BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

34
43 BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON MUSTIKA YOGYAKARTA RESORT & SPA 5.1. Strategi Public Relations Coordinator Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa 5.1.1. Press Release Siaran pers atau lebih sering disebut press release merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan praktisi humas dalam menyebarkan informasi. Press release adalah informasi dari individu atau organisasi yang disampaikan kepada media massa dengan maksud untuk diberitakan (Morissa, 2008: 216). Mengeluarkan press release merupakan tindakan pertama yang dilakukan oleh Khairul Anwar selaku Public Relations Coordinator (PRC) Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa, terkait judul berita yang muncul dari Metro TV. Dalam press release ini, berisi informasi untuk mengklarifikasi atas judul dari berita yang dimuat oleh Metro TV, karena pemberitaan tersebut bisa membuat masyarakat menganggap bahwa Hugo’s dan Embassy Café merupakan kepemilikan dari Hotel Sheraton dan nantinya bisa memunculkan asumsi bahwa Hotel Sheraton tidak menjamin keamanan dari tamunya, yang tentunya bisa berdampak

Transcript of BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

Page 1: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

43

BAB V

STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON MUSTIKA

YOGYAKARTA RESORT & SPA

5.1. Strategi Public Relations Coordinator Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta

Resort and Spa

5.1.1. Press Release

Siaran pers atau lebih sering disebut press release merupakan

salah satu metode yang paling sering digunakan praktisi humas dalam

menyebarkan informasi. Press release adalah informasi dari individu atau

organisasi yang disampaikan kepada media massa dengan maksud untuk

diberitakan (Morissa, 2008: 216).

Mengeluarkan press release merupakan tindakan pertama yang

dilakukan oleh Khairul Anwar selaku Public Relations Coordinator (PRC)

Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa, terkait judul berita

yang muncul dari Metro TV. Dalam press release ini, berisi informasi

untuk mengklarifikasi atas judul dari berita yang dimuat oleh Metro TV,

karena pemberitaan tersebut bisa membuat masyarakat menganggap

bahwa Hugo’s dan Embassy Café merupakan kepemilikan dari Hotel

Sheraton dan nantinya bisa memunculkan asumsi bahwa Hotel Sheraton

tidak menjamin keamanan dari tamunya, yang tentunya bisa berdampak

Page 2: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

44

pada citra buruk terhadap hotel. Sebab media pemberitaan menjadi

perhatian utama bagi praktisi PR untuk mengetahui persepsi publik

terhadap perusahaan, terutama saat perusahaan dalam situasi krisis (Nova,

2009: 205). Press release tersebut dikeluarkan dengan tujuan untuk

mengklarifikasi pemberitaan yang muncul dari Metro TV, dimana

materinya menyangkut hal-hal yang penting ingin disampaikan kepada

khalayak luas, mengenai usaha dan aktifitas perusahaan dan organisasi

(Danandjaja, 2011: 122), yaitu posisi Hugo’s dan Embassy Café selaku

penyewa salah satu gedung milik Hotel Sheraton. Tidak hanya sekedar

mengkonfirmasi kepada pihak Metro TV, tetapi juga dengan tujuan agar

masyarakat luas mengetahui inforimasi tersebut, agar tidak menjadi krisis

yang berkepanjangan bagi Hotel Sheraton.

Konsumen dari Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa

telah mengetahui posisi dari Hugo’s dan Embassy Café, namun tidak

demikian dengan masyarakat umum. Karena pemberitaan, pengumuman,

opini publik, media massa, pengungkapan pendapat, mempunyai

hubungan yang sangat erat antara satu dengan yang lainnya dan akan

saling mempengaruhi didalam perkembangannya (Rumanti, 2002: 62).

Maka yang dihindari oleh Khairul Anwar adalah opini publik mengenai

citra Hotel Sheraton sebagai tempat terjadinya pembunuhan, sebab sebagai

seorang Public Relations juga memiliki peran dan ikut menentukan

bagaimana pengaruh terhadap publiknya (Rumanti, 2002: 62), sehingga

Page 3: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

45

dengan mengeluarkan press release tersebut juga ikut memberikan

informasi terhadap masyarakat luas bahwa manajemen dari Hotel

Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa berbeda dengan manajemen

Hugo’s dan Embassy Café. Walaupun berbeda manajemen Hotel Sheraton

juga tetap memberikan dukungan terhadap Hugo’s dan Embassy Café

ketika dilakukan proses pemeriksaan dari pihak kepolisian, hingga

akhirnya tidak lagi bisa beroperasi dan berhenti menyewa gedung Mini

Malioboro milik Hotel Sheraton. Penyebaran press release ini juga

dibantu oleh Pubic Relations PT. Mustika Ratu dan disebarkan untuk

wilayah Jakarta dan sekitarnya, karena pemilik dari Hotel Sheraton juga

merupakan pemilik dari PT. Mustika Ratu, sehingga dalam menyebarkan

press release ini bisa terfokus dan tersebar sesuai yang diharapkan.

5.1.2. Surat Pernyataan Kepada Tamu Hotel

Hotel Sheraton merupakan salah satu merek hotel jejaring

internasional, yaitu Starwood Worldwide, Inc. dan telah berkembang

hampir diseluruh dunia, sehingga telah memiliki panduan khusus dalam

beroperasi, mulai dari struktur manajemen hingga ketentuan dan

peraturan-peraturan yang ada. Maka semua merek hotel jaringan Starwood

Worldwide, Inc. memiliki panduan yang sama.

Ketika ada kejadian pembunuhan di Hugo’s dan Embassy Café

dan adanya pemberitaan dari Metro TV, maka yang dilakukan oleh

Page 4: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

46

Khairul Anwar yaitu mengikuti panduan yang diberikan oleh Starwood

Worldwide, Inc. dalam menghadapi krisis, dan instruksi yang dilakukan

adalah memberikan surat pernyatan kepada tamu hotel yang saat itu

menginap di Hotel Sheraton, yang berisi informasi mengenai perbedaan

manajemen dari Hotel Sheraton dan Hugo’s Café, juga Hotel Sheraton

menjamin keamanan dari para tamu yang menginap saat itu.

Letak bangunan hotel yang cukup jauh dari jalan raya, serta adanya

pemeriksaan dari pihak keamanan ketika akan memasuki kawasan hotel,

menjadikan salah satu jaminan yang diberikan dari hotel untuk para tamu.

Selain itu Hotel Sheraton juga memiliki kamera pengintai yang tidak dapat

dilihat oleh para tamu, untuk mengawasi keadaan kawasan hotel.

