang
mengurus anaknya dari mengantarkan sekolah, ngaji bahkan mengajari
anaknya untuk belajar. Aktivitas sehari-hari perempuan korban nikah sirri
dapat dilihat dari kalender harian berikut ini:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
127
Tabel 6.1
Kalender Harian Perempuan Korban Nikah Sirri di Desa Kalisat
Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan
JAM AKTIVITAS
04.30 Bangun tidur
05.00 – 06.30 Mandi, sholat Subuh, masak dan bersih-bersih,
menyiapkan anak berangkat sekolah
07.00 – 10.00 Mengantarkan anak ke sekolah, nyulam atau
bordil
10.30 – 12.30 Masak, makan siang, mandi, sholat duhur,
nyulam atau bordil
12.30 – 13.00 Tidur siang
13.30 – 15.00 Mengantarkan anak ke TPQ
15.30 – 17.00 Nyulam atau bordil, bersih-bersih rumah,
mandi terus sholat ashar
17.30 Sholat magrib, istirahat
18.00 – 19.00 Nyulam atau bordil, mengantarkan anak
mengaji di musholla dan mengajari belajar
anak
19.30 – 20.00 Melihat televisi sambil istirahat
20.30 Tidur malam
Dari penjelasan kalender harian di atas bahwa aktivitas perempuan mayoritas
bangun tidur pada jam 04.30 setelah itu melakukan pekerjaan sebagaimana ibu
rumah tangga. Pada jam 07.00 sampai 10.00, perempuan korban nikah sirri
biasanya mengantarkan anaknya ke sekolah terkdang sambil nyulam ketika berada
di sekolah sampai menunggu anaknya pulang dari sekolah.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
128
Setelah pulang dari sekolah, mayoritas perempuan korban nikah sirri
melakukan aktivitas yang menjadi pekerjaan sehari-harinya yaitu nyulam
kerudung atau bordil mukenah terkadang juga masak siang dan makan siang
bersama anak-anaknya. Namun perempuan tersebut hanya memasak buat
dirinya dan anak-anaknya, karena suaminya tidak tinggal bersamanya, akan
tetapi ada juga yang memasak buat suaminya jika memang suaminya datang
dan menafkahinya setiap hari.
Adapun jam tidur perempuan korban nikah sirri jam 20.30 itu sudah
tidur malam, karena di desa kalau sudah jam 20.00 sampai 20.30 sepi dan
sudah didalam rumah masing-masing. Sehingga mayoritas perempuan
tersebut tidak pernah tidur terlalu malam.
Pendapatan perempuan korban nikah sirri yang bekerja sebagai
penyulam biasanya biaya yang diperoleh Rp. 5.000-10.000 tergantung
kerudung yang disulamnya, karena harga bayaran nyulam 1 kerudung itu
seharga Rp. 5000. Jadi jika kerudung yang disulam itu banyak maka
keuntungan yang diperoleh perempuan tersebut juga banyak. Hanya saja
kerudung yang disulam tidak selalu ada setiap hari tergantung dari banyaknya
kerudung yang akan disulam. Sedangkan untuk pendapatan tukang bordil
mukenah sudah pasti keuntungan yang diperoleh setiap bulannya, akan tetapi
tergantung juga dari banyaknya mukenah yang akan dibordil. Pendapatan
perbulan perempuan yang bekerja sebagai tukang bordil mendapatkan Rp.
200.000 perbulannya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
129
Semua pekerjaan perempuan tersebut memang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kebutuhan rumah tangga yang
dibutuhkan dalam sebuah rumah tangga dibagi dalam lima bidang. Bidang-
bidang tersebut disebut dengan belanja rumah tangga per bulan. Lima bidang
tersebut meliputi belanja pangan, belanja energi, belanja pendidikan, belanja
kesehatan, belanja sosial & lainnya. Sedangkan total belanja yang dikeluarkan
untuk biaya kehidupan sehari-hari oleh perempuan dalam setiap bulannya,
ada yang total belanjanya mencapai Rp. 1.000.000-3.000.000 lebih,
tergantung dari pengeluarannya.
Bagan 6.3
Diagram Total Belanja Perempuan Korban Nikah Sirri
Dari diagram di atas menjelaskan bahwa pengeluaran perempuan
korban nikah sirri pada bidang konsumsi sangatlah tinggi karena memang
kehidupan sehari-harinya masih membeli kepada toko atau warung, jarang
menggantungkan pada alam. Namun dari pengeluaran tersebut mereka juga
mendapatkan nafkah dari suaminya setiap hari atau setiap minggu. Nafkah
yang diberikan kepada perempuan tidak selalu banyak, terkadang juga sedikit
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
130
tergantung rezeki suaminya yang diperoleh. Misalnya salah satu perempuan
korban nikah sirri yang bernama Musdelipa (36 tahun) dan Istifaroh (42
tahun) yang dinafkahi oleh suaminya setiap minggu sekitar 200-500 ribu itu
pun ketika suaminya ada uang. Maka untuk pengeluaran biaya pangan
perempuan korban nikah sirri tersebut sudah sangat mencukupi dalam
sebulannya.
Perempuan korban nikah sirri setiap harinya memakai gas LPG untuk
memasak namun ada juga yang lebih suka memakai kayu bakar dalam sehari-
hari karena, memakai kayu bakar lebih hemat dan tidak membahayakan dari
pada memakai gas LPG. Sedangkan untuk listrik, mayoritas perempuan
korban nikah sirri hanya menghabiskan biaya sekitar Rp. 20.000-100.000
setiap bulannya.
Perempuan korban nikah sirri sangatlah hemat dalam pengeluaran
biaya belanja energi, karena mayoritas perempuan tersebut menghabiskan gas
LPG biasanya setiap minggu 1 kali terkadang juga 2 minggu sekali. Tapi ada
juga yang hanya memakai kayu bakar untuk memasak di pawon. Kayu bakar
tersebut di dapat dari sawah atau pekarangan-pekarangan yang ada di
samping rumahnya. Sedangkan untuk harga gas LPG yang ada di Desa
Kalisat yaitu Rp. 17.000 per tabungnya.
Adapun belanja energi yang pengeluarannya paling banyak yaitu
biaya BBM sepeda motor, karena sehari-hari perempuan tersebut
menggunakan sepeda untuk mengantarkan anaknya ke sekolah yang jarak
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
131
sekolahnya jauh dari letak rumahnya. Sehingga biasanya menghabiskan 2
sampai 3 liter setiap minggunya. Untuk harga BBM yang dijual di toko-toko
terdekat seharga Rp. 8.000 per botolnya.
Biaya pendidikan untuk anak perempuan korban nikah sirri tidak
terlalu banyak pengeluarannya, namun untuk SPP anak yang masih sekolah
TK tiap bulannya harus membayar Rp. 10.000, dan juga untuk SPP TPQ anak
yang masih sekolah TK tersebut Rp. 9.000. Jadi total SPP untuk anak yang
sekolah TK mengeluarkan Rp. 19.000 tiap bulannya. Sedangkan untuk yang
sekolah SD tidak membayar SPP karena mendapatkan bantuan dari
pemerintah agar masyarakat dapat bebas biaya pendidikan khususnya biaya
SPP. Biaya pendidikan yang paling banyak dikeluarkan yaitu saat membeli
buku, alat tulis, tas serta membeli seragam, seperti keluarga perempuan yang
bernama Musdelipa (36 tahun) yang mengeluarkan biaya perlengkapan
sekolah anak sebanyak Rp. 350.000 dalam tiap tahunnya. Untuk jajan harian
anak mayoritas perempuan korban nikah sirri memberikan uang saku untuk
jajan setiap hari Rp. 10.000 per anak. Terkadang itu pun anak masih kurang.