Sehingga ketika ada tindakan kriminal bisa segera ditangani oleh pihak

keamanan hotel.

Dengan keamanan yang dimiliki oleh Hotel Sheraton, maka dalam

surat pernyataan tersebut pihak hotel juga menawarkan kepada para tamu

yang mungkin memiliki ketakutan, untuk menjalani self experience dari

keamanan yang dimiliki oleh Hotel Sheraton, mulai dari memasuki

kawasan hotel hingga sampai pada lobi hotel. Dengan harapan para tamu

hotel akan merasa lebih aman dan nyaman selama berada dalam kawasan

hotel. Hal ini berarti PRC Hotel Sheraton telah menjalankan fungsi

kehumasan dengan baik, karena humas yang baik adalah humas yang

mampu mengubah sikap-sikap yang negatif ke positif dengan cara

Page 5: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

47

menguraikan apa yang menjadi kenyataan sebenarnya, tanpa maksud

memutarbalikkan atau memanipulasi kenyataan (Jefkins, 1992: 55).

5.1.3. Program Earth Hour 2013

Earth Hour (bahasa Indonesia: Jam Bumi) adalah sebuah kegiatan

global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada

Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini berupa

pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran

selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan

serius menghadapi perubahan iklim. Kegiatan yang dicetuskan WWF dan

Leo Burnett ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007

(www.news.detik.com/2012)1.

Perubahan iklim yang terjadi akibat dari pemanasan global yang

terjadi diseluruh dunia, akibat lainnya yaitu peningkatan permukaan air

laut, suhu global cenderung meningkat, gangguan ekologis, juga gangguan

ekosistem.

Adanya program Earth Hour, Starwood Worldwide, Inc. serentak

di seluruh dunia dengan Sembilan merek hotel yang berada dalam jaringan

ini, untuk mengikuti program Earth Hour setiap tahunnya, dan mulai

melakukan kegiatan tersebut sejak tahun 2008 hingga sekarng. Kegiatan

1 Rizky http://news.detik.com/read/2012/04/01/183927/1882315/471/sayangi-bumi-dengan-earth-hour.

diunduh pada tanggal 30 Mei 2013, pukul 21.00 WIB.

Page 6: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

48

Earth Hour dilakukan sebagai bentuk kepedulian Hotel Sheraton dan

hotel-hotel jaringan Starwood Worldwide, Inc. lainnya terhadap kondisi

bumi.

Pada kegiatan Earth Hour 2013, sedikit berbeda dari kegiatan di

tahun-tahun sebelumnya sebab ketika acara ini akan diselenggarakan,

beberapa hari sebelumnya yaitu pada 19 Maret 2013 telah terjadi

pembunuhan di Hugo’s dan Embassy Café yang terletak di dalam kawasan

Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa. Juga pada hari akan

diselenggarakan acara Earth Hour, yaitu pada 23 Maret 2013, muncul

pemberitaan dari Metro TV yang berjudul “Empat Tewas Izin Café Milik

Moryati Sudibyo Dicabut”, sehingga mengakibatkan keadaan Hotel

Sheraton agak terganggu.

Penyelenggaran rangkaian acara Earth Hour pada 23 Maret 2013,

Hotel Sheraton juga mengadakan kegiatan tanam pohon bakau pada 21

Maret 2013 dan dilaksanakan di kawasan mangrove Pasir Mendit Desa

Jangkaran Kec. Temon Kab. Kulonprogo, Yogyakarta. Dalam aksi ini

Hotel Sheraton dan Earth Hour Yogyakarta menanam 1000 bibit yang

terdiri dari Rhizophora sp, Avicennia sp dan Bruguiera gymnorrhiza. Pada

saat itu Khairul Anwar mendapat telepon dari salah seorang awak media,

yang menanyakan tujuan dari diadakan aksi tanam pohon bakau ini,

karena terkait kasus pembunuhan yang terjadi pada 19 Maret 2013 di

Hugo’s dan Embassy Café, dan beliau mengklarifikasi dari pertanyaan

Page 7: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

49

yang diajukan oleh awak media tersebut. Karena kegiatan ini telah

direncanakan dari jauh-jauh hari sebelumnya, bahkan tidak menyangka

akan terjadi kasus pembunuhan di Hugo’s dan Embassy Café.

Gambar 5.1.3.A

Penanaman Pohon yang dilakukan oleh General

Manager Muhamad Munir dan Executive Chef Eko

Pada 23 Maret 2013, ketika akan diselenggarakan perayaan Earth

Hour, pada siang hari pukul 13:19 WIB muncul pemberitaan dari Metro

TV dan dalam situs jejaring sosial twitter yang dimiliki oleh Metro TV,

berita tersebut mendapat enam retwit dari pengikutnya, sehingga pada saat

itu juga Khairul Anwar langsung menyelesaikan masalah tersebut,

sebelum semakin tersebar dan salah persepsi dari masyarakat. Akibat dari

pemberitaan tersebut, sempat membuat Hotel Sheraton dalam kondisi

krisis yaitu mendapat telepon dari media yang menanyakan kebenaran dari

Page 8: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

50

berita tersebut, namun krisis tersebut dengan segera bisa terlewati dan

bahkan krisis tersebut tidak memberikan dampak yang serius. Juga pada

pelaksanaan acara Earth Hour malam harinya, berlangsung dengan lancar

tanpa ada hambatan, hasil dari acara Earth Hour tersebut juga menjadi

tolak ukur Khairul Anwar selaku PRC Hotel Sheraton, menyatakan bahwa

Hotel Sheraton mampu melewati krisis tersebut dan juga media yang

sempat mengikuti pemberitaan dari Metro TV mengucapkan selamat

kepada Khairul Anwar karena bisa menyelenggarakan kegiatan Earth

Hour tersebut dengan baik.

Gambar 5.1.3.B

Pembakaran Angka 60, Sebagai Bukti

Dimulainya Pemadaman Listrik Selama 60

Menit di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta

Resort & Spa

Page 9: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

51

5.1.4. Fashion Show – The Beauty of Javanese Woman

Dalam rangka memperingati hari Kartini yang jatuh pada 21

April, Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa

menyelenggarakan peragaan busana yang bertema “The Beauty of

Javanese Woman”, pada 20 April 2013. Tujuan diadakan peragaan

busana ini sebagai bentuk apreasi Hotel Sheraton terhadap wanita masa

kini. Acara peragaan busana ini Hotel Sheraton juga mengajak dua

orang Polisi Wanita dari Polisi Militer Yogyakarta untuk ikut

berpartisipasi dalam acara peragaan busana tersebut sebagai salah satu

model.