Dalam belanja kesehatan perempuan korban nikah sirri ketika sakit
lebih sering periksa ke dokter atau bidan. Untuk biaya ke dokter atau bidan
biasanya hanya membayar Rp. 15.000 sampai Rp. 25.000. tapi jika untuk ke
dokter spesialis anak bisanya biaya yang dikeluarkan sekitar Rp. 200.000
sampai Rp. 250.000 termasuk mendapatkan obat juga. Mayoritas perempuan
korban nikah sirri memiliki kartu asuransi kesehatan seperti BPJS, sehingga
biaya rumah sakit tidaklah mahal.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
132
Perempuan nikah sirri juga mempunyai penyakit yang lumayan parah
dan sudah lama di derita, seperti yang dialami oleh Istifaroh (42 tahun) yang
mempunyai penyakit asam urat dan kolesterol. Sehingga dia terkadang
merasa kesakitan ketika penyakit yang dideritanya kambuh. Sedangkan,
perempuan lain yang memiliki penyakit ringan seperti pusing, pegel linu,
sakit perut, dan sebagainya biasanya membeli obat di toko atau warung
terdekat, biaya yang dikeluarkan pun tidak banyak. Rata-rata untuk sakit
ringan seperti itu, perempuan tersebut mengeluarkan biaya Rp.5000 sampai
Rp. 20.000 per bulannya.
Adapun perlengkapan kebersihan seperti sabun mandi, odol, sampo,
deterjen, dan sebagainya, perempuan korban nikah sirri menghabiskan biaya
seperti masyarakat pada umumnya. Biasanya menghabiskan 1 sampai 3
batang sabun mandi dalam seminggu, maka dalam sebulannya bisa
menghabiskan 4 sampai 12 batang sabun mandi. Untuk harga perbatang dari
sabun mandi tersebut berbeda-beda, dengan harga Rp. 2.000 sampai Rp.
3.500 tergantung dari jenis label sabunnya. Sedangkan untuk odol,
perempuan korban nikah sirri biasanya membeli seharga Rp. 3.000 sampai
Rp. 5.000 setiap bulannya. Untuk deterjen biasanya perempuan tersebut
membeli 1 sachet setiap harinya, jadi totalnya Rp. 30.000 setiap bulannya.
Sedangkan untuk shampoo, biasanya mengahabiskan 1 botol setiap bulannya
dengan harga Rp. 8.000 sampai Rp. 9.000 perbotolnya.
Di Desa Kalisat terdapat kegiatan sosial seperti arisan yang diadakan
setiap semingu sekali. Perempuan korban nikah sirri mayoritas mengikuti
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
133
arisan PKK yang diadakan setiap hari minggu. Untuk biaya arisan yang
dikeluarkan yaitu sekitar Rp. 10.000 sampai Rp. 40.000 per minggunya.
Sedangkan untuk biaya pulsa handphone biasanya menghabiskan Rp. 7.000
sampai Rp. 12.000 setiap minggu. Untuk biaya hiburan atau rekreasi
perempuan korban nikah sirri sering melakukan rekreasi yang ada di desa
seperti ziaroh ke wali, rekreasi sekolah TK dan lain-lain. Biasanya biaya yang
dikeluarkan untuk rekreasi yaitu sekitar Rp. 30.000 sampai Rp. 50.000 setiap
rekreasi.
4. Fokus Masalah
Di Desa Kalisat terdapat beberapa perempuan yang sudah menjadi
korban dari nikah sirri. Hal ini karena dahulu memang banyak orang yang
ingin menikah sirri di Desa Kalisat. Perempuan di Desa Kalisat hanya
sebagai perempuan (istri) simpanan atau dijadikan istri kedua. Perempuan
tersebut biasanya meminta untuk dikasih rumah, mesin jahit dan lain-lain.
Namun peristiwa ini dahulu layaknya seperti nikah kontrak. Sekarang nikah
kontrak sudah tidak ada di Desa Kalisat hanya saja masih terkenal dengan
nikah sirri yang masih dilakukan.
Perempuan korban nikah sirri di Desa Kalisat rata-rata sudah
mempunyai anak dari hasil nikah sirri. Tetapi ada juga yang tidak
mempunyai anak, karena perempuan tersebut tidak mau untuk mempunyai
anak dari nikah sirri. Menurut salah satu perempuan korban nikah sirri
bernama Istifaroh (42 tahun) mengatakan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
134
“ engkok tak terro endhik anak mbak, jek reng jiah lakenah oreng kog
nesser anak‟en engkok laguk” 92
“saya tidak mau punya anak mbak, dia kan suaminya orang kasihan anak
saya nanti.”
Istifaroh (42 tahun) ini sudah menikah sirri dua kali, tetapi sebelum
menikah sirri dia menikah sah dengan suaminya dan mempunyai 1 anak dari
nikah sah tersebut. Dia bercerai dari suaminya karena tidak berjodoh dan
memang sudah takdirnya. Akhirnya dia berkeinginan sendiri untuk mau
dinikah sirri setelah frustasi dicerai oleh suaminya. Sehingga dia tidak mau
mempunyai anak dan sekarang dia mengikuti KB.
Perempuan korban nikah sirri ini mayoritas dijodohkan oleh pihak
orang tuanya, sehingga mereka mau untuk menikah sirri meskipun dijadikan
istri kedua oleh suaminya. Dari hasil diskusi bersama perempuan korban
nikah sirri pada tanggal 24 Mei 2015 bertempat dirumah perempuan korban
nikah sirri, bahwa suami yang menikahinya rata-rata sudah mempunyai istri,
anak dan cucu yang sah dari perkawinan pertama. Namun semua suami
tersebut termasuk golongan orang yang mampu serta keturunan dari kyai.
Hal ini membuat pihak orang tua mau-mau saja anaknya dinikah sirri
meskipun dijadikan istri kedua yang terpenting ekonomi keluarga bisa
meningkat dan tercukupi.
92
Wawancara dengan Perempuan Korban Nikah Sirri bernama Ibu Istifaroh pada tanggal 27 Mei
2015 Pukul 14.00 WIB dan bertempat di rumah perempuan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
135
Gambar 6.7
Diskusi bersama Perempuan Korban Nikah Sirri
Pendamping melakukan diskusi bersama perempuan tersebut,
ternyata mereka mayoritas menikahnya sudah sangat lama, ada yang sudah
25 tahun, 10 tahun dan 9 tahun. Hal itu karena, menikah sirrinya dilakukan
ketika masih sekolah SD dan masih berumur sangat muda. Seperti halnya
Musdelipa (36 tahun) yang menikah sirri ketika umur 13 tahun, dan masih
berada di bangku kelas 3 SD. Tapi dia sudah dijodohkan oleh orang tuanya
dengan seorang yang masih keturunan kyai, tapi suaminya tersebut sudah
mempunyai istri dan anak. Dia juga mempunyai 3 anak dari hasil nikah sirri
tersebut.