Acara peragaan busana ini diselenggarakan di lobi timur Hotel

Sheraton, dengan kapasitas tamu yang disediakan mencapai 100 orang

dan juga dihadiri oleh awak media lokal Yogyakarta. Acara ini

berlangsung mulai pukul 19.30-21.00 WIB, di ikuti oleh 7 perancang

busana Yogyakarta, yaitu Philip Iswandoro, Manik Puspito, Anteng

Hadiyati, Yulvita Paramitha, Dewi Syifa, Lia Mustafa dan Tyas Santhi

Fatmasari. Acara ini berlangsung dengan lancar dan meriah, terlihat dari

kursi tamu yang hampir sebagian besar telah terisi dan juga awak media

yang datang untuk meliput acara peragaan busana ini. Masing-masing

dari perancang busana membawakan tema yang berbeda-beda, Philip

Iswandoro dengan konsep Kadjen, Manik Puspito dengan konsep

Beautiful Lady, Anteng Hadiyati dengan konsep Back to Nature,

Page 10: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

52

Yulvita Paramitha dengan konsep Classic Lure, Dewi Syifa dengan

konsep My Green – Genthong Batik, Lia Mustafa dengan konsep

Keagungan Cinta dan Tyas Santhi Fatmasari dengan konsep Kembang

Pereng.

Gambar 5.1.4.A

Acara Peragaan Busana

“The Beauty of Javanese Woman”

Kesuksesan acara peragaan busana ini membuktikan bahwa

Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta bisa melalui masa krisis, walaupun

krisis tersebut hanya berlangsung sementara dan bahkan tidak

memberikan dampak negatif bagi keberlangsungan operasional hotel.

Hal tersebut tidak lepas dari peranan PRC Hotel Sheraton, yang sangat

sigap ketika menghadapi masalah dan menangani krisis. Karena tujuan

pokoknya adalah membangun opini, persepsi, dan citra positif bagi

Page 11: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

53

perusahaan (Nova, 2009: 44). Dan citra bukanlah sesuatu yang terkecil

terpisah dari bisnis. Citra adalah bisnis itu sendiri (Afdhal, 2004: 43).

Sehingga sangat perlu bagi seorang public relations untuk bersikap siap

siaga karena krisis bisa datang kapan saja dan bisa merusak citra baik

sebuah perusahaan, yang tentunya akan berimbas pada keberlangsungan

bisnis dari perusahaan tersebut.

5.1.5. Soft Selling

Kegiatan soft selling yang dilakukan oleh Khairul Anwar yaitu

melalui kerja sama dengan komunitas Fotografer yang ada dikota

Yogyakarta, dimana dalam kurun waktu enam bulan (Januari – Juni

2013) telah dilakukan tiga kali “Photo Hunting” dikawasan kolam renang

Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa, mulai dari awal april,

akhir april hingga akhir mei.

Acara Photo Hunting ini merupakan permintaan dari komunitas

fotografer yang ada di Yogyakarta, untuk melakukan kegiatan foto

dikawasan Hotel Sheraton.

Diadakan acara Photo Hunting ini bertepatan dengan terjadinya

kasus pembunuhan di Hugo’s dan Embassy Café, melalui kegiatan ini

juga para fotografer dengan sendirinya merasakan pengalaman dari

keamanan yang dimiliki oleh Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort

& Spa, mulai dari pemeriksaan di pintu masuk dan hingga menuju lobi

Page 12: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

54

hotel yang berada cukup jauh dari jalan raya, sehingga tidak mudah

untuk mencapai bangunan hotel jika tidak menggunakan kendaraan

beroda.

Selain itu, melalui kegiatan ini juga Hotel Sheraton juga bisa

melakukan penjualan kepada masyarakat secara tidak langsung. Yaitu

melalui gambar yang di foto oleh para fotografer, yang dengan

sendirinya menjual pemandangan yang dimiliki oleh Hotel Sheraton.

Dengan lima kolam renang yang dimiliki dan didesain secara unik oleh

arsitektur Bill Bensley yang telah dikenal mendunia sebagai arsitektur,

dan telah mendesain kolam renang hotel-hotel besar lainnya. Hal ini juga

menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Hotel Sheraton.

Sehingga melalui gambar-gambar yang ada, pemandangan serta

keunggulan tersebut menjadi salah satu kelebihan dari gambar yang

dihasilkan oleh para fotografer dan tentunya menunjukkan keunggulan

dari seorang fotografer dalam membingkai pemandangan kedalam

sebuah foto. Prinsip dasar publisitas ini mengambil dasar pemikiran dari

pepatah kuno (the old maxim) yang mengatakan “a good photo is worth a

thousand words” (Danandjaja, 2011: 122). Karena dengan hasil gambar

yang baik dan menarik akan membuat orang bertanya mengenai foto

tersebut dan juga dengan pengalaman yang dialami oleh para fotografer

juga tentunya akan memberikan informasi dari mulut ke mulut mengenai

tingkat keamanan yang dimiliki oleh Hotel Sheraton, hal tersebut telah

Page 13: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

55

diungkapkan langsung oleh salah seorang fotografer terhadap Khairul

Anwar ketika berkunjung ke Hotel Sheraton untuk mengikuti acara

“Photo Hunting”.

5.2. Analisa Strategi Public Relations Coordinator Hotel Sheraton Mustika

Yogyakarta Resort and Spa

5.2.1. Press Release

Adanya pemberitaan yang muncul dari Metro TV, membuat PRC

dan juga GM menganggap bahwa release yang berisi penjelasan dari

status Hugo’s kafe dan Hotel Sheraton merupakan strategi yang tepat

untuk dilakukan, karena konten dari berita tersebut sudah benar adanya

akan tetapi judul dari berita tersebut yang tidak sesuai dan bisa

mengakibatkan citra buruk bagi pemilik dan perusahaan. Selain itu

dengan release ini juga, PRC ingin memberitahukan kepada masyarakat

luas tentang keberadaan status Hugo’s kafe di Hotel Sheraton, agar tidak

terjadi salah persepsi oleh masyarakat, karena lokasi kafe yang berada

dalam kawasan hotel membuat masyarakat umum sering salah kaprah.