Maka dari itu pendidikan perempuan korban nikah sirri sangatlah
rendah, tapi hal itu dalam pendidikan formal. Sedangkan untuk pendidikan
agama, mereka sudah banyak yang faham tentang agama seperti hukum
nikah sirri yang sah di dalam agama dan hukum-hukum yang lainnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
136
Karena mayoritas perempuan tersebut lulusan madrasah yang hanya belajar
tentang ilmu agama saja.
Mayoritas perempuan korban nikah sirri meminta mahar yang cukup
besar sekitar Rp. 200.000-600.000 kepada suami yang menikahi sirri.
Terkadang juga ada yang meminta mahar sedikit, tapi setelah itu minta
dibelikan perhiasan berupa kalung emas kepada suaminya. Jadi tidak semua
mahar yang diminta oleh perempuan tersebut berupa uang, ada juga yang
meminta perhiasan.
Adapun yang menjadi calo, kyai serta saksi dalam proses nikah sirri
yang dilakukan oleh perempuan-perempuan tersebut masih tetangga dekat
atau saudara dekat yang memang biasanya membantu dalam proses nikah
sirri. Sehingga mayoritas yang menjadi calo dari perempuan korban nikah
sirri adalah pamannya sendiri dan yang menjadi saksi adalah tetangga
sendiri serta perangkat desa yang juga diundang untuk menghadiri acara
proses nikah sirri tersebut. Karena proses nikah sirri yang ada di Desa
Kalisat itu sistemnya seperti selametan dan biasanya mengundang tetangga
serta perangkat-perangkat desa untuk hadir di acara nikah sirri tersebut, tapi
acara yang dilakukan sangat sederhana dan hanya diketahui oleh pihak
keluarga, tetangga dekat serta perangkat desa. Namun biasanya pihak
perangkat desa diberi uang supaya dapat hadir dan bisa menjadi saksi dari
proses nikah sirri tersebut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
137
Perempuan korban nikah sirri rata-rata anaknya sudah menginjak
pendidikan TK dan SD. Anak yang sekolah TK berjumlah 2 anak,
sedangkan untuk SD berjumlah 2 anak, dan ada juga yang tidak mempunyai
anak. Sedangkan untuk akta anak, mayoritas hanya akta dari seorang ibu,
karena status ayah sebagai wali dari anak tersebut tidak tercatat secara
negara. Sehingga akta yang dibuat hanya dari ibu saja.
Gambar 6.8
Akta Anak Perempuan Korban Nikah Sirri
Nikah sirri yang dilakukan oleh perempuan Desa Kalisat terkadang
juga ada pengaruhnya dalam kehidupan perempuan tersebut. Seperti yang
dikatakan oleh Qudsiyah (25 tahun), Musdelipa (36 tahun) dan Masluha (41
tahun). Mereka mengatakan.
“pengaruh nikah sirri dalam kehidupan saya, terkadang tidak
nyaman dan mempunyai pikiran seperti ini “orang itu enak ya, kenapa saya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
138
kog gini ya, kog nikah sirri, tapi ini semua sudah takdir dari allah pokoknya
menurut allah benar kog”93
Berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Istifaroh (42 tahun), bahwa
nikah sirri yang dilakukan ada enak dan tidak enaknya. Dia mengatakan,
” bedeh nyamanna bedeh tak nyamanna, mon nyamanna tak
ngeladeni lakeh benareh, mon tak nyamanna lakeh tak adhek bungkoh
benareh.”94
“ada enaknya ada tidak enaknya, kalau enaknya tidak mengurusi
suami setiap hari, kalau tidak enaknya suami tidak ada (tinggal) di rumah
setiap hari.”
Maka dari itu tidak selamanya perempuan tersebut merasakan
kenyamanan dalam kehidupannya, namun mereka hanya berfikir mungkin
ini sudah takdir dari Allah. Jadi mereka merasa biasa-biasa saja bahkan
dibuat nyaman saja meskipun terkadang merasakan pahit manisnya
kehidupan. Berikut ini merupakan tabel motivasi/penyebab perempuan
melakukan nikah sirri.
Tabel 6.2
Motivasi/penyebab perempuan menikah sirri
No Motivasi/penyebab perempuan
menikah sirri
1. Takdir
2. Dijodohkan oleh orang tua
3. Ekonomi keluarga
93
Wawancara dengan Perempuan Korban Nikah Sirri bernama ibu Musdelipa, ibu Qudsiyah dan
ibu Masluha pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 12.00-13.00 WIB dan bertempat di rumah masing-
masing perempuan . 94
Wawancara dengan Perempuan Korban Nikah Sirri bernama Ibu Istifaroh pada tanggal 27 Mei
2015 Pukul 14.00 WIB dan bertempat di rumah perempuan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
139
4. Budaya “Perawan tua”
5. Lebih mementingkan pendidikan
agama
Penjelasan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perempuan yang
menikah sirri rata-rata karena sudah takdirnya menikah sirri. Perempuan
korban nikah sirri mempunyai pemikiran bahwa nikah sirri merupakan
takdir dari Allah. Sehingga perempuan tersebut hanya menjalani kehidupan
yang sudah ditakdirkan. Selain takdir yang menjadi alasan perempuan
korban nikah sirri tersebut. Ada juga penyebab lain yaitu dijodohkan oleh
orang tua. Perempuan korban nikah sirri hanya menurut apa yang
diperintahkan oleh orang tuanya. Jika perempuan tersebut tidak menuruti
keinginan dari orang tua, maka akan dikatakan sebagai anak yang durhaka.
Ekonomi keluarga juga merupakan penyebab perempuan melakukan
nikah sirri. Karena perekonomian perempuan di Desa Kalisat rata-rata
memiliki perekonomian yang rendah. Hal ini yang menyebabkan perempuan
Desa Kalisat banyak yang melakukan nikah sirri. Selain itu, perempuan
korban nikah sirri melakukan praktek nikah sirri disebabakan karena takut
akan dibilang “perawan tua”. Apabila usia perempuan sudah mencapai 18
tahun maka perempuan Desa Kalisat segera dinikahkan. Jika tidak segera
dinikahkan akan dikatakan sebagai “perawan tua”. Masyarakat di Desa
Kalisat khususnya perempuan Desa Kalisat masih lebih mementingkan
pendidikan agama dari pada pendidikan umum. Pendidikan agama bagi
perempuan merupakan pendidikan yang sangat penting untuk bekal di
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
140
akhirat. Sehingga untuk pendidikan umum perempuan korban nikah sirri
masih sangat rendah. Rata-rata perempuan tersebut hanya berpendidikan
sekolah dasar (SD), bahkan tidak sampai lulus.
Dari permasalahan nikah sirri yang dialami oleh perempuan korban
nikah sirri, bahwa perempuan tersebut tidak memiliki kekuatan atau tidak
berdaya untuk menolak menikah sirri, karena banyaknya aktor yang
mendominasi perempuan tersebut supaya mau untuk dinikah sirri. Maka
permasalahan tersebut dapat dianalisis yaitu keterbelengguan perempuan
pada praktek nikah sirri yang ada di Desa Kalisat. Apabila belenggu tersebut
dapat membebaskan perempuan yang ada disana maka praktek nikah sirri
yang masih berjalan akan berhenti dan perempuan nikah sirri akan terbebas
dari belenggu praktek nikah sirri dan aktor yang mendominasi. Sehingga
perlunya pendidikan dan pemahaman terhadap perempuan nikah sirri.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
141
Bagan 6.4
Analisis Pohon Masalah Perempuan Korban Nikah Sirri
Tidak adanya ikatan hukum
negara untuk korban nikah
sirri (perempuan dan anak)
Perempuan nikah sirri
menjadi dirugikan
Belum maksimalnya peran
instansi/KUA dalam
menangani praktek nikah
sirri
Rendahnya pemahaman
perempuan pada dampak
negatif nikah sirri
Keterbelengguan Perempuan Pada Praktek Nikah Sirri Di Desa Kalisat Kec. Rembang Kab. Pasuruan
Belum ada yang
memfasilitasi untuk
pendidikan/pemahaman
tentang dampak nikah sirri
Belum ada
pendidikan/pemahaman
khusus kaum perempuan
yang menjelaskan dampak
tentang nikah sirri
Kuatnya daya tarik
(iming-iming) kepada
pihak perempuan untuk
melakukan proses nikah
sirri
Adanya iming-iming yang
dijanjikan oleh pihak luar
untuk kehidupan
keluarga/perempuan nikah
sirri
Belum mampunya
instansi/KUA untuk
mendeteksi praktek nikah
sirri
Rendahnya
perekonomian keluarga
perempuan nikah sirri
Belum maksimalnya
kebijakan yang
menguntungkan bagi
masyarakat dari
instansi/KUA tersebut
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
142
Dari masalah yang sudah dijelaskan bahwa praktek nikah sirri ini
merupakan suatu masalah yang harus segera diselesaikan. Apabila masalah
ini terus dibiarkan maka akan sangat berakibat fatal terutama akan
berdampak pada perempuan yang menikah sirri. Praktek nikah sirri ini
sudah lama terjadi di wilayah Kecamatan Rembang. Mayoritas
masyarakatnya hanya mengerti dan faham tentang agama saja. Terbukti dari
pendidikan masyarakat Desa Kalisat ini rata-rata banyak yang hanya lulusan
madrasah ibtidaiyah, sedangkan untuk pendidikan formal hanya ditempuh
sampai tingkat SD saja. Bagi orang tua mereka pendidikan agama sangatlah
penting untuk menempuh hidup di akhirat.
Adapun dari paparan data tentang pohon masalah yang dikaji maka
dapat diuraikan tentang inti masalah dari permasalahn nikah sirri yang
terjadi di Desa Kalisat Kecamatan Rembang ini yakni tentang
“Keterbelengguan Perempuan Pada Praktek Nikah Sirri” yang mana
masalah ini yang menjadi masalah pokok akibat adanya praktek nikah sirri
yang membuat perempuan di Desa Kalisat menjadi terbelenggu dengan
adanya praktek tersebut.
Masalah utama dari praktek nikah sirri tersebut terdapat beberapa
aspek yakni, aspek manusia, aspek lembaga atau kebijakan, dan aspek
kuasa. Dari aspek manusia ini penyebab adanya masalah keterbelengguan
perempuan nikah sirri ini karena masih rendahnya pemahaman perempuan
pada dampak negatif nikah sirri sehingga pola pikir perempuan disana
masih bersifat kolot dan percaya dengan mitos “ Perawan Tua”. Maka dari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
143
itu belum adanya pendidikan atau pemahaman khusus kaum perempuan
yang menjelaskan tentang nikah sirri, merupakan penyebab utama dari
rendahnya pendidikan atau pemahaman perempuan tentang dampak nikah
sirri. Sehingga belum ada yang memfasilitasi untuk pendidikan atau
pemahaman tentang nikah sirri terhadap perempuan.
Dalam aspek lembaga atau kebijakan terdapat masalah utama dari
lembaga dan kebijakan di Desa Kalisat tersebut yang mana masalah
utamanya adalah belum maksimalnya peran instansi/KUA dalam menangani
praktek nikah sirri, sehingga dari pihak instansi/KUA tersebut belum
mampu mendeteksi tentang praktek nikah sirri yang ada di wilayah
Kecamatan Rembang. Lembaga KUA Kecamatan Rembang sudah
melakukan berbagai upaya yang dilakukan, seperti sosialisasi tentang nikah
sirri yang sudah diberikan kepada mudin di seluruh Kecamatan Rembang,
namun hal itu tidak mendapatkan hasil bagi masyarakat. Sehingga belum
maksimalnya kebijakan yang menguntungkan bagi masyarakat dari
instansi/KUA tersebut.
Dari aspek kuasa terdapat masalah utama kuatnya daya tarik (iming-
iming) kepada pihak perempuan untuk melakukan proses nikah sirri.
Praktek nikah sirri ini banyak dilandasi oleh iming-iming yang dijanjikan
oleh pihak luar seperti pihak calo yang memberikan tawaran untuk
melakukan nikah sirri. Sehingga orang tua maupun perempuan akan tergoda
dengan iming-iming tersebut. Akibat dari adanya iming-iming yang
dijanjikan kepada pihak perempuan karena memang perekonomian keluarga
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
144
perempuan Desa Kalisat masih rendah. Sehingga dari pihak keluarga
maupun perempuan mau untuk melakukan nikah sirri.
Maka dari itu terdapat dampak negatif atau akibat dari masalah
utama tersebut yakni perempuan nikah sirri menjadi dirugikan, karena
mayoritas perempuan hanya dijadikan istri kedua oleh suaminya, perempuan
harus mengurus anak sendiri dan nafkah yang diberikan terkadang tidak
setiap hari. Tidak adanya ikatan hukum negara untuk korban nikah sirri
(perempuan dan anak), karena hukum yang ada di negara ini masih belum
kuat akan peraturan tentang pernikahan sirri. Sehingga apabila terjadi
permasalahan pada perempuan tersebut, tidak bisa mengadu pada
pengadilan karena tidak ada bukti nikah yang tertulis.
Hal itu mengakibatkan permasalahan utama yang harus diselesaikan
supaya masyarakat khususnya perempuan yang belum nikah sirri dan
perempuan korban nikah sirri menyadari akan masalah yang mempunyai
dampak terhadap kehidupannya.
C. Analisis Problematika
Dari penjelasan yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat dianalisis
bahwa perempuan korban nikah sirri tersebut jelas dikatakan tidak berdaya
sehingga perempuan tersebut terbelenggu adanya sistem nikah sirri yang
dilakukan. Keterbelengguan perempuan tersebut dikarenakan adanya aktor-aktor
atau oknum-oknum yang mendominasi mereka, sehingga mereka hanya diiming-
imingi uang supaya mau untuk dinikah sirri. Maka dari itu dapat dilihat indikator
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
145
ketidakberdayaan dari perempun korban nikah sirri dari tata kuasa, tata kelola,
serta tata guna yang membelenggu mereka.
Tata kuasa
Dalam praktek nikah sirri ini aktor yang paling berkuasa yakni
calo dimana calo merupakan orang yang menentukan proses nikah sirri
dan mengatur segala proses nikah tersebut. Sedangkan aktor yang dikuasai
yakni pihak perempuan nikah sirri karena calo yang mencarikan
perempuan dan juga menawari mau untuk dinikah sirri atau tidak.