Menurut peneliti strategi ini dilakukan tepat pada waktunya,

dimana krisis yang dialami oleh Hotel Sheraton masuk pada Tahap

Prodomal yang diungkapkan oleh Rhenald Kasali (2003) dalam anatomi

krisis yaitu tahap dimana krisis baru muncul dan belum mempunyai

Page 14: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

56

dampak yang luas terhadap citra perusahaan (Wasesa, 2005: 19).

Khairul Anwar merasa bahwa perlu mengeluarkan press release untuk

mengklarifikasi pemberitaan tersebut, dengan kelebihan dari siaran pers

yang ada, yaitu lebih sederhana, informasi terfokus dan selektif, sebaran

luas, dan efektivitas waktu (Chatra & Nasrullah, 2008: 165), mampu

menjadi solusi bagi krisis yang dialami oleh Hotel Sheraton. Walaupun

demikian siaran pers juga memiliki kelemahan, yaitu kurang

menimbulkan minat pers menempatkan siaran pers pada lokasi berita-

berita penting dan juga dianggap tidak memenuhi standar pemeberitaan

surat kabar (Chatra & Nasrullah, 2008: 167). Tidak demikian dalam

krisis ini, press release yang dikeluarkan oleh Khairul Anwar justru bisa

membawa Hotel Sheraton melewati masa krisis akibat dari pemberitaan

di Metro TV dalam media sosial Twitter. Jika krisis ini dibiarkan sama

saja dengan menunjukkan sosok PR yang buruk. Karena manajemen

Public Relations yang tidak baik, memiliki potensi untuk membiarkan

komentar negatif dari media terus berkembang yang dapat

mempengaruhi reputasi, atau tidak dapat menangkap peluang untuk

menggunakan media sebagai alat untuk mempromosikan diri

(Hannington dalam Purworini, 2011: 77).

Dalam press release yang dikeluarkan berisi konfirmasi dan

informasi, untuk menjelaskan mengenai keberadaan dari Hugo’s and

Embassy Café di kawasan Hotel Sheraton, sehingga media lokal,

Page 15: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

57

nasional dan masyarakat luas bisa mengetahui lokasi dari Hotel

Sheraton. Walaupun adanya pemberitaan dari Metro TV yang sempat

membuat Hotel Sheraton berada dalam posisi krisis, akan tetapi dari

kejadian pembunuhan di Hugo’s and Embassy Café pada 19 Maret

2013, Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa justru

mendapat pemberitaan dari berbagai media, baik lokal maupun nasional.

Karena dalam pemberitaan yang ada, akan menyebutkan lokasi dari

Hugo’s café yang berada dalam kawasan Hotel Sheraton. Hal tersebut

justru menjadi keuntungan, dengan demikian masyarakat luas akan

mengetahui keberadaan Hotel Sheraton di kota Yogyakarta tanpa harus

banyak melakukan promosi ke seluruh Indonesia. Walaupun

mendapatkan keuntungan dari pemberitaan tersebut, tetapi citra hotel

yang merupakan lokasi pembunuhan dari dua kali kasus pembunuhan di

Hugo’s Café akan tetap mengikuti Hotel Sheraton. Karena Hotel

Sheraton adalah penyewa gedung Mini Maliobor yang disewa oleh

Hugo’s Café sejak di buka pertama kali, hingga akhirnya ditutup.

5.2.2. Surat Pernyataan Kepada Tamu Hotel

Hal ini dilakukan oleh PRC, karena terkait judul pemberitaan

dari Metro TV, selain itu adanya garis polisi di TKP membuat tamu

hotel bertanya tentang kejadian tersebut. Walaupun telah memberikan

konfirmasi secara tertulis, PRC menganggap perlu untuk lebih

Page 16: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

58

menyakinkan para tamu hotel dengan memberikan surat pernyataan ini,

hal ini dilakukan berdasarkan dari panduan yang dimiliki oleh seluruh

Hotel Sheraton yang ada diseluruh dunia dan kegiatan humas yang

sesungguhnya juga menuntut keterbukaan, sedangkan keterbukaan

membutuhkan komunikasi yang baik (Jefkins, 1992: 51). Maka surat

tersebut perlu diberikan kepada para tamu hotel dan ternyata surat

tersebut juga mampu membuat tamu hotel menjadi tenang.

Strategi Public Relations harus mempertimbangkan cara-cara

yang dapat mengintegrasikan semua aktivitasnya, dan cara paling praktis

dan definitif saat ini adalah mendasarkan program-program Public

Relations pada analisis audiens atau stakeholder (Oliver, 2007:6), untuk

itu penting bagi PRC Hotel Sheraton untuk memberikan surat

pernyataan tersebut kepada tamu hotel yang menginap saat itu, karena

Public Relations adalah manajemen reputasi organisasi (Oliver, 2007:

4), sehingga reputasi dari hotel pun akan bertumpuh pada Khairul

Anwar. Sebagai hotel yang ada berada dalam jaringan internasional,

tentunya memiliki keuntungan tersendiri, karena memiliki aturan dasar

yang pasti dalam menjalankan manajemen dari perusahaan tersebut dan

dalam menghindari serta menangani krisis, hal tersebut dilakukan untuk

menjaga citra setiap perusahaan yang saling terkait dan juga

menghindari resiko yang diakibatkan oleh informasi yang tidak kredibel

adalah banyaknya celah yang bisa dilihat oleh publik, termasuk pihak

Page 17: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

59

lain yang memiliki kepentingan berseberangan, untuk dengan mudah

mengubah citra menjadi negatif (Wasesa, 2005: 16). Maka dengan

diberikannya surat pernyataan bagi tamu tersebut, bisa memberikan

kenyamanan bagi tamu dan mencegah tersebarnya isu-isu negatif yang

bisa terjadi kapan saja yang dapat mempengaruhi tamu. Karena jika para

tamu terpengaruhi oleh isu-isu negatif, tentunya Hotel Sheraton akan

kehilangan konsumen dan beralih ke hotel-hotel lainnya yang berada di

Yogyakarta dan hal ini akan membuat penjualan produk dari Hotel

Sheraton menurun, yang berakibat pada kerugian. Dan hal tersebut yang

dihindari oleh Hotel Sheraton, sehingga sebelum hal tersebut terjadi

pihak hotel telah mengklarifikasi terlebih dahulu kepada tamu-tamu

hotel yang saat itu menginap.