Adapun aturan main calo dalam proses nikah sirri tersebut yakni
dari pihak pelaku konsumen atau pihak laki-laki bertemu dengan calo
terlebih dahulu dan menentukan kriteria perempuan yang mau untuk
dinikah sirri dan setelah itu calo mencarikan perempuan yang sesuai
dengan kriteria jika tidak menemukan maka strategi calo biasanya mencari
perempuan di daerah lain dengan menghubungi calo yang ada di daerah
tersebut.
Setelah menemukan kriteria perempuan yang diinginkan, maka
calo membawa pelaku nikah sirri tersebut ke KUA swasta yakni suatu
tempat yang menyediakan jasa untuk mengakadkan calon laki-laki dan
perempuan yang akan menikah sirri. Disana calo dan penghulu bekerja
sama untuk menikahkan kedua pelaku nikah sirri tersebut. Dan juga
meminta wali dari pihak perempuan untuk menjadi wali akad pernikahan
sirri.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
146
Adapun ciri-ciri dari penguasa yakni calo yang mana pelaku
konsumen bisa langsung bertemu dengan calo tanpa mengalami kesulitan
karena calo itu bukan hanya satu orang saja akan tetapi setiap orang yang
berada dipinggir jalan dan ada orang yang ingin menikah sirri maka
seketika itu orang tersebut bisa menjadi calo juga. Setelah itu calo bisa
menentukan harga dari pihak perempuan dan juga penghulu dalam proses
nikah sirri tersebut. Jadi calo bisa menentukan kebijakan harganya dengan
cara melihat kendaraan yang dibawa oleh pelaku konsumen nikah sirri
tersebut.
Tata kelola
Dalam praktek nikah sirri di Desa Kalisat yang mengelola alur
peristiwa nikah sirri tersebut yakni calo juga. Jadi calo lah yang berperan
penting di dalam proses nikah sirri. Sedangkan sistem yang dilakukan calo
dalam mengelola harga yang ditentukan yakni melihat dari kendaraan yang
dibawa, jika pelaku konsumen hanya membawa sepeda motor maka harga
yang ditentukan sekitar 250 ribu-1 juta. Sedangkan pelaku yang membawa
mobil, calo biasanya menentukan harga sekitar 2 juta-10 juta.
Adapun ciri-ciri dari pengelola yakni calo merupakan orang yang
mengatur jalannya proses nikah sirri dari yang mencari perempuan,
bekerja sama dengan penghulu atau KUA swasta dan menghubungi pihak
wali dari perempuan tersebut. Sedangkan pihak yang diuntungkan dari
proses nikah sirri ini adalah pihak calo dan pihak KUA swasta karena calo
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
147
merupakan pihak yang paling berkuasa dan menentukan serta mengatur
segala proses nikah sirri. Untuk KUA swasta diuntungkan juga karena
penghulu merupakan pihak yang penting untuk mengakadkan pernikahan
sirri tersebut. Dan yang menanggung resiko dari proses ini yakni pihak
perempuan, karena sudah kesepakatan dalam proses nikah sirri akan tetap
dinafkahi atau tidak itu sudah resiko dari kesepakatan awal calo dengan
pihak wali serta perempuan. Jadi calo merupakan pihak yang menguasai
dan mengelola seluruh proses nikah sirri tersebut.
Tata guna
Dalam praktek nikah sirri terdapat juga manfaat bagi pihak calo,
KUA swasta, perempuan dan wali. Akan tetapi yag lebih memiliki banyak
manfaat yakni calo. Manfaatnya bisa mencari keuntungan dan bisa
menambah ekonomi keluarga bagi pihak-pihak tersebut serta menghindari
agar terjadinya perbuatan zina. Adapun seberapa besar manfaatnya yakni
sangat besar sekali bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan proses
nikah sirri tersebut yang mana dari pihak perempuan dapat mengangkat
ekonomi keluarga perempuan tersebut dan sebaliknya dari pihak calo yang
sangat diuntungkan juga dapat menambah ekonomi keluarganya.
Adapun dari adanya praktek nikah sirri maka dapat dianalisis dan
diketahui faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi perempuan mau
untuk dinikah sirri. Ada 5 faktor yang melatarbelakangi perempuan di
Desa Kalisat diantaranya: 1. faktor ekonomi, 2. faktor pendidikan, 3.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
148
faktor sosial-budaya, 4. faktor pemahaman agama yang dangkal dan 5.
faktor birokrasi.
1. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor yang lebih dominan
perempuan melakukan nikah sirri dengan laki-laki yang sudah
mempunyai istri. Kebanyakan ekonomi masyarakat Desa Kalisat
mengalami ekonomi yang rendah. Perekonomian masyarakat yang
rendah menjadikan mereka melakukan nikah sirri meskipun nantinya
akan berdampak pada keluarga, dirinya maupun anaknya. Pemikiran
mereka hanya bisa meningkatkan ekonomi keluarganya dan
mencukupi kehidupan sehari-hari. Perempuan korban nikah sirri juga
mengaku bahwa untuk biaya menikah ke KUA terlalu mahal. Mereka
lebih memilih untuk melakukan nikah sirri yang biayanya murah dan
mudah untuk dilakukan.
2. Faktor pendidikan
Pendidikan agama untuk anak merupakan pendidikan yang
terpenting dari pada pendidikan formal. Maraknya pernikahan sirri di
Desa kalisat ini karena mayoritas mereka tidak mengetahui dampak
negatif dari nikah sirri. Perempuan tidak mengetahui betapa
pentingnya surat nikah, terutama bagi kelanjutan masa depan anak dan
keluarganya. Baik yang menyangkut segala urusan dalam hal apapun.
Akibat pendidikan perempuan yang rendah menjadikan perempuan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
149
mudah percaya terhadap rayuan lelaki hidung belang dan iming-iming
uang. Sehingga mereka mau untuk menikah sirri meskipun dijadikan
istri kedua.
3. Faktor sosial budaya
Budaya menikah muda juga mayoritas dilakukan oleh perempuan
nikah sirri ini, karena ketika perempuan yang sudah meginjak remaja
tapi belum menikah-menikah akan dikatakan sebagai perawan tua.
Sehingga mereka banyak yang masih muda sudah dinikahkan oleh
orang tuanya. Perempuan yang menikah sirri ini kebanyakan disuruh
oleh pihak orang tuanya, karena apabila menolak perintah dan
keinginan orang tua maka anak akan dianggap kualat atau durhaka,
sehingga perempuan tersebut mau untuk menikah sirri.
Pihak orang tua juga bangga jika anaknya dinikah oleh seorang
kyai atau masih keturunan kyai, karena kyai merupakan seorang yang
menjadi idola dalam masyarakat di Desa Kalisat. Jadi seorang yang
mempunyai anak perempuan akan bangga apabila ada seorang kyai
yang meminang putrinya dan akan diterima dengan tangan terbuka.
Meskipun pihak orang tua tahu bahwa kyai ini sudah mempunyai anak
dan istri, tetapi mereka akan lebih bangga bila putrinya melahirkan
anak dari kyai, karena akan mengangkat status sosialnya. Selain hal
itu keinginan berkeluarga juga menjadi keinginan dari perempuan itu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
150
sendiri untuk membina hubungan rumah tangga dengan calon suami
yang akan menikahi sirri.