5.2.3. Program Earth Hour 2013

Program ini merupakan program tahunan yang telah dilakukan

oleh Hotel Sheraton sejak dimulai tahun 2007 dan dilakukan bersama-

bersama dengan jejaringan Hotel Sheraton diseluruh dunia. Acara ini

telah direncanakan jauh sebelum adanya kejadian 19 Maret 2013, dan

tanpa diduga pada hari pelaksanaan acara “Earth Hour” ini siangnya

hotel mendapatkan adanya pemberitaan yang muncul dari Metro TV,

sehingga kelancaran acara ini merupakan bukti bahwa hotel dalam

keadaan stabil dan juga semakin meyakinkan kepada para tamu hotel

Page 18: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

60

akan keamanan dari Hotel Sheraton. Juga menunjukkan kepada

masyarakat sekitar dan dunia, bahwa Hotel Sheraton peduli akan

lingkungan mereka dengan melakukan pemadaman listrik selama satu

jam. Karena tanpa adanya suatu program yang terencana, praktisi humas

akan terpaksa beroperasi secara instinktif sehingga ia mudah kehilangan

arah (Jefkins, 1992: 50).

Mampu memanfaatkan keadaan dan sebuah acara, merupakan

suatu pembuktian bagi PRC Hotel Sheraton Khairul Anwar menjalankan

peranan sebagai PR dengan baik, karena Public Relations adalah fungsi

manajemen yang membantu tujuan organisasi, mendefinisikan filosofi,

dan memfasilitasi perubahan organisasional (Oliver, 2007: 11). Tujuan

dari Hotel Sheraton di seluruh dunia adalah sebagai bentuk bahwa Hotel

Sheraton juga peduli terhadap keadaan bumi saat ini dan tidak hanya

memberikan kerugian. Dan tindakan yang dilakukan oleh PRC Hotel

Sheraton adalah tetap berjalan pada rencana yang telah dilakukan dan

acara tetap berjalan sebagaimana mestinya, bahkan terlaksana dengan

sangat baik. Ikut melakukan “Earth Hour” merupakan salah satu bukti

bahwa Hotel Sheraton juga ikut peduli dengan perubahan cuaca akibat

pemanasan global dan dukungan perusahaan dilaksanakan dalam jangka

waktu yang relatif panjang untuk memberikan dampak yang nyata pada

isu yang dipilih (Primahendra, 2011: 87), karena kadang suatu kejadian

mampu membuat sebuah perusahaan goyang dan tidak dapat

Page 19: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

61

menyelesaikan krisis yang terjadi tepat pada waktunya. Untuk itulah,

antisipasi krisis harus benar-benar disiapkan secara matang. Persiapan

yang matang untuk menghadapi sebuah krisis akan mempercepat proses

pemulihan krisis yang terjadi (Wasesa, 2005: 20). Walaupun acara ini

terlihat berjalan dengan baik dan lancar, akan tetapi jika dilihat lebih

dalam lagi, terdapat tujuan lain yaitu pembuktian bahwa Hotel Sheraton

tidak terganggu dengan adanya kasus pembunuhan di Hugo’s café,

bahkan menunjukkan pemberitaan dari Metro TV tidak memberikan

dampak yang bisa merusak nama baik Hotel Sheraton. Juga

menunjukkan bahwa Hotel Sheraton tidak memiliki keterkaitan dalam

kasus pembunuhan yang terjadi di Hugo’s Café pada 19 Maret 2013,

selain kerjasama sebagai pemilik gedung Mini Malioboro yang di sewa

oleh Hugo’s Café. Sehingga Hotel Sheraton tetap melaksanakan acara

Earth Hour walaupun polisi masih tetap memasang garis polisi pada

seputaran lokasi gedung Mini Malioboro dan melakukan penyelidikan di

TKP.

5.2.4. Fashion Show – The Beauty of Javanese Woman

Acara ini dilakukan oleh PRC Hotel Sheraton sebagai bukti

apresiasi perusahaan terhadap Kartini masa kini, dan bekerjasama

dengan perancang-perancang batik yang ada di kota Yogyakarta, serta

Page 20: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

62

mengajak dua orang Polisi Wanita Militer untuk ikut berpartisipasi

dalam acara ini, dan ingin menunjukkan contoh sosok Kartini masa kini.

Sebagai hotel jejaring internasional, Hotel Sheraton Mustika

Yogyakarta Resort and Spa sangat apresiasi terhadap kebudayaan lokal

yang ada, karena tanggung jawab sosial perusahaan diperlukan untuk

menciptakan keseimbangan dan keberlanjutan hidup dan hubungan baik

kemitraan yang saling timbal-balik antara perusahaan dengan

stakeholder (Budimata, 2004: 80). Pelaksanaan acara ini dengan

mengajak perancang-perancang batik lokal yang ada di Yogyakarta dan

mengangkat budaya batik, serta mengajak dua orang Polisi Wanita

Militer untuk ikut bergabung dalam peragaan busana tersebut, menjadi

suatu pembuktian juga bagi media dan masyarakat bahwa Hotel

Sheraton mampu menjaga keamanan di hotel dan juga menyatakan

bahwa hotel memiliki hubungan yang baik dengan pihak keamanan.

Terlihat dari hasil akhir acara ini, dimana pada saat itu penulis ikut hadir

dalam acara tersebut dan melihat bahwa kursi-kursi para tamu yang

hampir sebagian besar penuh dan dihadiri oleh media dan beberapa

orang dari komunitas fotografer yang ada di Yogyakarta. Juga PRC

mendapat pujian dari salah satu media yang hadir dalam acara peragaan

busana ini, yang dapat dikatakan sebagai salah satu bukti keberhasilan

strategi yang digunakan oleh Khairul Anwar, jika bagian humas banyak

Page 21: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

63

menerima pujian atau penghargaan dari pihak eksternal, maka berarti

program yang telah dijalankan dinilai berhasil (Morissan, 2008: 225).

Dalam strategi ini, penulis melihat bahwa terdapat tujuan lain

dengan mengajak Polisi Wanita Militer, yaitu Hotel Sheraton ingin

menunjukkan bahwa pihak hotel memiliki hubungan baik dengan Polisi

Militer Yogyakarta, dan tentunya dengan pihak keamaan lainnya Hotel

Sheraton juga menjalin hubungan yang baik. Juga menunjukkan bahwa

Hotel Sheraton mampu menjaga keamaan hotel, terlihat dari kerjasama

yang dilakukan dengan pihak Polisi Militer Yogyakarta. Walaupun PRC

Hotel Sheraton tidak mengatakan demikian, akan tetapi adanya kejadian

pembunuhan pada 19 Maret 2013 menunjukkan bahwa pihak Hugo’s

Café tidak dapat menjamin keamanan konsumennya, maka sebagai

pihak yang memiliki gedung Mini Malioboro Hotel Sheraton tidak ingin

citra tersebut melekat pada mereka juga. Sehingga dengan adanya

kerjasama Hotel Sheraton dengan Polisi Wanita Militer tampak ingin

menunjukkan kepada masyarakat bahwa Hotel Sheraton menjamin

keamaan tamunya baik yang saat itu menginap maupun yang nantinya

akan menginap.