4. Faktor pemahaman agama yang dangkal
Mayoritas masyarakat Desa Kalisat percaya bahwa nikah sirri
adalah sah menurut agama. Jika sebuah pernikahan telah memenuhi
lima rukun dan syarat pernikahan, maka tidak perlu dicatatkan ke
KUA lagi, sebab ketika pada zaman nabi pun tidak ada lembaga yang
bernama KUA. Sehingga pemerintah tidak berhak untuk melarang
nikah sirri karena memang di dalam agama sudah memperbolehkan
dan hukumnya sah.
Menghindari fitnah juga menjadi alasan perempuan melakukan
nikah sirri. Karena biasanya di desa-desa ada orang yang berhubungan
selain muhrim bisa menjadi bahan omongan masyarakat sekitarnya.
Maka dari itu untuk menghindari terjadinya omongan-omongan dan
fitnah dari masyarakat sekitar, lebih baik menikah sirri dan sah
menjadi suami istri. Seperti yang dikatakan oleh Samhudi selaku
kepala desa, beliau mengatakan “ketimbang jajan nang pinggir dalan,
mending tuku” (dari pada jajan dipinggir jalan lebih baik beli)95
.
Maksud dari ungkapan pak lurah tersebut bahwa dari pada berpacaran
dipingir jalan dan berbuat maksiat lebih baik nikah sirri dan resmi
menjadi suami istri tanpa menanggung dosa.
95
Wawancara dengan bapak Samhudi (kepala desa) pada tanggal 27 April 2015 bertempat di
rumah pak lurah.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
151
5. Faktor birokrasi
Nikah sirri ini juga banyak dilakukan oleh mereka yang belum
mempunyai surat cerai dari suami terdahulu. Karena sulit dan
mahalnya mengurus surat perceraian, banyak diantara mereka yang
tidak sanggup mengurus surat cerai, karena hanya dengan nikah sirri
sudah dianggap sah oleh mayoritas masyarakat, sehingga mereka
dengan mudahnya melakukan kawin cerai. Terkait dengan sulitnya
mengurus surat-surat tersebut, mereka cenderung memilih cara yang
lebih mudah yaitu menikah sirri ke seorang kyai. Seperti yng dialami
oleh perempuan yang bernama Istifaroh (42 tahun) yang sudah dicerai
oleh suami sahnya tapi belum mempunyai surat cerai karena biaya
yang cukup mahal dan sulitnya untuk mengurus administrasi tersebut.
Pernikahan sirri merupakan sebuah pernikahan yang pada dasarnya
memiliki dampak positif dan negatif. Namun demikian dampak negatifnya adalah
jauh lebih besar, terutama bagi pihak perempuan dan anak-anak hasil dari
pernikahan sirri tersebut. hal itu terjadi karena pernikahan sirri atau dapat juga
disebut pernikahan dibawah tangan, dari sudut pandang agama sah, namun jika
dipandang dari segi perlindungan hukum, tanggung jawab secara ekonomi serta
pendidikan, anak-anaknya masih perlu ditinjau ulang. Sehingga seorang
perempuan yang dinikahi secara sirri jika mempunyai problema di dalam
pernikahannya misalnya, diperlakukan semena-mena oleh pihak laki-laki atau
suami. Perempuan tersebut tentu tidak memiliki kekuatan hukum sebagaimana
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
152
pernikahan yang tercatat di KUA, karena pernikahan mereka tidak mempunyai
bukti-bukti tertulis.
Oleh karena itu disini akan dijelaskan tentang dampak positif dan negatif
bagi perempuan nikah sirri dan anak dari hasil nikah sirri. Adapun dampak
positifnya bagi perempuan yaitu bisa meningkatkan ekonomi keluarga sehingga
kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi dan tercukupi, juga enaknya tidak mengurusi
suami setiap hari. Sedangkan untuk dampak negatifnya bagi perempuan dan anak
dari segi hukum yaitu tidak adanya ikatan dan perlindungan hukum, sehinga
perempuan tersebut lemah dalam hukum. Seorang perempuan yang ditinggalkan
oleh suaminya tidak bisa mengadukan nasibnya ke pengadilan, karena tidak ada
bukti surat nikah yang diakui negara. Sedangkan dari segi pendidikan anak pun
dirugikan, karena tidak memiliki akta kelahiran. Akta kelahiran bisa diperoleh bila
menunjukkan surat nikah kedua orang tuanya. Namun sekarang akta anak hasil
nikah sirri sudah bisa dimiliki, tetapi hanya dari seorang ibu dan itupun berlaku
hanya ketika di bangku SD, SMP dan SMA. Dari segi ekonomi terkadang suami
juga berbuat seenaknya kadang sama sekali tidak memberi nafkah perempuan.
tetapi perempuan tersebut tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyerah pada nasib
dan pasrah ini semua sudah takdir dari Allah.
Nikah sirri juga sangat rentan terhadap tidak ada pertanggung jawaban
suami, misalnya dalam hal status hukum anak, kewajiban menafkahi, hak waris
atas ayahnya. Tentu saja hal tersebut akan sangat merugikan anak yang tidak tahu
apa-apa, mungkin inilah dampak negatif yang sangat dikhawatirkan tentang
adanya pernikahan sirri yang tidak tercatat secara hukum.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
153
Maka dari itu pemerintah desa menanggapi akan praktek nikah sirri yang
terjadi di Desa Kalisat ini. Adapun tanggapan dari pemerintah desa tentang hal ini
bahwa untuk masalah nikah sirri ini pemerintah desa tidak bisa serta merta
melarang kejadian nikah sirri ini, karena pemerintah desa melihat kejadian ini
dengan dua sisi yakni sisi agama dan sisi pemerintahan.
Dalam Sisi agama yang sudah menjelaskan bahwa nikah sirri itu sah
secara agama hanya saja tidak tercatat di bagian kantor urusan agama (KUA).
Sehingga masyarakat Kalisat meyakini bahwa itu hal yang tidak dilarang bahkan
sah menurut agama islam. Untuk sisi pemerintahan, bahwa pemerintah kurang
tegas dalam hukum kejadian nikah sirri seperti tidak ada hukum untuk larangan-
larangan melakukan nikah sirri,dan laian-lain.
Hal ini dapat diketahui memang di dalam UU perkawinan menyebutkan
tidak ada larangan apalagi sanksi untuk orang yang melakukan nikah sirri, hanya
saja sebagian UU menyebutkan segala perkawinan harus dicatatkan. Ini membuat
masyarakat wajar saja melakukan praktek nikah sirri, karena hukum di negara
Indonesia masih belum ada larangan dan sanksi terhadap pelaku nikah sirri.
D. Proses Menuju Perubahan
Proses perencanaan aksi merupakan proses awal menuju perubahan sosial
yang diinginkan oleh komunitas. Komunitas merupakan subyek dari proses
pendampingan yang dilakukan dari mulai mengidentifikasi masalah, perencanaan
sampai aksi. Dalam proses perencanaan ini perempuan korban nikah sirri
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
154
berpartisipasi aktif dalam sebuah perencanaan aksi yang akan dilakukan oleh
pendamping bersama perempuan korban nikah sirri.
Perempuan di Desa Kalisat ini masih banyak yang mematuhi perintah dari
orang tuanya, sehingga alasan mereka mau untuk menikah sirri hanya keinginan
dari orang tua untuk menjodohkan dengan laki-laki yang kaya raya. Namun orang
tua tidak pernah menghiraukan tentang kehidupan anak dan cucunya kelak.
Perempuan disana mayoritas juga masih tergantung pada calo dan kyai yang
mengatur proses nikah sirri tersebut.
Melihat hal itu pendamping disini hanya sebagai fasilitator yang
mempermudah perempuan korban nikah sirri yang ada disana untuk mengenali
dan menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa Kalisat dengan kekuatan dari
perempuan itu sendiri. Fasilitator ini juga bekerjasama dengan perempuan disana
dalam mengorganisir kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan bersama.
Kegiatan tersebut berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada agar
perempuan disana mengalami perubahan di dalam kehidupannya.
Kegiatan yang dilakukan oleh pendamping dengan perempuan disana
adalah penyadaran akan pola pikir (mindset) perempuan korban nikah sirri
tersebut. Kegiatan penyadaran ini dibangun supaya perempuan disana menyadari
bahwa hal yang selama ini dilakukan dapat merugikan dirinya sendiri maupun
anaknya. Penyadaran akan pola pikir perempuan disana tentang dampak dari
nikah sirri masih sangat rendah sehingga mereka mudah untuk dirayu dan hanya
diiming-imingi uang saja tanpa melihat kehidupannya kelak.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
155
Proses perencanaan aksi tersebut dibantu oleh local leader yang bernama
Khoirun Nisa‟(23 tahun) dan Ulfa (30 tahun) dalam mengorganisir 5 orang
perempuan korban nikah sirri. Proses mengorganisir tersebut dengan cara
mengunjungi dari rumah per rumah. Berawal dari rumah Musdelipa (36 tahun),
rumah Masluha (41 tahun), rumah Huriyah (35 tahun), kemudian rumah
Qudsiyah (25 tahun) dan terakhir berkumpul dirumah Istifaroh (42 tahun).
Dalam proses FGD bersama perempuan pada tanggal 30 Mei 2015
bertempat di rumah Istifaroh (42 tahun) membahas tentang kegiatan pembangunan
penyadaran tersebut. Perempuan-perempuan korban nikah sirri sangat berperan
aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Ketika proses itu berjalan,
perempuan mengutarakan bahwa kejadian yang sudah mereka alami itu memang
sudah takdir dari Allah, mereka hanya pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Ada
juga salah satu tanggapan dari perempuan korban nikah sirri yang menginginkan
supaya kelak anaknya jangan sampai menikah sirri seperti ibunya. Maka dari itu
pembangunan penyadaran yang dilakukan merupakan keinginan dari perempuan
itu sendiri supaya mereka bisa mendapatkan pendidikan tentang dampak nikah
sirri serta dapat merubah pola pikir mereka agar tidak mudah terpengaruh dengan
oknum-oknum atau laki-laki yang hanya memanfaatkan situasi tersebut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
156
Gambar 6.9
FGD Bersama Perempuan Korban Nikah Sirri
Dalam proses perencanaan aksi tersebut, local leader juga ikut dalam
mengusulkan sebuah ide untuk memancing agar suasana saat proses perencanaan
aksi menjadi hidup. Dalam proses ini komunitas perempuan korban nikah sirri
menginginkan agar nikah sirri disini tidak lagi merugikan masyarakat. Kerugian
yang didapat yaitu anak dari hasil nikah sirri tidak mendapatkan akta yang resmi
dari negara. Akta tersebut sangat penting untuk anak saat pengembangan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Akta yang didapat atas nama anak dari
ibu hanya bisa dipakai untuk jenjang pendidikan sampai tingkat SLTA.
Kerugian-kerugian ini yang membuat komunitas perempuan nikah sirri
ingin agar nikah sirri tidak lagi merugikan baginya. Proses diskusi ini disepakati
komunitas supaya bisa saling mengerti antar komunitas tentang masalah apa yang
didapat setelah nikah sirri. Proses diskusi ini sesuai dengan harapan komunitas
yang tercantum dalam pohon harapan sebagai berikut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
157
Bagan 6.5
Analisis Pohon Harapan Perempuan Korban Nikah Sirri
Tidak Adanya Praktik
Nikah Sirri Bagi
Perempuan
Adanya Ikatan Hukum
Negara Bagi Korban Nikah
Sirri (Anak & Perempuan)
Terbebasnya Perempuan Pada Praktik Nikah Sirri Di Desa Kalisat
Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan
Adanya Yang
Memfasilitasi Untuk
Pendidikan /
Pemahaman Tentang
Dampak Nikah Sirri
Adanya Pendidikan/
Pemahaman Khusus
Pada Perempuan Yang
Menjelaskan Dampak
Tentang Nikah Sirri
Meningkatnya
Pemahaman Perempuan
Pada Dampak Negatif
Nikah Sirri
Maksimalnya Kebijakan
Yang Menguntungkan
Bagi Masyarakat Dari
Instansi (KUA)
Mampunya Instansi
(KUA) Untuk
Mendeteksi Praktik
Nikah Sirri
Maksimalnya Peran
Instansi (KUA) Dalam
Menangani Praktik
Nikah Sirri
Meningkatnya
perekonomian keluarga
perempuan nikah sirri
Tidak adanya iming-
iming yang dijanjikan
oleh pihak luar untuk
kehidupan
keluarga/perempuan
nikah sirri
Lemahnya daya tarik
(iming-iming) kepada
pihak perempuan untuk
melakukan proses nikah
sirri
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
158
Pada pohon harapan tersebut terdapat harapan komunitas yang termasuk
dalam faktor manusia yaitu meningkatnya pemahaman/ pengetahuan perempuan
pada dampak negatif nikah sirri. Meningkatnya pemahaman perempuan dalam
dampak praktik nikah sirri merupakan perubahan yang diingikan agar kelak
dimasa yang akan datang tidak ada dampak negatif nikah sirri bagi perempuan.
Selain itu masyarakat juga memahami pentingnya menjaga kehormatan
perempuan dimata kaum laki- laki agar perempuan tidak selalu ditindas oleh kaum
laki-laki.
Meningkatnya pemahaman ini juga didasari dengan adanya pendidikan
khusus bagi perempuan untuk menjelaskan dampak praktik nikah sirri. Pendidikan
khusus ini merupakan pendidikan yang bertujuan dalam satu bidang. Pendidikan
ini bertujuan agar masyarakat lebih faham dan mengerti akan dampak nikah sirri
bagi mereka. Perlunya pendidikan khusus pada akhirnya yaitu perempuan nikah
sirri baik yang sudah melakukan nikah sirri atau belum melakukan nikah sirri bisa
belajar akan dampak nikah sirri bagi masyarakat khususnya masyarakat
perempuan.
Adanya yang memfasilitasi untuk pendidikan/pemahaman tentang dampak
nikah sirri merupakan salah satu harapan yang menjadikan perubahan. Sehingga
pembangunan dalam sektor pemberdayaan masyarakat khususnya masyarakat
perempuan bisa menjadi pembangunan berkelanjutan (sustainable). Pembangunan
berkelanjutan memerlukan fasiliator atau local leader yang bisa
mengontrol/monitoring dam proses pemberdayaan masyarakat.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
159
Proses perencanaan yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat
merupakan salah satu upaya agar aksi yang akan dilakukan atau yang sudah
direncanakan bisa bermanfaat bagi masyarakat. Partisipasi aktif masyarakat sangat
dibutuhkan dalam proses pemberdayaan dan pembangunan sebuah wilayah/desa.
Partisipasi ini bisa melibatkan komunitas yang didampingi, dan juga bisa
melibatkan semua komponen masyarakat serta instansi /lembaga-lembaga terkait.