5.2.5. Soft Selling

Kerjasama ini lakukan oleh PRC untuk membangun hubungan

baik dengan komunitas Fotografer yang ada di Yogyakarta, sekalian

Page 22: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

64

untuk mempromosikan pemandangan yang ada di Hotel Sheraton

Mustika Yogyakarta Resort and Spa kepada masyarakat tanpa harus

melakukan agenda promosi langsung kepada masyarakat, dengan

harapan melalui gambar yang diambil oleh para fotografer mampu

mewakili itu semua. Juga memberikan pengalaman pribadi langsung

kepada para fotografer mengenai tingkat keamanan yang dimiliki oleh

hotel, tanpa harus mengumumkan secara perorangan akan tetapi dengan

sendirinya klien akan merasakan pengalaman tersebut.

Menurut Fraser P.Seitel dalam menjelaskan tugas dan tanggung

jawab praktisi PR, salah satunya adalah dengan melakukan interaksi

dengan komunitas (Orchestrating interaction with community)

(Danandjaja, 2011: 28), selain itu strategi yang dipilih oleh Khairul

Anwar, merupakan tugas salah satu tugas oleh seorang PR yaitu

mempromosikan produk dan layanan (Danandjaja, 2011: 65), dimana

salah satu produk dari Hotel Sheraton adalah produk pernikahan dan

juga bisa melakukan foto pernikahan. Sehingga bekerja sama dengan

komunitas fotografer, PRC tidak perlu memberitahukan kepada

masyarakat dan membiarkan gambar yang dihasilkan oleh para

fotografer yang berbicara, karena memang benar bila dikatakan bahwa

foto gambar seringkali menggungkapkan banyak hal daripada kata-kata

(Jefkins, 1992: 197). Selain itu, tujuan PRC memberikan pengalaman

pribadi terhadap para fotografer yang melakukan sesi foto di hotel,

Page 23: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

65

merupakan strategi yang sangat baik dan tidak terlihat memaksakan

orang percaya tapi dengan melakukan sendiri orang akan menjadi

percaya, dan hal tersebut berhasil dengan adanya pernyataan dari salah

satu fotografer yang menyatakan bahwa keamanan hotel sangat ketat.

Karena aktivitas seorang Public Relations adalah menyelenggarakan

komunikasi timbal-balik antara lembaga dengan publik yang bertujuan

untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya

suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, demi kemajuan

lembaga, atau citra positif lembaga bersangkutan (Nova, 2009:34).

5.3. Perbandingan Panduan Menghadapi Krisis Oleh Morissan dan Strategi

Public Relations Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa

5.3.1. Panduan Menghadapi Krisis Morissan

Keberhasilan dalam menangani krisis membutuhkan kemampuan

untuk melakukan antisipasi terhadap kondisi yang rentan serta

kemungkinan munculnya keadaan darurat (emergencies), keahlian

dalam meencanakan strategi yang dapat merespons segala kemungkinan

skenario darurat, pengenalan terhadap krisis pada tahap paling awal serta

kemampuan untuk merespons secepat mungkin sebagai bagian dari

proses perencanaan manajemen krisi secara sistematis (Cutlip, 2000:

391).

Page 24: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

66

Berikut untuk lebih jelasnya panduan menghadapi krisis:

Persiapkan rencana krisis (crisis plan). Hubungi orang-orang yang

ahli (expert) untuk memberikan analisis dan penjelasannya

mengenai krisis yang terjadi. Siapkan langkah-langkah atau

rencana kegiatan terkait pelaksanaan komunikasi dalam keadaan

krisis.

Laporan ke manajemen puncak. Beri tahu manajemen puncak

mengenai krisis yang terjadi serta rencana komunikasi yang telah

dipersiapkan. Minta manajemen untuk memperhitungkan dampak

yang ditimbulkan akibat adanya krisis guna mengantisipasi

pertanyaan dari karyawan, badan pemerintah dan media.

Menunjuk juru bicara. Salurkan seluruh pertanyaan kepada juru

bicara yang ditunjuk, yaitu orang-orang yang sudah dilatih terlebih

dahulu. Beri tahu resepsionis, operator telepon, sekretaris, dan

pihak lainnya untuk tidak memberikan komentar atau informasi

apa pun kepada pihak luar kecuali menyalurkan seluruh untuk

siaga selama 24 jam agar dapat melayani media setiap saat.

Mendirikan news center. Pusat pelayanan media atau news center

hendaknya berada di tempat yang berjauhan dari lokasi krisis. Jika

menungkinkan sediakan telepon, faks, komputer, printer, dan

tempat untuk melakukan wawancara televisi. Berikan keterangan

Page 25: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

67

kepada wartawan secepat mungkin begitu tersedia informasi

terbaru. Sediakan informasi tambahan yang dibutuhkan media

untuk menulis laporannya secara akurat seperti latar belakang

perusahaan (company profile) dan keterangan lainnya.

Bersikap terbuka dengan menceritakan apa adanya tanpa ada

bagian yang disembunyikan atau orang lain yang akan bercerita.

Wartawan akan mencari sumber lain, salah satunya kepada

pengamat, untuk mendapatkan jawaban yang tidak diperolehnya.

Jika hal ini terjadi, praktisi humas akan kehilangan kontrolnya

terhadap media. Jangan pula member keterangan secara mencicil.

Berikan informasi secara lengkap dan menyeluruh.

Jangan berspekulasi dan jangan terpancing dengan pertanyaan

wartawan yang menginginkan keterangan yang bersifat spekulasi.

Jangan mengecilkan masalah atau menganggap enteng masalah

yang sebenarnya serius. Media akan terus mencari tahu dan

kebenarannya akan segera terungkap.

Jangan mengatakan “no comment” atau membuat komentar,

namun tidak untuk diberitakan atau off-the-record. Jika tidak dapat

mengatakan sesuatu kepada wartawan untuk diberitakan, maka

jelaskan mengapa, dan katakana kapan keterangan atau informasi

akan diberikan. Jika informasi betul-betul tidak tersedia, aktakan

Page 26: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

68

demikian. Juru bicara harus meyakinkan wartawan untuk

menghubungi mereka secepat mungkin jika sudah tersedia

informasi yang mereka butuhkan.

Tunjukkan keprihatinan orgnasisasi atas krisi yang terjadi dan juga

kepada orang-orang yang terlibat atau terpengaruh oleh krisi yang

terjadi. Pada saat yang sama jelaskan apa yang tengah dilakukan

dan apa yang akan direncakan perusahaan atau organisasi untuk

mengatasi masalah yang terjadi.

Jangan memilih-milih media atau wartawan. Semua media harus

dianggap sama.

Jangan mencari keuntungan atas liputan media massa terhadap

perusahaan pada saat krisis dengan mempromosikan perusahaan,

produk dan jasa. Jangan melakukan hal-hal yang dapat dianggap

melakukan iklan gratis dengan memanfaatkan kehadiran media

pada saat perusahan tengah disorot terkait dengan krisis yang

terjadi (Morissan, 2008: 175).

Jangan mencari keuntungan atas liputan

media massa

Jangan memilih-

milih media atau

wartaawan

Tunjukkan keprihatinan

perusahaan atas krisis

Jangan mengataka

n “no comment”

Persiapkan rencana krisis

(crisis plan)

Jangan mengecil

kan masalah

Menunjuk juru

bicara

Laporan ke manajemen puncak

Bersikap terbuka

Mendirikan

news center

Jangan berspekulas

i dan terpancing

Page 27: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

69

Panduan menghadapi krisis oleh Morissan, oleh penulis

digambarkan seperti Piramida dengan penjelasan dari hal yang umum ke

khusus. Maka poin paling umum adalah persiapkan rencana krisis (crisis

plan), yaitu bagaimana PR menyelesaikan krisis tersebut dengan

strategi-strategi yang dipilih sesuai situasi yang dialami oleh perusahaan

tersebut. Karena isu, komplain ataupun masalah adalah hal yang tidak

bisa dianggap sepele oleh seorang Public Relations, bermula dari hal-hal

tersebut bisa menimbulkan suatu krisis bagi perusahaan.

Pada poin berikutnya menunjuk juru bicara, mendirikan news

center, laporan ke manajemen puncak, adalah tahapan yang lebih jelas

untuk dilakukan oleh seorang Public Relations dalam suatu perusahaan

ketika menghadapi krisis.

Kemudian pada poin selanjutnya, seperti jangan mencari

keuntungan atas liputan media massa terhadap perusahaan, jangan

memilih-milih media atau wartawan, tunjukkan keprihatian perusahaan

atas krisis, jangan mengatakan “no comment”, jangan mengecilkan

masalah, jangan berspekulasi dan terpancing, dan bersikap, merupakan

tindakan-tindakan yang sudah seharusnya dilakukan oleh seorang Public

Relations (Nurudin, Syaifulah, 2004: 94). Sehingga poin-poin tersebut

adalah tindakan khusus yang dilakukan seorang PR, dan tidak perlu lagi

Page 28: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

70

diperingatkan tidak dan melakukan hal tersebut, karena bagi seorang

Public Relations citra merupakan hal terpenting bagi suatu perusahaan.

5.3.2. Strategi PR Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa

Ketika terjadi krisis pada 19 Maret 2013, Public Relations Hotel

Sheraton yaitu Khairul Anwar dengan segera melakukan strategi PR

untuk menangani krisis tersebut agar tidak semakin parah dan

membahayakan citra hotel, berikut strategi Public Relations yang

dilakukan:

Mengeluarkan press release yang mengkonfirmasi mengenai status

dari Hugo’s and Embassy café di Hotel Sheraton.

Memberikan surat pernyataan kepada para tamu hotel yang saat itu

menginap, bahwa Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort &

Spa menjamin keamanan para tamu selama berada dalam hotel dan

siap memberikan inspeksi kepada para tamu jika meragukan

keamanan hotel.

Tetap menjalankan program-program kegiatan hotel yang telah

direncanakan dan memanfaatkan program kegiatan tersebut sebagai

pembuktian dan pernyataan bahwa keadaan hotel aman, juga

mampu melewati krisis yang sempat terjadi.

Page 29: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

71

Melakukan kerjasama dengan organisasi-organisasi yang ada

dimasyarakat, seperti bekerja sama dengan komunitas fotografer.

Dengan keunggulan taman yang dimiliki oleh Hotel Sheraton,

memberikan daya tarik bagi para komunitas fotografer untuk bisa

melakukan pengambilan foto di lokasi taman Hotel Sheraton. Hal

ini memberikan keuntungan bagi hotel, selain mendapatkan

promosi yang dilakukan secara tidak langsung melalui hasil-hasil

gambar yang didapat oleh para fotografer, pihak hotel juga bisa

membuktikan bahwa keamanan dari Hotel Sheraton cukup baik dan

ketat untuk menjaga keamanan dari para tamu mengunjugi hotel.

Pada strategi PR yang dilakukan oleh Khairul Anwar PRC Hotel

Sheraton, yaitu langsung kepada tindakan prakteknya. Dimana pada

kejadian pembunuhan di Hugo’s Café, Khairul Anwar telah

mempersiapkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi, sehingga

beliau telah mempersiapkan tahapan yang harus dilakukan pada awalnya.

Khairul Anwar mengeluarkan press release sebagai tahap awal yang

dilakukan, karena beliau telah memprediksikan bahwa media akan

Mengeluarkan press release

Memberikan surat

pernyataan

Melakukan kerjasama

Memanfaatkan program kegiatan

Page 30: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

72

mengaitkan antara manajemen Hugo’s Café dan Hotel Sheraton, maka

pada press release ini berisikan konfirmasi dan informasi mengenai

posisi dari Hugo’s Café dengan Hotel Sheraton. Dalam mempersiapkan

strategi ini, Khairul Anwar juga menerapkan tahapan yang diungkapkan

oleh Morissan ketika menghadapi krisis, yaitu dengan tidak mengatakan

no comment kepada awak media dan bersikap terbuka, dimana PRC tetap

melayani pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh media baik lewat

media sosial, telepon maupun pesan singkat. Selain itu Khairul Anwar

juga melakukan tahapan lainnya, dengan tidak mengecilkan masalah dan

tidak berspekulasi juga tidak terpancing dengan pemberitaan yang ada.