E. Perubahan Pola Pikir Perempuan Korban Nikah Sirri
Dalam proses aksi yang sudah direncanakan oleh pendamping bersama
masyarakat telah disepakati sebuah kegiatan/ aksi. Kesepakatan itu dijalani setelah
perempuan korban nikah siri mempunyai pendapat agar pernikahan siri ini tidak
akan terulang lagi untuk kehidupannya nanti. Baik kehidupan untuk anaknya atau
untuk cucunya kelak. Sehingga tidak akan berdampak negatif pada anak dan
keturunannya.
Aksi yang disepakati bersama perempuan korban nikah sirri yaitu
penyadaran dengan bercerita pengalaman yang didapat setelah menikah sirri. Aksi
tersebut dilakukan dengan proses diskusi berbasis andragogi, experiential
learning, dan kesadaran kritis pada tanggal 30 Mei 2015 bertempat di rumah
Istifaroh (42 tahun). Kegiatan dimulai pada pukul 10.00 WIB setelah menjemput
anak-anaknya pulang dari sekolah. Pendidikan Andragogi, experiential learning,
dan kesadaran kritis merupakan awal proses menuju perubahan pada perempuan
korban nikah sirri.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
160
Kegiatan ini dihadiri oleh lima perempuan korban nikah sirri, dua local
leader, dan satu pendamping. Kegiatan ini bertujuan untuk menjadikan pola pikir
perempuan korban nikah sirri menjadi pola pikir yang kritis. Pendidikan
andragogi yang diaplikasikan dalam aksi pendampingan adalah membantu
perempuan korban nikah sirri belajar akan realitas yang ada saat ini. Proses
kegiatan ini dilakukan oleh perempuan nikah sirri bersama pendamping dan local
leader.
Proses aksi yang dilakukan berjalan dengan baik karena respon aktif dari
perempuan. Respon tersebut menjadikan situasi kegiatan aksi menjadi hidup.
Perempuan sangat berperan aktif dalam kegiatan pendidikan andragogi dan
experiential learning. Kegiatan tersebut berawal dari perempuan menceritakan
pengalaman dan pengetahuan yang dialaminya.
Perempuan korban nikah sirri mulai menceritakan awal nikah sirri yang
mereka lakukan. Perempuan tersebut pernah menceritakan saat nikah sirri yang
selama ini dilakukan disebabkan dari pihak keluarga. Pihak keluarga menerima
pernikahan sirri tersebut dengan mahar yang sudah disepakati oleh keluarga dan
pihak laki-laki. Perempuan korban nikah sirri hanya bisa menerima perjodohan
tersebut dengan melakukan nikah sirri yang sudah dijodohkan oleh pihak keluarga
dengan pria. Pihak pria menafkahi perempuan setiap satu minggu sekali. Setiap
satu minggu sekali pria tersebut datang kepada perempuan yang sudah dinikahi
sirri. Nafkah yang dikasih biasanya sekitar 200 ribu - 500 ribu setiap satu minggu
sekali.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
161
“dulu aku dijodohno karo bapak mbak....dadine aku garek melok tok..
bapakku sing ngurusi iku kabeh..mulai teko ndelok sing lanang sampai kyai sopo
sing ngakadno.. iku kabeh sing nentokno yo bapakku... bapakku iku mbak mek gak
pingin lek anake iku dadi perawan tuek...lek dadi perawan tuek engkok dirasani
tonggo mbak....”96
“dahulu saya dijodohkan sama bapak mbak.. jadi saya tinggal mengikuti
saja. Bapak saya yang mengurusi hal itu semua. Mulai dari melihat pihak laki-laki
sampai kyai siapa yang mengakadkan.. itu semua yang menentukan ya bapak
saya.. bapak saya itu mbak cuma tidak ingin kalau anaknya menjadi perawan tua..
kalau jadi perawan tua nanti digunjing tetangga mbak… “.
Melihat cerita dari seorang perempuan korban nikah sirri tersebut, hal ini
menjadikan perempuan yang lainnya juga mulai untuk bercerita akan pengalaman
yang dimilikinya. Rata-rata pengalaman yang diceritakan hampir sama dengan
perempuan yang lainnya yaitu dijodohkan, budaya perawan tua, dan ekonomi.
Pendamping mulai mengarahkan dalam melakukan analisis tentang situasi /
pengalaman yang sudah terjadi pada perempuan korban nikah sirri.
Pendamping mulai melakukan sebuah pertanyaan kepada salah satu
perempuan korban nikah sirri tentang bagaimana kalau kejadian yang terjadi pada
ibu terjadi pada anaknya. Pertanyaan tersebut menjadikan perempuan korban
nikah sirri berpikir jangan sampai anaknya menjadi seperti ibunya, karena
perempuan korban nikah sirri tidak ingin anaknya nanti melakukan praktek nikah
sirri.
“Yo ojok sampek mbak anak ku ngelakoni nikah sirri koyok aq…iki aq ae
takdir ngelakoni nikah sirri soale dijodohno ambek wong tuo..anakku tak
sekolahno sampek dukur disek cek pinter gak goblok kyok ibue…”97
Ya jangan sampai mbak anak saya melakukan nikah sirri seperti saya… ini
saja saya sudah takdir melakukan nikah sirri karena dijodohkan oleh orang tua..
saya menyekolahkan anak saya sampai tinggi biar pinter tidak bodoh seperti
ibunya…
96
Ibu Musdelipa pada tanggal 30 Mei 2015. 97
Ibu Qudsiyah pada tanggal 30 Mei 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
162
Pernyataan yang terucap dari salah satu perempuan korban nikah sirri
menjadikan sebuah pembelajaran kritis terhadap semua perempuan korban nikah
sirri. Pembelajaran kritis merupakan awal dari kesadaran yang timbul dari pola
pikir masyarakat yang kritis akan realitas kehidupan yang dialaminya.
Memunculkan kesadaran kritis ini berawal dari proses pembelajaran diskusi yang
didalamnya melakukan kegiatan pendidikan berbasis andragogi (pendidikan
orang dewasa) dan experiential learning ( menjadikan pengalaman untuk sebuah
pembelajaran). Proses aksi yang dilakukan merupakan awal menuju perubahan
desa yang lebih sejahtera dengan kesadaran kritis yang dimiliki masyarakat.
Perubahan sosial tersebut sangat membutuhkan partisipasi dan pola pikir kritis
dari semua elemen masyarakat yang ada di Desa Kalisat.
Proses ini merupakan proses yang membuat pendidikan kepada perempuan
akan praktik nikah sirri. Partisipasi perempuan dalam menyampaikan pengalaman
yang didapat merupakan salah satu langkah kalau para perempuan mulai sadar dan
mau akan perubahan yang selama ini sudah merugikan mereka. Proses tukar
pengalaman merupakan langkah pembelajaran kepada perempuan untuk menuju
perubahan yang lebih baik.
Partisipasi perempuan yang sudah melakukan nikah sirri merupakan bukti
akan keinginan perubahan yang didapat oleh perempuan. Selain peubahan dari
sektor keluarga, juga perubahan pola pikir dari perempuan tersebut. Pola pikir
kritis yang didapat oleh para perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan
perempuan tersebut. Kesejahteraan tersebut juga didukung dengan pembangunan
yang ada di Desa Kalisat.