Dengan munculnya pemberitaan dari Metro TV lewat media sosial

twitter, selaku PRC Hotel Sheraton Khairul Anwar langsung melaporkan

kepada bapak Muhamad Munir selaku GM, dan langsung menghubungi

pihak Metro TV. Pada saat itu Khairul Anwar menghubungi dengan cara

yang baik, tanpa terpancing emosi dan tidak melontarkan kata-kata yang

sopan, juga PRC berperan sebagai juru bicara dari pihak Hotel Sheraton

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari awak media.

Tahap berikutnya yang dilakukan adalah memberikan surat

pernyataan kepada para tamu, untuk memberikan rasa aman terkait dari

pemberitaan yang ada di media televisi dan cetak. Selanjutnya adalah

memanfaatkan program kegiatan yang telah direncanakan, karena telah

mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi pada

Page 31: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

73

Hotel Sheraton, sehingga Khairul Anwar melakukan tindakan

memanfaatkan program-program kegiatan yang telah direncanakan

seperti kegiatan Earth Hour dan Fashion Show. Karena untuk

membatalkan acara-acara tersebut tidak mungkin terjadi, segala sesuatu

telah dipersiapkan dan tinggal melaksanakan kegiatan tersebut, maka

hasil dari kegiatan tersebut yang menjadi tolak ukur bagi Khairul Anwar

dalam menangani krisis yang dialami oleh Hotel Sheraton.

Melalui dua kegiatan yang dilakukan tersebut, yaitu Earth Hour

dan Fashion Show menunjukkan perhatian perusahaan terhadap

lingkungan sekitar, juga isu yang berkembang. Namun kegiatan ini

sekaligus menunjukkan bahwa pihak Hotel Sheraton mengambil

keuntungan dari hal tersebut, dimana pada saat itu perusahaan sedang

disorot terkait kasus pembunuhan di Hugo’s Café. Karena dalam waktu

diadakannya kegiatan-kegiatan tersebut, media saat itu sedang ramai

memberitakan kasus pembunuhan yang terjadi di Hugo’s Café pada 19

Maret 2013. Dan pihak hotel tetap menjalankan program kegiatan

mereka dan menjadikan kesuksesan dari kegiatan tersebut sebagai

evaluasi dari krisis yang dialami. Juga dalam menilai evaluasi dari krisis

ini, PRC tidak menilainya dari pihak media secara menyeluruh,

melainkan hanya melalui media-media tertentu yang pada saat itu

diundang dalam acara tersebut dan yang melakukan kerja sama dengan

pihak Hotel Sheraton.

Page 32: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

74

Begitu juga pada tahap terakhir, yaitu melakukan kerjasama,

perjanjian ini tidak mungkin dibatalkan tanpa ada alasan yang mendesak,

sehingga dengan tetap menjalankan kerjasama dengan komunitas-

komunitas fotografer Khairul Anwar bisa membuktikan secara individual

mengenai tingkat keamanan yang dimiliki oleh Hotel Sheraton. Selain itu

melalui kerjasama ini, Hotel Sheraton bisa melakukan penjualan dan

promosi tanpa harus mengeluarkan dana yang besar, dengan adanya

Photo Hunting yang dilakukan oleh para fotografer, secara tidak

langsung Hotel Sheraton telah melakukan penjualan dan promosi.

5.3.3. Strategi Public Relations

Dari hasil penelitian ini, strategi Public Relations yang dapat

disarankan oleh penulis bagi para PRO yang ada di Indonesia, yaitu

tahapan menghadapi krisis oleh Rosady Ruslan dalam buku Praktik dan

Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, berikut

matriks gambaran sederhana ilustrasi program pengendalian krisis

Public Relations:

Pada tahap yang pertama, masalah krisis yaitu

mengidentifikasinya. Hal ini untuk melihat penyebab dari masalah

Masalah Krisis

Program Manajemen

Krisis

Pendekatan (Approach)

Evaluasi Akhir

Hasil (Target)

Page 33: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

75

tersebut yang kemudian menyebabkan krisis. Yang kemudian akan

berdampak pada strategi yang akan terapkan, agar tidak tidak membuang

waktu, tenaga dan biaya. Oleh karena itu, faktor utama penyebab krisis

yang significant tersebut harus terlebih dahulu diidentifikasi, untuk

diambil tindakan (action plan) atau langkah-langkah penanggulangan

atau jalan keluarnya secara tepat, cepat, dan benar (Ruslan, 1999: 76).

Tahap kedua, setelah mengetahui faktor penyebab masalah krisis

dan juga mengidentifakasi seberapa berbahaya krisis yang dialami, maka

selanjutanya adalah membuat program manajemen krisis, program-

program apa yang akan dilakukan dalam menangani krisis tersebut.

Tahap yang ketiga adalah pendekatan, dalam menangani krisis yang

terjadi seorang PRO akan memilih menggunakan pendekatan media yang

akan digunakan. Seperti yang dilakukan oleh PRC Hotel Sheraton,

Khairul Anwar, pendeketan yang digunakan adalah media press release,

karena yang terjadi salah judul pemberitaan, sehingga dalam release

tersebut berisi konfirmasi dan informasi. Pada tahap ke empat evaluasi

akhir, hal ini untuk melihat perkembangan dari strategi yang dilakukan

dalam menangani krisis tersebut dan sejauh mana efisiensi dari strategi

yang telah dipilih. Maka pada tahap yang terakhir, yaitu hasil (target),

akan dilihat dari evaluasi akhir strategi-strategi yang digunakan, sudah

mencapai hasil atau target yang diinginkan, dan dari situ bisa dilihat

perlu melakukan strategi baru atau tidak. Kegiatan Public Relations

Page 34: BAB V STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL SHERATON …

76

dalam manajemen krisis tersebut tergantung dari sifat dan jenis atau

kualitas maupun kuantitas dari krisis itu ( Ruslan, 1999: 83).

Tahapan ini diharapkan bisa bermanfaat bagi para public relations

officer dalam menghadapi krisis atau mengalami kasus yang sama

dengan Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa, sehingga bisa

segera menangani dan menyelesaikan krisis yang terjadi. Mampu cepat

mengetahui dan mengenali keadaan krisis akan lebih mempermudah bagi

para praktisi humas dalam memilih strategi yang tepat, karena dengan

persiapan yang matang untuk menghadapi sebuah krisis akan

mempercepat proses pemulihan krisi yang terjadi hingga tidak perlu

sampai pada tahap yang paling parah (Wasesa, 2006: 20).